Anda di halaman 1dari 5

Nama / No.

Kelompok SMP Adhyaksa 1 Kota Jambi

1. Anggraeni Puspitaningrum
2. Elsa Rahma Yunita
No. Induk / Nama Mahasiswa :
3. Elvi Sukaisih
4. Miftahul Jannah

Hasil Diskusi secara umum :


Secara umum kami memahami bahwa Computational Thinking (CT) adalah sebuah konsep
berpikir secara sistematis terhadap suatu penyelesaian sebuah masalah agar lebih efektif
dan efisien. Dengan memecahkan masalah secara sistematis dan logis dapat membuat
keputusan yang lebih baik dan efektif dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan 4 fondasi
CT memudahkan dalam menyelesaikan masalah kompleks.

Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan
robot tapi membutuhkan CT.
1. Memilih Model Pembelajaran di Kelas yang Disesuaikan dengan Karakteristik
Peserta Didik
Pemilihan model pembelajaran ini tentunya melibatkan CT dimana dengan
beragamnya karakteristik peserta didik kita memetakan peserta didik sesuai gaya
belajar, minat, dan kesiapannya. Hal ini tentunya membutuhkan pondasi
dekomposisi dimana kita petakan menjadi beberapa kelompok belajar, serta
dengan pondasi abstraksi difokuskan pada gaya belajar. Rekognisi pola juga dapat
digunakan dengan melihat pola belajar peserta didik pada pembelajaran
sebelumnya. Lalu langkah-langkah dalam mengelompokkan dan tahapan belajar
dapat kita lakukan pada pondasi algoritma.
2. Memakai seragam sekolah sesuai dengan hari seragam yang digunakan
Pemilihan seragam sekolah tentunya melibatkan CT yang mana tiap-tiap hari
mempunyai ketentuan seragam sekolah yang berbeda. hal ini tentu membutuhkan
yang dinamakan dekomposisi yang mana kita menentukan hari dan seragam yang
digunakan, serta abstraksi membagi hari hari penggunaan seragam, rekognisi pola
yang mana setiap minggu seragam di rolling, lalu algoritma yang
mengelompokkan hari hari pemakain seragam serta seragam yang hendak
digunakan.
3. Persiapan pagi hari seorang ibu yang berprofesi sebagai seorang guru dan harus
sampai di sekolah pukul 07.00.
Sebagai seorang wanita karir, ibu dituntut untuk dapat menentukan hal-hal yang
harus dikerjakan untuk dapat sampai di sekolah tepat waktu. Sebelum berangkat
kesekolah, ibu perlu memasak, menyapu, mencuci piring, mencuci baju,
menyiapkan persiapan anak dan suami. Sehingga, ibu perlu menentukan pekerjaan
prioritas mana yang harus dilaksanakan sebelum berangkat ke sekolah. Ada
beberapa pekerjaan yang perlu dilakukan sebelum ke sekolah dan ada juga
pekerjaan yang bisa dilakukan setelah pulang dari sekolah. Setelah menentukan
pekerjaan apa saja yang wajib diselesaikan, ibu dapat menentukan urutan
pekerjaan yang harus dikerjakan agar dapat memenuhi kebutuhan anak, suami, dan
dirinya, serta sampai di sekolah tepat waktu.
4. Membuat tugas laporan yang diberikan oleh dosen
Sebagai seorang mahasiswa tentu kita dihadapkan dengan berbagai tugas yang
diberikan oleh dosen. Bukan hanya dari satu mata kuliah namun berbagai mata
kuliah. Dalam proses pengerjaan sebelum menyelesaikan salah satu tugas, tentu
kita harus menentukan tugas mana yang memiliki tenggat waktu yang paling
cepat. Sehingga kita perlu membuat prioritas berdasarkan tenggat waktu tersebut.
Setiap tugas itu terdiri dari beberapa bagian, sehingga seorang mahasiswa
sebaiknya melihat laporan bukan sebagai satu kesatuan tetapi dari bagian-
bagiannya. Sehingga ketika pengerjaan akan berfokus pada laporan tidak sebagai
satu kesatuan melainkan sebagai Kumpulan tugas-tugas kecil.
Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari
A. Jawaban yang sudah tepat
1. Membuat nasi goreng
a) Dekomposisi
Memecahkan masalah yang besar menjadi lebih kecil, maka dalam membuat
nasi goreng kita harus menyiapkan alat dan bahan-bahannya terlebih dahulu.
b) Rekognisi pola
Membuat nasi goreng memiliki cara yang sama dalam membuat kwetiau
dengan peralatan dan bahan yang hampir sama. Maka hal ini merupakan pola
yang sama untuk menyelesaikan persoalan yang berbeda.
c) Abstraksi
Untuk memasak harus menyalakan api dari kompor, namun pada tahapan ini
kita tidak perlu memperhatikan bagaimana proses api keluar dari sebuah
kompor. Hal ini sudah terkait dengan abstraksi berpikir komputasi.
d) Algoritma
Dalam membuat nasi goreng memiliki tahapan-tahapan agar nasi goreng yang
dibuat enak dan sesuai selera dengan mengurutkan langkah-langkah secara rinci
dan logis mulai dari awal proses pembuatan hingga penyajian
2. Membuat kopi
a) Dekomposisi
Menyiapkan bahan air hangat, bubuk kopi dan gula
b) Rekognisi pola
Dalam pembuatan minuman kopi bisa kita juga bisa membuat minuman kopi
susu hanya saja perlu tambahan kental manis atau krimer.
c) Abstraksi
Ketika membuat minuman kopi hangat, maka kita akan memperhatikan
bagaimana cara mengolahnya agar menjadi minuman yang nikmat
d) Algoritma
Mengurutkan langkah-langkah pembuatan minuman kopi hangat secara rinci
dan berurutan mulai dari proses awal hingga menjadi sebuah minuman yang
nikmat
3. Saat ada acara pernikahan dan harus menjadi panitia sapujagat.
a) Dekomposisi
Saya memecahkan masalah ke masalah kecil dulu. Pertama saya
mengelompokan piring, sendok dan mangkuk terlebih dahulu, lalu menentukan
siapa yang mencuci, membilas piring kotor tersebut.
b) Rekognisi pola
Membagi setiap 1 orang yang mencuci ada 2 orang yang membilas, dan di bagi
menjadi rata.
c) Abstraksi
Menghitung jumlah piring , sendok dan mangkuk yang telah di basuh.
d) Algoritma
Disini kita menentukan hal yang harus dilaksanakan secara bertahap. Pertama
menyatukan piring sesama piring, sendok sesama sendok, yang kedua mulai
membagi orang untuk membasuh dan membilasnya, hingga menyusun piring,
sendok dan mangkuk yang sudah dibasuh.
B. Jawaban yang kurang tepat
1. Seorang mahasiswa dalam menentukan tempat tinggal tanpa mempertimbangkan
jarak dari tempat tinggal ke kampus sehingga mendapatkan tempat tinggal yang
jaraknya cukup jauh dari kampus. Hal tersebut tidak menerapkan pondasi-pondasi
CT karena tidak menganalisis persoalan terlebih dahulu untuk memperoleh solusi
yang efektif, efisien dan optimal. Seharusnya mahasiswa tersebut harus
mengumpulkan informasi terkait tempat tinggal yang jaraknya cukup dekat dengan
kampus sehingga tidak perlu memakan waktu dan biaya perjalanan yang lebih
banyak.
2. Menentukan skincare yang akan digunakan tidak memperhatikan terlebih dahulu
kondisi kulit dengan kandungan yang ada sehingga skincare yang digunakan tidak
berpengaruh bahkan dapat merusak kulit. Hal tersebut dikarenakan tidak
menganalisis persoalan terlebih dahulu untuk memperoleh solusi yang efektif,
efisien dan optimal. Seharusnya dalam menentukan skincare yang akan digunakan
harus mengetahui terlebih dahulu mengenai jenis dan kondisi kulit kemudian
mengumpulkan informasi terkait kandungan skincare yang cocok untuk jenis kulit
tersebut sehingga skincare yang digunakan akan sesuai dan tidak merusak kulit.
3. Sebagai seorang mahasiswa dan calon guru dalam menentukan perangkat
pembelajaran tidak memperhatikan kesesuaian antara media ajar dan materi serta
tujuan pembelajaran sehingga nantinya akan muncul masalah ketika media ajar
tersebut tidak ada kaitan dengan tujuan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya penganalisisan persoalan terlebih dahulu sebagai acuan penting untuk
menentukann solusi yang efektif , efesien, serta optimal nantinya. Seharusnya
sebagai calon guru kita harus menganalisis secara CT bahwa sebelum merancang
perangkat pembelajaran kita harus menyesuaikan perangkat pembelajaran tersebut
dengan tujuan pembelajaran kita dulu agar tidak terjadi ketertimpangan dan
kebingun peserta didik ketika perangkat pembelajaran tersebut digunakan.

Anda mungkin juga menyukai