Anda di halaman 1dari 42

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

(LAPORAN PRAKTIKUM)

Oleh

KELOMPOK 2A

LISTIYAN (20222010040)
M FAREL RAIHAN ADINI HAQI (20222010072)
MUHAMMAD DAVID (20222010077)
NUR RIZKY RAMADHAN (20222010055)
WIDIA MONALISA (20222010038)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Keteranan telah mengikuti pratikum, penyelesaian laporan pratikum dan


pernyataan lulus Pratikum Perkerasan Jalan Raya ini disampaikan pada :

Kelompok : 2A
Fakultas : Teknik
Jurusan : Sipil
Mata Kuliah : Praktikum Mekanika Tanah II
Nilai :
Bandar Lampung, Juli 2022

Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab Asisten Lab

Mirnanda Cambodia S.T.,M.T. Sinta Wati S.T


NIK. 2112.2119.234

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Teknik sipil

Dra. Wisnaningsih, S.T.,M.T.A.


NIK. 2112.7095.009
LEMBAR ACC JILID

Nama Kelompok : Kelompok 3A


Anggota Kelompok :
1. Listiyan : 20.22.201.0040
2. M Farel Raihan Adini Haqi : 20.22.201.0072
3. Muhammad David : 20.22.201.0077
4. Nur Rizky Ramadhan : 20.22.201.0055
5. Widia Monalisa : 20.22.201.0038
Mata Kuliah : Praktikum Perkerasan Jalan Raya

NO TANGGALKETERANGAN PARAF

Bandar Lampung, Juli 2022

Asisten

Sinta Wati S.T


LEMBAR ASISTENSI

Nama Kelompok : Kelompok 3A


Anggota Kelompok :
6. Listiyan : 20.22.201.0040
7. M Farel Raihan Adini Haqi : 20.22.201.0072
8. Muhammad David : 20.22.201.0077
9. Nur Rizky Ramadhan : 20.22.201.0055
10. Widia Monalisa : 20.22.201.0038
Mata Kuliah : Praktikum Perkerasan Jalan Raya

NO TANGGALKETERANGAN PARAF

Bandar Lampung, Juli 2022

Asisten

Sinta Wati S.T


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan praktikum dan laporan

praktikum untuk mata kuliah Mekanika Tanah II. Laporan praktikum

Mekanika Tanah II disusun berdasarkan percobaan yang telah kami

lakukan di Laboratorium Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai yang

merupakan bagian dari ilmu yang didapat di dalamnya mata kuliah

Mekanika Tanah II dan juga rangkuman dari berbagai sumber

pelengkap atas terwujudnya laporan ini.

Penulisan laporan ini dapat terselesaikan juga atas bantuan dari

berbagai pihak.

Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dra Wisnanningsih, S.T., M.T., selaku Kepala Laboratorium

Fakultas Teknik Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai atas apa

yang telah pratikan rasakan manfaatnya.

2. Mirnanda Cambodia, S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah

Mekanika Tanah II Teknik Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

atas apa yang telah pratikan rasakan manfaatnya.

3. Sinta Wati, S.T , sebagai asisten dosen yang selalu memberikan

arahan, saran, nasihat, dan semangat dalam proses praktikum

hingga penyelesaian laporan praktikum ini.

i
4. Seluruh civitas akademik di lingkungan Fakultas Teknik

Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai atas bantuannya.

5. Seluruh keluarga praktikan kelompok 2A yang selalu

memberikan dukungan semangat dan materil.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat

dalam proses penulisan laporan khususnya teman-teman

seluruh mahasiswa Teknik Sipil Universitas Sang Bumi Ruwa

Jurai angkatan 2020.

Laporan ini disusun sebaik mungkin, tetapi praktikan menyadari

masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,

praktikan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kebaikan praktikan. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat untuk semua, khususnya mahasiswa Fakultas Teknik

Universitas Saburai Bandar Lampung.

Bandar Lampung, 29 Juni 2022

Praktikan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………...……………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………... iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL…………………………………….…………............. v

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1
1.2. Tujuan Percobaan………………………………………………... 4
1.3. Batasan Masalah…………………………………………….........4
1.4. Lokasi Penelitian…………………………………………....…… 6

BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………….. 7


2.1 Percobaan Penetrasi Kerucut Pasir (Sand Cone)………………. 7
2.2. Percobaan Hand Boring………………………………..………. 14
2.3. Uji Berat Isi Dan Kadar Air Tanah…….………………………..19

2.4. Batas Susut Dan Faktor-Faktor Susut Tanah……………………26

BAB III. PENUTUP……………………………………………….......... 31


3.1 Kesimpulan…………………………………………….……......31
3.2 Saran…………………….……………………………………….31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Lokasi Praktikum.................................................................... 6


Gambar 2. 1. Gambar Botol Atau Silinder Tempat Cuci..............................7
Gambar 2. 2. Gambar Kerucut Yang Dilengkapi Dengan Kran...................7
Gambar 2. 3. Pelat Dasar Yang Berlubang…………...................................8
Gambar 2. 4. Tabung Kalibrasi Pasir Uji.…………………………….......15
Gambar 2. 5. Beberapa Alat Hand Bor.......................................................15
Gambar 2. 6. Contoh Kegiatan Hand Boring.…………...…………....…..15
Gambar 2. 7. Contoh Pengambilan Sample.………………………….......20
Gambar 2. 8. Cawan/Wadah.......................................................................20
Gambar 2. 9. Sampel 1…………………………………………..………..20
Gambar 2. 10. Sampel 2………….............................................................20
Gambar 2. 11. Sampel 3……..………………………….……..................21
Gambar 2. 12. Sampel Didalam Oven………………................................26
Gambar 2. 13. Alat Compact………………………………………….......30
Gambar 2. 14. Sample Extrude…………………………...……….…... .. 30
Gambar 2. 15. Hasil Cetakan.……………………………………………..30
Gambar 2. 16. Hasil Cetakan Utuh………………………………………..30

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Data Kadar Air.............................................................................12


Tabel 2. 2 Analisa Perhitungan Uji Kerucut.................................................12
Tabel 2. 3 Data dan Pengolahan Boring
Log…….........................................13
Tabel 2. 4 Sample 1 Berat Jenis Tanah..………..…………………..……...13
Tabel 2. 5 Sample 2 Berat Jenis Tanah........................................................ 20
Tabel 2. 6 Sample Tanah……………......................................................... 20

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah dalam Mekanika Tanah mencangkup semua bahan dari
lempung (clay) sampai batu-batu yang besar. Tanah didefinisikan
sebagai material yang terdiri dari aggregat atau butiran mineral-
mineral padat yang tidak tersementasi atau terikat secara kimia
satu sama lain dan dari bahan- bahan organic yang telah melapuk
(yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikelpadat
tersebut.

Semua macam tanah ini secara umum terdiri dari tiga bahan
yaitu butiran tanahnya sendiri, air, dan udara yang terdapat dalam
ruang antara butir- butir tersebut (pori atau voids). Apabila tanah
sudah benar-benar kering maka tidak ada air sama sekali dalam
porinya, keadaan ini jarang ditemukan pada tanah yang masih
dalam keadaan asli di lapangan. Air dapat dihilangkan dari tanah
misalnya dengan memanaskan tanah di dalam Oven. Tanah yang
mengalami keadaan dimana pori tanah tidak mengandung udara
sama sekali dan pori tersebut terisi air, keadaan tersebut
dikatakan tanah jenuh air (fullysaturated).

Tanah mempunyai sifat kemampatan (packing) yang besar


dibandingkan beton dan baja.Penambahan beban diatas permukaan
tanah dapat menyebabkan lapisan bawah tanah mengalami
pemampatan. Pemampatan tersebut disebabkan oleh adanya
perubahan bentuk (deformasi) partikel tanah, keluarnya air atau
udara dari dalam pori tanah. Tanah yang mempunyai berat isi
tanah kecil yang mengakibatkan angka pori yang cukup besar.

1
Volume rongga pori (Void) yang besar menyebabakan
kemampatan yang besar.

Tanah sebagai landasan berdirinya konstuksi yang bersifat tetap


harus mampu memikul beban diatasnya tanpa mengalami
kegagalan dasar, daya dukung (bearing capacity) dari tanah yang
bersangkutan dan penurunan (settlement) yang mungkin akan
terjadi akibat adanya penambahan beban diatasnya sehingga
penurunan yang terjadi masih dalam batas yangdiijinkan.

Tanah secara garis besar terdiri dari tanah berbutir kasar (kerikil
dan pasir).Tanah lempung mempunyai nilai porositas yang besar
tetapi tidak permeabel karena rongganya berukuran sangat kecil.
Tanah lempung sendiri terdiri dari partikel mineral lempung yang
sangat aktif dan mudah dalam menyerap air. Tanah lempung
dengan plastisitas tinggi, kohesifitas yang besar berakibat fluktuasi
kembang susut yang relatif besar. Tanah tersebut sangat lengket
dan volumenya mengembang pada kondisi basah, sedangkan pada
kondisi kering tanah lempung mengalami retakan- retakan akibat
tegangan susut. Tanah lempung juga mempunyai volume pori yang
besar sehingga mempunyai berat isi dan sudut gesek yang kecil.

Fenomena ini terjadi akibat dari perubahan kadar air tanah.


Iklim tropis di Indonesia yaitu musim kemarau dan penghujan
berpotensi besar terjadi perubahan air mulai dari optimum hingga
paling minimum, sehingga berpengaruh pada tanah yang ekspansif.
Tanah tersebut mengalami pergerakan yaitu perubahan pada
volume tanah sehingga nilai kuat dukung tanah selalu mengalami
perubahan yang dapat merusak struktur diatasnya.

Struktur tanah adalah tanah yang labil, dimana tanahnya


teridentifikasi pada musim kemarau tanah menjadi retak-retak,
membengkak, dan keras, sedang pada musim penghujan tanah
berubah menjadi lembek. Melihat fenomena tersebut maka perlu di

2
ketahui karakteristik fisis dan mekanis tanah tersebut yang akan
digunakan sebagai landasan yang memotivasi untuk meneliti kuat
dukung, potensi kembang susut, dan penurunan tanah tersebut
dengan variasi kapadatan 90%γ d maks,, 95% γ d maks, , dan γ
dmaks.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dan manfaat dilakukanya praktikum mekanika tanah
2 adalah :
1. Mengetahui kekuatan tanah melalui Handbor.
2. Mengetahui sifat tanah melalui tes bordangkal.

3. Mengetahui berat volume tanah,kadar air dan berat spesifik


tanah melalui tes volumetric dan gravimetric.
4. Mengetahui batas cair, batas plastis dan batas susut melalui
serangkaian tes Atterberg’slimit.
5. Mengklasifikan jenis tanah dengan metode ayakan dan
hidrometer.
6. Mengetahui koefesian rembesan tanah.
7. Mengetahui koefesien kohesi dari uji tekan bebas.
8. Mengetahui sudut geser dan kohesi tanah dari uji geser langsung.
9. Mengetahui koefisien konsolidasi

1.3 Batasan Masalah


Tanah terdiri dari beraneka ragam ukuran butiran dengan persentase
yang beraneka ragam, dengan kata lain distribusi ukuran butiran atau
gradasi butiran tidak pernah sama antara tanah satu dengan tanah
yang lain. Maka dari itu tanah dianggap terdiri dari butiran-butiran
mineral yang membentuk bagian padat yang mempunyai rongga
atau pori. Rongga atau pori ini dapat terisi oleh air atau udara, atau
bahkan keduanya.

3
Kebanyakan jenis tanah terdiri dari campuran beberapa jenis butiran
dan biasanya lebih dari dua rentang ukuran, namun partikel yang
berukuran lempung tidak selalu merupakan mineral lempung. Jika
mineral lempung terdapat pada suatu tanah, biasanya akan sangat
mempengaruhi sifat tanah tersebut meskipun persentasenya tidak
[terlalu besar. Hal ini tentunya juga akan mengganggu proses
konstruksi bangunan secara umum. Bila dilihat secara langsung
tampak bahwa suatu bangunan bisa berdiri kokoh di atas suatu
tanah, namun sebenarnya tanah tidak memiliki sifat yang baik jika
diberi beban seperti bangunan.Untuk membangun di atas tanah
tentunya perlu dipelajari terlebih dahulu sifat dari tanah
tersebut.Jarang sekali ada tanah asli tanpa dimodifikasi yang
langsung dapat menerima beban dengan baik atau dapat dibuat
bangunan di atasnya. Maka dari itu perlu diadakan penelitian dan
percobaan terhadap suatu sampel tanah agar tanah yang dikehendaki
mampu digunakan sebagai dasar penahan bangunan. Dengan kata
lain, dalam dunia Teknik Sipil tanah adalah hal penting untuk
dipelajari, karena bukan tak mungkin banyak masalah bahkan
bencana yang akan timbul sewaktu pengerjaan konstruksi akibat
dari pengelolaan tanah yang kurang baik. Pengujian dilakukan
dengan beberapa percobaan yang akan terlampir di ruang lingkup
praktikum. Ruang lingkup praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Lapangan dan bor tangan (HandBor)

2. Uji laboratorium berupa sampel tanah.

4
1.4 Lokasi Penelitian

Lokasi praktikum ini terletak di Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai


yang beralamatkan di Jl. Imam Bonjol No.486, Langkapura, Kota
Bandar Lampung, Lampung 35118.

Gambar 1.1 Lokasi Praktikum

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERCOBAAN PENETRASI KERUCUT PASIR (SANDCONE)

a. Tujuan Percobaan

Untuk menghitung nilai kepadatan ( berat isi kering ) tanah


dilapangan.

b. Peralatan

Peralatan utama terdiri dari:


Gambar 2.1 Botol atau silinder tempat pasir uji.

Gambar 2.2 Kerucut yang dilengkapi dengan kran.

6
\
Gambar.2.3 Pelat dasar yang berlubang.

Gambar.2.4 Tabung kalibrasi pasir uji

1. Sekop kecil, linggis, palu, perata,dll

2. Timbangan dengan ketelitian 1.0 gram ( dibawa di lapangan)

3. Pasir uji (ottowa sand)

4. Kantung plastik, cawan untuk penentuan kadar air.

7
C. Kalibrasi

Pekerjaan kalibrasi sebaliknya dilakukan di laboratorium, terdiri


atas :

1. Berat isi pasir uji

a. Timbang silinder kalibrasi pasir uji ( W1).

b. Isi silinder kalibrasi tersebut sampai penuh dengan pasiruji

c. Setelah penuh ratakan permukaan pasir pada silinder


kalibrasi kemudian timbang ( W2).

d. Ganti pasir uji pada silinder kalibrasi dengan air yang diisi
sampai penuh, kemudian timbang ( W3).

e. Hitung berat isi pasir uji γsand = ( W2 – W1 ) / ( W3 – W1).

2. Berat pasir dalam kerucut

a. Ambil botol atau silinder berisi pasir uji sebanyak 2/3


tinggi, lalu timbang beratnya ( W4 ).

b. Letakkan pelat dasar pada lantai yang datar kemudian


letakkan botol atau tabung yang berisi pasir 2/3 tinggi
tersebut tepat ditengah pelat dasar, kemudian kran dibuka.

c. Setelah pasir mengisi kerucut, kran ditutup dan angkat,


kemudian timbang botol atau silinder tersebut ( W5).

d. Hitung berat pasir dalam kerucut ( W6 ) = ( W4 – W5)

8
d. Prosedur Percobaan

1. Bersihkan lokasi yang dilakukan pengujian selebar pelat dasar.

2. Ratakan permukaan tanah kemudian letakkan pelat dasar


diatasnya.

3. Buat lubang dengan diameter sebesar lubang pada pelat dasar


dengan kedalaman kurang lebih sama dengan diameterlubang.

4. Tanah hasil galian dikumpulkan seluruhnya, masukkan dalam


kantung plastik kemudian timbang ( W7 ), gunakan sebagian
tanah tersebut untuk dicari kadar airnya dilaboratorium.

5. Siapkan botol atau silinder yang telah berisi pasir uji sebanyak ±
2/3 tinggi, kemudian timbang ( W8)

6. Letakkan botol atau silinder tepat diatas lubang, kemudian buka


kran.

7. Setelah lubang dan kerucut penuh dengan pasir uji, tutup keran
kemudian angkat botol atau silinder tersebut dan timbang ( W9).

8. Kembalikan pasir uji yang terisi dalam lubang ketempat semula.

9
e. Perhitungan

a. Volume Lubang

[(Berat Pasir + Corong + Botol)-(Berat Pasir dalam Lubang) -


(Berat sisa pasir dalam botol)]
Berat Isi Pasir (hasil kalibrasi)

b. Berat Isi Tanah

Berat sampel dalam lubang


Volume lubang
c. α = (Berat Sampel Lolos Ayakan No.40) / (Berat Sampel Dalam Lubang)

d. β = [(Berat Isi Tanah) * α] / Gs

e .Koreksi

[(Berat pasir + Corong + Botol) - α]


[(Berat pasir + Corong + Botol) - β]

f. Berat isi tanah yang dikoreksi = Berat isi tanah x Koreksi

g. Berat Isi Kering Material

Berat Isi Tanah yang Dikoreksi


(1 + Kadar Air Asli)

h. Berat Isi Kering

Berat Isi Tanah yang Dikoreksi


1 + Kadar Air Optimum

10
f. Data Hasil Pengujian

Tabel 2.1 Data Kadar Air


No. titik uji 1 2 3
Berat Cawan gr 13,81 13,87 13,85

Berat Cawan + tanah basah gr 54,04 55,22 64,48

Berat tanah basah gr 40,23 41,35 50,63

Berat Cawan +tanah kering gr 45,40 46,34 53,56

Berat tanah kering gr 31,59 32,47 39,71

Berat air gr 8,64 8,88 10,92

Kadar air % 27,35 27,35 27,50

Kadar air rata-rata 27,399

Tabel 2.2 Contoh analisa perhitungan uji kerucut


1.Berat pasir + corong + botol = 7717 gr (W1)
2.Berat pasir dalam corong = 1245 gr (W2)

3.Berat sisa pasir dalam botol = 3796 gr (W3)

4.Berat sample dalam lubang = 3052 gr (W4)

5.Berat sample lolos ayakan no.4 = 1739 gr (W5)

6.Kadar air asli = 27,399% (Air)

7.Kadar air optimum = 2,399 %

11
Maka :

berat pasir dalam corong


Kalibrasi ¿
vold pignometer

1245
¿
355,98
=3,497 gr/cm3

Vol. lubang W 1−W 2−W 3


¿
Kalibrasi

7717−1245−3796
¿
3,947

Berat isi tanah = W4 / Vol. Lubang


= 3052/ 765,227

= 3,988 gr
α = W5 / W4
= 1739/ 3052
= 0.570

β = ( Berat isi tanah x α ) /


( Gs )
= (3,988 x 0,570) / 1,737
= 1,309

12
2.2 PERCOBAAN HAND BORING

a. Referensi:

SNI 4148-1:20 17 “Standar pengambilan sampel tanah berbutir


halus dengan tabung berdinding tipis untuk keperluan geoteknik
(Adopsi identik ASTM D1587/D1587-15)”

b. Pendahuluan

Bor tangan mempergunakan berbagai macam auger pada ujung


bagian bawah dari serangkaian stang-stang bor. Bagian atas dari
rangkaian stang bor ini mempunyai tangkai yang dipakai untuk
memutar alat tersebut. Dalam beberapa hal sering dipakai tripod
dengan katrol dan tali yang dipakai untuk mencabut kembali stang
dan augernya dari lubang bor tersebut.

c. Tujuan Percobaan

Untuk memperoleh contoh tanah tak terganggu pada kedalaman


tertentu guna penyelidikan di laboratorium.

d. Peralatan Pendukung

Digunakan tabung contoh tanah yang mempunyai dimensi sebagai


berikut

13
e. Beberapa Jenis Alat Hand Boring dan kegiatan dilapangan

Gambar 2.5 Beberapa Alat Hand Bor

Gambar 2.6 Contoh Kegiatan Hand boring

Gambar 2.7 Contoh Pengambilan Sample

14
f. Tahapan Pelaksanaan

a. Hand bor dipasang tepat di atas lubang hasil pemboran dengan


perantaraan kaki-kaki sondir yang terikat pada angker yang telah
dipasang sebelumnya.

b. Sampling tube disambung dengan mantle tube, lalu dimasukkan ke


dalam lubang hasil pemboran dengan bantuan alat handbor. Untuk
mencapai kedalaman yang dikehendaki mantle tube disambung satu
sama lain.

c. Dengan bantuan alat handbor, mantle tube ditekan masuk ke dalam


tanah sehingga sampling tube terisi penuh dengan tanah.

d. Kemudian sampling tube ditarik keluar (seperti pada proses


penyondiran) dan dilepaskan dari mantle tube.

e. Setelah sisi-sisinya dibersihkan, sampling tube yang berisi contoh


tanah ditutup dengan plastic atau dengan paraffin dan dibawa
dengan hati-hati ke laboratorium. Setiap tabung diberi catatan
mengenai tempat dan kedalaman pengeboran.

15
g. Data dan Pengolahan

Tabel. 2.3 Data dan Pengolahan Boring Log

1. Semakin dalam pengeboran, warna tanahnya semakin pekat.

 Kedalaman 0.2 m, tanah berwarna coklat muda,


 Kedalaman 0.4 m, tanah berwarna coklat,
 Kedalaman 0.6 m, tanah berwarna coklat tua,
 Kedalaman 0.8 m, tanah berwarna coklat tua pekat,
 Kedalaman 1 m, tanah berwarna coklat tua pekat.

2. Berdasarkan penilaian visual, secara umum jenis tanah yang


diamati adalah lanau. Hal ini didasarkan pada butir-butirnya yang
tidak tampak oleh mata telanjang dan permukaannya agak kasar,
dan ketika sampel tanah dipilin di tangan patah-patah. Selain itu
sampel tanah juga terasa agak lunak dan terdapat beberapa dari

16
sampel tanah yang berwarna hijau kebiruan.
3. Adanya kandungan material batu bata, semen, dan kerikil pada
tanah kedalaman 0.2 - 0.4 m dapat disebabkan karena tanah pada
kedalaman tersebut merupakan tanah timbunan.

h. Kesimpulan

 Jenis lapisan tanah pada kedalaman 0.2 – 0.4 m adalah tanah


lempung berpasir dan pada kedalaman 0.6 – 10 m adalah lanau.
 Tanah pada kedalaman 0.2 – 0.4 m merupakan tanah timbunan.

i. Laporan HasilPenelitan

A. JenisAlat : 1. Hand Boring


B. Kedalaman Bor : 50 cm – 100cm
C. TanggalUji : 21 Juni 2022
D. NamaKelompok : 2A
E. Kesimpulan Hasil Pengamatan : Jenis lapisan tanah pada
kedalaman Tanah pada
kedalaman 0 cm– 50 cm adalah
tanah lempung. Tanah pada
kedalama 50 cm – 100 cm
merupakan tanah timbunan.

17
2.3 UJI BERAT ISI DAN KADAR AIR TANAH

A. Referensi:

(SNI 03-1971-1990 “Metode Pengujian Kadar Air Agregat”

B. Pendahuluan

Percobaan ini untuk mengukur berat dan kadar air alami tanah
dengan menggunakan uji ring gamma. Besaran-besaran lain yang
dapat diturunkan adalah angka pori (e), porositas (n), dan derajat
kejenuhan (Sr).

C. Tujuan Percobaan

Pemeriksaan kadar air bertujuan untuk mengukur sifat-sifat fisis


tanah dan klasifikasi tanah.

D. Definisi Terkait

a. Berat isi (Ɣ) adalah berat tanaj per satuanvolume.

b. Kadar air (w) : perbandingan antara berat air dengan berat


butir tanah, dinyatan dalam persen.

c. Derajat kejenuhan (Sr) : perbandingan Volume air dan


volume pori total, dinyatakan dalampersen.

d. Angka pori (e) : perbandingan volume pro dan volume butir.

e. Porositas (n) : perbandingan antara volume pori dan volume


total.

18
E. Peralatan Pendukung

a. Silinderring
b. Timbangan dengan ketelitian0,01g
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 ±5)ºC
d. Desikator
e. Alat Dongkrak
f. Jangka Sorong
g. Pisau

F. Beberapa Sample Tanah Untuk Uji KadarAir

Berat Cawan : 152,8 gr


Sample1 : 365,5 gr
Sample2 : 285,9 gr
Sample3 : 503,5 gr

Gambar 2.8 cawan/wadah Gambar 2.9 sampel1

Gambar 2.10 sampel2 Gambar 2.11 sampel3

19
TahapanPelaksanaan : - Masukan Sample kedalam Oven selama 24 jam

Gambar 2.12 Sampel didalam Oven

G. Kadar Air

a. Tujuan

Untuk mengetahui kadar air tanah, yaitu perbandingan


antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat
butir tanah kering, dinyatakan dalam persen.

b. Bahan

Sampel tanah yang akan diuji seberat antara 30-50 gram.

c. Peralatan

a. Kontainer
b. Timbangan
c. Oven
H. Prosedur Percobaan

a. Menimbang ketiga kontainer dalam keadaan bersih dan


kering lalu diberi nomor.

b. Memasukkan sampel tanah yang akan diuji ke dalam


kontainer.

c. Menimbang kontainer yang telah berisi sampeltanah.

d. Memasukkan kontainer ke dalam oven pada temperatur


105°C-110°C selama 24jam.

e. Menimbang kontainer yang berisi sampel tanah yang


telahdikeringkan.

Rumus Perhitungan:

21
1.
Berat isi tanah (Menggunakan Timbok)

Berat Jenis Tanah Basah


Ditanya = x 100

Volume Cincin

= 85,8 x 100
7,947
= 1.079 x 100
(100+8,8)
= 0.992

a. Berat jenis tanah


Tabel 2.4 Sample 1 Berat Jenis Tanah
Kode Keterangan Berat (gr)

GV Berat Jenis Tanah 252,3

W1 Berat Picnometer 195,5

W2 Berat Picnometer + Tanah 447,8

W3 Berat Picnometer + Air + Tanah 847,0

W4 Berat Picnometer + Air 594,7

22
Rumus
w2-w1
GV =

(w2-w1)+(w4-w3)

447,8-195,5
=

(447,8−195,5)+(683,4−847,0)

= 252,3
252,3-163,6

= 252,3
88,7

= 2,844 gr

23
b. Berat jenis tanah

Tabel. 2.5 Sample 2 Berat Jenis Tanah


Kode Keterangan Berat (gr)

GV Berat Jenis Tanah 253,3

W1 Berat Picnometer 193,2

W2 Berat Picnometer + Tanah 446,5

W3 Berat Picnometer + Air + Tanah 845,5

W4 Berat Picnometer + Air 592,2

Rumus :

w2-w1
GV =

(w2-w1)+(w4-w3)

446,5-193,2
=

(446,5−193,2)+(592,2−845,5)

253,3
=

253,2-253,3

253,3
= -0,1 = 2,533 gr

24
2.4 BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT
TANAH (ASTM D 427-98)

A. MAKSUD :

Maksud percobaan ini meliputi pemeriksaan-pemeriksaan untuk


menentukan data dari tanah sub grade, yang meliputi : batas susut,
angka susut, susut volumetrik dan susut linear.

B. ALAT :

1. Cawan porselen.

2. Spatel.

3. Cawan susut dari porselen atau monel, berbentuk bulat dengan


alas datar, berdiameter ± 4,44 cm dan tinggi ± 1,27cm.

4. Pisau perata (straight edge)

5. Alat pengukur volume tanah yang terdiri atas mangkok gelas,


pelat gelas dengan 3 paku, dan air

6. Gelas ukuran.

7. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram.

C. BENDA UJI :

Siapkan ± 30 gram contoh tanah yang telah dibersihkan dari


butir-butir tertahan saringan no. 40 (0,425 mm). Jika contoh
tanah dari lapangan mengandung butir-butir yang lebih besar dari
0,425 mm, keringkan tanah di udara. Kemudian remukkan pada
mortar porselen dengan menggunakan pestel dengan kepala
terbungkus karet, sehingga butir butir terpisah, tanpa merusak

25
butir-butir. Kemudian saring dengan saringan no. 40, maka
bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.

D. PELAKSANAAN :

a. Taruh contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik
sampai betul-betul merata dengan air destilasi secukupnya,
sehingga mengisi semua pori tanah dan jangan sampai ada
udara terperangkap didalamnya. Banyaknya air sedemikian
sehingga bila benda uji berupa tanah plastis air lebih 10 peren
dari batas cair, sedang bila benda uji berupa tanah kurang
plastis buatlah sehingga konsistensi tanah sedikit diatas batas
cair.

b. Tentukan berat dan volume cawan susut. Bersihkan cawan,


kemudian timbang dan catat beratnya. Untuk menentukan
volume cawan, taruhlah cawan dalam mangkok porselen, isi
dengan air raksa sampai penuh. Tekan dengan pelat gelas rata
diatas permukaan cawan, jaga jangan ada udara terperangkap.
Bersihkan air raksa yang melekat di luar cawan. Pindahkan air
raksa pada mangkok lain dan tentukan beratnya, volume
cawan sama dengan berat air raksa dibagi berat jenisnya.

c. Isilah cawan dengan tanah basah yang telah disiapkan. Olesi


tipis bagian dalam cawan dengan vaselin atau pelumas
pekat.Isilah cawan dengan tanah sekitar sepertiga volumenya
dan taruhlah ditengahnya. Pukul pukulkan dengan hati-hati
cawan pada bidang datar kokoh yang dilapisi oleh beberapa
lapis kertas isap atau lembaran karet, sehingga tanah akan
mengalir mengisi sudut-sudut cawan.

d. Tambahkan lagi tanah sejumlah seperti tadi dan pukul-


pukulkan lagi sehingga tanah memadat dan semua udara
bergerak ke permukaan. Tambahkan lagi tanah dan terus

26
pukul-pukulkan, sehingga terisi penuh sampai tepi atas.
Tentukan berat basah dan berat kering tanah.Setelah cawan
terisi tanah segera timbang dan catat berat cawan berisi tanah
basah.Biarkan tanah emperature di udara sampai warnanya
berubah dari tua menjadi muda.

e. Kemudian keringkan dalam oven dengan emperature 105 o –


110o C. Dinginkan dalam desikator, setelah dingin segera
timbang dan catat beratnya.

f. Tentukan volume tanah kering dengan cara keluarkan dari


cawan, kemudian dicelup dalam air raksa dalam mangkok
gelas. Mula-mula tempatkan mangkok gelas dalam cawan
porselen, isilah mangkok dengan air raksa sampai melimpah,
kemudian tekan dengan pelat gelas berpaku tiga buah diatas
mangkok. Hapuslah air raksa yang melekat di luar mangkok,
dan tempatkan mangkok pada cawan porselen kosong.

g. Tekanlah dengan hati-hati tanah kering kedalam air raksa


dengan gelas berpaku diatas mangkok. Pindahkan air raksa
yang tumpah dalam suatu mangkok dan tentukan berat air
raksa ini. Volume tanah kering sama dengan berat air raksa
dibagi dengan berat jenisnya.

 Timbang sample tanah minimal 2500gr

 Tambah kan air 150-500 ml di setiap sampel.

27
Tabel. 2.6 Sampel Tanah
No Sample tanah Air (ml) Hasil

2999,6
1 2527,5 150

2 2547,2 300 3095,9

3 2510,1 400 3104,4

4 2566,5 450 3268,4

3328,0
5 2501,7 500

 Setiap sample dibagi menjadi 3 lapis


 Ambil sedikit sample untuk pemeriksaan kadar air
 Bagian pertama masukan kedalam tabung
 Compact 25 kali tumbukan
 Masukan bagian kedua Compact 25 kali
 Masukan bagian ketiga tumbuk 25 kali
 Setelah penuh ratakan tanah atas
 Buka sample menggunakan extrude.

28
Gambar 2.13 Alat Compact Gambar 2.14 Sample Extrude

Gambar 2.15 Hasil Cetakan Gambar 2.16 Hasil Cetakan Utuh

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

29
berikut :

• Dalam pengambilan sampel tanah untuk diuji di laboratorium, kita


dapat melakukannya dengan 2 cara yaitu dengan pengambilan
sampel tanah tak terganggu dan pengambilan sampel
tanahterganggu

• Dalam pengujian Tanah diperoleh kesimpulan bahwa tanah


lapangan Universitas saburai termasuk kedalam tanah lembek
karena nilai tekanan yang diperoleh adalah 60 kg/cm2

3.2 Saran

Dalam melakukan pengambilan sampel tanah menggunakan hand


boring untuk uji laboratorium sebaiknya dilakukan di beberapa titik
supaya diperoleh lebih banyak data mengenai tanah disekitar lokasi
yang akan dijadikan suatu bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1996, Annual Book of ASTM Standards, Race Street, Philadelphia, PA


19103-1187 USA
Bowles, J.E, 1991, Sifat-sifat Fisis Tanah dan Geoteknis Tanah, Penerbit

30
Erlangga, Jakarta.
Braja M. Das, 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis),
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Das, B.M, 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), Jilid I
dan II, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Fernandez, G.J.W., 2001, “Penelitian Karakteristik Tanah Ekspansif”, Studi
Kasus Kerusakan Jalan Raya Gilimanuk-Denpasar, Jurnal Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Soedarmo G. D. dan S. J. E. Purnomo, 1997, Mekanika Tanah I, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Hardiyatmo H.C, 1994, Mekanika Tanah 2, P.T. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Hardiyatmo H.C, 2002, Mekanika Tanah I, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Nugraha, 2007, Tinjauan Kuat Geser Lempung Dengan Stabilisasi Zeolit (Studi
Kasus Tanah Lempung Tanon Sragen), Tugas Akhir, S1 Teknik Sipil,
UMS.
Qodri, B.D.N, 2009, Pengaruh Parameter Kuat Geser Tanah Terhadap Nilai
California Bearing Ratio (CBR), Tugas Akhir, S1 Teknik Sipil, UMS.

Peck, Hanson, Thomburnr, 1993, Teknik Pondasi, Gajah Mada University Press
Yogyakarta.
Rafflaesia, H.J, 2007, Tinjauan Kuat Dukung, Potensi Kembang Susut dan
Penurunan Konsolidasi Tanah Lempung Tanon Sragen, Tugas Akhir S1
Teknik Sipil UMS.

Rifai, U.D, 2007, Tinjauan Kuat Dukung, Potensi Kembang Susut dan Penurunan
Konsolidasi Tanah Lempung Kalioso Karanganyar, Tugas Akhir S1
Teknik Sipil UMS.
Setyadi, D, 2010, Pengaruh Penambahan Tanah Gadong Pada Stabilitas Tanah
Lempung Tanon dan Semen (Studi Kasus Kerusakan Jalan Jono, Tanon,
Sragen), Tugas Akhir, S1 Teknik Sipil, UMS.

31
Suwarti, E, 2007, Pengaruh Ijuk Terhadap Parameter Kuat Geser Tanah (Studi
Kasus Tanah Lempung Simo Boyolali), Tugas Akhir Teknik Sipil UMS.
Terzaghi, K., 1996, Theoritical Soil Mechanics, P.T. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Wesley, L.D, 1977, Mekanika Tanah (cetak ke IV), Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Widodo, S., 1995, “Mekanika Tanah II”, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
Wiryanta, 1996, Sedimentary Rock, Penerbit Erlangga, Jakarta.

32
Lampiran

33

Anda mungkin juga menyukai