Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SISWA KELAS V SDN 3

SIRAMAN

oleh:

Aulia Rawigama

NPM. 1901011031

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

1444 H/2022 M
HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SISWA KELAS V SDN 3

SIRAMAN

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Proposal

Oleh:

AULIA RAWIGAMA

NPM. 1901011031

Pembimbing : Muhammad Ali M.Pd.I

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

1444 H/2022 M

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan

rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Proposal ini. Tentunya tidak lepas dari beberapa individu yang

sepanjang penulisan proposal ini banyak membantu dalam memberikan

bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna penyempurnaan

Proposal ini.

Penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terimakasih tiada

terhingga:

1. Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag, PIA, Sebagai Rektor IAIN Metro,

2. Dr. Zuhairi, M.Pd. Sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

3. Muhammad Ali, M.Pd.I Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam dan sebagai

pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga kepada

peneliti.

4. Kepala Sekolah SDN 3 SIRAMAN Bapak Vincentius Hendi Kurniawan

S.Pd.

Kritik dan saran demi perbaikan proposal ini sangat diharapkan, semoga

proposal ini kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Pendidikan

Agama Islam.

Metro, 24 November 2022

Aulia Rawigama
NPM. 1901011031

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................i

HALAMAN JUDUL......................................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakng Masalah ........................................................................1

B. Identifikasi Masalah..............................................................................7

C. Batasan Masalah...................................................................................8

D. Rumusan Masalah.................................................................................9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................9

F. Penelitian Relevan.................................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................14

A. Hasil Belajar.........................................................................................14

1. Pengertian Hasil Belajar.................................................................14

2. Tujuan Belajar................................................................................17

3. Prinsip-prinsip Belajar....................................................................18

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi Belajar..................................20

B. Kebiasaan Belajar.................................................................................23

1. Pengertian Kebiasaan Belajar.........................................................23

2. Macam – macam Kebiasaan belajar...............................................24

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar..................26

C. Hubungan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar...............28

iv
D. Kerangka Konseptual Penelitian...........................................................29

E. Hipotesis Penelitian...............................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN................................................................31

A. Rancangan Penelitian............................................................................31

B. Definisi Operasional Variabel...............................................................31

1. Kebiasaan Belajar (Variabel x).......................................................32

2. Hasil Belajar (Variabel y)...............................................................33

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...............................................33

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................34

E. Instrumen Penelitian..............................................................................36

F. Teknik Analisis Data.............................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang tidak bisa dipisahkan dengan

manusia. Pendidikan cenderung diartikan sebagai usaha sadar untuk

membantu perkembangan kepribadian dan kemampuan anak didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan Latihan.1 Pentingnya pendidikan ini bagi

masyarakat tergambar dari peranan yang dibawa dalam kegiatan pendidikan

dalam kaitannya dengan perkembangan seseorang. Pendidikan membawa

pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan hidup setiap individu

dan masyarakat melalui peningkatan kemampuan intelektual kemampuan-

kemampuan emosi dalam menghadapi berbagai hal, serta kemampuan-

kemampuan motorik dalam menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan

individu.2 Pendidikan dinyatakan secara langsung mendorong perubahan

kemampuan seseorang, Dapat dikatakan pentingnya pendidikan adalah secara

langsung mendorong terjadinya perubahan kualitas kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotor, selanjutnya peningkatan dalam ketiga macam

kawasan tersebut tidak sekedar untuk meningkatkan belaka, tetapi suatu

peningkatan yang hasilnya dapat dipergunakan untuk lebih meningkatkan

taraf hidupnya sebagai pribadi, pekerja/profesional, warga masyarakat dan

warga negara dan makhluk Tuhan. Perkembangan suatu masyarakat sangat

1
Engkoswara Dan Aan Komariah. Administrasi Pendidikan. (Bandung : Alfabeta,Cv, 2015).
hlm.5.
2
Abdul Rahmat, Pengantar Pendidikan. (Bandung: Manajemen Qolbun Salim, 2010). hlm.
8.

1
2

bergantung pada kondisi pendidikan masyarakatnya sebagai potensi

pendidikan di wilayah tersebut. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam

kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya

suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu.

Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan

kemampuan setiap individu, mendorong kemajuan masyarakat dan bangsa

karena dengan pendidikan yang ditempuh memungkinkan seseorang atau

pihak tertentu untuk mampu berkembang secara wajar dalam aspek sosial,

ekonomi, industri dan sebagainya. Melalui kegiatan pendidikan yang diikuti

atau ditekuni, diharapkan berubah kemampuan seseorang dari kemampuan

yang bersifat potensial menjadi kemampuan nyata yang diperlukan dalam

meningkatkan taraf hidup lahir dan bathin. Pendidikan membawa perubahan-

perubahan dalam diri orang yang menekuninya, seperti peningkatan

pengetahuan, kemampuan, ketrampilan serta adanya perubahan sikap dan

perilaku.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.3 Perubahan dalam aspek kematangan, pertumbuhan,

perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Belajar

merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.4 Berdasarkan pengertian


3
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). hlm. 2.
4
Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 3.
3

tersebut belajar tidak serta merta didapatkan begitu saja, namun perlu adanya

usaha berupa latihan dan pembiasaan.

Belajar juga tidak hanya terfokus pada hasil tetapi pada proses yang

dilakukan dalam rangka perubahan tingkah laku. Perubahan yang ada pada

diri seseorang dapat berupa perubahan fisik, emosi, kecerdasan maupun

sikap. Perubahan yang terjadi menandakan adanya peningkatan potensi yang

ada pada diri seseorang. Peningkatan potensi ini biasanya ditandai dengan

adanya peningkatan hasil belajar seseorang sebagai laporan dari proses

pembelajaran yang telah dilakukan.

Hasil belajar merupakan laporan penilaian yang diperoleh siswa setelah

mengikuti beberapa rangkaian pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

Hasil merupakan pengetahuan pengetahuan seseorang dalam memahami hasil

kerja yang diperoleh setelah pekerjaannya selesai. 5 Selanjutnya hasil belajar

dipahami sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

menyangkut aspek kognitif, psikomotor maupun sikap sebagai dampak dari

proses belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa

mampu memahami materi pelajaran yang telah diberikan. Untuk mengetahui

hal tersebut perlu dilakukan pengukuran atau evaluasi secara berkala.

Beragamnya hasil belajar yang diperoleh siswa tentunya dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dapat digolongkan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor

internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri peserta didik berupa

5
Engkoswara Dan Aan Komariah. Administrasi Pendidikan. (Bandung : Alfabeta,Cv, 2015),
hlm. 212.
4

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi, ketekunan, sikap kebiasaan

belajar, dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri

peserta didik meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian

kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor diantara faktor-faktor yang

menyebabkan adanya perbedaan hasil belajar seseorang.

Dalam rangka memperoleh hasil belajar yang baik tentu perlu adanya

kebiasaan belajar yang baik yang diterapkan oleh siswa. Sebisa mungkin

siswa dapat meninggalkan kegiatan yang mampu mengganggu proses

belajarnya. Pengulangan dalam proses belajar perlu dilakukan berkali-kali

agar pengertian, keterampilan dan sikap itu tertanam dalam diri siswa. 6

Perkara yang telah melekat pada diri seseorang tentunya menjadi suatu

kebiasaan yang permanen dalam dirinya.

Kebiasaan belajar yang baik adalah kebiasaan belajar yang memiliki

kecendrungan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kebiasaan belajar ini

yang membuat siswa berhasil dalam belajar mereka setelah mengikuti seluruh

pembelajaran yang ada. Kebiasaan belajar yang baik hadir sebagai hasil dari

latihan dan mengetahui metode belajar yang efektif. Dengan mengetahui cara

cara belajar yang baik maka siswa akan berhasil di dalam belajarnya, jalan

yang harus dilalui siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik adalah

dengan pembuatan jadwal belajar dan pelaksanaannya, membaca dan

membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi di saat belajar dan

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kebiasaan belajar efektif perlu

6
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). hlm. 28.
5

ditanamkan kepada siswa sedari kecil untuk menumbuhkan sikap mandiri

siswa dalam belajar.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebiasaan belajar

adalah cara belajar yang paling sering dilakukan oleh siswa yang terbentuk

dari aktifitas belajar siswa baik sengaja maupun tidak.

Pencapaian hasil belajar yang baik pada siswa, dipengaruhi oleh

banyak faktor diantaranya faktor yang berada dari dalam diri siswa itu

sendiri. (internal) dan faktor dari luar siswa (eksternal). Faktor internal

diantaranya kemampuan fisik, sikap, minat, motivasi, bakat dan kebiasaan

belajar. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan, sekolah, keluarga. Salah

satu faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar adalah

kebiasaan belajar.

Kebiasaan belajar merupakan cara yang dimiliki seseorang untuk

menyerap pengetahuan dengan mengatur dan mengolah informasi yang akan

didapatkan. Dengan demikian kebiasaan belajar akan mempengaruhi

seseorang dalam menyerap dan mengola informasi sehingga akan

mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Kebiasaan belajar yang dilakukan

oleh siswa berperan sangat penting dalam kehidupan siswa dan mempunyai

dampak yang besar terhadap hasil belajar yang akan diperoleh siswa.

Kebiasaan belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap

individu untuk bisa menyerap informasi dari luar untuk pencapaian hasil

belajar yang maksimal.


6

Berdasarkan hasil pra-survei menunjukkan bahwa siswa memiliki

kebiasaan belajar yang berbeda beda. Hasil wawancara yang peneliti lakukan

dengan Bapak Vincentius Hendi Kurniawan S.Pd. Selaku Kepala Sekolah dan

Ibu Anisa Miftakhuljannah S.Pd. selaku Guru Pendidikan Agama Islam pada

tanggal 14 Juni 2022 di SDN 3 Siraman, diperoleh sementara bahwa

kedisiplinan belajarnya kurang. Setelah peneliti lihat dari hasil belajar

Pendidikan Agama Islam peserta didik pada buku daftar nilai kelas V,

ternyata memang masih terdapat peserta didik yang hasil belajarnya rendah

(dibawah KKM) yaitu dibawah 75. Berikut adalah data hasil belajar peserta

didik yang disajikan dalam bentuk tabel .


7

Tabel 1.1

Tabel Hubungan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Pendidikan


Agama Islam (PAI) siswa di SDN 3 Siraman Desa Siraman Kec.Pekalongan
Kab.Lampung Timur Tahun Pelajaran 2022/2023
No Nama Siswa Kelas Kebiasaan Hasil Belajar
Belajar (UAS)
1 Adhel S R V 62 Cukup
2 Ahmad C S V 51 Kurang
3 Bagus A A V 64 Cukup
4 Duta N W V 51 Kurang
5 Fathia A V 56 Kurang
6 Lilis N V 66 Cukup
7 Nabila A V 86 Sangat Baik
8 Revan A V 64 Cukup
9 Rendi S V 92 Sangat Baik
10 Zhinta N V 49 Gagal

Sumber : Hasil pra survey di SDN 3 Siraman pada 14 Juni 2022

Berdasarakan tabel diatas dapat diketahui bahwa masih ada peserta didik

yang kurang dalam kedisiplinan belajajarnya. Hal ini dapat dibuktikan

penelitian dengan judul “Hubungan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Hasil

Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa di SDN 3 Siraman Desa

Siraman Kec.Pekalongan Kab.Lampung Timur Tahun Pelajaran 2022/2023”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah

penelitian ini yaitu:


8

1. Kebiasaan belajar siswa yang kurang baik di sekolah maupun di rumah,

seperti:

a. Kurang memperhatikan guru ketika pembelajaran berlangsung

b. Bertanya ke teman ketika diadakan ulangan

c. Pasif dalam pembelajaran

d. Tidak mengumpulkan tugas tepat waktu

e. Tidak fokus ketika mengikuti pembelajaran

2. Siswa belum memahami bagaimana konsep kebiasaan belajar yang baik

yang akan memberikan dampak pada hasil belajar yang akan diperolehnya.

3. Kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua di dalam pembentukan

kebiasaan belajar yang baik di rumah.

4. Peran guru yang belum maksimal di dalam menciptakan proses

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

5. Kurangnya kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sehingga siswa tidak

dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

6. Masih ada nilai siswa di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

C. Batasan Masalah

Agar tidak meluas dalam pembahasan dan tidak menyimpang dari

masalah yang akan diteliti, peneliti membatasi pada hal-hal sebagai berikut:

a. Penelitian ini diadakan di SDN 3 Siraman

b. Siswa yang dijadikan responden adalah siswa kelas V SDN 3 Siraman

tahun pelajaran 2022/2023.


9

c. Permasalahan yang menjadi fokus peneliti adalah seberapa besar

hubungan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar Pendidikan

Agama Islam (PAI) siswa kelas V SDN 3 Siraman

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah dalam penelitian ini

adalah “apakah terdapat hubungan antara kebiasaan belajar siswa terhadap

hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas V SDN 3 Siraman ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

hubungan antara kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar Pendidikan

Agama Islam (PAI) siswa kelas V SDN 3 Siraman

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah wawasan pengetahuan yang dijadikan pedoman

dasar bagi peneliti selanjutnya.

b. Untuk menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan

hubungan antara kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar

siswa

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar siswa,

sehingga dapat menjadi informasi dalam membentuk kebiasaan

belajar yang efektif.


10

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa, diharapkan agar siswa dapat belajar lebih aktif dalam

proses pembelajaran, untuk mengetahui pentingnya kebiasaan

belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan

agama islam siswa di sekolah dan siswa mudah memahami materi

yang diberikan saat pembelajaran berlangsung

b. Bagi guru dan sekolah diharapkan dapat dijadikan masukan positif

sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar PAI

siswa di waktu selanjutnya

c. Bagi peneliti diharapkan menambah wawasan khususnya

berkaitan

dengan hubungan kebiasaan belajar siswa dengan hasil belajar

siswa, untuk selanjutnya menjadi pengetahuan peneliti di dalam

melakukan proses mengajar di sekolah lainnya untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

F. Penelitian Relevan

a. Skripsi Luthfi Karimata Qolbi bertempatan di Uniersitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Hubungan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan

Agama Islam (PAI) Siswa SMPN 166 Jakarta Tahun 2020. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode Dokumentasi dan

angket. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP

N 166 Jakarta, dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan belajar


11

siswa memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil belajar PAI

siswa kelas VII SMPN 166 Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan data

hasil penelitian yang dihitung menggunakan rumus rank spearman

dengan menggunakan bantuan SPSS. Diperoleh nilai signifikansi (2

tailed) sebesar 0,006 dengan taraf signifikansi 0,05 (0,006 < 0,05).

Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti lakukan

adalah membahas tentang hubungan kebiasaan belajar dengan hasil

belajar siswa. Perbedaan fokus penelitian, lokasi tempat penelitian.

Penulis melakukan penelitian di Sekolah Dasar sedangkan penelitian

sebelumnya dilakukan di Sekolah Menengah Pertama dan

kontribusinya adalah sama sama melibatkan guru dan siswa.

b. Skripsi Miranda Dita Pratiwi di Uin Prof. Kh. Saifuddin Zuhri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Prestasi Belajar

Pai Terhadap Akhlak Peserta Didik Kelas V Sd Islam Assyafiiyah 02

Kota Bekasi Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah

angket dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar

PAI peserta didik kelas V SD Islam Assyafiyyah 02 Bekasi termasuk

dalam kategori tinggi, bukti ini ditunjukan menurut perhitungan pada

interval >86 sejumlah 34 siswa dengan presentase 56,7 %, dengan

interval > 80 sejumlah 38 peserta didik dengan presentase 63,4 %.,

Prestasi belajar PAI peserta didik berpengaruh cukup relavan dan

bermakna terhadap akhlak siswa kelas V SD Islam Assyafiiyah 02


12

Bekasi. Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti

lakukan adalah membahas tentang hubungan kebiasaan belajar dengan

hasil belajar siswa. Perbedaan yaitu prestasi belajar pai terhadap

akhlak peserta didik sedangkan penulis membahas Hubungan

kebiasaan belajar terhadap belajar siswa pada mata pelajaran PAI Dan

kontribusinya adalah sama sama melibatkan guru dan siswa.

c. Skripsi Malika Salsabila di Universitas Muhammadiyah Jakarta

penelitian ini berujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Motivasi

Belajar Dengan Hasil Belajar Akidah Akhlak Di Mts Nurul Falah

Serpong Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah

angket dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian Terdapat

hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar akidah akhlak di

MTs Nurul Falah Serpong. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar akidah akhlak

diperoleh koefisien korelasi sebesar rhitung = 0,983 dan koefisien

determenasi sebesar rtabel = 0,967 artinya Motivasi Belajar

memberikan kontribusi terhadap hasil belajar siswa di sekolah sebesar

96,7%, sisanya 3,3% ditentukan oleh factor lain. Pengaruh signifikasi

terhadap korelasi diperoleh Thitung (37,8) > Ttabel ( 1,675) pada α =

0,05 perhitungan ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara

motivasi belajar dengan hasil belajar akidah akhlak. Persamaan

penelitian sebelumnya dengan yang akan peneliti lakukan adalah


13

membahas tentang hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar

siswa. perbedaan yaitu motivasi belajar dengan hasil belajar akidah

akhlak sedangkan penulis membahas Hubungan kebiasaan belajar

terhadap belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan kontribusinya

adalah sama sama melibatkan guru dan siswa.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bentuk nyata dari proses pembelajaran, hasil

belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam

penugasan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.

Perubahan yang dapat diamati biasanya berkenaan dengan aspek motorik,

afektif dan emosional. Perubahan pada aspek ini umumnya tidak dapat dilihat

dalam waktu singkat, tetapi dalam rentan waktu yang relative lama. Hasil

belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berpikir. Hasil

Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau

disengaja, interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal

ini dapat berupa manusia atau obyek lain yang memungkinkan individu

memperoleh pengalaman atau pengetahuan. Berdasarkan pengertiannya, hasil

belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh

peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dimana tingkat

keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau

simbol. 7

Hasil belajar difungsikan untuk keperluan diagnostik dan pengembangan,

untuk sleksi, untuk kenaikan kelas, dan untuk penempatan. Terdapat tiga jenis

penilaian hasil belajar yang bersifat individual, yakni :


7
Dimyati Dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta:PT Rineka Cipta.2010). hlm. 200.

14
15

a. Penafsiran tentang kesiapan, yakni menfsirkan tentang kesiapan

siswa untuk mengikuti pelajaran berikutnya, naik kelas atau

kelulusan

b. Penafsiran tentang kelemahan individual, yakni menafsirkam

tentang kelemahan peserta didik pada sub-tes tertentu, pada satu

mata pelajaran atau keselururan mata pelajaran.

c. Penafsiran tentang kemajuan belajar individual, yakni menafsirkan

tentang kemajuan seorang siswa pada satu periode pembelajaran

atau satu periode kelas, atau satu periode sekolah.

Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak

tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan

tujuan belajar sesuai dengan kapasistas intelegensi anak. Dan pencapaian

tujuan belajar perlu menggunakan bahan apersepsi, yaitu bahan yang telah

dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan pelajaran baru.

Hasil belajar juga dipenngaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan

kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu Menyusun rancangan dan

pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan

eksplorasi terhadap lingkungannya.8

Untuk mengukur hasil belajar peserta maka dilakukan melalui evaluasi.

“Evaluasi berfungsi untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam

8
Mulyono Abdurrahman. Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta:PT Rineka Cipta.2012).
hlm.27-28.
16

kegiatan belajar serta sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada orang

tua siswa.”9

Setelah diukur melaui evaluasi maka hasil pengukurannya tersebut

dinyatakan dalam bentuk nilai yang memiliki tingkat tertentu dengan kriteria

pada umumnya digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Sangat baik : 80-100

b. Baik : 70-79

c. Cukup : 60-69

d. Kurang : 50-59

e. Gagal : ≥4910

Hasil belajar yang dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dicurahkan,

intelegensi, dan kesempatan yang diberikan kepada anak, pada gilirannya

berpengaruh terhadap konsekuensi dari hasil belajar tersebut. Konsekuensi

atas hasil belajar tersebut berkaitan erat dengan motivasi karena anak

melakukan evaulasi kognitif atas kewajaran atau keadilan konsekuensi

tersebut, Konsekuensi atas hasil belajar tidak hanya dipengaruhi ileh hasil

belajar itu sendiri tetapi juga oleh adanya ulangan penguatan yang diberikan

oleh lingkungan sosial terutama guru atau orang tua. Hakikat dari nilai

perolehan belajar diawali dari kemampuan siswa menjawa soal-soal yang

diajukan guru setelah tertulis. Dengan demikian tingkat penguasaan materi

masing-masing peserta didik, akan membedakan hasil belajarnya.

9
Sukardi. Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). hlm. 4.
10
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). hlm. 223.
17

Terkait dengan hasil belajar di atas, maka dapat diketahui bahwa untuk

ukuran penguasaan materi yang baik adalah berada dalam tingkatan nilai 66-

85 keatas yang berarti harus dipacu dengan menguasai nilai dengan baik dan

untuk KKM mata pelajaran Agama Islam di SDN 3 Siraman adalah 75 keatas

dikatakan baik dari jumlah penugasan materi dan penguasaan siswa.

2. Tujuan Belajar

Tujuan belajar yaitu kondisi perubahan tingkah laku dari individu

setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Definisi ini mencakup

tiga unsur yaitu :

a. Belajar adalah perubahan tingkah laku

b. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena Latihan atau pengalaman

c. Perubahan tingkah laku relatif permanen untuk waktu yang cukup lama.11

Benyamin S. Bloom menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai

tujuan belajar atas tiga ranah, yakni berpikir, mengetahui, dan memecahkan

masalah. Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar

di sekolah. Dalam proses belajar, siswa menggunakan kemampuan mentalnya

untuk mempelajari bahan ajar. Semakin siswa sadar akan kemampuan

dirinya, hal ini akan memperkuat dirinya untuk semakin mandiri. Dari segi

guru, guru memberikan informasi tentang sasaran belajar. Bagi siswa, sasaran

belajar tersebut merupakan tujuan belajarnya. Keberhasilan belajar siswa

merupakan prasyarat bagi program selanjutnya. Keberhasilan belajar siswa

berarti “tercapainya” tujuan belajar siswa. dengan keberhasilan belajar, maka


11
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). hlm.48.
18

siswa akan Menyusun program belajar dan tujuan belajar sendiri. Bagi siswa,

hal ini berarti melakukan emansipasi diri dalam rangka mewujudkan

kemandirian. 12

3. Prinsip – Prinsip Belajar

Prinsip belajar merupakan suatu petunjuk yang perlu diikuti oleh calon

guru/ pembimbing untuk melakukan kegiatan belajar, yaitu prinsip belajar

yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda oleh setiap

siswa secara individual. Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk

mampu mengembangkan potensi- potensi peserta didik secara optimal. Upaya

untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut

tentunya merupakan suatu proses yang Panjang yang tidak dapat diukur

dalam periode tertentu, apalagi dalam waktu yang sangat singkat.

a. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya.

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

discovery.

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian

yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan

pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan

menimbulkan response yang diharapkan.13

12
Dimyati Dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta:PT Rineka Cipta.2010).hlm.22.
13
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). hlm. 27.
19

Prinsip belajar merujuk pada hal -hal penting yang harus dilakukan guru

agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang

dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan.14

Penerapan prinsip belajar dalam proses pembelajaran yaitu :

a. Hal apapun yang dipelajari murid, makai ia harus mempelajarinya

sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar

tersebut untuknya.

b. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan

untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan

belajar.

c. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap Langkah

segera diberi penguat (reinforcement).

d. Penguasaan secara penuh dari setiap Langkah-langkah

pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.

e. Apabila murid diberikan tanggungjawab untuk mempelajari

sendiri, makai ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan

belajar dan mengingat lebih baik.15

Berdasarkan pendapat di atas prinsip belajar adalah sesuatu yang harus

dipenuhi oleh siswa ketika hendak belajar dan juga kesiapan siswa dalam

belajar. Oleh karena itu dalam proses belajar tentu perlu adanya partisipasi

yang aktif dari siswa, pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dengan

14
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2012). hlm.114.
15
Ibid.113-114
20

segala proses yang ada, pemberian materi secara menyeluruh sesuai dengan

tujuan belajar yang telah disusun dan juga dalam rangka pencapaian

keberhasilan belajar tentu perlu adanya sarana dan prasarana pendukung

kegiatan belajar. Siswa perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi

guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip – prinsip ini berkaitan

dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau

berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta

perbedaan individual16.

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mepengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah “faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, sedangkan faktor ekstern yang ada diluar individu”.17

a. Faktor-faktor intern

Membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu:

faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Berikut ini adalah

kategori dari ketiga faktor intern tersebut.

1) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-

bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

16
Dimyati Dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta:PT Rineka Cipta.2010). hlm.42.
17
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).
hlm. 54.
21

2) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta,

tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain.

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

3) Inteligensi

Inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

4) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu

pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan

obyek.

5) Minat

Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “Interest

is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”.

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan.

6) Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: “the capacity to learn”.

Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan


itu baru akan terrealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau

berlatih.18

Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwasanya faktor intern adalah

faktor yang berada didalam diri setiap individu yang dapat mempengaruhi

belajar tersebut.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah

dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan

faktor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga faktor tersebut.

1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara

orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga,

dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup beberapa

masalah yang timbul disekolah, seperti : disiplin belajar metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, sarana prasarana dan lain sebagainya.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa, pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam

masyarakat .
18
Ibid. hlm. 55-58.

14
Dapat dipahami bahwasanya faktor ekstern adalah faktor yang berasal

dari luar individu yang dapat ditemui dalam keluarga, sekolah dan

masyarakat. Rendahnya hasil belajar atau kesulitan dalam belajar juga

dipengaruhi oleh salah satu hal yaitu kedisiplian belajar dimana faktor ini

adalah bagian dari faktor sekolah.

Disamping pelaksanaan kedisiplinan belajar yang kurang misalnya:

“seorang peserta didik yang tidak pernah melaksanakan ketaatannya sebagai

seorang siswa dimana seringnya terlambat datang tugas yang diberikan tidak

dilaksanakan, kewajibannya dilalaikannya, dan sekolahnya berjalan tanpa

kendali”.19

B. Kebiasaan Belajar

1. Pengertian Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar adalah prilaku belajar seseorang yang telah tertanam

dalam waktu yang relative lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas

belajar yang dilakukannya. belajar merupakan kegiatan yang berproses dan

unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan

jenjang Pendidikan. Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau

Teknik yang menetap pada diri peserta didik pada waktu menerima pelajaran,

membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk

menyelesaikan kegiatan.20 Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

Pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa.
19
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2013). hlm.
92.
20
Djaali. Psikologi Pendidikan..(Jakarta:PT Bumi Aksara,2008). hlm.128.

14
kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara

berulang – ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis.

Kebiasaan belajar cenderung menguasai prilaku siswa pada setiap kali mereka

melakukan kegiatan belajar karena mengandung motivasi yang kuat. Dalam

belajar, perbuatan yang menimbulkan kesenangan cenderung untuk diulang.

Oleh karena itu Tindakan berdasarkan kebiasaan bersifat mengukuhkan.

2. Macam – Macam Kebiasaan Belajar

kebiasaan belajar itu terbagi menjadi dua yaitu Pertama Delay Avoidan

(DA) yaitu ketepatan penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri

dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan

menghindari rangsangan yang dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar.

Kedua Work Method (WM) yaitu penggunaan cara yang efektif dan efisien

dalam mengerjakan tugas dan keterampilan belajar.21

Terdapat dua macam kebiasaan belajar, yaitu

a. Kebiasaan Belajar yang Baik

Belajar merupakan suatu proses perubahan. Seseorang yang belajar

akan menyadari terjadinya perubahan dalam dirinya. Satu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi proses

belajar berikutnya.22 Ketika siswa merasa tertarik untuk mempelajari suatu

mata pelajaran tertentu, maka dalam dirinya ada keinginan untuk menerima

pelajaran tersebut, walaupun waktu itu belum dimulai atau dilaksanakan


21
Ibid
22
Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 3.

14
kegiatan pembelajaran. Kebiasaan belajar yang baik yaitu tidak telat dalam

memasuki kelas, tidur yang cukup agar tidak mengantuk saat kelas dimulai,

dan membuat catatan atau ringkasan tentang materi yang dipelajari pada saat

itu.

b. Kebiasaan Belajar Yang Buruk

Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat

berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancer, kadang- kadang tidak,

kadang-kadang daoat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang

terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang terkadang semangatnya tinggi,

tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. 23 Dalam kegiatan

belajar, ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak

mengikuti pelajaran, sikap siswa dalam dalam proses belajar, terutama sekali

Ketika memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk

diperhatikan. Sikap menolak sebelum belajar siswa cenderung kurang

memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar, siswa bersikap acuh terhadap

aktivitas belajar, tidak serius ketika belajar, mengerjakan tugas berprinsip “asal

jadi”. Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan

menimbulkan kesulitan belajar

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar

Kemampuan belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya

dalam proses belajar. Di dalam proses belajar banyak faktor yang

mempengaruhinya. Diantaranya :

23
Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar.Cet 3 (Jakarta: PT Rineka
Cipta.2013), hlm.77.

14
a. Motivasi

Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas24, proses membangkitkan,

mengarahkan, dan memantapkan prilaku arah suatu tujuan. Heckhausen

mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang terdapat

dalam diri peserta didik yang selalu berusaha atau berjuang untuk

meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas

dengan menggunakan standar keunggulan. Menurut Atkinson, motivasi

seseorang ditentukan oleh dua faktor, yaitu harapan terhadap suatu subjek dan

nilai dari objek itu. Makin besar harapan seseorang terhadap suatu objek dan

makin tinggi nilai objek itu bagi orang tersebut, berarti makin besar

motivasinya.25

b. Sikap

Allport mengemukakan, bahwa sikap adalah suatu kesiapan mental dan

saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung

kepada respons individu terhadap semua situasi yang berhubungan dengan

objek. Definisi Allport ini menunjukkan bahwa sikap itu tidak muncul

seketika atai dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman

serta memberikan pengaruh langsung kepada respons seseorang.26 Sikap

belajar peserta didik berwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak

senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal

24
Djaali. Psikologi Pendidikan..(Jakarta:PT Bumi Aksara,2008). hlm.101.
25
Ibid.hlm.105
26
Ibid.hlm.114

14
tersebut. Sikap seperti itu akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar

yang dicapainya.

c. Minat

Minat merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, semakin besar

besar minatnya. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang

menunjukkan bahsa peserta didik lebih menyukai suatu hal daripada hal

lainnya. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh di kemudian hari. Minat

merupakan perasaan ingin tahu, empelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu.

d. Kebiasaan Belajar

Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar

secara berulang – ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat

otomatis. Perbuatan kebiasaan tidak memerlukan konsentrasi, perhatian dan

pikiran dalam melakukannya. Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara

atau tehnik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran,

membaca buku, menegrjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk

menyelesaikan kegiatan.

e. Konsep diri

Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang

menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang prilakunya.

C. Hubungan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar

14
Kebiasaan belajar siswa merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi Hasil Belajar siswa. Kebiasaan belajar adalah cara yang

konsisten yang dilakukan oleh siswa dalam menangkap informasi, cara

mengingat, berfikir, dan mengerjakan soal. Kebiasaan belajar berkaitan erat

dengan pribadi seseorang yang dipengaruhi oleh pembawaan, pengalaman,

pendidikan, dan riwayat perkembangannya.

Kebiasaan belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap

keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan kebiasaan belajar yang

mereka lakukan akan mempermudah kelancaran di dalam proses pembelajaran.

Hal ini terjadi karena dengan kebiasaan belajar yang mereka lakukan dengan

tepat akan mempengaruhi rasa malas mereka dalam belajar. Siswa memerlukan

kebiasaan belajar yang tepat dalam kegiatan belajar agar mereka dapat

mengkondisikan diri untuk belajar sesuai dengan harapan-harapan yang

terbentuk dari masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa apabila kebiasaan

belajar siswa yang tepat akan meningkatkan hasil belajar siswa. Sebaliknya

jika kebiasaan belajar siswa kurang tepat maka hasil belajar siswa akan rendah.

Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar

Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDN 3 Siraman.

D. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka berfikir adalah suatu konsep pemikiran atau penjelasan

sementara yang berhubungan dua variabel satu dengan yang lainnya atau lebih,

14
sehingga bertujuan dan arahan penelitian dapat diketahui dengan jelas.

Kebiasaan belajar siswa dikenal sebagai cara-cara yang dilakukan siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya kebiasaan

belajar yang maksimal sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian

kebiasaan belajar siswa yang baik akan berpengaruh pada hasil belajar siswa

yang baik pula.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa apabila kebiasaan

belajar siswa dilakukan dengan baik, maka siswa akan memperoleh hasil

belajar yang baik pula. Sebaliknya, apabila kebiasaan belajar dilakukan kurang

baik, maka hasil belajar siswa kurang baik juga.

Paradigma diartikan sebagai pola piker yang menunjukkan hubungan

antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan

jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang

digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hopotesis, dan

Teknik analisis statistic yang akan digunakan.27 Berdasarkan pengertian

tersebut Penulis kemukakan paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Kebiasaan Belajar (X) Hasil Belajar (Y)

E. Hipotesis Penelitian

27
Sugiyono.Metode Penelitian.(Bandung: Alfabeta.2019).hlm.72

14
30

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian. Oleh sebab

itu merumuskan hipotesis disebabkan meragukan sesuatu.28 Jadi hipotesis

jawaban atau dugaan sementara terhadap masalah peneliti yang kebenarannya

masih diuji secara empiris.

Penelitian ini terdapat pasangan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis

(H0). Ha menunjukan bahwa antara dua variabel terdapat pengaruh yang

signifikan. Sedangkan H0 menunjukan bahwa antara kedua variabel tidak ada

pengaruh yang signifikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka Penulis dapat menjelaskan bahwa

hipotesis dari penelitian ini adalah Ha yang berbunyi: “Terdapat hubungan

antara kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam

(PAI) siswa kelas V di SDN 3 Siraman Desa Siraman Kec.Pekalongan

Kab.Lampung Timur”.

28
Wina Sanjaya. Penelitian Pendidikan. (Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta:
Kencana, 2013), hlm. 289
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan

kuantitatif. Adapun yang penulis maksud dengan jenis data kuantitatif adalah

suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka

sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.29

Penelitian yang Penulis lakukan ini bertempat di SDN 3 Siraman. Sifat

dari penelitian ini adalah deskriptif, artinya penelitian ini akan mencari ada

tidaknya pengaruh hubungan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar

Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas V SDN 3 SIRAMAN.

Jadi dengan demikian penelitian yang akan Penulis lakukan ini adalah

penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang sifatnya dapat

diamati dan diukur.30 Definisi operasional variabel merupakan suatu hal yang

sangat diperlukan, dengan adanya definisi operasional variabel dapat

menunjukan pada pengambilan sampel yang cocok untuk digunakan, dari

pengertian di atas dapat dipahami bahwa definisi operasional variabel

merupakan rumusan yang memiliki perhitungan yang pasti yang

dilambangkan dengan angka-angka, yang menggunakan data nominal untuk

29
Deni Darmawan. Metode Penelitian Kuantitatif. (Bandung:Pt Remaja
Rosdakarya.2016).hlm.37.
30
Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT Raja Grafido Persada, 2013).
hlm. 29.

31
32

mempermudah membaca data, dalam hal ini peneliti akan meneliti. hubungan

kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)

siswa kelas V SDN 3 Siraman. Setelah pengelompokan variabel penelitian

maka selanjutnya variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional

karena operasional variabel akan menunjukan alat pengumpul data yang

cocok untuk dipergunakan. Berdasarkan uraian di atas, maka definisi

operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Kebiasaan Belajar (Variabel x)

Kebiasaan belajar adalah respon dengan menggunakan stimulasi yang

berulang – ulang. Kebiasaan belajar merupakan suatu Teknik yang menetap

pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan

tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan tugas. Kebiasaan belajar

dibagi kedalam dua bagian yaitu

a. Delay Avoidan (DA)

b. Work Methods (WM).

Aspek-aspek kebiasaan belajar yang digunakan dalam penelitian ini

adalah aspek kebiasaan belajar yang dikemukakan oleh Sudjana dan Slameto

meliputi: Delay avoidan (kesigapan dalam belajar) yaitu konsentrasi dan

mengerjakan tugas. Sedangkan untuk Work methods (metode kerja dalam

belajar) meliputi cara mengikuti kegiatan belajar, cara belajar kelompok, cara

belajar individu, mempelajari buku teks, menghadapi ujian, membaca dan

membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran dan bagaimana pembuatan

jadwal serta pelaksanaannya.


33

2. Hasil Belajar (Variabel y)

Hasil belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh peserta didik

dalam mencapai tujuannya, serta hasil dari usaha yang dicapai oleh peserta

didik dalam menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang

diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.

Dapat dipahami dari definisi di atas bahwa hasil belajar adalah prestasi

belajar yang dicapai peserta didik dalam proses belajar mengajar. Sedangkan

hasil belajar yang peneliti maksud adalah hasil belajar Pendidikan Agama

Islam (PAI) yang datanya akan peneliti peroleh dari hasil belajar peserta didik

yang akan peneliti ambil dari buku legger sekolah. Berdasarkan pernyataan

variabel di atas, maka peneliti akan mencari pengaruh diantara kedua variabel

tersebut dengan menggunakan rumus produk moment untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh antara kedua variable.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah yang terdiri dari subjek atau objek yang

memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk ditarik

kesimpulan. 31

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa populasi adalah

sekelompok individu yang menjadi objek penelitian yang mana memiliki

karakteristik tertentu. yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas V SDN 3 Siraman yang berjumlah 23 siswa.

31
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alvabeta,
2016), hlm.80.
34

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, 32 Sampel merupakan “bagian

dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

Sampel dapat didefinisikan “bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti.”. 33 Sampel adalah apabila subjeknya

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10

– 15% atau 20- 25%.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. 34 Adapun teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Teknik Sampling jenuh.

Teknik Sampling jenuh. adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan

suatu anggota populasi terjangkau sebagai sampel.35 Maka sampel penelitian

ini Penulis ambil dari jumlah populasi dengan menggunakan teknik sampling

jenuh yang diambil dari populasi terjangkau sebanyak 1 kelas sebanyak 23

siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk

memperoleh data yang diteliti, Untuk memperoleh data yang obyektif atau valid

di lapangan penelitian, maka penulis menggunakan beberapa metode dalam

pengumpulan data sebagai berikut:

32
Margono. Metodologi Penelitian. (Jakarta:PT Rineka Cipta,2010).hlm.121.
33
Nanang Martono. Metode Penelitian. (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). hlm. 74
34
Sugiono, Metode Penelitian (Bandung: Alvabeta, 2016). hlm. 81.
35
Sugiyono, Metode Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2013 ), hlm. 82
35

1. Angket

Metode angket ialah teknik pengumpulan data melalui formular formulir

yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada

seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau

tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Berdasarkan

pengertian di atas maka metode angket adalah suatu teknik pengumpulan data

dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden yang harus

dijawab. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan metode angket yang langsung diberikan kepada siswa.

Kemudian peneliti menggunakan jenis pengukuran skala Likert. Skala likert

adalah skala dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat tentang

fenomena sosial.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, data-data, transkip, buku, notulen rapat, foto-foto, agenda dan

lain-lain. Dalam metode ini, peneliti lakukan dengan cara pengambilan data

di SDN 3 SIRAMAN, data yang berupa profil sekolah baik itu jumlah siswa ,

struktur kepegawaian, letak geografis dan data lain yang diperlukan yang

akan dilampirkan.
36

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur


36
fenomena alam maupun sosial yang diamati, instrument penelitian merupakan

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah. 37 Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:

1. Rancangan atau Kisi-kisi Instrumen

Sebelum angket disusun, terlebih dahulu menentukan indikator yang dirumuskan

dalam kisi-kisi angket uji coba selanjutnya menyusun angket uji coba kebiasaan

belajar. penyusunan instrumen penelitian dibuat dengan menggunakan skala likert

tanpa menggunakan jawaban netral yang mempunyai empat kemungkinan

jawaban. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari responden bersikap netral atau

ragu-ragu sehingga memaksa responden untuk menentukan sikap terhadap

fenomena sosial yang dinyatakan dalam instrument. Penyusunan angket kebiasaan

belajar mengacu kepada dua dimensi yaitu work method (metode kerja dalam

belajar) daily avoidan (kesigapan dalam belajar) dengan menggunakan beberapa

aspek-aspek kebiasaan belajar meliputi cara belajar kelompok, cara belajar

individu, mempelajari buku teks, pembuatan jadwal dan pelaksanaannya,

membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, menghadapi ujian,

konsentrasi, dan mengerjakan tugas.

36
Sugiyono.Metode Penelitian.(Bandung: Alfabeta.2019).hlm.156
37
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010). hlm. 203.
37

kadang, dan tidak pernah. Peneliti menggunakan skor untuk setiap butir

pertanyaan yang terdiri dari dua macam yaitu pertanyaan positif dan negatif.

Tabel 3. 1 Allternatif Jawaban Skala Likert

Jawaban Skor Pertanyaan

Positif Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang – kadang 2 3

Tidak pernah 1 4

Untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

angket kebiasaan belajar dan hasil belajar PAI siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Adapun instrumen penelitian yang penulis gunakan

adalah sebagai berikut:

a. Instrumen untuk angket atau kuesioner adalah angket/kuesioner.

b. Instrumen untuk dokumentasi adalah buku pedoman

c. Instrumen untuk interview adalah pedoman interview Adapun kisi-kisi

angket yang akan penulis gunakan sebagai alat pengumpul data nantinya adalah

sebagai berikut: Kisi-kisi instrumen kebiasaan belajar siswa disajikan dalam

Tabel 3.2 berikut.

No. Butir Jumlah


Variabel Sub. Indikator Positif Negatif
Variabel
Work Cara mengikuti
Methods pelajaran.
(Metode Cara belajar
kerja kelompok
dalam Cara belajar
38

belajar) individu
Mempelajari
Kebiasaan buku teks
Belajar Pembuatan
jadwal dan
pelaksanaannya
Membaca dan
membuat
catatan
Mengulangi
bahan pelajaran
Menghadapi
ujian
Delay Konsentrasi
Avoidan
(Kesigapan
belajar) Mengerjakan

tugas

Jumlah

2. Pengujian Instrumen

a. Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu

instrumen. Suatu instrumen yang valid akan mempunyai validitas yang tinggi

sebaliknya suatu instrumen yang kurang valid akan mempunyai validitas yang

rendah38

Untuk mengetahui sejauh mana kevalidtan data, Peneliti melakukan perhitungan

dengan rumus korelasi product Moment sebagai berikut :

38
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010). hlm. 211.
39

Keterangan

= koefisien korelasi antara variabel x dan y

= jumlah perkalian antara nilai x dan y

= kuadrat nilai x

= kuadrat dari nilai y

b. Reliabilitas

Reliabilitas dalam penelitian ini dikatakan reliabelitas maka suatu standar

atau ukuran dimana angket akan dipergunakan dalam suatu penelitian harus

mempunyai reliabilitas, artinya angket-angket itu mempunyai ketetapan, keajekan

atau adanya unsur konstan dalam angket tersebut. Ini berarti angket tersebut tidak

mengalami perubahan jawaban apabila diuji coba atau diteskan kepada responden

secara terus-menerus. “bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.39

Pada penelitian ini menggunakan rumus Spearm Brown sebagai berikut :

Keterangan

= reliabilitas internal seluruh instrumen

= korelasi product moment antara belahan pertama dab kedua

F. Teknik Analisis Data

39
Suharsimi Arikunto. ProsedurPenelitian. (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010). hlm. 221.
40

Data Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk

menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian. Di dalam memecahkan

permasalahan yang ada dalam penelitian ini maka langkah penting terakhir

nantinya yang akan penulis lakukan adalah melakukan proses pembahasan dan

analisis data. Adapun analisa data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini

adalah data statistik dengan data kuantitatif (data yang dihitung dengan angka –

angka) dengan rumus analisis product moment sebagai berikut :

Keterangan

= koefisien korelasi score butir dengan score total

∑ = Jumlah score butir

= Jumlah score total

∑ xy = Jumlah perkalian antara score total dan score butir

∑ = Jumlah kuadrat score butir

∑ = Jumlah kuadrat score total

= Banyaknya responden
41

0DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:PT Rineka Cipta,


2012.

Ahmadi Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta,
2013.

Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2012.

Dimyati Dan Mudjiono. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta,


2010.

Darmawan Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:Pt Remaja Rosdakarya,


2016.

Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2008.

Engkoswara, Dan. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Cv, 2015.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:PT Rineka Cipta, 2010.

Martono Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif. Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, Jakarta: Rajawalipers, 2012.

Rahmat Abdul. Pengantar Pendidikan Teori, Konsep, Dan Aplikasi. Bandung:


Manajemen Qolbun Salim, 2010.

Sanjaya Wina. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur). Jakarta:


Kencana, 2013.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta, 2010.

Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2019.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D Bandung: Alvabeta,


2016.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2013.

Suryabrata Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafido Persada,


2013.

Suharsimi Arikunto. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik, Jakarta: PT


Raja Grafindo 2010
42

Susanto Ahmad, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana, 2016.

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi


Aksara, 2009.

Syah Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.

Anda mungkin juga menyukai