Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FILSAFAT ILMU DAN FILSAFAT INTEGRASI

“PENGEMBANGAN ILMU MELALUI,


INTERDISIPLINER, MULTIDISIPLINER,
TRANSDISIPLINER”
DosenPengampu:
Dr. Muh. Shaleh, M.Pd.

Oleh :
MUH RAMADAYAN YAMIN
2023040202015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS PASCASAJANA
IAIN KENDARI TAHUN2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah PENGEMBANGAN ILMU

MELALUI, INTERDISIPLINER, MULTIDISIPLINER,

TRANSDISIPLINER tepat pada waktunya, shalawat serta salam juga semoga

selalu tercurah kan kepada baginda Rasulullah SAW, sang idolah sejati yang

membawa perubahan sepanjang sejarah.

Dalam pembuatan makalah ini, tentu taklupa penulis mengucapkan terima

kasih kepada Dosen Pengampu Bapak Dr. Muh. Shaleh, M.Pd. yang telah

membimbing penulis selama ini. Tentunya makalah ini, masih jauh dari

kesempurnaan. Olehnya itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi

kita semua. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.


DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...............................................................................2
DAFTARISI..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................4
1. LatarBelakang................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................5
3. Tujuan.............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................6
A. Pengertian Interdisipline.............………………………….............6

B. Pengertian Multidisiplin...............…………....................................7

C. Pengertian Transdisiliner........................................................9

D. Perbedaan Nilai Ilmu Alam Dan Nilai Ilmu Sosial......................12

BAB III PENUTUP.................................................................................16


A. Kesimpulan...................................................................................16
B. Saran..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................17
DAFTARISI
KATAPENGANTAR...............................................................................2
DAFTARISI..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................4
1. LatarBelakang................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................5
3. Tujuan.............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................6
A. Pengertian hakikat Nilai ………………………………….............6

B. Pengertian Nilai Ilmu Sosial………………....................................7

C. Pengertian Nilai Ilmu Alam......................................................9

D. Pengembangan Pendekatan Multidisiplin, Interdisiplin, danTransdisiplin di Dunia


Pendidikan Islam12

BAB III PENUTUP.................................................................................16


A. Kesimpulan...................................................................................16
B. Saran..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu memiliki peran yang sangat penting dalam Islam. Tidak ada agama yang

seperti Islam dan tidak ada kitab suci seperti Al Qur’an yang sangat mengutamakan ilmu,

dan memerintahkan penganutnya untuk mencari ilmu. Islam adalah agama keselamatan

yang tidak memisahkan ilmu pengetahuan ke dalam kotak-kotak dikhotomis. Pada

hakikatnya semua yang ada di alam raya ini termasuk hasil cipta dan karsa (budaya)

manusia merupakan milik dan berasal dari Allah SWT.Saat ini kita memperhatikan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, terlihat dari cabang-

cabangnya. Kondisi ini didukung oleh gereakan spesialisasi bidang-bidang kajian. Pada

dasarnya perkembangan cabang-cabang ilmu bermula dari dua kelompok besar, yaitu

filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu alam (natural sciences) dan non ilmu-

ilmu alam (non natural sciences)Allah SWT memberi perangkat bagi manusia untuk

memproduksi ilmu pengetahuan didasarkan dari potensinya yang berupa akal, indra dan

in putnya berupa alam raya dan isinya yang masih asli dan input produksi manusia itu

sendiri.Ilmu pengetahuan pada perkembangannya dapat berasal dari sumber agama atau

sumber empiris atau yang menjadi penggabungan keduanya. Keterpaduan ilmu agama

Islam dengan ilmu pengetahuan atau sebaliknya mengandung pengertian bahwa pada

dasarnya seluruh ilmu bersumber dari Allah SWT dan pada akhirnya semua manifestasi

dari keilmuan ditujukan untuk pengabdian kepada Allah SWT


RumusanMasalah

1. Apa itu interdisipliner ?


2. Apa itu multidisipliner?
3. Apa itu transdisipliner ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaiaman interdisipliner?


2. Untuk mengetahui bagaiaman multidispliner?
3. Untuk mengetahui Bagaimana transdisipliner ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Interdisipliner

Interdisipliner (interdisciplinary) adalah interaksi intensif antarsatu atau lebih

disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program

penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis (Prentice,

1990). Dalam jurnal Al-Adyan Pendekatan interdisipliner adalah pendekatan dalam

pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu

serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Studi interdisipliner yang

dimaksud adalah kajian dengan menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang

(perspektif). Dalam studi misalnya menggunakan pendekatan sosiologis, historis dan

normatif secara bersamaan. Pentingnya pendekatan ini semakin disadari keterbatasan dari

hasil-hasil penelitian yang hanya menggunakan satu pendekatan tertentu. Misalnya dalam

mengkaji teks agama, seperti Al-Qur’an dan sunnah Nabi tidak cukup hanya

mengandalkan pendekatan tekstual, tetapi harus dilengkapi dengan pendekatan sosiologis

dan historis sekaligus, bahkan masih perlu ditambah dengan pendekatan hermeneutik

misalnya. Contohnya dalam memahami ayat al qur’an seperti tentang poligami, walaupun

secara tekstual memiliki makna adanya kebolehan seorang melakukan poligami, tapi

kajian budaya lokal, kajian psikologis seorang istri, norma sosial atau adat dimana kita

tinggal ini perlu mendapatkan sebuah perhatian

Istilah yang perlu diketahui maknanya dulu adalah multidisipliner yang terangkai

dengan pendidikan Islam. Pemahaman terhadap makna multisipliner ini sangat membantu

pendidikan Islam multidisipliner. Namun terdapat beberapa istilah lainnya yang memiliki

kemiripan bunyi maupun maknanya, sehingga dibutuhkan kecermatan dalam


memahaminya supaya tidak terjadi kesalahpahaman atau ketukarpahaman antara istilah

multidisipliner dengan istilah lainnya yang mirip itu. Setya Yuwana Sudikan melaporkan

adanya istilah-istilah yang memiliki kemiripan yaitu antara lain: interdisipliner,

multidisipliner, krosdisipliner, transdisipliner, antardisipliner, dan lintas disipliner Istilah-

istilah ini muncul dengan penekanannya masing masing sehingga masih bisa dibedakan

dengan jelas istilah satu dengan istilah lainnya. Dari enam istilah tersebut, ada tiga istilah

yang perlu pembahasan lebih lanjut, yaitu interdisipliner, trandisipliner dan

multidisipliner.

Pendekatan interdisipliner ini memiliki ciri utama sudut pandang ilmu serumpun yang

terintegrasi. Masih menurut Prentice yang dikutip Rahmat, trandisipliner adalah upaya

mengembangkan sebuah teori atau aksioma baru dengan membangun kaitan dan

berhubungan antara berbagai disiplin

Pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam

pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu

serumpun yang relevan secara terpadu. Yang dimaksud dengan ilmu serumpun ialah

ilmu-ilmu yang berada dalam rumpun ilmu tertentu, yaitu rumpun Ilmu-Ilmu Kealaman

(IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) sebagai

alternatif. Ilmu yang relevan maksudnya ilmu-ilmu yang cocok digunakan dalam

pemecahan suatu masalah. Adapun istilah terpadu, yang dimaksud yaitu ilmu ilmu yang

digunakan dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini terjalin satu sama lain

secara tersirat (implicit) merupakan suatu kebulatan atau kesatuan pembahasan atau

uraian termasuk dalam setiap sub-sub uraiannya kalau pembahasan atau uraian itu terdiri
atas sub-sub uraian. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan indisipliner ini adalah

inter (terpadu antarilmu dalam rumpun ilmu yang sama)

B. Multidispliner

Multidisipliner adalah cara pandang yang melibatkan minimal dua disiplin

akademik untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu melalui pendidikan, penelitian,

dan pengabdian pada masyarakat. Multidisiplin mempelajari topik penelitian bukan

hanya berdasarkan satu disiplin saja, tapi melibatkan beberapa disiplin lain secara

bersamaan. Dengan begitu, dapat memperkaya persepektif dari beberapa disiplin ilmu.

Multidisiplin bersifat adiktif, yaitu pendekatan dari berbagai disiplin tana terjadi interaksi

antar disiplin.

Pendekatan multidisipliner (multidisciplinary approach) ialah pendekatan dalam

pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak

lmu yang relevan. Ilmu ilmu yang relevan digunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu

Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Humaniora (IIH)

secara alternatif. Penggunaan ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah melalui

pendekatan ini dengan tegas tersurat dikemukakan dalam suatu pembahasan atau uraian

termasuk dalam setiap urain sub-sub uraiannya bila pembahasan atau uraian itu terdiri

atas sub-sub uraian, disertai kontribusinya masing masing secara tegas bagi pencarian

jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan

multidisipliner ini adalah multi banyak ilmu dalam rumpun ilmuyang sama

C. Trandisipliner
Pendekatan transdisipliner (transdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam

pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif dikuasai dan

relevan dengan masalah yang akan dipecahkan tetapi berada di luar keahlian sebagai hasil

pendidikan formal (formal education) dari orang yang memecahkan masalah tersebut.

Ilmu yang berada di luar keahlian yang akan digunakan oleh seseorang itu bisa satu atau

lebih ilmu. Namun, biasanya untuk keperluan kedalaman pembahasan orang itu hanya

menggunakan satu ilmu saja di luar keahliannya itu. Ilmu yang relevan digunakan bisa

dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu sosial (IIS), atau rumpun

Ilmu Ilmu Humaniora (IIH) sebagai alternatif. Penggunaan ilmu atau ilmu-ilmu dalam

pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini bisa secara tersirat atau tersurat, tetapi

akan lebih baik dan biasasnya memang tersurat. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan

pertanggungjawaban keilmuan orang tersebut Pendekatan ini dahulu kurang diterima

karena dianggap melanggar etika keilmuan oleh para ahli ilmu terutama oleh mereka

yang ilmunya digunakan oleh orang yang bukan ahlinya itu. Akan tetapi, dewasa ini hal

itu dimungkinkan karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

(ipteks) lagi pula kompleksnya permasalahan yang pada umumnya sulit dipecahkan oleh

hanya dengan pendekatan satu ilmu (pendekatan monodisipliner) saja. Bahkan pada saat

yang sama diterima baik oleh kalangan ilmuan termasuk oleh ilmuan ahlinya asalkan

dalam pemecahan suatu masalah itu menunjukkan kualitas dan kebenaran yang memadai.

Dengan demikian, seseorang yang menggunakan pendekatan transdisipliner harus pula

dipenuhi syarat sebagai berikut:

a) menggunakan ilmu di luar ilmu keahlian utamanya, biasanya dalam

memecahkan suatu masalah menggunakan satu ilmu di luar ilmu keahliannya itu
b) ilmu yang digunakan berada dalam rumpun ilmu yang sama dengan ilmu

keahlian utamanya

c) memahami dengan baik ilmu yang digunakan di luar keahlian ilmu utamanya

itu

d) menunjukkan hasil dengan kualitas dan kebenaran yang memadai. Ciri pokok

pendekatan transdisipliner adalah trans (lintas ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau

melintasnya.

D. Pengembangan Pendekatan Multidisiplin, Interdisiplin, danTransdisiplin di


Dunia Pendidikan Islam

Pada dasarnya ketiga pendekatan ini (multidisiplin, interdisiplin dan transdisiplin)

bukan sesuatu yang baru. Hanya saja popularitasnya mulai tampak setelah karya Amin

Abdullah diterbitkan di penghujung tahun 2020 Maraknya acara bedah buku atas buku ini

menunjukkan bahwa buku ini mendapatkan apresiasi tinggi di kalangan akademis

mengingat pada masa ketika dan pasca pandemi Covid-19, kolaborasi beragamdisiplin,

baik dalam lingkup Multi,Inter,dan juga Lintas Disiplin ilmu (Transdisiplin) menjadi

suatu yang mutlak dalam memahami kompleksitas kehidupan umat. Pun begitu juga

dengani lmu-ilmu keislaman, mau tidak mau, harus “duduk bareng” dengan kajian sains

Selain itu, di tahun yang sama, lahir juga karya serupa yang juga berfokus pada

pendidikan Islam dan semangat integrasiny Akni bukunya Mujamil Qomar Pendidikan

Islam: Multidisipliner, Interdisipliner, dan Transdisipliner.

Begitu juga dengan pendidikan Islam. Pendidikan Islam kontemporer

memerlukan pendekatan Multi, Inter dan Transdisiplin dalam penyelenggaraannya.

Linearitas ilmu dan pendekatan Monodisiplin dalam rumpun ilmu agama akan berbias

pada artikulasi agama, berikut aktivitas beragama,yang tidak connect dengan


realitas,Berikut relevansi dan signifikansi agama itu sendiri bagi kehidupan manusia.

Keseluruhan ikhtiarini pada gilirannya mengarah kan kita untuk mengkonstruk ulang

metodologi ilmu-ilmu keislaman, yang dimulai dari filsafat ilmu dan filsafat ilmu-ilmu

keislaman itu sendiri hingga ke proses dan implementasinya dalam praktik pendidikan

dan pemahaman keagamaan. Karenanya, paradigma integrasi dan interkoneksi keilmuan

menjadi hal yang urgent bagi keilmuan agama baik di masa sekarang ataupundi masa

yang akan datang.Paradigma Ini melingkupi 3(tiga) Dimensi pengembangan keilmuan,

yaitu ilmu agama, ilmu flsafat, dan ilmu umum (sains), dengan tujuan mempertemukan

lagi sains dengan ilmu-ilmu agama. Adapun pengejawantahnnya pada ranah materi

ajar/kuliah berkisar pada 3 (tiga) modelPertama, model pengintegrasian materi ajar/kuliah

dalam paket kurikulum. Kedua, model penamaan mata kuliah yang menunjukkan model

korelasi antara 2 (dua) disiplin ilmu, sains dan agama. Ketiga, model pengintegrasian

materi ajar/kuliah ke dalam tema-tema suatu mata pelajaran atau mata kuliah
BAB III

PENUTUP

Ada perbedaan antara perkembangan Ilmu-ilmu Kealaman (IIK) dengan Ilmu-

ilmu Sosial (IIS) dan Ilmu-ilmu Humaniora (IIH). Ilmu-ilmu Kealaman (IIK) khususnya

ilmu kedokteran berkembang semakin menyempit (spesialisasi), misalnya: Anestesiologi

adalah disiplin ilmu yang mempelajari penggunaan anestesi; Dermatologi adalah ilmu

yang mempelajari kulit dan penyakitnya; Kedaruratan medis adalah ilmu yang

memusatkan pada diagnosis, dan perawatan dari penyakit akut seperti trauma. Ilmu

penyakit dalam berpusat pada masalah penyakit sistemik terutama pada pasien dewasa

seperti masalah penyakit yang dapat merusak seluruh tubuh. Ilmu ini banyak menurunkan

subspesialis, yaitu: Endokrinologi, Gastroenterologi, Hematologi, Kardiologi,

Kedokteran perawatan intensif, Nefrologi, Onkologi, Penyakit infeksi, Pulmonologi,

Rheumatologi. Di pihak lain, Ilmu-ilmu Sosial (IIS) dan Ilmu-ilmu Humaniora (IIH)

berkembang semakin meluas pada pendekatan interdisipliner, multidisipliner, bahkan

lintas disiplin (trandisipliner atau krosdisipliner).

Dalam Ilmu-ilmu Kealaman (IIK), para peneliti yang berbeda keahliannya saling

berkomunikasi dan berkolaborasi dalam mengerjakan proyek tertentu. Di pihak lain,

dalam Ilmu-ilmu Sosial (IIS) dan Ilmu-ilmu Humaniora (IIH), seorang ahli berkeinginan

menguasai berbagai bidang keilmuan untuk memecahkan masalah tertentu. Ilmu-ilmu


Sosial (IIS) dan Ilmu-ilmu Humaniora (IIH) menuntut para ahli memahami sastra secara

lebih komprehensif. Oleh sebab itu, munculnya berbagai bidang ilmu bantu seperti:

Sosiologi Sastra, Psikologi Sastra, Antropologi Sastra, Filsafat sastra, Ekologi Sastra, dan

terakhir Cultural Studies (Kajian Budaya). Teori-teori baru pun bermunculan yang

merupakan gabungan atau perpaduan teori-teori sebelumnya karena para ahli merasa

membutuhkan pencerahan dan mengkritisi kekurangan yang ada sebelumnya, misalnya

New Historicism, Ecopuitica, Etnopuitica, Ecofeminisme, Ecoimperalisme, interpretatif

simbolik sebagai nama baru dari hermeneutik di Eropa.

Saran
Di sarankan kepada pembaca, supaya lebih memahami tentang

PENGEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN MELALUI INTERDISIPLINER,

MULTIDISIPLINER, TRANSDISIPLINER agar lebih baik mencari referensi lain

selain makalah ini. Karena makalah ini jauh dari kata Sempurna untuk di jadikan

sebuah buku pedoman dalam sistem pembelajaran dan penulis mengharapkan saran

dan kritik dari bapak dosen untuk perbaikan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Adamson, Joni and Kimberly N. Ruffin (ed.). 2013. American Studies, Ecocriticism, and

Citizenship: Thinking and Acting in the Local and Global Commons. New York:

Routledge.

Adi, Ida Rochani.1998. “Pendekatan Interdisipliner dalam Studi Amerika,” Humaniora,

No.7, Januari – Maret 1998, hal. 82-85.

Albrecht, Milton C. dkk. (eds.) 1970. The Sociology of Art and Literature: a Reader.

New York: Praeger Publisher.

Anwar, M. Shoim. 2012. Representasi Korupsi dalam Novel Indonesia: Perspektif

Kajian Budaya. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (Disertasi tidak

Diterbitkan). Bandel, Katrin. 2006. Sastra, Perempuan, Seks. Yogyakarta:

Jalasutra.

Barker, Chris and Dariusz Galasin Aski. 2001. Cultural Studies and Discource Analysis:

A Dialogue on Language and Identity. London: Sage Publications. Barker, Chris.

2002. Making Sense of Cultural Studies: Central Problems and Critical Debates.

London: Sage Publications.


Barker, Chris. 2004. The Sage Dictionary of Cultural Studies. London Thousand Oaks

New Delhi: Sage Publications. Barker,

Martin and Anne Beezer. 2005. Reading into Cultural Studies. London - New York:

Routledge. Campbell, Neil and Alasdair Kean. 1997. American Cultural Studies:

An Introduction to American Culture. London-New York: Routledge.

Craig, David. 1975. Marxism on Literature: an Anthology. Harmondsworth: Penguin.

Jujun S. Suriasumanteri. Islam dalam Perspektif Moral, Sosial dan Politik, Jakarta
Gramedia,1993
Kontowijoyo, islam sebagai ilmu: epistimologi, metodologi dan etika, jakarta
Teraju,2005
Louis Kattsoff, Pengantar Filsafat (V; Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992),
Lukman Hakim, Filsafat ilmu dan logika Dialektika perubahan (Klaten;
Lakeisha,2020)
Radeneaea Imri’atun Istikomah dan Abdul Wachid, Filsafat Sebagai Landasan
Ilmi Dalam Pengembangan Sain, Jurnal Filsafat Indonesia, Vol.4, No.1, P.61,2021
Bambang Sugianto, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, (wonosobo; Bambang
Sugianto, 2018)

Anda mungkin juga menyukai