Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam

kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama

kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat. Gangguan kekurangan gizi tingkat buruk yang

terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dipulihkan walaupun kebutuhan

gizi selanjutnya terpenuhi. Indonesia terus menyerukan dan mengupayakan

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program 1000 hari

pertama kehidupan (HPK), karena kualitas manusia ditentukan sejak awal janin

bertumbuh di dalam tubuh seorang ibu. Salah satu kebijakan nasional dalam

upaya perbaikan gizi masyarakat tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 bahwa upaya perbaikan gizi ditujukan untuk peningkatan mutu gizi

perorangan dan masyarakat. Dalam rangka percepatan perbaikan gizi pemerintah

telah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan

Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang fokus pada 1000 Hari Pertama

Kehidupan (HPK).

Jutaan anak berusia di bawah lima tahun mengalami permasalahan gizi

ganda (double burden) gizi lebih dan kurang. Sebagian anak mengalami obesitas,

namun sebagian lainnya mengalami stunting atau tubuh pendek, kurus, hingga
gizi buruk. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 prevalansi

stunting balita di Indonesia masih 30,86%, sedangkan di Bali sebesar 21,9%.

Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi yang baru lahir maka ibu

harus sesegera mungkin menyusui bayinya karena ASI memberikan peranan

penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi.

Setelah ibu mengandung 9 bulan, bayi yang dilahirkan akan mendapatkan

makanan utama dari ASI eksklusif. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu eksklusif. Oleh

karena itu, bayi yang berumur kurang dari enam bulan dianjurkan hanya diberi

ASI tanpa makanan pendamping. Makanan pendamping hanya diberikan pada

bayi yang berumur enam bulan ke atas. ASI eksklusif merupakan makanan terbaik

yang harus diberikan kepada bayi, karena di dalamnya terkandung hampir semua

zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. ASI dapat menurunkan resiko bayi mengidap

berbagai penyakit. Bayi akan lebih cepat sembuh bila mendapatkan ASI. ASI juga

membantu pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Gangguan proses

pemberian ASI pada prinsipnya berakar pada kurangnya pengetahuan, rasa

percaya diri, serta kurangnya dukungan keluarga dan lingkungan (Andriani dan

Wirjatmadi 2012).

Ibu yang menyusui bayinya juga dapat membantu untuk mengurangi

pendarahan setelah melahirkan, mengurangi terjadinya depresi, dan menurunkan

skala nyeri setelah melahirkan. Dampak positif tersebut sangat membantu ibu

untuk memiliki kondisi tubuh yang lebih sehat serta dapat meningkatkan

produktivitas kerja khususnya bagi ibu pekerja (Karyati dan Islami, 2014).
Pemberian ASI juga mempunyai dampak positif bagi lingkungan yaitu dapat

mengurangi sampah dunia yang berasal dari kaleng susu, karton dan kertas

pembungkus susu maupun dot karet.

Namun demikian, masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI secara

eksklusif kepada bayinya. Dukungan pemberian ASI eksklusif dari berbagai

negara di dunia sangatlah besar. Hal ini dikarenakan masih rendahnya cakupan

pemberian ASI tersebut. Menurut United Nations International Children’s

Emergency Fund (UNICEF) (2012), data 2012 cakupan rata-rata ASI eksklusif di

dunia hanya sebesar 38%, sedangkan untuk negara berkembang termasuk

Indonesia memiliki rata-rata cakupan ASI hanya sebesar 47%-57% saja. Menurut

Kementrian Kesehatan (2014), Indonesia memiliki cakupan ASI eksklusif sebesar

54,3%. Cakupan tersebut masih belum memenuhi target cakupan ASI eksklusif

Indonesia, yaitu sebesar 80%. Data terakhir dari Riskesdas tahun 2013

menunjukkan di Bali cakupan pemberian ASI eksklusif sangat fluktuatif.

Dibandingkan dengan cakupan tahun 2009 (46.25%), pada tahun 2010 turun

menjadi 36,54%, tapi kembali naik tajam tahun 58,65% dan dalam kurun waktu 3

tahun terakhir (tahun 2011, 2012 dan 2013) terus mengalami peningkatan,

cakupan tahun 2013 sebesar 67,4%. Pada tahun 2017 cakupan ASI eksklusif di

kota Denpasar sebesar 47,65% dan sudah mengalami peningkatan bila

dibandingkan dengan tahun 2016. Meskipun secara umum Kota makassar terjadi

peningkatan cakupan ASI eksklusif dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

adapun cakupan ASI eksklusif terendah, yaitu di Pusksesmas mamajang yaitu

sebesar 41,27%.
Masih banyaknya ibu yang tidak memberikan ASI disebabkan oleh

beberapa faktor. Menurut Lawrence Green faktor yang mempengaruhi perilaku itu

dibagi menjadi 2, yaitu faktor non perilaku dan perilaku. Yang termasuk faktor

non perilaku diantaranya adalah dimana ASI idak mau keluar dan keadaan ibu

yang tidak memungkinkan untuk menyusui bayinya, sedangkan yang termasuk

dari faktor perilaku dibagi menjadi 3 faktor, yakni faktor predisposisi, faktor

pendukung dan faktor pendorong. Faktor predisposisi antara lain adalah

pengetahuan ibu mengenai penting dan manfaat ASI terutama ASI eksklusif untuk

bayinya, sikap ibu yang menggambarkan apakah ibu setuju untuk memberikan

ASI pada bayinya, dan pengaruh kepercayaan bahwa banyak kerugian dari ASI.

Faktor pendukung diantaranya adalah ketersediaan fasilitas kesehatan disekitar

tempat tinggal ibu, dan yang terakhir adalah faktor pendorong yang meliputi

dukungan keluarga salah satunya suami yang dapat berupa semangat dan motivasi

Selain itu dukungan dari petugas kesehatan dalam pemberian motivasi kepada ibu

agar ibu tetap menyusui bayinya secara eksklusif selama 6 bulan, dan tidak

menganjurkan untuk memberikan susu formula bila keadaan ibu masih dapat

menyusui juga sangat penting (Notoatmodjo, 2012)

Agar tercapainya pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan diperlukan

pengetahuan dan motivasi dari seorang ibu. Dengan memiliki pengetahuan yang

cukup dan memiliki motivasi maka seorang ibu akan senantiasa dan berusaha

menyusui bayinya

Menurut Notoatmodjo (2007), seseorang yang memiliki pengetahuan yang

baik maka dia akan memiliki sikap atau perilaku yang lebih positif terhadap
sesuatu, sehingga pengetahuan tersebut sangat penting untuk mengubah perilaku

seseorang dari perilaku negatif menjadi positif. Rendahnya pemberian ASI

eksklusif dikalangan ibu menyusui disebabkan oleh karena kurangnya

pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, tatalaksana rumah sakit yang salah, dan

banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan diluar rumah (Suradi, 2004). Dengan

berbekalkan pengetahuan tentang ASI maka ibu akan mengetahui apa yang

didapatkan dengan pemberian ASI kepada bayi sehingga akan berdampak pada

timbulnya motivasi di dalam menyusui.

Selain pendapat diatas, Budiarti (2008) mengatakan bahwa motivasi

seseorang sangat menentukan di dalam pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Disebutkan bahwa dorongan dan dukungan pemerintah, petugas kesehatan dan

dukungan keluarga serta tempat ibu bekerja menjadi penentu timbulnya motivasi

pada ibu menyusui.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi ibu dengan pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi ibu dengan

pemberian ASI eksklusif di puskesmas mamajang?

A. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi ibu dengan

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat.

2. Tujuan Khusus :

a. Mengukur pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

b. Mengukur motivasi ibu dalam pemberian ASI eksklusif


c. Mengidentifikasi pemberian ASI eksklusif

d. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dengan

motivasi ibu dalam pemberian ASI Ekslusif

e. Menganalisis hubungan motivasi ibu dengan pemberian ASI eksklusif

B. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian ini, penulis dapat mempelajari tentang hubungan

tingkat pengetahuan dan motivasi ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah

kerja puskesmas I Denpasar Barat. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan

acuan bagi penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini, dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi

kepada pembuat kebijakan tentang hubungan tingkat pengetahuan dan

motivasi ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas

mamajang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemberian ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif menurut World Health Organization

(WHO, 2011) adalah memberikan hanya ASI saja tanpa

memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak

lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.

Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif

pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan

tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2

tahun.

ASI merupakan makanan terbaik untuk memenuhi

kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang optimal.

Pemberian ASI eksklusif dimulai kurang dari 1 jam (inisiasi

menyusui dini = IMD) setelah lahir sampai umur 6 bulan.

Selama pemberian ASI eksklusif penting untuk menilai

kecukupannya dengan cara menilai pertumbuhan/kenaikan

BB bayi. Apabila bayi memperoleh ASI dalam jumlah yang

cukup, maka semua kebutuhan air dan zat gizi akan

terpenuhi. Setelah umur 6 bulan, harus dimulai pemberian

MP ASI dan ASI tetap diberikan sampai umur 2 tahun atau

lebih. Hal ini karena setelah umur 6 bulan ASI tidak dapat

memenuhi kebutuhan bayi akan energi, protein dan

mikronutrien. Pada dua tahun pertama bayi rentan terhadap

masalah gizi kurang, oleh karena itu pemberian ASI

merupakan intervensi yang murah dan efektif disamping


makanan pendamping ASI (Nasar, dkk 2014)

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan

tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.

ASI hanya satu-satunya makanan dan minuman yang

diperlukan oleh seorang bayi dalam enam bulan pertama.

Tidak ada makanan atau minuman lain, termasuk air putih,

yang diperlukan selama periode ini. ASI adalah makanan

terbaik untuk bayi. Susu hewan, susu formula, susu bubuk,

teh, minuman yang mengandung gula, air putih,pisang dan

padi- padian tidak memiliki kandungan sebaik ASI. (Tjahjo

dan Paramita, 2008)

ASI adalah makanan yang bergizi dan berkalori tinggi,

yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang

membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan

dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih,

anti bodi, anti peradangan dan zat-zat biologi aktif yang

penting bagi tubuh bayi dan melindungi bayi dari berbagai

penyakit. Kandungan-kandungan tersebut tidak terdapat

dalam susu formula, selain itu asupan-asupan selain ASI

sulit dicerna oleh bayi, sehingga justru akan

membahayakan kesehatannya. Pada bulan-bulan pertama,

saat bayi berada pada kondisi yang sangat rentan,

pemberian makanan atau minuman selain ASI akan

meningkatkan resiko terjadinya diare, infeksi telinga, alergi,

meningitis, leukimia, Sudden Infant Death Syndrom/SIDS –

sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, penyakit infeksi dan

penyakit-penyakit lain yang biasa terjadi pada bayi. (Tjahjo


dan Paramita, 2008)
UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI

eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah itu anak

harus diberi makanan padat dan semi padat sebagai

makanan tambahan selain ASI. ASI eksklusif dianjurkan

pada beberapa bulan pertama kehidupan karena ASI tidak

terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang

diperlukan anak pada umur tersebut. Pengenalan dini

makanan yang rendah energi dan gizi atau yang disiapkan

dalam kondisi tidak higienis dapat menyebabkan anak

mengalami kurang gizi dan terinfeksi organisme asing,

sehingga mempunyai daya tahan tubuh yang rendah

terhadap penyakit diantara anak-anak. (Infodatin, 2014)

2. Komposisi Zat Gizi ASI

ASI yang diproduksi ibu mempunyai komposisi yang

sempurna untuk bayinya. Tidak ada yang bisa membuat makanan

yang sesempurna ini. Antibodi yang terkandung dalam ASI dibuat

khusus untuk virus dan bakteri yang dihadapi ibu dan bayinya

pada saat itu. Komposisi ASI berbeda-beda dari pagi sampai

malam hari, dari tegukan pertama sampai akhir setiap kali anak

menyusui – berubah untuk memenuhi kebutuhan dan

perkembangan bayi dengan rasa yang dipengaruhi oleh makanan

yang dikonsumsi ibu, sehingga setiap teguk ASI berbeda dan

sempurna untuk bayinya. Tidak ada produsen susu formula yang

bisa membuat makanan yang lebih sempurna untuk bayinya

dibandingkan sang ibu. (Tjahjo dan Paramita, 2008)


Kolostrum adalah ASI yang diproduksi selama beberapa hari

(3-5 hari) pertama setelah persalinan, berupa cairan bening dan

berwarna kekuningan. Kolostrum kaya akan antibodi, sel darah

putih, vitamin A. Selanjutnya menjadi ASI transisi (sampai hari ke

10) kemudian menjadi ASI matur (setelah 10-14 hari). Pada saat

menyusui, susu matur awal disebut fore milk,mengandung lebih

banyak protein dan karbohidrat (laktosa), sedangkan susu akhir

atau hind milk


mengandung lebih banyak lemak. Telah dibuktikan pula, bahwa

komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi

kurang bulan (ASI kurang bulan) berbeda dengan ASI yang

diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI cukup

bulan). Kandungan ASI sebagian besar (87,5%) adalah air. (Roesli,

2007)

a. Protein

Protein ASI berupa kasein (40%) dan whey (60%). Whey

mudah larut didalam air, sedagkan kasein tidak mudah larut dan

mebggumpal bila terkena asam. Protein whey dapat melindungi

bayi dari kejadian infeksi karena mengandung faktor anti infeksi.

Laktoferin yang mengikat zat besi dan mencegah pertumbuhan

bakteri yang membutuhkan zat besi. Antibodi imunoglobulin (IgA)

melindungi saluran cerna dari infeksi. Enzim lisozim dapat

merusak membran sel- bakteri.

Protein pada susu hewan dan susu formula mengandung

keseimbangan asam amino yang berbeda dengan ASI, yang kurang

ideal untuk bayi. Susu hewan dan susu formula kurang

kandungan asam amino sistin, dan susu formula kurang dalam

kandungan taurin yang dibutuhkan bayi baru lahir khususnya

untuk pertumbuhan otak. Protein yang mengandung anti-infeksi

dalam ASI termasuk laktoferin (yang mengikat zat besi dan

mencegah pertumbuhan bakteri yang membutuhkan zat besi, dan


juga dapat membunuh bakteri, virus dan jamur) dan lisozim (yang

membunuh bakteri) serta antibodi (immunoglobulin) yang

menghentikan infeksi bakteri pada sel-sel bayi. (WHO, 2011)


b. Lemak

ASI mengandung asam lemak essensial yaitu asam linoleat

dan asam alfa- linolenat yang merupakan prekursor AA

(Arachidonic Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid). Enzim lipase

dalam ASI disebut bile salt stimulated lipase mulai bekerja dalam

usus bersamaan dengan tersedianya garam empedu.

ASI mengandung asam lemak essensial yang tidak terdapat

di dalam susu sapi, asam lemak essensial ini dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan mata bayi, serta kesehatan pembuluh darah.

Asam lemak essensial kadang ditambahkan pada susu formula,

namun tidak pasti apakah tubuh bayi dapat menggunakannya

seperti pada asam lemak essensial dalam ASI. ASI juga

mengandung enzim lipase yang membantu mencerna lemak.

Enzim ini tidak terdapat di dalam susu hewan atau susu formula.

Jadi, lemak yng terdapat di dalam ASI dicerna lebih sempurna dan

digunakan lebih efisien oleh tubuh bayi dibandingkan dengan

lemak susu sapi atau susu formula. (WHO, 2011)

c. Karbohidrat

Laktosa merupakan karbohidrat ASI yang memberikan 42%

total energi pada ASI. Zat gizi ini merupakan komponen utama.

Jumlah laktosa dalam ASI tidak banyak bervariasi antar ibu-ibu

yang menyusui. Dibandingkan dengan susu sapi, kandungan


laktosa dalam ASI lebih banyak. Laktosa dipecah menjadi glukosa

dan galaktosa yang penting untuk otak. Disamping merupakan

sumber energi yang mudah dicerna, sebagian laktosa diubah

menjadi asam laktat. Asam


laktat ini membantu mencegah petumbuhan bakteri yang tidak

diinginkan dan membantu dalam penyerapan kalsium dan

mineral lainnya.

d. Vitamin

Vitamin pada ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan

bayi,tetapi setelah usia 6 bulan bebrapa vitamin tidak mencukupi

lagi antara lain niacin, vitamin B2 dan vitamin D. Konsentrasi

vitamin A pada ASI lebih banyak dibandingkan susu sapi, tetapi

lebih sedikit dari formula bayi. ASI terutama kolostrum kaya akan

vitamin A (5mcg/100mL), dan prekursornya (betakaroten). Jumlah

ini bervariasi bergantung pada makanan ibu.

e. Mineral

Mineral pada ASI lebih rendah dibandingkan dengan susu

sapi. Zat besi ASI 50% dapat diserap sedangkan susu sapi hanya

10%, karena itu bayi yang mendapat ASI eksklusif pada 6 bulan

pertama tidak berisiko terhadap terjadinya anemi defisiensi

ataupun deplesi cadangan besi pada bayi. Rasio kalsium dan

fosfor pada ASI berkisar antara 1,8-2,4. Seng penting untuk

pertumbuhan dan imunitas seluler. Kandungan seng ASI sangat

sedikit tetapi dapat memenuhi kebutuhan bayi. Pada trace elemen

(Tembaga, Mangan, Flour, Kromium dan Selenium). Kandungan

trace elemen pada ASI lebih tinggi dibandingkan susu sapi

Biovailabilitas mineral pada ASI lebih tinggi daripada formula bayi.


3. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

a. ASI sebagai nutrisi

Setiap mamalia secara ilmiah dipersiapkan untuk mempunyai

sepasang atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan,

kelenjar ini akan memproduksi air susu khusus untuk makanan

bayinya. Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan

untuk bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang

melahirkan prematur komposisinya akan berbeda dengan ASI

yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.

Selain itu, komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda-beda dari

hari ke hari. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-4

atau ke-7 (kolostrum), berbeda dengan ASI yang keluar dari hari

ke4 / hari ke-7 sampai hari ke-10/ke-14 setelah kelahiran (ASI

transisi). Komposisi ini akan berbeda lagi setelah hari ke-14 (ASI

matang), bahkan terdapat pula perbedaan komposisi ASI dari

menit ke menit.

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideala dengan

komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan

pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling

sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan

tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal

akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai

usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi

makanan padat, tetapi ASI dapatditeruskan sampai usia 2 tahun


atau lebih.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobin

(zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari.Namun, kadar

zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan

bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga

mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar 9 sampai 12

bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun,

sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka

akan terjadi kesenjangan zat kekbalan pada bayi.

Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi

ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat

kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit

infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur. Kolostrum mengandung

zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature).

Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI antara lain akan

melindungi bayi dari penyakit diare. Pada suatu penelitian di

Brasil Selatan bayi-bayi yang tidak diberi ASI mempunyai

kemungkinan meninggal karena diare 14,2 kali lebih banyak

daripada bayi ASI eksklusif. ASI juga akan menurunkan

kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek,

dan penyakit alergi.

Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang

sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI

eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang


kepandaiannya dibanding anak yang sering sakit terutama bila

sakitnya berat.
c. ASI menigkatkan kecerdasan

Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat deangan

otak maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi

perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak. sementara

itu faktor terpenting dalam proses pertumbuhan terasuk

pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara

langsung juga dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk

pertumbuhan otak.

Kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya

agar otak bayi dapat tumbuh optimal. Dikatakan bahwa apabila

seorang bayi menderita kekurangan gizi berat pada masa

pertumbuhan otak cepat pertama maka akan terjadi pengurangan

jumlah sel otak sebanyak 15-20%. Dengan memberikan ASI

eksklusif selama 6 bulan akan menjamin tercapainya

pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini

karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang

tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga

mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi

agar tumbuh optimal. Nutrien-nutrien khusus tersebut tidak

terdapat pada atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi.

1). Faktor yang mempengaruhi kecerdasan

Terdapat dua faktor penentu kecerdasan anak, yaitu faktor genetik


dan faktor lingkungan:
a). Faktor genetik

Faktor genetik atau faktor bawaan menentukan potensi

genetik atau bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor ini

tidak dapat dimanipulasi ataupun direkayasa.

b). Faktor lingkungan adalah faktor yang menentukan apakah

faktor genetik akan dapat tercapai secara optimal. Faktor ini

mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipuasi atau direkayasa.

Secara garis besar terdapat tiga jenis kebutuhan untuk faktor

lingkungan, yaitu : kebutuhan untuk pertumbuhan fisik-otak

(ASUH), kebutuhan untuk perkembangan emosional dan spiritual

(ASIH), serta kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan

sosialisasi (ASAH).

2). Pertumbuhan otak manusia

Otak bayi terbentuk segera setelah terjadinya pembuahan

(konsepsi). Selama periode kehaliman otak tumbuh dengan sangat

cepat. Pada saat lahir, otak telah mencapai pertumbuhan 25% dari

otak dewasa, dan telah mengandung 100 miliar sel otak (neoron)

atau sebanding dengan jumlah bintang-bintang di galaksi Bima

Sakti. Saat berusia 1 tahun,pertumbuhan otak telah mencapai

70% dari otak dewasa. Selain itu 75-80% sel otak yang sudah

terbentukseacar lengkap. Pada usia 3 tahun, otak anak mencapai

90% dari ukuran otak dewasa.

d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang


Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu

akan merasakan kasih sayang ibunya, ia juga merasa aman dan

tentram, terutama
karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah

ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan

disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi

bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan spiritual

yang baik (Roesli, 2007)

4. Kelebihan ASI Eksklusif

Adapun keuntungan pemberian ASI eksklusif pada bayi

(Depkes, 2016) antara lain :

a. ASI dapat mengurangi tingkat depresi pada ibu.

b. ASI meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.

Ibu meneruskan zat antibodi mereka lewat ASI kepada bayi-

bayi mereka, sehingga bayi dapat membentuk sistem pertahanan

tubuh yang kuat untuk melawan virus flu dan infeksi.

c. ASI membantu memperkuat ikatan emosional antara anak dan

ibu mereka.

Kedekatan ini merupakan katalis dalam membangun

hubungan yang kuat antara orang tua dengan anak-anak mereka

karena anak akan merasa lebih terlindungi dan beradaptasi

dengan dunia baru di sekitar mereka.

d. ASI membuat anak lebih cerdas.


Meskipun demikian, masih diperdebatkan oleh para pakar,

apakah kecerdasan itu dipicu kandungan asam lemak dalam ASI

ataukah ikatan emosional yang terbentuk antara orang tua dan

anak selama proses menyusui berlangsung.


e. ASI mengurangi risiko obesitas.

ASI membantu bayi untuk memilih makanan lebih baik di

kemudian hari, yang pada akhirnya memperkecil risiko obesitas.

ASI adalah makanan yang mudah dicerna bayi, sangat bergizi,

dan membantu bayi memutuskan berapa banyak yang bisa dia

konsumsi dan kapan meminumnya.

f. ASI menjadikan anak-anak berperilaku lebih baik.

Anak-anak yang minum ASI dan mampu membentuk ikatan

emosional dengan kedua orang tuanya selama proses menyusui,

mampu mengembangkan perilaku yang lebih baik daripada yang

tidak. Namun jika ikatan itu tidak terbentuk, dampaknya bisa

berlawanan.

g. Nutrisi dalam ASI membantu otak anak berkembang sempurna

dan lebih baik daripada nutrisi dalam susu formula.

h. ASI membantu ibu menurunkan berat badan.

i. ASI mengurangi risiko kanker pada ibu, terutama kanker

payudara dan indung telur.

j. ASI membantu keluarga menghemat anggaran rumah tangga

karena gratis.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Eksklusif
a. Umur

Usia dapat mempengaruhi cara berfikir, bertindak, dan

emosi seseorang. Usia yang lebih dewasa umumnya memiliki

emosi yang lebih stabil dibandingkan usia yang lebih muda. Usia

ibu akan mempengaruhi kesiapan emosi ibu. Usia ibu yang terlalu

muda ketika hamil bisa menyebabkan kondisi fisiologis dan

psikologisnya belum siap menjadi ibu. Hal ini dapat

mempengaruhi kehamilan dan pengasuhan anak (Hurlock 1995,

dalam Jannah 2015).

Umur mempengaruhi bagaimana ibu meyusui mengambi

keputusan dalam pemberian ASI eksklusif, semakin bertambah

umur (tua) maka pengalaman dan pengetahuan semakin

bertambah (Notoatmodjo 2003, dalam Jannah 2015)

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan dan akses ibu terhadap media massa

juga mempengaruhi pengambilan keputusan, dimana semakin

tinggi pendidikan semakin besar peluang untuk memberikan ASI

eksklusif. Sebaiknya, akses terhadap media berpengaruh negatif

terhadap pemberian ASI, dimana semakin tinggi akses ibu pada

media semakin tinggi peluang untuk tidak memberikan ASI

eksklusif (Abdullah dkk, 2004 dalam Jannah 2015).

c. Pekerjaan
Salah satu alsan yang paling sering dikemukakan bila ibu

tidak menyusui adalah karena mereka harus bekerja. Wanita

selalu bekerja, terutama pada usia subur, sehingga selalu menjadi

masalah untuk merawat bayi. Bekerja bukan hanya berarti

pekerjaan yang dibayar dan dilakukan di kantor, tapi bisa juga

berarti bekerja di ladang, bagi masyarakat di pedesaan (King, 1991

dalam Jannah 2015)

Salah satu kebijakan dan strategi Departemen Kesehatan RI

tentang Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) pekerja wanita

adalah mengupayakan fasilitas yang mendukung PP-ASI bagi ibu

yang menyusui di tempat kerja dengan


menyediakan sarana ruang memerah ASI, menyediakan

perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI, menyediakan

materi penyuluhan ASI, dan memberikan penyuluhan (Depkes RI,

2004).

d. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo 2003, dalam Jannah 2015). Pengetahuan ibu

tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting dalam

kesuksesan proses menyusui.

e. Motivasi

Motivasi memberikan ASI eksklusif yaitu dorongan yang

timbul untuk mulai menyusui, mempertahankan perilaku

menyusui, dan mengarahkan perilaku tersebut pada tujuan yang

hendak dicapai ibu dengan menyusui bayinya secara eksklusif.

Motivasi bisa datang dari dalam diri individu itu sendiri atau dari

luar individu.

f. Kondisi kesehatan

Akre (1994) berpendapat bahwa berhasil atau tidaknya


pemberian ASI secara eksklusif dipengaruhi oleh faktor fisik ibu.

Yang termasuk faktor ibu menurutnya adalah penyakit pada ibu,

ibu yang menderita sakit atau kelelahan


sehingga tidak memberikan ASI kepada bayinya dapat

menyebabkan gagalnya ASI eksklusif.

Hampir semua ibu dapat menyusui bayinya sejak awal

kelahiran bayinya sejak awal kelahiran bayi hingga 6 bulan dan

meneruskan menyusui hingga 2 tahun (WHO, 2009). Namun,

sejumlah kecil kondisi kesehatan ibu dan bayi dapat

membenarkan alasan ibu tidak menyusui secara permanen atau

sementara (Jannah, 2015).

g. Dukungan orang terdekat

Roesli (2004) menyatakan bahwa dukungan keluarga

merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya

terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Adanya dukungan keluarga

terutama suami maka akan berdampak pada peningkatan rasa

percaya diri atau motivasi dari ibu dalam menyusui.

Friedman (2010) mengemukakan bahwa dukungan keluarga

dapat diberikan dalam beberapa bentuk, yaitu: a) dukungan

informasional, b) dukungan penghargaan, c) dukungan

instrumental, dan d)dukungan emosional.Ibu menyusui

membutuhkan dukungan dan pertolongan, baik ketika memulai

maupun melanjutkan menyusui. Sebagai langkah awal mereka

membutuhkan bantuan sejak kehamilan dan setelah

melahirkan.Mereka membutuhkan dukungan pemberian ASI

hingga 2 tahun, perawatan kesehatan maupun dukungan dari

keluarga dan lingkungannya (Proverawati, 2010). Keluarga


terutama suami merupakan bagian penting dalam keberhasilan

atau kegagalan menyusui, karena


suami menentukan kelancaran pengetahuan ASI (let down

refelex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi dan

perasaan ibu (Roesli, 2007).

h. Sikap

Menurut Gibson (1985) sikap merupakan faktor penentu

perilaku. Sikap (attitude) adalah kesiapan-kesiapan mental yang

dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman dan mempunyai

pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang

lain, objek dan situasi yang berhubungan dengannya. Seseorang

dengan sikap yang baik cenderung memiliki perilaku yang baik

(Foot et al, 2005). Sikap berkaitan erat dengan pola pikir dan

keyakinan seseorang terhadap suatu objek. Disamping itu, sikap

memiliki fungsi psikologis yang berbeda dari setiap orang yang

kedepannya dapat mempengaruhi seseorang dalam memegang

sikap yang diyakininya. Sikap juga bagian dari tingkah laku dan

penting dalam kehidupan manusia untuk informasi guna

mendukung manusia dalam bersikap (Juherman, 2008). Ibu

dengan sikap positif terhadap manfaat ASI berencana memberikan

ASI eksklusif (Abdullah, 2011).

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu aktivitas yang menempatkan

seseorang atau suatu kelompok yang mempunyai kebutuhan

tertentu dan pribadi, untuk bekerja menyelesaikan tugasnya.

Motivasi merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, tekanan,

dan mekanisme psikologis yang dimaksdukan merupakan

akumulasi faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal

bersumber dari dalam diri


individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal bersumber dari

luar individu. Faktor internal dapat pula disebut sebagai

akumulasi aspek-aspek internal individu, seperti kepribadian,

intelegensi, ciri-ciri fisik, kebiasaan, kesadaran,minat, bakat,

kemauan, spirit, antusiasme, dan sebagainya. Faktor eksternal

bersumber dari lingkungan, apakah itu lingkungan fisik, sosial,

tekanan dan regulasi keorganisasian. Faktor internal dan

eksternal itu berinteraksi oleh individu dalam bentuk kapasitas

untuk kerja.

Motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang

membuat seseorangmelakukan sesuatu sebagai respon. Motivasi

adalah karakteristik psikologis manusia yang memberikan

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk

faktor-faktor yang menyebabkan dan mempertahankan tingkah

laku manusia dalam arah tekad tertentu.

Motivasi merupakan tenaga pengerak dan kadang-kadang

dilakukan degan menyampingkan hal-hal yang dianggap kurang

bermanfaaat dalam mencaoai tujuan. Dengan motivasi, manusia

akan lebih cepat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan

kegiatan. Suatu motivasi yang murni yang betul-betul disadari

akan pentingnya suatu perilaku dan didasarkan sebagai suatu

kebutuhan (Lestari, 2015)

2. Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah


untuk menggerakkan atau menggugah seseorangagar timbul

keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga

dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.

Disini disebutkan tujuan-tujuan dari motivasi adalah sebagai

berikut :

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja

b. Meningkatkan produktivitas

c. Mempertahankan kestabilan pekerja

d. Meningkatkan kedisiplinan

e. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

f. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-

tugasnya

3. Sumber-sumber Motivasi

Sumber-sumber motivasi dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Motivasi instisik

Motivasi ini berasal dari dalam diri individu itu sendiri.

Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu


nifas ketika iaa berada di rumah sakit

b. Motivasi ektrins

Yaitu motifasi yang datang dari luar individu, misalnya

saja dukungan verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman

dekat atau keakraban sosial.

c. Motivasi terdesak

Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan

munculnya serentak menghentak dan cepat sekali.

4. Cara Mengukur Motivasi

Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun

harus diukur. Pada umumnya, yang banyak diukur adalah

motivasi sosial dan motivasi biologis. Ada beberapa cara untuk

mengukur motivasi yaitu dengan 1) tes proyektif, 2) kuesioner, dan

3) perilaku.(Notoadmodjo, 2010)
a. Tes Proyektif

Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang

ada dalam diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang

dipikirkan orang, maka kita beri stimulus yang harus

diinterprestasikan. Salah satu teknik proyektif yang banyak

dikenal adalah Thematic Apperception Test (TAT). Dalam test

tersebut klien diberikan gambar dan klien diminta untuk

membuat cerita dari gambar tersebut. Dalam teori Mc Leland

dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu

kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan untukpower (n-

power), kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut

kita dapat menelaah motivasi yang mendasari diri klien

berdasarkan konsep kebutuhan diatas. (Notoatmodjo, 2010)

b. Kuesioner

Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner

adalah dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien.

Sebagi contoh adalah EPPS (Edward’s Personal Preference

Schedule). Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer dimana pada

masing-masing nomor terdiri dari dua pertanyaan. Klien diminta

memilih salah satu dari dua pertanyaan tersebut yang lebih

mencerminkan dirinya. Dari pengisian kuesioner tersebut kita

dapat melihat dari ke-15 jenis kebutuhan yang dalam tes tersebut,
kebutuhan mana yang paling dominan dari dalam diri kita.

Contohnya antara lain, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan

akan keteraturan, kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang

lain, kebtuhan untuk membina


hubungandengan lawan jenis, bahakan kebutuhan untuk

bertindak agresif. (Notoatmodjo, 2010)

c. Observasi Perilaku

Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan

membuat situasi sehingga klien dapat memunculkan perilaku

yang mencerminkan motivasinya. Misalnya, untuk mengukur

keinginan untuk berprestasi, klien diminta untuk memproduksi

origami dengan batas waktu tertentu. Perilaku yang diobservasi

adalah, apakah klien menggunakan umpan balik yang diberikan,

mengambil keputusan yang berisiko dan mementingkan kualitas

dari pada kuantitas kerja. (Notoatmodjo, 2010)

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

a. Faktor Fisik

Motivasi yang ada didalam diri individu yang

mendorong untuk bertindak dalam rangka memenuhi

kebutuhan fisik sepertibkebutuhan jasmani,raga, materi

benda atau berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan

faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan

kondisi seseorang, meliputi : kondisi fisik lingkungan,

keadaan atau kondisi kesehatan, umur dan sebagainya.


b. Faktor Herediter

c. Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan

kematangan atau usia seseorang Faktor Instrinsik Seseorang

Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya

timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga

puas dengan apa yang sudah dilakukan

d. Fasilitas (sarana dan prasarana)

Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan

segala yang memudahkan dengan terjadinya sarana-sarana yang

dibutuhkan untuk hal yang diinginkan

e. Situasi dan Kondisi

Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi

sehingga mendorong memaksa seseorang untuk melakukan

sesuatu

f. Program dan Aktifitas

Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang

atau pihak lain yang didasari dengan adanya kegiatan (program)

rutin dengan tujuan tertentu

g. Audio Fisual (media)

Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang didapat

dari perantara sehingga mendorong atau menggugah hati

seseorang untuk melakukan seseuatu


h. Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang berfikir logis dan bekerja sehingga

motivasi seseorang kuat dalam melakukan sesuatu hal

i. Pengetahuan

Motivasi dapat datang dari dalam diri sendiri ataupun dari

luar. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah

pengetahuan. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang luas

diharapkan memiliki motivasi untuk melakukan tindakan sesuai

pengetahuannya.

C. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan

panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Selain itu melalui mata dan telinga

yaitu proses melihat dan mendengar. Selain itu proses

pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan formal maupun

informal (Notoatmodjo, 2003 dalam Lestari 2015)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, merupakan

domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang (over

behaviour). Proses kognitif meliputi ingatan, pikiran, persepsi,

simbol-simbol penalaran dan pemecahan persoalan. Dalam kamus

umum bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang


diketahui yang berkenaan dengan suatu hal (Soekanto, 2002

dalam Lestari, 2015)

Pengetahuan dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1999),

diartikan segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang

berkenaan dengan hal mata pelajaran. Kategori pengetahuan

meliputi kemampuan untuk mengatakan kembali dari ingatan

hal-hal khusus dan umum, metode dan proses atau mengingat

suatu
enam tingkatan :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall)

pola, susunan, gejala atau peristiwa. Soekanto (2002) menjelaskan

bahwa pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang

tentang sesuatu. Kemampuan yang paling rendah tetapi paling

dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui

adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali

suatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah

ditemukan dengan pengalaman tanpa memanipulasinya.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behaviour).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang di

dasari oleh pengetahua akan lebih langgeng dari pada perilaku

yang tidak di dasari oleh pengetahu (Lestari, 2015)

Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan

bahwa pengetahuan adalah suatu proses mengingat dan mengenal

kembali obyek yang telah dipelajari melalui panca indra pada

suatu bidang tertentu secara baik

1. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah tingkat seberapa kedalaman seseorang

dapat menghadapi, mendalami, memperdalam perhatian seperti

sebagaimana manusia menyelesaikan masalah tentang konsep-konsep

baru dan kemampuan dalam belajar dikelas. Untuk mengukur tingkat

pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari


justifikasi atau penilaian terhadap suatu matri atau obyek.

sesuatu spesifik dari sesuatu bahan yang diterima atau dipelajari.

Kata kerja yang dipelajari untuk mengukur bahwa orang tahu apa

yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefisinikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan tentang obyek yang

diketahui dan menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (appication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi atau situasi nyata.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam

komponen-komponen, tapi masih dalam suatu struktur tersebut

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Atau

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu matri atau

obyek.

2. Berbagai Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2010) dari berbagai macam cara

yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : a)

Cara tradisional atau nonilmiah, yakni tanpa melalui penelitian

ilmiah, dan b) Cara modern atau cara ilmiah, yakni melalui proses

penelitian.

a. Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya

metode ilmiah atau penemuan secara sistematik dan logis adalah

dengan cara non ilmiah, tanpa melalui penelitian.

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini

antara lain meliputi : 1). Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi

dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga

gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai

masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara

ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau
metode coba salah (coba-coba).

Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup

lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai

sekarang pun metode ini masing sering digunakan. Metode ini

telah banyak jasanya, terutama dalam meletakkan dasar-dasar

menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.

Hal

ini juga merupakan pencerminan dari upaya memperoleh

pengetahuan, walaupun pada taraf yang masih primitif. Disamping

itu, pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini

banyak membantu perkembangan berpikirndan kebudayaan

manusia ke arah yang lebih sempurna.

2) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh

orang,tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut

baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan

turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan

seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-

kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai

kebenaran yang mutlak


4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru baik. Pepatah ini mengandung

maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan,

atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

Apabila dengan cara yang digunakantersebut orang dapat

memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan

masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan atau

merujuk cara tersebut. Tetapi bila ia gagal menggunakan cara

tersebut, ia tidak akan mengulangi caraitu, dan berusaha untuk

mencari cara yang lain sehingga berhasil memecahkannya.

5) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau

menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak disiplin

menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,

misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata

caramenghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi

teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode

(meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak.

Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment)

merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk


mendisipinkan anak dalam konteks pendidikan.
6) Kebenaran Melalui Wahyu

Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-

pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah

kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini

diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena

hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

7) Kebenaran secara Intuitf

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara

diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar

kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena

kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan

yang

sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan

intuisi atau suara hati atau bisikan hari saja.

8) Melalui Jalan Pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara

melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-

pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya

sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.


9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan- pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman- pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi itu

beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal- hal yang nyata,

maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang

konkret kepada hal-hal yang abstrak.

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)

mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara

yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk

deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai

kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang

dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga

kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang

termasuk dalam kelas itu. Di sini terlihat proses berpikir

berdasarkan pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan

yang khusus.
b. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini

disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut

metodelogi penelitian (research methodology). Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626). Ia adalah seorang

tokoh yang mengembangkan metode berpikir induktif. Mula-mula

ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam

atau kemasyarakatan. Kemudian hasil pengamatannya tersebut

dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan diambil kesimpulan

umum. Kemudian metoode berpikir induktif yang dikembangkan

oleh Bacon ini dilanjutkan oleh Deobold van Dallen. Ia

mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan

dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamatinya.

Berdasarkan hasil pencatatan ini kemudian ditetapkan ciri-

ciri atau unsur- unsur yang pasti ada pada sesuatu gejala.

Selanjutnya hal tersebut dijadikan dasar pengambilan kesimpulan

atau generalisasi. Prinsip-prinsp umum yang dikembangkan oleh

Bacon ini kemudian dijadikan dasar untuk mengembangkan

metode penelitian yang lebih praktis. Selanjutnya diadakan

penggabungan antara proses berpikir deduktif induktif verivaktif

seperti yangdilakukan oleh Newton dan Galileo.


Akhirnya lahir suatu cara melakukan penelitian, yang

dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian ilmiah (scientific

research method).

3. Sumber Pengetahuan

Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk

memperoleh pengetahuan. Upaya-upaya serta cara-cara tersebut

dipergunakan dalam memperoleh pengetahuan yaitu :

c. Orang yang Memiliki Otoritas

Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan

yaitu dengan bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau

yang dianggapnya lebih tahu.

d. Indra

Indra adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu

sumber internal pengetahuan. Dalam filsafat science medern

menyatakan bahwa pengetahuan pada dasarnya adalah dan

hanyalahpengalaman-pengalaman konkrit kita yang terbentuk

karena perssepsi indra, seperti persepsi penglihatan, pendengaran,

perabaan, penciuman dan pengecap pada lidah.

e. Akal

Dalam kenyataannya, ada pengetahuan tertentu yang bisa

dibangun oleh manusia tanpa harus atau tidak bisa

mempresipsinya dengan indra terlebih dahulu. Pengetahuan dapat

diketahui dengan pasti dan dengan sendirinya karena potensi

akal.
f. Intuisi

Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau

pemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan

hasil pemikiran yang sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisi dapat

berarti kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan (Lestari, 2015)

4. Pengukuran Pengetahuan

Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan

dengan tingkat domain diatas. Pengukuran pengetauan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang berisi pertanyaan sesuai materi yang

ingin diukur dari subyek penelitian atau responden yang disesuaikan dengan

tingkat pengetahuan yang diukur (Lestari, 2015)

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

g. Tingkat pendidikan, yakni upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

h. Informasi, seseorang yang mendapatkan informasi lebih banyak akan

menambah pengetahuan yang lebih luas

i. Pengalaman, yakni sesuatu yang pernah dilakukan seseorang akan

menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

j. Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang

meliputi sikap dan kepercayaan

k. Sosial ekonomi,
yakni kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Malino dkk, (2007) adalah :

a. Sosial Ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang

bila ekonomi baik, tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan akan

tinggi pula.

b. Kultur (budaya dan agama)

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang

karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidaknya dengan

budaya yang ada apapun agama yang dianut.

c. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan maka akan mudah menerima hal baru dan

akan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.

d. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu.

Pendidikan yang tinggi, maka pengalaman aka lebih luas, sedangkan

semakin tuaumu seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak

(Lestari, 2015)
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

PENGETAHUAN MOTIVASI IBU PEMBERIAN ASI


IBU EKSKLUSIF

Gambar 1.

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Motivasi


Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan kerangka konsep diatas faktor yang


mempengaruhi keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif yaitu
pengetahuan dan motivasi. Dengan pengetahuan yang baik
tentang ASI eksklusif, maka akan memepengaruhi motivasi ibu
untuk memberikan ASI EKslusif. Selanjutya ibu akan meberikan
ASI secara ekslusif kepada bayi sesuai dengan pengetahuannya
tentang ASI Ekslusif.
B. Definisi Operasional Variabel

Tabel1
.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Defini Cara Alat Ukur Hasil Skala


si Ukur Ukur Ukur
Pemberi Pemberian ASI Wawa Daftar 1. Ordin
an ASI Eksklusif adalah n- pertanya Eksklusi al
Eksklusif memberikan ASI saja cara an f
sejak bayi baru lahir tentang 2.
sampai berusia 6 ASI Tidak
bulan tanpa eksklusif eksklu
diberikan makanan sif
atau minuman
apapun
Motiva Dorongan / Wawa Daftar Nilai Ordin
si ibu keinginan dari diri n- pertanyaa atau al
ibu sendiri yang cara an skor
menyebabkan ibu tentang motivas
memberikan ASI motivasi i
eksklusif sampai 6 ibu
bulan
kepada bayi
Penget Pengetahuan ibu Wawa Daftar Nilai Ordin
a- merupakan segala n- pertanyaa atau al
huan sesuatu yang cara n tentang skor
ibu diketahui ibu tentang pengetah pengeta
ASI eksklusif uan ASI - huan
meliputi definisi ASI, Eksklusif
manfaat ASI,
kegunaan ASI,
bahaya jika tidak
mendapatkan ASI
dan
kandungan gizi ASI.
C. Hipotesis
1. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
Ekslusif dan motivasi ibu dalam memberikan ASI
Ekslusif di wilayah kerja puskesmas mamajang
2. Ada hubungan motivasi ibu dalam memberikan ASI
Ekslusif dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah
kerja puskesmas mamajang
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat dapat

diketahui bahwa sebanyak 94,4%, untuk tingkat

pengetahuan yang cukup sebanyak 5,6%, dan tidak ada

ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang

2. Motivasi ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah

kerja Puskesmas mamajang sebanyak 73,2% memiliki

motivasi yang baik sebanyak 26,8% memiliki motivasi

cukup dan tidak ada memiliki motivasi kurang.

3. Pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja mamajang

Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 45,1% memberikan

ASI eksklusif, dan 54,9% tidak memberikan ASI

eksklusif.

4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan

motivasi ibu di wilayah kerja mamajang menggunakan

uji statistik chi-square koreksi yates diperoleh hasil nilai

p = 0,617.

5. Terdapat hubungan antara motivasi ibu terhadap

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja mamajang

menggunakan uji statistik chi-square koreksi yates

diperoleh hasil nilai p = 0,001.


B. Saran

1. Sebanyak 54% ibu tidak memberikan ASI eksklusif

kepada anaknya dikarenakan karena ASI tidak mau keluar

dan juga membuat payudara ibu bengkak, sehingga ibu

menghentikan pemberian ASI dibawah umur

6 bulan. Diharapkan ibu untuk tetap memberikan ASI,

dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi

agar ASI tetap lancar

2. Kepada pihak Puskesmas Denpasar Barat agar lebih

mengefektifkan edukasi pemberian ASI Eklusif kepada ibu

khususnya konseling ibu menyusui, mulai sat ibu hamil .


LAMPIRAN

Lampiran 1

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

SEBAGAI PESERTA PENELITIAN

Yang terhormat Ibu, Kami meminta kesediannya untuk


berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan dari penelitian ini bersifat
sukarela/tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah dengan
seksama dan disilahkan bertanya bila ada yang belum dimengerti.

Judul Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Ibu


Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas 1 Denpasar Barat
Peneliti utama Ni Putu Ayu Dinda Paramitha
Institusi Politeknik Kesehatan Denpasar
Enumerator 1. Luh Gde Ary Widayani
2. Ayu Nita Parna Sari
3. Ni Komang Nia Trijayani
Lokasi penelitian Wilayah Kerja Puskesmas 1 Denpasar Barat
(Desa Tegal Kertha dan Kelurahan Pemecutan)
Sumber Swadana Mahasiswa
pendanaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat


pengetahuan dan motivasi ibu terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas 1 Denpasar Barat. Jumlah peserta sebanyak 78 orang dengan
syaratnya yaitu memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :1) masih terdaftar,
terdata, dan tercatat sebagai penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar
Barat sampai penelitian selesai dilaksanakan, 2) bertempat tinggal di wilayah
kerja Puskesmas I Denpasar Barat, 3) ibu yang memiliki bayi berumur 6 - 24
bulan berjenis, 4) bersedia menjadi sampel. Memenuhi kriteria eksklusi sebagai
berikut : 1) ibu yang tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, 2) ibu
yang buta huruf

Kepesertaan dalam penelitian ini tidak secara langsung memberikan


manfaat kepada peserta penelitian. Tetapi dapat memberi gambaran informasi
yang lebih banyak tentang ASI eksklusif. Bagi peserta yang akan diberikan
informasi mengenai ASI eksklusif diharapkan agar selalu memberikan dukungan,
motivasi kepada diri sendiri agar selalu memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
Atas kesedian berpartisipasi dalam penelitian ini maka akan diberikan
imbalan sebagai pengganti waktu yang diluangkan untuk penelitian ini. Peneliti
menjamin kerahasiaan semua data peserta penelitian ini dengan
menyimpannya dengan baik dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.

Kepesertaan Ibu dapat menolak untuk menjawab


pertanyaan yang diajukan pada penelitian atau menghentikan
kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa ada sanksi.

Jika setuju untuk menjadi sampel peneltian ini, Ibu


diminta untuk menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah
Penjelasan (Informed Consent) Sebagai *Sampel Penelitian/
*Wali’ setelah Ibu benar-benar memahami tentang penelitian ini.
Ibu akan diberi salinan persetujuan yang sudah ditanda tangani ini.

Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat


perkembangan baru yang dapat mempengaruhi keputusan ibu
untuk kelanjutan kepesertaan dalam penelitian, peneliti akan
menyampaikan hal ini kepada Bapak. Bila ada pertanyaan yang
perlu disampaikan kepada peneliti, silakan hubungi peneliti

: Ni Putu Ayu Dinda Paramitha dengan no HP 083114320959.

Tanda tangan Ibu dibawah ini menunjukkan bahwa Ibu


telah membaca, telah memahami dan telah mendapat
kesempatan untuk bertanya kepada peneliti tentang penelitian ini
dan menyetujui untuk menjadi peserta

*penelitian/Wali.

Peserta/ Subyek Penelitian, Wali,

Tanda Tangan dan Nama Tanda Tangan dan Nama


Tanggal (wajib diisi) : / / Tanggal (wajib diisi) :
Lampiran

Kuisioner

Penelitian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI


IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 DENPASAR BARAT

PETUNJUK PENGISIAN

1. Lengkapilah identitas diri sebelum menjawab pertanyaan.

2. Jawablah pertanyaan dengan cara memilih salah satu

jawaban yang sesuai dengan jawaban anda.

3. Mohon jawaban yang anda beritahu sesuai dengan apa

yang anda alami, demi tercapainya hasil yang

diinginkan pada penelitian ini.

A. IDENTITAS SAMPEL

Kode Sampel :

Nama Ibu :

TTL / Usia Ibu :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Nama Anak :

TTL / Usia Anak :

Alamat Tempat Tinggal :


B. PENGETAHUAN

DAFTAR PERTANYAAN

Petunjuk pengisian : Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan

memberikan tanda checklist () pada kolom jawaban yang dipilih.

NO Pertanyaan BENAR SALAH


1. ASI eksklusif diberikan dari bayi berumur 0-
6 bulan
2. Manfaat ASI adalah mengandung zat
antibody, mencerdaskan, membangun jalinan
kasih sayang dan membantu pertumbuhan
secara optimal
3. ASI adalah makanan yag paling baik untuk
kesehatan bayi
4. ASI dapat membantu perkembangan otak
bayi
5. ASI memberikan keuntungan ekonomis
untuk keluarga karena tidak harus
membeli susu formula
6. Memberikan ASI eksklusif dapat mencegah
ibu terkena penyakit kanker payudara
7. Makanan pendamping ASI dapat diberikan
setelah bayi berumur 6 bulan
8. Memberikan ASI eksklusif dapat
mengurangi resiko bayi terkena penyakit
infeksi dan saluran pernafasan (pneomoni)
9. Cara memperbanyak ASI adalah disusui
sesering mungkin serta asupan
makanan yang bergizi
10. ASI yang keluar pertama kali berwarna
kekuning-kuningan (colostrum)

C. MOTIVASI

Petunjuk pengisian : Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan

memberikan tanda checklist () pada kolom jawaban yang dipilih.

Keterangan:
ST : Setuju RG : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju

No Motivasi ST RG TS
1 Saya ingin menyusui agar bayi saya lebih sehat
Saya khawatir bila bayi saya tidak mendapatkan ASI sejak
2
dini
Saya tidak merasa takut payudara menjadi berubah apabila
3
saya memberikan ASI kepada bayi saya
Saya tetap berusaha memberikan ASI, walaupun saya sulit
4 menyusui
Saya menghentikan pemberian ASI karena saya sibuk
5
bekerja
Saya akan berhenti menyusui jika payudara saya bengkak
6
dan terasa nyeri
Saya merasa sudah memenuhi kewajiban saya bila saya
7
sudah memberikan ASI saja selama 6 bulan
8 Saya melakukan perawatan khusus pada payudara agar
dapat memberlancar ASI
Saya selalu mengonsumsi makanan yang bergizi agar ASI
9
lancar
10 Saya merasa ASI saja yang saya berikan akan membuat bayi
saya tercegah dari berbagai penyakit

D. PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Petunjuk pengisian : Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan

memberikan tanda checklist () pada kolom jawaban yang dipilih.

NO Kegiatan YA TIDAK
1. Apakah ibu memberikan ASI saja tanpa
memberikan makanan tambahan ?
2. Apakah karena kesibukan ibu sehari-hari
sehingga ibu memberikan makanan tambahan
atau susu formula ?
3. Apakah ibu mengalami penyakit tertentu
sehingga ibu tidak bisa memberikan ASI ?
4. Apakah ibu pernah dianjurkan oleh dokter
atau bidan disaat ASI ibu tidak / sedikit
keluar ?
5. Apakah jika sibuk ibu menyiapkan ASI perah
?
6. Apakah ibu tidak diperbolehkan oleh suami
memberikan ASI eksklusif ?
7. Apakah di lingkungan sekitar ibu
memperbolehkan memberikan makanan
tambahan sebelum bayi berumur 6 bulan ?
8. Apakah ibu akan berhenti menyusui bila ASI
ibu tidak keluar atau terjadi masalah pada
payudara ?
9. Apakah ibu ingin menggunakan susu formula
pada bayi karena menurut ibu gizinya lebih
banyak ?
10. Apakah ibu mendukung gerakan pemberian
ASI eksklusif ?

Lampiran 3

Perhitungan Besar Sampel

𝑁. 𝑃(1 − 𝑃)
𝑛=
(𝑁 − 𝑃)𝐷 + 𝑃(1 − 𝑃)

245 . 0,5(1 − 0,5)


𝑛=
(245 − 0,5)0,0025 + 0,5(1 −0,5)

61,25
𝑛=
0,61 + 0,25

61,25
𝑛=
0,86
𝑛 = 71,22

𝑛 = 71 orang

Jadi, jumlah sampel yang akan digunakan penelitian ini sebanyak 71 orang
Untuk pengambilan sampel pada wilayah kerja Puskesmas 1 Denpasar

Barat yaitu dengan cara multi stage random sampling. Yng pertama undi Desa

yang akan dipilih yaitu sebanyak 2 Desa, yang terpilih yaitu Desa Tegal Kertha

dan Kelurahan Pemecutan. Setelah itu tentukan berapa Banjar yang digunakan

pada penelitian ini, dan dengan cara sebagai berikut :

Diketahui :

Sampel 71 anak -> dengan rata-rata anak yang berumur 6-24 bulan di setiap
banjar yaitu 10 anak.

𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐵𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑛𝑎𝑘

71
𝐵𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟 =
10
= 10 Banjar

Dari 2 Desa diambil hanya 10 Banjar untuk menentukannya yaitu sebagai berikut :

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟 𝑑𝑖
𝐷𝑒𝑠𝑎 = 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝐷𝑒𝑠𝑎 𝑥 𝐵𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
8
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑡ℎ𝑎 = 𝑥 7 = 3 𝐵𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟
22
14
𝑃𝑒𝑚𝑒𝑐𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑥 7 = 4 𝐵𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟
22
Dari setiap Desa setelah di random, Banjar yang terpilih sebagai berikut :
Desa Tegal Kertha :
1. Banjar Tegal Wangi (23 baduta)
2. Banjar Mertha Gangga (22 baduta)
3. Banjar Bhuana Asri (17
baduta) Kelurahan Pemecutan :
1. Banjar Kerandan (14 baduta)
2. Banjar Alang Kajeng Gede (10 baduta)
3. Banjar Alang Kajeng Menak (8 baduta)
4. Banjar Penyaitan (9baduta)
Populasi baduta dari 7Banjar yaitu 103 baduta.

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil dari setiap banjar
yaitu sebagai berikut :

𝐷𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑑𝑢𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝐵𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟

𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑢𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 7 𝐵𝑎𝑛𝑗𝑎𝑟


x 71

23
1. Banjar Tegal Wangi = x 71 = 16
103
2. Banjar Mertha Gangga = 22 x 71 = 15
103
3. Banjar Bhuana Asri = x 71 = 12
17

4. Banjar Kerandan = 103 x 71 = 10


14
5. Banjar Alang Kajeng Gede = x 71 = 7
103

6. Banjar Alang Kajeng Menak = 10 x 71 = 5


103
7. Banjar Penyaitan = x 71 = 6
8

103

103
Jadi dari 5 Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat
diambil 2 Desa secara random yaitu Desa Tegal Kertha dan Kelurahan
Pemecutan. Desa Tegal Kertha terdapat 8 Banjar dan Kelurahan Pemecutan
terdapat 14 Banjar, jadi dari 2 Desa tersebut terdapat 22 Banjar. Kemudian dari 8
Banjar yang ada di Desa Tegal Kertha dipilih 3 Banjar secara random yang
terpilih yaitu Banjar Tegal Wangi, Mertha Gangga dan Bhuana Asri. Dari 14
Banjar yang ada di Kelurahan Pemecutan dipilih 4 Banjar secara random yang
terpilih yaitu Banjar Kerandan, Alang Kajeng Gede, Alang Kajeng Menak dan
Penyaitan. Lalu untuk ibu baduta yang akan dijadikan sampel setiap banjar
dirandom untuk dijadikan sampel yang jumlahnya sudah ditentukan dengan cara
proporsional.

Lampiran 4

Ethical

Clearance
Lampiran 5

Surat Rekomendasi Penelitian Provinsi Bali


Lampiran 6

Surat Rekomendasi Penelitian Pemerintah Kota Denpasar


kl
4. Dilarang melakukan kegiatan diluar mpada kegiatan tujuan yanb Leigh ditew
dan pelanggaran terhadap ketentuan di atas, ijin ini akan di cebui dan
segaln kegiatnnuya
5. Para PCneiiti, Survey, Study Perbandin X CN, SKL, mentaati dan menghofrt t® *
ketentuan yang berlaku di Oaerah setempai.
Demikian Rekomendasi ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaim8llft mflJnJ-

Denpasar, 02 January 2020

IP.I9650I01I98602l 0I4

Tembusan disarnoaikan

1. Walikota Denpasar
(sebagai laporan) 2, Yang
Bersangkutan

3. Arsip

Anda mungkin juga menyukai