Kelompok 4C Kompleksometri
Kelompok 4C Kompleksometri
Tujuan Percobaan
• Kekurangan :
D. EDTA
EDTA(ethylene diamine tetra acetic) adalah padatan kristal putih, sedikit
larut dalam organic. Ditemukan di Jerman Barat pada tahun 1935 dan
pelarutnya (Rudolf Pribil dan Robert A. Chalmers,1982).
EDTA dapat digunakan untuk titrasi Ca dihadapan Mg dengan seng atau
murexide sebagai indikator (Khopkar, 1998).
Menurut Khopkar (1998), titrasi EDTA mempunyai tipikal khusus yaitu
penentuan kalsium dan magnesium dalam air keras (yang umum digunakan).
Di sini total (Ca + Mg) dititrasi pada pH 10 dengan indikator EBT.
EDTA akan membentuk kompleks 1:1 yang stabil dengan semua logam
kecuali logam alkali seperti kalsium dan magnesium membentuk kompleks
yang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah, karenanya titrasi logam-
logam ini dengan EDTA dilakukan pada pH buffer ammonia pH 10.
Persamaan reaksi umum pada titrasi kompleksometri adalah:
Mn+ + Na2EDTA ↔ (MEDTA)n-4 + 2H+
Pada standarisasi Na2EDTA, digunakan indikator biru hidroksi naftol.
Menurut Anonim (1997), indikator ini bekerja pada pH 12-13 dengan
perubahan warna dari merah ke biru. Bila tidak pada pH tersebut makan titik
akhir titrasi tidak akan stabil. Sehingga, untuk menjaga kestabilan pH
digunakan NaOH encer.
EDTA berpotensi sebagai ligan seksidentat yang dapat berkontribusi
dengan sebuah ion logam melalui gugus dua nitrogen dan empat karboksilnya.
Diketahui dari spektrum inframerah dan pengukuran lainnya bahwa ion
kobalt(III) yang membentuk sebuah kompleks EDTA oktrahedral. Dalam
kasus ini, EDTA atau kuadridentat dengan satu atau gugus karboksilnya bebas
dari interasksi kuat dengan logam (Underwood, 2002)
Selektiviitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, missal mg, ca,
Cr, dan Ba dapat di titrasi pada pH 11 EDTA. Sebagian besar titrasi
kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai
pengompleks dan kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda
dengan pengompleksannya sendiri. Indikator demikian disebut indikator
metalokromat. Indikator jenis ini contohnya EBT; phyrocatechholviolet;
xylenol orange; calmagit; 1-(-2- piridil-azonaftol). PAN, zincon, asam
salsiliat, metafalein dan calcein blue (Khopkar, 1998).
Banyak nya logam yang dapat dititrasi dengan EDTA, maka masalah
selektivitas menjadi masalah penting. Selektivitas dapat diperbaiki dengan
mengendalikan pH pemakaian pengompleks sekunder, pemilihan penitratnya
dan pengendalian laju reaksi. Misalnya Ca dan Mg dapat dititrasi pada pH 10
dengan penambahan nitrit glikolat yang menggunakan EDTA dan inikator
EBT ( Basset, 1994).
Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada
pendeteksian visual dari titik-titik akhir (Basset, 1994) :
1. Reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir
semua non logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan
berwarna kuat.
2. Reaksi warna harus spesifik.
3. Kompleks indikator logam harus memiliki kestabilan yang cukup.
4. Kompleks indikator harus kurang stabil dibandinng kompleks EDTA.
5. Kontras warna antara indikator bebas dan kompleks indikator logam harus
sedemikian sehingga mudah diamati.
E. Kesedahan Air
Kesedahan merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion logam
valensi dua kation seperti Ca2+ dan Mg2+. Pada umumnya air sudah berasal
dari daerah dimana lapis tanah atas tebal dan ada pembentukan batu kapur
(Sutrisno,2002).
Kesedahan air dipahami menjadi kuran kapasitas air untuk mengendapkan
sabun, yang dalam praktiknya jumlah konsentrasi semua kation polivalen
hadir dalam air (Ca, Mg, Sr, Ba, Fe, Al, Mn, dll). Kemudian kekerasan
didefinisikan sebagai jumlah ca dan mg konsentrasinya, ditentukan denga
metode EDTA trimetri dan dinyatakan dalam mmol/l (ISO, 1984) atau
sebagai caco3 setara dalam mg/l. jenis anion ditemukan diagram ini yang
memmbedakan antara dua jenis kekerasan karbonat. Jumlah kekerasan
meliputi kekerasan sementara dan kekerasan permanen (Ramya,dkk,2015).
Menurut Park, et al. (2007) dan Sutrisno (2002), air dengan tingkat
kesedahan tinggi dapat menimbulkan beberapa masalah seperti menyebabkan
kerak pada katel.
Menurut Gabriel (2001), berdasarkan Jenis anion yang diikat oleh kation
(Ca2+ dan Mg2+) kesedahan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kesedahan sementara
Kesedahan yang disebabkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+ yang berkaitan
dengan ion karbonat dan dan bikarbonat.
2. Kesedahan tetap
Kesedahan yang disebabkan oleh ion Ca2+ dan Mg2+ yang berkaitan
dengan ion Cl-, SO42-, dan NO3-. Misalnya CaCl3 dan MgSO4.
Titrasi EDTA untuk penentuan kesedahan air merupakan contoh yang baik
sekali. Kesedahan ialah besar kadar mg dan ca. Bila ditentukan jumlah kedua
kation, maka ditentukan kesedahan total dan sebaliknya dapat dicari
kesedahan parsial, yaitu kesedahan magnesium atau kesedahan kalsium saja
(Harjadi, 1993).
A. Alat
Berikut ini adalah beberapa alat yang digunakan dalam analisis
kompleksometri dapat dilihat pada tabel.
No. Nama alat Ukuran (mL) Jumlah
1. Labu ukur
2. Neraca
3. Buret
4. Pipet ukur
5. Gelas beker
6. Erlenmeyer
7. Pipet volum
8. Pipet tetes
9. Pengaduk kaca
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam analisis kompleksomteri.
B. Bahan
Berikut ini adalah beberapa bahan yang digunakan dalam analisis
kompleksometri dapat dilihat pada tabel.
Volume Kadar Densitas
No. Nama bahan Massa (g)
(mL) (%) (g/mol)
1. EDTA
2. MgSO4.7H2O
3. NH4Cl A.R
4. NH4OH pekat
5. Indikator EBT
6. Tri ethanol amine
7. Etanol absolut
8. Aquades
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam analisis kompleksometri.
D. Indikator EBT dibuat dengan melarutkan 0,2 gram zat warna ini ke dalam
15 ml tri ethanol amine dan 5 ml etanol absolut.
V. Diagram Alir
A. Pembuatan Larutan Standar EDTA
9,365 g larutan
EDTA
Aquades
Neraca secukupnya
Ditambah
Dipindahkan
Gelas Labu ukur
100 mL Aquades
beker 250 mL
Kocok sampai
homogen
Dilarutkan
142 mL Na4OH Gelas beker 17,5 g NH4Cl
pekat
Kocok sampai
homogen
Gambar 2. Diagram alir pembuatan lauran buffer pH 10
Dititrasi
Perubahan warna
merah ke biru
Gambar 3. Diagram alir penentuan magnesium dalam larutan sampel.
D. Indikator EBT
15 mL Trietanol
amine + 5 mL etanol
absolute