Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

ANALISIS KOLORIMETRI

Nama : Anida Salsyabila ; Danita Firsty Nur Khasanah ; Yusri Khoirun Nisa

NIM : D500190096 ; D500190097 ; D500190098

Kelompok / Kelas : 7D / D

Hari , Tgl Percobaan : Sabtu , 9 Mei 2020

Asisten : Adela Dianingrum Hanafi

Dosen : Dr. Akida Mulyaningtyas, S.T.,M.Sc

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
DAFTAR ISI

I. TUJUAN PERCOBAAN ........................................................................................ 1


II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 1
A. Pengertian ........................................................................................................... 1
B. Macam macam hukum yang mendasari pada analisis kolometri ....................... 2
C. Macam macam metode kolorimetri .................................................................... 4
D. Keunggulan-keunggulan analisis dengan menggunakan metode kolorimetri ... 6
E. Kriteria-kriteria untuk analisis kolorimetri berdasarkan syarat pewarnaan ....... 6
III. ALAT DAN BAHAN ............................................................................................. 8
A. Alat ..................................................................................................................... 8
B. Bahan .................................................................................................................. 8
C. Gambar Alat ....................................................................................................... 9
IV. CARA KERJA ...................................................................................................... 10
V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN.................................................... 16
VI. KESIMPULAN ..................................................................................................... 20
VII. LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kadar Fe dengan metode kolorimetri.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian
Kolorimetri adalah suatu metode yang digunakan dalam analisa
kimia dengan menggunakan perbandingan intensitas warna suatu
larutan dengan warna larutan standarnya dengan cara mengukur
intensitas warna dari larutan tersebut. Metode ini bisa digunakan untuk
menentukan konsentrasi dengan cara menganalisis intensitas cahaya
yang diteruskan oleh larutan dan biasanya sumber cahaya yang
digunakan yaitu cahaya putih. Kolorimeter itu sendiri adalah detektor
yang digunakan untuk menentukan konsentrasi dengan analisis
intensitas cahaya yang diteruskan oleh larutan. Pendeteksi memiliki
kemampuan untuk mengukur absoransi sampel dengan range 0,05
sampai dengan 1,0. Pendeteksi juga dilengkapi sumber cahaya dengan
empat panjang gelombang. Panjang gelombang cahaya yang
digunakan adalah 430 nm, 470 nm, 565 nm, dan 635 nm (Yulkifli dan
Delvi A.W.,2018).
Kolorimetri yang digunakan untuk menentukan konten komponen
tertentu dengan membandingkan kedalaman warna larutan ini
termasuk kolorimetri visual dan kolorimetri fotolistrik ( Xiangdao, H
dkk.,2018 ). Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun
buatan umumnya digunakan sebagai sumber cahaya dan penetapan
biasanya dilakukan dengan suatu instrument sederhana yang disebt
kolorimeter atau pembanding warna (Basset dkk.,1994) Contohnya
pada saat menganalisis timbal dengan menggunakan metode
kolorimetri visual dan dengan teknik spektrofotometri serapan atom ini
dilakukan dengan tahapan pembuatan sampel adisi , pembuatan
pereaksi, pengujian kolorimetri visual dan pengujian dengan
spektrofotometri serapan atom, kemudian hasilnya akan di bandingkan

1
2

dengan spektrofotometri serapan atom (Yulianti, A dkk.,2018).


Kolorimetri fotolistrik adalah alat yang biasa digunakan dengan cahaya
dibatasi dalam jangka panjang gelombang yang relative sempit dengan
melewatkan cahaya putih melalui filter-filter, yakni bahan dalam
bentuk lempengan berwarna terbuat dari kaca , gelatin , dan
sebagainya , yang meneruskan hanya daerah spektral terbatas (Basset,
J dkk.,1994).
Pada uji kolorimetri ini membuat larutan standar dan laturan
sampel. Larutan standar adalah suatu larutan yang konsentrasinya
diketahui secara pasti, selain itu, konsentrasinya juga tidak mudah
berubah (Chang, R.,2004). Sedangkan larutan sampel adalah bagian
dari bahan yang akan diuji, dianalisis atau diperiksa, yang dianggap
dapat mewakili bahan itu; analisis itu biasanya menetapkan sifat-sifat
dasar bahan itu, komposisi, atau kadang hanya kandungan zat
penyusun tertentu dari bahan itu (Pudjaatmaka.,2002).

B. Macam macam hukum yang mendasari pada analisis kolometri


Macam macam hukum yang mendasari pada analisis kolorimteri
antara lain :
1. Hukum Bougrer Lambert (Khopkar.,1990)
Apabila sinar monokromatis melalui media yang
transparan, maka berkurangnya intensitas sebanding dengan
bertambahnya tebal media yang dilewati.
DI = K.I.d ............................................................................... (1)
Keterangan:
I = Intensitas sinar mula-mula
K = koefisien senapan
T = tebal media yang ditembus
3

2. Hukum Beer (Khopkar.,1990)


Menyelidiki suau hubungan antara intensitas serapan dan
konsentrasi media berupa larutan pada tebak media tetap degan
persamaan :
Log (Po/P )= Σ bc = A ........................................................ (2)
Keterangan :
A = absorbansi
B = tebal media
c = konsentrasi materi
Σ = absorbansi edar

Syarat – syarat untuk penggunaan Hukum Beer adalah :


a. Syarat konsentrasi
Konsentrasi harus rendah karena hukum Beer baik pada
larutan yang encer.
b. Syarat kimia
Zat yang diukur harus stabil.
c. Syarat cahaya
Cahaya yang digunakan harus yang monokromatik.
d. Syarat kejernihan
e. Larutan yang akan diukur harus jernih.

3. Hukum Lambert – Beer (Khopkar.,1990)


Hubungan antara jumlah zat atau yang diserap olah larutan
disebut absorbansi A dengan zat zat C , dimana salah satu
larutan telah diketahui konsentrasinya , untuk kedua larutan
tersebut , maka:
A = a.b.c .............................................................................. (3)
4

Keterangan :
a = tetapan semua jenis zat
b = tebal atau tinggi larutan yang dilalui sinar
Dua jenis larutan dari zat yang sama dengan absorbannya akan
tampak secara visual dengan kepekatan warna yang sama,
dirumuskan :
A1 = a1.b1.c1 dan A2= a2.b2.c2 ..................................................................... (4)
Bila kepekatan kedua larutan sama, maka :
A1= A2 .......................................................................................................................... (5)
b1.c1=b2.c2 ................................................................................................................... (6)

C. Macam macam metode kolorimetri


Macam-macam metode kolorimetri antara lain ( Basset dkk.,1994):
a. Metode Deret Standar
Larutan uji yang ditaruh dalam suatu tabung Nessler
diencerkan ke volume tertentu, dicampur, dan warnanya
dibandingkan dengan sederet standar yang dibuat dengan cara
serupa. Kemudian konsentrasinya akan diketahui dengan
persamaan warna pada larutan standar yang telah diuji.
b. Metode Duplikasi
Larutan contoh dan standar diamati dalam dua tabung kaca
yang sama, dan diamati secara horizontal menembus tabung-
tabung itu. Larutan yang lebih pekat diencerkan terus sampai
warnanya menjadi sama intensitasnya, maka konsentrasi
relative larutan-larutan semula akan sebanding lurus dengan
tinggi larutan yang telah standing dalam tabung- tabung itu.
c. Metode Perimbangan
Metode ini membentuk dasar semua kolorimeter bertipe
pengisap, misalnya dalam kolorimeter Duboscq. Pembandingan
dilakukan dalam dua tabung, dan tinggi cairan dalam satu
tabung disesuaikan sedemikian sehingga bila kedua tabung itu
5

diamati secara vertical intensitas warna dalam kedua tabung itu


sama. Dengan diketahuinya konsentrasi larutan dalam satu
tabung, maka konsentrasi larutan yang lain dapat dihitung.
d. Metode Fotometer Fotolistrik
Dalam metode ini mata manusia digantikan oleh suatu sel
fotolisrik yang sesuai; sel ini digunakan untuk mengukur
langsung intensitas cahaya, dan dengan demikian absopsinya.
e. Metode Spektrofotometer
Metode inilah metode yang oaling tepat untuk menetapkan
konsentrasi suatu zat, namun biayanya lebih mahal.sebuah
spektofotometer dianggap sebagai sebuah fotometer fotolistrik
yang diperhalus yang memungkinkan penggunaan pita - pita
cahaya yang sinambung variabelnya dan lebih mendekati
monokromatik.
f. Metode Deretan Standar
Dalam metode ini biasa digunakan tabung kaca tak
berwarna yang penampangnya seragam berdasar datar. Pada
ragam yang terbaik, dasarnya yang datar itu dipoles. Larutan
zat yang akan ditentukan dibuat ke suatu volume tertentu, dan
warnanya dibandingkan dengan warna sederet standar yang
disiapkan dengan cara yang sama dari kompinen yang akan
ditetapkan, dengan kuantitas-kuantitas yang diketahui.
g. Metode Duplikasi
Metode ini terutama diterapkan dalam apa yang disebut
titrasi kolorimetri dengan volume yang diketahui.
6

D. Keunggulan-keunggulan analisis dengan menggunakan metode


kolorimetri
Keunggulan-keunggulan analisis menggunakan metode kolorimetri
antara lain ( Huang X.W. dkk.,2018):
1. Metode kolorimetri memungkinkan deteksi visual berdasarkan
perubahan warna tanpa instrumen canggih.
2. Dengan bantuan digital pencitraan sensor array kolorimetri
memberikan kemudahan.
3. Susunan sensor kolorimetri bisa dengan mudah miniatur dan
memungkinkan beberapa analisis dengan instrument kontrol
beberapa analisis tunggal di situs pusat
4. Kompeten untuk mendeteksi senyawa yang mudah terbakar ,
beracun , dan mudah meledak
5. Sebagai selektivitas yang baik , sensitivitas tinggi , tidak
merusak , tidak mahal , batas deteksi rendah , dan respon cepat.

E. Kriteria-kriteria untuk analisis kolorimetri berdasarkan syarat


pewarnaan
Kriteria untuk analisis kolorimetri berdasarkan syarat pewarnaan
antara lain (Day , R.A dan Underwood , A.L.,1999) :
1. Kespesifikasi reaksi warna
Sangat sedikit reaksi yang khas untuk suatu zat tertentu
tetapi banyak reaksi yang menghasilkan warna untuk
sekelompok kecil zat yang sehubungan saja artinya reaksi-
reaksi itu selektif. Dengan memanfaatkan peranti seperti
memasukkan senyawa pembentuk kompleks lain, mengubah
kondisi dan pengendalian pH, seringkali dapat dicapai
pendekatan kespesifikan.
2. Kesebandingan antara warna dan konsentrasi
Untuk kolorimetri visual intensitas warna hendaknya
meningkatkan secara linear dengan naiknya konsentrasi zat
7

yang akan ditetapkan. Ini tidak penting instrumen fotolistrik


karena kurva kalibrasi dapat dibentuk dengan menghubungkan
pembacaan instrumental warna dengan konsentrasi larutan
sistem ini harus memenuhi hukum lambert-beer.
3. Kestabilan warna
Warna yang dihasilkan hendaknya cukup stabil untuk
memungkinkan pengambilan pembacaan yang tepat ini berlaku
juga untuk reaksi dimana warna itu cenderung mencapai
maksimum setelah suatu saat periode warna maksimum harus
cukup panjang untuk membuat pengukuran yang cermat dalam
hubungan ini pengaruh zat-zat lain dan kondisi eksperimen
(temperatur, pH, kestabilan dalam udara dan lain-lain) harus
diperhatikan.
4. Ketepatan ulang (reprodusibilitas)
Prosedur kolorimetri harus memberi hasil yang dapat
diulang pada kondisi eksperimen yang. Reaksi itu tidak perlu
mewakili perubahan kimia yang kuantitatif secara stoikiometri
5. Kejernihan larutan
Larutan haruslah bebas dari endapan jika harus
dibandingkan dengan standar yang jernih. Kekeruhan akan
menghamburkan maupun menyerap cahaya.
6. Kepekaan tinggi
Kepekaan larutan harus tinggi terutama bila yang harus
yang ditetapkan zat berkuantitas sangat kecil. Produk reaksi
yang diinginkan menyerap dengan kuat dalam daerah tampak
hutan dalam daerah ultraviolet. Efek gangguan oleh zat-zat lain
dalam daerah ultraviolet biasanya lebih parah.
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Berikut merupakan alat yang digunakan pada percobaan
analisis kolorimetri.
Tabel 1. Alat yangdigunakan pada percobaan analisis kolorimetri

No. Nama Alat Ukuran (ml) Jumlah


1. Buret 50 1
2. Corong Kaca - 1
3. Gelas Beker 100;250 1;1
4. Gelas Ukur 10 1
5. Kaca arloji - 1
6. Karet Hisap - 1
7. Labu Ukur 50;100;250 2;1;1
8. Pengaduk Kaca - 1
9. Pipet Tetes - 1
10. Pipet Ukur 10 1
11. Pipet Volume 5 1
12. Statif - 1
13. Tabung reaksi 20 10

B. Bahan
Berikut merupakan bahan yang digunakan pada percobaan
analisis kolorimetri.
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada percobaan analisis
kolorimetri

No. Nama Massa Volume Densitas Kadar


Bahan (g) (ml) (g/mol) (%)
1. Aquades - Secukupnya - -
2. FeCl3 0,65 - - 99
3. HCl Pekat - 5 1,19 37
4. KSCN 10 - - 10

8
9

C. Gambar Alat
Berikut adalah rangkaian alat yang digunakan pada proses analisis
kolorimetri.

Keterangan:

1. Alas
2. Buret
3. Erlenmeyer
4. Kran
5. Penjepit buret
6. Statif

Gambar 1. Rangkaian alat yang digunakan pada analisis kolorimetri


IV. CARA KERJA
Langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan praktikum
analisis kolorimetri
1. Pembuatan Larutan Standar Fe3+
FeCl3 ditimbang sebanyak 0,65 gram menggunakan kaca
arloji, lalu dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker 100 ml.
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml ditambahkan
HCl pekat 5 ml dan aquades hingga tanda batas, kocok hingga
homogen. Larutan tersebut dambil 10 ml menggunakan pipet ukur
10 ml lalu dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan
aquades hingga tanda batas, kocok hingga homogen
2. Pembuatan Larutan KSCN 10%
KSCN ditimbang sebanyak 10 gram menggunakan kaca
arloji. Kemdian dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker 100
ml, lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan
aquades hingga tanda batas, kocok hingga homogen.
3. Membuat Larutan Standar Warna
Disiapkan sejumlah tabung reaksi dan diberi nomor urut 1,
2, 3, 4, dan 5. Isikan larutan standar Fe3+ kedalam masing-masing
tabung reaksi dengan volume bertingkat 1ml, 2ml, 3ml, 4ml, 5ml.
Kemudian ditambahkan 5ml larutan KSCN dan ditambahkan
aquades sesuai dengan jumlah kekurangannya dengan total 15 ml,
kocok hingga homogen. Diamati masing-masing dari tabung reaksi
4. Pembuatan Larutan Sampel Warna
Disiapkan sejumlah tabung reaksi dan diberi nomor urut 1,
2, 3, 4, dan 5. Isikan larutan sampel kedalam masing-masing
tabung reaksi dengan volume bertingkat 1ml, 2ml, 3ml, 4ml, 5ml.
Kemudian ditambahkan 5 ml larutan KSCN dan ditambahkan
aquades sesuai dengan jumlah kekurangannya dengan total 15 ml,
kocok hingga homogen. Diamati masing-masing dari tabung
reaksi.

10
11

5. Membandingkan Larutan Standar Warna dengan Larutan Sampel


Larutan standar warna dibandingkan dengan larutan sampel
warna. Jika warna larutan sama, maka bisa dikatakan memiliki
konsentrasi yang sama. Jika warna larutan berbeda, maka dititrasi
dengan menggunakan aquades. Aquades dimasukkan kedalam
buret 50 ml, kemudian larutan standar dititrasi hingga warnanya
sama dengan larutan sampel kemudian volume aquades dicatat.
12

Diagram Alir
1. Pembuatan Larutan Standar Fe3+

0,6500 gram Fe3+

ditimbang Aquades

Kaca Arloji Gelas Beker

dimasukkan

ditambah Aquades
ditambah Labu ukur
250 mL
HCl pekat 5 mL

ditambah 10 mL

ditambah Aquades
Labu ukur
50 mL

Kocok hingga homogen

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Larutan Standar Fe3+


13

2. Pembuatan Larutan KSCN 10%

KSCN 10 gram

ditimbang
dimasukkan ditambah Aquades
Kaca Arloji Gelas beker 100 mL

dimasukkan
ditambah Aquades
Kaca Arloji sampai tanda batas

Kocok hingga homogen

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Larutan KSCN 10%

3. Pembuatan Larutan Standar Warna

Larutan FeCl3
5 tabung reaksi dan
(tiap tabung 1 mL, 2 mL, dimasukkan ditambah
diberi nomor urut 1,
3 mL, 4 mL, 5 mL)
2, 3, 4, dan 5 Larutan KSCN 10%
5 mL

tambah Aquades hingga


volume menjadi 15 mL

Kocok hingga homogen

Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Larutan Standar Warna


14

4. Pembuatan Larutan Sampel Warna

Larutan Sampel 5 tabung reaksi dan


dimasukkan dimasukkan
(tiap tabung 1 mL, diberi nomor urut 1,
2 mL, 3 mL, 4 mL, 2, 3, 4, dan 5 Larutan KSCN 10%
5 mL) 5 mL

tambah Aquades hingga


volume menjadi 15 mL

Kocok hingga homogen

Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Sampel Warna


15

5. Membandingkan Warna Larutan Standar dan Larutan Sampel

Membandingkan Warna Larutan Standar dan Larutan Sampel

Jika warna sama Jika warna berbeda


(konsentrasi sama) (konsentrasi berbeda)

tidak perlu titrasi perlu titrasi

Larutan standar Aquades


warna

tabung reaksi Buret 50 mL

Amati warna dan catat volume

Gambar 6. Diagram Alir Membandingkan Warna Larutan Standar dan Larutan


Sampel
V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
Berikut ini merupakan data dari hasil percobaan praktikum
kimia analisis kolorimetri dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Data hasil percobaan praktikum kimia analisis kolorimetri

No. Volume Larutan Volume Larutan V1 V2


Sampel (mL)/ No Standar (mL)/ No (mL) (mL) (mL)
1. Larutan sampel 1 Larutan FeCl3 1 15 17 2
(15 mL) (15 mL)
2. Larutan sampel 2 Larutan FeCl3 2 15 17,4 2,4
(15 mL) (15 mL)

B. Pembahasan
Kolorimetri adalah suatu metode yang digunakan dalam
analisa kimia dengan menggunakan perbandingan intensitas warna
suatu larutan dengan warna larutan standarnya dengan cara
mengukur intensitas warna dari larutan tersebut. Kolorimetri
digunakan untuk menentukan komponen tertentu untuk
membandingkan kedalaman warna larutan.
Kolorimetri merupakan salah satu metode analisis kimia
berdasarkan pada perbandingan intensitas warna suatu larutan
dengan warna larutan standar. Metode ini lebih menguntungkan
dari pada metode lainnya, karena memerlukan bahan-bahan kimia,
waktu, dan kadar sampel yang relatif kecil yaitu kurang dari 1% zat
atau unsur yang ada dalam jumlah sedikit dalam sampel larutan
sejati. Kolorimetri dibedakan menjadi dua yaitu kolorimteri visual
dan kolorimetri fotolistrik, keduanya didasarkan pada hokum
Lambert-Beer. Kolorimetri visual adalah kolorimetri yang
detektornya langsung oleh mata. Sedangkan kolorimetri fotolistrik
adalah kolorimetri yang detektornya menggunakan fotosel. Pada

16
17

praktikum analisis kolorimetri ini menggunakan metode


kolorimetri visual dengan menggunakan mata sebagai alat ukur
warna larutan pada praktikum analisis kolorimetri yang dilakukan.
Menggunakan metode kolorimetri tentu ada keuntungan
dan kekurangannya. Keuntungan utama metode kolorimetri adalah
bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk menentukan
kuantitas zat yang sangat kecil, sensor array memberikan
kemudahan , efisien , dan pendekatan sensitive untuk deteksi dan
identifikasi cepat, serta sebagai selektivitas yang baik , sensitivitas
tinggi, tidak merusak, tidak mahal batas deteksi rendah , dan
respon cepat. Sedangkan kelemahan dari penggunaan metode
kolorimetri adalah pengukuran kurang akurat, karena di amati
secara visual saja. Data yang ada juga cenderung subjektiif, karena
penglihatan praktikan berbeda-beda sehingga bisa berbeda
pendapat dalam pengambilan data.
Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah
dengan membuat larutan standar FeCl dan larutan sampel ,
kemudian larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dengan volume bertingkat yaitu 1ml , 2ml , 3ml , 4ml dan 5ml lalu
ditambahkan 5 ml KCNS 10% pada 5 tabung reaksi larutan standar
dan 5 tabung reaksi larutan sampel. Langkah selanjutnya beri
aquades hingga volumenya 15ml pada semua tabung
reaksi. langkah selanjutnya adalah membandingkan warna dari
larutan sampel dengan larutan standar. Jika terdapat warna yang
tidak sama diperlukan metode pengenceran untuk menyamakan
warna-warna larutan standar dam larutan sampel. Sehingga perlu
dilakukan titrasi dengan menambahkan aquades pada larutan
sampel hingga warnanya sama dengan larutan standar yang
dibandingkan.
Metode pengenceran ini digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan. Apabila warna pada larutan sampel dan
18

larutan standar sama maka konsentrasinya sama. Sedangkan,


apabila warna pada larutan sampel dan larutan standar berbeda
maka konsentrasinya tidak sama sehingga perlu dilakukan
pengenceran dengan aquades. Hasil dari pengenceran adalah ragam
normalitas yang lebih kecil atau kurang pekat dari normalitas
larutan awal yang lebih pekat. Semakin banyak aquades yang
ditambahkan saat pengenceran larutan, semakin kecil normalitas
larutan tesebut. Pada percobaan ini larutan FeCl sangat
berperngaruh terhadap kepekatan dan warna yang dihasilkan oleh
larutan. Dalam percobaan ini terjadi reaksi antaa FeCl3 yang
bereaksi dengan KSCN 10% menghasilkan warna merah dari
senyawa kompleks yang terbentuk dengan persamaan reaksi
sebagai berikut :
FeCl3+ KSCN FeCNS + KCl3 ...............................(1)
Agar reaksi Fe3+ berlangsung sempurna digunakan
thiosianat berlebihan, sedangkan untuk menghindari terjadinya
hidrolisis diperlukan asam kuat.

FeCl + 3H2O Fe(OH)3 + 3HCl ................................. (2)

Dalam percobaan ini asam kuat yang terbentuk ialah HCl


(asam klorida)
Dalam percobaan ini larutan standar 1 dengan larutan
sampel 1 dan larutan standar 2 dengan larutan sampel 2 memiliki
warna dan volume yang berbeda sedangkan larutan standar 3,4, dan
5 dengan larutan sampel 3,4, dan 5 memiliki warna yang sama.
Volume larutan standar 1 sebesar 15 ml dan volume larutan sampel
1 sebesar 15 ml mengasilkan V1 = 15 ml dan V2 = 17 ml . Begitu
juga volume larutan standar 2 sebesar 15 ml dan volume sampel 2
sebesar 15 ml menghasilkan V1 = 15 ml dan V2 = 17,4 ml.
Sehingga pada larutan standar 1 dan 2 dengan larutan sampel 1 dan
2 perlu dilakukan titrasi dengan aquades agar menghasilkan warna
19

yang sama dengan larutan standar yang dibandingkan sehingga


dapat diketahui normalitasnya. Pada larutan sampel 1 aquades yang
ditambahkan sebesar 2ml. Sedangkan pada larutan sampel 2
aquades yang ditambahkan sebesar 2,4ml.

KSCN berfungsi sebagai pembentuk warna pada besi (Fe)


dimana warna yang dibentuk berwarna merah kecoklat-coklatan,
disebabkan terbentuknya senyawa komplek sehingga bisa dianalisa
dengan metode kolorimetri. Aquades sendiri berfungsi sebagai
larutan untuk membantu proses pengenceran.
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan praktikum kimia analisis kolorimetri yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kolorimetri digunakan untuk menetukan kadar Fe dalam
larutan sampel dan larutan standar
2. Kadar Fe dalam larutan yang didapatkan melalui analisis
metode kolorimetri adalah sebesar 1,79525%
3. Konsentrasi larutan sampel yang didapatkan melalui analisis
kolorimetri adalah sebesar 0,0572N
4. Konsentrasi larutan standar 1 yang didapatkan melalui analisis
kolorimetri adalah sebesar 0,0505N
5. Konsentrasi larutan standar 2 yang didapatkan melalui analisis
kolorimetri adalah sebesar 0,0493 N

20
DAFTAR PUSTAKA

Basset, J., Denney, R.C., Jefrey, G.H., Mendham, J. 1994. “Kimia Analisa
Kuantitatif Anorganik”. Jakarta: Kedokteran EGC.

Chang, R. 2004. “Kimia Dasar”.Jakarta: Erlangga.

Day, R.A., Underwood, A.L. 1999. “Analisa Kimia Kuantitatif”. Jakarta:


Erlangga.

Huang, X.W., Zou, X.B., Shi, J.Y., Li, Z.H., Zhao, J.W. “Colorimetric sensor
array based on chemo-responsive dyes for food odor visualization”. Trends
in Food Science & Technology. Vol (no): 91.
https://doi.org/10.1016/j.tifs.2018.09.001. Diakses tanggal 7 Mei 2020.

Khopkar, S.M. 1990. “Konsep Dasar Kimia Analitik”. Jakarta: Press UI.

Khopkar, S.M. 2007. “Konsep Dasar Biokimia”. Jakarta: Press UI.

Pudjaatmaka, H.A. 2002. “Kamus Kimia”. Jakarta: Balai Pustaka.

Xiangdao, H., Feipeng, X., Jingang, W., Serji, A. “Identification of asphalt aging
characterization by spectrophotometry technique”. Fuel. 226. Vol (no): 231.
https://doi:10.1016/j.fuel.2018.04.030 . Diakses tanggal 7 Mei 2020.

Yulianti, A., Indro, P., Merizza, F.B. 2018. “Penembangan metode analisis
cemaran logam timbal (Pb) pada asam askorbat dengan teknik SSA”. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada. 18(1):126-127. http://ejurnal.stikes-
bth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/view/313. Diakses tanggal 25
April 2020.
Yulkifli, Delvi, A.W. 2018. “Studi awal rancang bangun colorimeter sebagai
pendeteksi pada pewarna makanan menggunakan sensor photodiode”. Pillar
of Physics. 11(2):81. http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/fis/article-
/download/4648/2602. Diakses tanggal 19 Maret 2020.
VII. LAMPIRAN
A. Data Hasil Percobaan
Dari percobaan praktikun kimia analisis kolorimetri di
dapatkan data hasil percobaan sebagai berikut :
Tabel 4. Data percobaan analisis kolorimetri

No. Volume Larutan Volume Larutan V1 V2


Sampel (mL)/ No Standar (mL)/ No (mL) (mL) (mL)
1. Larutan sampel 1 Larutan FeCl3 1 15 17 2
(15 mL) (15 mL)
2. Larutan sampel 2 Larutan FeCl3 2 15 17,4 2,4
(15 mL) (15 mL)

B. Perhitungan
1. Membuat larutan FeCl3
Diketahui : Massa = 0,65 gram
Volume = 250 ml
BM = 162,2 g/mol
Kadar = 99 % = 0,99
Valensi =3
Ditanya : normalitas Fe3+ …..?

Jawab:
V BM N
M =
1000 Valensi kadar
250 162,2 N
0,65 =
1000 3 0,99
40550 N
0,65 =
2970
0,65 2970
N =
40550
N = 0,0476 N

23
24

2. Menghitung normalitas HCl


Diketahui : HCl = 1.19 g/mol
Volume = 5 ml
BM = 36,5 g/mol
Kadar = 37 % = 0,37
Valensi =1
Ditanya : normalitas HCl…?

Jawab:
M HCl = HCl x V HCl

= 1,19 x 5
= 5,59 gram

V BM N
M=
1000 Valensi kadar
250 36,5 N
5,59 =
1000 1 0,37

9125N
5,59 =
370
5,59 370
N =
9125
N = 0,2413

3. Menghitung normalitas KSCN 10%


Diketahui : Massa = 10 gram
Voume = 100 ml
BM = 97,18 g/mol
Kadar = 10 % = 0,10
Valensi =1
Ditanya : normalitas KSCN 10%…?
25

Jawab :

V BM N
M=
1000 Valensi kadar
100 97,18 N
10 =
1000 1 0,10

9718 N
10 =
100

10 100
N=
9178

N = 0,1029 N

4. Menghitung normalitas larutan sampel


Diketahui : N FeCl3 = 0,0476N
N HCl = 0,2413N
N KSCN = 0,1029
Ditanya Normalitas larutan sampel….?
Jawab :

(NFeCl3 NHCl)+NKSCN
N1=
2

(0,0476 0,2413)+0,1029
N1 =
2
(0,0115) + 0,1029
N1 =
2
0,0114
N1 =
2
N1 = 0,0572
26

5. Menghitung normalitas larutan standar


a. Normalitas larutan standar 1
Diketahui :
V1 = 15 ml
V2 = 17 ml
N1 = 0,0572 N
Ditanya N2 ….?
Jawab :
V1 x N1 = V2 x N 2
15 x 0.0572 = 17 x N2
0,8580 = 17N2

0,8580
N2=
17
N2 = 0,0505

b. Normalitas larutan standar 2


Diketahui :
V1 = 15 ml
V2 = 17,4 ml
N1 = 0,0572 N
Ditanya N2 ….?
Jawab :
V1 x N1 = V2 x N 2
15 x 0,0572 = 17,4 x N2
0,8580 = 17,4N2

0,8580
N2=
17
N2 = 0,0493 N
27

c. Normalitas larutan standar 3


Diketahui :
V1 = 15ml
V2 = 15ml
N1 = 0,0572N
Ditanya N2 ….?
Jawab :
V1 x N1 = V2 x N 2
15 x 0,0572 = 15 x N2
0,8580 = 15N2

0,8580
N2=
15
N2 = 0,0572N

d. Normalitas larutan standar 4


Diketahui :
V1 = 15ml
V2 = 15ml
N1 = 0,0572N
Ditanya N2 ….?
Jawab :
V1 x N1 = V2 x N 2
15 x 0,0572 = 15 x N2
0,8580 = 15N2

0,8580
N2=
15

N2 = 0,0572N
28

e. Normalitas larutan standar 5


Diketahui :
V1 = 15ml
V2 = 15ml
N1 = 0,0572N
Ditanya N2 ….?
Jawab :
V1 x N1 = V2 x N 2
15 x 0,0572 = 15 x N2
0,8580 = 15N2

0,8085
N2=
15
N2 = 0,0572N

6. Menghitung kadar Fe dalam larutan sampel 1


Diketahui:
v Fe = 15 ml
N sampel = 0,0572 N
BM = 162,2 g/mol
v sampel = 17 ml
v larutan = 15 ml
Ditanya: kadar Fe…?
Jawab = v Fe x N sampel x BM x v sampel x v larutan x 100%
1000 1000
2
= 15 x 0,0572 x 162,2 x 15 x 17 x 100%
1000 1000
2
= 3 x 236584,92%
200 1000
2
29

= 3 x 236,58492%
200
2
= 709,75476%
200
2
= 3,5487738%
2
Kadar Fe = 1,7744%

7. Menghitung kadar Fe dalam larutan sampel 2


Diketahui:
v Fe = 15 ml
N sampel = 0,0572 N
BM = 162,2 ml
v sampel = 17,4 ml
v larutan = 15 ml
Ditanya: kadar Fe…?
Jawab = v Fe x N sampel x BM x v sampel x v larutan x 100%
1000 1000
2
= 15 x 0,0572 x 162,2 x 15 x 17 x 100%
1000 1000
2
= 3 x 242151,624%
200 1000
2
= 3 x 242,151624%
200
2
30

= 726,454872%
200
2
= 3,63227436%
2
Kadar Fe = 1,8161%

8. Menghitung kadar rata-rata


Diketahui:
kadar Fe sampel 1 = 1,7744%
kadar Fe sampel 2 = 1,8161%
Ditanya: kadar rata-rata…?
Jawab:
Kadar rata rata = (kadar Fe sampel 1 + kadar Fe sampel 2)
2
= (1,7744 + 1,8161)
2
= 1,79525%

C. Galat
1. Galat larutan standar 1
a. Galat Acak
Volume Aquades = (V1 + V2) ml
= 15 + 17
32

1
Volume rata-rata = volume aquades
2
1
= 32
2
=16
31

1
=√ (V -V )2+(V -V )2
( ) 1 rata-rata 2 rata-rata
2

1
=√( ) (15-16)2+(17-16)2
2

1
=√( ) (1 1)
2

=√1

=1

b. Galat Sistematis
1
s= skala terkecil
2
1
s= 0,1
2

= 0,05

c. Galat Campuran

=√ 2+ S
2

=√(1)2+(0,005)2

=√1,0025
=1,0012

2. Galat larutan standar 2


a. Galat Acak
Volume Aquades = (15+17,4) ml

= 32,4
= 16,2
32

1
Volume rata-rata = volume aquades
2
1
= 32,4
2
=16,2

=√(1 ) (V -V )2+(V -V )2
1 rata-rata 2 rata-rata
2

1
=√( ) (15 - 16,2)2+(17,4 - 16,2)2
2

1
=√( ) (1,2)2+(1,2)2
2

1
=√( ) (1,44 + 1,44)
2

=√1,44
=1,2

b. Galat Sistematis

1
s = skala terkecil
2
1
s = 0,1
2
s = 0,5
33

c. Galat campuran

=√ 2+ S
2

=√(1,2)2+(0,05)2

= √1,44+0,0025

√1
= 1,2010
LAPORAN SEMENTARA

ANALISIS KOLORIMETRI

I. Judul : Analisis Kolorimetri


Kelompok/ shift : 7D / Sabtu pagi
Nama : 1. Anida Salsyabila (D500190096)
2. Danita Firsty Nur Khasanah (D500190097)
3. Yusri Khoirun Nisa (D500190098)
Tanggal : 9 Mei 2020
Asisten : Adela Dianingrum Hanafi

II. Data Percobaan


Dari percobaan analisis kolorimetri yang telah dilakukan diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Analisis Kolorimetri

No. Volume Larutan Volume Larutan V1 V2


Sampel (mL)/ No Standar (mL)/ No (mL) (mL) (mL)
1. Larutan sampel 1 Larutan FeCl3 1 15 17 2
(15 mL) (15 mL)
2. Larutan sampel 2 Larutan FeCl3 2 15 17,4 2,4
(15 mL) (15 mL)
Asisten Pembimbing Surakarta, 9 Mei 2020
Praktikan
1. Anida Salsyabila
2. Danita Firsty Nur Khasanah
(Adela Dianingrum Hanafi) 3. Yusri Khoirun Nisa

Mengetahui

(Dr. Akida Mulyaningtyas, S.T.,M.Sc)

Anda mungkin juga menyukai