Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arda Ulul Azmi

NPM : 1901012004

Nomer Urut : 118

Kelas :D

Pengelompokan keilmuan dalam islam perspektif Bayani, Burhani, dan Irfani ....?

1. Bayani .

Kata bayani berasal dari bahasa arab yaitu “al-bayan” yang secara harfiyah bermakna
sesuatu yang jauh atau sesuatu yang terbuka. Dalam epistimologi islam bayani adalah
pendekatan dengan cara menganalisis teks. Oleh karena itu, bayani adalah memahami
teks sebagai pengetahuan jadi dan langsung mengaplikasikan tanpa perlu pemikiran.
Sumber teks dalam studi islam dapat dikelompokan secara umum menjadi dua, yakni :
teks nash ( al-qur’an dan as-sunnah ) dan teks non-nash yaitu berupa karya para ulama.
Adapun corak berpikir yang diterapkan dalam epistimologi ini cenderung deduktif.
Artinya menempatkan teks yang dikaji sebagai satu ajaran mutlak (dogma) yang harus
dipatuhi, diikuti dan dimaksimalkan, tidak boleh diperdebatkan, apalagi ditolak.adapun
keunggulan bayani terletak pada kepada kebenaran teks (al-qur’an dan hadis) sebagai
sumber utama hukum islam yang bersifat universal sehingga menjadi pedoman dan
patokan. Contoh pendekatan bayani, antara lain:
a. Bayan al-I'TIBAR
b. Bayan al-ibarah
c. Al-bayan al-batin
d. Bayan al-kitab
2. Burhani.
Burhani memiliki pengertian dari bahasa arab, al-burhan. Berdasarkan struktur
berpikir demonstratif (nizham al-aql al-burhani) yaitu struktur berfikir dikenal dengan
epistemologi burhani. Secara umum, burhan adalah semua aktivitas berwawasan untuk
dapat membuktikan kebenaran suatu proposisi. Akal atau logika menurut epistemologi
mempunyai suatu kemampuan untuk dapat menemukan berbagai pengetahuan. Sistem
epistemik burhani sepenuhnya pada seperangkat kemampuan intelektual manusia, berupa
indera, pengalaman, maupun rasio, solidasi perspektif realitas yang sistematis, valid, dan
postulatif dengan berlandaskan pada dasar filsafat ilmu. Ada tiga prinsip fundamental
yang mendasari yaitu rasionalisme, kausalitas esensialisme. Kesimpulannya bahwa hasil
ilmu yang peroleh dari nalar burhani adalah realistis, empiris, dan humanitis. Hasil ilmu
tersebut didapat dengan proses penelitian, eksperimen, dan proses lainnya baik itu bersifat
sosial maupun alami.
Contoh Dari Pola Berpikir Burhani Imam Hanafi Adalah Ketetapan Mengenai
Kafa’ah. Imam Abu Hanifah Di Baghdad – Yang Merupakan Komunitas Campuran Arab,
Persia Dan Turki – Menetapkan Peraturan Tentang Kafa’ah (Kesetaraan) Dalam Hal
Kekakayaan Dan Status Dalam Akad Perkawinan.
3. Irfani.
Secara harfiyah al-‘irfan adalah mengetahui sesuatu dengan berfikir dan mengkaji
secara dalam. Dengan demikian al-‘irfan lebih khusus dari pada al-‘ilm. Dalam
pemahaman istilah irfani adalah pengungkapan ilmu yang diperoleh melalui penyinaran
alam (hakikat) oleh tuhan kepada hamba-nya (al-kasyf) setelah melalui riyadah. Secara
garis besar kita dapat menunjukan langkah-langkah penelitian ‘irfaniah sebagai berikut:
a. Takhliyah: pada tahap ini, peneliti mengosongkan perhatiannya dari makhluk itu dan
memfokuskan perhatiannya pada allah sebagai khaliq
b. Tahliyyah: pada tahap ini, peneliti melakukan lebih banyak perbuatan baik dan
membangun hubungan dengan khaliq melalui ritual tertentu.
c. Tajliyah: pada tahap ini, peneliti menemukan jawaban batin untuk masalah yang
dihadapi olehnya. Ada tiga teknik-teknik khusus penelitian irfaniah:
1). Riyadah: rangkaian latihan dan ritu, dengan penehapan dan prosedur tertentu.
2). Tariqah: kehidupan jama’ah yang mengikuti aliran tasawuf yang sama
3). Ijazah: mursyid membimbing murid dari tahap satu ke tahap yang lain. Pada tahap
tertentu, mirsyid memberikan wewenag (ijazah) kepada murid.

Anda mungkin juga menyukai