Sop Upk
Sop Upk
1. Latar Belakang
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)
merupakan salah satu upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan di desa
yang dilakukan melalui pembangunan/rehabilitasi sarana prasarana fisik, sosial,
ekonomi serta penyediaan modal usaha bagi masyarakat miskin untuk pendanaan
kegiatan ekonomi. Pendanaan kegiatan PNPM-MP dimanfaatkan oleh masyarakat
di masing-masing kecamatan sehingga kepemilikan hasil PNPM-MP adalah milik
masyarakat dengan asas pengelolaan dari oleh untuk masyarakat (DOUM).
Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai pelaksana mandat Badan Kerjasama Antar
Kampung ( BKAK ) yang diputuskan melalui Forum MAK agar dalam pengelolaan
dan pertanggungjawaban dana tetap berdasarkan pada aturan dan ketentuan
PNPM-MP, maka diperlukan pedoman atau standard operasional dan prosedur
bagi Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
2. Tujuan
1. Dasar Hukum
1
STANDAR KERJA UPK
2
1.2.3 Bendahara UPK
a. Mencatat setiap transaksi keuangan.
b. Membuat laporan keuangan.
c. Memegang dan menyimpan semua rekening bank dana
PNPM-MP.
d. Memegang dan menyimpan uang kas atas persetujuan Ketua.
e. Membuat perencanaan keuangan & anggaran atas persetujuan
Ketua.
f. Mengisi form-form laporan keuangan.
g. Menyetor dan mengambil uang di bank atas persetujuan ketua.
h. Menandatangani kwitansi atas persetujuan ketua.
V. Sistem pembayaran
a. Honor diberikan setiap tanggal 25 s/d 30 tiap bulan setelah selesai
pembukuan laporan bulanan dibuktikan dengan absensi kehadiran.
b. Transportasi diberikan maksimal satu bulan 12 kali kunjungan dibuktikan
dengan kunjungan lapangan/ke kampung.
3
c. Bonus diberikan sekali dalam satu tahun berdasarkan SHU laba tahun
berjalan setelah tutup buku dan setelah MAK tutup buku dilaksanakan.
VII. Pelaporan
Pengurus UPK setiap bulannya wajib membuat laporan rangkap 2 untuk dikirim
ke Fasilitator Kabupaten (Untuk Kecamatan Aktif), BP UPK, BKAK, PJOK dan
arsip UPK. Laporan harus menggambarkan kegiatan selama satu bulan penuh
meliputi laporan keuangan dan kegiatan yang telah dilaksanakan serta rencana
kegiatan bulan berikutnya dan laporan ditutup tiap akhir bulan. UPK juga
mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan informasi kepada
masyarakat sebagai bentuk pengembangan sikap transparansi.
Mengenai jenis pelaporan beserta penjelasannya, diatur dalam Bab Keuangan
UPK.
4
2. Pengurus UPK meminjam uang dikelompok dengan mengatas namakan diri
sendiri maupun orang lain.
3. Pengurus UPK meminjam uang di kelompok dan Kampung yang bukan
tempat berdomisili pengurus UPK tersebut.
4. Pengurus UPK meminjam uang di kelompok yang dia bukan anggota
kelompok tersebut.
5. Pengurus UPK menerima uang transport, hadiah, kompensasi pencairan
atau lainya yang berupa uang dari kelompok, TPK dan masyarakat Kampung.
5
Selain untuk menambah modal, dana surplus dapat dialokasikan
untuk :
Dana Sosial Orang miskin minimal 10 %
Penguatan Kelembagaan MAK (BKAK) maksimal 5 %
Operasional BP maksimal 5 %
Peningkatan Kapasitas kelembagaan maksimal 10%
Bonus pengurus UPK maksimal 5 %, atau dua kali gaji (diambil
yang terkecil)
c. Pelestarian Kelembagaan
Pengelolaan dana bergulir harus tetap menggunakan kelembagaan yang
ada di PNPM, seperti : BKAK, UPK, kelompok peminjam (bukan
peminjam secara individu), musyawarah Kampung, tim verifikasi, dsb.
d. Pengembangan Kelompok
Dalam pengelolaan dana bergulir harus memperhatikan pengembangan
kelompok bahkan pengembangan usaha pemanfaat. Misalnya dengan
memberikan kesempatan kepada kelompok untuk menambah
permodalan melalui pembagian keuntungan.
6
i. Tidak diperbolehkan melakukan pembagian jasa pinjaman / pendapatan
sebelum dikurangi biaya operasional dan mempertimbangkan resiko
pinjaman.
1. Pola perguliran
2. Aturan perguliran
a. Waktu Perguliran
Perguliran dapat dilakukan setiap bulan berdasarkan keputusan
musyawarah khusus perguliran yang diselenggarakan oleh BKAK
berdasarkan keputusan Forum Musyawarah Antar Kampung.
7
Kelompok Aneka Usaha : adalah kelompok yang anggotanya
mempunyai usaha bermacam-macam atau yang dikelola secara
individual oleh masing-masing anggota
8
f. Verifikasi Usulan Permohonan Pinjaman Kelompok ;
Semua usulan permohonan pinjaman dari kelompok calon
pemanfaat diserahkan ke UPK untuk diadministrasikan kemudian
BKAK menugaskan Tim Verifikasi untuk melaksanakan Verifikasi
Usulan.
Setiap usulan permohonan pinjaman dari kelompok calon pemanfaat
harus dilakukan Verifikasi oleh Tim Verifikasi.
Pelaksanaan Verifikasi Usulan dilaksanakan di Kampung/Kelurahan
sesuai dengan domisili calon pemanfaat.
Kegiatan Verfikasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Verifikasi dilakukan melalui dua tahapan yaitu pemeriksaan berkas
usulan permohonan pinjaman yang masuk dalam daftar usulan dan
hasil survey lapangan.
Aspek penilaian Verifikasi untuk Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
meliputi :
9
Jumlah pinjaman Anggota simpan pinjam perempuan (SPP)
maksimal Rp. 7.000.000,- (tujuh Juta Rupiah) per orang dengan
mempertimbangkan kelayakan usaha dan atau kemampuan
mengembalikan serta reputasi angota kelompok dalam meminjam.
Jumlah pinjaman bagi anggota pemula maksimal Rp. 3.000.000,-
(Tiga juta Rupiah) per orang.
i. Pengembalian Pinjaman
Tata cara pengembalian pinjaman dilakukan dengan mengumpulkan
angsuran semua anggota kepada bendahara kelompok atau anggota
lainnya dan disetorkan secara langsung kepada Bendahara atau
Pengurus UPK lainnya di Kantor UPK PNPM-MPd Kecamatan
Sambaliung.
Jangka waktu pinjaman Minimal 3 bulan dan maksimal 18 bulan.
Angsuran pengembalian pinjaman dilakukan secara periodic yaitu
bulanan, triwulan, berdasarkan jenis dan siklus usaha / kegiatan
kelompok.
Apabila anggota pemanfaat mengalami tunggakan sampai pada
kolektibilitas 2 sampai dengan 3, maka anggota tersebut harus
mempunyai jaminan yang diatur antara ketua dan anggota kelompok
serta diketahui oleh UPK.
j. Jasa Pinjaman
Semua pinjaman dari dana bergulir harus dikembalikan disertai
dengan jasa pinjaman.
Besarnya jasa pinjaman yang dibebankan kepada kelompok
pemanfaat dibedakan berdasarkan jumlah dan cara pengembalian
pinjaman / resiko pinjaman.
Cara pengembalian pinjaman per-“bulan”, jasa pinjaman yang
dibebankan adalah 15% per tahun flat.
Cara pengembalian pinjaman per tiga bulanan, jasa pinjaman yang
dibebankan adalah 15% per tahun flat.
10
Pencairan dana Perguliran dilakukan di tempat yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak yaitu UPK dan Kelompok SPP dan disaksikan
oleh Lurah/Kepala Kampung atau Perangkat Kampung lainnya.
Perjanjian pinjaman antara UPK dan kelompok harus ditanda tangani
terlebih dahulu sebelum UPK mencairkan dana perguliran kepada
kelompok yang telah mendapat penetapan pendanaan.
Untuk kelompok yang usulannya telah mendapat penetapan
pendanaan, dimana sebelumnya pernah mendapatkan dana
pinjaman dari UPK maka pencairan boleh dilakukan hanya jika tingkat
pengembalian pinjamannya 100% (lunas).
Jika dana perguliran yang tersedia lebih kecil dari pada jumlah nilai
usulan yang mendapat penetapan pendanaan maka berlaku daftar
tunggu sesuai dengan rangkingnya.
l. IPTW
o IPTW (Insentif Pengembalian Tepat Waktu) adalah imbalan atas
perstasi pengembalian kelompok. Kelompok pemanfaat diberikan
IPTW dengan syarat-syarat :
o Pengembalian pinjaman (periodic) pokok dan jasa selalu tepat waktu.
o Pelunasan pinjaman pokok dan jasa pinjaman tepat sesuai jangka
waktunya atau sebelumya.
o Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW) diberikan kepada kelompok
jika kelompok telah melunasi pinjaman pokok dan jasa serta
terpenuhinya syarat-syarat sesuai poin diatas.
o Besarnya IPTW yang diberikan berdasarkan keputusan MAK dan
besarnya maksimal 5% dari nilai total jasa pinjaman.
m. Sanksi
Jika angsuran pengembalian pinjaman kelompok tidak sesuai dengan
jadwal pengembalian maka diberlakukan denda.
Besarnya denda yang dibebankan kepada kelompok yang menunggak
adalah Rp. 2000/hari terhitung dari tanggal jatuh tempo angsuran.
Denda efektif diperlakukan tiga hari setelah jatuh tempo
Jika lamanya waktu menunggak sudah memenuhi kriteria pinjaman
bermasalah maka UPK beserta pelaku lainnya dikecamatan berhak
menarik seluruh saldo pinjaman, atau peminjam menyerahkan aset
dan harta benda sesuai dengan nominal saldo pinjaman.
Pinjaman yang telah jatuh tempo akan diberlakukan penanganan
secara khusus oleh tim penyehatan pinjaman bermasalah.
Nilai tunggakan diatas sepuluh juta dan kolektibilitas diatas lima maka
akan dibahas khusu pada forum Musyawarah Kampung/Kelurahan
Khusus.
n. Hadiah / Undian
Jika salah satu Rekening UPK mendapatkan hadiah/undian berupa
uang maka secara langsung menjadi penambahan modal pada dana
Operasional.
11
Jika hadiah/undian berupa barang, maka akan dimasukkan ke dalam
daftar inventarisasi atau dapat juga diuangkan dan dimasukkan
sebagai penambahan modal pada dana Operasional UPK.
12
c. Pembahasan dan Penetapan Usulan Permohonan Pinjaman
Agar proses perguliran dana UEP dan SPP dapat dilakukan dengan
tertib dan lancar maka pelaksanaannya dilakukan melalui
musyawarah khusus perguliran diselenggarakan oleh BKAK
berdasarkan keputusan Forum Musyawarah Antar Kampung.
Pelaksanaan musyawarah khusus perguliran dipimpin oleh ketua
BKAK.
Musyawarah khusus perguliran harus dihadiri oleh BKAK, UPK, TV,
BP-UPK, wakil masyarakat yang dipilih melalui Forum MAK, dan
wakil kelompok pengusul.
Usulan kelompok yang mendapat rekomendasi layak saja yang dapat
dilakukan pembahasan untuk mendapatkan penetapan pendanaan.
Penetapan usulan yang didanai dilakukan oleh BKAK dan wakil
masyarakat pada musyawarah khusus perguliran.
Hasil musyawarah khusus perguliran dituangkan dalam berita acara
yang ditanda tangani oleh ketua BKAK dan wakil masyarakat serta
diketahui dan ditanda tangani oleh Camat.
d. Pencairan
Kelompok yang usulannya telah mendapat penetapan pendanaan
saja yang berhak menerima pencairan dana perguliran.
Pencairan pinjaman langsung dari UPK ke Kelompok dan langsung
diterima oleh pemanfaat tanpa adanya perwakilan.
Perjanjian pinjaman antara UPK dan kelompok harus ditanda tangani
terlebih dahulu sebelum UPK mencairkan dana perguliran kepada
kelompok yang telah mendapat penetapan pendanaan.
Untuk kelompok yang yang usulannya telah mendapat penetapan
pendanaan, dimana sebelumnya pernah mendapatkan dana
pinjaman dari UPK maka pencairan boleh dilakukan hanya jika
tingkat pengembalian pinjamannya 100% (lunas).
Jika dana perguliran yang tersedia lebih kecil dari pada jumlah nilai
usulan yang mendapat penetapan pendanaan maka berlaku daftar
tunggu sesuai dengan rangkingnya.
Ketika saldo dana UPK mencukupi untuk dilakukan pencairan kepada
kelompok daftar tunggu, UPK secara langsung dapat melakukan
pencairan.
e. Pengembalian Pinjaman
Pengembalian pinjaman dilakukan secara langsung dari Kelompok
(perwakilan dari anggota peminjam) ke UPK sesuai jadwal dan
jumlah angsuran yang telah ditetapkan / disepakati.
13
4. Bagan Alur dan Mekanisme Perguliran
FORUM MAK
1. Dokumentasi pinjaman
Dokumentasi pinjaman adalah seluruh dokumen yang diperlukan dalam
rangka pemberian pinjaman yang merupakan bukti perjanjian / ikatan hukum
antara UPK dengan kelompok pemanfaat dan bukti kepemilikan dokumen-
14
dokumen lainnya yang merupakan perbuatan hukum atau mempunyai akibat
hukum.
2. Administrasi pinjaman
Administrasi pinjaman adalah pengelolaan atas dokumen-dokumen yang
diperoleh selama pinjaman tersebut berlangsung.
Pengelolaan tersebut mencakup :
1. pencatatan / registrasi
2. Penyimpanan berkas.
3. Pengamanan berkas pinjaman.
4. Review setiap periode tertentu.
5. Monitoring.
6. Pengurangan (retensi) berkas.
Prosedur pengawasan :
1. Pengawasan terhadap proses usulan permohonan pinjaman kelompok, yaitu
UPK memastikan kelengkapan dokumen usulan/ proposal yang terdiri dari ;
15
2. Pengawasan terhadap proses verifikasi usulan, UPK memastikan bahwa Tim
verifikasi telah melakukan penilaian terhadap usulan kelompok dengan benar.
3. Pengawasan terhadap proses penetapan pendanaan, UPK memastikan
bahwa penetapan usulan telah mengacu kepada hasil verifikasi.
4. Pengawasan terhadap perjanjian pinjaman antara UPK dan Kelompok
pemanfaat, UPK memastikan kelengkapan isi dan keabsahan Surat Perjanjian
Kredit
5. Pengawasan terhadap proses pencairan dana dari UPK ke kelompok, dan
dari kelompok ke peminjam,
6. Pengawasan terhadap pengadministrasian pinjaman di kelompok
7. Pengawasan terhadap perkembangan usaha pemanfaat dalam kelompok
8. Pengawasan terhadap pinjaman yang cenderung non lancar (berpotensi
bermasalah)
9. Pengawasan terhadap tahapan proses pelunasan pinjaman.
2. Pembinaan pinjaman.
Pembinaan pinjaman adalah upaya pembinaan yang berkelanjutan (mulai dari
pencairan pinjaman kepada kelompok pemanfaat sampai dengan pinjaman
dibayar lunas termasuk pemecahan masalahnya).
Tujuan dilakukan pembinaan pinjaman adalah :
Pelaksanaan pembinaan :
16
c. Review kelembagaan kelompok, misalnya aturan-aturan pinjaman dan
pengembalian anggota, dll.
17
Rencana anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
yang meliputi seluruh kegiatan UPK yang dinyatakan dalam satuan moneter
untuk periode tertentu di masa mendatang.
Rencana anggaran UPK meliputi ;
Rencana Pendapatan
Rencana Biaya
18
Proyeksi arus kas adalah suatu proyeksi aliran kas yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh sumber-sumber penerimaan kas dan seluruh
pos-pos pengeluaran kas UPK dalam satuan moneter untuk periode tertentu
di masa mendatang.
Komponen dalam penyusunan arus kas
a. Dana-dana PNPM
Yang dimaksud dengan dana adalah semua jenis uang tunai, saldo rekening,
saldo tabungan, deposito, yang dapat segera dijadikan sebagai sumber
pembiayaan kegiatan PNPM. Dengan demikian dana mencakup uang tunai
dan saldo bank.
19
b. Administrasi keuangan UPK.
Pada dasarnya administrasi keuangan mencakup : pemasukan, pengeluaran,
dan saldo. Administrasi keuangan diperlukan sebagai bahan informasi
pembuatan pelaporan kondisi keuangan secara utuh. Dengan demikian
administrasi harus harus secara rinci dan detail baik untuk kas maupun bank.
Pemisahan administrasi berdasarkan penggolongan dana
Pemisahan administrasi berdasarkan penggolongan dana UPK adalah
sebagai berikut :
1. Dana DOK
2. Dana BLM/BPPK/KOLEKTIF
3. Dana operasional UPK.
4. Dana pengembalian pinjaman UEP
5. Dana pengembalian pinjaman SPP
Jenis pelaporan
Pelaporan keuangan UPK mencakup hasil kegiatan dan kondisi keuangan
terakhir yang meliputi :
20
Untuk kebutuhan analisa keuangan, UPK yang mengelola dana bergulir
dapat melakukan pemisahan neraca denga membuat neraca khusus
pengelolaan dana bergulir.
8. Laporan operasional
Laporan operasional pada dasarnya merupakan laporan yang
menjelaskan jumlah pendapatan yang diterima dari berbagai sumber dan
biaya yang dikeluarkan untuk berbagai pos dalam periode tertentu.
21
(iii) terdapat tunggakan bunga tetapi belum melampaui 1 bulan bagi
pinjaman yang ditetapkan masa angsurannya kurang dari satu
bulan atau belum melampaui 3 bulan bagi pinjaman yang
ditetapkan masa angsurannya bulanan
(b) Kurang lancar
(i) Pinjaman kurang lancar apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
(ii) Pinjaman dengan angsuran terdapat tunggakan angsuran pokok
yang melampaui 1 bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi
pinjaman dengan masa angsuran kurang dari 1 bulan atau
melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi pinjaman
yang masa angsurannya ditetapkan bulanan, 2 bulanan atau 3
bulanan
(iii) terdapat tunggakan bunga yang melampaui 1 bulan dan belum
melampaui 2 bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran
kurang dari 1 bulan atau melampaui 3 bulan dan belum
melampaui 6 bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya
ditetapkan bulanan, 2 bulanan atau 3 bulanan
(c) Diragukan
Pinjaman digolongkan diragukan apabila pinjaman tersebut tidak
memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar tetapi berdasarkan
penilaian dapat disimpulkan bahwa pinjaman masih dapat
diselamatkan.
(d) Macet
(i) Pinjaman digolongkan macet apabila
(ii) tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan
seperti tersebut diatas
(iii) memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 12 bulan
sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha
penyelamatan
(iv) pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada
team penyelesaian atau pengadilan negeri
22
a. Pengalokasian/pembagian keuntungan untuk anggaran/alokasi
dana tertentu hanya dilakukan setiap tutup buku akhir tahun (dari
laba/surplus tahunan)
b. Pengalokasian dilakukan setelah memperhitungkan nilai resiko
pinjaman UPK sesuai laporan kolektibilitas tahun yang bersangkutan
serta dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan pertumbuhan
modal untuk kegiatan pinjaman UPK.
c. Pengalokasian untuk penambahan modal dibukukan sebagai
Surplus ditahan pada neraca.
d. Pengalokasian untuk biaya BKAK/forum MAK dan Badan
Pengawas langsung dieksekusi dan dikeluarkan dari laba/surplus UPK
yang dilaporkan dalam laporan perubahan modal sebagai pengurang
surplus/laba bersih. Biaya BKAK/forum MAK dan Badan Pengawas
sesuai ketentuan masuk rekening BKAK/MAK untuk kemudian dibuat
pembukuan/administrasi sendiri oleh UPK dan/atau BKAK/forum MAK.
Untuk pelaporannya dibuat Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya
BKAK/Forum MAK/Badan Pengawas (terpisah sesuai peruntukannya).
e. Pengalokasian lainnya yang langsung dieksekusi dan dikeluarkan
dari laba/surplus UPK adalah bonus UPK. Pada saat dikeluarkan,
bonus UPK ini dilaporkan dalam perubahan modal sebagai pengurang
surplus/laba bersih. Laporan semacam ini berlaku juga bagi
pengalokasian surplus untuk hal lainnya yang langsung
dieksekusi/dikeluarkan dari laba/surplus UPK.
f. Pengalokasian untuk pengembangan kelembagaan UPK dan
kelompok, dana sosial bantuan masyarakat miskin serta alokasi-alokasi
lainnya yang tidak dieksekusi / dikeluarkan secara langsung, dibukukan
sebagai hutang. Pada saat alokasi/anggaran itu dikeluarkan, hutang
akan berkurang sejumlah alokasi yang sudah terealisasi dan dicatat
pada buku besar hutang. Untuk pelaporannya dibuat Laporan
Anggaran dan Realisasi Dana Pengembangan Kelembagaan UPK dan
Kelompok/Dana Sosial (terpisah sesuai peruntukannya).
Kelembagaan UPK dalam tahapan internalisasi (PPK I dan PPK II) telah
mengalami perubahan dari Unit Pengelola Keuangan (PPK I) menjadi Unit Pengelola
Kegiatan (PPK II) yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dana Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) dan pengelolaan dana pinjaman (termasuk dana
perguliran) .
Pada pertengahan perjalanan PPK II dilakukan pemetaan UPK phased out
(tidak mengelola BLM) dengan tujuan sebagai dasar untuk menentukan pola
penguatan dan mengetahui potensi pengembangan yang sesuai dengan kondisi
23
masing-masing UPK. Pemetaan dilakukan dengan melakukan evaluasi (tiga) aspek
pemetaan : Aspek Resiko Pinjaman (melakukan evaluasi kondisi resiko pinjaman),
Aspek Produktifitas (melakukan evaluasi potensi produktifitas ) dan Aspek Kualitatif
Pengelolaan (melakukan evaluasi kondisi dukungan pengelolaan secara kualitatif).
Hasil pemetaan adalah memberikan kategorisasi UPK kedalam Potensial atau
Kurang Potensial. Dengan demikian pemetaan bukan sebagai penilaian yang bersifat
penilaian (rating) tetapi sebagai hasil identifikasi UPK untuk penguatan selanjutnya.
Pada PPK III kelembagaan UPK dalam tahapan institusionalisasi (pelembagaan)
dan diarahkan sebagai lembaga pelaksana pengelola program untuk masyarakat
selain pengelola kegiatan pendanaan usaha skala mikro (microfinance) dan dalam
tahap ini PPK juga memberikan dukungan penguatan melalui Konsultan Pendamping
UPK yang memberikan penguatan dalam hal: (1) Kelembagaan UPK dan
kelembagaan pendukung untuk bertujuan menjadi lembaga yang mempunyai
akuntabilitas; (2) Penguatan Pengelolaan Keuangan bertujuan meningkatkan
kapasitas sebagai pengelola keuangan yang transparan untuk berbagai pendanaan
program; (3) Penguatan Pengelolaan Pinjaman bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas dalam mengelola dana bergulir yang mempunyai akuntabilitas yang baik;
(4) Pengembangan Jaringan bertujuan untuk membuka jaringan berbagai program
masyarakat dari berbagai sumber penyedia program.
Pengembangan jaringan akan dapat berjalan dengan baik jika kelembagaan
UPK sudah dianggap memadai atau akuntabel, sehingga proses penguatan yang
menjadi prioritas adalah Penguatan Kelembagaan, Pengelolaan Keuangan, dan
Pengelolaan Pinjaman. Sebagai upaya penyiapan pengembangan jaringan tersebut
maka diperlukan penilaian terhadap hasil penguatan yang telah dilakukan. Penilaian
yang dimaksud adalah Penilaian Kesehatan UPK.
24
dengan pengelolaan program dan pelestarian program baik yang berasal dari
pemerintah ataupun lembaga-lembaga lain.
25
TIDAK SEHAT DIBAWAH 60
Pengamanan yang dimaksud disini adalah perlindungan dari aspek hukum atas penyaluran
pinjaman PNPM Dalam setiap tahapan penyaluran harus didasari oleh adanya
dokumentasi yang berkesinambungan yang menunjukkan suatu alur yang tidak dapat
dipisahkan mulai dari pembentukan kelompok.
26
Surat Kuasa ini harus ditandatangani oleh seluruh Anggota Kelompok Tujuan Surat
Kuasa ini adalah melatih masyarakat bahwa setiap langkah kelompok harus
dipertanggung jawabkan secara kelompok.
4. KEPUTUSAN MAK
Setiap Keputusan MAK harus didasari oleh Surat Kuasa Ketua Kelompok, Surat
Permohonan Kelompok, Berita Acara MAK yang menyangkut Ketentuan dan
Persyaratan Pinjaman meliputi :
a. Jumlah Yang Diterima
b. Tujuan Penggunaan
c. Tingkat Bunga
d. Jangka Waktu dan Jadwal Pengembalian
e. Persyaratan Pencairan.
Keputusan ini harus dibuatkan Notulen Rapat Keputusan dengan tujuan bahwa telah
dilakukan evaluasi akhir atas permohonan Kelompok, dan keputusan ini bersifat final
tidak dapat diubah oleh siapapun kecuali oleh MAK, sehingga persyaratan yang
dituangkan dalam keputusan ini dipakai sebagai persyaratan pencairan Pinjaman.
27
pinjaman) dan Debitur (yang meminjam) sehingga secara pasti mengetahui bahwa dana
yang dipinjam adalah dana kecamatan (masyarakat).
7. PERNYATAAN TANGGUNG RENTENG
Pernyataan tanggung renteng adalah sejenis jaminan oleh anggota kelompok agar
secara kelembagaan kelompok bertanggung jawab.. Tujuan sebenarnya adalah sebagai
moral obligation, dan mendidik/melatih masyarakat untuk terbiasa dengan pola jaminan
seperti perbankan.
8. AKTA JANJI MEMBAYAR (PROMES)
Akta ini dibuat dengan dasar yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit yang
menyebutkan janji membayar secara lunas pada waktu yang ditetapkan dengan dilampiri
skedul angsuran. Tujuan akta ini adalah mendidik masyarakat agar melakukan
pemenuhan kewajiban secara tepaat waktu.
28
Adalah penggolongan kelompok bermasalah dilakukan berdasarkan:
1. Permasalahan Kelembagaan : adalah permasalahan yang disebabkan oleh kurang
berfungsinya kelembagaan-kelembagaan yang dibangun oleh PNPM
sebagaimana mestinya yaitu :
a. Permasalahan Kelompok Peminjam yang disebabkan oleh
bubarnya kelompok, pengurus tidak aktif, aktivitas kelompok tidak ada,dsb
b. Permasalahan Tim Verifikasi yang tidak berfungsi dengan
semestinya dan mengakibatkan terjadinya kelompok fiktif, kelompok tidak
ada usaha, dsb.
2. Permasalahan micro-finance adalah permasalahan yang disebabkan oleh
karakter/itikad dan kemampuan usaha dengan kondisi sebagai berikut :
a. Pengurus atau anggota Kelompok Usaha Bersama mempunyai itikad untuk
tidak mengembalikan.
b. Kondisi usaha Kelompok Usaha Bersama tidak mampu mengembalikan.
c. Pemanfaat dari kelompok Simpan Pinjam atau Aneka Usaha mempunyai
itikad untuk tidak mengembalikan.
d. Kondisi usaha pemanfaat tidak mampu mengembalikan .
e. Kesalahan pada penentuan jadwal pengembalian yang tidak sesuai dengan
usaha .
3. Permasalahan Penyelewengan adalah permasalahan yang diakibatkan adanya
penyelewengan dana yaitu :
a. Penyelewengan atau pemotongan pada saat alokasi dana pinjaman ke
kelompok oleh TPK, Ketua UPK, dsb, sehingga kelompok hanya mengakui
dana yang diterima saja.
b. Penyelewengan atau pemotongan pada saat alokasi dana ke pemanfaat oleh
ketua kelompok sehingga pemanfaat hanya membayar kewajiban sesuai
dengan yang diterima.
c. Penyelewengan pengembalian oleh ketua kelompok, TPK (bagi lokasi yang
masih menggunakan TPK), Pengurus UPK, dsb
4. Permasalahan Force Majeure adalah permasalahan diakibatkan oleh bencana
alam, huru hara, perang dan kematian pemanfaat atau musibah yang bersifat
bukan akibat dari kurangnya antisipasi resiko usaha. Contoh dari resiko usaha
adalah gagal panen, ternak mati, perampokan, kebakaran lokasi usaha, dsb.
29
4. Setelah diputuskan MAK maka harus dibuat “perjanjian tertulis yang
baru” atas Pinjaman antara UPK dan Kelompok Peminjam.
KRITERIA PENILAIAN
Kriteria Pinjaman Bermasalah ini merupakan langkah awal yang menentukan
identifikasi permasalahan UEP/SPP, dengan demikian dasar penentuan kriteria ini
adalah bersumber dari proposal/kesepakatan awal yaitu : KELEMBAGAAN
KELOMPOK dan KEMAMPUAN USAHA
1. PENILAIAN KELEMBAGAAN KELOMPOK.
Penilaian ini berdasarkan kondisi masing-masing jenis dan fungsi kelompok
dikaitkan dengan upaya untuk mengembalikan Pinjaman . Penilaian
diantaranya adalah :
a. Kewajaran dalam Penggunaan Pinjaman dan Administrasi :
i. Apakah Pinjaman yang diterima digunakan untuk tujuan yang
sesuai dengan proposal Awal ?
ii. Apakah dalam menggunakan pinjaman dilakukan administrasi
yang memadai ?
b. Kepatuhan
i. Apakah dilakukan pembayaran-pembayaran yang sesuai
dengan kesepakatan pada beberapa bulan pertama ?
ii. Apakah pengurus kelompok menghadiri pertemuan-pertemuan
pembinaan, pertemuan kelompok, dsb dalam rangka
pengembalian pinjaman ?
2. PENILAIAN KEMAMPUAN
Penilaian ini didasari kemampuan usaha dalam rangka pengembalian
Pinjaman UEP/SPP yaitu INTERNAL dan EKTERNAL dengan penjelasan
sebagai berikut :
a. PENYEBAB INTERNAL :
Merupakan penyebab kemampuan pengembalian yang berasal dari
usaha yang dibiayai oleh pinjaman PNPM diantaranya :
i. Hasil Usaha : apakah hasil usaha secara keseluruhan mampu
mengembalikan pinjaman ?
ii. Manajemen : apakah pengelolaan usaha dilakukan dengan baik
“sesuai dengan kondisi usaha” ?
iii. Apakah anggota kelompok melakukan tanggung renteng ?
iv. Aktivitas kelompok mendukung pengembalian ?
30
b. PENYEBAB EKSTERNAL
Merupakan penyebab kemampuan pengembalian yang berasal dari
faktor eksternal usaha yang dibiayai oleh Pinjaman PNPM, diantaranya
:
i. Kondisi Pasar : apakah kondisi pasar mampu menyerap
produk/jasa yang dihasilkan ?
ii. Kondisi Lingkungan Sosial : apakah lingkungan kelompok
mendukung berkembangnya usaha kelompok.
iii. Kondisi Alam : apakah kondisi alam yang ada mendukung
usaha yang dilakukan ?
KEMAMPUAN
KRITERIA PENILAIAN UNSUR PENILAIAN HASIL NILAI
FAKTOR INTERNAL HASIL USAHA 2
MANAJEMEN 1
TANGGUNG RENTENG 2
AKTIFITAS KELOMPOK 2
FAKTOR EKSTERNAL KONDISI PASAR 2
LINGKUNGAN SOSIAL 2
KONDISI ALAM 2
TOTAL NILAI 13
KESIMPULAN : KELEMBAGAAN BAIK, KEMAMPUAN KELOMPOK KURANG
31
KATEGORI PINJAMAN
Kategori pinjaman adalah salah satu mekanisme untuk memudahkan pemberian
Pola Penyelesaian dari pinjaman bermasalah secara transparan dan berdasarkan
kesepakatan para pihak, antara peminjam dan UPK.
Dengan hasil perhitungan Penilaian Kriteria tersebut diatas maka dapat ditentukan
Kategori Pinjaman sebagai berikut :
1. Kategori A : adalah yang memiliki hasil penilaian KELEMBAGAAN
KELOMPOK BAIK DAN KEMAMPUAN KELOMPOK BAIK
2. Kategori B : adalah yang memiliki hasil penilaian KELEMBAGAAN
KELOMPOK BAIK DAN KEMAMPUAN KELOMPOK KURANG.
3. Kategori C : adalah yang memiliki hasil penilaian KELEMBAGAAN
KELOMPOK KURANG DAN KEMAMPUAN KELOMPOK BAIK.
4. Kategori D : adalah yang memiliki hasil penilaian KELEMBAGAAN
KELOMPOK KURANG DAN KEMAMPUAN KELOMPOK KURANG
5. Kategori E : pinjaman bermasalah yang disebabkan karena penyelewengan.
6. Kategori F : pinjaman bermasalah yang disebabkan adanya force majeure.
PENYELEWENGAN PINJAMAN
Dalam PNPM-MPd terdapat dua golongan penyelewengan pinjaman yang
didasarkan atas terjadinya penyelewengan yaitu :
1. Penyelewengan terjadi sebelum diterima oleh pemanfaat yang telah disetujui
oleh MAK misalnya :
a. Adanya Pemotongan oleh UPK,TPK, Ketua Kelompok, dsb sehingga
pemanfaat tidak menerima sesuai dengan keputusan MAK. Tentunya
pemotongan yang tidak sesuai dengan keputusan MAK, tetapi jika
pemotongan tersebut merupakan kesepakatan misalnya : untuk
tabungan dalam kaitannya tanggung renteng dsb, bukan termasuk
penyelewengan.
b. Adanya Kelompok atau Pemanfaat Fiktip dengan demikian penerima
dana pinjaman bukan pemanfaat .
2. Penyelewengan terjadi setelah Pemanfaat mengembalikan tetapi tidak sampai
pada UPK, misalnya :adanya pengembalian dari pemanfaat yang
diselewengkan oleh Ketua Kelompok,UPK,dsb sehingga tidak ter-
administrasi dalam Buku Pengembalian Pinjaman UPK.
3. Penyelewengan terjadi karena adanya pengembalian yang telah diterima dan
diadministrasikan dalam Buku Pengembalian UPK, tetapi dana tersebut tidak
disetorkan dibank atau dipinjamkan secara pribadi, dsb.
4. Penyelewengan yang memenuhi unsur pidana korupsi maupun umum akan
diselesaikan melalui mekanisme hukum setelah mendapat persetujuan Forum
MAK.
FORCE MAJEURE/MUSIBAH/BENCANA
Faktor ini merupakan suatu penyebab Pinjaman Bermasalah diluar kehendak dan
kemampuan kelompok atau peminjam yang bukan dalam kategori resiko usaha.
Dengan demikian untuk tujuan pemberdayaan maka faktor ini juga harus benar-
benar dipertimbangkan dalam pengembalian pinjaman. Dalam penentuan faktor ini
32
harus mencerminkan kondisi sebenarnya dan dijamin tidak ada rekayasa atau
kesengajaan.
Contoh faktor ini adalah :
1. Bencana alam : banjir, tanah longsor, gempa bumi, dsb
2. Wabah Penyakit yang menyerang tanaman , ternak dsb.
3. Sakit yang parah/kematian peminjam.
4. Kematian ternak yang dibiayai oleh pinjaman..
POLA PENYELESAIAN
Pola Penyelesaian merupakan kajian yang terpenting dalam upaya penyelesaian
Pinjaman Bermasalah setelah menentukan Kategori Pinjaman. Pola ini merupakan
kesepakatan awal antara UPK dan Peminjam sebelum diputuskan oleh MAK. Pola
ini bertujuan memberikan rasa adil dan transparansi dalam upaya penyelesaian
Pinjaman Bermasalah. Pola ini dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kondisi
wilayah masing-masing. Pola Penyelesaian yang dapat ditawarkan adalah :
1. Pola A : Penjadwalan Ulang : adalah melakukan penjadwalan ulang atau
membuat jadwal angsuran yang baru sesuai dengan kondisi usaha kelompok
atau pemanfaat.
2. Pola B : Restrukturisasi Pinjaman adalah melakukan perubahan pola angsuran
yang dikaitkan dengan realitas penggunaan dana.
3. Pola C : Pengurangan Kewajiban adalah pola penyehatan yang memberikan
pengurangan jasa pinjaman jika mempunyai itikad pengembalian secara
sekaligus seluruhnya untuk tunggakan. Pola ini bisa digunakan untuk
penyebab force majeure dengan memberikan pengurangan pokok atau jasa
pinjaman.
4. Pola D : Kompensasi adalah pola penyehatan dengan cara melakukan
kompensasi harta , misalnya terjadinya penyelewengan dana oleh pengurus
maka pengurus tersebut harus menyerahkan harta senilai dana yang
diselewengkan, harta tersebut kemudian dijual untuk mengembalikan
kewajibannya sampai sesuai dengan sejumlah dana yang diselewengkan.
5. Pola E : Aspek hukum /litigasi adalah pola penyehatan yang akan
diselesaikan dengan penyelesaian hukum, pola ini biasanya digunakan untuk
permasalahan penyelewengan dana atau diterapkan kepada baik pengurus
UPK maupun pemanfaat/kelompok yang tidak mempunyai itikad yang baik.
33
KATEGORI B A,B,
KATEGORI C D,E
KATEGORI D D,E
KATEGORI E D,E
KATEGORI F C
Proses keputusan Pola Penyelesaian tetap harus melalui MAK yang sesuai dengan
koridor PNPM, dengan demikian setiap keputusan pola penyelesaian harus
diagendakan dan dibuat berita acara untuk masing-masing keputusan.
Pola ini merupakan salah satu upaya memberikan referensi dalam Program
Pelestarian Dana Bergulir dengan demikian UPK harus mempunyai konsep yang
jelas untuk penanganan Pinjaman Bermasalah yang ada dalam wilayah masing-
masing , terutama jika sudah tidak ada pendampingan.
Demikian SOP ini disahkan pada saat pelaksanaan MAK yang dilaksanakan pada tanggal 20
Desember 2014
Ketua BKAK
Marhadi
34