Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PELAKSANAAN PEKERJAAN KERJA PRAKTEK

4.1 Tinjauan Umum

Pada bab ini penulis hanya khusus membahas tentang metode


pelaksanaan pekerjaan kolom Spect-CT Proyek Pembangunan
Gedung Radioterapi dan Kedokteran Nuklir yang melatar belakangi
pengambilan fokus untuk tinjauan kolom ini adalah pada tahapan
pekerjaan struktur.
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang
memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur
tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,
sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang
dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen
struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial
tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak
tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia
yang memastikan sebuah bangunan berdiri.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila
besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun,
kondisi tanah pun harus benar- benar sudah mampu menerima beban
dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke
pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk
konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah
kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah
roboh.

34
4.2 Detail Persiapan Pekerjaan Kolom

Pekerjaan persiapan adalah semua pekerjaan yang harus


disiapkan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kolom. Persiapan
yang harus dilaksanakan anatara lain:
a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,
schedule, peralatan, personil kerja, gambar kerja yang akan
digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari konsultan sebelum
pekerjaan dilakukan.
b. Memberitahukan konsultan secara tertulis minimal 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
c. Ruang lingkup pekerjaan kolom adalah:
1) Pekerjaan penulangan
2) Pekerjaan bekisting
3) Pekerjaan pengecoran

4.3 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

Tahapan pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang sangat


menentukan keberhasilan suatu proyek. Adapun Tahapan
pelaksanaan pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara
lain:
a. Penentuan AS kolom
b. Pembesian kolom
c. Pemasangan tulangan kolom
d. Pabrikasi bekisting kolom
e. Pengecoran kolom
f. Pembongkaran bekisting kolom
g. Perawatan beton

35
4.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya


adalah menyangga beban aksial tekan vertical dengan bagian tinggi
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral kecil. Apabila
terjadi kegagalan pada kolom maka dapat berakibat keruntuhan
komponen struktur yang lain yang berhubungan dengannya bahkan
terjadi keruntuhan total pada keseluruhan struktur bangunan
(Dipohusodo, 1994)
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat
bangunan dan beban lain seperti beban hidup manusia dan
barangbarang), serta hembusan angin. Kolom tertinggi sangat
penting, agar bangunan tidak mudah roboh.
Berikut adalah tahapan metode pelaksanaan pekerjaan kolom:
a. Penentuan AS Kolom
Titik–titik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan pengukuran
dan pematokan, yaitu marking berupa titik-titik atau garis yang
digunakan sebagai dasar penentuan letak kolom. Cara penentuan
as-as kolom pada lantai Ground adalah dengan menggunakan alat
teodolith, yaitu dengan menentukan letak as awal dan kemudian
dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang telah
disyaratkan dalam perencanaan awal. Letak as-as ini harus selalu
dikontrol karena ada kemungkinan satu dan lain hal, as-as
tersebut berubah dari yang telah dibuat. Garis bantu berupa
marking lurus pada plat lantai membantu dalam penentuan as
kolom ini. Marking ini menggunakan benang yang bertinta hitam
sehingga saat disentuhkan ke plat akan membentuk garis hitam.

36
Gambar 4.1 Denah Marking Penentuan AS Kolom
Sumber: Google

b. Pembuatan Tulangan Kolom


Langkah pekerjaan pembuatan tulangan kolom adalah sebagai
berikut:
1) Tulangan dengan ukuran sesuai gambar kerja (shop drawing)
didatangkan oleh pihak logistik ke lokasi proyek sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan di lapangan. Panjang tulangan dari
supplier adalah 12 m.
2) Pemotongan tulangan dilakukan dengan bar cutter dan
pembengkokan tulangan dilakukan dengan mengunakan bar
bender.
3) Pembengkokan tulangan dilakukan sesuai dengan ketentuan
pendetailan tulangan. Untuk sengkang dengan pembengkokan
pengait dengan sudut 135°, panjang tulangan yang diperlukan
adalah sepanjang keliling tulangan ditambah dengan panjang
pengait sebesar 6 kali diameter tulangan. Sementara untuk
pengait di ujung tulangan yang dibengkokan dengan sudut 90°
panjang pengait yang dibutuhkan adalah 12 kali diameter
tulangan.

37
Gambar 4.2 Panjang Bengkokan Ujung Sengkang
Sumber: Google

4) Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom


perlantai bangunan ditambah dengan panjang penyaluran
tulangan untuk keperluan penyambungan tulangan. Panjang
penyaluran kolom minimal sebesar 50 kali diameter tulangan
terbesar yang disambung. Penyempitan bagian bawah
tulangan sepanjang panjang penyaluran dilakukan untuk
memudahkan penyambungan tulangan kolom tiap lantai.
5) Pengikatan tulangan sengkang dengan tulangan utama kolom
dilakukan dengan menggunakan kawat bendrat.

Gambar 4.3 Penulangan Kolom


Sumber: Dokumentasi Proyek

38
c. Pemasangan Tulangan Kolom
Tulangan utama kolom yang dipergunakan pada proyek ini
bervariasi, sesuai dengan gambar rencana dari konsultan
perencana. Diantaranya, Tahapan pekerjaan pembesian kolom
antara lain :
1) Pemasangan tulangan diawali dengan mendirikan susunan
scaffolding mengelilingi kolom rencana. Susunan scaffolding
ini untuk tempat para pekerja merakit tulangan.
2) Setelah susunan scaffolding berdiri, dilanjutkan dengan
memasang tulangan utama dengan menyambungkan terhadap
tulangan utama di bawahnya. Kemudian masukkan tulangan
sengkang dari bagian atas tulangan utama yang telah tersusun
sebelumnya. Kaitkan antara tulangan sengkang dengan
tulangan utama menggunakan kawat bendrat. Apabila
diperlukan dibuat penguat sementara untuk menjaga verticality
kolom,
3) Pada bagian luar penulangan kolom diberi beton decking
untuk selimut beton.

d. Pabrikasi bekisting kolom


Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
bekisting kolom adalah:
1) Plywood/Multiplek : Merupakan lapis pemukaan dalam
bekisting yang langsung bersentuhan dengan beton. Kondisi
permukaan plywood akan berpengaruh langsung terhadap
kualitas permukaan beton setelah pengecoran. Plywood yang
digunakan yang tebal atau dinamakan finolite.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bekisting
kolom adalah sebagai berikut:
1) Menjaga kerapatan antar panel sehingga tidak terjadi
kebocoran pada pertemuan antar panel.

39
2) Menjaga kebersihan permukaan plywood. Permukaan plywood
sebelum digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dan
diolesi dengan minyak pelumas agar dihasilkan permukaan
kolom yang halus dan tidak berlubang-lubang dan juga akan
mempermudah dalam pembongkaran bekisting.

e. Pemasangan Bekisting Kolom


Setelah tulangan kolom dipasang dan bekisting telah selesai
dikerjakan di los kerja, maka langkah selanjutnya yaitu
pemasangan bekisting. Satu set bekisting untuk kolom pada
umumnya mempunyai tinggi 4 m.
Bekisting diangkat dengan tower crane dari los kerja menuju
lokasi pemasangan. Urutan pemasangan bekisting kolom adalah
sebagai berikut :
1) Pembersihan plywood dan mengolesinya dengan minyak
pelumas.
2) Pemindahan bekisting ke lokasi yang telah
disiapkan dengan menggunakan tower crane atau
mobile crane.
3) Tempatkan bekisting kolom pada posisi kolom yang akan dicor
dengan tepat.
4) Apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka
dilakukan pengencangan tie nut yang berada pada corner tie
holder.
5) Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar,
dilakukan pemasangan adjustable push pull props pada base
plate di kedua sisi kolom.

40
Gambar 4.4 Sketsa pemasangan bekisting kolom
Sumber: Google

6) Check posisi vertikal bekisting terhadap as kolom sehingga


tidak terjadi kemiringan bekiting kolom. Pemasangan unting-
unting pada kedua sisi bekisting berfungsi untuk mengecek
posisi vertikal bekisting.

Gambar 4.5 Pemasangan bekisting kolom spect-CT


Sumber: Dokumentasi Proyek

41
f. Pengecoran Kolom
Proses pelaksanaan pengecoran dilaksanakan sebagai
berikut :
1) Beton yang digunakan dalam proses pengecoran ini adalah
ready mix concrete dengan mutu K-500. Sebelum beton ready
mix ini dituangkan ke cetakan, proyek tidak lupa melakukan
tes slump dan mengambil sampel 6 buah kubus untuk
pengecekkan kuat tekan beton, apakah mutu beton sudah baik
atau belum dan memenuhi standard atau tidak. Setelah
selesai, barulah adukan beton disalurkan dari truk mixer
concrete ke tempat pengecoran.
2) Tuangkan beton ready mix concrete dari truk mixer concrete
kedalam concrete bucket lalu diangkut dengan menggunakan
tower crane atau menggunakan manual.
3) Selama proses pengecoran terdapat satu orang operator
concrete bucket yang bertugas untuk membuka atau mengunci
agar cor-an beton tidak tumpah pada saat dibawa ke area
pengecoran.
4) Setalah sampai diarea pengecoran, beton ready mix
ditumpahkan kedalam bekisting dengan bantuan operator
concrete bucket dengan membuka penutup bucket agar beton
ready mix keluar melalui bagian bawah concrete bucket.
5) Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang maksimal, maka
selama terjadinya proses pengecoran dilakukan proses
pemadatan dengan menggunakan vibrator (dengan cara
ditusuk-tusuk sampai benar-benar padat).
6) Ratakan permukaan adukan beton yang telah dipadatkan,
dengan menggunakan papan perata.

42
Gambar 4.6 Pengecoran kolom Spect-CT
Sumber: Dokumentasi Proyek.

g. Pembongkaran bekisting kolom


Pada proyek pembangunan Gedung Radioterapi dan
Kedokteran Nuklir di RS Urip Sumoharjo Bandar Lampung.
pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 24 jam.
Pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan cara pelepasan
penyangga, pada proyek ini bekisting kolom mempunyai
penyangga yang berupa besi yang dikaitkan satu sama lain.
Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan ke
tempat yang telah disediakan.

h. Tahap Perawatan
Pekerjaan perawatan beton pada proyek ini dilakukan setelah
pengecoran selesai dilaksanakan. Pekerjaan perawatan ini
dilakukan sampai beton mencapai 7 hari. Perawatan beton
dilaksanakan dengan cara menyiram kolom dengan air, hal ini
bertujuan agar kadar air di dalam beton tetap stabil dan keadaan
beton tidak mengering, biasanya proses ini dinamakan curing.

43
4.5 Syarat-syarat Penulangan Kolom

Syarat-syarat kolom beton bertulang berdasarkan peraturan beton


bertulang Indonesia, SNI 03-2847-2002, yaitu :
a. Ukuran penampang kolom tak boleh kurang dari 15cm.
b. Luas tulangan memanjang kolom tak boleh diambil kurang dari 1%.
c. Penampang beton, dengan minimum satu batang tulangan di
masing-masing sudut penampang.
d. Dalam segala hal, luas tulangan memanjang kolom tidak boleh
diambil lebih dari 6% dari luas penampang beton. Apabila tulangan
memanjang kolom disambung dengan sambungan lewatan pada
stek, maka luas tulangan memanjang maksimum dibatasi sampai
4% dari luas penampang beton yang ada.
e. Tulangan kolom sedapat mungkin harus dipasang simetris
terhadap masing-masing sumbu utama penampang. Pada kolom-
kolom yang memikul gaya normal dengan eksentrisitas terhadap
titik berat penampang kurang dari 1/10 dari ukuran kolom diarah
eksentrisitas itu, tulangan-tulangan memanjang harus disebar
merata sepanjang keliling teras kolom.
f. Tulangan memanjang kolom harus diikat oleh sengkang-sengkang
dengan jarak maksimum sebesar ukuran terkecil penampang 15
kali diameter besi tulangan memanjang yang tersebar dengan
minimum 6 mm pada besi dan dan 5 mm pada besi keras.
g. Apabila tulangan memanjang kolom disambung lewat tulangan
pada stek, maka ujung-ujung batang tidak boleh diberi kait kecuali
apabila ditempat itu tersedia cukup ruang sehingga kemungkinan
terjadinya sarang-sarang kerikil dapat dianggap tidak ada.

44
4.6 Gambar Denah dan Potongan Pekerjaan

Didalam pembahasan ini saya menghitung volume kolom pada


Proyek Pembangunan Gedung Radioterapi dan Kedokteran Nuklir
yang tedapat tipe kolom C4a, C6c,C6d, dan C7c.
Berikut adalah denah penempatan kolom pada Proyek
Pembangunan Gedung Radioterapi dan Kedokteran Nuklir:

Gambar 4.7 Denah Kolom Spect-CT Gedung Radioterapi dan


Kedokteran Nuklir
Sumber: Dokumentasi Proyek.

Dalam pekerjaan ini terdapat tipe kolom yaitu terdiri dari C4a,
C6c,C6d, dan C7c.

45
Gambar 4.8 Detail Penulangan Kolom Spect-CT Gedung Radioterapi dan
Kedokteran Nuklir
Sumber: Dokumentasi Proyek.

Tabel 4.1 Tabel dimensi kolom

TABEL KOLOM
TIPE KOLOM DIMENSI
C4a 40x40
C6c 50x50
C6d 50x50
C7c 50x60

46

Anda mungkin juga menyukai