Anda di halaman 1dari 5

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


NAMA : EDY SUMARSONO
NO UKG : 201500449387
INSTANSI : SDN 3 NGROGUNG KAB PONOROGO
Analisis
Masalah yang
eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab
diidentifikasi
masalah
1 Hasil belajar siswa Kajian Literatur ; Setelah melakukan
SD Kelas V Jurnal kajian literatur dan
rendah, dalam Muhammad Azhar dkk ( 2021 ) wawancara di
menguasai gerak https://media.neliti.com/media/publications/521229- peroleh :
dasar pasing bawah none-4cec4300.pdf  Dari 13 siswa
kelas V, 9 siswa
(Rohendi dan Suwandar, 2018) kesulitan dalam
bahwa: “Belajar gerak menekankan pada kondisi yang melakukan pasing
berkaitan dengan perbaikan dalam pembelajaran gerak bawah
sehingga terjadinya perubahan tingkah laku karena  Siswa kurang
latihan.” Apabila pemahaman terhadap belajar gerak memahami teknik
tersebut dapat dipahami dalam proses pembelajaran dasar pasing
gerak dasar teknik pasing bawah bola voli maka bawah dengan
keberhasilan pembelajaran dapat tercapai dan berjalan baik
dengan baik.  Ketika di berikan
umpan takut
Teknik dalam melakukan pasing bawah menurut untuk menerima
Suharno (1985, hal 19-20)  Bola yang
dilakukan dengan cara sebagai berikut: “(1) Dimulai tersedia terbatas
dengan sikap siap; (2) Menyambut datangnya bola  Bola voli keras
dilakukan dengan cara: a) posisi badan jongkok sehingga terasa
dengan kaki kiri didepan atau sebaliknya, (b) kedua sakit di tangan.
lengan rapat dan dijulurkan ke depan; (3) Saat  Kurangnya
menerima bola dilakukan dengan cara: (a) dorong bola inovativ guru
dengan tangan, (b) perkenaan bola pada lengan bawah, tentang tata cara
(c) pindahkan letak berat badan ke depan; dan (4) modifikasi alat
Gerak lanjutan dilakukan dengan cara: (a) tungkai guna menunjang
terjulur sambil berjingkat, (b) lanjutkan gerakan pembelajaran
mendorong lengan hingga setinggi bahu.”

 Wawancara :
1. Kepsek
Nama : Prapto Harsono, S.Pd.SD
Instansi : SDN 3 Ngrogung, Kab. Ponorogo
Jabatan : Kepala Sekolah
Masa Kerja : 39 Tahun
Pertanyaan :
1. Menurut Bapak Kepala Sekolah Apakah sarana dan
prasarana berpengaruh untuk mencapai tujuan
pembelajaran ?
2. Langkah apa yang harus dilakukan untuk memenuhi
capaian pembelajaran yang efektif terkait dengan
sarana prasarana yang terbatas?
Jawaban :
1. Sangat berpengaruh, karena dengan adanya sarana
dan prasarana yang memadai maka anak akan lebih
tertarik dalam pembelajaran
2. Langkah yang harus dilakukan adalah memahami
materi yang akan diajarkan dan juga membuat
modifikasi alat yang sederhana untuk mencapai
tujuan pembelajaran sehingga membuat siswa lebih
tertarik dan aktif.

1. Wawancara teman sejawad


Nama : Slamet Miyono, S.Pd
Instansi : SDN 1 Ngebel
Jabatan : Ketua KKG PJOK
Masa Kerja : 37 Tahun
Pertanyaan :
1. Karena keadaan sarana prasarana yang
terbatas, alat apakah yang bisa dimodifikasi
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
menarik, guna melatih gerak dasar pada materi
pasing bawah bola voli ?
2. Apakah peran guru dalam mengembangkan
modifikasi alat dan inovasi pembelajaran
berpengaruh dalam proses pembelajaran?
Jawaban :
1) Untuk alat yang bisa dimodifikasi dalam
permainan bolavoli gerak dasar pasing bawah
salah satunya adalah menggunakan bola
plastic/bola spon , Kemudian tinggal
mengembangkan inovasi dalam
menyampaikan pembelajaran.
2) Sangat berpengaruh Karena Guru dituntut
berinovasi dengan mengembangkan
modifikasi alat Apabila terjadi keterbatasan
sehingga menjadi stimulus bagi siswa menjadi
lebih aktif dan berminat dalam mengikuti
pembelajaran.

Kesimpulan :
Sarana prasarana yang ada di sekolah sangat
berpengaruh dalam pencapaian pembelajaran
materi PJOK. Dibutuhkan peran guru untuk bisa
memodifikasi alat sederhana guna mencapai tujuan
pembelajaran.
2 Siswa Putri Kelas Kajian Literatur : Setelah dilakukan
V kesulitan Jurnal analisis lebih lanjut
melakukan senam Kesulitan masalah kesulitan
lantai guling depan. Belajar Kesulitan belajar adalah hambatan atau siswa putri kelas IV
gangguan yang dialami oleh anak ataupun remaja yang melakukan praktik
disebabkan adanya ketidakseimbangan antara ilmu guling depan depan
pengetahuan dengan kemampuan yang dimiliki oleh disebabkan oleh:
anak ataupun remaja yang seharusnya bisa dicapai
(Setyawan dkk, 2020). Jika dalam menyampaikan a) Siswa putri
materi pelajaran guru kurang memperhatikan cenderung enggan
karakteristik siswa dan ciri-ciri kepribadian siswa tidak melakukan aktifitas
dijadikan pijakan dalam pembelajaran, siswa akan fisik yang beresiko
mengalamai kesulitan memahami materi pelajaran menurut mereka.
(Septianti dan Afiani, 2020). b) Siswa tidak
dikenalkan olahraga
Muhajir (2004: 133) berpendapat bahwa “guling ke senam lantai sejak
depan adalah berguling ke depan atas bagian belakang dini.
badan (tengkuk, punggung, pinggang, dan pinggul c) Guru kesulitan
bagian belakang)”. Latihan guling ke depan dapat dalam memahami
dilakukan dengan dua cara, yaitu: guling ke depan karakteristik siswa.
dengan sikap awal jongkok dan guling ke depan d. Kurangnya
dengan sikap awal berdiri. pemahaman materi
belajar guling depan
Hasil Wawancara: e) Siswa enggan
Nama : Slamet Miyono, S.Pd bertanya terkait
Instansi : SDN 1 Ngebel materi yang
Jabatan : Ketua KKG PJOK disampaikan.
Masa Kerja : 37 Tahun f) Adanya perbedaan
Pertanyaan: keterampilan motorik
1. Hasil dari identfikasi masalah yang terjadi pada pada siswa putri dan
lembaga yaitu siswa putri kelas IV kesulitan siswa putra
melakukan praktik roll depan, menurut bapak apakah
penyebab dari hal tersebut?
2. Bagaimana cara mengatasi kesulitan roll depan pada
siswa putri?
Jawaban:
1. a) Kesulitan yang dialami oleh siswa putri kelas IV
dapat terjadi apabila tidak diperkenalkan sejak dini
materi senam lantai berguling. Mengenalkan gerakan
berguling sejak dini mempunyai manfaat terkait
dengan perkembangan motorik dan juga membangun
kepercayaan diri anak.
b) Adanya perbedaan keterampilan motorik pada siswa PBL
putra dan putri. Ketika melakukan suatu keterampilan PBJL
gerak, siswa putra cenderung lebih berani dibanding Ceramah
dengan siswa putri karena siswa putra lebih banyak Demonstrasi
melakukan kegiatan/ permaina di luar baik di jam Penayangan video
sekolah maupun diluar jam sekolah. Belajar kelompok
2. Siswa putri yang mengalam kesulitan dalam
melakukan praktik guling depan dapat dimotivasi 1. Faktor internal :
dengan melihat contoh dari teman. Sebelum melihat - Minat siswa
contoh dari teman perlu dijelaskan pula tahapan gerak belajar
dalam melakukan guling depan. Masalah yang telah Penjas
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah - Fisik
Analisis eksplorasi penyebab masalah Setelah itu dapat - Psikologis
dipandu secara bertahap dalam melakukan gerakan 2. Faktor eksternal
guling depan. Ketika melakukan guling depan tidak :
diperkenankan memaksa karena akan menimbulkan - Guru
trauma pada anak. sebagai
fasilitator
- Sarana
prasarana
- Suasana
- Lingkungan

3 Bentuk soal/ Hasil Kajian Literatur : Setelah dilakukan


praktik  Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu analisis terhadap
pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan kemampuan bentuk soal/praktik
masih belum berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking pembelajaran masih
berbentuk HOTS Skills/HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat belum berbentuk
dalam materi mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas HOTS dalam materi
pembelajaran dan mendalam tentang materi pelajaran. Higher pembelajaran PJOK:
PJOK order thinking skills (HOTS) atau keterampilan 1. Guru kesulitan
berpikir tingkat tinggi merupakan bagian dari membuat
taksonomi Bloom hasil revisi yang berupa kata kerja soal/model
operasional yang terdiri dari analyze (C4), evaluate pembelajaran
(C5) dan create (C6) yang dapat digunakan dalam berbasis HOTS.
penyusunan soal (Moh. Zainal Fanani, 2018:59) 2. Terbatasnya
 Guru masih beradaptasi dengan kurikulum baru dan modul/soal
komponennya serta kurangnya frekuensi pelatihan berbentuk HOTS.
mengenai soal HOTS, hal ini karena dalam 3. Kurangnya
mengadakan pelatihan hanya satu tahun sekali, pelatihan guru
sehingga pemahaman guru masih kurang (Suci dalam merancang
Ramadhanti, 2020:9) pembelajaran yang
berbasis HOTS
Hasil Wawancara:
1. Siswa kesulitan apabila soal dikembangkan dalam
bentuk HOTS.
2. Masih membuat soal yang modelnya sama seperti
semester yang lalu
3. Kurangnya pelatihan dalam merancang
pembelajaran berbasis HOTS
Sulit menentukan indikator untuk soal berbasis HOTS
3.
Dst
4 Pemanfaatan Hasil Kajian Literatur : Setelah dilakukan
teknologi yang  Pendidikan berbasis TI merupakan suatusistem analisis terhadap
dilakukan siswa pendidikan dimana proses belajar-mengajar pemanfaatan
masih belum berlangsung dengan memanfaatkan teknologi teknologi yang
terarah dan siswa informasi. Dalam sistem ini interaksi antara pengajar dilakukan siswa
cenderung bermain (guru) dan peserta didik tidak harus saling bertatap masih belum terarah
game pada materi muka secara fisik seperti halnya dalam sistem dan siswa cenderung
kebugaran jasmani. pendidikan konvensional, mereka bertemu dalam bermain game pada
ruang teknologi informasi (internet)dengan materi kebugaran
memanfaatkan suatu media yang disebut komputer jasmani dikarenakan:
(Putra, 2009). 1. Guru kurang
 Pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru memanfaatkan
tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan guru pembelajaran
jarang memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. (Sri berbasis ICT
Lestari, 2015:134) tentang e-learning
 Dalam konteks pemeliharaan dan peningkatan yang inovatif
kebugaran jasmani, PJOK memainkan peranan yang bahkan bahan ajar
cukup penting. Hal ini mengingat karakteristik yang lebih inovatif.
pelaksanaan PJOK yang selalu melibatkan aspek 2. Siswa kurang
gerak fisik dalam hampir tiap materinya yang paham dalam
memungkinkan anak untuk selalu aktif bergerak. memanfaatkan
Secara tidak langsung, melalui berbagai aktivitas teknologi dalam
gerak dalam pembelajaran PJOK, tingkat kesehatan pembelajaran.
fisik siswa akan menjadi baik dan dapat meningkat 3. Pemahaman guru
kearah yang semakin optimal. Aspek kesehatan fisik terhadap penerapan
merupakan aspek utama dalam pemenuhan TIK di dalam
kesehatan total. Hal ini karena kesehatan fisik
pembelajaran
merupakan komponen penunjang aspek kesehatan
lainnya yakni aspek kesehatan mental, kesehatan masih terbatas.
sosial dan kesehatan spiritual (Tapo & Bile, 2020).
Hasil Wawancara:
1. Guru kebanyakan masih memberikan tugas melalui
LKS/ Modul siswa.
2. Siswa kurang paham dalam memanfaatkan teknologi
dalam pembelajaran.
3. Pengawasan guru masih kurang terhadap siswa yang
menggunakan. android saat pembelajaran.
4. Guru jarang melakukan pembelajaran di kelas untuk
penyampaian materi terutama kebugaran jasmani
berbasis TIK

5
6
7

Anda mungkin juga menyukai