PERCOBAAN 5
I. TUJUAN
1.1 Mampu membandingkan konsentrasi larutan berdasarkan kepekatan
warnanya.
1.2 Mampu menentukan konsentrasi larutan FeSCN2+.
1.3 Mampu menentukan tetapan kesetimbangan reaksi pembentukan FeSCN2+.
Cara lain untuk menentukan jumlah zat adalah dengan metode kolorimetri.
Kolorimetri atau pengukuran jumlah zat dari warnanya adalah salah satu
metode analisa kimia yang didapatkan pada perbandingan intensitas warna
suatu larutan dengan warna larutan standar. Metode analisa ini merupakan
bagian dari analisa kimia fotometri.
(Soemardjo, 1997)
2.2 Kolorimetri
Kolorimetri adalah suatu metode analisa kimia yang didasarkan pada
perbandingan intensitas warna suatu larutan dengan warna larutan standar.
Metode analisa ini adalah bagian dari analisa fotometri. Pengukuran zat
dan warnanya yaitu dengan melewatkan sinar melalui pelarutnya.
Pengamatan dilakukan dengan memakai mata kita yang disebut fotosel.
Cahaya masuk dari sebelah kiri.
Larutan C
Cahaya masuk
I0 = Ia + If + Ir
Keterangan :
I0 = intensitas mula-mula If = sinar yang diteruskan
Ia = sinar yang diserap Ir = sinar yang dipantulkan
(Underwood, 1986)
Analisis fotometrik dibagi menjadi empat metode :
a. Analisa kolorimetri, apabila intensitas sinar yang diukur adalah sinar
tampak.
b. Analisa turbudimetri, apabila intensitas sinar yang diukur adalah sinar
terusan.
c. Analisa nefelometri, apabila intensitas sinar yang diukur adalah sinar
hambur koloid.
d. Analisa fluometri, apabila intensitas sinar yang digunakan adalah sinar
UV, maka mengalami fluorensi.
(Soemardjo, 1997)
Dua jenis larutan dari zat yang sama dengan absorbannya akan tampak
secara visual dengan kepekatan warna yang sama, dirumuskan :
A1 = a1b1c1 A2 = a2b2c2
Bila kepekatan sama, A1 = A2 maka :
C2 =
(Brady, 1994)
2.6 Senyawa Kompleks
Keistimewaan yang khas dari atom-atom logam transisi grup d adalah
kemampuannya untuk membentuk senyawa kompleks. Pembentukan ini
dengan berbagai molekul netral, fosfin tersubtitusi, aisin dan stibin, karbon
monoksida, isosianida, nitrat oksida dan berbagai jenis molekul dengan
orbital π yang terdelokalisasi, seperti piridin, 2.2 hipiridin dan 1,10
fenantrolin. Dalam banyak kompleks ini, atom logam berada dalam
oksidasi formal yang positif rendah, nol atau bahkan negatif. Ini adalah
kekhasan ligan-ligan yang dapat menstabilkan keadaan oksidasi yang
rendah.
(Cotton, 1989)
2.7 Metode Kolorimetri
Metode kolorimetri merupakan metode spektroskopi sinar tampak,
berdasarkan panjang sinar tampak oleh suatu larutan berwarna, hanya
senyawa berwarna yang dapat ditentukan dengan metode ini. Senyawa tak
berwarna dapat dibuat berwarna dengan pereaksi yang menghasilkan
senyawa berwarnya, misalnya ion Fe3+ dan SCN- menghasilkan larutan
berwarna merah. Lazimnya, kolorimetri dilakukan dengan membandingkan
larutan standar dengan cuplikan yang dibuat pada keadaan yang sama
dengan menggunakan tabung Messler atau kolorimetri Dubuscog. Dengan
kolorimetri elektronik, jumlah cahaya yang diserap berbanding lurus
6
Pada metode ini, Cxby dijaga agar tetap dan konsentrasi larutan yang
diukur adalah Cy, panjang jalan yang ditempuh sinar divariasikan hingga
intensitas warna pada kedua tabung sama.
(Soemardjo, 1997)
7
(Khopkar, 1990)
2.10 Spektrofometri
Spektrofometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dari
visual suatu studi lebih mngenai penyerapan energy cahaya oleh spesies
kimia yang memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian
dan pengukuran kuantitatif.Dengan menggunakan mata manusia dan
dengan depektor. Depektor lain dimungkinkan study adsorbs (serapan) di
luar daerah spektrum tampak dan sering kali eksperimen spektrometri
dilakukan secara autometik.
(Underwood, 1996)
2.11 Faktor yang Mempengaruhi Kolorimetri
Pemakaian indikator tidak mempengaruhi pH kolorimetri, karena
umumnya indikator adalah asam atau basa yang sangat lemah. Faktor lain
yang mempengaruhi adalah pemakaian indikator yang tidak cocok dengan pH
larutan. Dengan adanya protein dan asam amino, karena bersifat amfoter
sehingga dapat bereaksi dengan indikator asam maupun basa.
(Sukardjo, 1985)
2.12 Komposisi dan Kompleks Berwarna
Komposisi dan kompleks berwarna dapat ditentukan dengan
spektrofometri. Metode yang biasa digunakan adalah metode perbandingan
Molle Job. Pada perbandingan mol adsorbansinya diukur pada deret larutan
yang bervariasi konsentrasi salah satu konstituen baik logamnya maupun
reagennya, sedangkan jumlah zat lain tetap. Pada metode job variasi
9
pH = pKa + log
(Khopkar, 1990)
2.13 Tetapan Kesetimbangan
Tetapan kesetimbangan adalah suatu reaksi untuk mendapatkan
tetapan derajat lengkap.Reaksi itu berjalan pada seperangkat kondisi-
kondisi yang diberikan konsentrasi keseimbangan menunjukkan
kecenderungan intrinsik atom-atom berada pada molekul pereaksi atau
hasil reaksi.
Untuk mendapat reaksi umum dalam air :
K= ; K = tetapan kesetimbangan
(Underwood,1996)
2.14 Faktor – faktor Kesetimbangan
2.14.1 Konsentrasi Pereaksi
Konsentrasi yang besar akan meningkatkan frekuensi tumbukan antar
molekul karena molaritas semakin pekat. Semakin besar konsentrasi,
kesetimbangan makin kecil.
(Keenan,1990)
10
2.14.2 Tekanan
Secara kualitatif dapat dikatakan, bila tekanan diperbesar maka
Kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah molekulnya
sedikit.
(Sukardjo,1984)
2.14.3 Suhu
Kesetimbangan dapat juga dipercepat dengan mengubah suhunya.
Reaksi akan berlangsung cepat jika suhunya lebih tinggi dan oleh
sebab itu tumbukan yang terjadi akan lebih sering.
(Petrucci, 1985)
2.15 Azas Le Chatellier
Bila suatu sistem ada dalam keadan setimbang diberi faktor yang dapat
mengubah keadaan kesetimbngan makan kesetimbangan akan bergeser
sedemikian, sehingga berpengaruh dari faktor tadi sekecil-kecilnya
(Sukardjo,1984)
2.16 Analisa Bahan
2.16.1 Fe(NO3)3
Berbentuk kristal, berwarna ungu tua sampai putih keabu-abuan, titik
didih 47OC, dipakai untuk reagen dalam kimia analisa.
(Budaveri, 1959)
2.16.2 KSCN
Berupa kristal berwarna, titik lebur 172OC, lembaran garamnya secara
bergilir dari coklat, hijau, biru lalu kembali putih dalam keadaan
pendinginan. Digunakan dalam percetakan dan pencucian tekstil,
menyebabkan iritasi bagi kulit.
(Budaveri,1959)
2.16.3 Na2HPO4
11
3.2 Bahan
1. Fe(NO3)3
2. KSCN
3. Aquades (H2O)
4. Na2HP04
10 mL KSCN 0,002 M
Gelas kimia
5 mL Fe(NO3)3 0,2 M
Labu ukur
Penambahan 0 mL KSCN 0,002 M
Penggojogan campuran
Penambahan aquades
5 mL Fe(NO3)3 0,2 M
Labu ukur
Penambahan 1 mL KSCN 0,002 M
Penggojogan campuran
Penambahan aquades
Hasil
14
5 mL Fe(NO3)3 0,2 M
Labu ukur
Penambahan 2 mL KSCN 0,002 M
Penggojogan campuran
Penambahan aquades
Hasil
5 mL Fe(NO3)3 0,2 M
Labu ukur
Penambahan 3 mL KSCN 0,002 M
Penggojog ancampuran
Penambahan aquades
Hasil
15
5 mL Fe(NO3)3 0,2 M
Labu ukur
Penambahan 4 mL KSCN 0,002 M
Penggojogan campuran
Penambahan aquades
Hasil
5 mL Fe(NO3)3 0,2 M
Labu ukur
Penambahan 5 mL KSCN 0,002 M
Penggojogan campuran
Penambahan aquades
Hasil
16
5 mL Fe(NO3)3 0,2 M
Labu ukur
Penambahan larutan x
Penggojogan campuran
Penambahan aquades
Hasil
17
merah darah.
Setelah penambahan 3
tetes Fe(NO3)30,2 M,
warna tetap merah
darah
10 mL KSCN 0,002 M + 3mL lar Sebelum penambahan
Fe(NO3)30,2 M + 1 butir Na2HPO4 Fe(NO3)30,2 M, larutan
berwarna bening,
Sesudah penambahan
Fe(NO3)3 0,2 M, larutan
berubah warna menjadi
4
merah darah,
Setelah penambahan
sebutir Na2HPO4,
larutan berwarna
orange, terdapat
endapan putih.
V PEMBAHASAN
5.1 Reaksi – reaksi Pendahuluan
Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan konsentrasi larutan
berdasarkan kepekatan warna..Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan
campuran bahan uji 10 mL KSCN 0.002 M dan 3 mL Fe(NO3)30,2 M.. Warna
KSCN mula-mula adalah bening, sedangkan warna Fe(NO3)3 Kuning. Setelah
KSCN dan Fe(NO3)3dicampurkan larutan berubah warna menjadi merah
darah. Perubahan warna tersebut terjadi karena adanya pembentukan senyawa
kompleks.Dengan persamaan reaksi
3KSCN + Fe(NO3)3 3KNO3+Fe(SCN)2++2SCN-
(Fatih,2008)
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terdiri dari ion pusat dan ligan. Ion
pusat ion-ion dari unsure transisi dan bermuatan positif’ sedangkan ligan
adalah molekul- molekul atau ion yang mengelilinngi pusat. Pada senyawa
kompleks terjadi perubahan warna, hal ini disebabkan karena:
Reaksi pembenntukan senyawa kompleks memiliki warna yang khas.
Memiliki orbital d yang kosong.
Terbukti dengan konfigurasi 26Fe dan 26Fe3+
Konfigurasi elektron 26Fe: [Ar] 4s2 3d6
Persamaan reaksi:
Fe3+ +SCN- FeSCN2+
(Chang,2005)
Tabung III
Dalam tabunng III dilakukan penambahan 3 tetes (FeNO3)3,
penambahan (FeNO3)3 ini berfungsi untuk melihat pengaruh volume
terhadap kesetimbangan.Dalam reaksi ini dihasilkan warna tetap
berupa merah darah.Menurut Lee Catelier : “ Volume di perbesar,
kesetimbangan bergeser ke jumlah koefisien yang besar” . Terbukti
dengan volume reaktan warnanya tetap, arah kesetimbangan tetap atau
tidak bergeser, karena jumlah koefisien reaktan dan produk sama.
Persamaan reaksi:
3KSCN + Fe(NO3)3 3KNO3 + Fe(SCN)2++ 2SCN-
(Fatih,2008)
Tabung IV
Dalam tabung IV ditambahkan sebutir Na2HPO4.Penambahan
Na2HPO4 berfungsi untuk meminimalkan reaksi pengompleksan.
Dalam uji ini menghasilkan larutan berwarna orange terdapat endapan
putih.Endapan berwarna putih merupakan Na.
Persamaan reaksi:
Fe(NO3)3 + 3KSCN + Na2HPO4 3KNO3 + Fe(SCN)2+ + 2SCN- + HPO42+ + 2Na
(Fatih,2008)
24
Reaksi umum :
A(aq)+B(aq) C(aq)+D(aq)
[ ][ ]
K=
[ ][ ]
K= Tetapan kesetimbangan
III. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
3.1 .1Pembandingan konsentrasi larutan dilakukan dengan pengamatan sesuai
dengan kepekatan warnanya.
6.1 .2 Konsentrasi larutan FeSCN2+ dapat ditentukan dengan metode kolorimetri.
Tabung 1:
[Fe3+] = 0,1 M
Tabung 2:
[FeSCN2+] 0,000067 mmol
Tabung 3:
[FeSCN2+] = 0,00013 mmol
Tabung 4:
[FeSCN2+] =0,00033 mmol
Tabung 5:
[FeSCN2+] =0,00026 mmol
Tabung 6:
[FeSCN2+] = 0,00033 mmol
Tabung 7:
[FeSCN2+] = 0,00026 mmol
26
6.2 Saran
6.2.1 Pada saat pengenceran harus dilihat batas garis minikusnya pada labu ukur
Agar tidak terjadi kesalahan dalam kerja.
6.2.2 Untuk membandingkan warna larutan dapat dilakukan dengan menggunakan
kertas putih yang diletakkan di belakang tabung reaksi agar warna terlihat
jelas
6.2.3 Pada tabung reaksi dilakukan pemberian tabel agar tidak tetukar antara
sampel satu dengan yang lain
27
DAFTAR PUSTAKA
7. LAMPIRAN
8.1. Tugas
1. Diketahui:
M Fe(NO3)3= 0.2 M
V Fe(NO3)3= 5 mL
Ditanya: [Fe(NO3)3]
Jawaban:
Rumus Pengenceran: M1.V1=M2.V2
0.2 M. 5 mL= M2. 10 mL
M2 =
= 0.1 M
nFe(NO3)3 = M.V
= 0,2 M. 5 mL
= 1 mmol
[Fe3+] =
= 0,1 M
29
[FeSCN2+] =
= 0,000067 M
Reaksi pembentukan FeSCN2+
Fe3+ + SCN- FeSCN2+
Mula 0.00067 mmol 0.00067 mmol -
Bereaksi 0.00067 mmol 0.00067 mmol 0.00067 mmol
Setimbang - - 0.00067 mmol
[Fe3+] =
30
= 0,000067 M
[FeSCN2+] =
= 0,00013 M
Reaksi pembentukan FeSCN2+
Fe3+ + SCN- FeSCN2+
Mula 0.0013 mmol 0.0013 mmol -
31
[Fe3+] =
= 0,00013 M
4. Tabung 2:
Fe(NO3)3 + 3KSCN (FeSCN)2+ + 3KNO3 + 2SCN-
Mula 1 mmol 0,002 mmol - - -
Bereaksi 0.00067 mmol 0,002 mmol 0.00067 mmol 0,002 mmol 0.0013 mmol
Setimbang 0,99933 mmol - 0.00067 mmol 0,002 mmol 0.0013 mmol
[ ][ ][ ]
k=
[ ][ ]
[ ][ ][ ]
=
[ ]
= 8,92 x 10-18
Reaksi pembentukan FeSCN2+
Fe3+ + SCN- FeSCN2+
Mula 0.00067 mmol 0.00067 mmol -
Bereaksi 0.00067 mmol 0.00067 mmol 0.00067 mmol
Setimbang - - 0.00067 mmol
[ ]
k =
32
= 0,000067 M
Tabung 3
Fe(NO3)3 + 3KSCN (FeSCN)2+ + 3KNO3 + 2SCN-
Mula 1 mmol 0,004 mmol - - -
Bereaksi 0.0013 mmol 0,004 mmol 0.0013 mmol 0,004 mmol 0.0026 mmol
Setimbang 0,9987 mmol - 0.0013 mmol 0.0013 mmol 0.0026 mmol
[ ][ ][ ]
k=
[ ][ ]
[ ][ ][ ]
=
[ ]
= 5,69 x 10-16
Reaksi pembentukan FeSCN2+
Fe3+ + SCN- FeSCN2+
Mula 0.0013 mmol 0.0013 mmol -
Bereaksi 0.0013 mmol 0.0013 mmol 0.0013 mmol
Setimbang - - 0.0013 mmol
[ ]
k=
= 0,00013
33
Tabung 4:
Fe(NO3)3 + 3KSCN (FeSCN)2+ + 3KNO3 + 2SCN-
Mula 1 mmol 0,006 mmol - - -
Bereaksi 0.002 mmol 0,006 mmol 0.002 mmol 0,006 mmol 0.004 mmol
Setimbang 0,998 mmol - 0.002 mmol 0.006 mmol 0.004 mmol
[ ][ ][ ]
k=
[ ][ ]
[ ][ ][ ]
=
[ ]
= 1,73 x 10-12
[ ]
k=
= 0,00013 M
Tabung 5:
Fe(NO3)3 + 3KSCN (FeSCN)2+ + 3KNO3 + 2SCN-
Mula 1 mmol 0,008 mmol - - -
Bereaksi 0.0026 mmol 0,008 mmol 0.0026 mmol 0,008 mmol 0.0053 mmol
Setimbang 0,9974 mmol - 0.0026 mmol 0.008 mmol 0.0053 mmol
34
[ ][ ][ ]
k=
[ ][ ]
[ ][ ][ ]
=
[ ]
= 3,74 x 10-14
[ ]
k=
= 0,00026 M
Tabung 6:
Fe(NO3)3 + 3KSCN (FeSCN)2+ + 3KNO3 + 2SCN-
Mula 1 mmol 0,01 mmol - - -
Bereaksi 0.0033 mmol 0,01 mmol 0.0033 mmol 0,01 mmol 0.0066 mmol
Setimbang 0,9967 mmol - 0.0033 mmol 0.01 mmol 0.0066 mmol
[ ][ ][ ]
k=
[ ][ ]
[ ][ ][ ]
=
[ ]
= 1,47 x 10-13
35
[ ]
k=
= 0,00033 M
Tabung 7:
Fe(NO3)3 + 3KSCN (FeSCN)2+ + 3KNO3 + 2SCN-
Mula 1 mmol 0,008 mmol - - -
Bereaksi 0.0026 mmol 0,008 mmol 0.0026 mmol 0,008 mmol 0.0053 mmol
Setimbang 0,9974 mmol - 0.0026 mmol 0.008 mmol 0.0053 mmol
[ ][ ][ ]
k=
[ ][ ]
[ ][ ][ ]
=
[ ]
= 3,74 x 10-14
[ ]
k=
= 0,00026 M
37
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikan 1, Praktikan 2,
Rohayati Juita
Galih Purbo Utomo
24030110141027
24030110141026
Praktikan 3, Praktikan 4,
Asisten,
Relita Florentika
J2C007034
38
PERCOBAAN 5
ANALISIS KUANTITATIF BERDASARKAN
WARNA LARUTAN :
KOLORIMETRI
PERCOBAAN V
Disusun oleh :
JURUSAN KIMIA