Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ega Reva Ladi Guna

NIM : 2023312042P

Mata Kuliah : Teknik Pengolahan Limbah Cair

1.Bagaimana proses penghilangan polutan dalam air limbah? Jelaskan


Jawab :
Proses penghilangan polutan dalam air limbah adalah proses untuk menghilangkan zat-
zat berbahaya atau mencemari air limbah. Beberapa proses yang digunakan untuk
penghilangan polutan dalam air limbah antara:
• Pengendapan: Proses pemisahan partikel padat dari air limbah dengan menggunakan
gaya gravitasi. Partikel-partikel padat akan mengendap ke dasar tangki dan kemudian
dapat dihapus.
• Pengolahan termal: Penggunaan panas untuk menguapkan air dari air limbah dan
meninggalkan zat-zat padat di belakang.
• Filtrasi: air limbah dialirkan melalui media penyaring untuk menyaring partikel-
partikel padat yang terlarut di dalamnya.
• Pengolahan kimia: Penggunaan bahan kimia seperti koagulan dan flokulasi untuk
mengendapkan partikel-partikel padat dan menghilangkan zat-zat kimia dalam air
limbah.
• Pengolahan biologi: penggunaan mikroorganisme untuk mengurai bahan organik
dalam air limbah menjadi bahan yang lebih aman.

2. Apa tujuan Pengolahan lanjutan pada air limbah dan bagaimana prosesnya?
Jawab :
Tujuan dari pengolahan lanjutan pada air limbah adalah untuk menghilangkan polutan yang
tersisa setelah melalui proses pengolahan air limbah konvensional, sehingga menghasilkan
air limbah yang lebih aman untuk dilepaskan kembali ke lingkungan atau digunakan
kembali.
Beberapa proses pengolahan lanjutan yang umum digunakan untuk mencapai tujuan
ini antara lain:

a. Pengolahan dengan proses kimia: Penggunaan bahan kimia seperti ozon, karbon
aktif, atau pengolahan dengan reagen kimia lainnya untuk menghilangkan
senyawa-senyawa organik, logam berat, dan bahan-bahan lain yang sulit dihilangkan
dengan proses pengolahan konvensional.

b. Proses filtrasi lanjutan: Penggunaan teknologi filtrasi lanjutan seperti mikrofiltrasi,


ultrafiltrasi, nanofiltrasi, atau reverse osmosis untuk menghilangkan partikel dan
zat-zat terlarut yang tersisa dalam air limbah.

c. Pengolahan dengan proses biologi lanjutan: Penggunaan proses biologi tambahan


seperti proses aerobik atau anaerobik, atau penggunaan bakteri spesifik untuk
mengurai polutan yang belum teratasi oleh proses biologi konvensional.

d. Oksidasi lanjutan: Penggunaan proses oksidasi lanjutan seperti advanced oxidation


process (AOP) yang menggunakan radikal bebas atau proses oksidasi lainnya untuk
menghilangkan senyawa-senyawa organik yang sulit terurai.
Pengolahan lanjutan pada air limbah merupakan langkah penting dalam memastikan
bahwa air limbah yang dihasilkan aman untuk lingkungan dan masyarakat.

3. Limbah cair domestik dianggap sebagai penyumbang limbah cair yang paling besar,
menurut anda apa yang mendasari hal tersebut? dan apa saja karakteristiknya?
Jawab :
Limbah cair domestik memiliki beberapa karakteristik khusus, termasuk:

a. Komposisi: Limbah cair domestik umumnya mengandung air bekas cucian, air
kamar mandi, air bekas mencuci piring, dan limbah organik dari rumah tangga.
Komposisinya bervariasi tergantung pada kebiasaan penggunaan air di rumah
tangga dan jumlah anggota keluarga.

b. Kandungan organik: Limbah cair domestik umumnya mengandung materi organik


seperti sisa-sisa makanan, deterjen, dan zat-zat organik lainnya yang dapat
menjadi sumber polutan di lingkungan perairan jika tidak ditangani dengan baik.

c. Kandungan nutrien: Limbah cair domestik juga mengandung nutrien seperti fosfor
dan nitrogen, yang berasal dari sisa-sisa makanan dan produk-produk rumah
tangga, dan bisa menyebabkan masalah eutrofikasi jika dibuang ke perairan tanpa
pengolahan yang memadai.

d. Bakteri dan patogen: Limbah cair domestik dapat mengandung bakteri, virus, dan
patogen lainnya yang berasal dari tinja manusia dan binatang peliharaan, yang
dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan jika tidak diolah dengan
baik.
e. Zat kimia: Limbah cair domestik bisa mengandung zat kimia berbahaya seperti
deterjen, pewarna, dan zat kimia rumah tangga lainnya yang dapat mencemari
lingkungan jika tidak diolah dengan benar.

Untuk mengatasi karakteristik tersebut, pengolahan limbah cair domestik secara efektif
sangat penting untuk menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.

4. Sedimentasi adalah proses pemisahan padat cair dengan menggunakan prinsip gravitasi
untuk memindahkan padatan dalam limbah cair, jelaskan bagaimana perlakuan proses
sedimentasi?
Jawab :
Proses sedimentasi adalah salah satu metode utama untuk menghilangkan padatan yang
terlarut dalam limbah cair. Proses ini memanfaatkan gaya tarik gravitasi untuk memisahkan
partikel-partikel padatan yang lebih berat dari larutan, sehingga partikel tersebut akan
mengendap di dasar tangki sedimentasi. Berikut adalah langkah- langkah umum dari proses
sedimentasi limbah cair:
a. Pengendapan: Limbah cair yang mengandung padatan dialirkan ke dalam tangki
sedimentasi yang luas dan dangkal. Di dalam tangki ini, aliran limbah cair
melambat atau dihentikan sepenuhnya untuk memungkinkan partikel- padatan
untuk mengendap.
b. Pemisahan: Selama proses pengendapan, partikel-partikel padatan dalam limbah
cair akan mengendap di dasar tangki sedimentasi karena gaya gravitasi. Di sisi lain,
air yang jernih akan tetap berada di bagian atas tangki.
c. Pengumpulan: Partikel-padatan yang mengendap di dasar tangki disebut lumpur
atau sludge. Lumpur ini kemudian dikumpulkan secara teratur menggunakan sistem
pengumpulan khusus seperti scrappers atau sistem hisap.
d. Pembersihan: Setelah pengumpulan lumpur, biasanya dilakukan pembersihan
tangki secara berkala untuk mengeluarkan lumpur yang terkumpul.
Proses sedimentasi sangat efektif dalam menghilangkan padatan terlarut dari limbah cair.
Namun, perlu diingat bahwa proses ini tidak selalu mampu menghilangkan semua jenis
polutan dalam limbah cair, sehingga seringkali proses sedimentasi dikombinasikan dengan
metode pengolahan lain seperti filtrasi atau proses kimia untuk hasil yang lebih baik.
5. Mengapa pada proses pengolahan limbah cair dengan pencampuran cepat diperlukan
penambahan koagulan?
Jawab :
Pada proses pengolahan limbah cair, penambahan koagulan adalah langkah yang umum
dilakukan untuk membantu menghilangkan partikel-partikel kecil yang terdispersi
dalam limbah cair. Koagulan adalah senyawa kimia yang ditambahkan ke dalam limbah cair
untuk membantu dalam proses penggumpalan partikel-padatan kecil menjadi partikel yang
lebih besar sehingga lebih mudah diendapkan atau dihilangkan.
Beberapa alasan mengapa koagulan ditambahkan dalam proses pengolahan limbah
cair antara lain:
a. Penggumpalan: Penambahan koagulan dapat membantu partikel-partikel kecil yang
tersebar di dalam limbah cair untuk berkumpul dan membentuk gumpalan-
gumpalan yang lebih besar, yang kemudian lebih mudah diendapkan atau
dihilangkan.
b. Peningkatan efisiensi: Dengan membantu menggumpalkan partikel-partikel kecil,
koagulan dapat meningkatkan efisiensi proses sedimentasi atau filtrasi pada tahap
selanjutnya dalam pengolahan limbah cair.
c. Penurunan kekeruhan: Koagulan juga dapat membantu mengurangi kekeruhan
limbah cair dengan menggumpalkan partikel-partikel yang menyebabkan
kekeruhan tersebut, sehingga membuat limbah cair menjadi lebih jernih.
d. Pengurangan polutan: Dalam beberapa kasus, koagulan juga dapat membantu
dalam penghilangan polutan-polutan tertentu dari limbah cair melalui proses
penggumpalan dan pengendapan.
Penggunaan koagulan dalam proses pengolahan limbah cair dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses pemurnian limbah, sehingga sangat umum digunakan dalam
instalasi pengolahan air limbah dan instalasi pengolahan air bersih. Namun, penting untuk
memilih jenis koagulan yang sesuai dengan jenis limbah cair yang diolah dan mematuhi
regulasi lingkungan yang berlaku.
6. Gambarkan dan Uraikan diagram alir proses pengolahan limbah cair dengan lumpur aktif ?
Jawab :

7. Dari evaluasi kualitas effluent, ternyata masih banyak mengandung padatan/partikel. Setelah
dianalisis, proses sedimentasi tidak berjalan sempurna karena partikelnya berbentuk koloid.
Bagaimana saran anda untuk meningkatkan unjuk kerja proses sedimentasi di atas?
Jawab :

Untuk meningkatkan kualitas sedimentasi ketika terdapat banyak koloid dalam air,
beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

a. Koagulasi: menggunakan bahan kimia seperti sulfat alumunium, PAC


(polyaluminum chloride), atau ferrous sulfate untuk membantu partikel-partikel
koloid menggumpal menjadi partikel-partikel yang lebih besar sehingga lebih mudah
mengendap.

b. Flokulasi: setelah koagulasi, proses flokulasi menggunakan bahan kimia dan agitasi
mekanis untuk membantu partikel-partikel yang telah menggumpal membentuk flok-
flok besar yang lebih mudah mengendap.

c. Lamella clarifier: menggunakan alat lamella clarifier yang dirancang khusus untuk
mempercepat proses sedimentasi dengan meningkatkan area permukaan kontak
antara partikel dan air.

d. Memanfaatkan media filtrasi: penggunaan pasir atau media lainnya dalam proses
filtrasi dapat membantu menyaring partikel-partikel koloid yang tidak terendapkan
secara efektif.

8. Sebutkan jenis koagulan utama dalam pengendapan limbah cair dan jenis koagulan
pendukung dalam pemurnian air ?
Jawab :
Beberapa jenis koagulan utama yang digunakan dalam pengendapan limbah cair meliputi:
a. Sulfat Aluminium (Aluminum Sulfate): Juga dikenal sebagai tawas, senyawa ini
adalah koagulan yang umum digunakan untuk membantu menggumpalkan partikel-
partikel kecil dalam air limbah sehingga lebih mudah untuk diendapkan.
b. Polialuminium Chloride (PAC): Merupakan senyawa kimia serbaguna yang sering
digunakan sebagai koagulan untuk mengendapkan partikel koloid dan mewarnai
dalam air limbah.
c. Ferrous Sulfate: Juga dikenal sebagai besi(II) sulfat, senyawa ini digunakan sebagai
koagulan dan juga dapat membantu dalam mengurangi konsentrasi fosfat dalam air
limbah.
d. Polimer Anorganik: Beberapa senyawa polimer anorganik juga digunakan sebagai
agen koagulasi untuk membantu dalam proses pengendapan limbah cair.
Koagulan pendukung atau koagulan bantu adalah zat atau bahan kimia yang digunakan
bersama-sama dengan koagulan utama untuk membantu proses penggumpalan partikel-
partikel kecil dalam air. Koagulasi adalah langkah penting dalam pemurnian air karena
membantu menggumpalkan partikel-partikel kecil menjadi gumpalan yang lebih besar,
sehingga lebih mudah diendapkan atau dihilangkan dari air. Beberapa jenis koagulan
pendukung yang umum digunakan meliputi:
a. Polielektrolit: Polielektrolit adalah senyawa yang memiliki muatan listrik dan
digunakan untuk meningkatkan efisiensi proses koagulasi. Contoh polielektrolit yang
sering digunakan termasuk poliakrilamida dan polialuminium klorida.
b. Flokulan: Flokulan membantu membentuk gumpalan partikel yang lebih besar, yang
disebut flok. Flokulan biasanya digunakan setelah proses koagulasi untuk
meningkatkan pembentukan flok dan mempermudah pengendapan partikel. Contoh
flokulan termasuk polimer anorganik dan organik.
c. Zat Kimia Tambahan: Beberapa bahan kimia tambahan, seperti zeolit, juga dapat
digunakan sebagai koagulan pendukung dalam pemurnian air. Zeolit dapat
membantu dalam menangkap partikel-partikel kecil dan zat-zat organik yang sulit
diendapkan oleh koagulan utama.
d. Bahan Berbasis Alumina: Bahan berbasis alumina, seperti hidroksida aluminium atau
polialuminium klorida, sering digunakan sebagai koagulan utama dalam pemurnian
air, tetapi mereka juga dapat berperan sebagai koagulan pendukung.
Pemilihan koagulan pendukung bergantung pada karakteristik air yang akan diolah dan sifat-
sifat partikel yang perlu diendapkan. Penting untuk mengoptimalkan dosis dan jenis
koagulan pendukung untuk mencapai efisiensi yang baik dalam pengolahan air. Selain itu,
prinsip-prinsip ini dapat bervariasi tergantung pada jenis sistem pemurnian air yang
digunakan, seperti pengolahan air minum atau pengolahan air limbah.

9. Bagaimana pola degradasi organik dan nutrien dalam gambar berikut? Jelaskan
Jawab :
Dalam konteks pengolahan air limbah, biofilm sering digunakan sebagai metode untuk
menguraikan dan menghilangkan zat-zat pencemar dari air limbah. Mekanisme proses
metabolisme di dalam sistem biofilm pada pengolahan air limbah melibatkan interaksi
kompleks antara mikroorganisme di dalam biofilm dan senyawa-senyawa yang ada dalam
air limbah. Berikut adalah beberapa aspek utama dari mekanisme proses metabolisme dalam
biofilm pada pengolahan air limbah:
a. Penempelan dan Pembentukan Biofilm:
Mikroorganisme seperti bakteri, fungi, dan alga menempel pada substrat yang tersedia
di dalam unit pengolahan air limbah. Matriks ekstraseluler dihasilkan oleh
mikroorganisme untuk membentuk struktur biofilm.
b. Metabolisme Senyawa Organik:
Mikroorganisme dalam biofilm melakukan dekomposisi senyawa organik kompleks
dalam air limbah menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses ini melibatkan proses
respirasi, fermentasi, dan oksidasi biologis untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme.
c. Nitrogen Removal (Penghilangan Nitrogen):
Beberapa jenis mikroorganisme dalam biofilm dapat melakukan proses nitrifikasi untuk
mengubah amonia menjadi nitrit dan nitrat. Mikroorganisme lain dapat melakukan
denitrifikasi, mengubah nitrat menjadi nitrogen gas, sehingga mengurangi kadar
nitrogen dalam air limbah.
d. Phosphorus Removal (Penghilangan Fosfor):
Mikroorganisme dalam biofilm dapat mengambil dan mengendapkan fosfor dari air
limbah. Proses biokimia termasuk absorpsi biologis dan presipitasi fosfor sebagai
senyawa yang tidak larut.
e. Proses Anoxic dan Oxic:
Biofilm pada unit pengolahan air limbah biasanya memiliki lapisan yang bersifat anoksik
(tanpa oksigen) dan lapisan yang bersifat oksik (dengan oksigen) secara bersamaan.
Ini mendukung berbagai jenis mikroorganisme, termasuk yang melakukan proses
oksidasi dan reduksi, seperti denitrifikasi.
f. Produksi Enzim dan Polimer Ekstraseluler:
Mikroorganisme di dalam biofilm dapat memproduksi enzim untuk membantu dalam
degradasi senyawa kompleks. Polimer ekstraseluler yang dihasilkan dapat membantu
dalam pembentukan dan kestabilan struktur biofilm.
g. Pertukaran Nutrien dan Zat Antara Sel:
Terdapat pertukaran nutrien dan senyawa antara sel-sel mikroorganisme di dalam
biofilm.

Keberadaan mikroorganisme yang berperan sebagai konsumen dan produsen dalam rantai
makanan mikroba dalam biofilm dapat meningkatkan efisiensi proses penguraian. Mekanisme
ini saling berinteraksi dalam biofilm untuk mencapai tujuan pengolahan air limbah, yaitu
menghilangkan zat-zat pencemar dan meningkatkan kualitas air limbah sebelum dibuang ke
lingkungan. Dengan memahami dan mengoptimalkan mekanisme ini, sistem biofilm dapat
menjadi salah satu komponen yang efektif dalam pengolahan air limbah.

Anda mungkin juga menyukai