Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

BLK merupakan lembaga pelatihan yang direncanakan dan

dibentuk oleh pemerintah untuk membantu mengatasi beberapa masalah

terkait dengan ketenagakerjaan dan pengangguran serta masalah

lapangan pekerjaan di dalam negeri, terutama bagi anak putus sekolah

yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi, bagi anak

yang sulit mendapatkan lapangan pekerjaan setelah menyelesaikan

bangku pendidikan serta untuk angkatan pengangguran yang terjadi,

mereka dapat mengikuti pelatihan keterampilan di BLK di berbagai bidang

kejuruan yang ada, mereka dapat bekerja di perusahaan-perusahaan atau

berusaha mandiri. Di mana sasaran utamanya adalah mengupayakan

perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang

lebih baik, berupa peningkatan dan pertumbuhan kinerja organisasi di

segala bidang. Untuk itu perlu penciptaan perangkat-perangkat yang

memungkinkan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan yang dewasa

ini makin cepat dan melebar.

Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi senantiasa

menumbuhkan budaya dan semangat kerja yang lebih maksimal melalui


2

penerapan teknik-teknik manajemen pengelolaan sumber daya manusia

secara berkesinambungan. Dari sisi inilah peranan administrasi sangat

dibutuhkan sebagai upaya pengelolaan dan perumusan masalah-masalah

organisasi untuk memaksimalkan kinerja karyawan yang ditandai dengan

peningkatan disiplin kerja.

Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara adalah sebuah

lembaga organisasi yang dalam pelaksanaan tugas-tugasnya

mengutamakan kinerja pelayanan kepada masyarakat dan untuk

menumbuhkan disiplin efisiensi kerja pegawai.

Dalam ilmu administrasi dan manajemen telah disepakati oleh para

ahli dan sarjana bahwa inti dari pada administrasi adalah manajemen,

sedangkan inti dari pada manajemen adalah kepemimpinan. Kemudian

inti daripada kepemimpinan adalah pengambilan keputusan dan inti dari

pada pengambilan keputusan adalah human relation (Hubungan antar

manusia).

Oleh karena itu dalam era pembangunan sekarang ini, faktor

hubungan antar manusia sangat menentukan dalam lingkup suatu

organisasi, baik organisasi di lingkungan pemerintah maupun organisasi

badan usaha atau swasta.

Berbicara tentang hubungan antar manusia, maka unsur pimpinan

sangat menentukan dalam rangka menciptakan suasana kerjasama yang

harmonis, efisien dan efektif dalam suatu organisasi.


3

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Prof. Dr. Sondang P.

Siagian (2003:31) dalam bukunya “Filsafat Administrasi”, yang menulis:

“Sukses tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang telah


ditentukan tergantung atas cara-cara memimpin yang dipraktekkan
oleh orang-orang atasan itu. Sebaliknya sukses tidaknya seorang
pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya, tidak terutama
ditentukan oleh tingkat keterampilan teknis (technical skill) yang
dimilikinya akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya
menggerakkan orang lain untuk bekerja dengan baik
(managerial skill)”.

Apa yang telah diutarakan di atas, memang benar bahwa pimpinan

baik secara individual maupun sebagai kelompok tidak mungkin dapat

bekerja seorang diri. Pimpinan membutuhkan seseorang atau sekelompok

orang lain yang dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga para

bawahan itu memberikan pengabdian sumbangsihnya kepada organisasi,

terutama dalam cara bekerja yang efisien dan efektif, ekonomis

dan produktif.

Dengan demikian kepemimpinan yang efektif adalah

kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara dan

mengembangkan usaha dan iklim yang kooperatif dalam kehidupan

organisasional.

Seperti halnya para pegawai administrasi di Balai Latihan Kerja

Kabupaten Kolaka Utara, di mana para pegawai membutuhkan motivasi

yang sangat kuat dalam kerjasama antara manusia-manusia yang ada di

lingkungan tersebut.
4

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mencoba

menelusuri dan mengkaji dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh

Motivasi Terhadap Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai Administrasi pada

Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan motivasi guna meningkatkan disiplin kerja

pada Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara?

2. Apakah disiplin kerja dapat memacu peningkatan motivasi kerja pada

Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penerapan motivasi guna meningkatkan disiplin

kerja pada Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara.

b. Untuk mengetahui korelasi disiplin kerja terhadap meningkatnya

motivasi kerja pada Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Praktis

Sebagai masukan kepada kantor Balai Latihan Kerja

Kabupaten Kolaka Utara mengenai kondisi disiplin kerja dan

efisiensi kerja.
5

b. Manfaat Teoritis

Sebagai kajian dan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam

menentukan penelitian selanjutnya.

D. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan

Sistematika Pembahasan.

Bab II : Tinjauan Pustaka berisi Pengertian Disiplin, Pengertian

Kinerja, Pengertian Pegawai, Perilaku Administrasi dan

Kerangka Konseptual

Bab III : Gambaran Umum Lokasi Penelitian berisi Keadaan

Geografis, Luas Wilayah dan Komoditi Demografi di

Kabupaten Kolaka Utara serta Kedudukan, Tugas dan

Fungsi Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan berisi pengaruh Motivasi terhadap

Peningkatan Disiplin, Gambaran Motivasi Terhadap

Peningkatan Disiplin Kerja Bagi Pegawai Administrasi di

Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara.

Bab V : Penutu berisi tentang Kesimpulan dan saran


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengaruh adalah daya

yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Adapun definisi atau

pengertian pengaruh dari beberapa ahli yaitu, menurut W.J.S

Poewadarmita (2011:102), pengaruh adalah suatu daya yang ada

dalam sesuatu yang sifatnya dapat memberi perubahan kepada yang

sifatnya dapat memberi perubahan kepada yang lain. Menurut Badudu

Zain (2010:11), pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu

terjadi, dalam arti sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah

sesuatu yang lain dengan kata lain pengaruh merupakan penyebab

sesuatu terjadi atau dapat mengubah sesuatu ke bentuk yang kita

inginkan.

2. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan faktor krusial dalam melaksanakan suatu

pekerjaan. Perbedaan motivasi membuat setiap orang berprilaku,

beraksi, berinteraksi berbeda terhadap suatu jenis pekerjaan. Selain

itu, tinggi rendahnya motivasi seseorang juga berpengaruh terhadap


7

prestasi kerja, meningkatkan motivasi juga dapat meningkatkan

prestasi.

French (Prasetya Irawan, dkk, 2010:335) mengemukakan:


“Motivasi adalah hasrat atau keinginan seseorang meningkatkan
upaya untuk mencapai target atau hasil. Motivasi juga dapat berarti
rangsangan atau dorongan untuk membangkitkan semangat kerja
kepada seseorang atau kelompok.

Menurut Hasibun dalam (Sutrisno, 2017) mengemukakan


bahwa:”Motivasi adalah perangsang keinginan dan daya penggerak
kemauan bekerja seseorang karena setiap motif mempunyai tujuan
tertentu yang ingin dicapai”.

3. Pengertian Disiplin

Ketidakdisiplinan bukan hanya sekedar sebagai turunnya

semangat dan gairah kerja, tetapi lebih dari itu akan dapat

mempengaruhi efektivitas dari pencapaian tujuan.

Menurut W. J. S. Poerwodearminto (2010:208) disiplin adalah

“latihan bathin dan watak dengan maksud supaya segala

perbuatannya selalu mentaati tata tertib.”

Menurut Drs. Ec. Alex. S, Nitisemito (2011:199) disiplin adalah

suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan

peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak.

Disiplin adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan

sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh

Pegawai Negeri Sipil”. (K. Wantjik Saleh, SH; 2000:8)


8

Disiplin diharapkan dapat ditegakkan dalam suatu instansi yaitu

peraturan-peraturan dapat ditaati oleh para karyawan dan dengan

demikian pekerjaan akan dilakukan seefektif dan seefisien mungkin.

4. Pengertian Kerja

Dalam Ensiklopedi administrasi, yang dimaksud dengan kerja

adalah keseluruhan aktivitas jasmani dan rohani yang dilaksanakan

oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu, atau mengandung suatu

maksud tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelangsungan

hidupnya.

Sehubungan dengan pengertian tersebut, The Liang Gie

(2010:73) mengemukakan:

“Kerja adalah keseluruhan pelaksanaan aktivitas-aktivitas


jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia untuk
mencapai tujuan tertentu, atau mengandung suatu maksud
tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelangsungan
hidupnya.”

Kerja yang sering pula disebut aktivitas sesungguhnya

merupakan suatu perbuatan jasmani manusia yang mengandung

suatu maksud tertentu, yang memang dikehendaki oleh orang

yang melakukannya.

Menurut S.P. Siagian (2010:112) :

“Aktivitas ialah sesuatu yang dikerjakan di dalam suatu


organisasi, termasuk kelambatan-kelambatan serta
9

penyimpangan-penyimpangan, serta operasi-operasi yang


beraneka ragam dan setiap gerak di dalam suatu prosedur.”

Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa

aktivitas adalah suatu pola perbuatan yang dilakukan dalam suatu

rangkaian kerja, untuk menunjukkan perincian kegiatan dari sesuatu

satuan organisasi, yang dapat menjadi dasar agar tercapai pembagian

kerja yang seimbang di antara satuan-satuan organisasi

yang bersangkutan.

Sejalan dengan hal tersebut, maka secara umum produktivitas

kerja diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik

dengan masukan yang sebenarnya. Misalnya saja produktivitas adalah

ukuran efisiensi produktif suatu perbandingan antara keluaran dan

masukan. Masukan sering diukur dengan tenaga kerja, sedangkan

keluaran di ukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai.

5. Pengertian Pegawai

Pegawai atau karyawan adalah seseorang yang bekerja atau

mengabdikan dirinya pada suatu instansi tertentu yang menjual jasa

atau dapat memproduksi barang sehingga mendapat penghasilan atau

imbalan jasa.

Adapun istilah kepegawaian telah banyak dijumpai atau

digunakan dalam masyarakat, baik dalam instansi-instansi pemerintah

maupun dalam lembaga-lembaga swasta dan organisasi lainnya.


10

Masalah yang dihadapi atau tersirat di dalam kepegawaian ini

demikian penting dan aneka ragamnya sehingga sangat dirasakan

perlunya suatu perumusan atau pengertian yang dianggap suatu

definisi yang mencerminkan jangkauan dari hal-hal yang terkandung

dalam istilah kepegawaian itu.

Dalam undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-

pokok kepegawaian dalam penjelasannya disebutkan pengertian

kepegawaian sebagai berikut:

“Pada umumnya yang dimaksud dengan kepegawaian adalah


segala hal-hal yang mengenai kedudukan, kewajiban, hak dan
pembinaan pegawai negeri” (2012:285)

Pada garis besarnya jenis kepegawaian di Indonesia dapat

dibagi dua sebagaimana diatur/ditetapkan dalam undang-undang

Nomor 8 Tahun 2004 pasal 2 sebagai berikut:

“(1). Pegawai Negeri terdiri dari:


a. Pegawai Negeri Sipil dan
b. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(2).Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari:
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah
c. Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah” (2012: 271)

Dalam undang-undang Nomor 43 Tahun 2009, tentang pokok-

pokok kepegawaian pada pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa :

“Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Indonesia yang


telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat
yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan atau
11

diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan


perundang-undangan yang berlaku”.

Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil menurut undang-

undang nomor 43 tahun pasal 3 ayat 1 adalah Pegawai Negeri Sipil

berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur,

adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan

dan pembangunan.

Pada dasarnya pegawai adalah tenaga kerja yang bekerja pada

sebuah organisasi dengan tujuan membantu pimpinan untuk

menyelesaikan tugas-tugasnya guna pencapaian tujuan organisasi.

Dalam kaitan tenaga kerja, dapat dikatakan bahwa tenaga kerja

adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas atau 15-64 tahun.

Dapat pula dikatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang

secara potensial dapat bekerja. (Tjipto Herijanto, 2006:4)

Dengan kata lain tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk

dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang-barang dan

jasa-jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika

mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Biro Pusat

Statistik, 2008:54).

Tenaga kerja terdiri dari dua pengertian utama yaitu 1) tenaga

angkatan kerja (labor force), dan 2) bukan angkatan kerja. Angkatan


12

kerja adalah penduduk yang bekerja dan yang tidak bekerja tetapi siap

untuk mencari kerja.

Aparat/pegawai mempunyai fungsi penting dalam

penyelenggaraan tugas pelayanan administrasi, sehingga penting

untuk ditingkatkan motivasi kerja dan produktivitasnya, oleh karena

kinerja aparatur/pegawai pada kantor tersebut sangat menentukan

terciptanya pelayanan administrasi yang baik sebagaimana yang

digariskan dalam visi dan misi Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka

Utara.

Kelancaran tugas pemerintahan dan pembangunan nasional

sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara, khususnya

pegawai negeri. Karena itu, dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan nasional yakni mewujudkan masyarakat madani yang

taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan

bermoral tinggi diperlukan Pegawai Negeri yang merupakan unsur

aparatur negara yang bertugas sebagai adil dan merata kepada

masyarakat yang dilandasi kesetiaan dan ketaatan.

Di samping itu, dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

kewenangan pemerintah daerah, Pegawai Negeri berkewajiban untuk

tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dan harus

melaksanakan tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab


13

dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan,

serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sebagai bagian dari pembinaan pegawai, maka pembinaan

perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan berdasarkan pada

perpaduan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan

pada sistem prestasi kerja. Hal ini dimaksudkan untuk memberi

peluang kepada pegawai yang berprestasi untuk meningkatkan

kemampuannya secara profesional dan berkompetisi secara

sehat. Dengan demikian pengangkatan dalam jabatan harus

didasarkan pada sistem prestasi kerja yang didasarkan atas penilaian

objektif terhadap prestasi, kompetensi, dan pelatihan. Dalam

pembinaan kenaikan pangkat, di samping berdasarkan sistem prestasi

kerja, juga diperhatikan sistem karier.

Manajemen Pegawai Negeri perlu diatur secara menyeluruh

dengan menerapkan norma, standar, prosedur yang seragam dalam

penetapan formasi, pengadaan, pengembangan, penetapan gaji. Dan

program kesejahteraan serta pemberhentian yang merupakan unsur

dalam manajemen Pegawai Negeri baik pusat maupun di daerah.

Dengan adanya keseragaman tersebut, diharapkan akan dapat

diciptakan kualitas yang seragam. Di samping memudahkan

penyelenggaraan manajemen kepegawaian, manajemen yang


14

seragam dapat pula mewujudkan keseragaman perlakuan dan

jaminan kepastian hukum bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil.

Berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah harus didorong oleh desentralisasi urusan

kepegawaian daerah. Untuk memberi landasan yang kuat bagi

pelaksanaan desentralisasi kepegawaian tersebut, diperlukan adanya

pengaturan kebijakan manajemen Pegawai Negeri Sipil secara

nasional dalam setiap unsur manajemen kepegawaian serta UU No.

32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai penyempurnaan

dari UU No. 22 Tahun 1999.

6. Perilaku Administrasi

Adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa manusia

modern menjadi anggota berbagai organisasi yang kesemuanya

dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan pribadinya.

Tidak pula dapat disangkal bahwa tujuan manusia modern dan

beradab semakin lama semakin kompleks.

Konsekuensi logis daripada semua itu adalah kebutuhan untuk

menjadi anggota berbagai organisasi. Dalam usaha pemenuhan

kebutuhan yang bersifat fisik, manusia mencari nafkah baik melalui

kegiatan yang sifatnya usaha sendiri maupun melalui usaha menjadi

karyawan dalam suatu organisasi tertentu, baik di lingkungan

pemerintah maupun di kalangan swasta. Singkatnya manusia modern


15

menjadi manusia organisasional karena hanya dengan jalur organisasi

berbagai tujuan pribadi itu diharapkan dapat tercapai.

Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian (2003:11) dalam bukunya

“Organisasi, kepemimpinan dan perilaku administrasi” beberapa faktor

pembentuk perilaku setiap orang dalam suatu organisasi adalah

sebagai berikut:

“Faktor genetik. Yang dimaksud dengan faktor genetik di sini


adalah segala hal yang oleh seorang di bawa sejak lahir dan
bahkan pula merupakan “warisan” dari kedua orang tuanya.
Faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan di
sini adalah situasi dan kondisi yang dihadapi oleh seseorang
pada usia muda dalam rumah dan dalam lingkungan yang lebih
luas, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
dekat yang dilihat dan dihadapinya sehari-hari.
Faktor pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan
sistematis yang berlangsung seumur hidup dalam rangka
mengalihkan pengetahuan oleh seseorang kepada orang lain.
Dengan pengertian di atas jelas tampak bahwa pendidikan
dapat bersifat formal, akan tetapi dapat pula bersifat non formal.

Faktor pengalaman. Yang dimaksud dengan pengalaman di sini


adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari
peristiwa-peristiwa yang dilaluinya dalam perjalanan hidupnya.
Bertitik tolak dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
pengalaman seseorang sejak kecil turut membentuk perilaku
yang bersangkutan dalam kehidupan organisasionalnya”.

Dari setiap orang dalam suatu organisasi pada dasarnya

memiliki perilaku dan motivasi yang berbeda-beda. Aneka ragam

kebutuhan-kebutuhan itu selalu berubah-ubah.

Salah satu motivasi utama seseorang menjadi manusia

organisasional adalah untuk dapat terpenuhinya kebutuhan pokoknya,


16

seperti sandang, pangan dan papan. Kesemuanya itu tentunya dapat

terpenuhi dengan pendapatan yang berbentuk uang.

Jika berbagai kebutuhan yang sifatnya pokok dan mendasar

telah terpenuhi, yang pada tingkat tertentu akan tercermin pada pola

tingkah !aku tertentu pula, maka kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya

tidak lagi material akan menampakkan dirinya dengan bobot yang

lebih berat pula.

Abraham Maslow yang dikutip Prof. Dr. Sondang. P. Siagian

(2003:20) menggolongkan 5 tingkat kebutuhan manusia yaitu :

“ 1. Kebutuhan yang bersifat fisik, seperti sandang, pangan dan


papan.
2. Kebutuhan yang bersifat “keamanan” baik dalam arti fisik
maupun dalam arti jaminan perlakuan yang wajar.
3. Kebutuhan yang berkaitan dengan harkat dan martabat
manusia seperti merasa diri penting, ingin berpartisipasi
dalam berbagai usaha yang positif dan bermanfaat.
4. Kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut “Gengsi”
seseorang yang tercermin dalam berbagai usaha
statusnya, baik di masyarakat maupun dalam organisasi
5. Kebutuhan yang bersifat mental psikologi, yaitu keinginan
untuk memperoleh kesempatan mengembangkan
kemampuan dan bakar yang secara intern melekat dalam
diri seseorang”.

B. Kerangka Konseptual

Untuk meningkatkan profesionalisme kerja melalui disiplin, salah

satu alternatifnya yaitu mengikuti peraturan yang dibuat oleh lembaga

tempat ia diperlukan tenaganya untuk membantu pimpinan secara


17

bersama-sama dengan karyawan lainnya guna penyelesaian tugas-tugas

untuk mencapai tujuan organisasi.

Untuk lebih jelasnya kerangka konseptual dapat dilihat pada bagan

sebagai berikut:

Motivasi kerja

Disiplin kerja

- Tanggung Jawab
- Komitmen terhadap
tugas
- Loyalitas

Kinerja Optimal

Gambar 1. Kerangka Konseptual


18

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian

deskriptif Kualitatif, dipusatkan pada faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap disiplin kerja dalam upaya meningkatkan efisiensi organisasi.

2. Lokasi Penelitian

Dalam Pelaksanaan penelitian ini kami laksanakan di Kantor

Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara

3. Populasi dan Sampel

Pengertian populasi menurut Andi Cahaya dalam buku ajar

STIA Prima Bone (2013:37) adalah kelompok yang menjadi sasaran

perhatian peneliti dalam usaha memperoleh informasi dan menarik

kesimpulan. Adapun Populasi jumlah populasi dalam penelitian

diantaranya seluruh Pegawai yang ada di Kantor Balai Latihan Kerja

berjumlah ini 22 orang.


19

Sedangkan pengertian sampel menurut Sofyan Effendy

(2006:108) yaitu keseluruhan atau sebagian dari populasi yang diambil

dan mewakili populasi”.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai

pada Balai Latihan Kerja Kabupaten Kolaka Utara yang berjumlah 22

orang dan diambil secara keseluruhan menjadi sampel penelitian.

4. Teknik Penelitian

a. Library Research (penelitian kepustakaan)

Penelitian yang dilakukan dengan membaca buku-buku literatur,

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian.

b. Field Research (penelitian lapangan)

Adalah penelitian yang langsung ke tempat/lokasi penelitian

yang diteliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Yakni mengadakan pengamatan secara langsung mengenai

komunikasi organisasi dan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap obyek penelitian.

2. Kuesioner

Dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan dan daftar cocok

kepada responden.
20

3. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data melalui dokumentasi yang

dimaksudkan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan

objek penelitian.

6. Teknik Analisa Data

Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan

metode tabulasi ke dalam tabel frekuensi dan dianalisis guna

mengetahui kondisi komunikasi organisasi yang terjadi pada

lokasi penelitian.
21

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ambo Enre, 1984. Penelitian Pendidikan, IKIP Ujung Pandang.

Edwin B. Flippo. 1976. Principles of Personnel Management University Press.

A.S. Moenir, Drs., 1987. Pendekatan Manusia dan Organisasi terhadap


Pembinaan Pegawai. Gunung Agung, Jakarta.

Cahaya Andi. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Buku ajar STIA Prima
Bone.

Efendy Sofyan. 1986. Metodologi Penelitian, CV. Rajawali, Jakarta

Handayaningrat Soewarno, 1979. Administrasi Pemerintah Da/am


Pembangunan Nasional, Gunung Agung, Jakarta.

Irawan Prasetya. 1997. Motivasi dan Prestasi Manajemen, PT. Bumi Aksara,
Jakarta

Manullang, M, 1987. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama,


Andi Offset, Yogyakarta.

Moekijat, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia (Manajemen


Kepegawaian), edisi keempat, cetakan pertama, Penerbit: Mandar
Maju, Bandung.

Moenir A. S., 1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap


Pembinaan Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta.

Nitisemito, Alex S., 1984. Manajemen Personalia, Cetakan Keempat, Ghalia


Indonesia, Jakarta.

Panglaykim dan Hasil, 1981. Asas-asas Pengawasan, Gunung Agung,


Jakarta.
22

Poerwadarminta W. J. S., 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai


Pustaka, Jakarta.

Rasyid, Ryas, 1997. Makna Pemerintahan. Bina Aksara, Jakarta.

----------------, 1982. Filsafat Administrasi. Gunung Agung, Jakarta.

----------------, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Gunung


Agung, Jakarta.

Saleh Wantjik. 1980. Manajemen Kepegawaian, Cetakan Keempat, Ghalia


Indonesia, Jakarta.

Siagian, S.P., 1985. Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta.

Singarimbun Masri, 1988. Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta.

Soekarno, K., 1982. Dasar-dasar Organisasi. Gunung Agung, Jakarta.

Suryabrata Sumadi, 1987. Metodologi Penelitian. CV. Rajawali, Jakarta.

Sondang P. 1983. Filsafat Administrasi. PT. Gunung Agung, Jakarta

The Liang Gie, 1991. Administrasi Perkantoran Modern, Nurcahya,


Yogyakarta.

Tjokroamidjojo Bintoro, 1984. Pengantar Administrasi Pembangunan. LP3ES,


Jakarta.

Widjaja, A. W., 1986. Administrasi Kepegawaian. CV. Rajawali, Jakarta.


23

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA


PEGAWAI ADMINISTRASI PADA BALAI LATIHAN
KERJA KABUPATEN KOLAKA UTARA

OLEH :
ASRIANA
17 111 044

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
PUANGRIMAGGALATUNG BONE
2021
24

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

JUDUL : PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN


KERJA PEGAWAI ADMINISTRASI PADA BALAI
LATIHAN KERJA KABUPATEN KOLAKA UTARA
NAMA : ASRIANA
NIM/NIRM : 17 111 044
PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Telah diperiksa ulang dan disetujui untuk diajukan dalam seminar proposal
dan penelitian skripsi

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yusriadi,.M.Si H. A. Zainuddin.,SH.,MH


NIDN. 0923048403 NIDN. 0916065801

Mengetahui
Ketua STIA PRIMA BONE

Dr. Hj. Andi Cahaya,.M.Si


NIDN. 09 2712 6201
25

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 4

D. Sistematika penulisan ...................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 6


A. Landasan Teori........................................................................... 6
1. Pengertian Pengaruh ………………………………………. 6

2. Pengertian Motivasi ………………………………………… 6

3. Pengertian disiplin ………………………………………….. 7

4. Pengertian Pegawai ……………………………………….. 9

5. Perilaku Administrasi ………………………………………. 14

B. Kerangka Konseptual ................................................................ 16

BAB III Metode Penelitian .................................................................. 18


A. Tipe penelitian................................................................... 18

B. Lokasi Penelitian............................................................... 18

C. Populasi dan sampel ........................................................ 18

D. Teknik Penelitian............................................................... 19

E. Teknik pengumpulan data ................................................ 19

F. Teknik analisa data .......................................................... 20


26

Anda mungkin juga menyukai