Anda di halaman 1dari 5

A.

Pemikiran Ignaz Goldziher tentang Al-Qur`an dan Tafsir

Goldziher mempunyai pandangan yang buruk terhadap Al-Qur`an,


menurutnya Al-Qur`an hanyalah sebagai alat bagi umat islam untuk dijadikan senjata
ampuh dalam melawan musuh-musuh, isi dari kandungan Al-Qur`an bukanlah
petunjuk yang benar, demikian Goldzher mempunyai strategi yang baik disertai
semangat yang besar untuk menghancurkan umat islam. Dengan beragumen bahwa
Al-Qur`an telah mengcopy paste ajaran romawi. 1 Kemudian Goldziher juga
mengungkapkan bahwa Al-Qur`an merupakan hasil cipta karya Nabi Muhammad
saw. Strategi Goldziher untuk meragukan otentisitas Al-Qur`an dengan menggunakan
pendekatan sejarah, dengan demikian beliau bisa banyak mengomentari tentang
sejarah bahkan kisah-kisah dalam Al-Qur`an. Hasil dari pemikiran karya Goldziher
dalam buku Mazhab Tafsir, dalam bukunya tersebut beliau berusaha untuk
menjelaskan sekte-sekte keagamaan dalam menafsirkan Al-Qur`an.

Goldziher memandang bahwa tafsir memiliki kepentingan teks suci Al-Qur`an


bukan lagi sebagai sumber agama tetapi lebih dari itu, Al-Qur`an menjadi salah satu
aliran keagamaan tertinggi bagi suatu kelompok ajaran tertentu. Bahkan beberapa
golongan aliran mazhab mengklaim bahwa kebenaran Allah Adalah suatu bukti yang
2
tidak bisa diganggu gugat. Hasil pemikiran karya Goldziher daam buku madzhab
tafsir, Goldziher berusaha untuk menjelaskan sekte-sekte keagamaan dalam
menafsirkan Al-Qur’an. Dalam karyanya beliau telah mengklasifikasikan serta
menyeleksi berbagai sekte aliran secara ringkas. Terdapat 5 sekte aliran dalam tafsir
yakni: Tradisionalis, dogmatis, mistik, sekretarian dan modernis. Perbedaan itu
menjadi keniscayaan tinggal bagaimana menyingkapi perbedaan tersebut.3

B. Pandangan Goldziher tentang Nabi Muhammad saw

Adapun pandangan Goldziher tentang Nabi Muhammad sebagai pelopor


pembawa Islam, Goldziher mengira bahwa Nabi Muhammad telah menerima ajaran
dari unsur agama kristen, umumnya melalui jalan tradisi serta bid’ah yang bertebaran

1
Muhammad Anwar Syarifuddin, ed, Kajian Orientalis terhadap Al-Qur`an dan Hadis
(Ciputat: Sekata Cendikia, 2015), h.67
2
Ignaz Goldziher, Mazhab Tafsir, h.ii dan h. ix

3
Ignaz Goldziher, MadzabTafsir: Dari AliranKlasikHingga Modern, Penerjemah
M..AlaikaSalamullah, dkk.
didalam Gereja Timur. Dengan bid’ah dalam Gereja Timur maka Nabi Muhammad
mendapatkan pemberitaan suci. Dalam pandangannya Nabi Muhammad memperoleh
hubungan lahiriah urusan perdagangan ketika beliau belum diangkat menjadi Rasul.
Untuk memperkuat argumentasinya agama Kriten dan Yahudi menyediakan unsur-
unsur pokok dan takaran yang sama. Lima pokok unsur yang dikenal dengan rukun
islam sudah diperkenalkan oleh Nabi pada periode Makkah memperolah bentuknya
yang pasti pada periode Madinah. Jadi menurut beliau unsur-unsur ajaran dalam Al-
Qur`an sebenarnya banyak menyerap unsur atau tradisi sebelumnya.

C. Tentang Qira’ah Al-Qur’an


Madzahibut Tafsir lahir dari adanya keberagaman diversity yang ditemukan
dalam produk-produk penafsiran maka kemudian para ulama’ mengelompokkan
corak-corak dan kecenderungan penafsiran tersebut dalam madzhab-madzhab seperti
yang terjadi pada kajian fiqih.
Istilah Madzahibut Tafsir pertama kali digunakan oleh Ignaz Goldziher dalam
bukunya, Die Richtungen der Islamischen Koranauslegung yang diterjemahkan oleh
oleh Ali Hasan Abd al-Qadir, menjadi Madzahibu al-Tafsir al-Islami (1955),
kemudian diedit oleh Abdul Halim al-Najjar. Sejak saat itu, muncul banyak karya
dalam bidang madzahibut tafsir atau sejarah tafsir oleh sarjana-sarajana muslim
sendiri, seperti Muhammad Husain al-Dzahabi dengan karyanya al-Tafsir wal
Mufassirun (1961), Abu Yaqzan ‘Atiyya al-Jaburi dengan kitabnya Dirasah fi al-
Tafsir wa Rijalih (1971) dan Abdul ‘Azhim Ahmad al-Gubasyi dengan
karyanya Tarikh al-Tafsir wa Manahij al-Mufassirin (1977) dan lain sebagainya.
Selanjutnya secara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa paling tidak ada dua
faktor yang melatar belakangi lahirnya madzhahibut tafsir yaitu :4
Faktor internal (al-‘awamil ad-dakhiliyyah)
1. Kondisi objektif teks yang memungkinkan untuk dibaca secara
beragam
2. Kondisi objektif dari kata-kata “kalimat” dalam al-Qur’an yang
memungkinkan ditafsirkan beragam
3. Adanya ambiguitas makna dalam al-Qur’an, yang disebabkan adanya
kata-kata musytarak (bermakna ganda).

4
Nazhroul, https://nazhroul.wordpress.com/2010/05/22/sebuah-pengantar-madzhahibut-tafsir/
(diakses: 24 mei 2019)
Faktor eksternal (al-‘awamil al-kharijiyyah)
1. Kondisi subjektif mufassir “sosio-kultural-politik”, “perspektif-
keahlian-keilmuan”
2. Persinggungan dengan peradaban dunia luar “Yunani-Persia-Romawi”
3. Politik & Teologis “relasi kekuasaan”
Dalam bukunya, Ignaz Goldziher5Memetakan madzhab atau kecenderungan
dalam penafsiran dalam 5 bagian yaitu :

1. At-Tafsir bil Ma’tsur


2. At-Tafsir fi Dhau’i al-‘Aqidah [Perspektif Teologi Rasional]
3. At-Tafsir fi Dhau’i at-Tasawwuf al-Islami [Perspektif Tasawwuf]
4. At-Tafsir fi Dhau’i Firaq ad-Diniyyah [Perspektif Sekte
Keagamaan]
5. At-Tafsir fi Dhau’i at-Tamaddun al-Islami [Era Kebangkitan Islam /
Modernis]

Namun model pemetaan seperti ini bukan pemetaan berdasarkan kronologi


waktunya melainkan lebih merupakan usaha menguaraikan beberapa kecenderungan
dalam menafsirkan al-Qur’an sejak awal sejarah penafsiran, hingga masa Muhammad
Abduh. Selain tidak memberikan periode yang tegas dan jelas mengenai produk-
produk tafsir yang berkembang juga menafikan adanya banyak karya-karya tafsir
seperti Ibn Katsir, al-Alusi, an-Nasafi, Jalalain dll.

D. Tentang Qira’ah Al-Qur’an


Dalam pandangan Goldziher, variasi bacaan Al-Qur’an adalah suatu
inkonsistensi yang tidak mempunyai akar sejarah yang mapan. Dengan kata lain,
qirā’āt Al-Qur’an adalah suatu sistem percampuradukan bacaan yang tidak mempuyai
asal yang jelas, sehingga tidak diketahui antara yang benar dan yang salah. Hal ini
menjadikan Goldziher berpendapat bahwa Al-Qur’an tak ubahnya seperti Bible yang
teksnya tidak konsisten. Dalam kajian ilmu qirā’āt, perbedaan lafaz memiliki dua
kemungkinan. Pertama, berbeda bacaan, tetapi memiliki makna yang sama. Kedua,
5
Ignaz Goldziher, Mazhab Tafsir “Dari Aliran Klasik Hingga Modern”, terj. M. Alaika Salamullah dkk.,
(Yogyakarta: Elsaq Press, 2006).
berbeda bacaan dan makna tetapi tidak mengubah substansi dan tidak menyebabkan
terjadinya kontradiksi, yaitu setiap perbedaan yang ada akan saling menguatkan dan
menunjukkan eksistensi kandungan Al-Qur’an. Keberadaan variasi bacaan Al-Qur’an,
sejatinya berdialektika dengan bahasa bangsa Arab yang beragam. Adapun tujuannya
adalah untuk memudahkan bacaan dari masing-masing daerah, namun tentu dengan
seleksi yang sangat ketat dan tidak melupakan substansi Al-Qur’an.

Selain berpendapat bahwa teks Al-Qur’an tidak konsisten, Goldziher juga


mengungkapkan bahwa umat muslim terdahulu berusaha untuk menyeragamkan
qirā’āt, namun tidak terealisasi karena terhambat oleh ketiadaan sistem pemberian
tanda baca tulisan pada masa itu. Pendapat yang dikemumukakan Goldziher tersebut
dianggap lemah dan tidak beralasan, karena fakta sejarah membuktikan bahwa pada
masa tersebut, tidak ada sama sekali usaha untuk menyeragamkan qirā’āt, namun
hanya sekadar mengakomodasi variasi bacaan Al-Qur’an dengan tujuan untuk
mengetahui riwayat (transmisi) yang sahih.
DAFTAR PUSTAKA
A. Muin, Orientalisme dan Studi tentang Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1978

Anwar Syarifuddin, Mohammad, ed., Kajian Orientalis terhadap Al-Qur’an dan


Hadis, Ciputat : Sekata Cendikia, 2015
Ana Mariyam, Siti, “Studi Pemikiran Ignaz Goldziher Tentang Perkembangan Tafsir
bi al-Ma’tsur” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2016
Arif, Syamsuddin, OrientalismedanDiabolismePemikiran Jakarta: GemaInsani, 2008

Azami, M.M,, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Penerjemah Prof. H. Ali
Mustafa Yaqub, M.A., cet.III Jakarta: Pustaka Firdaus, 2006

Darmalaksana, Wahyudin, Hadis di Mata Orientalis Telaah atas Pandangan Ignaz


Goldziher dan Joseph Schacht, Bandung: Benang Merah Press 2004.
Goldziher, Ignaz, MadzabTafsir: Dari AliranKlasikHingga Modern, Penerjemah
M..AlaikaSalamullah, dkk. Yogyakarta: Elsaq Press, 2003
Hayyan al-Andalusi , Abu.Al-Bahr al-Muhit Beirut: Dar al-Fikr, 1992

al-jazari , Ibn, Taqrib al-Nasyr fi al-‘Asyr Kairo: Dir al-Hadits, 1992

Mutmainah, “Hadis dalam Perspektif Goldziher” Skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an


Jakarta Tahun 2008

Said, Edward, Orientalisme Bandung:Pustaka Slaman 1994

Sou’yb, Joesoef , Orientalis dan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1985

Anda mungkin juga menyukai