Anda di halaman 1dari 6

ETIKA BISNIS DALAM TEKNOLOGI INFORMASI

PENDAHULUAN

Teknologi informasi merupakan suatu rencana / sarana bagi manajemen dalam


mengelola bisnis dan membuat keputusan demi tercapainya tujuan perusahaan. Setiap
perusahaan tentunya memiliki system informasi yang dapat mendukung proses bisnisnya.
System informasi merupakan suatu sistem yang dapat mendukung proses bisnisnya. Sistem
informasi merupakan suatu sitem pendukung operasi yang mengolah transaksi rutin dalam
organisasi dimana dari sistem tersebut nantinya akan dihasilkan laporan-laporan yang berisi
informasi yang akan didistribusikan kepada penggunanya.
Isu-isu etika yang terjadi diberbagai lingkungan bisnis semakin bergejolak dikarenakan
oleh semakin ketatnya perssaingan didunia bisnis, yang menuntut perusahaan untuk
mempertahankan bisnis yang dijalankannya dan tentunya mengembangkan bisnis tersebut.
Era internet memberikan dampak yang cukup signifikan bagi berbagai aspek kehidupan.
Era tersebut menimbulkan munculnya peluang baru untuk menbangun dan memperbaiki
pendidikan, bisnis, layanan pemerintahan, dan demokrasi. Beberapa hal yang menyebabkan
pesatnya perkembangan era internet hingga memiliki dampak yang sangat luas atas
pemakaiannya. Salah satu karakterristik Cyberspace adalah beroperasi secara virtual dan tidak
mengenal batas-batas teritorial.
Bisnis adalah bagian penting dari masyarakat. Bisnis merupakan kegiatan yang dilakukan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya dan menyangkut hubungan antara manusia
tersebut, bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi
pihak-pihak yang melakukannya. Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling
percaya, dengan saling percaya maka suatu kegiatan akan berkembang karena memiliki relasi
yang dapat dipercaya dan bisa mempercayai. Etika dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan
dan memperkuat rasa saling percaya tersebut.
Pengertian Etika Teknologi Informasi dalam perusahaan
Etika Teknologi Informasi dalam perusahaan adalah kumpulan prinsip dan pedoman
yang mengatur penggunaan teknologi informasi dalam konteks bisnis. Etika ini dirancang
untuk memastikan bahwa teknologi informasi digunakan dengan cara yang etis, adil, dan aman,
serta meminimalkan risiko yang mungkin terkait dengan penggunaan teknologi tersebut.
Berikut adalah beberapa materi utama yang terkait dengan etika teknologi informasi dalam
perusahaan:
1. Privasi dan Keamanan Informasi:
• Pentingnya melindungi data dan informasi sensitif perusahaan dari akses yang
tidak sah.
• Prinsip-prinsip keamanan informasi, seperti enkripsi data, otentikasi, dan
pengelolaan hak akses.
• Kewajiban untuk melindungi informasi pribadi pelanggan dan karyawan.
2. Penggunaan Sumber Daya TI:
• Etika penggunaan sumber daya teknologi informasi, seperti perangkat keras dan
perangkat lunak, agar efisien dan bertanggung jawab.
• Penghindaran penggunaan teknologi untuk tujuan yang merugikan perusahaan
atau entitas lain.
3. Transparansi dan Kepemilikan:
• Pentingnya menginformasikan pelanggan dan pemangku kepentingan tentang
bagaimana data mereka digunakan dan diproses.
• Hak dan kewajiban terkait kepemilikan intelektual, termasuk hak cipta dan
paten.
4. Kode Etik dan Kepatuhan:
• Menerapkan kode etik yang jelas yang mengatur perilaku anggota organisasi
dalam konteks TI.
• Kepatuhan terhadap regulasi dan undang-undang yang berlaku dalam
penggunaan teknologi informasi.
5. Etika dalam Pengembangan dan Implementasi Teknologi:
• Menyediakan produk dan layanan yang aman dan berguna bagi pelanggan.
• Mencegah penggunaan teknologi yang merugikan atau diskriminatif.
6. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR):
• Memahami bagaimana teknologi informasi dapat mendukung inisiatif CSR,
seperti keberlanjutan lingkungan dan kontribusi positif kepada masyarakat.
7. Pelatihan dan Kesadaran:
• Mendidik karyawan tentang etika penggunaan teknologi informasi dan cara
melaporkan pelanggaran etika yang mungkin terjadi.
8. Etika dalam Penggunaan Data:
• Menghormati hak privasi individu dalam pengumpulan, penggunaan, dan
penyimpanan data.
• Etika penggunaan algoritma dan kecerdasan buatan dalam pengambilan
keputusan yang memengaruhi individu atau masyarakat.
Dalam praktiknya, perusahaan harus mengintegrasikan prinsip-prinsip etika teknologi
informasi ke dalam budaya perusahaan, kebijakan, prosedur, dan pelatihan karyawan. Hal ini
akan membantu menjaga reputasi perusahaan, meminimalkan risiko hukum, dan memastikan
bahwa teknologi informasi digunakan untuk mencapai tujuan bisnis dengan cara yang etis dan
bertanggung jawab.

Hubungan Etika Bisnis dalam Teknologi Informasi


Etika disebut juga filsafat moral yang berbicara tentang tindakan manusia. Sehingga
kaitan etika dengan teknologi informasi, yaitu di zaman yang serba canggih ini banyak
komunitas atau kelompok yang menggunakan teknologi informasi untuk mempermudah
segala urusan baik dari segi komunikasi atau dari segi bisnis, seperti contoh jejaring sosial
maupun aplikasi - aplikasi perusahaan. Dengan adanya teknologi seperti ini membuat
manusia bisa berinteraksi dengan siapa saja melalui dunia maya tanpa harus mengeluarkan
biaya dan waktu yang lama, dan dengan adanya teknologi website manusia bisa melihat
dan menggali informasi dari seluruh penjuru dunia, dengan kata lain tidak ada informasi
yang dapat katakan rahasia. Atas dasar itulah diperlunya etika yang bisa mengatur segala
yang berhubungan dengan teknologi informasi, dengan adanya etika teknologi informasi
manusia dapat melihat aturan – aturan yang tidak mutlak namun dapat diemban sebagai
pedoman bagi pekerja teknologi informasi.

Studi Kasus:

KASUS YANG TERJADI DI INDONESIA - Mabes Polri Tangkap Pembobol "Website"


Partai Golkar. Unit Cybercrime Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri
menangkap pembobol website (situs) Partai Golkar, Isra Syarat (26) di Warnet Belerang, JI
Raden Patah No 81, Batam, pada 2 Agustus 2006. Tersangka pembobol website Partai Golkar
pada Juli 2006. Di dalam penangkapan tersangka berkat hasil penyelidikan, analisis data dan
penyamaran dari petugas unit cyber sehingga menemukan keberadaan tersangka. Petugas
belum mengetahui latar belakang tersangka membobol situs Partai Golkar. Tersangka diduga
kuat membobol website Partai Golkar dari pulau itu. "Tersangka dijerat dengan UU No
36/1999 tentang Telekomunikasi dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara dan Pas
al 406 KUHP tentang perusakan barang".
Suatu serangan terhadap situs partai berlambang pohon beringin itu terjadi pada 9 hingga 13
Juli 2006 hingga menyebabkan tampilan halaman berubah. "Pada 9 Juli 2006, tersangka
mengganti tokoh Partai Golkar yang termuat dalam situs dengan gambar gorila putih tersenyum
dan di bagian bawah halaman dipasangi gambar artis Hollywood yang seronok. Selanjutnya
pada tanggal 10 Juli 2006, tersangka telah mengubah halaman situs Partai Golkar menjadi foto
artis Hollywood yang seronok dan mencantumkan tulisan "Bersatu Untuk Malu". Dan serangan
situs pada 13 Juli 2006 lalu, halaman depan diganti dengan foto gorila putih yang tersenyum
dan mencantumkan tulisan "bersatu untuk malu". "Saat serangan pertama terjadi, Partai Golkar
sudah berusaha memperbaiki namun diserang lagi hingga terjadi beberapa kali perbaikan
sampai akhirnya Partai Golkar melaporkan kasus ini ke Mabes Polri.

Studi Kasus: Pelanggaran Data di XYZ Corporation

Latar Belakang: XYZ Corporation adalah perusahaan teknologi global yang


berspesialisasi dalam pengembangan solusi perangkat lunak dan perangkat keras mutakhir
untuk berbagai industri. Perusahaan ini menyimpan sejumlah besar data sensitif, termasuk
informasi pelanggan, teknologi eksklusif, dan data keuangan. XYZ Corporation bangga atas
komitmennya terhadap praktik bisnis yang etis dan keamanan data.
Insiden yang terjadi Pada tahun 2022, XYZ Corporation mengalami pelanggaran data
besar-besaran yang membahayakan informasi pribadi ribuan pelanggannya. Pelanggaran
tersebut ditelusuri kembali ke serangan siber yang mengeksploitasi kerentanan di jaringan
internal perusahaan. Para penyerang memperoleh akses tidak sah ke nama pelanggan, alamat,
informasi kontak, dan, dalam beberapa kasus, data keuangan.
permasalahan Etis:
1. Privasi Data: Perusahaan XYZ menghadapi permasalahan etika yang signifikan terkait
privasi pelanggannya. Pelanggaran tersebut mengungkap data sensitif pelanggan, dan
perusahaan memiliki kewajiban moral untuk melindungi informasi ini. Pelanggaran tersebut
menimbulkan pertanyaan tentang komitmen perusahaan untuk menjaga data pelanggan dan
menghormati privasi mereka.
2. Transparansi: Perusahaan harus memutuskan seberapa transparan perusahaan mengenai
pelanggaran tersebut. Pertimbangan etis mengenai pengungkapan pelanggaran kepada
pelanggan yang terkena dampak dan otoritas regulasi mulai berlaku. Transparansi penting
untuk membangun kembali kepercayaan, namun hal ini juga dapat merusak reputasi
perusahaan.
3. Akuntabilitas: Pertanyaan etis mengenai akuntabilitas muncul. Siapa yang bertanggung
jawab atas kelemahan keamanan yang menyebabkan pelanggaran tersebut? Apakah ini
merupakan kegagalan dalam langkah-langkah keamanan siber perusahaan atau kelalaian
karyawan? XYZ Corporation perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan mengambil
tindakan yang tepat.
4. Tanggung Jawab untuk Pemulihan: Perusahaan perlu menentukan tanggung jawab etisnya
untuk membantu pelanggan yang terkena dampak pulih dari pelanggaran. Hal ini termasuk
menyediakan layanan pemantauan kredit, perlindungan pencurian identitas, dan dukungan
jika terjadi kerugian finansial akibat pelanggaran tersebut.

Tanggapan untuk masalah ini :

XYZ Corporation mengambil beberapa langkah untuk mengatasi permasalahan etika:


1. Transparansi: Perusahaan memilih tingkat transparansi yang tinggi. Mereka segera memberi
tahu pelanggan yang terkena dampak tentang pelanggaran tersebut, memberikan rincian
tentang informasi apa yang terungkap, dan menawarkan panduan tentang cara melindungi
diri mereka sendiri.
2. Akuntabilitas: XYZ Corporation melakukan penyelidikan internal menyeluruh dan
mengidentifikasi kerentanan keamanan yang menyebabkan pelanggaran. Individu yang
bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban, dan perusahaan meningkatkan langkah-
langkah keamanan sibernya untuk mencegah insiden di masa depan.
3. Tanggung Jawab Pemulihan: Perusahaan menawarkan layanan pemantauan kredit gratis dan
perlindungan pencurian identitas bagi pelanggan yang terkena dampak. Mereka juga
membentuk dana untuk memberi kompensasi kepada pelanggan yang menderita kerugian
finansial akibat pelanggaran tersebut.
4. Tindakan Pencegahan: XYZ Corporation berinvestasi dalam pelatihan keamanan siber yang
ditingkatkan bagi karyawan, menerapkan otentikasi multi-faktor, dan memperbarui protokol
keamanannya secara berkala untuk mencegah insiden serupa.

Kesimpulan :

Meskipun pelanggaran data memiliki konsekuensi serius, respons etis XYZ Corporation
membantu membangun kembali kepercayaan pelanggannya. Komitmen perusahaan terhadap
transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab pemulihan menunjukkan dedikasinya terhadap
praktik teknologi informasi yang etis. XYZ Corporation menggunakan insiden ini sebagai
kesempatan pembelajaran untuk memperkuat langkah-langkah keamanan siber dan
memastikan perlindungan data pelanggan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai