Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA

PENULISAN NOVEL LASKAR PELANGI OLEH ANDREA HIRATA


PADA BAB I YANG BERJUDUL SEPULUH MURID BARU
ATSIILL SISTA ZAKARIYYA, JELITA AMALIA, PUTRI RAHMAYANI,
WIDATI ASTI
1. IKIP PGRI PONTIANAK, Atsillsista14@gmail.com
2. IKIP PGRI PONTIANAK, Amaliajelita13@gmail.com
3. IKIP PGRI PONTIANAK, Putrirahmayani2230@gmail.com
4. IKIP PGRI PONTIANAK, Widatiasti658@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa tataran sintaksis yang
meliputi: (1)Kesalahan penggunaan sintaksis berupa frasa pada teks novel laskar pelangi pada bab I
yang berjudul Sepuluh Murid Baru (2). Kesalahan penggunaan sintaksis berupa kalimat pada teks
novel laskar pelangi pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru. Subjek penelitian ini adalah
teks novel laskar pelangi oleh Andrea Hirata tahun 2008 .Objek penelitian ini adalah frasa dan
kalimat yang mengandung unsur kesalahan dalam sintaksis. Metode penilitian yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan suatu kesalahan kalimat yang
mengandung unsur sintaksis pada teks novel laskar pelangi. Untuk menemukan dan
mengklasifikasikan kalimat yang mengandung unsur kesalahan sintaksis digunakan teknik
membaca dan mencatat. Hasil penelitian kesalahan berbahasa tataran sintaksis pada teks novel
laskar pelangi ada dua. Pertama, kesalahan penggunaan sintaksis berupa frasa sebesar 35% meliputi
empat kesalahan yaitu : susunan kata yang tidak tepat, penggunaan unsur yang berlebihan atau
mubazir, penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan, dan penjamakan yang ganda. Kedua,
kesalahan penggunaan sintaksis berupa kalimat sebesar 45% meliputi enam kesalahan yaitu :
kalimat yang tidak berpredikat, kalimat yang tidak logis, urutan yang tidak paralel, penghilangan
konjungsi, kalimat tidak sesuai kaidah kebahasaan, dan penggunaan konjungsi yang berlebihan.

Kata Kunci : Kesalahan sintaksis teks novel Laskar Pelangi pada bab I yang berjudul Sepuluh
Murid Baru

Abstract

This study aims to describe the forms of language errors at the syntactic level which include: (1)
Mistakes in the use of syntax in the form of phrases in the text of the novel Laskar Pelangi (2).
Mistakes in the use of syntax in the form of sentences in the text of the novel Laskar Pelangi. The
subject of this research is the text of the novel Laskar Pelangi by Andrea Hirata in 2008. The object
of this research is phrases and sentences that contain errors in syntax. The research method used is
descriptive method, which describes a sentence error that contains syntactic elements in the text of
Laskar Pelangi novel. To find and classify sentences that contain elements of syntax errors, reading
and note-taking techniques are used. There are two results of research on language errors at the
syntactic level in the text of Laskar Pelangi novel. First, errors in the use of syntax in the form of
phrases by 35% include four errors, namely: inappropriate wording, excessive or redundant use of
elements, excessive use of superlative forms, and double pluralization. Second, errors in the use of
syntax in the form of sentences by 45% include six errors, namely: sentences that are not
predicated, sentences that are illogical, sequences that are not parallel, omission of conjunctions,
sentences that do not conform to linguistic rules, and excessive use of conjunctions.

Keywords : Syntactical errors in the text of Laskar Pelangi novel in chapter I entitled Ten New
Disciples
PENDAHULUAN
Latar belakang dalam penilitian ini yaitu kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis pada
novel laskar pelangi dikarenakan kebiasaan penulis dalam berbahasa yang digunakan di
lingkungan tempat tinggalnya , terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya, kekurang
pahaman terhadap bahasa Indonesia, serta sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau
dalam penulisan teks novel laskar pelangi.Penelitian ini bertujuan untuk membenarkan dan
memaknai kalimat yang rancu pada kalimat teks novel laskar pelangi oleh Andrea Hirata
pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengangkat masalah ini sebagai topik
penelitian dengan fokus masalah(1) Bagaimana kesalahan penggunaan sintaksis yang berupa
frasa pada penulisan teks novel laskar pelangi pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru?
(2) Bagaimana kesalahan penggunaan sintaksis yang berupa kalimat pada penulisan teks
novel laskar pelangi pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru? Pemecahan masalahnya
dengan cara menganalisis kesalahan frasa dan kalimat dalam kalimat teks novel laskar
pelangi pada bab I yang berjudul.

Bahasa Indonesia sudah ditetapkan sebagai bahasa negara, seperti tercantum dalam Pasal 36,
Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, semua warga negara Indonesia wajib
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar (Arifin dan Hadi, 2009: 1).
Berdasarkan kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (a)
bahasa resmi negara, (b) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (c) bahasa
resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional, baik untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintahan, dan (d) bahasa resmi di
dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern (Setyawati,
2010: 1).

Sebagai kaum terpelajar, para siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar dalam mengkomunikasikan ilmunya. Bahasa Indonesia
yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai norma kemasyarakatan yang
berlaku. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan
aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi, bahasa Indonesia yang baik dan
benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang
berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku (Arifin dan Hadi, 2009: 11-
12).
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang melakukan kesalahan
berbahasa. Kesalahan berbahasa tidak hanya terdapat pada tuturan tetapi juga terdapat pada
bahasa tertulis. Hal ini ditinjau dari ragam bahasa berdasarkan sarana pemakaiannya yaitu
ragam lisan dan tulis (Setyawati, 2010: 2). Kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa yang
bersifat inherendalam setiap pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulis. Baik orang
dewasa yang telah menguasai bahasanya, anak-anak, maupun orang asing yang sedang
mempelajari suatu bahasa dapat melakukan kesalahan-kesalahan berbahasa pada waktu
mereka menggunakan bahasanya (Supriani&Siregar, 2012).

Menurut Lafamane (2020), Karya sastra adalah ungkapan perasaan pribadi berupa
pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran
kehidupan yang dapat membangkitkan alat bahasa yang mempesona dan dituangkan dalam
bentuk tulisan. Menurut Verhaar (dalam Novianingsih 2012:2), Sintaksis adalah tata bahasa
yang berhubungan dengan hubungan antara kata-kata dalam suatu bahasa. Bahasa adalah apa
yang dikatakan orang. Salah satu pernyataan adalah kalimat. Sebuah kalimat dapat terdiri dari
kata, frase dan bagian dari kalimat. Berdasarkan pendapat Chaer (2015), kalimat dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis. Diantaranya adalah kalimat berdasarkan fungsi sintaksis;
Kalimat berdasarkan hubungan antara dua unsur; dan kalimat dianggap kalimat secara
utuh. Menurut Ramlan (2005), Sintaksi adalah bagian atau cabang linguistik yang berurusan
dengan klausa, frasa, dan kalimat, singkatnya, sintaksis adalah studi tentang bagaimana kata,
frasa, dan kalimat digabungkan dan dihubungkan.

Menurut Setyawati (2010:75-102) dalam jurnal Albert & Febria (2018), Kesalahan pada
tataran sintaksis terdiri dari dua subkategori, yaitu kesalahan bidang kalimat dan kesalahan
bidang kalimat. Kesalahan bidang kalimat dapat dianalisis berdasarkan klasifikasi kesalahan
tuturan, antara lain pengaruh bahasa daerah, penggunaan kata depan yang tidak tepat,
kesalahan urutan kata, penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir, penggunaan bentuk
superlatif yang berlebihan, penggunaan jamak ganda, dan penggunaan timbal balik yang
tidak tepat. Sedangkan kesalahan bidang kalimat terdiri dari kalimat tanpa subjek, tanpa
predikat, kalimat tanpa subjek dan tanpa predikat, duplikasi subjek, diantaranya
menambahkan predikat dan keberatan, kalimat tidak logis, kalimat ambigu, penghilangan
kata sambung, penggunaan kata sambung yang berlebihan, urutan yang tidak sesuai,
penggunaan istilah yang berlebihan dan penggunaan kata tanya yang tidak perlu. Sejalan
dengan itu, Dola (2010: 2) mengungkapkan bahwa sintaksis mempersoalkan hubungan antara
kata dengan satuan-satuan yang lebih besar, membentuk suatu konstruksi yang disebut
kalimat.. Menurut Setyawati (2010:18) dalam jurnal Albert & Febria (2018), menjelaskan
bahwa kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik lisan maupun tulisan yang
menyimpang dari kaidah-kaidah komunikasi atau kaidah sosial dan menyimpang dari kaidah
tata bahasa Indonesia. Menurut Nurgiyantoro (2015:13), menyatakan bahwa novel
menyajikan sebuah cerita secara bebas menyatakan bahwa novel secara bebas dan secara
rinci menyajikan cerita dan menyajikan masalah yang utuh. Menurut Tarigan (2003:164),
Sebuah novel dapat memiliki makna baru karena penciptaannya kemudian dibandingkan
dengan genre lain seperti roman dan puisi.

Menuurt Markhamah dan Sabardila (2010) dalam kaitannya dengan kesalahan berbahasa
membedakan antara istilah kesalahan berbahasa (error) dengan kekeliruan berbahasa
(mistake). Adapun pengertian kesalahan berbahasa adalah penyimpangan yang bersifat
sitematis, konsisten, dan menggambarkan kemampuan peserta didik pada tahap tertentu
(yang biasanya belum sempurna). Sedangkan kekeliruan adalah bentuk penyimpangan yang
tidak sistematis, yang berada pada wilayah performansi atau perilaku berbahasa. Akan tetapi,
kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa harus dikurangi sampai ke batas sekecil-
kecilnya. Manaf (2009:3) menjelaskan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang
membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa,
klausa, dan kalimat. Dubois (2000 : 468) menjelaskan sintaksis adalah bagian dari tata
bahasa yang menjelaskan aturan-aturan penggabungan unit-unit tanda dalam kalimat;
sintaksis, yang mengatur tentang fungsi-fungsi secara umum dibedakan dari morfologi, kajian
tentang bentuk-bentuk atau bagian-bagian dari wacana, fleksi dan pembentukan kata atau
derivasi. Masalah bahasa dan sastra di Indonesia mencakup tiga masalah pokok, yaitu
masalah bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing. Ketiga masalah pokok itu perlu
digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana dalam rangka pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia.

Ellis (dikutip Tarigan, 2011:60) analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang bisa
digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan
sampel,pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan,
pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau
penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Metode kualitatif digunakan karena data yang terdapat dalam penelitian
ini bukan berwujud angka-angka, melainkan data. Data yang dimaksud dalam penelitian ini
berupa frasa dan kalimat yang terdapat dalam teks novel lascar pelangi oleh Andrea Hirata
pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru. Dalam penelitian ini menggunakan dua
metode pengumpulan data, yaitu metode analisis dan metode observasi yang didukung
dengan teknik catat. Berdasarkan bentuk penelitian yang dilakukan, metode analisis yang
dimaksud mengarah pada menganalisis frasa dan kalimat pada novel Laskar Pelangi oleh
Andre Hirata pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru. Dalam hal ini, pengamatan
dilakukan dengan membaca semua teks pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru pada
novel Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata. Teks yang diamati tersebut dapat mendukung
dalam menemukan kemunculan kesalahan-kesalahan bahasa dalam tataran sintaksis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini memaparkan bagaimana kesalahan frasa dan kalimat dalam tataran sintaksis
dala novel Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru.
Menurut Setyawati (2010:76) mengungkapkan bahwa kesalahan berbahasa dalam bidang
frasa ini sering terjadi dalam kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis, kesalahan
berbahasa dalam bidang frasa dapat di sebabkan oleh berbagai hal, di antaranya: (a) adanya
pengaruh bahasa daerah, (b) penggunaan preposisi yang tidak tepat, (c) penggunaan unsur
berlebihan atau mubazir, (d) penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan, (e) penjamakan
yang ganda, (f) penggunaan bentuk resiprokal yang tidak tepat.

a. Kesalahan Frasa Dalam Tataran Sintaksis Pada Novel Laskar Pelangi Pada Bab I
Yang Berjudul Sepuluh Murid Baru
Dalam teks novel laskar pelangi pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru ditemukan
sebanyak 35 kalimat atau 35% dari jumlah keseluruhan kalimat kesalahan sintaksis.
Diketahui bahwa kesalahan frasa dalam tataran sintaksis pada teks novel laskar pelangi
pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru meliputi kata yang tidak tepat seperti
“Sembilan orang… baru Sembilan orang pamanda guru, masih kurang satu”. Kesalahan
frasa meliputi penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir seperti “Sembilan anak-
anak kecil ini yang terperangkap di tengah cemas kalau-kalau kami tak jadi sekolah”.
Kesalahan frasa meliputi pengunaan bentuk superlative yang berlebihan seperti “Kami
menunduk dalam-dalam”. Kesalahan frasa meliputi penjamakan yang ganda seperti “Ia
memakai sepatu, kaus kaki, jilbab, dan baju, serta telah punya buku-buku, botol air
minum, dan tas”. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam penggunaan frasa pada
teks novel laskar pelangi pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru masih rendah.
b. Kesalahan Kalimat Dalam Tataran Sintaksis Pada Novel Laskar Pelangi Pada Bab I
Yang Berjudul Sepuluh Murid Baru
Dalam teks novel laskar pelangi pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru tersebut
ditemukan sebanyak 45 kalimat atau 45% dari jumlah keseluruhan kesalahan sintaksis.
Diketahui bahwa kesalahan kalimat dalam tataran sintaksis pada teks novel laskar pelangi
pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru meliputi kalimat yang tidak berpredikat
seperti “Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah
akan roboh”. Kesalahan kalimat meliputi kalimat yang tidak logis seperti “anak-anak
mereka dianggap memiliki karakter yang mudah disesat iblis sehingga usia muda harus
mendapatkan pendadaran Islam yang tangguh”. Kesalahan kalimat meliputi urutan yang
tidak paralale seperti “Aku cemas karena melihat Bu Mus resah dan karena beban
perasaan ayahku menjalar ke sekujur tubuhku”. Kesalahan kalimat meliputi penghilangan
konjungsi seperti “Sedangkan aku dan agaknya juga anak-anak yang lain merasa amat
pedih”. Kesalahan kalimat meliputi kalimat tidak sesuai kaidah kebahasaan seperti
“Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada
juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga”.
Kesalahan kalimat meliputi penggunaan konjungsi yang berlebihan seperti “Ia tak
menghiraukan ibunya yang tercepuk-cepuk kewalahan menggandengnya”. Penggunaan
konjungsi di awal kalimat adalah hal yang salah atau tidak sesuai kaidah bahas Indonesia.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan. Sintaksis adalah tata bahasa yang
berhubungan dengan hubungan antara kata-kata dalam suatu bahasa. Bahasa adalah apa yang
dikatakan orang. Salah satu pernyataan adalah kalimat. Sebuah kalimat dapat terdiri dari kata,
frase dan bagian dari kalimat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Metode kualitatif digunakan karena data yang
terdapat dalam penelitian ini bukan berwujud angka-angka, melainkan data. Data yang
dimaksud dalam penelitian ini berupa frasa dan kalimat yang terdapat dalam teks novel lascar
pelangi oleh Andrea Hirata pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru. Dalam penelitian
ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu metode analisis dan metode observasi
yang didukung dengan teknik catat. Berdasarkan bentuk penelitian yang dilakukan, metode
analisis yang dimaksud mengarah pada menganalisis frasa dan kalimat pada novel Laskar
Pelangi oleh Andre Hirata pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid Baru. Dalam hal ini,
pengamatan dilakukan dengan membaca semua teks pada bab I yang berjudul Sepuluh Murid
Baru pada novel Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata. Teks yang diamati tersebut dapat
mendukung dalam menemukan kemunculan kesalahan-kesalahan bahasa dalam tataran
sintaksis.
DAFTAR PUSTAKA

Alber, A., & Febria, R. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalam
Kumpulan Makalah Mahasiswa Universitas Islam Riau. GERAM, 6(2), 77-90.

Alber, A., & Febria, R. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalam
Kumpulan Makalah Mahasiswa Universitas Islam Riau. GERAM, 6(2), 77-90.

Arifin, E. Z. (2018). “UNDANG-UNDANG BAHASA”: SEBUAH INSTRUMEN BAGI


PEMBINAAN BAHASA DALAM ERA GLOBALISASI*. Pujangga: Jurnal Bahasa
dan Sastra, 3(2), 119-143.

Ariningsih, N. E., Sumarwati, S., & Saddhono, K. (2012). Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas. BASASTRA,
1(1), 130-141.

Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih. Jurnal EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015.

Chaer, Abdul. 2015.Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta : Rineka Cipta.

Dola, Abdullah. 2010. Tataran Sintaksis dalam Gramatika Bahasa Indonesia. Makassar:
Badan Penerbit UNM.

II, B. (2014). A. Pengertian Novel. II, B. (2014). A. Pengertian Novel.

Lafamane, F. (2020). Karya sastra (puisi, prosa, drama).

Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia.
Padang: Sukabina Press.

Murad, D. B. S., Azizah, L., & Mannahali, M. (2021). Analisis Kesalahan Sintaksis Pada
Karangan Deskripsi Bahasa Jerman. INTERFERENCE Journal of Language,
Literature, and Linguistics, 2(2), 105-116.

Rahayu, Sri. 2015. Bentuk Frasa dan Klausa dalam Buku “Bahasa Indonesia” Karya

Ramlan, Muhammad. 2005:. ilmu Bahasa Indonesia, Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono
Sari, R., & Fitriani, Y. (2022). Analisis Kesalahan Sintaksis Bahasa Indonesia Dalam
Karangan. Jurnal Pembahsi (Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia), 12(2), 76-
85.

Setiyadi, A. C. (2009). Bahasa dan Berbahasa Perspektif Psikolinguistik.

Supriani, R., & Siregar, I. R. (2012). Penelitian analisis kesalahan Berbahasa. Jurnal Edukasi
Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Budaya, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai