Anda di halaman 1dari 1

Bab 5

Kaidah mutlaq dan muqayyad


A.mutlaq
-pengertian mutlaq
lafaz yang menunjukkan kepada satu-satuan tertentu tetapi tanpa adanya pembatasan.
Biasanya lafaz mutlaq ini berbentuk ism nakirah dalam konteks kalimat positif (al-itsbat). Sebagai
contoh lafaz raqabah yang terdapat dalam Q.S.
Lafadz “raqabah” (hamba sahaya) termasuk lafadz mutlaq yang mencakup semua
jenis raqabah (hamba sahaya) tanpa diikat atau dibatasi sesuatu yang lain. Maksudnya bisa mencakup
raqabah laki-laki atau perempuan, beriman atau tidak beriman. Jika dilihat dari segi cakupannya,
maka lafadz mutlaqadalah sama dengan lafadz ‘am. Namun keduanya tetap memiliki perbedaan
yang prinsip, yaitu lafadz ‘am mempunyai sifat syumuli (melingkupi) atau kulli (keseluruhan) yang
berlaku atas satuan-satuan, sedangkan keumuman dalam lafadz mutlaq bersifat badali (pengganti)
dari keseluruhan dan tidak berlaku atas satuan-satuan tetapi hanya menggambarkan satuan yang
meliputi.

B.muqayyad
-pengertian muqayyad
Muqayyad secara bahasa artinya sesuatu yang terikat atau yang diikatkan kepada sesuatu.
Pengertian secara istilah ialah suatu lafadz yang menunjukkan hakikat sesuatu yang terikat dengan
suatu seperti sifat.
Contohnya ialah lafadz “raqabah mukminah” (hamba sahaya yang beriman) yang terdapat
dalam firman Allah :
ٍ‫وَﻣَﻦْ ﻗَﺘَﻞَ ﻣُﺆْﻣِﻨًﺎ ﺧَﻄَﺄً ﻓَﺘَﺤْﺮِﯾﺮُ رَﻗَﺒَﺔٍ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔ‬
:‫)اﻟﻨﺴﺎء‬93(
“Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang
hamba sahaya yang beriman”.

C.ketentuan hukum mutlaq dan muqayyad


Syarat membawa kepada muthlaq muqayyad ialah apabila hanya terdapat satu muqayyad.
Kalau lebih dari satu muqayyad, muthlaq tetap pada tempatnya sendiri. Lafal muthlaq dan muqayyad
masing-masing menunjukkan kepada makna yang qath'iy dalalahnya.
D.kaidah hukum mutlaq dan muqayyad
Dalam pelaksanaan hukumnya, keberlakuannya dapat bersama-sama atau masing-masing
berdiri sendiri. Artinya yang muthlaq berlaku untuk yang muthlaq dan yang muqayyad berlaku untuk
yang demikian. Hal itu terjadi jika perintahnya berdiri. Akan tetapi, jika perintahnya berada dalam
satu rangkaian kalimat atau dalam satu ayat Al-Qur’an, sebagaimana muqayyad-nya sebagai sifat
bagi yang muthlaq, maka pengemalannya dilakukan secara bersama-sama. Sebagaimana pengamalan
memerdekakan hamba sahaya sebagai yang muthlaq, artinya harus hamba sahaya, sedangkan yang
beriman adalah yang muqayyad jadi harus yang beriman, tidak boleh yang kufur.
Syarat membawa kepada muthlaq muqayyad ialah apabila hanya terdapat satu muqayyad. Kalau
lebih dari satu muqayyad, muthlaq tetap pada tempatnya sendiri. Lafal muthlaq dan muqayyad
masing-masing menunjukkan kepada makna yang qath’iy dalalahnya. Karena itu bila lafadz itu
muthlaq maka harus diamalkan sesuai dengan muqayyadnya.

Anda mungkin juga menyukai