3. Bila menyangkut izin diam-diam isteri dari suami. 4. Bila menyangkut berhalangannya suami membantu isteri. 5. Bila menyangkut suami sebagai pengurus harta persatuan. 6. Bila menyangkut adanya perjanjian kawin antara suami-isteri. 7. Bila menyangkut tindakan seorang ayah dalam menjalankan kekuasaan orangtua. 8. Jika menyangkut pisah meja dan ranjang antara suami-isteri. 9. Bila menyangkut pengampu istimewa. 10. Bila menyangkut wali. 11. Bila menyangkut perwalian. 12. Bila menyangkut perwalian. 13. Bila menyangkut perwalian. 14. Bila menyangkut perwalian. 15. Bila menyangkut perwalian. 16. Bila menyangkut perwalian. 17. Bila menyangkut venia aetatis (perlunakan). 18. Bila menyangkut perlunasan (handlichting). 19. Bila menyangkut pengurus-sementara(provisionele bewindvoerder). 20. Bila menyangkut pengampuan (curatele). 21. Bila menyangkut pengurus (bewindvoerder). 22. Bila mengangkat pengurus (bestuurder). 23. Bila menyangkut pengurus (bewindvoerder). 24. Bila menyangkut pengurus (bewindvoerder). 25. Bila menyangkut pelaksana waksiat (executeur testamentaire). 26. Bila menyangkut pengurus harta peninggalan (bewindvoerder). 27. Bila menyangkut penguatan. 28. Bila menyangkut perwakilan/wakil sukarela. 29. Bila pengurus mewakili suatu perkumpulan. 30. Bila bertindak selaku kuasa (umum/luas). 31. Bila menyangkut kuasa dengan akta notaris dalam aslinya (in originali). 32. Bila menyangkut kuasa di bawah tangan (onderhandse volmacht). 33. Bila menyangkut kuasa lisan (mondelinge volmacht). 34. Bila menyangkut suami-isteri, isteri memerlukan bantuan dan kuasa suami. 35. Bila menyangkut tindakan persero penguasa dari sebuah CV. 36. Bila menyangkut kepengurusan dari FIRMA. 37. Bila menyangkut kepengurusan dari Perseroan Terbatas (PT). 38. Bila menyangkut kepengurusan suatu Koperasi atau Yayasan. 39. Bila menyangkut kepengurusan I.M.A. (stb 1939 No.569 jo. 717). 40. Bila menyangkut kepengurusan Perkumpulan Indonesia (Bumiputera) (Stb 1939 No. 570 jo. 717). 41. Bila menyangkut adopsi (Stb. 1917 No. 129 jis. 1919 No. 81-1924 No. 557 dan 1925 No. 92). 42. Bila menyangkut pengampuan dari Balai Harta Peninggalan. 43. Bila menyangkut kepengurusan (beheer) atas harta anak yang masih di bawah umur oleh Balai Harta Peninggalan, setelah pengurusan itu dicabut dari wali (voogd)anak itu oleh Pengadilan Negeri. 44. Bila menyangkut Balai harta Peninggalan selaku wali sementara. 45. Bila menyangkut pengurusan atas harta benda milik seseorang yang tak hadir oleh Balai Harta Peninggalan. 46. Bila menyangkut pengurusan oleh Balai Harta Peninggalan atas harta peninggalan (warisan) yang tak terurus. 47. Jika menyangkut tugas Balai Harta Peninggalan selaku wali pengawas atas anak-anak yang masih di bawah umur, dll. 48. Jika menyangkut kehadiran Balai Harta Peninggalan selaku wali – atau pengampu – pengawas. 49. Jika menyangkut tugas Balai Harta Peninggalan selaku kurator atas harta benda dari seseorang yang ditanyakan (jatuh) pailit.