Anda di halaman 1dari 34

STANDAR OPERASIONAL & PROSEDUR

UNIT PENGELOLA KEGIATAN


(SOP UPK KECAMATAN SAMBALIUNG)
KABUPATEN BERAU
a) PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)
merupakan salah satu upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan di desa
yang dilakukan melalui pembangunan/rehabilitasi sarana prasarana fisik, sosial,
ekonomi serta penyediaan modal usaha bagi masyarakat miskin untuk pendanaan
kegiatan ekonomi. Pendanaan kegiatan PNPM-MP dimanfaatkan oleh masyarakat
di masing-masing kecamatan sehingga kepemilikan hasil PNPM-MP adalah milik
masyarakat dengan asas pengelolaan dari oleh untuk masyarakat (DOUM).

Dalam rangka untuk melestarikan kelembagaan-kelembagaan yang telah dibangun


oleh PNPM-MP dan hasil-hasil PNPM-MP terutama dana bergulir yang dikelola
oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) diperlukan ketentuan yang mengatur tentang
tata laksana pelestarian dan perlindungan hasil PNPM-MP agar tetap dapat
berkelanjutan (sustainable).

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai pelaksana mandat Badan Kerjasama Antar
Kampung ( BKAK ) yang diputuskan melalui Forum MAK agar dalam pengelolaan
dan pertanggungjawaban dana tetap berdasarkan pada aturan dan ketentuan
PNPM-MP, maka diperlukan pedoman atau standard operasional dan prosedur
bagi Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

2. Tujuan

a) Sebagai pedoman dasar dan penetapan standar kerja UPK.


b) Sebagai pedoman dasar pengelolaan UPK terkait dengan pola perguliran.
c) Sebagai pedoman dasar pengelolaan UPK terkait dengan penguatan dan
pengembangan kelompok.
d) Menjadi acuan pengelolaan pinjaman bermasalah untuk memperkuat kinerja
pengelolaan.
e) Menjadi pedoman dasar pengembangan UPK terkait dengan penilaian
kesehatan kelembagaan.
f) Menjelaskan keberadaan kelembagaan pendukung operasional UPK.
g) Untuk melindungi dana yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
h) Unit Pengelola Kegiatan mempunyai pedoman dalam pengelolaan dan
pertangggungjawaban dana bergulir.
i) Pengelolaan dana bergulir tetap berdasarkan tujuan, prinsip dan aturan pokok
perguliran yang sesuai dengan ketentuan PNPM-MP
j) Dana bergulir dikelola sebagai penguatan lembaga dan efektifitas penggunaan
dana
k) Sebagai pedoman Pemerintah Daerah dalam pembinaan, perlindungan,
pelestarian dan pengembangan UPK

1. Dasar Hukum

a. Undang Undang Nomer 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


b. Peraturan Pemerintah nomer 72 tahun 2005 tentang Desa
c. Peraturan Pemerintah nomer 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
d. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/1402/PMD, tanggal 11 Agustus
2006 tentang Kebijakan Pelestarian dan Perlindungan Aset-aset PPK.

1
STANDAR KERJA UPK

I. Uraian tugas UPK


Melaksanakan semua uraian tugas sesuai dengan kepengurusannya.

1.1 Tugas umum Pengurus UPK


a. Membantu sosialisasi program PNPM-MP
b. Melakukan pembinaan administrasi di TPK dan kelompok pemanfaat.
c. Melakukan penagihan pengembalian UEP/SPP sesuai rencana
apabila terjadi tunggakan.
d. Pengendalian organisasi.
e. Sebagai panitia penyelenggaraan kegiatan PNPM-MP tingkat
kecamatan
f. Mempertanggungjawabkan kegiatan dan keuangan dalam forum MAK

1.2 Tugas Khusus

1.2.1. Ketua UPK


a. Memimpin rapat/pertemuan UPK mewakili organisasi dalam
pertemuan dengan aparat terkait.
b. Menyetujui atau menolak pengajuan dana baik dari sekretaris
maupun bendahara.
c. Menandatangani surat-surat laporan, pencairan dari bank,
pembukaan rekening, pencairan ke desa, kuitansi-kuitansi dan
perjanjian dengan pihak lain, specimen rekening dana
kolektif,dana operasional UPK, DOK, dan dana pengembalian.
d. Pemeriksaan RPD dan LPD.

1.2.2 Sekretaris UPK


a. Bertanggungjawab atas segala kearsipan dokumen baik yang
menyangkut masalah keuangan PNPM-MP dan proses
kegiatan PNPM-MP.
b. Menempelkan/memberikan informasi tentang pertanggung
jawaban keuangan, informasi kegiatan kepada masyarakat
melalui papan informasi dan media informasi lainya.
c. Mencatat proses dan hasil keputusan rapat
d. Mengisi dan mencatat agenda harian.
e. Bertindak sebagai humas bila Ketua berhalangan.
f. Mengelola Inventaris.
g. Merencanakan pengadaan administrasi kantor.
h. Membuat surat menyurat.

2
1.2.3 Bendahara UPK
a. Mencatat setiap transaksi keuangan.
b. Membuat laporan keuangan.
c. Memegang dan menyimpan semua rekening bank dana
PNPM-MP.
d. Memegang dan menyimpan uang kas atas persetujuan Ketua.
e. Membuat perencanaan keuangan & anggaran atas persetujuan
Ketua.
f. Mengisi form-form laporan keuangan.
g. Menyetor dan mengambil uang di bank atas persetujuan ketua.
h. Menandatangani kwitansi atas persetujuan ketua.

II. Jam kerja


Senin s/d Jum’at, masuk jam 08.30 s/d 14.30 WITE, dan (Sesuai kebutuhan
masyarakat)
Pelayanan terhadap setoran kelompok Simpan Pinjam (SPP) dimulai jam 09.00
pagi setiap hari kerja sampai dengan jam 14.00 WITE. Lewat jam tersebut tetap
dilayani namun akan dimasukkan kedalam transaksi pencairan kehari berikutnya
(H+1)

III. Rencana kerja


a. UPK Harus mempunyai rencana kerja.
b. Cuti melahirkan maksimal 3 bulan bisa diambil didepan atau dibelakang.
c. Cuti tahunan 12 hari, bagi UPK yang minimal masa kerjanya sudah satu
tahun, termasuk hari raya dan tidak boleh bersamaan.
d. Izin tidak masuk harus membuat surat tertulis ditujukan ke BKAK Tembusan
PjOK, Camat Wilayah Kerja (untuk Program PNPM-MP yang masih aktif
dilaporkan ke FK).

IV. Hak atas Honor UPK


a. Besarnya Honor diatur berdasarkan keputusan MAK sesuai dengan
jabatannya dan menyesuaikan dengan Upah Minimum Regional Daerah.
b. Honor pengurus UPK diambilkan dari BOP UPK (dari Program ; Jasa dan
bantuan lain yang tidak mengikat)
c. Transportasi kunjungan lapangan besarannya berdasarkan Keputusan MAK.
d. Hak atas bonus, diambil dari SHU Tahunan sesuai hasil keputusan MAK
maksimal 5 % atau 2 (dua) kali gaji UPK. (bisa di eksekusi setelah tahun
berjalan)

V. Sistem pembayaran
a. Honor diberikan setiap tanggal 25 s/d 30 tiap bulan setelah selesai
pembukuan laporan bulanan dibuktikan dengan absensi kehadiran.
b. Transportasi diberikan maksimal satu bulan 12 kali kunjungan dibuktikan
dengan kunjungan lapangan/ke kampung.

3
c. Bonus diberikan sekali dalam satu tahun berdasarkan SHU laba tahun
berjalan setelah tutup buku dan setelah MAK tutup buku dilaksanakan.

VI. Perekrutan dan perjanjian kerja


Berdasarkan hasil evaluasi kebutuhan pengurus UPK apabila dipandang perlu
harus diadakan pendaftaran dan seleksi, peserta yang diperbolehkan mendaftar
dari kecamatan setempat dengan bukti memiliki KTP dan bordomisili di kampung
kecamatan setempat, sedang susunan kepanitiaan, pemilihan dan
penetapannya harus disepakati dalam forum MAK.

VII. Pelaporan
Pengurus UPK setiap bulannya wajib membuat laporan rangkap 2 untuk dikirim
ke Fasilitator Kabupaten (Untuk Kecamatan Aktif), BP UPK, BKAK, PJOK dan
arsip UPK. Laporan harus menggambarkan kegiatan selama satu bulan penuh
meliputi laporan keuangan dan kegiatan yang telah dilaksanakan serta rencana
kegiatan bulan berikutnya dan laporan ditutup tiap akhir bulan. UPK juga
mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan informasi kepada
masyarakat sebagai bentuk pengembangan sikap transparansi.
Mengenai jenis pelaporan beserta penjelasannya, diatur dalam Bab Keuangan
UPK.

VIII. Evaluasi Kinerja Pengurus UPK


Evaluasi kinerja UPK dilakukan oleh BP UPK, PJOK dan BKAK serta FK (untuk
kecamatan aktif) dan hasil evaluasi disampaikan ke masyarakat melalui forum
MAK. Adapun hasil evaluasi tersebut sebagai dasar pertimbangan forum untuk
memutuskan laporan pertanggungjawaban UPK diterima, ditolak atau diterima
dengan catatan, dan evaluasi ini dilakukan setiap akhir tahun.

IX. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja UPK


Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan pertimbangan forum, maka UPK bisa
dilakukan pemutusan hubungan kerja.
Jika BP UPK menemukan adanya pelanggaran prosedur maupun kode etik oleh
UPK maka prosedur yang ditempuh, yaitu :
a. Pengurus UPK diberi hak klarifikasi hasil temuan BP UPK kepada pengurus
MAK, BPUPK, PJOK, dan FK.
b. BPUPK akan memberikan rekomendasi terhadap hasil temuan dan
klarifikasi yang diberikan UPK.
c. Rekomendasi dari BPUPK dipakai sebagai bahan pertimbangan forum MAK
untuk mengambil keputusan.
d. Pengurus UPK yang mengundurkan diri atau PHK diwajibkan mengadakan
serah terima pekerjaan ke PJOK.

Katagori Pelanggaran Kode Etik


1. Pengurus UPK menggunakan uang operasional UPK untuk kepentingan
pribadi.

4
2. Pengurus UPK meminjam uang dikelompok dengan mengatas namakan diri
sendiri maupun orang lain.
3. Pengurus UPK meminjam uang di kelompok dan Kampung yang bukan
tempat berdomisili pengurus UPK tersebut.
4. Pengurus UPK meminjam uang di kelompok yang dia bukan anggota
kelompok tersebut.
5. Pengurus UPK menerima uang transport, hadiah, kompensasi pencairan
atau lainya yang berupa uang dari kelompok, TPK dan masyarakat Kampung.

Katagori pelanggaran Prosedur.


1. Pengurus UPK tidak masuk selama 3 hari berturut – turut tanpa seijin BKAK
atau PJOK dan FK.
2. Pengurus UPK tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan tupoksinya.
3. Pengurus UPK mencairkan dana tidak sesuai keputusan MAK.
4. Pengurus UPK dalam menjalankan tugasnya mengabaikan aturan yang ada
baik yang ditetapkan dalam MAK maupun aturan dalam PNPM-MP.

Katagori Kinerja Rendah


Pengurus UPK tidak mampu merealisasikan target yang telah ditetapkan.
Realisasi minimal bagi UPK adalah sekurang – kurangnya 90% dari target yang
telah ditetapkan. Jika realisasi target kurang dari 90%, maka dilakukan evaluasi
terhadap kinerja pengurus UPK untuk mempertimbangkan pergantian pengurus.

l) DASAR-DASAR PENGELOLAAN DAN ATURAN POKOK PERGULIRAN

Upaya pelestarian dan pengembangan dana bergulir yaitu dengan membuat


aturan dan prosedur perguliran. Pembuatan aturan dan prosedur perguliran
tersebut perlu memperhatikan beberapa hal yang menjadi dasar-dasar
pengelolaan dana bergulir, sebagai berikut :

1. Dasar-dasar pengelolaan dana bergulir.

a. Pelestarian kegiatan pinjaman


 Tersedianya dana pinjaman produktif dan bertambah jumlahnya.
 Dana pinjaman dimaksud sebagai modal usaha bagi masyarakat
utamanya miskin yang produktif.
 Pengelolaan keuangan dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk menjamin kesehatan UPK dan pelayanan pinjaman kepada
masyarakat, saldo kas maksimal 3% dan saldo Bank maksimal 10%
dari total dana bergulir. (kecuali kelompok menyetor setelah tutup buku
bulanan)
 Pembagian dana surplus dilakukan setelah mempertimbangkan resiko
pinjaman sebagaimana ketentuan didalam penilaian kesehatan UPK.
 Pembagian dana surplus UPK diutamakan untuk menambah modal
usaha, sekurang-kurangnya 50%.

5
 Selain untuk menambah modal, dana surplus dapat dialokasikan
untuk :
 Dana Sosial Orang miskin minimal 10 %
 Penguatan Kelembagaan MAK (BKAK) maksimal 5 %
 Operasional BP maksimal 5 %
 Peningkatan Kapasitas kelembagaan maksimal 10%
 Bonus pengurus UPK maksimal 5 %, atau dua kali gaji (diambil
yang terkecil)

b. Pelestarian prinsip PNPM


Prinsip-prinsip PNPM selalu menjadi acuan dalam mekanisme
pengelolaan dana bergulir terutama : transparansi, partisipasi, dan
keberpihakan kepada orang miskin serta pada kaum perempuan.
Misalnya : calon pemanfaat yang ada di kelompok peminjam lebih
mengutamakan masyarakat miskin yang tidak mempunyai akses ke
lembaga keuangan lain.

c. Pelestarian Kelembagaan
Pengelolaan dana bergulir harus tetap menggunakan kelembagaan yang
ada di PNPM, seperti : BKAK, UPK, kelompok peminjam (bukan
peminjam secara individu), musyawarah Kampung, tim verifikasi, dsb.

d. Pengembangan Kelompok
Dalam pengelolaan dana bergulir harus memperhatikan pengembangan
kelompok bahkan pengembangan usaha pemanfaat. Misalnya dengan
memberikan kesempatan kepada kelompok untuk menambah
permodalan melalui pembagian keuntungan.

2. Aturan pokok perguliran.


Aturan pokok perguliran minimal harus memuat hal-hal berikut :
a. Dana perguliran UEP dapat digunakan untuk pendanaan kegiatan UEP
dan SPP. Sedangkan dana perguliran SPP hanya digunakan untuk
pendanaan kegiatan SPP.

b. Tidak diperbolehkan memberikan pinjaman secara individu.

c. Kelompok yang didanai meliputi: Anggota Simpan Pinjam dan Kelompok


Usaha Bersama.

d. Setiap usulan harus dilakukan verifikasi terlebih dahulu.

e. Adanya perjanjian pinjaman antara UPK dan Kelompok.

f. Jadwal angsuran perbulan atau disesuaikan dengan siklus usaha


kelompok.

g. Pembebanan jasa pinjaman mempertimbangkan bunga pasar dan juga


pada saat verifikasi

h. Kelompok dapat diberikan Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW)


sebagai stimulan.

6
i. Tidak diperbolehkan melakukan pembagian jasa pinjaman / pendapatan
sebelum dikurangi biaya operasional dan mempertimbangkan resiko
pinjaman.

j. Tidak diperbolehkan adanya anggota kelompok yang mengkoordinir


anggota atau kelompok kecil lainnya seperti kepengurusan Kelompok
Simpan Pinjam (KSP)

k. Memprioritaskan perguliran kepada kampung-kampung yang tidak


mengalami tunggakan dan tidak bermasalah pada segi apapun dalam
program PNPM-MPd.

POLA MEKANISME DAN PROSEDUR PERGULIRAN

1. Pola perguliran

Pelestarian dana bergulir melalui kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP)


dan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) harus tetap memperhatikan pada
aspek pemberdayaan masyarakat dan penguatan kelembagaan yang
berada di kecamatan dan kampung. Dengan demikian maka pemanfaatan
dana tersebut dapat memicu bergeraknya usaha ekonomi produktif
masyarakat, mengembangkan potensi kegiatan kaum perempuan, dan
mendorong peningkatan peran dan kemampuan masyarakat dalam
pengambilan keputusan, melalui mekanisme manajemen pembangunan
yang transaparan dan partisipatif ditingkat kecamatan dan kampung.
Pola perguliran yang dilakukan adalah pola perguliran di tingkat kecamatan
dengan mempertimbangkan efektifitas dan kesesuaian dengan cakupan
wilayah tanpa meninggalkan prinsip-prinsip PNPM. Pengelolaan perguliran
di tingkat kecamatan dilakukan oleh UPK, FK, dan PjOK dengan melibatkan
lembaga-lembaga, seperti : BKAK, BP-UPK, Tim Verifikasi, dan anggota
Kelompok Pemanfaat.

2. Aturan perguliran

a. Waktu Perguliran
Perguliran dapat dilakukan setiap bulan berdasarkan keputusan
musyawarah khusus perguliran yang diselenggarakan oleh BKAK
berdasarkan keputusan Forum Musyawarah Antar Kampung.

b. Kampung Penerima Perguliran


Setiap Kampung di kecamatan Sambaliung berhak mengikuti perguliran.

c. Jenis dan Fungsi Kelompok


1. Jenis kelompok pemanfaat
 Kelompok usaha bersama, adalah kelompok yang mempunyai
kegiatan usaha sejenis yang dikelola secara bersama oleh
anggota kelompok.

7
 Kelompok Aneka Usaha : adalah kelompok yang anggotanya
mempunyai usaha bermacam-macam atau yang dikelola secara
individual oleh masing-masing anggota

2. Fungsi kelompok pemanfaat


 Kelompok sebagai Penerima dan penyetor pinjaman

d. Kelompok Pemanfaat Dana Bergulir


 Kelompok UEP/SPP yang berhak mengajukan usulan adalah
kelompok yang sebelumnya telah menerima pinjaman dan kelompok
yang belum pernah menerima pinjaman dari UPK.
 Jenis kelompok UEP/SPP yang berhak mengajukan usulan adalah
kelompok simpan pinjam dan kelompok usaha bersama.
 Kelompok yang sebelumnya pernah mendapatkan dana pinjaman
dari UPK berhak mengikuti perguliran jika tingkat pengembalian
pinjaman sebelumnya diatas 80 %.

e. Usulan Permohonan Pinjaman Kelompok


Berkas Usulan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) meliputi :

a. Surat permohonan pinjaman / kredit


b. Surat Keterangan Domisili dari Lurah/Kepala Kampung.
c. Rencana kegiatan kelompok.
d. Foto copy KTP Peminjam
e. Foto Copy KTP Suami/ Ahli Waris
f. Foto Copy Kartu Keluarga
g. Surat pernyataan tidak mempunyai pinjaman pada Bank atau
Lembaga Keuangan lainnya.
h. Rekapitulasi calon pemanfaat.
i. Surat pernyataan kesediaan tanggung renteng
j. Fhoto tempat usaha bagi anggota peminjam yang sudah
mempunyai usaha.

Berkas usulan Kelompok Usaha Ekonomi Produktif jenis kelompok usaha


bersama meliputi :

a. Surat permohonan pinjaman / kredit


b. Surat Keterangan Domisili dari Lurah/Kepala Kampung.
c. Rencana kegiatan kelompok.
d. Foto copy KTP Peminjam
e. Foto Copy KTP Suami/ Ahli Waris
f. Foto Copy Kartu Keluarga
g. Surat pernyataan tidak mempunyai pinjaman pada Bank atau
Lembaga Keuangan lainnya.
h. Rekapitulasi calon pemanfaat.
i. Surat pernyataan kesediaan tanggung renteng
j. Fhoto tempat usaha bagi anggota peminjam yang sudah
mempunyai usaha.

8
f. Verifikasi Usulan Permohonan Pinjaman Kelompok ;
 Semua usulan permohonan pinjaman dari kelompok calon
pemanfaat diserahkan ke UPK untuk diadministrasikan kemudian
BKAK menugaskan Tim Verifikasi untuk melaksanakan Verifikasi
Usulan.
 Setiap usulan permohonan pinjaman dari kelompok calon pemanfaat
harus dilakukan Verifikasi oleh Tim Verifikasi.
 Pelaksanaan Verifikasi Usulan dilaksanakan di Kampung/Kelurahan
sesuai dengan domisili calon pemanfaat.
 Kegiatan Verfikasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
 Verifikasi dilakukan melalui dua tahapan yaitu pemeriksaan berkas
usulan permohonan pinjaman yang masuk dalam daftar usulan dan
hasil survey lapangan.
 Aspek penilaian Verifikasi untuk Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
meliputi :

1. Pengalaman kegiatan simpan pinjam.


2. Organisasi.
3. Kondisi kegiatan simpan pinjam saat ini.
4. Penilaian rencana kegiatan.
5. Tidak ada tunggakan pinjaman dari pihak manapun
6. Kelompok pemanfaat yang akan mengajukan permohonan
pinjaman harus diketahui oleh Lurah/Kepala Kampung.
7. Anggota peminjam harus menyertakan bukti surat domisili yang
diketahui oleh ketua RT dan Lurah/Kepala Kampung setempat.
 Aspek penilaian Verifikasi untuk kelompok usaha ekonomi produktif
jenis kelompok usaha bersama meliputi :

A. Verifikasi kelompok UEP


1. Aktifitas kegiatan kelompok.
2. Kelayakan kelompok.
B. Verifikasi Kegiatan UEP.
1. Keberpihakan kepada orang miskin / pemanfaat.
2. Kualitatif kapasitas usaha.
3. Kerja sama calon pemanfaat.

 Tim Verifikasi memberikan rekomendasi kelayakan (layak atau tidak


layak) setiap usulan permohonan pinjaman.
 Rekomendasi layak diberikan kepada kelompok yang hasil penilaian
pada lembar verifikasi nilai totalnya ≥ 65.
 Rekomendasi tidak layak diberikan kepada kelompok yang hasil
penilaian pada lembar verifikasi nilai totalnya < 65.
 Usulan yang tidak layak dapat memperbaiki usulannya untuk
mengajukan usulan pada periode perguliran berikutnya.

g. Jumlah Pinjaman Kelompok


 Jumlah pinjaman kelompok usaha ekonomi produktif berdasarkan
kelayakan usaha dan kemampuan mengembalikan pinjaman serta
mempertimbangkan reputasi kelompok dalam meminjam.

9
 Jumlah pinjaman Anggota simpan pinjam perempuan (SPP)
maksimal Rp. 7.000.000,- (tujuh Juta Rupiah) per orang dengan
mempertimbangkan kelayakan usaha dan atau kemampuan
mengembalikan serta reputasi angota kelompok dalam meminjam.
 Jumlah pinjaman bagi anggota pemula maksimal Rp. 3.000.000,-
(Tiga juta Rupiah) per orang.

h. Penetapan Pendanaan Usulan Permohonan Pinjaman Kelompok


 Penetapan pendanaan atas “usulan permohonan pinjaman kelompok”
dilakukan pada saat musyawarah khusus perguliran.
 Usulan kelompok yang mendapat rekomendasi layak saja yang dapat
dipertimbangkan untuk mendapatkan penetapan pendanaan.
 Penetapan usulan yang didanai dilakukan oleh BKAK bersama wakil
masyarakat terpilih pada musyawarah khusus. (MAK Perguliran)
selanjutnya dituangkan dalam Surat Penetapan Oleh Camat
Sambaliung (SPC)
 Musyawarah khusus perguliran dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan.

i. Pengembalian Pinjaman
 Tata cara pengembalian pinjaman dilakukan dengan mengumpulkan
angsuran semua anggota kepada bendahara kelompok atau anggota
lainnya dan disetorkan secara langsung kepada Bendahara atau
Pengurus UPK lainnya di Kantor UPK PNPM-MPd Kecamatan
Sambaliung.
 Jangka waktu pinjaman Minimal 3 bulan dan maksimal 18 bulan.
 Angsuran pengembalian pinjaman dilakukan secara periodic yaitu
bulanan, triwulan, berdasarkan jenis dan siklus usaha / kegiatan
kelompok.
 Apabila anggota pemanfaat mengalami tunggakan sampai pada
kolektibilitas 2 sampai dengan 3, maka anggota tersebut harus
mempunyai jaminan yang diatur antara ketua dan anggota kelompok
serta diketahui oleh UPK.

j. Jasa Pinjaman
 Semua pinjaman dari dana bergulir harus dikembalikan disertai
dengan jasa pinjaman.
 Besarnya jasa pinjaman yang dibebankan kepada kelompok
pemanfaat dibedakan berdasarkan jumlah dan cara pengembalian
pinjaman / resiko pinjaman.
 Cara pengembalian pinjaman per-“bulan”, jasa pinjaman yang
dibebankan adalah 15% per tahun flat.
 Cara pengembalian pinjaman per tiga bulanan, jasa pinjaman yang
dibebankan adalah 15% per tahun flat.

k. Pencairan dana perguliran


 Kelompok yang usulannya telah mendapat penetapan pendanaan
saja yang berhak menerima pencairan dana perguliran secara
langsung tanpa adanya perantara.

10
 Pencairan dana Perguliran dilakukan di tempat yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak yaitu UPK dan Kelompok SPP dan disaksikan
oleh Lurah/Kepala Kampung atau Perangkat Kampung lainnya.
 Perjanjian pinjaman antara UPK dan kelompok harus ditanda tangani
terlebih dahulu sebelum UPK mencairkan dana perguliran kepada
kelompok yang telah mendapat penetapan pendanaan.
 Untuk kelompok yang usulannya telah mendapat penetapan
pendanaan, dimana sebelumnya pernah mendapatkan dana
pinjaman dari UPK maka pencairan boleh dilakukan hanya jika tingkat
pengembalian pinjamannya 100% (lunas).
 Jika dana perguliran yang tersedia lebih kecil dari pada jumlah nilai
usulan yang mendapat penetapan pendanaan maka berlaku daftar
tunggu sesuai dengan rangkingnya.

l. IPTW
o IPTW (Insentif Pengembalian Tepat Waktu) adalah imbalan atas
perstasi pengembalian kelompok. Kelompok pemanfaat diberikan
IPTW dengan syarat-syarat :
o Pengembalian pinjaman (periodic) pokok dan jasa selalu tepat waktu.
o Pelunasan pinjaman pokok dan jasa pinjaman tepat sesuai jangka
waktunya atau sebelumya.
o Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW) diberikan kepada kelompok
jika kelompok telah melunasi pinjaman pokok dan jasa serta
terpenuhinya syarat-syarat sesuai poin diatas.
o Besarnya IPTW yang diberikan berdasarkan keputusan MAK dan
besarnya maksimal 5% dari nilai total jasa pinjaman.

m. Sanksi
 Jika angsuran pengembalian pinjaman kelompok tidak sesuai dengan
jadwal pengembalian maka diberlakukan denda.
 Besarnya denda yang dibebankan kepada kelompok yang menunggak
adalah Rp. 2000/hari terhitung dari tanggal jatuh tempo angsuran.
 Denda efektif diperlakukan tiga hari setelah jatuh tempo
 Jika lamanya waktu menunggak sudah memenuhi kriteria pinjaman
bermasalah maka UPK beserta pelaku lainnya dikecamatan berhak
menarik seluruh saldo pinjaman, atau peminjam menyerahkan aset
dan harta benda sesuai dengan nominal saldo pinjaman.
 Pinjaman yang telah jatuh tempo akan diberlakukan penanganan
secara khusus oleh tim penyehatan pinjaman bermasalah.
 Nilai tunggakan diatas sepuluh juta dan kolektibilitas diatas lima maka
akan dibahas khusu pada forum Musyawarah Kampung/Kelurahan
Khusus.

n. Hadiah / Undian
 Jika salah satu Rekening UPK mendapatkan hadiah/undian berupa
uang maka secara langsung menjadi penambahan modal pada dana
Operasional.

11
 Jika hadiah/undian berupa barang, maka akan dimasukkan ke dalam
daftar inventarisasi atau dapat juga diuangkan dan dimasukkan
sebagai penambahan modal pada dana Operasional UPK.

3. Mekanisme dan Prosedur Perguliran


a. Persiapan Perguliran
 UPK menyiapkan laporan keuangan bulan terakhir dan status dana
yang siap digulirkan oleh UPK.
 Ketua UPK menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
kelurahan/Kampung dan kelompok yang berhak berpartisipasi dalam
perguliran.
 Surat pemberitahuan tersebut harus diketahui oleh PjOK dengan
tembusan ketua Forum MAK/BKAK dan Camat.

 Surat pemberitahuan tersebut memuat tentang :

1. Status pengembalian pokok pinjaman dan jasa pinjaman


kelompok masing-masing kampung.
2. Daftar kampung / kelompok yang berhak berpartisipasi dalam
perguliran.
3. Himbauan kepada kampung-kampung untuk melakukan
penggalian gagasan / persiapan penyusunan usulan usaha.
4. Rencana jadwal pelaksanaan musyawarah khusus bulanan
BKAK.
 Ketua UPK mengajukan permohonan kepada ketua BKAK agar
diselenggarakan musyawarah khusus perguliran, tembusan kepada
PjOK.
 Ketua BKAK mengundang semua pihak yang terkait untuk
menghadiri musyawarah khusus perguliran.
 Pemberitahuan rencana perguliran diumumkan secara terbuka dan
ditempelkan di papan informasi.

b. Usulan Permohonan Pinjaman


 Semua usulan permohonan pinjaman dari kelompok calon pemanfaat
diserahkan ke UPK.
 UPK mengarsip usulan dan membuat daftar usulan berdasarkan jenis
kelompok.
 Setiap usulan permohonan pinjaman dari kelompok calon pemanfaat
harus dilakukan verifikasi oleh Tim Verifikasi.
 Kegiatan verfikasi dilakukan sesuai dengan jenis kelompok.
 Verifikasi dilakukan melalui pemeriksaan berkas usulan permohonan
pinjaman yang masuk dalam daftar usulan dan hasil survey
lapangan.
 Tim Verifikasi memberikan rekomendasi kelayakan (layak atau tidak
layak) setiap usulan permohonan pinjaman.
 Rekomendasi Tim Verifikasi harus ditanda-tangani oleh semua
anggota Tim Verifikasi.

12
c. Pembahasan dan Penetapan Usulan Permohonan Pinjaman
 Agar proses perguliran dana UEP dan SPP dapat dilakukan dengan
tertib dan lancar maka pelaksanaannya dilakukan melalui
musyawarah khusus perguliran diselenggarakan oleh BKAK
berdasarkan keputusan Forum Musyawarah Antar Kampung.
 Pelaksanaan musyawarah khusus perguliran dipimpin oleh ketua
BKAK.
 Musyawarah khusus perguliran harus dihadiri oleh BKAK, UPK, TV,
BP-UPK, wakil masyarakat yang dipilih melalui Forum MAK, dan
wakil kelompok pengusul.
 Usulan kelompok yang mendapat rekomendasi layak saja yang dapat
dilakukan pembahasan untuk mendapatkan penetapan pendanaan.
 Penetapan usulan yang didanai dilakukan oleh BKAK dan wakil
masyarakat pada musyawarah khusus perguliran.
 Hasil musyawarah khusus perguliran dituangkan dalam berita acara
yang ditanda tangani oleh ketua BKAK dan wakil masyarakat serta
diketahui dan ditanda tangani oleh Camat.

d. Pencairan
 Kelompok yang usulannya telah mendapat penetapan pendanaan
saja yang berhak menerima pencairan dana perguliran.
 Pencairan pinjaman langsung dari UPK ke Kelompok dan langsung
diterima oleh pemanfaat tanpa adanya perwakilan.
 Perjanjian pinjaman antara UPK dan kelompok harus ditanda tangani
terlebih dahulu sebelum UPK mencairkan dana perguliran kepada
kelompok yang telah mendapat penetapan pendanaan.
 Untuk kelompok yang yang usulannya telah mendapat penetapan
pendanaan, dimana sebelumnya pernah mendapatkan dana
pinjaman dari UPK maka pencairan boleh dilakukan hanya jika
tingkat pengembalian pinjamannya 100% (lunas).
 Jika dana perguliran yang tersedia lebih kecil dari pada jumlah nilai
usulan yang mendapat penetapan pendanaan maka berlaku daftar
tunggu sesuai dengan rangkingnya.
 Ketika saldo dana UPK mencukupi untuk dilakukan pencairan kepada
kelompok daftar tunggu, UPK secara langsung dapat melakukan
pencairan.

e. Pengembalian Pinjaman
 Pengembalian pinjaman dilakukan secara langsung dari Kelompok
(perwakilan dari anggota peminjam) ke UPK sesuai jadwal dan
jumlah angsuran yang telah ditetapkan / disepakati.

13
4. Bagan Alur dan Mekanisme Perguliran

ALUR MEKANISME DAN PROSEDUR PERGULIRAN

FORUM MAK

PERSIAPAN USULAN PENETAPAN PENCAIRAN


PENDANAAN

UPK UPK TV Musyawarah khusus UPK


K perguliran
BKAK
Informasi UPK TV BP WM
rencana Rekom Pencair
perguliran endasi an dana
Pembahasan
dan
USULAN penetapan Kelompok
Kmpg/Kelompok pendanaan
KELOMPOK pemanfaat
- penggalian
gagasan dan
rencana usulan

Pengembalian pinjaman dana bergulir

Ctt UPK = Unit Pengelola Kegiatan


TV = Tim Verifikasi
BKAK = Badan Kerja Sama Antar Kampung
BP = Badan Pengawas
WM = Wakil Masyarakat

DOKUMENTASI DAN ADMINISTRASI PINJAMAN

1. Dokumentasi pinjaman
Dokumentasi pinjaman adalah seluruh dokumen yang diperlukan dalam
rangka pemberian pinjaman yang merupakan bukti perjanjian / ikatan hukum
antara UPK dengan kelompok pemanfaat dan bukti kepemilikan dokumen-

14
dokumen lainnya yang merupakan perbuatan hukum atau mempunyai akibat
hukum.

Dokumen pinjaman mencakup :

1. Berkas usulan Kelompok ( Kelompok Usaha Ekonomi Produktif jenis


kelompok usaha bersama, dan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan).
2. Perjanjian pinjaman antara UPK dan Kelompok pemanfaat.
3. Dokumen proses verifikasi dan rekomendasi Tim Verifikasi.
4. Dokumen proses penetapan pendanaan.
5. Dokumen pencairan pinjaman.
6. Kartu pinjaman kelompok pemanfaat.
7. Dokumen / catatan yang diperoleh dalam kegiatan pembinaan selama
berjalannya pinjaman sampai pelunasan.

2. Administrasi pinjaman
Administrasi pinjaman adalah pengelolaan atas dokumen-dokumen yang
diperoleh selama pinjaman tersebut berlangsung.
Pengelolaan tersebut mencakup :

1. pencatatan / registrasi
2. Penyimpanan berkas.
3. Pengamanan berkas pinjaman.
4. Review setiap periode tertentu.
5. Monitoring.
6. Pengurangan (retensi) berkas.

PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PINJAMAN KELOMPOK

1. Pengawasan pinjaman Kelompok.

Pengawasan pinjaman kelompok adalah pengawasan yang dilakukan oleh UPK


terhadap pelaksanaan pemberian pinjaman mulai dari permohonan sampai
penyelesaian pinjaman.

Prosedur pengawasan :
1. Pengawasan terhadap proses usulan permohonan pinjaman kelompok, yaitu
UPK memastikan kelengkapan dokumen usulan/ proposal yang terdiri dari ;

a.Surat Permohonan Kredit


b.Daftar Anggota Kelompok
c.Rencana Kerja Kelompok (khusus kegiatan SPP)
d.Rencana Kegiatan UEP (Khusus kegiatan UEP)
e.Rekapitulasi Peminjam UEP (khusus kegiatan UEP)
f.Surat Pernyataan Tanggung Renteng
g.Rencana Pengembalian Angsuran/ kredit
h.Daftar Calon Peminjam
i.Foto Copy KTP/Tanda Pengenal lainnya.
j.Foto Copy KTP Suami/Ahli Waris dan tanda pengenal lainnya.
k.Surat keterangan domisili setempat.
l.Surat pernyataan kesanggupan pengembalian pinjaman.

15
2. Pengawasan terhadap proses verifikasi usulan, UPK memastikan bahwa Tim
verifikasi telah melakukan penilaian terhadap usulan kelompok dengan benar.
3. Pengawasan terhadap proses penetapan pendanaan, UPK memastikan
bahwa penetapan usulan telah mengacu kepada hasil verifikasi.
4. Pengawasan terhadap perjanjian pinjaman antara UPK dan Kelompok
pemanfaat, UPK memastikan kelengkapan isi dan keabsahan Surat Perjanjian
Kredit
5. Pengawasan terhadap proses pencairan dana dari UPK ke kelompok, dan
dari kelompok ke peminjam,
6. Pengawasan terhadap pengadministrasian pinjaman di kelompok
7. Pengawasan terhadap perkembangan usaha pemanfaat dalam kelompok
8. Pengawasan terhadap pinjaman yang cenderung non lancar (berpotensi
bermasalah)
9. Pengawasan terhadap tahapan proses pelunasan pinjaman.

2. Pembinaan pinjaman.
Pembinaan pinjaman adalah upaya pembinaan yang berkelanjutan (mulai dari
pencairan pinjaman kepada kelompok pemanfaat sampai dengan pinjaman
dibayar lunas termasuk pemecahan masalahnya).
Tujuan dilakukan pembinaan pinjaman adalah :

1. Menjaga agar pelaksanaan pencairan pinjaman sesuai dengan persyaratan


yang ditetapkan.
2. Memastikan penggunaan pinjaman sesuai dengan rencana penggunaannya
3. Memastikan arus keuangan kelompok benar-benar digunakan untuk
membayar kembali pinjamannya.
4. Mengetahui perkembangan kegiatan / usaha kelompok dan membantu
memecahkan permasalahannya.

Pelaksanaan pembinaan :

Pembinaan dapat dilakukan melalui pembinaan secara administrative (off site)


dan pembinaan secara langsung di lapangan (on site).

Pembinaan administrative (off site) :

1. Memelihara berkas pinjaman kelompok pemanfaat sejak usulan permohonan


pinjaman sampi dengan pencairan pinjaman serta informasi-informasi
pendukung lainnya yang diterima oleh UPK.
2. Memelihara laporan kunjungan kelompok pemanfaat dan melakukan analisa
terhadap perkembangan kegiatan kelompok pemanfaat sesuai dengan hasil
kunjungan, jika terdapat hal-hal yang perlu ditindaklanjuti maka segera
menyusun rencana tindak lanjut.
3. Melakukan pemantauan terhadap perkembangan pinjaman kelompok
pemanfaat melalui laporan perkembangan pinjaman dan laporan kolektibilitas
UEP/SPP.
4. Melakukan review terhadap pinjaman kelompok yang sedang berjalan secara
berkala. Review pinjaman kelompok dapat meliputi :

a. Review dokumen pinjaman.


b. Review kondisi kegiatan / usaha dan keuangan kelompok.

16
c. Review kelembagaan kelompok, misalnya aturan-aturan pinjaman dan
pengembalian anggota, dll.

Pembinaan secara langsung (on site) :

1. Melakukan evaluasi terhadap penggunaan pinjaman apakah pinjaman yang


diberikan UPK dipergunakan sesuai dengan rencana dan tujuan semula.
Jika terjadi penyimpangan UPK harus segera melakukan teguran dan mencari
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko pinjaman.
2. Memantau perputaran keuangan kelompok.
3. Memantau perkembangan kegiatan / usaha kelompok pemanfaat.
4. Memantau aktifitas kepengurusan kelompok, apakah pengurus berfungsi
secara aktif, kegiatan-kegiatan kelompok berjalan dengan baik dan rutin,
apakah terjadi pergantian pengurus kelompok.
5. Memantau dan membina kelengkapan dan ketertiban administrasi kelompok
terutama administrasi keuangan.
6. Terhadap kelompok pemanfaat yang menunjukkan tanda-tanda bermasalah,
maka frekuensi kunjungan lapangan dan pembinaan harus ditingkatkan.
7. Pembinaan secara langsung (on site) harus dibuat laporan tertulis sebagai
bentuk pertanggungjawaban dan bahan evaluasi.

VI. KEUANGAN UPK

1. Perencanaan keuangan UPK


Perencanaan keuangan adalah seluruh perhitungan / kalkulasi rencana
keuangan yang mencakup : sumber pendapatan, jenis-jenis biaya, penerimaan,
pengeluaran, asumsi-asumsi dan indikator-indikator keuangan yang mengikuti
proses perencanaan.

Tujuan perencanaan keuangan :

a. Adanya rencana kerja yang terukur.


b. Sebagai alat koordinasi bagi UPK dalam rangka mencapai rencana yang
telah ditetapkan.
c. Sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan rencana kerja, sekaligus
dipakai alat evaluasi dan penetapan tindak lanjut.
d. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian jalannya kegiatan UPK.

Jenis-jenis perencanaan keuangan UPK terdiri dari Rencana anggaran dan


proyeksi arus kas UPK.

a. Rencana anggaran UPK

17
Rencana anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
yang meliputi seluruh kegiatan UPK yang dinyatakan dalam satuan moneter
untuk periode tertentu di masa mendatang.
Rencana anggaran UPK meliputi ;

 Rencana Pendapatan
 Rencana Biaya

Komponen dalam penyusunan anggaran pendapatan dan biaya.


1. Pendapatan, terdiri dari :

- Pendapatan jasa pinjaman baik dari UEP maupun SPP. Untuk


perhitungan rencana pendapatan mengacu pada target pengembalian
pinjaman lancar diestimasikan 100 % sementara dengan collectibilitas 3
dengan estimasi 10 % disesuaikan dengan kemampuan UPK dalam
menangani tunggakan.
- Pendapatan bunga bank, dengan perhitungan estimasi dari saldo rata-
rata dana yang ada di rekening dengan asumsi bahwa cash on hand
relative kecil.
- Pendapatan operasional lainnya, dengan perhitungan estimasi
penerimaan diluar operasional jasa dan bunga bank misalkan denda
keterlambatan pembayaran pinjaman.
- Pendapatan non operasional, dengan dasar perhitungan atau estimasi
pada transaksi penjualan inventaris yang telah habis buku atau
penerimaan dari pembulatan pembayaran angsuran pinjaman atau
transaksi diluar operasional UPK.

2. Biaya terdiri dari :

- Biaya operasional UPK, adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan


untuk mendanai kegiatan operasional UPK, dengan perhitungan seperti
biaya honor, administrasi dan kantor, transport, listrik dan telephon,
sewa kantor dan penyusutan inventaris serta biaya yang berkaitan
dengan operasional UPK.
- Biaya non operasional UPK adalah estimasi pengeluaran atau biaya
yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan pendukung operasional
UPK, seperti biaya forum MAK, biaya Badan pengawas UPK, pajak dan
administrasi bank serta sumbangan sosial, serta biaya pembulatan
transaksi yang ada.
- Biaya penghapusan piutang, adalah biaya yang dibebankan akibat
adanya penghpusan piutang yang sudah tidak dapat tertagih yang
aturannya sesuai aturan dalam PNPM.

Catatan : dalam program belum diijinkan untuk melakukan transaksi


penghapus bukuan, sebagai pembelajaran bagi masyarakat untuk
sebuah tanggung jawab.

b. Proyeksi arus kas UPK

18
Proyeksi arus kas adalah suatu proyeksi aliran kas yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh sumber-sumber penerimaan kas dan seluruh
pos-pos pengeluaran kas UPK dalam satuan moneter untuk periode tertentu
di masa mendatang.
Komponen dalam penyusunan arus kas

1. Penerimaan, terdiri dari :


- Penerimaan transfer dari KPPN ( selama ada program ) atau
penerimaan dari pihak ketiga ( pinjaman pihak luar )
- Pengembalian angsuran ( pokok dan bunga ) baik UEP dan SPP.
Untuk perhitungan pengembalian pinjaman dari kelompok dapat
membuat estimasi dengan menggunakan beberapa asumsi, misalnya
harapan pengembalian yang akan diterima berasal dari target
pengembalian pinjaman dengan kategori lancar, sementara yang
kategori collektibilitas diatas 3 sebesar 10 % sesuai dengan rencana
penyelesaian masalah/tunggakan pinjaman.
- Pendapatan bunga bank, untuk memperkirakan besarnya bunga bank
dapat diestimasi menggunakan rata-rata saldo bank pada data tahun
lalu dengan asumsi bahwa cash on hand sangat kecil / sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
- Penerimaan lainnya, adalah penerimaan kas atau bank yang berasal
dari sumber lain baik merupakan pendapatan atau bukan.

2. Pengeluaran, terdiri dari :


- Pencairan dana kegiatan program, adalah alokasi dana yang
dianggarkan untuk mendanai kegiatan sarana / prasarana maupun SPP
/ UEP termasuk dana operasional TPK. Rencana dan jumlah dana yang
akan dikeluarkan sesuai dengan rencana /jadwal pelaksanaan kegiatan
di Kampung.
- Pengeluaran biaya operasional UPK, adalah biaya yang
pengeluarannya ditujukan untuk membiayai kegiatan operasional UPK
seperti honor, administrasi, transportasi, sewa kantor, biaya
penyusutan, serta biaya operasional lainnya. Pengeluaran ini
disesuaikan dengan rencana anggaran yang telah disusun dalamn
periode yang sama.
- Pengeluaran biaya non operasional UPK, adalah pengeluaran untuk
mendanai biaya-biaya yang tidak berkaitan dengan operasional UPK,
misalnya pajak dan administrasi bank, biaya forum MAK, badan
pengawas UPK, sumbangan dan lainnya.
- Pengeluaran untuk investasi atau pembelian inventaris, adalah
pengeluaran yang berkaitan dengan rencana pengadaan barang /
inventaris atau investasi lainnya.
- Pencairan dana untuk mendanai perguliran baik SPP maupun UEP.

2. Administrasi dan laporan keuangan UPK

a. Dana-dana PNPM
Yang dimaksud dengan dana adalah semua jenis uang tunai, saldo rekening,
saldo tabungan, deposito, yang dapat segera dijadikan sebagai sumber
pembiayaan kegiatan PNPM. Dengan demikian dana mencakup uang tunai
dan saldo bank.

19
b. Administrasi keuangan UPK.
Pada dasarnya administrasi keuangan mencakup : pemasukan, pengeluaran,
dan saldo. Administrasi keuangan diperlukan sebagai bahan informasi
pembuatan pelaporan kondisi keuangan secara utuh. Dengan demikian
administrasi harus harus secara rinci dan detail baik untuk kas maupun bank.
Pemisahan administrasi berdasarkan penggolongan dana
Pemisahan administrasi berdasarkan penggolongan dana UPK adalah
sebagai berikut :

1. Dana DOK
2. Dana BLM/BPPK/KOLEKTIF
3. Dana operasional UPK.
4. Dana pengembalian pinjaman UEP
5. Dana pengembalian pinjaman SPP

Pemisahan administrasi ini bertujuan untuk fungsi :


1. Pembelajaran dalam peberdayaan.
2. Kemudahan supervisi dan monitoring penggunaan dana.
3. Kemudahan pengendalian pengelolaan keuangan UPK.

Pemisahan administrasi mencakup administrasi kas dan administrasi bank,


sehingga dibutuhkan :
1. Buku kas harian (untuk administrasi uang kas).
2. Buku bank harian (untuk administrasi uang di bank)

Dengan demikian maka pola administrasi keuangan UPK meliputi :


1. Rekening Bank : DOK, BPPK, Operasional UPK, Pengembalian UEP,
Pengembalian SPP.
2. Buku Bantu bank / buku bank harian : DOK, BPPK, Operasional UPK,
Pengembalian UEP, Pengembalian SPP.
3. Buku kas harian : DOK, BPPK, Operasional UPK, Pengembalian UEP,
Pengembalian SPP.

c. Laporan keuangan UPK

Jenis pelaporan
Pelaporan keuangan UPK mencakup hasil kegiatan dan kondisi keuangan
terakhir yang meliputi :

6. Realisasi pencairan BLM ke Kampung (jika UPK mengelola BLM)


Laporan ini melaporkan perkembangan daya serap desa atas BLM secara
periodik yang terdiri dari perkembangan daya serap pada setiap kegiatan
masing-masing Kampung.

7. Neraca keuangan UPK.


Neraca keuangan UPK adalah laporan posisi keuangan UPK pada saat
tertentu yang memuat nilai kekayaan dan penggunaan dana berdasarkan
alokasi masing-masing kegiatan secara utuh, sumber dana dari KPPN,
laba dan hutang.

20
Untuk kebutuhan analisa keuangan, UPK yang mengelola dana bergulir
dapat melakukan pemisahan neraca denga membuat neraca khusus
pengelolaan dana bergulir.

8. Laporan operasional
Laporan operasional pada dasarnya merupakan laporan yang
menjelaskan jumlah pendapatan yang diterima dari berbagai sumber dan
biaya yang dikeluarkan untuk berbagai pos dalam periode tertentu.

9. Laporan perkembangan pinjaman


Laporan perkembangan pinjaman adalah laporan yang menjelaskan
perkembangan pinjaman dalam suatu kecamatan yang menyangkut :
realisasi pencairan pinjaman, target pengembalian, realisasi
pengembalian, saldo pinjaman, tingkat pengembalian dan jumlah
tunggakan.

10. Laporan kolektibilitas


Laporan kelektibilitas adalah laporan yang menjelaskan kualitas pinjaman
yang didasarkan pada lamanya tunggakan dan juga memberikan informasi
tingkat resiko pinjaman.
1) Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan kolektibilitasnya,
penetapan tingkat kolektibilitas aktiva produktif didasarkan :
(a) untuk pinjaman yang diberikan didasarkan pada ketepatan
pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjam
yang ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan
(b) untuk aktiva produktif lainnya didasarkan pada tingkat kemungkinan
diterimanya kembali dana yang ditanam dalam aktiva produktif
tersebut serta tingkat penghasilannya.

2) Penanaman dana dalam aktiva produktif harus dinilai dengan seksama


sehingga dalam penentuan kolektibilitasnya disamping menggunakan
unsur kuantitatif juga dilakukan penilaian atau judgement, Untuk
memungkinkan lembaga melakukan judgemen atas kolektibilitasn
aktiva produktifnya dan guna memperoleh keseragaman pelaporan
dikemukakan pedoman penggolongan kolektibilitas.

3) berdasarkan penilaian yang dilakukan sesuai dengan angka 1, 2 dan 3,


maka kolektibilitas aktiva produktif digolongkan sebagai lancar, kurang
lancar, diragukan dan macet.

4) penggolongan kolektibilitas, atas dasar penggolongannya maka kriteria


kolektibilitas pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut :
(a) Lancar
Pinjaman digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria
(i) pinjaman dengan angsuran tidak terdapat tunggakan angsuran
pokok, bunga
(ii) terdapat tunggalan angsuran pokok tetapi belum melampaui 1
bulan bagi pinjaman yang ditetapkan masa angsurannya kurang
dari satu bulan atau belum melampaui 3 bulan bagi pinjaman
yang ditetapkan masa angsurannya bulanan

21
(iii) terdapat tunggakan bunga tetapi belum melampaui 1 bulan bagi
pinjaman yang ditetapkan masa angsurannya kurang dari satu
bulan atau belum melampaui 3 bulan bagi pinjaman yang
ditetapkan masa angsurannya bulanan
(b) Kurang lancar
(i) Pinjaman kurang lancar apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
(ii) Pinjaman dengan angsuran terdapat tunggakan angsuran pokok
yang melampaui 1 bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi
pinjaman dengan masa angsuran kurang dari 1 bulan atau
melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi pinjaman
yang masa angsurannya ditetapkan bulanan, 2 bulanan atau 3
bulanan
(iii) terdapat tunggakan bunga yang melampaui 1 bulan dan belum
melampaui 2 bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran
kurang dari 1 bulan atau melampaui 3 bulan dan belum
melampaui 6 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya
ditetapkan bulanan, 2 bulanan atau 3 bulanan
(c) Diragukan
Pinjaman digolongkan diragukan apabila pinjaman tersebut tidak
memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar tetapi berdasarkan
penilaian dapat disimpulkan bahwa pinjaman masih dapat
diselamatkan.
(d) Macet
(i) Pinjaman digolongkan macet apabila
(ii) tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan
seperti tersebut diatas
(iii) memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 12 bulan
sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha
penyelamatan
(iv) pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada
team penyelesaian atau pengadilan negeri

11. Laporan kesehatan UPK / MAK / BP-UPK


Laporan kesehatan UPK adalah laporan yang menjelaskan posisi tingkat
kesehatan UPK.

d. Tutup buku dan alokasi laba UPK

1. Periode pelaporan keuangan dan tutup buku :


a. Dilakukan pada setiap akhir bulan utuk kepentingan laporan bulanan.
b. Berakhirnya masa jabatan pengurus UPK sebagai laporan
pertanggungjawaban UPK.
c. Dilakukan per 31 Desember setiap tahunnya.

2. Pengalokasian laba/surplus untuk anggaran-anggaran seperti biaya


BKAK/forum MAK, biaya Badan Pengawas, penambahan modal,
pengembangan kelembagaan, bonus pengurus UPK, dan dana sosial
dapat dilakukan dengan ketentuan :

22
a. Pengalokasian/pembagian keuntungan untuk anggaran/alokasi
dana tertentu hanya dilakukan setiap tutup buku akhir tahun (dari
laba/surplus tahunan)
b. Pengalokasian dilakukan setelah memperhitungkan nilai resiko
pinjaman UPK sesuai laporan kolektibilitas tahun yang bersangkutan
serta dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan pertumbuhan
modal untuk kegiatan pinjaman UPK.
c. Pengalokasian untuk penambahan modal dibukukan sebagai
Surplus ditahan pada neraca.
d. Pengalokasian untuk biaya BKAK/forum MAK dan Badan
Pengawas langsung dieksekusi dan dikeluarkan dari laba/surplus UPK
yang dilaporkan dalam laporan perubahan modal sebagai pengurang
surplus/laba bersih. Biaya BKAK/forum MAK dan Badan Pengawas
sesuai ketentuan masuk rekening BKAK/MAK untuk kemudian dibuat
pembukuan/administrasi sendiri oleh UPK dan/atau BKAK/forum MAK.
Untuk pelaporannya dibuat Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya
BKAK/Forum MAK/Badan Pengawas (terpisah sesuai peruntukannya).
e. Pengalokasian lainnya yang langsung dieksekusi dan dikeluarkan
dari laba/surplus UPK adalah bonus UPK. Pada saat dikeluarkan,
bonus UPK ini dilaporkan dalam perubahan modal sebagai pengurang
surplus/laba bersih. Laporan semacam ini berlaku juga bagi
pengalokasian surplus untuk hal lainnya yang langsung
dieksekusi/dikeluarkan dari laba/surplus UPK.
f. Pengalokasian untuk pengembangan kelembagaan UPK dan
kelompok, dana sosial bantuan masyarakat miskin serta alokasi-alokasi
lainnya yang tidak dieksekusi / dikeluarkan secara langsung, dibukukan
sebagai hutang. Pada saat alokasi/anggaran itu dikeluarkan, hutang
akan berkurang sejumlah alokasi yang sudah terealisasi dan dicatat
pada buku besar hutang. Untuk pelaporannya dibuat Laporan
Anggaran dan Realisasi Dana Pengembangan Kelembagaan UPK dan
Kelompok/Dana Sosial (terpisah sesuai peruntukannya).

3. Alokasi laba UPK :


a. Biaya BKAK/Forum MAK maksimal 5%.
b. Biaya Badan Pengawas maksimal 5%.
c. Penambahan modal minimal 50%.
d. Pengembangan kelembagaan UPK dan kelompok maksimal 10%.
e. Bonus Pengurus UPK maksimal 5% atau 2 kali gaji pokok diambil yang
terkecil.
f. Dana sosial minimal 10%.

VII. PENILAIAN KESEHATAN UPK

Kelembagaan UPK dalam tahapan internalisasi (PPK I dan PPK II) telah
mengalami perubahan dari Unit Pengelola Keuangan (PPK I) menjadi Unit Pengelola
Kegiatan (PPK II) yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dana Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) dan pengelolaan dana pinjaman (termasuk dana
perguliran) .
Pada pertengahan perjalanan PPK II dilakukan pemetaan UPK phased out
(tidak mengelola BLM) dengan tujuan sebagai dasar untuk menentukan pola
penguatan dan mengetahui potensi pengembangan yang sesuai dengan kondisi

23
masing-masing UPK. Pemetaan dilakukan dengan melakukan evaluasi (tiga) aspek
pemetaan : Aspek Resiko Pinjaman (melakukan evaluasi kondisi resiko pinjaman),
Aspek Produktifitas (melakukan evaluasi potensi produktifitas ) dan Aspek Kualitatif
Pengelolaan (melakukan evaluasi kondisi dukungan pengelolaan secara kualitatif).
Hasil pemetaan adalah memberikan kategorisasi UPK kedalam Potensial atau
Kurang Potensial. Dengan demikian pemetaan bukan sebagai penilaian yang bersifat
penilaian (rating) tetapi sebagai hasil identifikasi UPK untuk penguatan selanjutnya.
Pada PPK III kelembagaan UPK dalam tahapan institusionalisasi (pelembagaan)
dan diarahkan sebagai lembaga pelaksana pengelola program untuk masyarakat
selain pengelola kegiatan pendanaan usaha skala mikro (microfinance) dan dalam
tahap ini PPK juga memberikan dukungan penguatan melalui Konsultan Pendamping
UPK yang memberikan penguatan dalam hal: (1) Kelembagaan UPK dan
kelembagaan pendukung untuk bertujuan menjadi lembaga yang mempunyai
akuntabilitas; (2) Penguatan Pengelolaan Keuangan bertujuan meningkatkan
kapasitas sebagai pengelola keuangan yang transparan untuk berbagai pendanaan
program; (3) Penguatan Pengelolaan Pinjaman bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas dalam mengelola dana bergulir yang mempunyai akuntabilitas yang baik;
(4) Pengembangan Jaringan bertujuan untuk membuka jaringan berbagai program
masyarakat dari berbagai sumber penyedia program.
Pengembangan jaringan akan dapat berjalan dengan baik jika kelembagaan
UPK sudah dianggap memadai atau akuntabel, sehingga proses penguatan yang
menjadi prioritas adalah Penguatan Kelembagaan, Pengelolaan Keuangan, dan
Pengelolaan Pinjaman. Sebagai upaya penyiapan pengembangan jaringan tersebut
maka diperlukan penilaian terhadap hasil penguatan yang telah dilakukan. Penilaian
yang dimaksud adalah Penilaian Kesehatan UPK.

Tujuan Penilaian Kesehatan UPK adalah :


1. Untuk mengetahui tingkat kesehatan (rating) UPK dalam pengelolaan keuangan,
pengelolaan pinjaman dan kelembagaan.
2. Untuk membuat kategorisasi penilaian UPK yang standar secara nasional dan
sesuai dengan PNPM.
3. Untuk memberikan informasi yang standar tentang kondisi UPK kepada pihak lain
yang akan bekerjasama atau membentuk jaringan dengan UPK.

Proses penilaian kesehatan dilakukan dengan melakukan pengujian aspek-aspek


yang dianggap mendukung dalam pengelolaan program pelestarian , meliputi :

1. Aspek kelembagan : melakukan penilaian apakah kelembagaan UPK dan


pendukung mempunyai sistem/aturan yang memadai untuk pengelolaan program
dan pelestarian, mempunyai kapasitas SDM yang mendukung, proses yang
transparan, dan hasil akuntabel. Penilaian kelembagaan ini tidak hanya lembaga
UPK saja tetapi termasuk lembaga pendukung yang menjamin operasionalisai
UPK yang meliputi :
a. Forum MAK/BKAK sebagai pemegang keputusan tertinggi masyarakat dalam
menentukan kebijakan UPK
b. Tim Verifikasi sebagai lembaga pendukung untuk proses perencanaan
kegiatan
c. Badan Pengawas UPK sebagai lembaga pengawas secara operasional UPK

Dengan dilakukannya penilaian kelembagaan pendukung tersebut diharapkan


akan memberikan standar kelembagaan UPK yang memadai dalam kaitan

24
dengan pengelolaan program dan pelestarian program baik yang berasal dari
pemerintah ataupun lembaga-lembaga lain.

2. Aspek Keuangan : melakukan penilaian sistem/aturan pengelolaan keuangan


yang mencakup proses perencananan, pelaporan dan hasil (performance)
pengelolaan.
Dalam penilaian aspek ini menekankan kesiapan UPK dalam mengelola
keuangan program apapun atau proyek apapun dikemudian hari, karena
penilaian didasarkan pada pengelolaan transaksi keuangan yang normatif
dengan standar minimal.

3. Aspek Pengelolaan Pinjaman: melakukan penilaian sistem/aturan perguliran,


kondisi permodalan dan hasil (performance) pengelolaan pinjaman. Hasil
penilaian aspek ini memberikan indikasi tentang kesiapan UPK dalam mengelola
kegiatan pinjaman baik secara kualitatif dan kuantitatif, sehingga dapat diketahui
prospek pinjaman yang dikelola pada masa mendatang.
Masing – masing aspek akan dirinci dengan indokator-indikator penilaian yang
sesuai dengan tujuan dan prinsip PNPM dengan tabel aspek penilaian sebagai
berikut:

ASPEK PENILAIAN JUMLAH NILAI BOBOT


INDIKATOR MAKSIMAL PENILAIAN
KELEMBAGAAN UPK 10 30 30 %
KELEMBAGAAN PENDUKUNG UPK 20 60 25 %
PENGELOLAAN KEUANGAN 20 60 25 %
PENGELOLAAN PINJAMAN 10 30 20 %

Proses penilaian sampai dengan mendapatkan nilai kesehatan dengan melakukan


tahapan sebagai berikut :
1. Melakukan penilaian indikator kemudian menjumlahkan untuk masing-masing
aspek penilaian. Hasil penjumlahan masing-masing aspek dimasukkan dalam
tabel Total Nilai pada masing-masing aspek penilaian.
2. Perhitungan Nilai Konversi dilakukan dengan membagi Total Nilai dengan Nilai
Maksimal dan hasilnya dikalikan dengan angka 100.
3. Perhitungan Nilai Akhir dilakukan dengan mengalikan Nilai Konversi dengan
Bobot Penilaian masing-masing aspek penilaian.
4. Perhitungan Nilai Kesehatan dengan menjumlahkan Nilai Akhir masing-masing
aspek penilaian.

Kategorisasi tingkat kesehatan UPK mengacu pada Nilai Kesehatan dengan


mengunakan tabel sebagai berikut :

KATEGORI NILAI KESEHATAN


SEHAT DIATAS 80
CUKUP SEHAT ANTARA 60 S/D 80

25
TIDAK SEHAT DIBAWAH 60

VIII. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UPK

 Laporan pertanggungjawaban UPK dilakukan dihadapan forum MAK dan


difasilitasi oleh Pengurus BKAK
 LPJ dilakukan minimal satu tahun sekali pada bulan Januari
 Laporan yang akan di pertanggungjawabkan sudah dilakukan pemeriksaan
oleh Badan Pengawas UPK.

 Materi LPJ minimal terdiri dari ;


o Laporan Keuangan (per desember) ;
 Neraca
 Laporan Operasional
 Laporan Perkembangan Pinjaman (UEP dan SPP)
 Laporan Kolektibilitas Pinjaman (UEP dan SPP)
 Rekonsiliasi Rekening
o Rencana dan realisasi Kerja tahun lalu
o Rencana kerja tahun berjalan (Proyeksi Laporan Keuangan)

IX. PENGAMANAN PINJAMAN KELOMPOK

Pengamanan yang dimaksud disini adalah perlindungan dari aspek hukum atas penyaluran
pinjaman PNPM Dalam setiap tahapan penyaluran harus didasari oleh adanya
dokumentasi yang berkesinambungan yang menunjukkan suatu alur yang tidak dapat
dipisahkan mulai dari pembentukan kelompok.

1. BERITA ACARA PEMBENTUKAN KELOMPOK PEMINJAM


Dalam tahap ini setiap kelompok harus mempunyai bukti pembentukan kelompok baik
dalam aktivitasnya ataupun dokumen. Kemudian anggota kelompok melakukan
kesepakatan untuk meminjam dana PNPM dengan memberikan surat kuasa kepada
Ketua atau pengurus.

2. SURAT KUASA KEPADA KETUA KELOMPOK


Ketua Kelompok harus mempunyai Surat Kuasa untuk meminjam dan menyetorkan
dengan menandatangani persyaratan Perjanjian Pinjaman. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam Surat Kuasa ini adalah:
a. Jangka Waktu Surat Kuasa
b. Besar Pinjaman yang dikuasakan.
c. Dapat dicabut dengan persetujuan mayoritas anggota kelompok.
d. Pinjaman dijamin secara tanggung renteng kelompok sesuai dengan porsi yang
diterima oleh anggota kelompok

26
Surat Kuasa ini harus ditandatangani oleh seluruh Anggota Kelompok Tujuan Surat
Kuasa ini adalah melatih masyarakat bahwa setiap langkah kelompok harus
dipertanggung jawabkan secara kelompok.

3. SURAT PERMOHONAN PINJAMAN UEP


Surat permohonan ini ditandatangani oleh ketua kelompok yang menyebutkan sesuai
dengan Berita Acara kesepakatan Kelompok dan berdasarkan Surat Kuasa Anggota
Kelompok. Dalam surat permohonan ini dilampiri oleh Usulan Kelompok dengan
menyebutkan jumlah yang diminta , tujuan penggunaan, jaminan Pinjaman, janji
pengembalian dan menyebutkan bersedia menerima sanksi-sanksi hukum yang berlaku.
Tujuan Surat Permohonan ini adalah melatih masyarakat untuk tertib administrasi dan
secara tidak langsung mengetahui bahwa kelompok meminjam dana PNPM yang harus
dipertanggung jawabkan, bukan meminta hibah.

4. KEPUTUSAN MAK
Setiap Keputusan MAK harus didasari oleh Surat Kuasa Ketua Kelompok, Surat
Permohonan Kelompok, Berita Acara MAK yang menyangkut Ketentuan dan
Persyaratan Pinjaman meliputi :
a. Jumlah Yang Diterima
b. Tujuan Penggunaan
c. Tingkat Bunga
d. Jangka Waktu dan Jadwal Pengembalian
e. Persyaratan Pencairan.
Keputusan ini harus dibuatkan Notulen Rapat Keputusan dengan tujuan bahwa telah
dilakukan evaluasi akhir atas permohonan Kelompok, dan keputusan ini bersifat final
tidak dapat diubah oleh siapapun kecuali oleh MAK, sehingga persyaratan yang
dituangkan dalam keputusan ini dipakai sebagai persyaratan pencairan Pinjaman.

5. SURAT PERSETUJUAN PRINSIP PINJAMAN


Surat Persetujuan Prinsip Pinjaman diberikan secara tersendiri untuk setiap Kelompok
Peminjam ditandatangani UPK . Surat Persetujuan ini harus berdasarkan Surat
Permohonan Kelompok. Isi Surat Persetujuan ini mencakup :
a. Jumlah Pinjaman
b. Tujuan Penggunaan
c. Jangka Waktu
d. Tingkat Bunga
e. Jaminan
f. Persyaratan Pencairan
Surat Persetujuan dibuat rangkap dua (dengan satu bermaterai cukup) untuk File
Pinjaman di UPK dan untuk Peminjam ini harus diketahui dan disetujui oleh Kelompok
Peminjam dengan keduanya ditandatangani. Yang bermaterai disimpan di UPK dan
yang tidak bermaterai disimpan di Peminjam.
6. PERJANJIAN PINJAMAN
Perjanjian Pinjaman ini merupakan tahap Akhir dari proses persetujuan Pinjaman.
Perjanjian ini ditandatangani oleh UPK dan Peminjam. Tujuan Perjanjian ini adalah
mengetahui secara jelas secara Hukum antara Kreditur (yang mempunyai dana

27
pinjaman) dan Debitur (yang meminjam) sehingga secara pasti mengetahui bahwa dana
yang dipinjam adalah dana kecamatan (masyarakat).
7. PERNYATAAN TANGGUNG RENTENG
Pernyataan tanggung renteng adalah sejenis jaminan oleh anggota kelompok agar
secara kelembagaan kelompok bertanggung jawab.. Tujuan sebenarnya adalah sebagai
moral obligation, dan mendidik/melatih masyarakat untuk terbiasa dengan pola jaminan
seperti perbankan.
8. AKTA JANJI MEMBAYAR (PROMES)
Akta ini dibuat dengan dasar yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit yang
menyebutkan janji membayar secara lunas pada waktu yang ditetapkan dengan dilampiri
skedul angsuran. Tujuan akta ini adalah mendidik masyarakat agar melakukan
pemenuhan kewajiban secara tepaat waktu.

9. TANDA TERIMA UANG


Tanda terima uang dimaksud disini adalah semacam kuitansi yang menunjukkan bahwa
Peminjam Telah secara penuh menerima uang sesuai dengan Pinjaman yang diterima.
Jika diterima secara bertahap maka Tanda Terima Uang juga terdiri dari beberapa
lembar sesuai dengan tahapan.
IX. PENYEHATAN PINJAMAN BERMASALAH

PENGERTIAN PINJAMAN BERMASALAH


Dalam lembaga keuangan/bank pinjaman bermasalah didasarkan pada tingkat
kolektibilitas yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Tingkat kolektibilitas tersebut
mencakup permasalahan : manajemen peminjam, tingkat pertumbuhan industri,
pengembalian, permodalan, coverage jaminan, dsb.
Penilaian Tingkat Kolektibilitas tersebut sulit diterapkan pada Pinjaman PNPM
karena beberapa faktor diantaranya : peminjam berkelompok, permodalan sulit
dinilai, jaminan tidak ada, tidak ada “negative list” sektor usaha, dsb.
Untuk menjembatani kebutuhan tentang “definisi “ Pinjaman Bermasalah yang
sesuai dengan Penjelasan PTO adalah :
a. Tunggakan angsuran diatas 3 bulan untuk jadwal pinjaman yang
diangsur tiap bulan.
b. Tunggakan angsuran diatas 4 bulan untuk jadwal pinjaman per
triwulan.
c. Tunggakan angsuran diatas 7 bulan untuk jadwal pinjaman per 6
bulan.
d. Tunggakan akibat tidak berfungsinya kelompok : kelompok bubar,
konflik pengurus, dsb.
Keempat hal tersebut memang belum memperhatikan hal-hal yang bersifat kondisi
usaha baik kelompok ataupun individu pemanfaat.

IDENTIFIKASI PINJAMAN BERMASALAH


Identifikasi Pinjaman bermasalah berawal dari data pinjaman yang ada di UPK,
Laporan Perkembangan Pinjaman dan Laporan Kolektibilitas. Hasil identifikasi
sebagai instrument validasi kondisi sebenarnya pada kelompok yang dilakukan oleh
UPK dengan Tim Verifikasi

KATEGORISASI PERMASALAHAN KELOMPOK

28
Adalah penggolongan kelompok bermasalah dilakukan berdasarkan:
1. Permasalahan Kelembagaan : adalah permasalahan yang disebabkan oleh kurang
berfungsinya kelembagaan-kelembagaan yang dibangun oleh PNPM
sebagaimana mestinya yaitu :
a. Permasalahan Kelompok Peminjam yang disebabkan oleh
bubarnya kelompok, pengurus tidak aktif, aktivitas kelompok tidak ada,dsb
b. Permasalahan Tim Verifikasi yang tidak berfungsi dengan
semestinya dan mengakibatkan terjadinya kelompok fiktif, kelompok tidak
ada usaha, dsb.
2. Permasalahan micro-finance adalah permasalahan yang disebabkan oleh
karakter/itikad dan kemampuan usaha dengan kondisi sebagai berikut :
a. Pengurus atau anggota Kelompok Usaha Bersama mempunyai itikad untuk
tidak mengembalikan.
b. Kondisi usaha Kelompok Usaha Bersama tidak mampu mengembalikan.
c. Pemanfaat dari kelompok Simpan Pinjam atau Aneka Usaha mempunyai
itikad untuk tidak mengembalikan.
d. Kondisi usaha pemanfaat tidak mampu mengembalikan .
e. Kesalahan pada penentuan jadwal pengembalian yang tidak sesuai dengan
usaha .
3. Permasalahan Penyelewengan adalah permasalahan yang diakibatkan adanya
penyelewengan dana yaitu :
a. Penyelewengan atau pemotongan pada saat alokasi dana pinjaman ke
kelompok oleh TPK, Ketua UPK, dsb, sehingga kelompok hanya mengakui
dana yang diterima saja.
b. Penyelewengan atau pemotongan pada saat alokasi dana ke pemanfaat oleh
ketua kelompok sehingga pemanfaat hanya membayar kewajiban sesuai
dengan yang diterima.
c. Penyelewengan pengembalian oleh ketua kelompok, TPK (bagi lokasi yang
masih menggunakan TPK), Pengurus UPK, dsb
4. Permasalahan Force Majeure adalah permasalahan diakibatkan oleh bencana
alam, huru hara, perang dan kematian pemanfaat atau musibah yang bersifat
bukan akibat dari kurangnya antisipasi resiko usaha. Contoh dari resiko usaha
adalah gagal panen, ternak mati, perampokan, kebakaran lokasi usaha, dsb.

MEKANISME POLA PENYELAMATAN


Mekanisme penentuan pola penyelamatan pinjaman diputuskan oleh MAK,
berdasarkan hasil kategorisasi permasalahan kelompok dengan memperhatikan
ketentuan pengelolaan dana bergulir
1. Melakukan verifikasi kondisi kelompok untuk mengetahui
permasalahan kelompok
2. Setelah diadakan Pertemuan dengan Kelompok Peminjam maka Tim
harus menentukan Kriteria Kelompok dan Kategori Pinjaman.
3. Atas dasar Kategori Pinjaman tersebut Tim membuat Usulan Pola
Penyelesaian yang akan diajukan kepada MAK.

29
4. Setelah diputuskan MAK maka harus dibuat “perjanjian tertulis yang
baru” atas Pinjaman antara UPK dan Kelompok Peminjam.

KRITERIA PENILAIAN
Kriteria Pinjaman Bermasalah ini merupakan langkah awal yang menentukan
identifikasi permasalahan UEP/SPP, dengan demikian dasar penentuan kriteria ini
adalah bersumber dari proposal/kesepakatan awal yaitu : KELEMBAGAAN
KELOMPOK dan KEMAMPUAN USAHA
1. PENILAIAN KELEMBAGAAN KELOMPOK.
Penilaian ini berdasarkan kondisi masing-masing jenis dan fungsi kelompok
dikaitkan dengan upaya untuk mengembalikan Pinjaman . Penilaian
diantaranya adalah :
a. Kewajaran dalam Penggunaan Pinjaman dan Administrasi :
i. Apakah Pinjaman yang diterima digunakan untuk tujuan yang
sesuai dengan proposal Awal ?
ii. Apakah dalam menggunakan pinjaman dilakukan administrasi
yang memadai ?
b. Kepatuhan
i. Apakah dilakukan pembayaran-pembayaran yang sesuai
dengan kesepakatan pada beberapa bulan pertama ?
ii. Apakah pengurus kelompok menghadiri pertemuan-pertemuan
pembinaan, pertemuan kelompok, dsb dalam rangka
pengembalian pinjaman ?

c. Kemauan Pengurus Kelompok


i. Apakah secara terbuka dan jujur kepada UPK mengungkapkan
permasalahan- permasalahan dalam kaitannya dengan
pengembalian ?
ii. Apakah telah ada “upaya yang serius” untuk mengembalikan
Pinjaman ?
iii. Apakah pengurus kelompok merasa “ ber tanggung jawab”

2. PENILAIAN KEMAMPUAN
Penilaian ini didasari kemampuan usaha dalam rangka pengembalian
Pinjaman UEP/SPP yaitu INTERNAL dan EKTERNAL dengan penjelasan
sebagai berikut :
a. PENYEBAB INTERNAL :
Merupakan penyebab kemampuan pengembalian yang berasal dari
usaha yang dibiayai oleh pinjaman PNPM diantaranya :
i. Hasil Usaha : apakah hasil usaha secara keseluruhan mampu
mengembalikan pinjaman ?
ii. Manajemen : apakah pengelolaan usaha dilakukan dengan baik
“sesuai dengan kondisi usaha” ?
iii. Apakah anggota kelompok melakukan tanggung renteng ?
iv. Aktivitas kelompok mendukung pengembalian ?
30
b. PENYEBAB EKSTERNAL
Merupakan penyebab kemampuan pengembalian yang berasal dari
faktor eksternal usaha yang dibiayai oleh Pinjaman PNPM, diantaranya
:
i. Kondisi Pasar : apakah kondisi pasar mampu menyerap
produk/jasa yang dihasilkan ?
ii. Kondisi Lingkungan Sosial : apakah lingkungan kelompok
mendukung berkembangnya usaha kelompok.
iii. Kondisi Alam : apakah kondisi alam yang ada mendukung
usaha yang dilakukan ?

POLA PERHITUNGAN PENILAIAN


Untuk menyamakan persepsi penilaian maka perlu disepakati beberapa hal dibawah
ini :
1. Unsur-unsur Penilaian yang akan dimasukkan dalam penilaian. Contoh seperti
diatas bahwa dalam penilaian Kelembagaan Kelompok terdapat 7 unsur
penilaian dan Kemampuan Usaha Kelompok mempunyai 7 unsur.
2. Bobot penilaian, misalnya : baik dengan bobot 3, cukup dengan bobot 2 dan
kurang dengan bobot 1 untuk penilaian Itikad dan penilaian Kemampuan.
3. Rekapitulasi Penilaian masing-masing penilaian Itikad dan penilaian
Kemampuan. Contoh diatas : Rekapitulasi penilaian Itikad menghasilkan 16 point
dan Kemampuan menghasilkan 13 point.
4. Menentukan batas Nilai BAIK dan batas Nilai KURANG. Misalnya ditentukan
bahwa yang dianggap baik dalam contoh diatas adalah masing-masing harus
mempunyai point minimal 15 untuk kategori BAIK.

CONTOH TABEL PERHITUNGAN :


KELEMBAGAAN :
KRITERIA PENILAIAN UNSUR PENILAIAN HASIL NILAI
KEWAJARAN PENGGUNAAN PINJAMAN 3
ADMINISTRASI 1
KEPATUHAN PEMBAYARAN ANGSURAN 2
KEHADIRAN PERTEMUAN 2
KEMAUAN PENGURUS KETERBUKAAN/TRANSPARANSI 2
UPAYA SERIUS 3
TANGGUNG JAWAB 3
TOTAL NILAI 16

KEMAMPUAN
KRITERIA PENILAIAN UNSUR PENILAIAN HASIL NILAI
FAKTOR INTERNAL HASIL USAHA 2
MANAJEMEN 1
TANGGUNG RENTENG 2
AKTIFITAS KELOMPOK 2
FAKTOR EKSTERNAL KONDISI PASAR 2
LINGKUNGAN SOSIAL 2
KONDISI ALAM 2
TOTAL NILAI 13
KESIMPULAN : KELEMBAGAAN BAIK, KEMAMPUAN KELOMPOK KURANG

31
KATEGORI PINJAMAN
Kategori pinjaman adalah salah satu mekanisme untuk memudahkan pemberian
Pola Penyelesaian dari pinjaman bermasalah secara transparan dan berdasarkan
kesepakatan para pihak, antara peminjam dan UPK.
Dengan hasil perhitungan Penilaian Kriteria tersebut diatas maka dapat ditentukan
Kategori Pinjaman sebagai berikut :
1. Kategori A : adalah yang memiliki hasil penilaian KELEMBAGAAN
KELOMPOK BAIK DAN KEMAMPUAN KELOMPOK BAIK
2. Kategori B : adalah yang memiliki hasil penilaian KELEMBAGAAN
KELOMPOK BAIK DAN KEMAMPUAN KELOMPOK KURANG.
3. Kategori C : adalah yang memiliki hasil penilaian KELEMBAGAAN
KELOMPOK KURANG DAN KEMAMPUAN KELOMPOK BAIK.
4. Kategori D : adalah yang memiliki hasil penilaian KELEMBAGAAN
KELOMPOK KURANG DAN KEMAMPUAN KELOMPOK KURANG
5. Kategori E : pinjaman bermasalah yang disebabkan karena penyelewengan.
6. Kategori F : pinjaman bermasalah yang disebabkan adanya force majeure.

PENYELEWENGAN PINJAMAN
Dalam PNPM-MPd terdapat dua golongan penyelewengan pinjaman yang
didasarkan atas terjadinya penyelewengan yaitu :
1. Penyelewengan terjadi sebelum diterima oleh pemanfaat yang telah disetujui
oleh MAK misalnya :
a. Adanya Pemotongan oleh UPK,TPK, Ketua Kelompok, dsb sehingga
pemanfaat tidak menerima sesuai dengan keputusan MAK. Tentunya
pemotongan yang tidak sesuai dengan keputusan MAK, tetapi jika
pemotongan tersebut merupakan kesepakatan misalnya : untuk
tabungan dalam kaitannya tanggung renteng dsb, bukan termasuk
penyelewengan.
b. Adanya Kelompok atau Pemanfaat Fiktip dengan demikian penerima
dana pinjaman bukan pemanfaat .
2. Penyelewengan terjadi setelah Pemanfaat mengembalikan tetapi tidak sampai
pada UPK, misalnya :adanya pengembalian dari pemanfaat yang
diselewengkan oleh Ketua Kelompok,UPK,dsb sehingga tidak ter-
administrasi dalam Buku Pengembalian Pinjaman UPK.
3. Penyelewengan terjadi karena adanya pengembalian yang telah diterima dan
diadministrasikan dalam Buku Pengembalian UPK, tetapi dana tersebut tidak
disetorkan dibank atau dipinjamkan secara pribadi, dsb.
4. Penyelewengan yang memenuhi unsur pidana korupsi maupun umum akan
diselesaikan melalui mekanisme hukum setelah mendapat persetujuan Forum
MAK.

FORCE MAJEURE/MUSIBAH/BENCANA
Faktor ini merupakan suatu penyebab Pinjaman Bermasalah diluar kehendak dan
kemampuan kelompok atau peminjam yang bukan dalam kategori resiko usaha.
Dengan demikian untuk tujuan pemberdayaan maka faktor ini juga harus benar-
benar dipertimbangkan dalam pengembalian pinjaman. Dalam penentuan faktor ini
32
harus mencerminkan kondisi sebenarnya dan dijamin tidak ada rekayasa atau
kesengajaan.
Contoh faktor ini adalah :
1. Bencana alam : banjir, tanah longsor, gempa bumi, dsb
2. Wabah Penyakit yang menyerang tanaman , ternak dsb.
3. Sakit yang parah/kematian peminjam.
4. Kematian ternak yang dibiayai oleh pinjaman..

POLA PENYELESAIAN
Pola Penyelesaian merupakan kajian yang terpenting dalam upaya penyelesaian
Pinjaman Bermasalah setelah menentukan Kategori Pinjaman. Pola ini merupakan
kesepakatan awal antara UPK dan Peminjam sebelum diputuskan oleh MAK. Pola
ini bertujuan memberikan rasa adil dan transparansi dalam upaya penyelesaian
Pinjaman Bermasalah. Pola ini dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kondisi
wilayah masing-masing. Pola Penyelesaian yang dapat ditawarkan adalah :
1. Pola A : Penjadwalan Ulang : adalah melakukan penjadwalan ulang atau
membuat jadwal angsuran yang baru sesuai dengan kondisi usaha kelompok
atau pemanfaat.
2. Pola B : Restrukturisasi Pinjaman adalah melakukan perubahan pola angsuran
yang dikaitkan dengan realitas penggunaan dana.
3. Pola C : Pengurangan Kewajiban adalah pola penyehatan yang memberikan
pengurangan jasa pinjaman jika mempunyai itikad pengembalian secara
sekaligus seluruhnya untuk tunggakan. Pola ini bisa digunakan untuk
penyebab force majeure dengan memberikan pengurangan pokok atau jasa
pinjaman.
4. Pola D : Kompensasi adalah pola penyehatan dengan cara melakukan
kompensasi harta , misalnya terjadinya penyelewengan dana oleh pengurus
maka pengurus tersebut harus menyerahkan harta senilai dana yang
diselewengkan, harta tersebut kemudian dijual untuk mengembalikan
kewajibannya sampai sesuai dengan sejumlah dana yang diselewengkan.
5. Pola E : Aspek hukum /litigasi adalah pola penyehatan yang akan
diselesaikan dengan penyelesaian hukum, pola ini biasanya digunakan untuk
permasalahan penyelewengan dana atau diterapkan kepada baik pengurus
UPK maupun pemanfaat/kelompok yang tidak mempunyai itikad yang baik.

CONTOH TABEL POLA PENYELESAIAN


Tabel ini merupakan kombinasi Pola Penyelesaian terhadap Kategori Pinjaman
dimana penentuan tetap harus berdasarkan keputusan MAK, dalam tabel dibawah ini
bersifat tawaran yang harus disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing. Tawaran
Tabel Pola Penyelesaian sebagai berikut :
KATEGORI POLA
PINJAMAN PENYELESAIAN
KATEGORI A A,B,

33
KATEGORI B A,B,
KATEGORI C D,E
KATEGORI D D,E
KATEGORI E D,E
KATEGORI F C

Proses keputusan Pola Penyelesaian tetap harus melalui MAK yang sesuai dengan
koridor PNPM, dengan demikian setiap keputusan pola penyelesaian harus
diagendakan dan dibuat berita acara untuk masing-masing keputusan.
Pola ini merupakan salah satu upaya memberikan referensi dalam Program
Pelestarian Dana Bergulir dengan demikian UPK harus mempunyai konsep yang
jelas untuk penanganan Pinjaman Bermasalah yang ada dalam wilayah masing-
masing , terutama jika sudah tidak ada pendampingan.

Demikian SOP ini disahkan pada saat pelaksanaan MAK yang dilaksanakan pada tanggal 20
Desember 2014

Ketua BKAK

Marhadi

34

Anda mungkin juga menyukai