PENDAHULUAN
sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utamanya. SDM dimaksud adalah
mereka yang memiliki komitmen yang konsisten dalam memotivasi diri pada
level tertentu untuk berprestasi seduai dengan tugas pokok dan fungsinya.
bentuk perilaku antusias, beorientasi pada tujuan, dan memiliki target kerja
yang jelas baik secara individual maupun kelompok. Motivasi dalam dunia
kerja biasanya diberikan oleh pemimpin tempat kerja itu kepada para
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
(Hasibuan, 1996:20).
dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan
diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk
kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) yang diperlukan bawahan dari hasil
pekerjaannya itu. Orang- orang mau bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan (fisik dan mental), baik itu kebutuhan yang disadari maupun
kebutuhan yang tidak disadari. Kebutuhan (needs) setiap orang adalah “sama”
misalnya setiap orang butuh makan dan minum, tetapi keinginan (wants) dari
setiap orang berbeda “tidak sama” karena dipengaruhi oleh selera, kebiasaan
orang akan mau bekerja keras dengan harapan, ia akan dapat memenuhi
tersendiri bagi instansi tersebut yang mana itu akan berpengaruh terhadap
jarang ditemukan pegawai yang datang terlambat, pulang lebih awal, tidak
terampil dan cekatan dan sebagainya. Oleh karena itu, prinsip dan budaya
kerja seperti itu sudah seharusnya diubah agar dapat memperbaiki kualitas
pekerjaan tertentu, dalam hal ini disebut sebagai prestasi kerja. Kinerja sebagai
pencapaian dari suatu tugas) atau persons achievement under test conditions
usahanya agar lebih kompetitif dan siap bersaing. Hal itu harus melalui sarana
dalam bentuk sekelompok orang yang berperan aktif dan produktif sebagai
Upaya tersebut akan menghasilkan karena adanya peranan aktif dan produktif
lain adanya peningkatan kinerja sumber daya manusia yang sesuai dengan
jawabnya. Jika kinerja pegawai baik dan meningkat maka kinerja dari
yang tinggi, kediplinan dan totalitas bekerja agar mencapai tujuan instansi
partisipasi, kepercayaan diri dalam bekerja itu bergantung pada motivasi yang
dalam bekerja dan hal akan sangat merugikan bagi proses kerja di kantor
Utara.
sehingga dapat bekerja dengan giat. Karena pegawai adalah individu yang
dapat lebih giat bekerja karena adanya perhatian dari pemimpinnya. Untuk
yang menjadi perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
1.5.1 Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat. Menurut isbandi Rukminto Adi (dalam Uno, 2008:3) mengatakan bahwa
motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam
suatu tingkah laku tertentu. Menurut Hasibuan (1996: 95), motivasi adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dalam segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan.
berhubungan dengan:
1. Pengarahan perilaku,
2. Kekuatan reaksi (upaya kerja), setelah seorang karyawan telah memutuskan arah
tindakan-tindakan tertentu,
motivasi adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja pada
dari perspektif pribadi dan terutama organisasi. Menurut Siagian (2002:102) motivasi
adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela
untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keterampilan dan keahlian, tenaga dan
berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan, respons (yakni usaha) setelah karyawan
seseorang.
c. Menurut M.R. Jones menyatakan bahwa motivasi adalah berhubungan kuat dengan
dihentikan dan reaksi subyektif seperti apakah yang timbul dalam organisasi ketika
Dari pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat dinyatakan bahwa motivasi
merupakan suatu faktor pendorong atau penggerak seseorang untuk mau bertindak dan
bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya untuk mencapai tujuan
serangkaian tujuan. Teori motivasi berupaya merumuskan apa yang membuat orang
organisasi seperti:
1. Motivasi Positif
keuntungan tertentu. Manusia bekerja dalam organisasi jika dia merasakan bahwa
demikian, motivasi positif merupakan pemberian motivasi yang diarahkan pada usaha
untuk mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara baik dan antusias dengan cara
2. Motivasi Negatif
Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut
misalnya, jika seorang pegawai tidak bekerja maka akan muncul rasa takut
dikeluarkan, takut diskors, dan takut dijauhi oleh rekan kerja. Motivasi negatif yang
organisasi menjadi tidak kreatif, serba takut, dan serba terbatas geraknya.
Motivasi dari dalam timbul timbul pada diri pegawai saat dia melaksanakan
tugas-tugasnya dan bersumber dari dalam diri pegawai itu sendiri. Dengan demikian
berarti juga bahwa kesenangan pegawai muncul pada saat dia bekerja dan dia sendiri
Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya
pengaruh yang ada diluar pekerjaan dan dari luar diri pegawai itu sendiri. Motivasi
dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesehatan, cuti, program rekreasi
perusahaan, dan lain-lain. Pada konteks ini, manusia organisasional ditempatkan pada
subjek yang dapat oleh faktor luar. Manusia bekerja karena semata-mata didorong
oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor
diluar subjek.
1. Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat sulit, karena keinginan setiap
tetapi ada kesamaan dalam kebutuhan (needs)-nya,yaitu setiap manusia ingin hidup
dan untuk hidup perlu makan dan manusia normal mempunyai harga diri. Jadi setiap
pegawai mengharapkan kompensasi dari setiap prestasi yang diberikannya serta ingin
Secara garis besar ada enam indikator yang mempengaruhi motivasi (Ishak, 2003:15),
yaitu:
f. Faktor prestasi kerja; mencakup prestasi dan kondisi serta lingkungan kerja yang
5. Kondisi lingkungan kerja yang baik secara fisik maupun non fisik.
6. Pengelolaan kompensasi
Secara umum teori motivasi dibagi dalam dua kategori, yaitu Teori Kepuasan
yang memusatkan perhatian pada kebutuhan dan sasaran tujuan, dan Teori Proses
yang banyak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku dan mengapa mereka
A. Teori Kepuasan
Hierarki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada saat seseorang telah
memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ketingkat yang
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, seperti makanan,
kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu termasuk merasa aman dari
disadari melalui hubungan-hubungan antar pribadi yang mendalam, tetapi juga yang
dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial. Dalam
mendapatkan uang, tetapi mereka juga menilai pekerjaan dengan dasar hubungan
Percaya diri dan harga diri maupun pengakuan orang lain. Dalam kaitannya
dengan pekerjaan, hal ini berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui bermanfaat
menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan
didunia luar.
Kebutuhan ini ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan
dengan kegiatan pemenuhan diri. Ketika kebutuhan lain sudah terpenuhi, seseorang
kemitraan.
Teori dua faktor dikemukakan oleh federick Herzberg, Bernard mausner, dan
Barbara synderman. Herzberg berpendapat bahwa ada faktor intrinsik dan ekstrinsik
prestasi yang dicapai, pengakuan, dunia kerja, tanggung jawab dan kemajuan.
Termasuk dalam ekstrinsik adalah hubungan interpersonal antara atasan dan bawahan,
karyawan selama lebih dari 20 tahun. Menurut Mc Clelland ada tiga kebutuhan pokok
manusia yaitu:
1. Kebutuhan berprestasi
2. Kebutuhan berafiliasi
Kebutuhan berprestasi merupakan motif yang secara kontras dapat dibedakan dengan
dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk duduk pada posisi saling dominan
menuntunnya.
Produk dari valensi dan harapan adalah motivasi yang meningkatkan dorongan
dalam diri pegawai untuk melakukan aksi dalam mencapai tujuannya. Aksinya dapat
dilakukan pegawai dengan cara berusaha lebih besar atau mengikuti kursus pelatihan.
Hasil yang akan dicapai secara primer adalah promosi jabatan dan gaji lebih tinggi.
Hasil sekundernya, antara lain status menjadi lebih tinggi, pengenalan kembali.
Asumsi dasar teori keadilan menyatakan bahwa faktor utama dalam motivasi
adalah evaluasi individu atas keadilan dari penghargaan yang diterima. Artinya
diterima orang lain dalam iklim kerja yang sama. Kunci utamanya adalah kepuasan
suatu tujuan tidak hanya berpengaruh pada pekerjaan saja, tetapi juga merangsang
pegawai untuk mencari atau menggunakan metode kerja yang lebih efektif. Dengan
1. 5.2 Kinerja
diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja merupakan implementasi dari
perancanaan yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber
seperti yang diharapkan, atau suatu hasil karya yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
Selanjutanya Suntoro (dalam Tika, 2006:121) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Dalam Mahsun (2006:25)
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil
yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu
tertentu. Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai
tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kinerja suatu
jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi pegawai
peralatan.
4. Kemampuan mengevaluasi.
1. Faktor Individu
integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan
adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut
memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal
dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari
mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain
uaraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja yang
yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan pegawai itu
sendiri.
tersebut.
Bila langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka kinerja pegawai
dapat ditingkatkan.
Kinerja individu adalah hasil kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja individu ini akan
Salah satu usaha yang dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja
penggerak dan kinerja tinggi hanya bisa dicapai dalam tindakan. Sementara kualitas
dan kuantitas berbanding lurus dengan tindakan. Dengan adanya motivasi, seorang
pegawai akan merasa punya dorongan khusus untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
melaksanakan pekerjaan hanya rutinitas maka mereka cenderung statis dalam bekerja.
1.6 Hipotesis
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data
Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor Badan Perpustakaan, Arsip
Tidak ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di kantor Badan Perpustakaan,
interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Untuk mendapatkan batasan yang jelas
dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan
1. Motivasi adalah suatu faktor pendorong atau penggerak seseorang untuk mau
bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya untuk
2. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang diharapkan
(Singarimbun, 1997:46)
Berikut ini akan diuraikan variabel yang diteliti beserta indikator-indikator yang
yaitu:
b. Kekuatan atas keinginan atas beberapa aspek kebutuhan baik material maupun
c. Harapan diamana pegawai berfikir secara subjektif terhadap suatu imbalan jika
1. Promosi jabatan.
3. Kompensasi.
4. Penghargaan
4. Kemampuan mengevaluasi.