Anda di halaman 1dari 3

Ternyata Muslim Spanyol Di Selamatkan Bajak Laut? Begini Sejarahnya.

2 Januari 1492 M, Pasukan Spanyol yang dipimpin Raja Fernando dan Ratu Isabela
memasuki Granada, Kerajaan Islam terakhir di Bumi Spanyol, sedih dan kecewa, Raja
Granada yang bernama Abu Abdullah menangis melihat istananya yang telah diduduki oleh
Pasukan Spanyol. Dimulailah masa yang suram di Bumi Matador itu bagi Kaum Muslimin,
Sejarawan Philip.K.Hitti mencatat bahwa mulai saat itulah terjadi pemaksaan bagi Kaum
Muslimin untuk masuk Agama Kristen dan banyak sekali buku tentang Islam yang dibakar
Pihak Spanyol, menjadikannya masa terkelam bagi Peradaban Islam sepanjang sejarah.
Lantas, bagaimana kelanjutan dari peristiwa menyedihkan ini? Akankah muncul seorang
pahlawan yang akan menyelamatkan Kaum Muslimin Spanyol dari penindasan Penguasa
Zalim? Siapakah sosok bajak laut yang dikenal karena misi penyelamatan Kaum Muslimin
Andalusia? Mari kita simak sejarah yang luar biasa ini.
Sejarawan Jihad Turbani bahkan mencatat kejamnya penyiksaan ini. Didirikan pengadilan
untuk mengecek keislaman seseorang yang bernama Pengadilan Inkuisisi dimana seorang
yang menyembunyikan keislamannya karena takut ketahuan akan didobrak rumahnya dan
ketika ketahuan di rumahnya ada kertas bertuliskan lafazh Allah dan atau tidak ada daging
babi atau arak, saat itulah terjadi penyiksaan yang berat. Para tahanan bahkan disiksa
dengan rantai dan benda tajam. Saya tidak menampilkan adegan-adegan tersebut mohon
maaf, karena dalam penyiksaan ini juga terdapat unsur pornografi dan saya khawatir artikel
ini di take down. Kalau mau tahu lebih lanjut, silakan dicari sendiri bukunya Sejarawan Jihad
Turbani yang judulnya 100 Tokoh Islam Yang Mengubah Sejarah. Bahkan banyak wanita dan
anak dipenggal kepalanya Cuma gara-gara tidak mau masuk Agama Kristen. Ini merupakan
fakta.
Kala itu, di wilayah Kesultanan Turki Utsmani, hiduplah seorang berkebangsaan Albania yang
menikahi Muslimah Spanyol. Pasangan itu dikaruniai dua anak yang bernama Aruj dan
Khairuddin. Kelak, Aruj dan Khairuddin menjadi pemimpin Armada Laut Turki Utsmani.
Sultan Salim I , Khalifah Turki Utsmani memberikan misi kepada keduanya untuk
menyelamatkan Kaum Muslimin di Spanyol atau Andalusia.
Penyelamatan ini begitu epik, Sejarawan Jihad Turbani menggambarkan misi ini diawali
dengan pelayaran keduanya ke barat sambil memerangi Armada Spanyol, Portugal, Italia,
dan Ksatria Santo Yohanes, kemudian menjebol benteng laut Spanyol dan menghadapi
Pasukan Spanyol di jalan-jalan kota hingga berhasil menerobos ke ruang penyiksaan dan
menyelamatkan para tahanan dan membawa mereka ke tempat yang aman di Aljazair.
Misi ini memang sangat berbahaya dan gambaran yang diberikan Sejarawan Jihad Turbani
saja cukup membuat kita merinding, bahwa betapa misi ini bukanlah misi yang mudah,
lantas bagaimana strategi yang digunakan untuk melakukan misi penyelamatan ini? Mari kita
bedah satu persatu.
Pertama, membangun basis militer yang kuat.
Menurut Sejarawan Eugene Rogan, langkah ini tidak dilakukan begitu saja tanpa
membangun basis pertahanan yang kuat. Aruj mendirikan pemerintahan kecil di Daerah Aljir,
tepatnya di Pelabuhan Jijili. Basis pertahanan ini sangat berguna karena menjadi tempat
berkumpulnya para pasukan dan juga pusat kontrol untuk segala aktivitas militer.
Kedua, membangun pasukan yang terorganisir.
Khairuddin dan Aruj membangun pasukan yang kuat yang anggotanya terdiri dari bajak laut-
bajak laut setempat, khususnya Kaum Berber Maroko. Mereka menyerang jalur laut
Penjajah Spanyol dikarenakan ulah Penjajah Spanyol yang membangun benteng-benteng di
Wilayah Afrika Utara. Kalau sekarang, mungkin bisa disamakan dengan HAMAS yang
menyerang Pasukan pendudukan Israel demi kemerdekaan Palestina.
Bisa pula dibilang bahwasannya pasukan ini adalah pasukan gerilya. Hmm, keren juga ya
guys. Karena meski bajak laut tapi strateginya sangat terorganisir.
Ketiga, membangun aliansi dengan penguasa yang kuat.
Pada 1519 M, Khairuddin Barbarossa mengirim utusan kepada Turki Utsmani untuk meminta
perlindungan dan menawarkan diri menjadi bawahannya. Sultan Salim I memberinya
bantuan berupa 2000 orang pasukan elit Yanisari. Setahun sebelumnya, saudaranya, Aruj
wafat dalam pertempuran melawan Spanyol.
Keempat, menyasar titik-titik penting pertahanan Pasukan Eropa.
Bajak laut yang dipimpin oleh Khairuddin Barbarossa memfokuskan serangan ke wilayah-
wilayah Italia, Spanyol, dan Kepulauan Aegea, Sejarawan Mehmet Maksudoglu menyebutkan
bahwa diantara titik serangan Khairuddin adalah pulau-pulau Balear dan pantai Italia.
Sejarawan Mehmet Maksudoglu juga mencatat bahwasannya 70.000 Muslim Spanyol
berhasil diselamatkan Khairuddin Barbarossa. Saya menduga, serangan Khairuddin ke
pantai-pantai Italia bukan tanpa alasan, melainkan Italia merupakan sekutu Spanyol yang
cukup kuat dan memiliki armada laut yang besar pula. Armada laut Italia pasti berbasis di
pantai-pantainya antara lain Genoa dan Venesia. Serangan ke pantai-pantai Italia
dimaksudkan untuk menghambat pergerakan Armada Italia ke Spanyol yang mana
pergerakan ini berpotensi menjepit Armada Khairuddin. Besar kemungkinan, satu armada
diperintahkan menyerang Pantai Italia dan satu armada menuju Spanyol untuk
menyelamatkan Kaum Muslimin disana. Karena, jika misalkan Armada Spanyol dan Italia
bersatu dan berlayar ke pesisir Spanyol, maka Armada Utsmani dibawah Khairuddin harus
menghadapi pertempuran besar yang akan memperlambat penyelamatan tawanan.
Sebagaimana diperkirakan Sejarawan Jihad Turbani, besar kemungkinan pertempuran pecah
di kota-kota pesisir dengan skema para pelaut Turki Utsmani turun ke daratan dengan
membawa senjata dan menyerang garnisun Spanyol yang berjaga lalu mendesak para
garnisun hingga jalan-jalan kota dan menyelamatkan Kaum Muslim Spanyol yang disandera.
Mirip seperti di film-film laga yah? Bisa jadi, Armada Utsmani yang dibawa Khairuddin tidak
begitu banyak sehingga Khairuddin berupaya menghindari pertempuran besar-besaran di
darat maupun laut dan memilih melancarkan serangan-serangan kecil untuk menerobos
pertahanan musuh dan menyelamatkan Kaum Muslimin yang ditahan.
Apakah hanya itu faktornya serangan kecil lebih sering dilakukan daripada pertempuran
besar-besaran? Tidak juga, serangan-serangan kecil yang kontinyu akan membuat musuh
kelelahan dan menguras banyak energi musuh. Sehingga ketika harus menghadapi
pertempuran besar-besaran, musuh tidak punya banyak kekuatan lagi. Hal ini terbukti pada
1538 M, dimana Khairuddin dan segelintir armadanya yang hanya berjumlah 122 kapal dan
20.000 pelaut menghancurkan Armada gabungan Eropa yang terdiri dari Kepausan, Portugal,
Spanyil, Venesia, Genoa, dan Malta pada Pertempuran Preveza.
Benteng-benteng penting bagi Koalisi Eropa juga diambil alih oleh Armada Laut Utsmani
diantaranya Kota Tripoli di Afrika Utara yang diduduki Ksatria Santo Yohanes dan Kota
Korsika yang berada dibawah kekuasaan Pasukan Genoa. Ini menunjukkan kecerdikan
Khairuddin yang membuat Pihak Eropa kewalahan menghadapi serangan demi serangan
yang datang terus menerus.
Bersama Fatahillah Senopati Demak, dan Kilic Ali, Laksamana Utsmani yang berasal dari
Italia, Khairuddin dan Aruj adalah pahlawan-pahlawan samudra yang tak tertandingi di
masanya. Kisah Khairuddin dan Aruj menyelamatkan Muslim Andalusia bukan hanya sekadar
kisah heroik untuk hiburan, kisah ini memberi kita pelajaran, bahwa kebaikan yang
terorganisir dengan baik akan mengalahkan mereka yang membela kejahatan. Kebaikan
tidaklah cukup dilakukan dengan koar-koar dan mencela para pembela kejahatan, melainkan
harus kita wujudkan dengan terorganisir dan perencanaan yang matang. Marilah kita
lakukan hal yang sama untuk membela saudara-saudara kita di Palestina, tidak cukup
berkoar-koar di media sosial mencela para penjajah, akan tetapi lakukan dengan
memaksimalkan ilmu yang kita miliki, dan dengan kemampuan yang Allah berikan kepada
kita. Kejahatan akan tumbang ketika kebaikan dilakukan secara cerdas.
Refrensi:
Maksudolu, Prof.DR.Mehmet: The Untold History Of Ottoman, Penerbit Al-Kautsar, 2023 M.
Turbani, Jihad: 100 Tokoh Islam Yang Mengubah Sejarah, Penerbit Aqwam, 2016 M.
Hitti, Philip.K: The History Of Arabs, Penerbit Serambi, 2006 M.
Rogan, Eugene: Dari Puncak Khilafah, Penerbit Serambi, 2017 M.

Anda mungkin juga menyukai