Disusun Oleh :
Kelompok 9
1. SUKARSIH : 22.22.2012.0050
2. YUDHA HANJAYA : 22.22.201.0077.P
3. LIA SEPDIANTI : 22.22.201.0074.P
4. MUHAMMAD FARHANSAH NOVIRZA : 22.22.201.0011
5. FRIDHO CERGIO LEONARDO : 22.22.201.0084.P
LEMBAR PENGESAHAN
KELOMPOK 9
Menyetujui,
Mengetahui,
Kepala Laboratorirum Teknik Sipil
ii
UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI FAKULTAS TEKNIK
Program Studi: Teknik Mesin, Terakreditasi C No :2464/SK/BAN PT/Akred/S/VIII/2017, TgI. 01 Agustus 2017 Program Studi : Teknik Sipil, Terakreditasi B No : 2465/SK/BAN-PT
Website: Email:
KELOMPOK : 9 ( Sembilan)
NAMA :
1. SUKARSIH : 22.22.2012.0050
2. YUDHA HANJAYA : 22.22.201.0077.P
3. LIA SEPDIANTI : 22.22.201.0074.P
4. MUHAMMAD FARHANSAH NOVIRZA : 22.22.201.0011
5. FRIDHO CERGIO LEONARDO : 22.22.201.0084.P
iii
UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI FAKULTAS TEKNIK
Program Studi: Teknik Mesin, Terakreditasi C No :2464/SK/BAN PT/Akred/S/VIII/2017, TgI. 01 Agustus 2017 Program Studi : Teknik Sipil, Terakreditasi B No : 2465/SK/BAN-PT
Website: Email:
LEMBAR ASSISTENSI
KELOMPOK : 9 ( Sembilan)
NAMA :
1. SUKARSIH : 22.22.2012.0050
2. YUDHA HANJAYA : 22.22.201.0077.P
3. LIA SEPDIANTI : 22.22.201.0074.P
4. MUHAMMAD FARHANSAH NOVIRZA : 22.22.201.0011
5. FRIDHO CERGIO LEONARDO : 22.22.201.0084.P
iv
KATA PENGANTAR
KELOMPOK 9
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4
BAB II................................................................................................................12
2.5 Perhitungan..........................................................................................17
BAB III...............................................................................................................20
vi
3.3 Prosedur Percobaan.............................................................................24
3.5 Perhitungan..........................................................................................27
BAB IV...............................................................................................................31
4.5 Perhitungan..........................................................................................38
BAB V................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................66
LAMPIRAN...........................................................................................................50
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 29 Kompor gas.........................................................................................33
Gambar 30 Timbangan...........................................................................................34
Gambar 31 Menimbang picnometer dalam keadaan bersih...................................34
Gambar 32 Menimbang picnometer berisi air.......................................................35
Gambar 33 Mengeringkan picnometer yang terisi air...........................................35
Gambar 34 Memasukan Tanah ke dalam picnometer............................................35
Gambar 35 Picnometer yang telah terisi air..........................................................36
Gambar 36 Picnometer yang di panaskan.............................................................36
Gambar 37 Picnometer di Rendam selama 15 jam................................................36
Gambar 38 Menimbang picnometer yang telah di diamkan selama 15 jam..........37
Gambar 39 Hasil berat picnometer, berat air, dan berat tanah...............................37
Gambar 40 Peralatan Pemadatan...........................................................................44
Gambar 41 Gelas ukur...........................................................................................44
Gambar 42 Pisau....................................................................................................45
Gambar 43 Jangka Sorong.....................................................................................45
Gambar 44 Timbangan...........................................................................................45
Gambar 45 Persiapan mould dan base plate..........................................................46
Gambar 46 Pengukuran Mould..............................................................................46
Gambar 47 Memasukan Sampel tanah Ke dalam Mould.......................................47
Gambar 48 Peroses penumbukan...........................................................................47
Gambar 49 Sampel tanah yang sudah di padatkan................................................47
Gambar 50 Mengeluarkan sampel dari mould.......................................................48
ix
DAFTAR TABEL
x
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua macam tanah ini secara umum terdiri dari tiga bahan yaitu butiran
tanahnya sendiri, air, dan udara yang terdapat dalam ruang antara butir-butir
tersebut (pori atau voids). Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak
ada air sama sekali dalam porinya, keadaan ini jarang ditemukan pada tanah
yang masih dalam keadaan asli di lapangan. Air dapat dihilangkan dari tanah
misalnya dengan memanaskan tanah di dalam Oven.
Tanah yang mempunyai berat isi tanah kecil yang mengakibatkan angka
pori yang cukup besar. Volume rongga pori (Void) yang besar menyebabakan
kemampatan yang besar. Tanah sebagai landasan berdirinya konstuksi yang
bersifat tetap harus mampu memikul beban diatasnya tanpa mengalami
1
kegagalan dasar, daya dukung (bearing capacity) dari tanah yang
bersangkutan dan penurunan (settlement) yang mungkin akan terjadi akibat
adanya penambahan beban diatasnya sehingga penurunan yang terjadi masih
dalam batas yang diijinkan.
Tanah secara garis besar terdiri dari tanah berbutir kasar (kerikil dan
pasir). Tanah lempung mempunyai nilai porositas yang besar tetapi tidak
permeabel karena rongganya berukuran sangat kecil. Tanah lempung sendiri
terdiri dari partikel mineral lempung yang sangat aktif dan mudah dalam
menyerap air. Tanah lempung dengan plastisitas tinggi, kohesifitas yang besar
berakibat fluktuasi kembang susut yang relatif besar. Tanah tersebut sangat
lengket dan volumenya mengembang pada kondisi basah, sedangkan pada
kondisi kering tanah lempung mengalami retakanretakan akibat tegangan
susut. Tanah lempung juga mempunyai volume pori yang besar sehingga
mempunyai berat isi dan sudut gesek yang kecil.
Fenomena ini terjadi akibat dari perubahan kadar air tanah. Iklim tropis di
Indonesia yaitu musim kemarau dan penghujan berpotensi besar terjadi
perubahan air mulai dari optimum hingga paling minimum, sehingga
berpengaruh pada tanah yang ekspansif. Tanah tersebut mengalami pergerakan
yaitu perubahan pada volume tanah sehingga nilai kuat dukung tanah selalu
mengalami perubahan yang dapat merusak struktur diatasnya.
2
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Praktikum
3
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah material yang terdiri dari agregat atau butiran mineral padat
yang tidak disemen (terikat secara kimiawi) satu sama lain dari bahan organik
yang membusuk (yang memiliki partikel padat) disertai dengan cairan dan gas
yang mengisi ruang kosong diantara partikel padat ini (Das, 1993).
Tanah dalah bahan bangunan yang murah dan jumlah yang ditemukan di alam
sangat banyak. Punimia (1981),mengartikan tanah sebagai material non agregat
atau semen yang menyimpan mineral atau partikel organik dan lapisan tersendiri
yang menutupi sebagian besar lapisan kerak bumi.
Tanah merupakan kumpulan mineral bahan organik dan endapan yang relatif
gembur,yang terletak diatas di atas batuan dasar (Hardiyatmo, 1992).
4
BAB I
(HAND BORING)
Dalam percobaan ini diambil sampel tanah terganggu (disturbed sample) dan
sampel tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Disturbed sample adalah
sampel tanah yang diambil tanpa ada usaha yang dilakukan untuk melindungi
struktur asli tanah tersebut. Undisturbed sample adalah sampel tanah yang masih
menunjukkan sifat asli tanah. Sampel tidak terganggu ini secara ideal tidak
mengalami perubahan struktur, kadar air, dan susunan kimia. Sampel tanah yang
benar-benar asli tidak mungkin diperoleh, tetapi untuk pelaksanaan yang baik
maka kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil mungkin.
Pengeboran auger dapat dilakukan secara manual oleh tangan manusia (hand-
operated auger) dan dapat dilakukan secara mekanis oleh mesin (machine-
operated auger). Pada praktikum ini, pengeboran dilakukan secara manual
menggunakan tipe Iwan (auger Iwan) yang merupakan bor terdiri dari dua
segmen plate baja (menyerupai tabung) dengan dua mata pisau di ujungnya.
5
Table 1 Warna dan jenis tanah
6
2) Pengeruk Tanah (cangkul)
3) Wadah (Cawan)
7
5.3 Prosedur Percobaan
8
Gambar 7 Pelaksanaan memutar hand bor
d. Dengan bantuan alat sondir, mantle tube ditekan masuk ke dalam tanah
sehingga sampling tube terisi penuh dengan tanah dengan ke dalaman
1,5 meter
e. Dengan bantuan alat sondir, mantle tube ditekan masuk ke dalam tanah
sehingga sampling tube terisi penuh dengan tanah
9
f. Setelah sisi-sisinya dibersihkan, sampling tube yang berisi contoh
dibawa dengan hati-hati ke laboratorium. Setiap tabung diberi catatan
mengenai tempat dan kedalaman pengeboran.
1
5.5 Kesimpulan dan Saran
a) Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas, dapat disimpulkan :
1) Hand Boring di gunakan untuk memerikasa karakteristik tanah
secara visual mengenai warna, ukuran butiran dan jenis tanah
2) Jenis tanah pada pemboran ini merupakan jenis tanah :
Tanah pada kedalaman 0 cm– 100 cm adalah tanah
timbunan.
Tanah pada kedalaman 100 cm – 200 cm merupakan tanah
lempung berpasir.
Dari hasil pemeriksaan jenis tanah berdasarkan warna nya
yang berwana coklat mengandung krikil, maka jenis tanah
nya termasuk tanah lempung berpasir.
b) Saran
Dalam Pelaksanaan pengeboran di usahakan harus tegap lurus, dan
dalam Pelaksanaan di usahakan untuk mengunakan sarung tangan guna
menjaga hal yg tidak di inginkan.
1
BAB II
Kadar air tanah adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat kering tanah tersebut. Untuk mengetahui kadar air tanah
dalam hubunganya dengan pertumbuhan tanaman, maka perlu diterapkan
kadar air total, kapasitas lapang, dan titik layu permanen. Kadar air tanah total
adalah kadar air tanah yang diperoleh dengan jalan pengeringan tanah kering
udara di dalam oven dengan suhu 105°C hingga bobotnya tetap.
Kadar air tanah dalam kapasitas lapang adalah jumlah air yang ditahan oleh
tanah setelah kelebihan air gravitasi meresap ke bawah karena gaya gravitasi.
Sedangkan kadar air tanah dalam titik layu permanen adalah kandungan air tanah
pada saat tanaman yang ditanam di atasnya telah mengalami layu permanen
dalam arti sukar disembuhkan kembali meskipun telah ditambahkan sejumlah air
yang mencukupi. Selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dan titik layu
permanen disebut air tersedia.
Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam bentuk persen (%) berat tanah yang
dikenal dengan kadar air gravimetrik dan dalam bentuk persen (%) volume tanah
disebut kadar air volumetrik. Kadar air volumetrik sangat penting untuk
perhitungan irigasi, drainase dan evapotranspirasi. Kadar air tanah gravimetrik
berhubungan dengan kandungan air tanah volumetrik melalui kerapatan isi dan
berat jenis air. Dalam praktikum ini, akan melakukan penentuan kadar air tanah
total secara gravimetrik.
Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan antar berat air (Ww) dengan
berat butiran (Ws) dalam tanah tersebut dan dinyatakan dalam persen. Cara
1
penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah yang
dikeringkan dalam oven dengan suhu 100C - 110C untuk waktu tertentu. Air
yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam
tanah tersebut
Keterangan :
1
2.2 Alat- alat dan Bahan Percobaan
Gambar 11 Timbangan
2. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110
± 5)ºC
Gambar 12 Oven
3. Wadah (cawan)
1
2.3 Prosedur Percobaan
3. Sesudah itu, contoh tanah yang sudah kering di diamkan selama 1 jam dan
contoh tanah yang sudah dingin di timbang di dapat hasil kering
1
Gambar 16 Menimbang sampel tanah
Sample
Keterangan Satuan
A B
Berat Cawan (Wadah) Gram 3,3 3,3
Berat Tanah Basah + Cawan (Wadah) Gram 165,6 155,6
Berat Tanah Kering + Cawan (Wadah) Gram 153,8 143,8
Berat Tanah Basah Wtb = W2-W1 Gram
Berat Tanah Kering Ws = W3 -W1 Gram
Berat Air Ww = Wtb-Ws Gram
Kadar Air Wn = (Ww/Ws) x 100% %
Kadar Air Rata Rata,Wn average %
1
2.5 Perhitungan
1. Sample A
Berat tanah basah (W) = W2 – W1
= 165,6 – 33,4
= 132,2 gram
Berat tanah kering(WS) = W3 – W1
= 153,8 – 33,4
=120,4 gram
Berat Air (Ww) = W – Ws
= 132,2 – 120,4
= 11,8 gram
Kadar air (W) = Ww x 100%
Ws
= 11,8 x 100%
120,4
= 9,8 %
2. Sample B
Berat tanah basah (W) = W2 – W1
= 155,6 – 33,4
= 122,2 gram
Berat tanah kering(WS) = W3 – W1
= 143,8 – 33,4
=110,4 gram
Berat Air (Ww) = W – Ws
= 122,2 – 110,4
= 11,8 gram
Kadar air (W) = Ww x 100%
Ws
= 11,8 x 100%
1
122,2
= 9,7 %
Sample
Keterangan Satuan
A B
Berat Cawan (Wadah) Gram 3,3 3,3
Berat Tanah Basah + Cawan (Wadah) Gram 165,6 155,6
Berat Tanah Kering + Cawan (Wadah) Gram 153,8 143,8
Berat Tanah Basah Wtb = W2-W1 Gram 132,2 122,2
Berat Tanah Kering Ws = W3 -W1 Gram 120,4 110,4
Berat Air Ww = Wtb-Ws Gram 11,8 118
Kadar Air Wn = (Ww/Ws) x 100% % 9,8 9,7
Kadar Air Rata Rata,Wn average % 9,75
1
2.7 Kesimpulan dan Saran
a) Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas, dapat disimpulkan :
1) Berat Tanah Basah yang diperoleh dari Sample A adalah 132,2
gram dan Sample B adalah 122,2 gram
2) Berat Tanah Kering yang diperoleh dari Sample A adalah 120,4
gram dan Sample B adalah 110,8 gram
3) Berat air yang di peroleh dari sampel A adalah 11,8 gram dan
Sampel B adalah 11,8 gram
4) Dan Kadar Air air Yang di Peroleh dari sampel A adalah 9,8 %
dan Sampel B adalah 9,7 %
5) Rata-rata perbandingan antra berat air dan berat butir tanah dari
sampel A dan sampel B adalah 9,75 %
b) Saran
1
BAB III
Berat isi adalah angka perbanding antara berat tanah seluruhnya dengan isi
tanah seluruhnya besaran tersebut di nyatakan dalam dalam satuan (gram/cm)
Pengujian isi tanah ini di lakukan untuk mengetahui besarnya berat isi yang di
miliki tanah dalam keadaan padat.
Yn
Berat tanah bkering (Yd) =
(1+Wn)
Keterangan :
Kadar air = Wn
Volume ring =v
2
Faktor yang Mempengaruhi Berat Isi (BI) :
a. Struktur Tanah
Tanah yang mempunyai struktur yang mantap (lempeng) mempunyai (BI)
yang lebih tinggi daripada tanah yang mempunyai struktur yang kurang
mantap (remah)
b. Pengolahan Tanah
Jika suatu tanah sering diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi
daripada tanah yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik
akan meanghasilkan tanah yang baik pula.
c. Bahan Organik
Jika didalam tanah tersebut banyak ditemukan bahan organik tanah tersebut
memiliki Berat Isi lebih banyak disbanding tanah yang tidak terdapat bahan
organik . jadi bahan organik sebanding lurus dengan bobot isi.
d. Agregasi Tanah
Agregasi merupakan proses pembentukan agregrat-agregrat tanah dengan
terbentuknya agregat-agregat itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga tanah
menjadi gembur, dapat menyimpan dan mengalirkan udara dan air. Agregat
tanah memiliki ukuran yang lebih besar daripada partikel-partikel tanah.
1. Selinder ring
2
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01gram
Gambar 18 Timbangan
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110
± 5)ºC
Gambar 19 Oven
4. Dongkrak
Gambar 20 Dongkrak
2
5. Jangka sorong
6. Pisau
Gambar 22 Pisau
2
3.3 Prosedur Percobaan
2. Selinder ring ditekan masuk ke dalam tanah dan kemudian dengan alat
dongkrak silinder dikeluarkan, potong dengan pisau, kemudian tanah
disekitar ring dibersihkan dan permukaan tanah diratakan.
2
Gambar 25 Peroses memaasukan sampel tanah ke dalam oven
4. Sesudah itu, contoh tanah yang sudah kering dimasukan kedalam desikator
selama kurang lebih 1 jam, contoh tanah kering di timbang dan di dapatkan
berat kering
2
3.4 Data Praktikum
PERCOBAAN
JENIS PENGUJIAN Satuan
I II
Tinggi Ring (t) Cm 3,3 3,3
Diameter Ring (d) Cm 5,5 5,5
Volume Ring Cm3 78,36 78,36
Berat Ring Gram 8,7 8,7
Berat Tanah Basah + Ring (W2) Gram 105,3 95,3
Berat Tanah Kering + Ring (W3) Gram 100,1 90,1
Berat Tanah Basah (W) = W2-W1 Gram
Berat Tanah Kering (Ws) = W3-W1 Gram
Berat Air (Ww) = W-Ws Gram
Kadar Air (Wn) = (Ww/Ws) x 100% %
Berat Isi Tanah (Yn) = W/V Gram/Cm3
Berat Isi Kering Yd = Yn/ (1+Wn) Gram/Cm3
Rata Rata Berat Isi Tanah (YD) Gram/Cm3
2
3.5 Perhitungan
a) Sample A
Berat tanah basah (W) = W2 – W1
= 105,3 – 8,7
= 96,6 gram
Berat tanah kering(WS) = W3 – W1
= 100,1 – 8,7
= 91,4 gram
Berat Air (Ww) = W – Ws
= 96,6 – 91,4
= 5,2 gram
Kadar air (Wn) = Ww x 100%
Ws
= 5,2 x 100%
91,4
= 0,06 %
Berat isi Tanah (Yn) =W
V
= 96,6
78,36
= 1,23 gram/ cm3
Berat isi Tanah kering (Yd) = Yn
(1+ Wn)
= 1,23
(1 + 0,06)
= 1.16 gram/ cm3
2
b) Sample B
Berat tanah basah (W) = W2 – W1
= 95,3 – 8,7
= 86,6 gram
Berat tanah kering(WS) = W3 – W1
= 90,1 – 8,7
= 81,4 gram
Berat Air (Ww) = W – Ws
= 86,6 – 81,4
= 5,2 gram
Kadar air (Wn) = Ww x
100% Ws
= 5,2 x 100%
81,4
= 0,64 %
Berat isi Tanah (Yn) =
W
V
= 86,6
78,36
= 1,11 gram/ cm3
Berat isi Tanah kering (Yd) = Yn
(1+ Wn)
= 1,11
(1 + 0,64)
= 0,68 gram/ cm3
2
c) Rata-rata Berat Isi tanah Yn
Rata- rata = (Yn (S1) + Yn (S2) ) /2
= (1,23 + 1,11) / 2
= 1,17 gram/cm3
PERCOBAAN
JENIS PENGUJIAN Satuan
I II
Tinggi Ring (t) Cm 3,3 3,3
Diameter Ring (d) Cm 5,5 5,5
Volume Ring Cm3 78,36 78,36
Berat Ring Gram 8,7 8,7
Berat Tanah Basah + Ring (W2) Gram 105,3 95,3
Berat Tanah Kering + Ring (W3) Gram 100,1 90,1
Berat Tanah Basah (W) = W2-W1 Gram 96,6 86,6
Berat Tanah Kering (Ws) = W3-W1 Gram 91,4 81,4
Berat Air (Ww) = W-Ws Gram 5,2 5,2
Kadar Air (Wn) = (Ww/Ws) x 100% % 5,19 6,64
Berat Isi Tanah (Yn) = W/V Gram/Cm3 1,23 1,11
Berat Isi Kering Yd = Yn/ (1+Wn) Gram/Cm3 1,16 0,68
Rata Rata Berat Isi Tanah (Yn) Gram/Cm3 1,17
Rata Rata Berat Isi Tanah kering (Yd) Gram/Cm3 0,92
2
3.7 Kesimpulan dan Saran
a) Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas, dapat disimpulkan :
1) Berat tanah basah dari sample A adalah 96,6 gram dan sample B
adalah 86,6 gram
2) Brat tanah kering dari sample A adalah 91,4 gram dan sample B
adalah 81,4 gram
3) Berat air dari sample A adalah 5,2 gram dan sample 5,2 gram
4) Kadar air dari sample A adalah 5,19 % dan saml B adalah 6,64 %
5) Berat isi tanah dari sampel A adaah 1,23 gram/cm3dan sampel B
adalah 1,11 gram/cm3
6) Berat isi tanah kering dari sample A adalah 1,16 gram/cm3 dan
sample B adalah 0,68 gram/cm3.
7) Rata-rata berat Isi Tanah dari Sampel adalah 1,17 Gram/ Cm3
8) Rata-rata berat isi tanah kering adalah 0,92 gram/cm3
b) Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam memasukkan sampel tanah karena
jika jatuh sebutir saja itu mempengaruhi nilai-nilai yang lainya
3
BAB IV
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari tanah, dalam dasar
ilmu tanah dapat dipelajari mengenai penentuan berat isi dan berat jenis partikel
tanah. Berat isi berhubungan dengan padatan tanah, porositas dan bahan organik.
Selain itu dalam pengaplikasianya, kondisi berat isi sangat mempengaruhi
infiltrasi, konsistensi, pergerakan akar dan pengolahn lahan. Hal inilah yang
menunjukan bahwa berat isi masih berhubungan dengan sifat tanah yang lain.
Oleh karena itu berat isi dan berat jenis partikel tanah sangat diperlukan untuk
dipelajari sehingga pengetahuan mengenai berat isi dan berat jenis tanah semakin
bertambah. Dan kita dapat menghitung dan menentukan berat isi dan berat jenis
suatu tanah. Data sifat-sifat fisik tersebut diperlukan dalam perhitungan
penambahan kebutuhan air, pupuk, kapur dan pembenahan tanah dalam satuan
lahan tahan sampai kedalaman tertentu. Berat tanah juga diperlukan dalam
perhitungan pemberian pupuk, penambahan kapur dan pembenah tanah untuk
satuan luas lahan. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman tentang berat isi
dan berat jenis tanah.
3
terdapat keadaan dimana volume butiran tanah sama dengan volume air, maka
dengan demikian berat jenis tanah dapat diambil sebagai perbandingan, diukur
pada suhu tertentu, antara berat butir tanah dengan berat air suling.
Berat spesific suatu massa tanah (Gs) dapat dihitung dengan rumus berikut :
Gs w𝑡
=
w5−w3
dimana :
Gs = Berat Jenis
w1 = Berat picnometer
wt = Berat tanah
3
4.2 Alat-alat & Bahan Percobaan
1. Wadah (cawan)
2. Picnometer
Gambar 28 Picnometer
3. Kompor gas
3
4. Timbangan
Gambar 30 Timbangan
1. Menimbang dua buah picnometer dalam keadaan bersih lalu di beri nomor
3
Gambar 32 Menimbang picnometer berisi air
4. Memasukan sampel tanah yang lolos saringan no. ASTM yang akan di uji
Ke dalam picnometer (di usahakan jangan sampai ada butiran yang jatuh
kareena akan mengurangi volume tanah2)
3
5. Picnometer dan tanah si isi air sampai batas yang telah di tentukan yaitu ¾
bagian volumenya
7. Diamkan Picnometer Selama 15 Jam agar suhu air akhir di harpkan sama
dengan suhu awal
3
8. Catat Kembali suhu yang terjadi setelah di diamkan selama 15 jam dengan
menggunakan thermometer apabila suhu akhir sudah sama dengan dengan
suhu awal air
3
4.4 Data Praktikum
4.5 Perhitungan
a) Sampel A
Berat (Wt) = W2–W1
= 96,8–71,8
= 25 gram
Isi Tanah (W5) = Wt+W4
= 25+172,1
= 197,1 gram
w𝑡
Berat Jenis (Gs) =
w5−w3
25
= 197,1−172,1
= 1 Gram/cm3 (Gambut)
3
b) Sampel B
Berat Tanah (Wt) = W2-W1
= 97,8 – 71,8
= 26 gram
26
= 187−162,1
= 1,04 Gram/cm3 (Humus)
3
4.6 Hasil Perhitungan
4
4.7 Kesimpulan dan Saran
a) Kesimpulan
1) Berat Tanah yang diperoleh dari sample A adalah 25 gram dan sample
B adalah 26 gram
2) Berat isi tanah (pada T°C yang diperoleh dari sample A adalah 197,1
gram dan saml B adalah 187 gram.
3) Berat jenis merupakan besaran yang membandingkan berat butiran
tanah terhadap volume yang di tempati. Nilai berat jenis atau
specific grafity dari sampel tanah yang di uji sampel A adalah 1
( Gambut ) gram/cm3 dan sampel B adalah 1,04 ( Gambut )
gram/cm3
4) Rata- rata uji berat jenis 1,02 gram/cm3
b) Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menganalisis penyusutan Air dalam
Picnometer
4
BAB V
(COMPECTION TEST)
4
Tanah yang harus dipadatkan adalah tanah dengan sifat-sifat teknik bahan
sebagai berikut :
Sebagai alternatif, bila sifat bahan yang akan digunakan pada urugan telah
disesuaikan sebelumnya dengan efek pemadatan dari berbagai tipe mesin pemadat
yang tersedia, maka tingkat kepadatan bisa dikontrol dengan menspesifikasikan
ketebalan lapisan dan jumlah lintasan dari mesin pemadat yang telah ditentukan
Suatu pemadatan tanah adalah juga merupakan usaha (energi) yang dilakukan
pada massa tanah.
Keterangan :
Berat tanah ( Gr ) = w
Volume mould ( cm3 ) = V
Kadar air =W
4
kadar air yang berbeda-beda, dengan perbedaan kurang lebih 4% antara setiap
sampel Tujuan uji Pemaatan Laboratorium di gunakan sebagai dasar dalam
menentukan persentase pemadatan dan kadar air yang di butuhkan untuk
mencapai kondisi pemadatan yang sesuai di lapangan.
2) Gelas Ukur
4
3) Pisau
Gambar 42 Pisau
4) Jangka Sorong
5) Timbangan
Gambar 44 Timbangan
4
5.3 Prosedur Percobaan
4
Gambar 47 Memasukan Sampel tanah Ke dalam Mould
5) Setelah Pemadatan lapis ke tiga selesai, buka colarr dan ratakan kelebihan
tanah pada mould dengan Plate (Pemotong), Timbang Berat tanah beserta
mould
4
6) Keluarakan sampel tanah dari mould dengan bantuan dongkrak (extrude)
7) Ambil bagian atas, tengah, bawah dari sampel tanah tersebut untuk di
periksa kadar airnya, dengan demikian akan di peroleh kadar air rata
rata dari sampel tanah tersebut
4
5.4 Data Praktikum
a. Kepadatan
b. Kadar Air
4
5.5 Perhitungan
A. Uji Pemadatan Standard Proctor
1. Sampel 1 (penambahan air 100 ml)
Diketahui:
Berat Mould (X2) = 3.765,5 gr
Volume mould (V=1/4πD2t) = 933,76 cm3
Berat Mould + Tanah basah (X1) = 5.183,9 gr
Kadar Air = 9,73 %
Perhitungan:
Berat tanah basah (w)
Wn = X1 – X2
Wn = 5.183,9 - 3.765,5
= 1418,4 gr
5.183,9 − 3765,5
= 933,76
= 1,52 gr/cm3
1,52
= ( 1+0,097 )
= 1,386 gr/cm3
5
2. Sampel 2 (penambahan air 150 ml)
Diketahui:
Berat Mould (X2) = 3.765,5 gr
Volume mould (V=1/4πD2t) = 933,76 cm3
Berat Mould + Tanah basah (X1) = 5.203,1 gr
Kadar Air = 12,53 %
Perhitungan:
Berat tanah basah (w)
Wn = X1 – X2
= 5.203,1 - 3.765,5
= 1437,6 gr
5.203,1 − 3765,5
= 933,76
= 1,54 gr/cm3
1,54
= ( 1+0,125 )
= 1,369 gr/cm3
5
3. Sampel 3 (penambahan air 200 ml)
Diketahui:
Berat Mould (X2) = 3.765,5 gr
Volume mould (V=1/4πD2t) = 933,76 cm3
Berat Mould + Tanah basah (X1) = 5.191 gr
Kadar Air = 16,33 %
Perhitungan:
Berat tanah basah (w)
Wn = X1 – X2
Wn = 5.191 - 3.765,5
= 1425,5 gr
5.191 − 3765,5
= 933,76
= 1,53 gr/cm3
1,53
= ( 1+0,193)
= 1,282gr/cm3
5
4. Sampel 4 (penambahan air 250 ml)
Diketahui:
Berat Mould (X2) = 3.765,5 gr
Volume mould (V=1/4πD2t) = 933,76 cm3
Berat Mould + Tanah basah (X1) = 5.120 gr
Kadar Air = 16,33 %
Perhitungan:
Berat tanah basah (w)
Wn = X1 – X2
Wn = 5.120 - 3.765,5
= 1354,5 gr
5.120 − 3765,5
= 933,76
= 1,45 gr/cm3
1,45
= ( 1+0,163)
= 1,247 gr/cm3
5
5. Sampel 5 (penambahan air 300 ml)
Diketahui:
Berat Mould (X2) = 3.765,5 gr
Volume mould (V=1/4πD2t) = 933,76 cm3
Berat Mould + Tanah basah (X1) = 5.119,4 gr
Kadar Air = 16,95 %
Perhitungan:
Berat tanah basah (w)
Wn = X1 – X2
Wn = 5.119,4 - 3.765,5
= 1353,9 gr
5.1194 − 3765,5
= 933,76
= 1,45 gr/cm3
1,45
= ( 1+0,17 )
= 1,239 gr/cm3
5
Kadar air maksimum (Ydmax)
B. Kadar Air
1. Sampel 1 (penambahan air 100 ml)
Diketahui:
Berat Cawan (X2) = 273,90 gr
Berat tanah basah + Cawan (X1) = 567,54 gr
Berat tanah kering + Cawan (X3) = 541,50 gr
Perhitungan:
Berat tanah basah (X)
X = X1 – X2
X = 567,54 - 273,90
X = 293,64 gr
5
Kadar air (W)
Wn = (Ww / Ws) x 100%
W1 = (26,04 / 267,60). 100%
W1 = 9,73 %
Perhitungan:
Berat tanah basah (X)
X = X1 – X2
X = 760,70 - 274,10
X = 486,60 gr
5
3. Sampel 3 (penambahan air 200 ml)
Diketahui:
Berat Cawan (X2) = 223,90 gr
Berat tanah basah + Cawan (X1) = 760,70 gr
Berat tanah kering + Cawan (X3) = 674,00 gr
Perhitungan:
Berat tanah basah (X)
X = X1 – X2
X = 760,70 - 223,90
X = 536,80 gr
5
4. Sampel 4 (penambahan air 250 ml)
Diketahui:
Berat Cawan (X2) = 256,40 gr
Berat tanah basah + Cawan (X1) = 670,90 gr
Berat tanah kering + Cawan (X3) = 612,70 gr
Perhitungan:
Berat tanah basah (X)
X = X1 – X2
X = 670,90 - 256,40
X = 414,50 gr
5
5. Sampel 5 (penambahan air 300 ml)
Diketahui:
Berat Cawan (X2) = 266,00 gr
Berat tanah basah + Cawan (X1) = 718,60 gr
Berat tanah kering + Cawan (X3) = 653,00 gr
Perhitungan:
Berat tanah basah (X)
X = X1 – X2
X = 718,60 - 266,00
X = 452,60 gr
5
5.5 Data Hasil
1. Uji kepadatan
6
3. Grafik Perbandingan Berat Isi Tanah Kering Dengan Penambahan Air
1,300
1,282
1,250 1,247
1,239
1,200
1,150
100 150 200 250 300
6
5.6 Kesimpulan Dan Saran
a) Kesimpulan
Dalam pengujian ini kadar penambahan air menjadi hal yang sangat
penting, karena berpengaruh pada tanah untuk mencapai nilai maksimum
kepadatan keringnya, agar tidak terjadi anomaly pada data dan grafik
pengujian proctor.
Yd max (N/M/T) M T T T T
6
Hasil yang didapatkan dari pengujian kadar air :
b) Saran
Adapun saran yang ingin kami sampaikan adalah:
6
PENUTUP
A. Kesimpulan
7. Berat isi, berat jenis dan berat pori adalah semakin tinggi bulk
density pada suatu tanah maka partikel density tanah tersebut akan
rendah.
6
8. Perbedaan Berat Isi Tanah disebabkan karena adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi berat isi tanah Kandungan bahan
organik. Semakin tinggikandungan bahan organiknya maka tanah
akan semakin poros sehingga Beratisinya menjadi rendah.
B. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
Cara Uji Penentuan Kadar Air Untuk Tanah dan Batuan. Badan Standarisasi
Nasional: Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 1967:2008.
Cara Uji Penentuan Batas Cair Tanah dan Batuan. Badan Standarisasi Nasional:
Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 2436:2008.
Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti. Badan Standarisasi
Nasional :Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 3423:2008.
Cara Uji Analisis Ukuran Butiran Tanah. Badan Standarisasi Nasional: Jakarta.
Cara Uji Penentuan Kadar Air Untuk Tanah dan Batuan. Badan Standarisasi
Nasional: Jakarta.
6
LAMPIRAN DATA HASIL PERHITUNGAN
1. Pengujian Handboring
PERCOBAAN
JENIS PENGUJIAN Satuan
I II
Tinggi Ring (t) Cm 3,3 3,3
Diameter Ring (d) Cm 5,5 5,5
Volume Ring Cm3 78,36 78,36
Berat Ring Gram 8,7 8,7
Berat Tanah Basah + Ring (W2) Gram 105,3 95,3
Berat Tanah Kering + Ring (W3) Gram 100,1 90,1
Berat Tanah Basah (W) = W2-W1 Gram 96,6 86,6
Berat Tanah Kering (Ws) = W3-W1 Gram 91,4 81,4
Berat Air (Ww) = W-Ws Gram 5,2 5,2
Kadar Air (Wn) = (Ww/Ws) x 100% % 5,19 6,64
Berat Isi Tanah (Yn) = W/V Gram/Cm3 1,23 1,11
Berat Isi Kering Yd = Yn/ (1+Wn) Gram/Cm3 0,2 015
Rata Rata Berat Isi Tanah (YD) Gram/Cm3 0,175
6
3. Pengujian Berat Jenis Tanah
6
B. Uji Kadar air
C. Grafik Perbandingan
6
LAMPIRAN DOKUMENTASI
7
LAMPIRAN DOKUMENTASI