Anda di halaman 1dari 4

manajemen Fasilitas keselamatan pasien adalah suatu kegiatan perencanaan, pendidikan

dan pengawasan terhadap:

a. Keselamatan dan keamanan lingkungan fisik di rumah sakit.


b. Pengelolaan bahan dan limbah berbahaya
c. Sistem Pengamanan Kebakaran
d. Manajemen kedaruratan dan kesiapan menghadapi bencana
e. Pemeliharaan Peralatan Medis
f. Monitoring system utilitas (Listrik, Air, Oksigen)
g. Kontruksi dan Renovasi
h. Pendidikan dan pelatihan bagi seluruh staf

Manajemen Fasilitas bertujuan untuk menyediakan fasilitas fisik, bangunan, sarana


prasarana, dan peralatan kesehatan yang berfungsi baik, serta menciptakan lingkungan perawatan
yang aman, bagi pasien, staf, maupun pengunjung. Manajemen Fasilitas harus dikelola dengan
efektif untuk mengurangi dan mengendalikan potensi bahaya, risiko, mencegah kecelakaan,
cedera, dan penyakit akibat kerja. Jika tidak dilakukan, dapat mengancam keselamatan dan
keamanan semua orang yang berada di lingkungan rumah sakit.

Ruang Lingkup Manajemen Fasilitas adalah:

1. Keselamatan dan keamanan


Keselamatan adalah memberikan jaminan bahwa bangunan, sarana dan prasarana,
lingkungan, properti, teknologi medis dan informasi, area konstruksi, lahan, peralatan, dan
sistem tidak menimbulkan risiko fisik bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung.
Keamanan adalah perlindungan terhadap properti milik rumah sakit, pasien, staf, keluarga,
dan pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan oleh orang yang tidak
berwenang. Contoh kerentanan dan ancaman yang terkait dengan risiko keamanan termasuk
kekerasan di tempat kerja, penculikan bayi, pencurian, dan akses tidak terkunci/tidak aman
ke area terlarang di rumah sakit.

Tujuan keselamatan dan keamanan harus diterapkan adalah untuk mencegah kecelakaan
dan cedera, mencegah penyakit akibat kerja, mengurangi bahaya dan risiko, menjaga kondisi
yang aman, melindungi semua orang yang berada di lingkungan rumah sakit terhadap
kekerasan, kejahatan dan ancaman, menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau
pengrusakan barang milik pribadi maupun rumah sakit, dan menjamin keselamatan bagi
pasien, staf, dan pengunjung.

Jika Manajemen Fasilitas tidak dilakukan, lingkungan rumah sakit menjadi tidak
aman bagi pasien, staf, dan pengunjung. Potensi timbulnya risiko kecelakaan,
kekerasan, kejahatan, kehilangan dan pengrusakan barang.

2. Pengelolaan bahan berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3


Rumah sakit mengidentifikasi, menganalisis dan mengendalikan seluruh bahan
berbahaya dan beracun dan limbahnya di rumah sakit. Rumah sakit melakukan identifikasi
menyeluruh untuk semua area di mana bahan berbahaya berada dan harus mencakup
informasi tentang jenis bahan berbahaya dan beracun yang disimpan, jumlah, dan lokasinya.
Rumah sakit menetapkan jenis limbah berbahaya yang dihasilkan oleh rumah sakit dan
mengidentifikasi pembuangannya (misalnya, kantong/tempat sampah yang diberi warna dan
label.
Tujuan pengolahan limbah medis adalah mengubah karakteristik biologis dan/atau kimia
limbah sehingga potensi bahayanya terhadap manusia berkurang atau tidak ada

Jika Manajemen Fasilitas tidak dilakukan, bahan beracun dan berbahaya dapat
mencemari lingkungan. menimbulkan penyakit, dan menimbulkan bahaya kebakaran.

3. Proteksi kebakaran
Rumah sakit harus waspada terhadap risiko kebakaran karena kebakaran merupakan
risiko yang selalu bisa terjadi. Rumah sakit perlu memastikan agar semua yang ada di dalam
rumah sakit aman dan selamat apabila terjadi kebakaran.

Proteksi kebakaran juga termasuk keadaan darurat non-kebakaran misalnya kebocoran


gas beracun yang dapat mengancam sehingga perlu dievakuasi. Rumah sakit perlu
melakukan penilaian terus menerus untuk memenuhi regulasi keamanan dan proteksi
kebakaran sehingga secara efektif dapat mengidentifikasi, analisis, pengendalian risiko
sehingga dapat dan meminimalkan risiko.

Selain itu, penyediaan dan pemeliharaan alat seperti smoker, Tabung Apar, Hydrant
perlu dilakukan di setiap area di lingkungan rumah sakit.

Jika Manajemen Fasilitas tidak dilakukan, fasilitas dan peralatan rumah sakit
dapat menimbulkan bahaya kebakaran.

4. Penanganan kedaruratan dan bencana


Keadaan darurat, epidemi, atau bencana alam akan berdampak pada rumah sakit. Proses
penanganan bencana dimulai dengan mengidentifikasi jenis bencana yang mungkin terjadi di
wilayah rumah sakit berada dan dampaknya terhadap rumah sakit yang dapat berupa
kerusakan fisik, peningkatan jumlah pasien/korban yang signifikan, morbiditas dan
mortalitas tenaga kesehatan, dan gangguan operasional rumah sakit.

Rumah sakit yang aman adalah rumah sakit yang fasilitas layanannya tetap dapat
diakses dan berfungsi pada kapasitas maksimum, serta dengan infrastruktur yang sama,
sebelum, selama, dan segera setelah dampak keadaan darurat dan fungsi rumah sakit yang
terus berlanjut bergantung pada berbagai faktor termasuk keamanan dan keselamatan
bangunan, sistem dan peralatan pentingnya, ketersediaan persediaan, serta kapasitas
penanganan darurat dan bencana di rumah sakit terutama tanggapan dan pemulihan dari
bahaya atau kejadian yang mungkin terjadi.

Jika Manajemen Fasilitas tidak dilakukan, rumah sakit tidak akan siap
menghadapi potensi kedaruratan atau bencana alam jika terjadi

5. Peralatan medis
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka rumah sakit
perlu melakukan pengelolaan peralatan medis dengan baik dan sesuai standar. Staf yang
kompeten dalam bidang elektromedis melakukan pemeriksaan (inspeksi), uji fungsi,
pemeliharaan, dan kalibrasi. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyusun perencanaan dan
pengajuan anggaran untuk penggantian, perbaikan, dan peningkatan (upgrade).

Jika Manajmen Fasilitas tidak dilakukan, peralatan medis tidak dapat berfungsi
dan digunakan dengan baik, tidak dapat mengukur secara akurat, dan dapat
menimbulkan cedera ketika digunakan kepada pasien.

6. Sistem utilitas
Utilitas adalah sistem dan peralatan untuk mendukung layanan penting bagi
keselamatan pasien. Sistem penunjang yang mencakup jaringan listrik, air, ventilasi dan
aliran udara, gas medik dan uap panas. Sistem utilitas yang berfungsi efektif akan memenuhi
kebutuhan dan menunjang lingkungan pelayanan pasien yang aman. Pengelolaan sistim
utilitas yang baik dapat mengurangi potensi risiko pada pasien maupun staf. Sebagai
contoh, aliran listrik yang mati, air bersih yang tidak mengalir, kurangnya ventilasi, tabung
oksigen yang tidak terjaga dengan baik, kabel listrik bergelantungan, dapat menyebabkan
terganggunya pelayanan kesehatan, bahaya kebakaran, dan kecelakaan. Untuk menghindari
kejadian ini maka rumah sakit harus melakukan pemeriksaan berkala dan pemeliharan
preventif.
Jika Manajemen Fasilitas tidak dilakukan, system utilitas dapat mempengaruhi
pelayanan rumah sakit.
7. Konstruksi dan renovasi
Kegiatan konstruksi, renovasi, pembongkaran, dan pemeliharaan di rumah sakit dapat
berdampak pada semua orang dalam area rumah sakit. Namun, pasien mungkin menderita
dampak terbesar. Misalnya, kebisingan dan getaran yang terkait dengan aktivitas ini dapat
mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien, dan debu serta bau dapat mengubah kualitas
udara, yang dapat mengancam status pernapasan pasien.

Untuk menilai risiko yang terkait dengan konstruksi, renovasi, atau proyek rumah sakit
melakukan koordinasi antar satuan kerja terkait, termasuk, sesuai kebutuhan, perwakilan
dari desain proyek, pengelolaan proyek, teknik fasilitas, fasilitas keamanan/keselamatan,
pencegahan dan pengendalian infeksi, keselamatan kebakaran, rumah tangga, layanan
teknologi informasi, dan satuan kerja serta layanan klinis.
Jika Manajemen Fasilitas tidak dilakukan, dapat menimbulkan kecelakaan kerja,
risiko infeksi pada pasien, staf, dan pengunjung rumah sakit.

8. Pelatihan
Seluruh staf di rumah sakit perlu dilatih untuk menjalankan perannya dalam
mengidentifikasi dan mengurangi risiko, melindungi orang lain dan diri sendiri, serta
menciptakan fasilitas yang aman, selamat dan terjamin. Pelatihan mencakup instruksi
tentang proses pelaporan potensi risiko dan pelaporan insiden dan cedera. Staf dilatih dan
diuji tentang prosedur darurat, termasuk prosedur keselamatan kebakaran, pengelolaan
bahan beracun berbahaya dan penggunaan peralatan medis yang dapat menimbulkan risiko
bagi pasien dan staf.

Jika Manajemen Fasilitas tidak dilakukan, para staf tidak mampu menjalankan
program dan SOP yang sudah ditetapkan di area lingkungan rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai