Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV


PABRIK GULA BONE ARASOE

Disusun oleh
1. RISWAN (19200130)
2. ADE IRWANSA (19200104)
3. MUH.AMIN MUHADIR (19200116)

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK PERMESINAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 SIDRAP
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

PADA TANGGAL 10 JANUARI 2022

Diketahui, Pembimbing,

Tri Rahayuningsih Muh. Aris Hawu


ASKA Pabrik ST. Wordshop

Mengtahui,
PT. PERKBUNAN NUSANTARA XIV
Pabrik Gula Bone

Ir. Rusriadi
Manager

i
LEMBAR PERSETUJUAN SEKOLAH

SMK NEGERI 6 SIDRAP


DESA BULUCENRANA KEC. PITU RIAWA

MAGANG INDUSTRI SISWA


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN
SMK NEGERI 6 SIDRAP
KAB. SIDENRENG RAPPANG
PERIODE 29 September S.D 10 Januari 2022
Bone,...........................2021

Wakasek Kurikulum Pembimbing

ANDI ARFATI, S.TP ANDI ARFATI, S.TP

NIP : 1977122920100112004 NIP : 1977122920100112004

Menyetujui,
Kepala Sekolah

NURDIN S.Pd., M.Si.


NIP : 19611231 198411 1 053

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat,
hidayah dan juga karunia-Nya, tidak lupa juga kita sampaikan shalawat serta
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Maha suci Allah yang telah
memberi segala nikmat dan petunjuk kepada penulis, sehingga akhirnya Laporan
Praktek Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan

Pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan ini diajukan sebagai salah satu
syarat kelulusan bagi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Sidrap yang
telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Laporan ini juga merupakan salah
satu bukti penulis telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan selama 3 bulan di
PTP. Nusantara XIV Pabrik Gula Bone terhitung mulai tanggal 29 September
2021 S.D 10 Januari 2022.
Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis telah berhasil
menyusun laporan sebagai bukti dan hasil dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan di
PTP. Nusantara XIV Pabrik Gula Bone. Segala aspek yang berkaitan dengan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan pembuatan Laporan ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua karyawan PTP.
Nusantara XIV Pabrik Gula Bone atas partisipasinya dalam membimbing kami
selama melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Pada akhirnya, penulis berharap agar laporan ini dapat memberikan
manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Penulis
menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna, masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah
penulis harapkan bagi kemajuan dan perbaikan laporan ini.

iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…............................................................................................
Halaman Pengesahan……………………………………………………….. i
Halaman Pengesahan Sekolah……………………………………………… ii
Kata Pengantar……………………………………………………………… iii
Daftar Isi……………………………………………………………………... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Landasan Hukum………………………………………………………… 1
C. Tujuan dan Manfaat ……………………………………………………... 2
D. Waktu dan Tempat Pelaksana…………………………………………..... 2
E. Ruang Lingkup………………………………………………………….... 2

BAB II PROFIL DU/DI


A. Sejarah Singkat………………………………………………………….. 3

BAB III TUJUAN PUSTAKA


A. Mesin Bubut…………………………………………………………….. 4
B. Mesin Bor……………………………………………………………….. 10
C. Mesin Sekrap……………………………………………………………. 14
D. Alat Keselamatan Kerja…………………………………………………. 23
BAB IV JENIS KEGIATAN
A. Pembuatan Baut Kopling……………………………………………….... 26
B. Pembuatan Bak Kopling………………………………………………… 27
C. Pembetukan Transplat……………………………………………………. 28
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 29
B. Saran…………………………………………………………………….. 29
Lampiran…………………………………………………………………… 30

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang
memang sudah mempersiapkan siswanya untuk bisa langsung bekerja
setelah lulus. Maka dari itu, SMK bekerja sama dengan perusahaan terkait
sesuai jurusan untuk meningkatkan kemampuan dari etos kerja siswa agar
bekerja nantinya bisa maksimalkan dan sudah tidak banyak mengalami
kesulitan lagi.
Pada tahun 2021 ini SMK Negeri 6 SIDRAP, program studi
jurusan Tehnik Pemesinan (TP) industri Pabrik Gula Bone (PGB) salah
satu tempat pelaksanaan kegiatan prakring. Harapan utama dari kegiatan
penyelengaraan praktik dunia usaha/dunia industri atau instansi, dimana
siswa akan memilih etos kerja yang meliputi: kemampuan kerja, motivasi
kerja, inisiatif dan kreatif, hasil perkerjaan yang berkualitas, disiplin
waktu, dan kemauan kerja.
Prakering di PG Bone di pembimbing/mandor yang memiliki
kompetensi keahlian di bidang Tehnik Permesinan, membimbing cara
pengoprasian mesin-mesin, cara pembentukan bentukan benda kerja, dan
cara pemasangan di mesin dengan benar. Sehingga meningkatakan
pengetahuan, penglamanan, dan keterampilan siswa menuju persaigan
tenaga kerja kedalam dunia industri.

B. Landasan Hukum
Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda didasarkan pada ketentuan
yang tertuang dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang
Pendidikan Nasional yang Disempurnakan dengan Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional.
Keputusan Mendikbud No. 0492/U/1992 tentang Sekolah Menengah

1
Kejuruan, dan Keputusan Mendikbud No. 323/U/1993 tentang
penyelenggaraan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan, yaitu
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan melalui dua jalur
(pendidikan di sekolah dan pendidikan di dunia usaha atau industri).
Keputusan Mendiknas No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah.

C. Tujuan dan Manfaat Prakering


1. Memantapkan dan mengembangnkan pelajaran yang diperoleh di
sekolah dengan menerapkan di dunia kerja atau dunia industri.
2. Sebagai pedoman untuk menerapkan keterampilan di dunia kerja
atau dunia industri.
3. Agar siswa mampu memahami, menetapkan dan mengembangkan
pelajaran yang di kembangkan disekolah dan menerapkan di dunia
usaha.
4. Untuk mengembangkan cara berfikir siswa agar bisa lebih cepat
dalam mengembangkan kmampuan diri.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


 Tempat :
PTP. NUSANTARA XIV, PG. Bone, Desa Arasoe, Kec. Cina, Kab.
Bone, Prov. Sulawsi Selatan.
 Waktu :
29 September 2021 S/D 10 Januari 2022 (3 bulan).

E. Ruang Lingkup
ST. Wordshop

2
BAB II

PROFIL DU/DI

A. Sejarah Singkat
 Dilandasi keputusan MPRS No. II/tahun 1960, tanggal 16 juli 1960
tentang’ Agremeni On The Economic Coperaco Betwen The
Gopermen Of Indonesia,
 Tanggal 23 agustus 1966 dia sesi BPU-PPN gula atau karung goni
menyatakan proyek dalam kadaan slow don’t
 Tanggal 16 agustus 1973 di tandatangani kontrak antara PN
perkebunan XX dengan BOOKERS agruccultural and technical servis
ltd(BATS),landon,untuk melakukan survey,penelitian dan perencanaan
pembangunan pabrik gula bone.
 Tanggal 6 desember 1973 di tetapkan pendirian perusahaan
umum(perum) gula bone sesuai peenetapan Presiden Republik
Indonesia dngan dasar peraturan pemerintah RI NO 47/tahun 1973.
 Tanggal 13 desember 1974 diputuskan pembubaran perum Gula Bone
dan penetapan status perseroan(persero)Eks.perusahan negara
perusahaan perkebunan(PNP)XX dan dilaksanakan pembentukan
PT.Perkebunan XX dan dilaksanakan pmbentukan XX(persero) pada
awal bulan mei 1981.
 Pabrik Gula Bone di resmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 15 Oktober 1975 pada saat melakukan giling perdana.
 Tanggal 25 September 1991 Pabrik Gula Bone menjadi unit produksi
dari PT.Perkebunan XXXII(persero).
 Tanggal 9 Mei 1994 diadakan rekrukturasi PTP.PTPXXXII(persero)
gabungan dengan PTP.XXXII SEBAGAI induknya.
 Tanggal 22 april 1996 nama PTP.XXXII(persero)Grup di ubah
menjadi PT.Perkebunan Nusantara XVI(persero).

3
 Tanggal 7 September 2007 No.116/S.PJ/RNI 01/XI/07 dan XX-
Kontrak /XI/07.072,Menejen pengolahan PF.Bone diserahkan Ke
PT.Rajawali Nusantara Indonesia(persero).
 Tanggal 18 Agustus 2009 No.XX-220214/09.002 Menejemen
pengolahan PG.BONE dialihkan ke PTP.Nusantara X.

4
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mesin Bubut
1. Pengertian mesin bubut
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang di gunakan untuk
memotong benda yang di putar.bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemuadian di kenakan pada pahatyang di gerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.gerakan putar dari
benda kerja di sebut gerak potong relative dan gerakan translasi dari pahat
di sebut gerak umpan.dengan mengatur perbandingan rotasi benda kerja
dan kcpatan translasi pahat makaakan di proleh berbagai macam ulir
dengan ukuran kisar yang berbeda.hal ini dapat di lakukan dengan jalan
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros pindel dengan
poros ulir.

Gambar 1.1 Mesin Bubut


2. Prinsip kerja mesin bubut
Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang
menggunakan pahat dengan satu mata potong untuk membuang material
dari permukaan benda kerja yang berpuatar.pahat bergerak padara linier
sejajar dengan sumbu putar benda kerja.dengan mkanisme seperti ini,maka

5
proses bubut memiki kekhususan untuk membuat benda kerja yang
berbentuk silinder.
Bagian bagian utama mesin bubut standar untuk dapat di gunakan
secara maksimal,mesin bubut standar harus memiliki bagian bagian utama
yang standar.Bagian bagian mesin bubut standar di antaranya:
a. kepala tetap (Head Stock)
Kepala tetap (head Stock), terdapat spindle utama mesin yang
berfung sebagai dudukan beberapa perlengkapan yang ada pada
kepala tetap diantaranya: cekam(chuck),Kollet (collet),senter
tetap,plat pembawa rata(face plate) dan plat pembawa berekor
(driving plate).alat alat tersebut di pasang pada spindel mesin
berfungsi pengikat atau penahan benda kerja yang akan dikrjakan
pada mesin bubut.

Gambar 1.2 Kapala Tetap(Head Stock)


b. Kepala lepas (Tail Stock)
Kepala lepas (Tail Stock) di gunakan sebagai dudukan
senter(rotary centre),senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata
bor bertangkai kepala lepas.senter putar( rotary centre) atau senter
tetap di pasang pada kepala lepas dengan tujuan agar mendukung
ujung benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau
mata bor dipasang pasa kepala lepas untuk proses pengeboran.

6
Gambar 1.3 Kepala lepas(Tail Stock)
c. Alas/meja mesin (Bed Machine)
Alas/meja mesin bubut di gunakan sebagai tempat kedudukan
kepala lepas,eretan ,penyangga diam (stedy rest) dan merupakan
tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/ meja
mesin bubut bermacam macam, ada yang datar dan ada yang salah
satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.

Gambar 1.4 Alas/Meja Mesin(Bed Machine)


d. Eretan (carriage)
Eretan (carriage),terdiri dari tiga bagian/elemen diantaranya
Pertama : Eretan memanjang/eretan alas (longitudinal carriage)
berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan arah memanjang
mendekati atau menjauhi spindle mesin,secara manual atau omatis
sepanjang meja/alas mesin sekaligus sebagai dudukan eretan
melintang
Kedua : Eretan melintang (cross carriage/ cross slide) berrfungsi
untuk melakukan pemakan arah melintangmendekati atau menjauhi
sumbu senter,secara manual atau otomatis dan sekaligus sebagai
dudukan eretan atas.

7
Ketiga ; Eretan atas atau eretan kombinasi (top carriage/compound
slide) terlihat pada berfungsi untuk melaakukan pemakan secara
manual kearah sudut yang di kehendaki sesuai penyetelannya.Bila
dilihat dari konstruksinya,eretan melintang bertumpu pada eretan
memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang.dengan
demikian apabila eretan memanjang digerakkan,maka eretan
melintang dan eretan atas juga ikut bergerak/bergeser.

Gambar 1.5 Eretan (Carriage)


e. Poros transporter dan poros pembawa
Poros transporter adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat
atau trapesium dengan jeni ulit whithworth (inchi) ata metris
(mm),berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan
secara otomatis,misalnya pembubutan arah memanjang/melintang dan
ulir.

8
Gambar 1.6 Poros Transporter dan Poros Pembawa
f. Tuas/ Handel
Tuas/handel pada setiap mesin bubut dengn merk atau pbrukn yng
berbed mempunyai penempatan tuas/handel yang berbeda pula.maka
dari itu di dalam mengatus tuas/handel pada setiap melakukan proses
pembubutan harus berpdoman pada table table petunjuk pengaturan
yang terdapat padamasing masing mesin bubut tersebut.

Gambar 1.6 Tuas/Handel


g. Dudukan/rumah pahat(toolpost)
Dudukan atau rumah pahat (toolpost) berfungsi untuk menjepit
atau memegang pahat.Bentuknya atau modelnya secaragaris besar ada
dua macam yaitu pemegang pahat standard an pemegang pahat yang
dapat disetel yang mempunyai perbedaan yang secara singkatnya
pemegang pahat standar dalam mengatur ketinggiannya ,e,erlukan
penyannga sedangkan pemegang dapat di setel sesuai dengan
namanya ia dapat di setel tanpa harys menggunakan penyangga.

9
Gambar 1.8 Dudukan/Rumah Pahat(Tool Post)
h. Cekam (Chuck)
Cekam adalah salah satu peralatan mesin bubut yang berfungsi
untuk menjepit benda kerja pada prose pembubutan.jenis alat ini
apabila dilihat dari gerakan rahangny dapat di bagi menjadi dua jenis
yaitu, cekam sepusat (self centering cuck) dan cekam tidak sepusat
(indeoenden chuck).
pengertian cekam sepusat adalah apabila salah satu rahang di
gerakkan maka keseluruhan rahang yang terdapat pada cekam akan
bergerak secara bersamaan sedangkan cekam tidak sepusat apabila
satu rahang di gerakkan hanyaakan menggerakkan rahang ada di
poros/selurusannya.
B. Mesin Bor
1. Pengertian Mesin Bor
Mesin bor merupakan mesin yang digunakan untuk membuat
lubang pada benda padat. Proses pembuatan lubang tesebut menggunakan
tool yang berputar. Prosesnya dikenal istilah pengeboran, sedangkan tool
yang digunakan dikenal dengan istilah drill.
2. Mesin Bor Radial Drilling Machine
Mesin bor merupakan mesin yang digunakan untuk membuat
lubang pada benda padat. Proses pembuatan lubang tesebut menggunakan
tool yang berputar. Prosesnya dikenal istilah pengeboran, sedangkan tool
yang digunakan dikenal dengan istilah drill.

Radial drilling machine digunakan untuk mengebor lubang pada


benda kerja yang lebih besar dan berat. Pada mesin bor jenis ini, drilling
head atau spindle terletak/terpasang pada lengan radial. Drilling head atau
spindle tersebut dapat digerakkan dengan lintasan sepanjang lengan radial.
Lengan radial dapat diputar mengelilingi tiang mesin bor. Akibat
pergerakan drilling head dan putaran lengan radial, maka diperoleh bidang
atau area pengeboran. Bidang pengeboran tersebut mampu menjangkau

10
titik-titik pengeboran pada benda kerja tanpa harus menggeser posisi
benda kerja. Selain berputar mengelilingi tiang, lengan radial juga dapat
bergerak naik maupun turun sepanjang tiang mesin bor untuk
mengakomodasi tinggi benda kerja atau kedalaman pengeboran.

Gambar 2.1 Radial Drilling Machine


3. Tool kerja yang digunakan pada mesin bor
a. Mata bor, yang berfungsi sebagai tool utama di dalam pekerjaan
mengebor atau alat untuk membuat lubang pada benda kerja.

Gambar 2.2 Mata Bor


b. Kunci Chuck Bor, yang berfungsi sebagai kunci untuk mengunci dan
membuka chuck bor pada saat mata bor di pasang.

Gambar 2.3 Kunci Chuck Bor


c. Mistar baja, yang berfungsi untuk mengukur jarak atau sebagai
penggaris pada permukaan benda kerja.

11
Gambar 2.4 Mistar Baja

d. Penggores, yang berfungsi sebagai alat untuk menggores pada


permukaan benda kerja.

Gambar 2.5 Penggores


e. Peniti, yang berfungsi sebagai alat untuk menitik titik pada permukaan
benda kerja.

Gambar 2.6 Peniti


f. Centre Drill, yang berfungsi sebagai bor awal agar posisi titik bor
benar-benar centre.

Gambar 2.7 Center Drill


g. Palu, yang berfungsi untuk memalu benda kerja atau tool kerja.

12
Gambar 2.8 Palu
h. Tap Ulir, yang berfungsi sebagai untuk membuat ulir pada lubang mata
bor.

Gambar 2.9 Tap Ulir


i. High Gauge, yang berfungsi untuk membuat garis penghubung titik
pada permukaan benda kerja.

Gambar 2.10 High Gauge


j. Meteran, yang berfungsi untuk mengukur lebar benda kerja.

Gambar 2.11 Meteran

13
k. Spidol, yang berfungsi untuk memberi tanda pada titik-titik yang akan
di bor supaya terlihat jelas.

Gambar 2.12 Spidol


C. Mesin Skrap
1. Pengertian Mesin Skrap
Shaping Machine atau mesin skrap adalah mesin perkakas yang
mempunyai gerak utama bolak-balik horizontal dan berfungsi untuk
merubah bentuk dan ukuran benda kerja sesuai dengan yang dikehendaki,
yang mengambil pemotongan berupa garis lurus. Dengan menggerakan
benda kerja menyilang jejak dari pahat ini, maka ditimbulkan permukaan
yang rata, bagaimanapun juga bentuk pahatnya. Kesempurnaan tidak
tergantung pada ketelitihan pahat. Dengan pahat khusus, perlengkapan dan
alat untuk memegang benda kerja, sebuah mesin skrap dapat juga
memotong alur pasak luar dan dalam, alur spiral batang gigi, tanggem,
celah-T dan berbagai bentuk lain.
Pahat bekerja pada saat gerak maju, dengan gerakan ini dihasilkan
pekerjaan, seperti:
1. Meratakan bidang : baik bidang datar, bidang tegak maupun bidang
miring.
2. Membuat alur : alur pasak, alur V, alur ekor burung, dsb.
3. Membuat bidang bersudut atau bertingkat.
4. Membentuk : yaitu mengerjakan bidang-bidang yang tidak beraturan.

14
Gambar 3.1 Hasil Pahatan
Mesin skrap menghasilkan permukaan-prmukaan yang datar hal
yang ini dicapai oleh pahat yang bergrak horizontal ke depan dengan
benda kerja dibawahnya tegak lurus padanya, benda kerja tetap diam pada
waktu pahat penyayat dan berpindah pada langkah balik padat, maka
penyelesaiaan akhir tergantung pada bentuk pahat, kecepatan pahat
(tergantung pada jenis logam yang disekrap), dan penerapan cairan
pendingin yang tepat.
2. Prinsip Kerja Mesin Sekrap
Mesin yang juga bisa membentuk bidang-bidang tak beraturan ini
memiliki mekanisme kerja yang cukup sederhana. Pada mesin skrap,
terdapat gerakan memutar yang bersumber dari motor yang kemudian
diubah menjadi gerak lurus ataukah gerak bolak-balik melalui blok geser
serta lengan penggerak. Letak langkah dapat diatur dengan spindel posisi.
Untuk mengatur langkah, gunakan bantuan blok geser. Dalam menentukan
ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain panjang
langkah maksimum, jarak maksimum tiap gerakan meja mesin ke arah
mendatar serta jarak maksimal gerak meja ke arah vertikal atau naik turun
meja mesin.
Dalam proses penyayatan menggunakan mesin skrap, ada
beberapa factor yang ikut berperan, yakni :derajat kehalusan, kapasias
mesin, kepadatan bahan yang dikerjakan, kekerasan bahan yang dibentuk.
Jika semua faktor tersebut terpenuhi dengan baik, maka mesin sekrap akan
bekerja secarah optimal dalam memahat. Adapun bentuk pahatan yang
bisa dilakukan oleh mesin sekrap antara lain :
 Pahat arah lurus kiri
 Pahat arah lurus kanan
 Pahat bentuk bengkok ke kiri
 Pahat bentuk bengkok ke kanan
 Pahat leher angsa
 Pahat bentuk ujung bulat

15
 Pahat bentuk segi empat
 Dll
3. Jenis-jenis Mesin Sekrap
a. Mesin sekrap menurut cara penggeraknya:
 Mesin sekrap meja
Dimana pahatnya diam ditempat dan yang bergerak maju
mundur adalah benda kerja bersama mejanya. Mesin ketam
meja hanya dipergunakan untuk benda-benda kerja yang sangat
besar dan berat, karena untuk mempercepat gerak mesin setiap
setelah arah gerak harus dibutuhkan tenaga yang besar. Panjang
meja merupakan ukuran utama sebuah mesin sekrap.
 Mesin sekrap kepala
Dimana benda kerja bersama meja diam, sedangkan pahat
beserta lengannya yang memerlukan langah maksimum satu
meter dan minimum 0,15 meter.
b. Mesin Sekrap Menurut Cara Kerjanya
1. Mesin sekrap biasa. Pada mesin ini pahat sekrap bergerak secarah
maju dan mundur menyayat benda target yang ada pada meja mesin.
Mesin jenis ini umum dipakai untuk produki dan pekerjaan
serbaguanterdiri atas rangka dasar dan rangka yang mendukung
lengan horizontal. Benda kerja didukung pada rel silang sehingga
memungkinkan benda kerja untuk digerakkan kea rah menyilang
atau vertikal dengan tangan atau penggerak daya. Pada mesin ini
pahat melakukan gerak bolak-balik, sedangkan benda kerja
melakukan gerakan ingsutan. Panjang langkah maksimum sampai
1.000 mm, cocok untuk benda pendekdan tidak terlalu berat.

16
Gambar 3.2 Mesin Sekrap Horizontal

2. Palaner, yakni mesin yang memahat diam (menyayat) benda kerja


yang ada pada meja mesin. Gerakan yang dibangun adalah bolak-
balik. Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan
besar (berat). Benda kerja dipasang pada eretan yang melakukan
gerak bolak-balik, sedangkan pahat membuat gerakan penyetelan.
Lebar benda ditentukan oleh jarak antara tiang mesin. Panjang
langkah mesin jenis ini ada yang mencapai 200 sampai 1.000 mm.

Gambar 3.3 Mesin Sekrap Planner


3. Sloting, yakni gerkan pahat secarah vertical dengan cara naik turun.
Mesin sekrap jenis ini digunakan untuk pemotongan dalam,
menyerut dan bersudut serta untuk mengerjakan permukaan-

17
permukaan yang susah dijangkau. Selain itu mesin ini juga bisa
digunakan untuk operai yang memerlukan pemotongan vertikal.
Gerak pahat dari mesin ini naik turun secarah vertikal, sedangkan
benda kerja bisa bergeser ke arah memanjang atau melintang.

Gambar 3.4 Mesin Skrap Vertikal


4. Gambar Skema Mesin Sekrap

Bagian-bagian Utama Dari Mesin Sekrap


a) Badan mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan
tuas pengatur,
b) Meja mesin
Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau
penjepit benda kerja. Meja mesin didukung dan digerakkan oleh
eretan melintang dan eretan tegak. Eretan melintang dapat diatur
otomatis,

18
c) Lengan
Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat
dengan engkol menggunakan pengikat lengan. Kedudukan
lengan di atas badan dan dijepit pelindung lengan agar
gerakannya lurus,
d) Eretan pahat
Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat.
Dengan memutar roda pemutar maka pahat akan turun atau naik.
Ketebalan pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan pahat
terpasang di bagian ujung lengan dengan ditumpu oleh dua buah
mur baut pengikat. Eretan dapat dimiringkan untuk
penyekrapan bidang bersudut atau miring. Kemiringan eretan
dapat dibaca pada pengukur sudut eretan,
e) Pengatur kecepatan
Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan
mesin per menit. Untuk pemakanan tipis dapat dipercepat.
Pengaturan harus pada saat mesin berhenti,
f) Tuas panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau
lengan sesuai kanan atau kiri.
g) Tuas posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur
kedudukan pahat terhadap benda kerja. Pengaturan dapat
dilakukan setelah mengendorkan pengikat lengan.
h) Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-
pengaturan panjang engkol yang mengubah gerakan putar mesin
pada roda gigi menjadi gerakan lurus meja. Dengan demikian
meja melakukan gerak ingsutan (feeding).

Alat potong

19
a) Prinsip dasar pemotongan
Pahat bergerak maju mundur, benda kerja bergerak ke arah
melintang. Pemotongan hanya terjadi pada gerak langkah maju,
pada saat langkah mundur benda kerja bergeser.
b) Bentuk pahat sekrap
- Pahat sekrap kasar lurus
- Pahat sekrap kasar lengkung
- Pahat sekrap datar
- Pahat sekrap runcing
- Pahat sekrap sisi
- Pahat sekrap sisi kasar
- Pahat sekrap sisi datar
- Pahat sekrap profil
- Pahat sekrap masuk kedalam atau pahat sekrap masuk ke luar
lurus
- Pahat sekrap masuk dalam atau pahat sekrap masuk ke luar
diteruskan
c) Sudut asah pahat
α = sudut bebas
β = sudut mata potong (baji)
Y = sudut buang
σ = sudut potong (α+β)
d) Jenis bahan pahat
- H.S.S Digunakan untuk memotong material yang mempunyai
tegangan tarik tinggi.
- Carbide Digunakan untuk benda-benda tuangan.

Langkah-langkah menyalakan mesin sekrap


a) Lengan digerakkan dengan cara memutar roda pemeriksa untuk
melihat kemungkinan tertabraknya lengan.
b) Menentukan banyak langkah per menit.

20
c) Motor mesin dihidupkan. Dengan cara memasukkan tuas kopling
mesin mulai bekerja. Mencoba langkah pemakanan (feeding) dari
meja, mulai dari langkah halus sampai langkah kasar. Perhatikan
seluruh gerak mesin.
d) Menghentikan kerja mesin dilakukan dengan cara melepas tuas
kopling kemudian matikan motor.

5. Langkah pengoprasian mesin sekrap


Adapun langkah-langkah dalam mengoprasikan mesin yaitu :
a) Memeiksa panjang langkah dengan memutar roda pengecek
langkah.
b) Menghidupkan saklar utama.
c) Menghidupkan motor penggerak.
d) Menghubungkan kopling melalui on-off.
e) Pena ratchet di masukkan pada gigi ratchet, maka meja bergeser
pada ke arah panah yang terdapat pada kepala pena ratchet.
f) Perhatikan langkah luncur terhadap pergeseran meja.
g) Meja harus bergeser pada waktu lengan luncur bergerak ke
belakang.
h) Dengan mengembalikan arah panah meja akan bergerak berlawanan
arah.
i) Besar kecilnya tiap pergeseran meja dapat di atur dengan mengubah
ubah posisi baut pengikat pada roda gigi yang beralur. Meja
berhenti bergerak bila pena ratchet di lepas.
j) Dengan memutar tuas otomatis eretan pahat akan bergerak.
k) Besar pergeseran tiap langkah dapat di atur dengan menggeser-geser
blok pengatur langkah.
l) Tuas gerakan otomatis di lepas gerakan eretan berhenti.
m) Dengan melepas kopling mesin berhenti

6. Langkah penyetelan mesin sekrap

21
Adapun langkah-langkah dalam penyetingan langkah mesin yaitu :
a) Mesin benar-benar harus dalam keadaan OFF
b) Kendorkan tuas pengunci lengan mesin
c) Putar handlepengatur panjanglangkah mesin ke kiri atau ke
kanan sesuai
d) kebutuhan atau standar yang berlaku (putar ke kiri maka panjang
langkah mesin menjadi kecil, putar ke kanan maka panjang langkah
mesin menjadi besar)
e) Kencangkan kembali mur pengunci pengatur panjang langkah
mesin.
f) Kencangkan kembali baut pengunci pengatur posisi langkah mesin.
g) Sedangkan untuk pengaturan posisi langkah mesin.
h) Mesin benar-benar harus dalam keadaan OFF
i) Kendorkan tuas pengunci lengan mesin
j) Putar handle pengatur posisi langkah mesin sesuai kebutuhan,
(putar kiri = posisi langkah mesin dimajukan, putar ke kanan
= posisi langkah mesin di mundurkan).
k) Kencangkan kembali baut pengunci untuk mengatur posisi langkah
mesin.

D. Alat Keselamatan Kerja


1. Pakaian Praktek
Dalam ruangan bengkel harus selalu menggunakan pakaian kerja.
Bahan pakaian kerja harus terbuat dari bahan bahan katun dan bahan
campuran sejenisnya. Dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini.

22
Gambar 4.1 Pakaian Praktek
2. Sepatu Boot
Sepatu berfungsi untuk melindungi kaki dari serpihan-serpihan
terak yang apabila terinjak bisa berbahaya. Seperti pada gambar 4.2 di
bawah ini.

Gambar 4.2 Sepatu Boot

3. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari api, suhu
panas, dll. Dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini.

Gambar 4.3 Sarung Tangan


4. Kacamata Pengaman
Kacamata pengaman berfungsi untuk melindungi mata dari partikel
yang berterbangan, percikan benda kecil, benda panas, ataupun uap panas.
Jenis kacamata pengaman ini bisa berupa spectacles atau googles. Dapat
dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini.

23
Gambar 4.4 Kacamata Pengaman
5. Helm Keselamatan
Helm keselamatan atau safetyhelmet ini berfungsi untuk
melindungin kepala dari bebturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan
berat melayang atau meluncur di udara. Dapat dilihat pada gambar 4.5 di
bawah ini.

Gambar 4.5 Helm Keselamatan

24
BAB IV
JENIS KEGIATAN
A. Pembutan Baut Kopling

Alat : Mesin Bubut Mata Pahat Rata


Mata Pahat Ulir Jangka Sorong
Bahan:Benda kerja berupa as
Langkah langkah :
1. mempersiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
2. benda kerja di setel ke mesin bubut
3. benda kerja di bubut dengan mesin bubut sampai mencapai ukuran yang
di
4. inginkan lakukan secara bertahap agar mata pisau tidak patah
5. setelah mencapai ukuran yang di inginkan kita masuk di proses
penguliran
6. Pertama setel mesin bubut untuk mengulir dengan ukuran ulir tertentu
7. proses ulir memerlukan konsentrasi yang baik agar hasil ulir tidak
mengecewakan setelah ulir jdi tnggal melakukan pemotongan dengan
ukura yang di inginkan dan baut komping pun telah jadi.

25
B. Pembuatan Bak Kopling

 Alat
- Mesin Bor
- Mata Bor
- Kunci Chuck Bor
 Bahan
- Plat Setebal 5cm
 Langkah-langkah
1. Pertama-tama platnya di ukur seberapa luas lubang yang akan di bor
2. Setelah platnya sudah di ukur platnya di titik tempat lubang supaya
pengeborannya sesuai
3. Lalu plat itu di pindahkan ke table/tempat kedudukan benda kerjanya
4. Sesudah itu benda kerjanya di bor menggunakan mata bor sebesar
26mm
5. Lalu benda kerjanya di bor perlahan-lahan supaya pengeborannya
sesuai dengan ukuran yang sudah di tentukan.

26
C. Pembentukan Transplat

 Alat
- Mesin sekrap
- Mata pahat miring
- Jangka sorong/schifimat
 Bahan
- Besi cor
 Langkah-langkah
1. Pertama-tama transplet di katrol untuk di naikka di meja sekrap,
2. Transplat di setel pada meja mesin agar saat proses sekrapnya
bisa teratur dan tidak berantakan saat proses penyekrapan,
3. Setelah itu mata pahat di pasang pada mesin sekrap dan di sitel
agar pemakanan sesuai,
4. Lalu transplat disekrap secrah perlahan agas mesin tidak
berhenti saat melakukan pemakanan,
5. Setelah selesai penyekrapan dan sudah sesuai dengan ukuran
yang di inginkan,

27
6. Lalu di turunkan menggunakan katrol lalu di pindahkan pada
mesin selanjutnya.

28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan PKL sangatlah berguna untuk menambah wawasan dan
pengalaman dalam melakukan interaksi di lingkungan kerja yang
sesungguhnya.
Dengan PKL dapat melatih siswa bekerjasama menentapkan langkah-
langkah dalam suatu pekerjaan.
Berinteraksi menggeluti dunia usaha bukanlah hal yang mudah, dan
banyak hal yang perlu dilakukan agar orang yang akan melakukan hubungan
kerja dengan kita dapat terkesima akan apa yang kita lakukan atau kerjakan.
Pembelajaran di dunia kerja melalui PKL adalah suatu strategi yang
memberi kepada siswa untuk mengalami proses belajar melalui bekerja
langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya sehingga tidak kesulitan lagi saat
benar-benar terjun ke dunia industri.

B. Saran
Saran bagi siswa Meningkatkan sopan santun kepada karyawan Menjaga
lisan dari perkataan kotor Bekerja dengan giat dan telitih Peka terhadap situasi
kerja Mengutamakan K3 saat bekerja
Menambah dan mengefektifkan proses praktek produktif. Perbanyak
pemantaauan kepada siswa agar dapat mengetahui sejauh mana perkembangan
siswa di industri. Meningkatkan sosialisasi ke dunia industri untuk lebih
mengetahui perkembangan teknologi masa kini. Melakukan survey terlebih
dahulu ke industri yang disarankan, sehingga tidak terjadi salah informasi yang
diterima oleh siswanya ketika mencari industri untuk melakukan PKL.

29
LAMPIRAN

30

Anda mungkin juga menyukai