Anda di halaman 1dari 53

MODUL

PELATIHAN PENINGKATAN SELF CONTROL


RELIGIUSITAS UNTUK PENCEGAHAN
PERILAKU SEKS BEBAS

OLEH
Sukesi, A.Per.Pend., S.Kep., Ns., M.Kes
Evi Pratami, SST., M.Keb
Ervi Husni, S.Kep., Ns., M.Kes
Rekawati S, A.Per.Pend., M.Kes
Sherly Jeniawaty, SST., M.Kes
Evi Yunita N, SST., M.Keb
Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes
Sri Utami, S.Kp., M.Kes
Titi Maharrani, SST., M.Keb
Queen KNM, SST., M.Keb
Yuni Ginarsih, SST., M.Kes

kementerian kesehatan ri
badan pengembangan dan pemberdayaan sumber
daya manusia kesehatan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan maodul ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW .
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
Modul untuk kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan tema
“Pelatihan Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk
Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja Melalui Peer Group”.
Penulis tentu menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk modul ini, supaya modul ini nantinya dapat menjadi
modul yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada modul ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu sampai terselesainya modul ini.

Surabaya, 2 April 2019


Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....……………………………………………………… ii
Daftar Isi....………………………………………………………………. iii
Pendahuluan
A. Latar Belakang.……………………………………………………… 1
B. Penjelasan tentang buku Pedoman………………………………. 2

KEGIATAN BELAJAR 1…………………………………………………. 4


A. Pendahuluan.......................………………………………………….. 4
Diskripsi cakupan modul……………………………………………… 5
C. Kompetensi Khusus………………………………………………….. 5
TOPIK 1. Konsep kesehatan reproduksi……………………………… 7
TOPIK 2. Organ reproduksi perempuan & laki-laki………………….. 11
TOPIK 3. Pubertas...............……………………………………………. 21
TOPIK 4 Masalah organ reproduksi..…………………………………. 16

KEGIATAN BELAJAR 2 KONSEP PERILAKU SEKS BEBAS, 54


SELFCONTROL, RELIGIUSITAS………………………………………
A. Pendahuluan.......................………………………………………….. 54
B. Diskripsi cakupan modul……………………………………………… 54
C. Kompetensi Khusus………………………………………………….. 55
TOPIK 1. Konsep Perilaku Seks Bebas…………..…………………… 56
TOPIK 2. Self Control ( Kontrol Diri)…………………………………… 69
TOPIK 3. Religiusitas...............…………………………………………. 71

Kegiatan Belajar III (Peer Group/ Pendidikan Teman 76


Sebaya............
A. Pendahuluan................……………………………………………….. 76
B. Diskripsi cakupan modul……………………………………………… 77
C. Kompetensi Khusus…………………………………………………… 77
TOPIK 1. Peer Group/ Pendidikan Teman Sebaya………………….. 78

Daftar Pustaka……………………………………………………………. 92
Beberapa kajian menunjukkan remaja memerlukan informasi
mengenai reproduksi sehat dan seksualitas, namun sebagian
PENDAHULUAN besar dari remaja tidak dapat mengakses informasi dengan
tepat. Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar
memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta
berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Dengan informasi yang
A. Latar Belakang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang
Masa remaja merupakan satu periode dalam kehidupan bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Untuk itu
manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak pengabdian masyarakat ini di kemas untuk sasaran masyarakat
terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal remaja dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan
remaja ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja.
untuk kategori remaja, sebab usia pubertas yang dahulu terjadi
pada akhir usia belasan (15-18 tahun) kini terjadi pada awal B. Penjelasan tentang buku Panduan
belasan bahkan dalam usia 11 tahun (Arum, 2005). Menurut Buku “Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk
organisasi kesehatan dunia adalah periode usia antara 10 Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja Melalui Peer Group”,
sampai 19 tahun. Menurut Santrock (2001) (dalam jurnal ini adalah buku panduan untuk digunakan oleh peserta ketika
Provitae, 2006) batasan usia remaja berada pada rentang akhir melakukan “Pelatihan Peningkatan Self Control & Religiusitas
masa anak-anak (10-12 tahun) hingga usia 18-22 tahun. Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja Melalui Peer
Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan Group”. Buku ini mencakup 3 (tiga) “Materi Utama”, yaitu (a)
kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Konsep Kesehatan Reproduksi Remaja; (b) Konsep Perilaku
Sementara itu menurut The Health Resourceand Service seks bebas dan (c) Konsep pendidikan sebaya.
Administration Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja Modul yang terdiri dari beberapa Kegiatan. Berikut ini
adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi 3 tahap, yaitu remaja penjelasannya:
awal (11-14 tahun); remaja menengah (14-18 tahun); dan remaja 1. KB I : Konsep Kesehatan reproduksi remaja
akhir (18-21 tahun).(Kusmiran,2011). a. Konsep Anatomi alat reproduksi
Dari dulu sampai sekarang masih sering kita mendengar Perempuan & Laki-laki
bahwa pembicaraan tentang seks dan/atau seksualitas adalah b. Konsep Pubertas
pembicaraan yang tabu atau tidak pantas dan karena itu tidak c. Masalah organ reproduksi
perlu dibicarakan. Bila sikap orang tua & orang dewasa lainnya
masih sama, maka jelas anak-anak dan remaja tidak akan 2. KB II : Konsep Perilaku seks bebas
pernah mendapat pemahaman yang memadai tentang seks dan a. Konsep Self control dalam pencegahan perilaku seks
seksualitas, padahal seks dan seksualitas adalah bagian yang bebas
tidak terpisahkan dari perkembangan fisik dan emosi anak atau b. Konsep Religiusitas dalam pencegahan perilaku seks
remaja. bebas
3. KB III : Konsep Pendidik Sebaya/ Peer Group

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
Dijelaskan bahwa di buku ini terdapat 3 Kegiatan Belajar, KEGIATAN BELAJAR I
dan di dalam setiap “Modul ” terdiri dari 2 (dua) sampai dengan 3
(tiga) “Kegiatan”. Perlu diketahui, bahwa pada setiap “Modul” KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
dilengkapi dengan uraian tentang: A. Pendahuluan Modul, B.
Deskripsi Cakupan Modul, C. Kompetensi Khusus.
Pelatihan “Memahami Kesehatan Reproduksi” ini A. PENDAHULUAN MODUL
menggunakan pendekatan “Peer group” merupakan teman Pemahaman tentang Konsep dasar kesehatan reproduksi
bermain yang terdiri atas kerabat maupun tetangga dan teman
sekolah dimana seorang anak mulai belajar nilai-nilai keadilan diperlukan oleh remaja. Remaja memiliki rasa keingintahuan
(Sunarto, 2004). yang besar dan cenderung ingin mengeksplorasi dunia.
Dengan demikian, maka fungsi pemandu pelatihan benar- Seringkali hasrat untuk menjelajahi segala hal ini tidak dibarengi
benar sebagai fasilitator agar para peserta dapat berfikir dengan pertimbangan yang matang, hingga terkadang tindakan-
bersama dalam menggali pengetahuan dan pengalaman masing- tindakannya berisiko tinggi baik bagi diri sendiri, orang lain, dan
masing, lalu saling berbagi pengalaman dan pengetahuan serta lingkungan di sekitarnya. Apabila tidak diberi perhatian dan
mengolahnya guna mendapat kesimpulan bersama, dan pada
dibiarkan tanpa pengawasan, perbuatan berisiko ini dapat
gilirannya, para peserta dapat menerapkan pengetahuan dan
pengalaman yang baru didapat di dalam kehidupannya masing- memunculkan berbagai masalah.
masing. Oleh karenanya, dengan prinsip pendidikan ini, Pada kenyataannya, banyak remaja yang takut untuk
diharapkan akan terhindar dari dominasi fasilitator ataupun sikap membicarakan masalah kesehatan reproduksi dengan orang tua
fasilitator yang menggurui. karena malu, takut dimarahi, atau dihukum. Banyak pula remaja
Perlu disadari, bahwa alokasi waktu yang tersedia untuk yang tidak tahu bahwa mereka terkena penyakit kesehatan
pelatihan ini hanya 3 (tiga) hari, yang mana untuk pembahasan reproduksi, namun enggan untuk memeriksakannya ke fasilitas
setiap “Materi Utama” di dalam setiap “Kegiatan” hanya tersedia
2 (dua) jam. Padahal, seperti diketahui bahwa materi tentang kesehatan.
Kesehatan Reproduksi sangatlah padat (banyak). Hal ini dapat Salah satu masalah yang bisa timbul akibat perilaku
dilihat dari Hand-out di setiap “Kegiatan” di masing- tersebut adalah masalah kesehatan reproduksi.
masing”Modul” yang disediakan untuk pedoman bagi fasilitator. Kesehatan reproduksi sering disalahartikan secara sempit
Oleh karena itu, maka dalam “Pelatihan Memahami Kesehatan hanya sebagai hubungan seksual saja, sehingga banyak orang
Reproduksi” ini lebih pada “pengenalan” berbagai materi tentang tua yang merasa bahwa topik pembicaraan ini tidak pantas untuk
Kesehatan Reproduksi ”. Artinya tidak mungkin cukup waktu
dibicarakan dengan remaja. Padahal, kesehatan reproduksi
untuk diskusi secara mendalam materi tersebut. Diharapkan di
dalam “Pertemuan Bulanan Kelompok”, materi Kesehatan merupakan keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial yang
Reproduksi ini dapat diagendakan untuk dibahas dan sangat penting untuk dimengerti oleh remaja, sehingga tidak
diperdalam. melulu membahas mengenai hubungan seksual.
Keadaan ini tentu berbahaya, tidak adanya informasi yang akurat
menyebabkan remaja mencari dan mendapatkan informasi

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
mengenai kesehatan reproduksi dari sumber-sumber yang 10. Menjelaskan perubahan psikologi dengan bahasa yang
kurang terpercaya, seperti teman-temannya atau dari media- singkat dan jelas
media porno. Akibatnya, persepsi mereka tentang seks dan 11. Menjelaskan pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)
kesehatan reproduksi menjadi salah dan tidak sehat. secara lengkap
12. Menjelaskan contoh-contoh PMS
B. DESKRIPSI CAKUPAN MODUL 13. Menjelaskan cara penularan PMS
Ada 4 pokok bahasan yang akan dibahas dalam modul ini, 14. Menjelaskan cara pencegahan PMS
yaitu 1) Kesehatan Reproduksi, 2) Anatomi Reproduksi 15. Menjelaskan cara pengobatan PMS
perempuan dan laki-laki, 3) Pubertas, 4) Masalah kesehatan 16. Peserta mengetahui pengertian HIV-AIDS
Reproduksi. 17. Peserta mengetahui proses penularan dan penyebaran HIV
dan AIDS
C. KOMPETENSI KHUSUS 18. Peserta mengetahui pencegahan penularan dan
penanggulangan HIV
Setelah mempelajari modul ini siswa mampu:
19. Peserta mengetahui pengobatan HIV dan AIDS
1. Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi 20. Peserta mengetahui stigma dan diskriminasi terhadap ODHA
2. Menjelaskan hak-hak reproduksi secara urut dengan bahasa (Orang Dengan HIV dan AIDS)
yang singkat dan jelas 21. Peserta mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh
3. Menjelaskan anatomi organ reproduksi perempuan secara masyarakat terhadap ODHA
urut dengan bahasa yang singkat dan jelas
4. Menjelaskan anatomi organ reproduksi laki-laki secara urut
dengan bahasa yang singkat dan jelas
5. Menjelaskan pengertian pubertas
6. Menjelaskan waktu awal masa pubertas dengan bahasa yang
singkat dan jelas
7. Menjelaskan hal yang terjadi pada masa pubertas dengan
bahasa yang singkat dan jelas
8. Menjelaskan perubahan fisik pada perempuan secara urut
dengan bahasa yang singkat dan jelas
9. Menjelaskan perubahan fisik pada laki-laki dengan bahasa
yang singkat dan jelas

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
Menurut Kemenkes RI, hak kesehatan reproduksi dapat
TOPIK 1 dijabarkan secara praktis, antara lain:
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
a. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan
kesehatan reproduksi yang terbaik. Ini berarti penyedia
1. 1 DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan
Kesehatan reproduksi menurut WHO :adalah suatu keadaan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan
fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari keamanan klien.
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan b. Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. pasangan atau sebagai individu) berhak memperoleh
Kesehatan reproduksi Menurut KEMENKES RI : Adalah informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas,
suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan,
dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan
proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi dan/atau mengatasi masalah kesehtan reproduksi.
bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan
bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai
aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah. dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
d. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan
1.2 HAK-HAK REPRODUKSI kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkannya
Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan
setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll) e. Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki
untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab hubungan yang didasari penghargaan
(kepada diri, keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah anak, f. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam
jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan situasi dan kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsure
akan melahirkan. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
akan hak-hak asasi manusia yang diakui di dunia internasional g. Informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi,
sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani
kehidupan seksual yang bertanggungjawab

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
h. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat 1.4 Rangkuman Topik 1
informasi dengan mudah, lengkap, dan akurat mengenai Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental
penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
1.3 BAGAIMANA HAK REPRODUKSI DAPAT TERJAMIN sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya., bukannya kondisi
yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat
a. Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjamin sebelum dan sesudah menikah.
semua pasangan dan individu yang menginginkan
pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan 1.5 Latihan dan tugas Topik 1
seksualnya terpenuhi. Setelah Saudara pelajari Topik 1 di atas, pelajari juga
b. Hukum-hukum dan kebijakan-kebijakan harus dibuat dan referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah
dijalankan untuk mencegah diskriminasi, pemaksaan dan pertanyaan-pertanyaan berikut !
kekerasan yang berhubungan dengan sekualitas dan 1. Jelaskan penegertian kesehatan reproduksi !
masalah reproduksi; dan 2. Jelaskan hak kesehatan reproduksi !
c. Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk 3. Jelaskan bagaimana hak reproduksi dapat terjamin !
mengetahui haknya, mendorong agar pemerintah dapat
melindungi hak-hak ini serta membangun dukungan atas
hak-hak tersebut melalui pendidikan dan advokasi.
d. Konsep-konsep kesehatan reproduksi dan uraian hak-hak
perempuan ini diambil dari hasil kerja International
Women’s Health Advocates Worldwide.
e. Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan perempuan sebagaimana mereka
inginkan, serta mengetahui bahwa kebutuhan-kebutuhan
ini sangat beragam dan saling terkait satu dengan yang
lain.

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
TOPIK 2 e. Cervix (leher rahim)
ORGAN REPRODUKSI PEREMPUAN & LAKI-LAKI Yaitu bawah rahim bagian luar yang ditetapkan sebagai
batas penis masuk ke dalam vagina. Pada saat
persalinan tiba, leher rahim membuka sehingga bayi
2.1 Organ reproduksi perempuan
dapat keluar.
Berikut adalah organ reproduksi perempuan beserta
f. Vagina (lubang senggama)
penjelasan dan fungsinya.
Yaitu sebuah saluran berbentuk silinder dengan diameter
a. Ovarium (indung telur)
dinding depan ± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm
Yaitu organ di kiri dan kanan rahim di ujung saluran
yang bersifat elastis dengan berlipat-lipat. Fungsinya
fimbrae (umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul
sebagai tempat penis berada waktu bersanggama,
indung telur berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum).
tempat keluarnya menstruasi dan bayi.
Sebulan sekali indung telur kiri dan kanan secara
g. Mulut vagina
bergiliran mengeluarkan sel telur. Sel telur adalah sel
Yaitu awal dari vagina, merupakan rongga penghubung
yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh
rahim dengan bagian luar tubuh. Lubang vagina ini
sperma sehingga terjadi janin. Bila tidak dibuahi, akan
ditutupi oleh sel dara. Hymen (selaput dara) yaitu selaput
ikut keluar bersama darah pada saat menstruasi.
tipis yang terdapat di muka liang vagina. Selaput dara
b. Fimbrae (umbai-umbai)
tidak mengandung pembuluh darah.
Dapat dianalogikan dengan jari-jari tangan.Umbai-umbai
ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dikeluarkan
2.2 ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI
indung telur.
c. Tuba Falopi (saluran telur)
Berikut adalah organ reproduksi laki-laki beserta penjelasan dan
Yaitu saluran di kiri dan kanan rahim yang berfungsi
fungsinya.
untuk dilalui oleh ovum dari indung telur menuju rahim.
a. Penis
Ujungnya adalah fimbrae.
Berfungsi sebagai alat senggama dan sebagai saluran
d. Uterus (rahim)
untuk pembuangan sperma dan air seni. Pada keadaan
Yaitu tempat calon bayi dibesarkan, bentuknya seperti
biasa, ukuran penis kecil. Ketika terangsang secara
buah alpukat gepeng dan berat normalnya antara 30 - 50
seksual darah banyak dipompakan ke penis sehingga
gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih
berubah menjadi tegang dan besar disebut ereksi (lihat
sebesar telur ayam kampung.
bagian ereksi).

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
b. Glans g. Scrotum
Adalah bagian depan atau kepala penis. Glans banyak Adalah kantung kulit yang melindungi testis, berwarna
mengandung pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang gelap dan berlipat-lipat. Scrotum adalah tempat
menutupi bagian glans disebut foreskin (Preputium). Di bergantungnya testis. Scrotum mengandung otot polos
beberapa negara memiliki kebiasaan membersihkan yang mengatur jarak testis ke dinding peri dengan
daerah sekitar preputium ini atau yang dikenal dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap.
sunat. Sunat dianjurkan karena memudahkan h. Kelenjar prostat
pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan Yaitu kelenjar yang menghasilkan hormon laki laki
terkena infeksi, radang dan beberapa macam kanker. (testosteron).
c. Uretra (saluran kencing) i. Vesikula seminalis
Yaitu saluran untuk mengeluarkan air seni dan air mani. Berfungsi menghasilkan sekaligus menampung cairan
Mulut uretra adalah awal dari saluran kencing / uretra. mani sebagai media pengantar sperma.
d. Vas deferens (saluran sperma) j. Kandung kencing
Adalah saluran yang menyalurkan sperma dari testis Adalah tempat penampungan sementara air yang berasal
menuju ke prostat. Vas deferens panjangnya ± 4,5 cm dari ginjal ( air seni).
dengan diameter ± 2,5 mm.
e. Epididimis
Adalah saluran-saluran yang lebih besar dari vas
deferens. Bentuknya berkelok-kelok dan membentuk
bangunan seperti topi, Sperma yang dihasilkan oleh testis
akan berkumpul di Epididymis.
f. Testis (pelir)
Berjumlah dua buah untuk mereproduksi sperma setiap
hari dengan bantuan testosteron. Testis berada di dalam
scrotum, di luar rongga panggul karena pertumbuhan
sperma membutuhkan suhu yang lebih rendah dari pada
suhu tubuh. Sperma yaitu sel yang berbentuk seperti
berudu berekor hasil dari testis yang dikeluarkan saat
ejakulasi bersama cairan mani dan bili bertemu dengan
sel telur yang matang akan terjadi pembuahan.

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
Untuk lebih jelasnya Anda dapat mempelajari gambar
Organ reproduksi Perempuan dan Laki-laki berikut ini:

ORGAN REPRODUKSI PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
.2.3 Rangkuman Topik 2 2. Berikut ini yang bukan merupakan alat kelamin dalam pada
Organ reproduksi perempuan meliputi Ovarium (indung telur), wanita adalah....
Fimbrae (umbai-umbai),Tuba Falopi (saluran telur), Uterus a. Ovarium
(rahim), Cervix (leher rahim), Vagina (lubang senggama), Mulut b. Epididimis
vagina sedangkan organ reproduksi laki-laki meliputi Penis, c. Oviduk
Glans, Uretra (saluran kencing), Vas deferens (saluran sperma), d. Uterus
Epididimis, Testis (pelir), Scrotum, Kelenjar prostat, Vesikula e. Serviks
seminalis, Kandung kencing
3. Kantung kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan
2.4 Latihan dan tugas Topik 2 berlipat-lipat serta mengandung otot polos yang mengatur
Setelah Saudara pelajari Topik 2 di atas, pelajari juga jarak testis ke dinding peri dengan maksud mengatur suhu
referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah testis agar relatif tetap adalah.....
pertanyaan-pertanyaan berikut ! a. Scrotum
1. Jelaskan anatomi organ reproduksi perempuan ! b. Testis
2. Jelaskan anatomi organ reprodukasi laki-laki ! c. Ovarium
d. Prostat
e. Uretra
2.5 Tes formatif Topik 2
4. Berjumlah dua buah untuk mereproduksi sperma setiap
Jawablah pertanyaan dibawah ini ! hari dengan bantuan testosteron adalah....
a. Scrotum
1. Berdasarkan letaknya alat kelamin pada manusia dapat b. Testis
dibedakan menjadi alat kelamin luar dan alat kelamin c. Ovarium
dalam. Berikut ini merupakan alat kelamin dalam pada pria, d. Prostat
kecuali.... e. Uretra
a. Testis
b. Kelenjar aksesoris 5. Di beberapa negara memiliki kebiasaan membersihkan
c. Oviduk daerah sekitar preputium ini atau yang dikenal dengan
d. Saluran kelamin sunat. Sunat dianjurkan karena memudahkan pembersihan
e. Prostat penis sehingga mengurangi kemungkinan terkena infeksi,
radang dan beberapa macam kanker. Bagian depan atau
kepala penis adalah....
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
a. Glans a. Vagina
b. Penis b. Uterus
c. Uretra c. Serviks
d. Prostat d. Ovarium
e. Vagina e. Labia mayora

6. Sebuah saluran berbentuk silinder dengan diameter Umpan balik dan tindak lanjut Topik 2
dinding depan ± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm yang Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes
bersifat elastis dengan berlipat-lipat. Fungsinya sebagai formatif yang terdapat pada bagian akhir Topik 2,
tempat penis berada waktu bersanggama, tempat kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar ! Jika
keluarnya menstruasi dan bayi........ jawaban yang benar adalah:
a. Vagina 90% - 100% : baik sekali
b. Uterus 80% - 89% : baik
c. Serviks 70% -79% : cukup
d. Ovarium kurang dari 70% : kurang
e. Labia mayora
Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas,
7. Organ di kiri dan kanan rahim di ujung saluran fimbrae maka hasil Saudara Bagus ! Saudara dapat melanjutkan
(umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul indung telur ke Topik 3. Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari
berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum) adalah.... 80%, maka ulangilah kegiatan belajar 1, terutama bagian-
a. Vagina bagian yang belum Saudara kuasai !
b. Uterus
c. Serviks
d. Ovarium
e. Labia mayora

8. Tempat calon bayi dibesarkan, bentuknya seperti buah


alpukat gepeng dan berat normalnya antara 30 - 50 gram.
Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar
telur ayam kampung adalah....

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
TOPIK 3 o Pada perempuan, yang dominan adalah hormon estrogen
PUBERTAS dan pada laki-laki yang dominan adalah hormon
testosteron. Pada perempuan, hormon estrogen membuat
seorang anak perempuan memiliki sifat kewanitaan
3.1 Pengertian setelah remaja. Sedangkan hormon progesteron efeknya
yang utama adalah melemaskan otototot halus,
Masa puber adalah masa dimana seseorang mengalami
meningkatkan produksi zat lemak di kulit, mempertebal
perubahan struktur tubuh: dari anak-anak menjadi dewasa. Masa
dinding di dalam rahim dan merangsang kelenjar-kelenjar
pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi,
agar mengeluarkan cairan pemupuk bagi sel telur yang
baik organ reproduksi primer (produksi sperma, sel telur)
dibuahi. Pada laki-laki, hormon testosteron dihasilkan
maupun sekunder (kumis, rambut kemaluan, payudara, dll).
oleh kelenjar prostat. Hormon ini ada di dalam darah dan
mempengaruhi alatalat dalam tubuh serta menyebabkan
terjadinya beberapa pertumbuhan seks primer.
a. Kapan Awal Masa Pubertas
o Karena di masa puber hormon-hormon seksual
o Awal masa puber berkisar antara 13-14 tahun pada laki- berkembang dengan pesat, remaja sangat mudah
laki, dan 11-12 tahun pada perempuan (lebih cepat terangsang secara seksual. Pada laki-laki, reaksi
daripada lakilaki). Pubertas berakhir sekitar umur 17-18
dorongan seks adalah mengerasnya penis (ereksi).
tahun.
Karena belum stabilnya hormon di dalam tubuh, ereksi
o Batasan umur ini tidak mutlak karena kondisi tubuh
bisa muncul tanpa adanya rangsangan seksual. Kondisi
masingmasing orang berbeda-beda. Ada laki-laki atau
perempuan yang mengalami masa puber lebih cepat, ada yang sering kali muncul secara tak terduga ini bisa
yang terlambat. membuat remaja laki-laki salah tingkah (kebingungan
o Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah menyembunyikan tonjolan di celana gara-gara ereksi).
gizi, lingkungan keluarga, dll. Karena perubahan yang
terjadi banyak dan cepat, perasaan dan emosi remaja c. Perubahan Fisik Pada Perempuan
akan terpengaruh (lihat perubahan psikologis).
Hormon estrogen dan progesteron mulai berperan aktif akan
menimbulkan perubahan fisik, seperti tumbuh payudara, panggul
mulai melebar dan membesar dan akan mengalami menstruasi
b. Apa Yang Terjadi Pada Masa Pubertas
atau haid. Di samping itu akan mulai tumbuh bulu-bulu halus di
o Tubuh mengalami perubahan kerja hormon. sekitar ketiak dan vagina.
o Perubahan terjadi karena hypothalamus (pusat
pengendali utama otak) bekerja sama dengan kelenjar
bawah otak mengeluarkan hormon-hormon tertentu,
antara lain hormon estrogen dan testosteron.

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
3.2 MENSTRUASI c) Kapan menstruasi terjadi?
1) Kira-kira umur 9 tahun (paling lambat kira-kira 16 tahun).
a) Pengertian Variasi Ini terjadi karena proses perrumbuhan setiap
1) Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan orang berbeda-beda.
dalam/endometrium yang banyak mengandung pembuluh
darah dari uterus melalui vagina. 2) Menstruasi biasanya terjadi setelah buah dada mulai
membesar, rambut tumbuh di seputar alat vital dan di
2).Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti sesaat waktu ketiak, dan vagina mengeluarkan cairan keputih-putihan.
hamil atau menyusui, dan berakhir saat menopause,
ketika seorang perempuan berumur sekitar 40-50 tahun. d) Berapa lama masa menstruasi berlangsung?
Di Indonesia, menopause terjadi rata-rata di atas usia 50 Rata-rata masa menstruasi berlangsung empat sampai lima
tahun. hari. Namun ada juga yang mengalami haid hanya tiga hari,
ada juga yang sampai satu minggu.
b) Proses Menstruasi
1).Ovarium bayi perempuan yang baru lahir mengandung e) Apakah akan terjadi berulang-ulang?
ratusan ribu sel telur, tetapi belum berfungsi. Ketika Ya. Menstruasi akan terus selama sel telur yang matang
pubertas, ovariumnya mulai berfungsi dan terjadi proses tidak dibuahi sperma.
yang disebut siklus menstruasi (jarak antara hari pertama
menstruasi bulan ini dengan hari pertama menstruasi f) Bagaimana menghitung siklus menstruasi?
bulan berikutnya). 1) Pada kebanyakan perempuan, siklus haid berkisar antara
28 sampai 29 hari. Namun demikian, siklus yang
2).Dalam satu siklus dinding rahim menebal sebagai berlangsung dari 20 sampai 35 hari masih dianggap
persiapan jika terjadi kehamilan (akibat produksi hormon-
normal. Siklus menjadi teratur setelah tahun pertama dan
hormon oleh ovarium). Sel telur yang matang akan
berpotensi untuk dibuahi oleh sperma hanya dalam 24 seterusnya.
jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan maka sel telur 2) Siklus menstruasi pada setiap orang tidak sama. Siklus
akan mati dan terjadilah perubahan pada komposisi kadar menstruasi yang normal sekitar 24-31 hari tetapi ada juga
hormon yang akhirnya membuat dinding rahim tadi akan yang kurang atau lebih dari siklus menstruasi yang
luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi. normal. Siklus ini tidak selalu sama setiap bulannya.
Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor,
3) Menstruasi yang pertama disebut menarche.
misalnya gizi, stres dan usia. Pada masa remaja biasanya
emang mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju
atau mundur atau beberapa hari. Pada masa remaja,
hormone-hormon seksualnya belum stabil

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
3) Semakin dewasa biasanya siklus menstruasi menjadi b) Proses Mimpi Basah
lebih teratur, walaupun tetap saja bisa maju atau mundur 1) Sperma yang telah diproduksi akan dikeluarkan dari testis
karena faktor stres atau kelelahan. melalui saluran/ vas deferens kemudian berada dalam
4) Biasanya paling lambat setelah satu tahun sejak cairan mani yang ada di vesicula seminalis.
menstruasi pertama, siklus menstruasi sudah mulai 2) Sperma disimpan dalam kantung mani, jika penuh akan
teratur. Namun bisa juga tidak, karena dipengaruhi oleh secara otomatis keluar, dan jika tidak terjadi pengeluaran
kondisi emosional atau oleh perubahan kebiasaan. sperma ini akan diserap kembali oleh tubuh.
5) Bila masa haid tetap tidak teratur sampai dua tahun sejak 3) Mimpi basah umumnya terjadi secara periodik, berkisar
mulai pertama haid, maka harus segera rnenghubungi setiap 2-3 minggu.
dokter. 4) Mereka yang sudah dewasa/menikah jarang mengalami
mimpi basah karena mereka teratur mengeluarkannya
e. Perubahan Fisik Pada Laki-Laki melalui hubungan seksual dengan pasangan/istri.
Hormon testosteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu
halus di sekitar ketiak, kemaluan, wajah (janggut dan kumis), 3.4 Perubahan Psikologis
terjadi perubahan suara pada remaja laki-laki, tumbuhnya o Perubahan-perubahan kebutuhan, konflik nilai antara
jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu keluarga dunia luar dan perubahan fisik menyebabkan
remaja sangat sensitif.
tertentu keluar sebagai mimpi basah.
o Remaja jadi sering bersikap irasional, mudah
tersinggung, bahkan stres.
3.3 MIMPI BASAH o Ciri-ciri tingkah laku remaja yang sedang puber :
a) Pengertian Mimpi Basah  Mulai meninggalkan ketergantungan kepada
1) Secara alamiah sperma akan keluar saat tidur, sering keluarga dan ketenangan masa kecil.
pada saat mimpi tentang seks, disebut ‘mimpi basah’  Butuh diterima oleh kelompoknya.
2) Mimpi basah sebetulnya merupakan salah satu cara  Mulai banyak menghabiskan waktunya dengan
tubuh laki-Iaki ejakulasi. Ejakulasi terjadi karena sperma, teman-teman sebaya.
yang terusmenerus diproduksi, perlu dikeluarkan.  Mulai mempelajari sikap serta pandangan yang
3) Ini adalah pengalaman yang normal bagi semua remaja berbeda antara keluarganya dengan dunia luar
laki-Iaki. (tentang moral, seksualitas, dll).
 Mulai menghadapi konflik dan harus memutuskan
apa saja norma yang harus diambil dari luar, serta
berapa banyak ajaran orang tuanya yang harus dia
tolak.

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
 Mulai muncul kebutuhan akan privasi. Di samping itu akan mulai tumbuh bulu-bulu halus di sekitar
 Mulai muncul kebutuhan keintiman dan ekspresi ketiak dan vagina. Perubahan Fisik Pada Laki-Laki disebabkan
erotik. karena Hormon testosteron yang akan membantu tumbuhnya
 Mulai memperhatikan penampilan bulu-bulu halus di sekitar ketiak, kemaluan, wajah (janggut dan
 Tertarik pada lawan jenis. kumis), terjadi perubahan suara pada remaja laki-laki,
 Ingin menjalin hubungan yang lebih dekat pada tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada
lawan jenisnya. waktu-waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah.

3.6 Latihan dan tugas Topik 3


Setelah Saudara pelajari Topik 3 di atas, pelajari juga
referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Jelaskan penegertian masa puber !
2. Jelaskan Perubahan fisik pada perempuan !
3. Jelaskan Perubahan fisik pada laki-laki !

3.7 Tes formatif Topik 3


Jawablah pertanyaan dibawah ini .
1. Ciri-ciri pubertas berikut ini yang hanya terlihat pada remaja
laki-laki adalah....
a. Mimpi basah
3.5 Rangkuman Topik 3 b. Menstruasi
Perubahan Fisik Pada Perempuan disebabkan karena c. Panggul membesar
d. Keluar bulu
Hormon estrogen dan progesteron mulai berperan aktif yang
akan menimbulkan perubahan fisik, seperti tumbuh payudara, e. Payudara membesar
panggul mulai melebar dan membesar dan akan mengalami
menstruasi atau haid. 2. Pada perempuan hormon yang dominan adalah ....
a. Progesteron
b. Testosteron
c. Estrogen

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
d. Adrenalin e. Jakun
e. Prolaktin
7. Ciri-ciri tingkah laku remaja yang sedang puber adalah
3. Pada laki-laki hormon yang dominan adalah.... a. Tertarik dengan lawan jenis
a. Progesteron b. Ingin disayang
b. Testosteron c. Butuh bimbingan
c. Estrogen d. Ketergantungan
d. Adrenalin e. Memberikan contoh
e. Prolaktin
8. Siklus menstruasi yang normal...
4. Ciri-ciri pubertas pada remaja wanita adalah... a. 24-31 hari
a. Menstruasi b. 22-28 hari
b. Mimpi basah c. 21-23 hari
c. Jerawat d. 20-40 hari
d. Keluar bulu e. 20-31 hari
e. Jakun
Umpan balik dan tindak lanjut Topik 3
5. Proses peluruhan lapisan dalam/endometrium yang banyak
Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif
mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina
yang terdapat pada bagian akhir Topik 3, kemudian hitunglah
adalah....
jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:
a. Menstruasi
90% - 100% : baik sekali
b. Mimpi basah
80% - 89% : baik
c. Jerawat
70% -79% : cukup
d. Keluar bulu
kurang dari 70% : kurang
e. Jakun
Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka
6. Secara alamiah sperma akan keluar saat tidur, sering pada
hasil Saudara Bagus ! Saudara dapat melanjutkan ke Topik 4.
saat mimpi tentang seks, disebut....
Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka
a. Menstruasi
ulangilah kegiatan belajar 1, terutama bagian-bagian yang
b. Mimpi basah
belum Saudara kuasai !
c. Jerawat
d. Keluar bulu
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
TOPIK 4 Sifilis (Raja Singa)
MASALAH ORGAN REPRODUKSI Penyebab:
Bakteri Treponema Pallidum. Masa inkubasi: 2-6 minggu,
kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk ketubuh
4.1 MENGENAL PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) melalui hubungan seksual.

a. Informasi Umum tentang IMS Gejala:


Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang Luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri biasanya tunggal, kadang-
menyerang organ kelamin seseorang dan sebagian besar kadang bisa sembuh sendiri, Bintil/bercak merah di tubuh, tanpa
ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual gejala klinis yang jelas ,Kelainan syaraf, jantung, pembuluh
darah dan kulit
akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
Akibat:
Jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan berat pada otak
b. Contoh IMS dan jantung, Selama masa kehamilan dapat ditularkan pada bayi
dalam kandungan dan dapat menyebabkan keguguran, lahir
Gonore/ GO (Kencing nanah) cacat, Memudahkan penularan HIV.
Penyebab:
Bakteri Neisseria Gonorrhea. Masa inkubasi: 2-10 hari setelah Herpes Genitalis
kuman masuk ke tubuh. Penyebab:
Virus Herpes Simplex Masa inkubasi: 4-7 hari setelah virus
Gejala pada pria: masuk ke tubuh, dimulai dengan rasa terbakar atau rasa
Dari uretra (lubang kencing) keluar cairan berwarna putih, kuning kesemutan pada tempat virus masuk.
kehijauan, rasa gatal, panas dan nyeri, Mulut uretra bengkak dan
agak merah Gejala:
Bintil-bintil berkelompok seperti anggur yang sangat nyeri pada
Gejala pada wanita: kemaluan, Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering
Terdapat keputihan (cairan vagina), kental,berwarna kekuningan berkerak lalu hilang sendiri, Gejala kambuh lagi seperti di atas
Rasa nyeri di rongga panggul, Rasa sakit waktu haid namun tidak senyeri pada tahap awal, biasanya hilang dan
timbul, kambuh apabila ada faktor pencetus (misalnya stres) dan
Akibat: menetap seumur hidup
Penyakit radang panggul, kemungkinan kemandulan, Infeksi
mata pada bayi yang dilahirkan, Memudahkan penularan HIV, Akibat:
Lahir muda, cacat bayi, lahir mati Rasa nyeri berasal dari syaraf, Dapat ditularkan kepada bayi
pada waktu lahir, Dapat menimbulkan infeksi baru, penularan
pada bayi dan menyebabkan lahir muda, cacat bayi dan lahir
mati, Memudahkan penularan HIV, Kanker leher rahim

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
Trikomonas Vaginalis Yang terbaik bagi remaja agar tidak terkena IMS adalah :
Penyebab: 1. Menghindari melakukan hubungan seksual sebelum
Sejenis Protozoa Trikomonas Vaginalis Masa inkubasi: 3-28 hari menikah
setelah kuman masuk ke tubuh 2. Melakukan kegiatan-kegiatan positif (menghilangkan
keinginan melakukan hubungan seksual)
Gejala: 3. Mencari informasi yang benar sebanyak mungkin tentang
Cairan vagina (keputihan encer, berwarna kuning kehijauan risiko tertular IMS
berbusa dan berbau busuk, Bibir kemaluan agak bengkak, 4. Meningkatkan ketahanan moral melalui pendidikan agama
kemerahan, gatal, berbusa dan terasa tidak nyaman
5. Mendiskusikan dengan orang tua, guru atau teman
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perilaku seksual,
Akibat:
jangan malu untuk bertanya
Kulit seputar bibir kemaluan lecet, Dapat menyebabkan bayi
6. Menolak ajakan pasangan yang meminta untuk melakukan
prematur o Memudahkan penularan HIV.
hubungan seksual
Hepatitis B 7. Mengendalikan diri saat bermesraan
Penyebab: 8. Bersikap waspada jika diajak ke suatu tempat yang sepi
Virus Hepatitis B Masa inkubasi: 1-6 bulan dan berbahaya

4. Pengobatan
Gejala:
Kuning ada ata dan kulit o Hati membesar Gejala lain yang a. IMS yang disebabkan oleh bakteri dapat disembuhkan,
sedangkan IMS yang disebabkan oleh virus tidak.
sering muncul yaitu sering merasa cepat lesu dan lemah,
gangguan pada perut bagian atas (mual, kembung). b. Satu-satunya cara adalah berobat ke dokter atau tenaga
kesehatan. Jika kita terkena IMS, pasangan kita juga
Akibat: harus diperiksa dan diobati, serta jangan mengobati diri
Kanker hati (sirosis) / HIV dan AIDS Penjelasan detail dapat sendiri.
c. Patuhi cara pengobatan sesuai petunjuk yang diberikan
dilihat pada bahan ajar tentang HIV dan AIDS.
oleh dokter atau tenaga kesehatan untuk memastikan
c. Pencegahan IMS kesembuhan. Hindari hubungan seksual selama masih
1. Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali ada keluhan/gejala. Bila hamil, beritahukan dokter atau
2. Menjalankan perilaku seksual yang sehat tenaga kesehatan.
3. Menghindari berhubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan
4. Menggunakan kondom ketika melakukan hubungan
seksual berisiko tinggi
5. Memeriksakan segera bila ada gejala-gejala IMS yang
dicurigai

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
Bagaimana cara pengobatan IMS yang benar? Setelah ditemukannya kasus AIDS pertama kali di Los
Sebelum pengobatan dilakukan, perlu dipastikan terlebih Angeles terus dilakukan pengamatan terhadap kasus yang ada
dahulu bahwa tubuh sudah dijangkiti IMS. Periksa ke dokter dengan melihat peningkatan kasus infeksi yang tidak lazim
atau laboratorium. Untuk mengobati IMS, perlu diperhatikan : berupa infeksi oportunistik yang merusak sitem kekebalan tubuh,
1. Jangan sekali-kali minum obat tanpa konsultasi dokter terutama pada para homoseks. Semula para doker tidak
2. Beri tahu bila ada riwayat alergi mengetahui penyebab rusaknya kekebalan tadi. Sebelumnya
3. Sedapat mungkin pasangan seksual diajak serta untuk infeksi oportunistik ini hanya dilaporkan terjadi pada orang-orang
berobat untuk menghindari penularan berulang yang sistem kekebalan tubuhnya rusak oleh kanker atau oleh
4. Hindari hubungan seksual selama masih ada gejala obat-obat penekan sistem kekebalan tubuh misalnya mereka
IMS. yang menjalani pencangkokan organ tubuh. Karena sistem
kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang
tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya. Kondisi
ini kemudian diberi nama AIDS.
4.2 HIV-AIDS
Sementara itu HIV ditemukan oleh Dr.Luc Montagnier dkk
dari Institut Pasteur Perancis dan mereka berhasil menisolasi
a) Pengertian HIV dan AIDS
virus penyebab AIDS. Kemudian pada bulan Juli 1994 Dr. Robert
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency
Galoo dari Lembaga Kanker Nasional Amerika Serikat
Virus. Virus ini menurunkan sampai merusak sistem kekebalan
menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari seseorang
tubuh manusia. Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin
pasien penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III dan virus ini
banyak sehingga sistem kekebalan tubuh tidak lagi mampu terus berkembang dengan nama HIV. Kemudian Ilmuwan
melawan penyakit yang masuk. Ketika individu sudah tidak lagi
lainnya, J.Levy juga menemukan virus penyebab AIDS yang ia
memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat
namakan AIDS related virus yang disingkat ARV.
dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Sedangkan AIDS adalah
Akhir Mei 1986 Komisi Taksonomi International sepakat
singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome atau menyebut nama virus AIDS ini dengan HIV. Istilah HIV dan AIDS
kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan
sering bersama tetapi terpisah karena orang yang baru terpapar
tubuh individu akibat HIV.
HIV belum tentu menderita AIDS, hanya saja lama kelamaan
Kasus AIDS pertama sekali dilaporkan di Los Angeles sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah,
oleh Gottleib dan kawan-kawan pada tanggal 5 Juni 1981, sehingga semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dan
walaupun sebenarnya telah ditemukan di rumah sakit-rumah orang dalam fase ini artinya sudah masuk dalam kategori
sakit di Negara Afrika Sub-Sahara pada akhir tahun 1970-an, menderita AIDS.
sedangkan kasus AIDS di Indonesia ditemukan di Bali pada
tahun 1987 (dilaporkan oleh Jaringan Epidemiologi Nasional b) Proses Penularan Dan Penyebaran HIV dan AIDS
tahun 1993). Syarat utama yang harus dipenuhi dalam penularan HIV
untuk bisa masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah, bisa
berbentuk luka, pembuluh darah maupun lewat membrane
mukosa (selaput lendir).

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
Virus HIV bisa terdapat pada semua cairan tubuh 3. Udara dan air (kolam renang, toilet, dll)
manusia, tetapi yang bisa menjadi media penularan hanya ada 4. Gigitan serangga/nyamuk
pada: 5. Batuk, bersin, meludah
a. Darah 6. Bersalaman, menyentuh, berpelukan atau cium pipi
b. Cairan sperma (air mani)
c. Cairan vagina Orang yarg sudah terinfeksi HIV tidak dapat dibedakan
Dari tiga cairan tersebut, HIV akan menular kepada orang lain dengan orang yang sehat di masyarakat. Mereka masih dapat
jika ada salah satu jenis cairan orang yang terinfeksi HIV masuk melakukan aktivitas, badan terlihat sehat dan masih dapat
ke dalam aliran darah orang yang tidak terinfeksi HIV. bekerja dengan baik. Untuk sampai pada fase AIDS seseorang
yang telah terinfeksi HIV akan melewati beberapa fase.
c) Beberapa kegiatan yang dapat menularkan HIV yaitu:
1. Hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan Fase pertama
kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV. Pada awal terinfeksi ciri-cirinya belum dapat dilihat meskipun
2. Pengunaan jarum suntik, tindik, tato yang dapat yang bersangkutan melakukan test darah, karena pada fase ini
menimbulkan luka dan tidak disterilkan, dipergunakan system antibody terhadap HIV belum terbentuk, tetapi yang
secara bersama-sama dan sebelumnya telah digunakan bersangkutan sudah dapat menulari orang lain. Masa ini disebut
oleh orang yang terinfeksi HIV. dengan window period biasanya antara 1-6 bulan.
3. Melalui transfusi darah yang terinfeksi HIV.
4. Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada anak yang Fase kedua
dikandungnya pada saat: Fase ini berlangsung lebih lama sekitar 2-10 tahun setelah
i. Antenatal yaitu saat bayi masih berada didalam rahim, terinfeksi HIV. Pada fase kedua orang ini sudah HIV positif dan
melalui plasenta belum menampakan gejala sakit, tetapi sudah dapat menularkan
ii. Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar pada orang lain. Fase ketiga Pada fase ketiga muncul gejala-
darah ibu atau cairan vagina gejala awal penyakit yang disebut dengan penyakit yang terkait
iii. Post-natal yaitu setelah proses persalinan, melalui air dengan HIV. Tahap ini belum dapat disebut dengan gejala AIDS.
susu ibu Gejala-gejala yang berkaitan dengan infeksi HIV antara lain:
iv. Kenyataannya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan 1. Keringat berlebihan pada waktu malam
oleh ibu yang sudah terinfeksi di negara berkembang 2. Diare terus menerus
tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV 3. Pembengkakan kelenjar getah bening
tertular dari ibunya. 4. Flu tidak sembuh-sembuh
5. Nafsu makan berkurang dan lemah
d) HIV tidak menular melalui: 6. Berat badan terus berkurang
1. Hubungan kontak sosial biasa dari satu orang ke
orang lain di rumah, tempat kerja atau tempat umum Pada fase ketiga, sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
lainnya. Fase keempat sudah masuk pada tahap AIDS.
2. Makanan

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh memiliki sistem kekebalan yang sehat seperti cacingan, jamuran,
sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya (dibawah 2001 herpes dan lain-lain akan berkembang dengan parah. Hal ini
mikro liter) dan timbul penyakit tertentu yang disebut dengan disebut dengan “penurunan sistem kekebalan tubuh”. Orang
infeksi oportunistik, yaitu: tersebut mulai menampakkan gejala-gejala AIDS dan kondisinya
1. Kanker khususnya kanker kulit yang disebut sarcoma akan terus memburuk hingga meninggal. Lamanya waktu dari
kaposi. mulai terinfeksi HIV sampai menunjukkan gejalagejala yang
2. Infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru terkait dengan penurunan sistem kekebalan tubuh seseorang
dan kesulitan bernafas (TBC umumnya diderita oleh dan usaha yang dilakukan dalam merubah ke perilaku yang lebih
pengidap AIDS) sehat untuk menjaga kesehatan yang ada.
3. Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama
bermingguminggu. Hasil penelitian WHO menunjukkan beberapa factor yang
4. Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit berpengaruh dalam perkembangan AIDS pada pengidap HIV
kepala dan sariawan. Menurut para ahli medis pada fase ini antara lain:
perlu pemeriksaan darah kembali dan diukur persentase 1. Semakin tua pengidap HIV semakin cepat sampai ke
sel darah putih yang belum terbunuh virus HIV. tahap AIDS. Bayi yang terinfeksi HIV akan sampai ke
tahap AIDS lebih cepat dari pada orang dewasa yang
Sebenarnya seseorang yang terinfeksi HIV akan memasuki mengidap HIV yang merokok akan sampai.
fase AIDS sangat tergantung pada gizi yang dia makan, dan 2. Orang yang telah mempunyai gejala minor pada waktu
obat-obatan yang membantu proses pembentukan pertahanan mulai tertular HIV lebih cepat sampai pada tahap AIDS
tubuh. Selama ini orang yang terinfeksi HIV akan meninggal dari pada yang tanpa gejala. Pengidap HIV yang merokok
karena penyakit-penyakit yang menyerang tubuh sedangkan akan sampai pada tahap AIDS lebih cepat dari pada yang
system kekebalan tubuh lemah sekali. tidak merokok. Sebetulnya cukup sulit untuk mengukur
berapa lama waktu diantara infeksi HIV dan penyakit
Mekanisme kerja HIV dalam tubuh manusia sampai saat ini AIDS, sehingga banyak orang pengidap HIV tidak akan
terus diteliti. Namun secara umum telah diketahui HIV tahu kapan mereka tertular HIV. Akan tetapi perkiraan
menyerang sel-sel darah pada sistem kekebalan tubuh yang WHO 60 % dari orang dewasa pengidap HIV akan
tugasnya adalah menangkal infeksi, yaitu sel darah putih berkembang menjadi AIDS dalam waktu 12-13 tahun
bernama limfosit yang disebut “sel T penolong”. HIV tergolong sesudah tertular HIV. Perkiraan para ahli menyebutkan
kelompok retrovirus, karena kemampuanya mengkopi cetak biru pula bahwa sebagian besar pengidap HIV akan sampai
materi genetic dari sel-sel manusia yang ditumpanginya. Dengan ke tahap AIDS.
proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T.
Dewasa ini menunjukkan bahwa penderita HIV dan AIDS
Setelah infeksi HIV berlangsung beberapa tahun, jumlah HIV pada kelompok muda (usia produktif) meningkat tajam
sudah semakin banyak, sementara jumlah sel T menjadi semakin disebabkan oleh beberapa hal:
sedikit. Semakin rendah jumlah sel T semakin rusak fungsi 1. Kaum muda lebih rawan terhadap infeksi
sistem kekebalan tubuh sehingga penyakit-penyakit yang tadinya 2. Perilaku seksual yang tidak sehat dan tidak
tidak menyebabkan kelainan yang serius pada orang yang bertangung jawab.
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
3. Jumlah kaum muda cukup besar 2. Pengguna Napza Pencandu yang IDU dapat terbebas
4. Perkembangan teknologi tidak sejalan dengan dari penularan HIV dan AIDS jika:
kesiapan anak untuk bisa menerimanya. a. Mulai berhenti menggunakan Napza, sebelum
5. Anak muda berada pada posisi “transisi perilaku” atau terinfeksi HIV
masa gonjang-ganjing sehingga mudah sekali b. Atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik
terpengaruh dan keinginan untuk coba-coba tinggi. c. Atau paling tidak, sehabis dipakai, jarum suntik
Iangsung dibuang
5. Fenomena Gunung Es d. Atau paling tidak kalau menggunakan jarum yang
1. Kasus HIV dan AIDS bagaikan gunung es. sama, sterilkan dulu, yaitu dengan merendam pemutih
2. Yang nampak hanyalah permukaan belaka namun (dengan kadar campuran yang benar) atau direbus
kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar dari pada dengan ketinggian suhu yang benar. Proses ini biasa
kasus yang nampak, maka terjadi apa yang disebut disebut bleaching (sterilisasi dengan pemutih).
sebagai “Fenomena Gunung Es”. Artinya adalah data
kasus mengenai jumlah angka individu yang terinfeksi 3. Untuk Remaja
HIV maupun individu yang AIDS bukan jumlah yang Karena semua orang tanpa kecuali dapat tertular HIV
sebenarnya. WHO memperkirakan setiap 1 kasus apabila perilakunya sehari-hari termasuk dalam perilaku
yang ada, maka disekitarnya terdapat 100-200 kasus yang berisiko tinggi terpapar HIV, maka yang perlu
lainnya yang tidak terdeteksi. dilakukan remaja antara lain:
3. Terdapat banyak kasus HIV dan AIDS yang tidak a. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
dilaporkan mengingat pada fase awal AIDS selain Yang ditekankan di sini yaitu hubungan seks tidak
tanpa gejala, juga tidak dapat dideteksi. Selain itu aman berisiko IMS, dan infeksi menular seksual (IMS)
kesadaran masyarakat untuk melakukan tes HIV memperbesar risiko penularan HIV dan AIDS.
masih rendah, sehingga dimungkinkan masih banyak b. Mencari informasi yang lengkap dan benar yang
kasus yang tidak terdata, dan menjadikan data yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
ada adalah bukan angka yang sebenarnya. c. Mendiskusikan secara terbuka permasalahan yang
sering dialami remaja dalam hal ini tentang masalah
f) Pencegahan Penularan Dan Penanggulangan HIV: perilaku seksual- dengan orang tua, guru, teman
1. Secara Umum Lima cara pokok untuk mencegah maupun orang yang memang paham mengenai hal ini.
penularan HIV adalah ingat A, B, C, D, E, yaitu: d. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang dan
a. Abstinence memilih untuk tidak melakukan hubungan jarum suntik, tato dan tindik.
seks berisiko tinggi, terutama seks pranikah e. Tidak melakukan kontak langsung percampuran darah
b. Be faithful - saling setia dengan pasangannya dengan orang yang sudah terpapar HIV.
c. Condom - Menggunakan kondom secara konsisten f. Menghindari perilaku yang dapat mengarah pada
dan benar perilaku yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab
d. Drugs - Tolak penggunaan NAPZA
e. Equipment - Jangan pakai jarum suntik bersama

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
g) Pemeriksaan/Test HIV dan AIDS
Seseorang tidak akan tahu apakah dia terinfeksi HIV dan Prosedur pemeriksaan darah untuk HIV dan AIDS meliputi
AIDS atau tidak tanpa melakukan tes HIV dan AIDS lewat contoh beberapa tahapan yaitu :
darah dalam tubuhnya.
1. Pre-tes Konseling
Tes Darah HIV dan AIDS 1. Identifikasi risiko perilaku seksual (pengukuran tingkat
Tes HIV adalah Tes yang dilakukan untuk memastikan risiko perilaku)
apakah individu yang bersangkutan telah dinyatakan terinfeksi 2. Penjelasan arti hasil tes dan prosedurnya (positif/negatif)
HIV atau tidak. Tes HIV berfungsi untuk mengetahui adanya 3. Informasi HIV dan AIDS sejelas-jelasnya
antibodi terhadap HIV atau mengetes adanya antigen HIV dalam 4. Identifikasi kebutuhan pasien, setelah mengetahui hasil
darah.Ada beberapa jenis tes yang biasa dilakukan di antaranya tes.
yaitu: 5. Rencana perubahan perilaku
1. Tes Elisa,
2. Rapid test 2. Tes darah Elisa
3. Tes Western Blot. a. Hasil tes Elisa (-) kembali melakukan konseling untuk
Masing-masing alat tes memiliki sensitivitas atau penataan perilaku seks yang lebih aman (safer sex).
kemampuan untuk menemukan orang yang mengidap HIV dan Pemeriksaan diulang kembali dalam waktu 3-6 bulan
spesifitas atau kemampuan untuk menemukan individu yang berikutnya.
tidak mengidap HIV. Untuk tes antibodi HIV semacam Elisa b. Hasil tes Elisa (+), konfirmasikan dengan Western Blot
memiliki sensitivitas yang tinggi.
Dengan kata lain persentase pengidap HIV yang 3. Tes Western Blot
memberikan hasil negatif palsu sangat kecil. Sedangkan a. Hasil tes Western Blot (+) laporkan kedinas kesehatan
spesifitasnya adalah antara 99,7%-99,90% dalam arti 0,1% - (dalam keadaan tanpa nama). Lakukan pasca konseling
0,3% dari semua orang yang tidak berantibodi HIV akan dites dan pendampingan (menghindari emosi putus asa
positif untuk antibodi tersebut. keinginan untuk bunuh diri).
Untuk itu hasil Elisa positif perlu diperiksa ulang b. Hasil tes Western Blot (-) sama dengan Elisa (-)
(dikonfirmasi) 80 Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Bagi
Calon Konselor Sebaya dengan metode Western Blot yang
mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi. 4.3 Pengobatan HIV dan AIDS

1. HIV dan AIDS belum dapat disembuhkan


Syarat Dan Prosedur Tes Darah HIV dan AIDS a. Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat
Syarat tes darah untuk keperluan HIV adalah : menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu.
a. Bersifat rahasia b. Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa HIV dan
b. Harus dengan konseling baik pra tes maupun AIDS dapat disembuhkan. Setelah diteliti, pengobatannya
pasca tes tidak dilakukan dengan standar medis, tetapi dengan
c. Tidak ada unsur paksaan (sukarela) pengobatan alternatif atau pengobatan lainnya.

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
c. Obat-obat yang selama ini digunakan berfungsi menahan 4.4 Stigma dan Diskriminasi
perkembangbiakan virus
d. HIV dalam tubuh, bukan menghilangkan HIV dari dalam Diskriminasi Terhadap ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS)
tubuh. Hal inilah yang dialami Magic Johnson, pebasket tim Oleh masyarakat Masyarakat banyak meminta ODHA untuk
LA Lakers. dikarantina ke shelter khusus pengidap HIV dan AIDS, padahal
e. Konsurnsi obat-obatan dilakukan untuk menahan jalannya tanpa media dan cara yang ada di atas HIV dan AIDS tidak akan
virus sehingga kondisi tubuh tetap terjaga.\Obat-obatan tertular.Sebagian masyarakat melakukan diskriminasi karena:
ARV sudah dipasarkan secara umum, untuk obat generic, 1. Kurang informasi yang benar bagaimana cara penularan HIV
biaya obat ARV yaitu sekitar Rp. 380.000,- per paket. dan AIDS, hal-hal apa saja yang dapat menularkan dan apa
f. Namun tidak semua orang yang HIV positif sudah yang tidak menularkan.
membutuhkan obat-obat ARV, ada kriteria khusus, 2. Tidak percaya pada informasi yang ada sehingga ketakutan
g. Jadi pengobatan HIV Magic Johnson belum tentu dapat mereka terhadap HIV dan AIDS berlebihan.
diterapkan pada orang lain. Meskipun semakin hari makin
banyak individu yang dinyatakan positif HIV, namun sampai Oleh penyedia layanan kesehatan masih ada penyedia layanan
saat ini belum ada informasi adanya obat yang dapat kesehatan yang tidak mau memberikan pelayanan kepada
menyembuhkan HIV dan AIDS. Bahkan sampai sekarang penderita HIV dan AIDS. Hal ini disebabkan ketidaktahuan
belum ada perkiraan resmi mengenai kapan obat yang
mereka terhadap penyakit ini dan juga kepercayaan yang
dapat menyembuhkan AIDS atau vaksin yang dapat
mereka miliki.
mencegah AIDS ditemukan.
h. Upaya Pengobatan untuk menahan lajunya tahap 4.5 Yang Harus Dilakukan Oleh ODHA
perkembangan virus beberapa obat yang ada adalah
antiretroviral dan infeksi oportunistik 1. Mendekatkan diri pada Tuhan
i. Obat antiretroviral (ARV) adalah obat yang dipergunakan 2. Menjaga kesehatan fisik
untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat 3. Tetap bersikap / berpikir positif
perkembangbiakan virus. Obat-obatan yang termasuk anti 4. Tetap mengaktualisasikan dirinya
retroviral yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine. 5. Masuk dalam kelompok dukungan (support group)
j. Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk 6. Menghindari penyalahgunaan NAPZA
penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya 7. Menghindari seks bebas dan tidak aman
kekebalan tubuh. Yang penting untuk pengobatan 8. Berusaha mendapatkan terapi HIV / AIDS
oportunistik yaitu menggunakan obat-obat sesuai jenis
penyakitnya, contoh: obat-obat anti TBC, dll.

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
4.6 Yang Dapat Dilakukan Oleh Masyarakat Terhadap ODHA AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada
Sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan kepada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
ODHA yaitu dengan memberikan dukungan. Dukungan di sini sepenuhnya.Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani
tentunya dalam pengertian yang luas, yaitu misalnya dengan
HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada obat untuk memperlambat
memberikan kesempatan, dsb. Di antaranya anggota masyarakat
harus peduli dengan penanggulangan epidemi AIDS dan perkembangan penyakit tersebut, dan dapat meningkatkan
mendukung ODHA untuk melawan diskriminasi, peduli terhadap harapan hidup penderita.
ODHA yang sering mendapatkan penolakan dari orang lain.

4.8 Latihan dan tugas


Setelah Saudara pelajari Topik 4 di atas, pelajari juga
referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Jelaskan pengertian Penyakit Menular Seksual !
2. Jelaskan pengertian HIV - AIDS
HIV TIDAK SAMA DENGAN AIDS
3. Berikan contoh penyakit MPS disertai penyebab PMS
dan gejalanya!
4. Jelaskan penyebab HIV –AIDS !
5. Jelaskan gelaja HIV –AIDS

4.9 Tes formatif Topik 4


Jawablah pertanyaan dibawah ini .
4.7 Rangkuman Topik 4
1. Penyebab utama penularan HIV/AIDS adalah ….
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang
a. hubungan seksual yang menyimpang
merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan
b. narkotika
menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
c. transfusi darah
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga
d. ibu hamil
rentan diserang berbagai penyakit. nfeksi HIV yang tidak segera
e. menyusui
ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
2. Berikut ini gejala umum penyakit AIDS, kecuali …. 6. Pada awal terinfeksi ciri-cirinya belum dapat dilihat
a. tidur kurang nyenyak meskipun yang bersangkutan melakukan test darah,
b. bercak putih atau luka di mulut karena pada fase ini system antibody terhadap HIV belum
c. berat badan menurun lebih dari 10% dalam sebulan terbentuk, tetapi yang bersangkutan sudah dapat menulari
d. rasa lelah yang berkepanjangan orang lain. Masa ini disebut dengan window period
e. diare lebih dari sebulan tanpa sebab biasanya...
a. 1-6 bulan
3. Cairan tubuh yang tidak bisa menularkan HIV adalah …. b. 2-5 bulan
a. Darah c. 3-8 bulan
b. air mani d. 1-10 tahun
c. makanan e. 3 bulan
d. cairan vagina
e. air susu ibu 7. HIV/AIDS tergolong penyakit ….
a. Menular
4. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrom) adalah b. turunan
kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh…. c. tidak menular
a. virus HIV d. bawaan lahir
b. virus varicella e. Mental
c. virus morbilli
d. virus polio 8. Penyakit AIDS secara klinis baru akan menampakkan
e. virus influenza gejalanya antara ….
a. 1-5 tahun
5. Berdasarkan hasil survei, yang paling banyak menjadi b. 3- 5 tahun
korban dari penyakit AIDS adalah …. c. 1-10 tahun
a. Bayi d. 3-10 tahun
b. anak-anak e. 5-15 tahun
c. remaja/dewasa muda
d. orang tua
e. manula

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
Umpan balik dan tindak lanjut Topik 4 KEGIATAN BELAJAR II
Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif KONSEP PERILAKU
yang terdapat pada bagian akhir Topik 4, kemudian hitunglah SEKS BEBAS, SELF CONTROL & RELIGIUSITAS
jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:
90% - 100% : baik sekali A. PENDAHULUAN
80% - 89% : baik
Anda sebagai generasi muda adalah tulang punggung
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang bangsa, yang diharapkan mampu meneruskan tongkat estafet
kepemimpinan bangsa agar lebih baik. Dalam mempersiapkan
Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan
hasil Saudara Bagus! Saudara dapat melanjutkan ke kegiatan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk
belajar 2. Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang
maka ulangilah kegiatan belajar 1, terutama bagian-bagian perilaku-perilaku yang negatif, antara lain; minuman keras,
yang belum Saudara kuasai !
mengkonsumsi obat terlarang, seks bebas, dan lain-lain. Apalagi
dizaman globalisasi saat ini dimana informasi sangat mudah
untuk didapatkan baik informasi yang positif maupun informasi
yang negatif..
Globalisasi adalah kebebasan dari segala aspek,
sehingga banyak kebudayaan asing yang masuk tidak cocok
dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free seks
itu tidak cocok dengan kebudayaan kita yaitu kebebasan bergaul
sudah sampai pada tingkat yang mengartikan para remaja
dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai
pemandangan di tempat-tempat umum para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat
sekitarnya.

B. Deskripsi Cakupan Modul


Ada 4 pokok bahasan yang akan dibahas dalam modul
ini, yaitu 1) Perilaku seks bebas 2) Self Contro (Kontrol Diri), 3)
Religiusitas

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
C. Kompetensi TOPIK 1
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu: KONSEP PERILAKU SEKS BEBAS
1. Menyimpulkan pengertian perilaku seks bebas
2. Menjelaskan Penyebab terjadinya perilaku seks bebas 1.1 Pengertian
dengan bahasa yang singkat dan jelas Adapun yang dimaksud perilaku sekssual adalah segala
3. Menjelaskan jenis perlaku seks bebas dengan singkat dan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan
jelas lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. (Sarwono Sarlito
4. Menjelaskan akibat perlaku seks bebas dengan singkat dan W, 2011: 174). Hubungan seks bebas adalah perbuatan zina
jelas karena dilakukan antara kaum pria dan wanita yang tidak terikat
5. Menjelaskan upaya pencegahan perlaku seks bebas dengan oleh perkawinan yang sah. Menurut Wijanarko (1990) seks
singkat dan jelas bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan sebelum adanya
6. Menjelaskan pengertia self control dengan benar hubungan resmi sebagai suami isteri yang meliputi beberapa
7. Menjelaskan aspek self control dengan singkat kegiatan seperti menunjukkan perhatian pada lawan jenis,
8. Menjelaskan faktor pembentuk self control tepat berpacaran, kemudian melakukan lips kissing (cium bibir), genital
9. Menjelaskan pengertian religiusitas dengan benar stimulation (melakukan rangsangan pada alat genital), petting
10. Menjelaskan aspek religiusitas dengan singkat (saling menempel alat kelamin tampa penetrasi, kemudian
11. Menjelaskan religiusitas dan perilaku berisiko dengan tepat berlanjut pada hubungan seksual.

1.2 Penyebab terjadinya seks bebas


Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah
maju ini memiliki dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam
pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini
telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak
penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam
pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika
jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan
remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di
karenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki
tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
Berikut Beberapa faktor yang mendorong para remaja disalurkan. Pada uasia remaja tidak semua mampu mengntrol
untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut: hasrat seksual yang dimilikinya. Ada yang menyalurkan dengan
1) Karena kehidupan iman yang rapuh. bermastrubasi ada pula yang menyalurkan dengan pasangan
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan atau bahkan dengan pelacur.
pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan 4) Penundaan usia perkawinan
ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi Untuk bisa menyalurkan hasrat seksual yang dimiliki,
kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna dibutuhkan lembaga pernikahan yang sah. Meskipun demikian
kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini pernikahan bukan sesuatu yang mudah dilaksanakan,
para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan dibutuhkan berbagai persiapan baik secara fisik, mental dan
tentang agamanya sendiri, karna agama adalah tumpuan bagi materi. Kesadaran akan tingginya persyaratan tersebut membuat
hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi usia pernikahan semakin bertambah khususnya di kota besar.
pengetahuan diluar agama tentu sangat minim. Karena hal tersebut mereka memilih untuk melakukan seks
2) Kurangnya perhatian orang tua. bebas dengan pasangan walaupun belum ada ikatan
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan perkawinan.
seorang anak. Perhatian orang tua sangat diperlukan oleh 5) Lengkapnya fasilitas.
seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengannya. Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk
Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku dapat melakukan seks bebas. Tetapi tergantung pada diri
seseorang. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang
pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan
kebiasaan berseks bebas. Tetapi ada juga anak yang memang terjadi. Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas
memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah yang mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas seperti
memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka perlakuan seks
pula, anak yang tergolong memiliki keprobadian buruk akan bebas akan mudah sekali terjadi.
senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal 6) Tekanan dari seorang pacar
tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir perbuatan Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai,
remaja atau mahasiswa tersebut. seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap
3) Perubahan hormone pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya.
Seiring bertumbuhnya berbahai perubahan yang terjadi dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan
pada remaja, tumbuhnya payudara, bertambahnya massa otot, juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih
tumbuhnya jakun merupakan hal yang nampak juga perubahan membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan
kadar hormone testosterone yang berperan aktif dalam harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu
seksualitas sehingga muncul hasrat seksual yang butuh sangat banyak dijumpai.
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
7) Pelampiasan diri. dengan pesan sesatnya. Ditambah lagi, maraknya tabloid dan
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya majalah yang memajang gambar sekitar wilayah dada, dan buka
karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat lainya.
berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak
dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh
putus asa dan mencari pelampiasan yang akan sebab itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah yang harus
menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas. diberika pada seorang anak sejak dini sehingga kelak saat
8) Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas. remaja menjadi remaja yang baik.
Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah 11) Pergaulan bebas.
bentuk penyaluran kasih sayang dalam sebuah hubungan Pergaulan bebas yang melewati batas seperti dugem,
berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks minum-minuman keras dan sebagainya akan berujung pada seks
kegiatan pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti bebas. Karna pergaulan bebas dapat menyebabkan seseorang
itu adalah bentuk bujuk rayu setan. Tidak sedikit para remaja lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang
juga para mahasiswa berfikiran seperti itu. akan berujung pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran
9) Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual. seperti itu sangat salah.
Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap 12) Masa remaja terjadi kematangan biologis.
seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi
nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas reproduksi sebagaimana layaknya orang dewasa sebab fungsi
masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa
mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi
percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut oleh stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya
berbahaya. dengan melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar
10) Tontonan yang tidak mendidik erotis. Kematangan biologis yang tidak disertai dengan
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat Negatif,
tontonan bagi remaja sangat besar. Apa yang merka tonton, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran.
berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan
perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian
yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan
lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin hubungan seksual pranikah.
‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer 13) Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas.
aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para Sehingga mereka beranggapan bahwa seks bebas
lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan mereka. Faktor
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur
kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya
kita lakukan dapat memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal di tayangkan khusus orang dewasa.Namun karena rasa ingin
yang negatif. Pada umumnya kita sebagai seorang remaja tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja
memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa
atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan
merasakannya atau mencobanya. terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin
14) Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga. mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan
Di dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.
terjerumus kedalam pergaulan bebas di karenakan ada masalah
di dalam keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan 1.3 Jenis perilaku seksual
broken home. Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi Beberapa jenis dalam perilaku seksual menurut Duval
juga adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya dan Miller (1985; dalam Lestari, 2006) antara lain: Bersentuhan
demi mendapatkan pujian atau ingin di bilang “gaul”. (touching), mulai dari pegangan tangan sampai berpelukan;
15) Salah bergaul Berciuman (kissing), mulai dari ciuman singkat hingga berciuman
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi bibir dengan mempermainkan lidah (deep kissing); Bercumbu
para remaja dan mahasiswa. Apabila seorang remaja atau (petting), yaitu menyentuh bagian sensitif dari pasangan mulai
mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan dari yang paling ringan (light petting) sampai meraba alat kelamin
fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun atau menggesek-gesekkan kemaluan satu sama lain, ada yang
yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus melakukannya dengan masih menggunakan pakaian tetapi ada
globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus juga yang tanpa pakaian, oral seks, anal seks dan Hubungan
pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak kelamin (sexual intercourse), yaitu pemasukan organ seksual
masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang laki-laki ke dalam vagina disertai gerakan panggul secara ritmis
membenarkan kemaksiatan. sampai pencapaian titik orgasme.
16) Kegagalan remaja menyerap norma
a. Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada 1.4 Akibat seks bebas.
sudah tergeser oleh modernisasi. Boleh saja kita mengikuti Selain memiliki hukum haram, seka bebas memiliki akibat
modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma- atau dampak yang sangat negatif bagi sipelaku. seks bebas juga
norma adat dan budaya serta agama yang ada. dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu
b. Faktor perubahan zaman. merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap
Faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. Selain itu
penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman seks bebas juga dapat berakibat:
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
1) Hilangnya Kehormatan. mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin
Tuhan maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, melalui aborsi bahkan bunuh diri.
dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada 6) Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang
sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika dibangga-banggakan juga di idam-idamkan hamil diluar nikah.
kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal
perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati
kehormatannya. keluarga.
2) Prestasi cenderung menurun. 7) Tekanan Batin.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan.
melakukan seks bebas, maka fikirannya akan selalu tertuju pada Akibat penyesalan tersebut sipelaku akan sering murung dan
hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, berfikir yang tidak rasional.
sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar 8) Terjangkit Penyakit.
disekolah atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar, Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-
malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat penyakit kelamin yang mematikan, seperti penyakit herpes dan
menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan
tersebut. sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa
3) Zina Mengeluarkan Bau Busuk. mencapai empat hingga lima kali lipat.
Bau tersebut yang mampu dicium oleh orang-orang yang 9) Ketagihan.
memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan
badannya, Hal ini sangat dipercayai oleh agama islam. untuk melakukan hal kotor tersebut. Hal tersebut sangat
4) Hamil Diluar Nikah. berbahaya karna keinginan yang tidak terkontrol.
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah 10) Gangguan kejiwaan.
bagi sipelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami
sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta gangguan kejiwaan atau setres, disebabkan karna ketidak
didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah mampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan mental
hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa untuk hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.
terutama orang tua.
5) Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan
menutup jalan fikiran sipelaku, guna menutupi aib ataupun
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
1.5 Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan “tidak”
Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
dicegah dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara 6) Pendidikan sex (Sex Education).
lain: Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang
1) Mempertebal keimanan dan ketaatan kepada Tuhan anatomi, fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin.
YME. Mendekatkan diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang
perbuatan mungkar. agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga ia
2) Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika. dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.Pendidikan
Nilai agama , moral dan etika yang perlu ditanamkan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya
antara lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi
kerjasama guru, orangtua dan tokoh masyarakat. bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak
3) Menanamkan Nilai Ketimuran. remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.
Kalangan remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak
tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan anak-
Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai anaknya.
Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai 7) Penyuluhan tentang seks bebas.
yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu Dalam penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada
dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan kaula muda khususnya remaja dan mahasiswa tentang sebab-
moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat
harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka
seribu kali untuk terjun ke seks bebas. pada seks bebas.
4) Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual. 8) Menegakkan Aturan Hukum.
Melalui pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-
yang dapat merangkang seksual seperti bergaul sangat dekat tempat yang sering digunakan oleh para kaula muda untuk
dengan orang yang berlainan jenis. berpacaran.
5) Pendidikan. 9) Jujur Pada Diri Sendiri.
Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin
kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga seks bebas
emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri, tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan
dan tepat, mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah
salah.
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
10) Memperbaiki Cara Berkomunikasi. Masa remaja terjadi kematangan biologis, 14) Tontonan yang
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain tidak mendidik.
sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk Akibat perilaku seks bebas anatara lain: Bersentuhan
memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak (touching), mulai dari pegangan tangan sampai berpelukan;
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan Berciuman (kissing), mulai dari ciuman singkat hingga berciuman
orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi seks bibir dengan mempermainkan lidah (deep kissing); Bercumbu
bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga. (petting), yaitu menyentuh bagian sensitif dari pasangan mulai
11) Pacaran sehat. dari yang paling ringan (light petting) sampai meraba alat kelamin
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, atau menggesek-gesekkan kemaluan satu sama lain, ada yang
karena tidak sedikit mereka yang melakukan seks bebas melakukannya dengan masih menggunakan
bersama kekasihnya. Disitulah kita tanamkan budaya pacaran pakaian tetapi ada juga yang tanpa pakaian, oral seks, anal
sehat tanpa seks. Berpacarn sehat itu seperti: tidak berhubungan seks dan Hubungan kelamin (sexual intercourse), yaitu
seks, pacar sebagai pemberi motivasi. pemasukan organ seksual laki-laki ke dalam vagina disertai
12) Menjauhkan diri dari berduaan ditempat sepi. gerakan panggul secara ritmis sampai pencapaian titik orgasme.
Seks bebas bisa terjadi dengan didukungkan suatu
tempat, jadi apabila seorang remaja atau mahasiswa yang masih 1.7 Latihan Dan Tugas
polos akan mudah dirayu yang berujung pada seks bebas. Setelah Saudara pelajari KB 2 di atas, pelajari juga referensi
Apabila sepasang remaja atau mahasiswa berdua ditempat yang tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-
sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang dapat pertanyaan berikut !
menjerumuskan terjadinya seks bebas. 1. Jelaskan penegertian perilaku seks bebas!
2. Jelaskan jenis perilaku seks bebas !
1.6 Rangkuman Topik 1 3. Jelaskan akibat perilaku seks bebas !
Perilaku sekssual adalah segala tingkah laku yang 4. jelaskan upaya pencegahan perilaku seks bebas!
didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya
maupun dengan sesama jenis. Tes Formatif Topik 1
Terjadinya seks bebas disebabkan karena :1) Kehidupan Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cermat!
iman yang rapuh, 2) Kurangnya perhatian orang tua, 3) 1. Yang dimaksud perilaku seksual bebas adalah Hubungan
Perubahan hormone, 4) Penundaan usia perkawinan, 5) seksual yang dilakukan sebelum adanya ikatan resmi
Lengkapnya fasilitas , 6) Tekanan dari pacar, 7) Pelampiasan sebagai suami isteri.
diri, 8) Kurangnya pengetahuan, 9) Rasa ingin tahu, 10) a. Betul
Pergaulan bebas, 11) , Kegagalan remaja menyerap norma, 12) b. Salah
Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga, 13)
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
2. Mencium kening / pipi pacar bukan termasuk perilaku seks 7. Tontonan yang kurang mendidik penyebab perilaku seks
bebas bebas
a. Betul a. Betul
b. Salah b. Salah

3. Berciuman basah (mencium bibir) dengan pacar/ lawan jenis 8. Perhatian orang tua yang kurang merupakan penyebab
termasuk perilaku seks bebas. perilaku seks bebas.
a. Betul a. Betul
b. Salah b. Salah

4. Melakulan Petting ( menggesek-gesekan kedua alat kelamin 9. Dengan melakukan hubungan seks bebas, akan mempunyai
tanpa atau dengan menggunakan pakaian dengan tidak resiko tertular penyakit kelamin
memasukkan penis ke dalam alat kelamin) adalah perbuatan a. Betul
yang baik. b. Salah
a. Betul
b. Salah 10. Kejadian Hamil di luar nikah merupakan akibat perilaku seks
bebas
5. Melakukan Intercourse ( memasukan penis kedalam vagina a. Betul
(alat kelamin perempuan) termasuk perilaku seks bebas dan b. Salah
yang dilarang agama
a. Betul
b. Salah

6. Rasa ingin tahu remaja yang besar terhadap seks bukan


merupakan penyebab terjadinya perilaku seks bebas
a. Betul
b. Salah

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
TOPIK 2 c) Healthy Habits
SELF-CONTROL ( KONTROL DIRI) Mengatur tentang kebiasaan atau pola hidup sehat
individu. Individu dengan kecenderungan healthy habits
akan mampu menolak sesuatu yang dapat menimbulkan
2.1 Pengertian dampak buruk bagi dirinya meskipun hal tersebut
Self-control membuat seseorang menahan suatu respon menyenangkan. Individu tersebut akan mengutamakan hal-
yang dianggap negatif dan mengarahkannya kepada respon lain hal yang memberikan dampak positif meski dampak
yang lebih baik dalam segi self discipline, deliberate /non tersebut tidak diterima secara langsung.
impulsive, healthy habits, work ethic, dan reliability (Tangney, d) Work Ethic
Baumeister, & Boone, 2004). Menilai tentang etika individu dalam melakukan
Self-control adalah kemampuan individu untuk aktivitas sehari-hari, individu yang memilih work ethics
berperilaku yang tenang dan tidak meledak-ledak, dapat mampu menyelesaikan tugas tanpa terpengaruh hal-hal
memikirkan resiko dari perilakunya, berusaha mencari informasi yang ada di luar tugasnya.
sebelum megambil keputusan, tidak mengandalkan kekuatan e) Reliability
fisik dalam menyelesaiakan masalah dan tidak bersikap egois Menilai kemampuan individu dalam menangani
atau mudah marah (Praptiani dan Santi, 2013). sebuah tantangan. Individu yang memiliki realibilitas
mampu melaksanakan rencana jangka panjang dalam
2.2 Aspek Self Control (Kontrol Diri) pencapaian tertentu.
Ada lima aspek control diri menurut Tangney dkk (2014)
a) Self-Discipline 2.3 Faktor Pembentuk Self-Control
Aspek ini menilai tentang kedisiplinan diri dari individu Menurut Baumeister dan Exline (2000) ada empat faktor
dalam melakukan suatu . disiplin dalam hal ini individu bisa utama dalam pembentukan self-control. Diantaranya adalah :
focus pada tugas. Individu yang memliliki self-discipline a) Kontrol impuls yang melibatkan penahanan diri terhadap
mampu menahan diri dari hal-hal lain yang dapat godaan dan dorongan yang tidak diinginkan lingkungan sosial
mengganggu konsentrasinya. ataupun pribadi. Yang mungkin termasuk ke dalam dorongan
b) Deliberate/Non-Impulsive tersebut antara lain seperti dorongan atas tindakan seksual,
Aspek ini menilai tentang kecenderungan individu agresif, dan sejenisnya.
untuk melaukan suatu tindakan yang tidak impulsive. b) Kontrol atas pikiran yaitu berkonsentrasi untuk mengatur
Individu dengan kecenderungan Deliberate mempunyai pertimbangan seseorang sehingga dapat menghasilkan informasi
pertimbangan yang baik, bersifat hati-hati dan tidak sesuai dengan fakta dan informasi yang ada sehingga dapat
tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan atau betindak. menekan pikiran yang tidak di inginkan.

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
c) Pengaruh regulasi yang melibatkan upaya untuk 2.7 Tes Formatif Topik 2
mengubah keadaan emosional dan suasana hati seseorang, hal Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cermat !
yang paling sering dilakukan adalah dengan keluar dari suasana 1. Self-control membuat seseorang menahan suatu respon
hati yang buruk. yang dianggap negatif dan mengarahkannya kepada respon
d) Kontrol diri yang relevan untuk mencapai kinerja yang lain yang lebih baik dalam segi self discipline,
optimal, dan prosespengendalian kinerja dapat mencakup deliberate/nonimpulsive, healthy habits, work ethic, dan
ketekunan, pengelolaan tenaga yang optimal, tiba balik yang reliability
cepat dan tepat, mencegah terhambat di bawah tekanan. a. Betul
b. Salah
2.4 Self-Control dan Moralitas
Di dalam kehidupan yang semakin kompleks seperti 2. Individu yang memliliki self-discipline mampu menahan diri
pada saat ini, moralitas dan norma sosial merupakan suatu hal dari hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasinya.
yang sangat dibutuhkan demi menghadapi segala macam a. Betul
persoalan yang ada pada saat ini. Hal ini dibutuhkan agar b. Salah
tatanan kehidupan berjalan dengan selaras dan lebih baik.
3. Pergaulan bebas dan tidak terkontrol merupakan penyebab
2.5 Rangkuman Topik 2 perilaku seks bebas
Self-control adalah kemampuan individu untuk berperilaku a. Betul
yang tenang dan tidak meledak-ledak, dapat memikirkan resiko b. Salah
dari perilakunya, berusaha mencari informasi sebelum megambil
keputusan, tidak mengandalkan kekuatan fisik dalam menye 4. Menghindari perilaku yang merangsang seksual adalah
lesaikan masalah dan tidak bersikap egois atau mudah marah. perilaku yang terpuji
a. Betul
2.6 Latihan Dan Tugas b. Salah
Setelah Saudara pelajari KB 2 di atas, pelajari juga referensi
tambahan dari buku atau 5. Individu dengan kecenderungan Deliberate mempunyai
internet, lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ! pertimbangan yang baik, bersifat hati-hati dan tidak tergesa-
1. Jelaskan penegertian sef control ! gesa dalam pengambilan keputusan atau betindak.
2. Jelaskan aspek self control ! a. Betul
b. Salah

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
TOPIK 3 dosa, merasa doanya dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan
RELIGIUSITAS dan sebagainya.
d) Dimensi Pengetahuan Agama (intelektual)
3.1 Pengertian Aspek ini menunjukkan dimensi yang menrangkan
Menurut Glock & Srark (1989; dalam Ancok dan Suroso seberapa jauh seseorang menegtahui tentang ajaran
2011) religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai agama dalam diri agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci manapun
seseorang. Internalisasi disini berkaitan dengan kepercayaan yang lainnya dan aktivitas dalam menambah pengetahuan
terhadap ajaran-ajaran agama baik di dalam hati maupun dalam agamanya, misalnya mengikuti kajian-kajian keagamaan,
ucapan. membaca buku-buku tentang agama.
Religiusitas dan agama saling mendukung dan melengkapi e) Dimensi Konsekuensi (Pengamalan)
karena keduanya merupakan konsekuensi logis dari kehidupan Aspek ini menunjukkan dimensi yang mengukur sejauh
manusia yaitu pada kehidupan pribadi dan kehidupan ditengah mana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran
masyarakat ( Andisti & Ritandiyo, 2008) agamanya dalam kehidupan sosial, misalnya etos kerja,
hubungan interpersonal, kepedulian terhadap penderitaan
3.2 Aspek religiusitas orang lain, apakah seseorang setuju atau tidak terhadap
Terdapat lima aspek religiusitas menurut Glock & Srark perbuatan yang dilarang agama dan apakah seseorang
(1989; dalam Ancok dan Suroso 2011), yaitu: mengerjakan atau tidak pekerjaan tersebut.
a) Dimensi keyakinan ( ideologi)
Aspek ini menunjukan tingkatan sejauh mana seseorang 3.3 Faktor-Faktor Religiusitas
menerima hal-hal yang dogmatic dalam agamanya, misalnya Menurut Hernandez, Loyola, dan Louisiana (2011) religiusitas
kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, hari akhir, surge dan terbentuk dari dua faktor utama, yaitu :
neraka. a) Faith-basic coping yaitu coping berbasis agama, dimana
b) Dimensi Praktik Agama (Ritualistik) keyakinan dan praktik agama ditujukan untuk keperluan
Aspek ini menunjukkan tingkatan sejauh mana seseorang coping. Faith-basic coping juga mengacuh kepada
mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya, kenyamanan, kedekatan, dan memahami ujian dari Tuhan
seperti melakukan ibadah, membaca kitab suci. dan memaknai kehidupan melalui keyakinan maupun
c) Dimensi Pengalaman Religius (Eksperensial) tindakan seperti berdoa, sholat, dan sebagainya (interaksi
Aspek ini menunjukkan perasaan-perasaan atau dengan Tuhan).
pengalaman yang pernah dialami dan dirasakan oleh
penganut agama. Misalnya ketika seseorang mampu
mengatasi rasa takut, merasakan ketenangan batin setelah
melaksanakan ibadah atau berdoa, merasa takut berbuat
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
b) Religious social support/activities merupakan sebuah manusia yaitu pada kehidupan pribadi dan kehidupan ditengah
interaksi individu dengan individu lain yang seagama masyarakat.
dengannya, yang dimaksudkan untuk mencari dukungan, 3.6 Latihan Dan Tugas
baik melalui saran spiritual, doa, maupun sumbangan Setelah Saudara pelajari KB 2 di atas, pelajari juga
keagamaan. referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut !
3.4 Religiusitas dan Perilaku Beresiko 1. Jelaskan penegertian perilaku seks bebas !
Seseorang yang memiliki tingkat religiusitas yang rendah 2. Jelaskan jenis perilaku seks bebas !
tidak menghayati agamanya dengan baik sehingga dapat saja 3. Jelaskan akibat perilaku seks bebas !
perilakunya tidak sesuai dengan ajaran 4. Jelaskan upaya pencegahan perilaku seks bebas !
agamanya. Orang yang seperti ini memiliki religiusitas yang
rapuh sehingga dengan mudah dapat ditembus oleh daya atau 3.7 Tes Formatif Topik 2
kekuatan yang ada pada wilayah seksual. Maka dengan Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cermat !
demikian, seseorang akan dengan mudah melanggar ajaran 1. Pemahaman dan ketaatan beragama yang rapuh / kurang
agamanya misalnya dengan melakukan perilaku seks bebas merupakan penyebab terjadinya perilaku seks bebas
sebelum menikah (Kapinus dan Gorman, 2004; dalam Andisti & a. Betul
Ritandiyono, 2008). b. Salah
Pendapat dari Ellison dan Levin yang dikutip oleh Barkan
(2006; dalam Widyastuti, 2009) yang mengatakan bahwa orang 2. Akibat seks bebas seseorang bisa mengalami gangguan
yang taat beragama dapat meningkatkan self-esteem dan self- jiwaa / stress karena kurang persiapan mental serta takut
efficacy yang dapat menurunkan kecenderungan melakukan hukuman Tuhan
hubungan seks dan melakukan perilaku seks yang berisiko. a. Betul
Seseorang yang taat beragama akan menginternalisasikan nilai- b. Salah
nilai agama yang positif dalam dirinya. Sehingga jika nilai-nilai
yang tertanam dalam dirinya adalah nilai-nilai positif maka dia 3. Meningkatkan derajat keagamaan dan moralitas bukan
akan bisa menghargai dirinya sendiri sehingga dia tidak akan merupakan upaya untuk mencegah perilaku seks bebas.
berperilaku a. Betul
b. Salah
3.5 Rangkuman Topik 2
Religiusitas dan agama saling mendukung dan melengkapi
karena keduanya merupakan konsekuensi logis dari kehidupan

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
4. Penyuluhan tentang seks bebas diperlukan remaja untuk KEGIATAN BELAJAR III
menghindari bahaya akibat pergaulan bebas dan perilaku PEER GROUP ( PENDIDIKAN TEMAN SEBAYA)
seks bebas.
a. Betul
b. Salah A. PENDAHULUAN
Setiap manusia pasti melalui tahap-tahap kehidupan yang
5. Perbuatan melakukan aborsi (menggugurkan kandungan) saling mempengaruhi satu sama lainnya. Salah satunya adalah
merupakan tindakan akibat perilaku seks bebas tahap remaja yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan
a. Betul selanjutnya. Secara tradisional masa remaja merupakan suatu
b. Salah masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar (Hurlock, 1993).
Remaja sebagai siswa di sekolah, memandang seorang
teman mempunyai tingkatan social kompetensi yang mampu
memberikan energi tersendiri dalam penyesuaiannya
dilingkungan sekolahnya. Selain peran keluarga, peran
lingkungan juga sangat membantu remaja dalam
perkembangnya salah satunya yaitu dengan hubungan peer
group, hubungan peer group yang positif dapat memberikan
dukungan social yang baik terhadap remaja yang memiliki
berbagai masalah dalam proses perkembangan, sehingga
memunculkan kualitas persahabatan yang positif pula. Seperti
disebutkan Hurlock (1992) bahwa perkembangan pribadi
seseorang sebagian besar tergantung pada interaksi individu
dengan individu lain melalui hubungan yang baik dan jujur,
penuh rasa percaya, cita-cita dan komitmen bersama. Namun
tidak sedikit pula remaja yang salah memilih kelompok
sebayanya sehingga menimbulkan perilaku yang negatif dimana
masa remaja adalah masa krisis identitas sehingga sangat
mudah dipengaruhi oleh lingkungan sebayanya. Oleh sebab itu,
peer group penting untuk diperhatikan karena memiliki peranan
yang cukup penting bagi perkembangan remaja.

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
B. DESKRIPSI CAKUPAN MODUL TOPIK 1
Cakupan kegiatan belajar III mengenai pembahasan peer PEER GROUP ( PENDIDIKAN TEMAN SEBAYA)
group sendiri dari mulai definisi sampai dengan hakekat peer
group. 1.1 Definisi Peer group
Peer group merupakan teman bermain yang terdiri atas
C. KOMPETENSI kerabat maupun tetangga dan teman sekolah dimana seorang
Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan mampu: anak mulai belajar nilai-nilai keadilan (Sunarto, 2004).
1. Menjelaskan pengertian Peer Group dengan tepat Sedangkan menurut Riyanti, Peer group adalah salah satu ciri
2. Menjelaskan cirri-ciri Peer Group dengan tepat yang dibentuk dalam perilaku social dimana perilaku kelompok
3. Menjelaskan hakekat Peer Group dengan tepat tersebut akan mempengaruhi perilaku serta nilai-nilai individu-
4. Menjelaskan fungsi & peran Peer Group dengan tepat individu yang menjadi anggotanya sehingga individu tersebut
5. Menjelaskan bentuk Peer Group dengan tepat akan membentuk pola perilaku dan nilai-nilai yang baru yang
6. Menjelaskan pengaruh Peer Group dengan tepat pada gilirannya dapat menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku
yang dipelajari di rumah.
Dan berdasarkan pada pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa peer group adalah suatu proses transmisi
nilai-nilai, sistem belief, sikap-sikap kultural, ataupun perilaku-
perilaku dalam kelompok sosial remaja di mana perilaku
berkelompok tersebut akan mempengaruhi perilaku serta nilai-
nilai individu-individu yang menjadi anggotanya sehingga individu
tersebut akan membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang
pada gilirannya dapat menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku
yang dipelajari di rumah.

1.2 Pada masa remaja


Seorang remaja yang telah mantap dengan keberadaan
dirinya akan lebih percaya diri memulai hubungan dengan orang
lain. Ketika menjalin relasi dengan orang lain ia tidak akan
berorientasi pada dirinya sendiri melainkan akan menaruh
keberadaan di luar dirinya. Hal ini tampak pada remaja yang
memberikan rasa kepedulian kepada temannya yang dikenal,
remaja akan lebih aman bila membagikan permasalahan, ide-ide,
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
pkiran-pikiran yang dimiliki untuk dibagikan pada orang lain yang Dalam Peer group, individu merasa menemukan dirinya serta
dikatakan teman atau sahabat (Mappiare, 1982). dapat menegmbangkan rasa sosialnya sejalan dengan
Sekali terbangun suatu hubungan akrab, dibandingkan perkembangan kepribadiannya.
dengan hubungan biasa akan mengakibatkan dua individu atau
lebih menghabiskan banyak waktu yang lebih bervariasi 3.3 Ciri-Ciri Peer group
menjadi self-disclosing, saling memberikan dukungan emosional Adapun ciri-ciri daripada peer group adalah sebagai
dan membedakan antara sahabat dan teman lainnya. Teman berikut:
biasa adalah seseorang yang menyenangkan untuk bersama, 1. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Peer
sementara sahabat dihargai karena ia murah hati, sensitive, dan group terbentuk secara spontan. Di antara anggota
jujur. Seseorang yang dapat diajak bersantai dan menjadi diri kita kelompok mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada
sendiri. satu di antara anggota kelompok yang dianggap sebagai
Kuatnya pengaruh teman sebaya tidak terlepas dari pemimpin. Di mana semua anggota beranggapan bahwa dia
adanya ikatan yang terjalin kuat dalam kelompok teman memang pantas dijadikan sebagai pemimpin, biasanya anak
sebayanya tersebut (peer group), sedemikian kuatnya sehingga yang disegani dalam kelompok itu. Semua anggota merasa
mengarah ke fanatisme. Sehingga tiap-tiap anggota kelompok sama kedudukan dan fungsinya.
menyadari bahwa mereka adalah satu kesatuan yang terkait dan 2. Bersifat sementara, karena tidak ada struktur organisasi
saling mendukung. Di mana kelompok teman sebaya (peer yang jelas, maka kelompok ini kemungkinan tidak bisa
group) merupakan kelompok yang terdiri dari teman seusianya bertahan lama, lebih-lebih jika yang menjadi keinginan
dan mereka dapat mengasosiasikan dirinya (Chaplin, 2001). Dan masing-masing anggota kelompok tidak tercapai, atau
juga menurut Santrock (2003), pada banyak remaja, bagaimana karena keadaan yang memisahkan mereka seperti pada
mereka dipandang oleh teman sebaya merupakan aspek yang teman sebaya di sekolah. Yang terpenting dalam peer
terpenting dalam kehidupan mereka. Bahkan remaja akan group adalah mutu hubungan yang bersifat sementara.
melakukan apapun, agar dapat dimasukkan sebagai anggota. 3. Peer group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang
Untuk mereka, yang tidak kohesi atau mengikuti aturan luas. Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka pada
kelompoknya akan dikucilkan dan berarti stres, frustasi, dan umumnya terdiri dari individu yang berbeda-beda
kesedihan. lingkungannya, di mana mempunyai aturan-aturan atau
Dalam Peer group, individu merasakan adanya kebiasaan-kebiasaan yang berbeda-beda pula. Lalu mereka
kesamaan satu dengan yang lainnya seperti bidang usia, memasukkannya dalam peer group, sehingga mereka saling
kebutuhan dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu. Di belajar secara tidak langsung tentang kebiasan-kebiasaan
dalam Peer group tidak dipentingkan adanya struktur organisasi, itu dan dipilih yang sesuai dengan kelompok kemudian
namun diantara anggota kelompok merasakan adanya tanggung dijadikan kebiasaan-kebiasaan kelompok.
jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya.
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
4. Anggotanya adalah individu yang sebaya. Contoh 5. Pada kenyataannya peer group diketahui dan diterima oleh
konkritnya pada anak-anak usia SMP atau SMA, di mana sebagian besar orang tua dan guru. Kepentingan dalam
mereka mempunyai keinginan dan tujuan serta kebutuhan hubungan sosial individu sering tidak dikenal oleh anak.
yang sama. Sebagai perbandingan dengan lembaga sosial lainnya
seperti keluarga atau sekolah, maka peer group anak belajar
3.4 Hakikat Peer group tentang hubungan sosialnya dari yang sempit sampai
1. Peer group bagaimanapun juga terbentuk mulai dari hubungan sosialnya yang semakin luas, dari teman sebaya
kelompok informal ke organisasi. Semula individu yang di rumah sampai teman sekolahnya dan hal ini dapat
bukan anggota kelompok sekarang menjadi anggota diketahui dan diterima oleh orang tua dan guru.
kelompok teman sebayanya. Anak-anak sebaya akan 6. Secara kronologis, peer group adalah lembaga kedua yang
berinteraksi dengan anggota teman sebayanya, sehingga ia utama untuk sosialisasi. Biasanya antara usia 4-7 tahun
bertumbuh di dalamnya. dunia sosial anak berubah secara radikal dari dunia sempit
2. Peer group mempunyai aturan-aturan tersendiri baik ke dalam keluarga menuju dunia yang lebih luas dalam peer
dalam maupun ke luar. Hal ini juga dimiliki oleh organisasi group. Jadi anak berkembang dari lembaga pertama yaitu
sosial lainnya dan merupakan harapan bagi anggota keluarga menuju lembaga kedua dalam peer groupnya.
kelompoknya. Aturan-aturan itu, misalnya bagaimana
menolong teman sekelompoknya atau bagaimana 3.5 Fungsi dan Peranan Peer group
memanggil teman bila bertemu di jalan. Teman Dekat Sebagaimana kelompok sosial yang lain,
3. Peer group menyatakan tradisi-tradisi mereka, kebiasaan- maka peer group juga mempunyai fungsi dan peranan. Perlu
kebiasaan, nilai-nilai, bahkan bahasa mereka. Karena diketahui lebih dahulu tentang pengertian peer group yaitu
dalam peer group mempunyai aturan-aturan tersendiri maka kelompok anak sebaya yang sukses di mana ia dapat
mereka juga ingin menunjukkan ciri khas kelompoknya berinteraksi. Hal-hal yang dialami oleh anak-anak tersebut
dengan tradisi atau kebiasaan mereka. Dalam kelompok itu adalah hal-hal yang menyenangkan saja.
ada standar tertentu dalam berpakaian, berbicara antar
anggota kelompok dan dalam bertingkah laku. Fungsi dan peranan tersebut adalah sebagai berikut:
4. Situasi daripada harapan peer group, sepenuhnya disetujui 1. Mengajarkan kebudayaan. Dalam peer group ini diajarkan
oleh harapan-harapan orang dewasa. Pembentukan kebudayaan yang berada di tempat itu. Misalnya: orang luar
kelompok sebaya seperti kelompok bermain di sekitar anak negeri masuk ke Indonesia, maka teman sebayanya di
secara tidak langsung disetujui oleh orang tua, karena orang Indonesia mengajarkan kebudayaan Indonesia.
tua mudah mengawasinya. Atau kelompok teman di
sekolahnya disetujui oleh guru, karena memenuhi harapan
guru agar anak berkembang hubungan sosialnya.
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
2. Mengajarkan mobilitas sosial. Mobillitas sosial adalah group ini mereka dapat merasakan kebersamaan dalam
perubahan status yang lain. Misalnya ada kelas menengah kelompok, mereka saling tergantung satu sama lainnya.
dan kelas rendah (tingkat sosial). Dengan adanya kelas 6. Peer group mengajarkan moral orang dewasa.
rendah pindah ke kelas menengah dinamakan mobilitas Anggota peer group bersikap dan bertingkah laku seperti
sosial. Seorang anak akan senang bila masuk kedalam orang dewasa, untuk mempersiapkan diri menjadi orang
kelompok sebaya yang memiliki status social yang lebih tinggi. dewasa mereka memperoleh kemantapan sosial. Tingkah
Dengan masuk dalam status social yang lebih tinggi maka laku mereka seperti orang dewasa, tapi mereka tidak mau
status mereka juga akan meningkat.seorang anak yang disebut dewasa. Mereka ingin melakukan segala sesuatu
berada dalam peer group status sosialnya akan lebur mnjadi sendiri tanpa bantuan orang dewasa, mereka ingin
satu bagian dengan kelompoknya, karena identitas menunjukkan bahwa mereka juga bisa berbuat seperti orang
kelompokna berarti identitas dirinya. dewasa.
3. Membantu peranan sosial yang baru. Peer group memberi 7. Di dalam peer group, individu dapat mencapai kebebasan
kesempatan bagi anggotanya untuk mengisi peranan sosial sendiri. Kebebasan di sini diartikan sebagai kebebasan untuk
yang baru. Misalnya: anak yang belajar bagaimana menjadi berpendapat, bertindak atau untuk menemukan identitas diri.
pemimpin yang baik, dan sebagainya. Karena dalam kelompok itu, anggota-anggota yang lain juga
4. Peer group sebagai sumber informasi bagi orang tua dan mempunyai tujuan dan keinginan yang sama. Berbeda
guru bahkan untuk masayarakat. Kelompok teman sebaya di dengan kalau anak bergabung dengan orang dewasa, maka
sekolah bisa sebagai sumber informasi bagi guru dan orang anak akan sulit untuk mengutarakan pendapat atau untuk
tua tentang hubungan sosial individu dan seorang yang bertindak, karena status orang dewasa selalu berada di atas
berprestasi baik dapat dibandingkan dalam dunia anak sebaya.
kelompoknya. Peer group di masyarakat sebagai sumber 8. Belajar mengontrol tingkah laku social. Dalam peer
informasi, kalau salah satu anggotanya berhasil, maka di mata group seorang anak akan lebih mudah dalam
masyarakat peer group itu berhasil. Atau sebaliknya, bila pengawasannya, karena tingkah aku setiap individu
suatu kelompok sebaya itu sukses maka anggota-anggotanya menunjukan perilaku umum dari kelompoknya. Hal ini
juga baik. mempermudah pengawasan bagi orang tua maupun guru.
5. Belajar saling bertukar perasaan dan masalah. Seorang
anak lebih nyaman berbagi dengan temannya karena
temannya biasanya lebih mengerti dirinya dan persoalan yang 3.6 Bentuk-Bentuk Peer Group
dihadapinya. Mereka saing menumpahkan perasaan dan Kelompok dalam peer group mengalami penggolongan lagi
permasalahan yang tidak bisa mereka ceritakan pada orang dan kelompok ini bisa beranggotakan besar maupun kecil sesuai
tua maupun guru mereka. Dalam peer group, individu dapat dengan interaksi antar anggotanya. Hurlock pun
mencapai ketergantungan satu sama lain. Karena dalam peer menggolongkannya sebagai berikut :
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
1. Teman dekat 4. Kelompok yang terorganisir
Terdiri dari dua atau tiga orang yang mempunyai jenis Kelompok ini mempunyai struktur organisasi atau
kelamin, minat dan kemampuan yang hampir sama. Jarang susunan kepengurusan yang jelas dan terwujud dalam
sekali orang yang berbeda kelamin bisa berteman dekat. organisasi sekolah atau masyarakat yang dibentuk untuk
Relative sedikit penelitian yang dilakukan pada hubungan memenuhi kebutuhan social para remaja yang masih berada
semacam ini, tetapi baru-baru ini dilaporkan bahwa laki-laki dan dibawah bimbingan dan pengawasan orang dewasa sehingga
perempuan berbeda dalam harapan mereka mengenai remaja yang mengikuti kelompok ini sering bosan karena selau
pertemanan awan jenis (Bleske-Rechek & Brush, 2011). diatur dan dibatasi ruang geraknya.
Contohnya laki-laki cenderung memulai pertemanan semacam
itu jika perempuannya menarik, dan mereka mengharapkan 5. Kelompok geng
tumbuhnya hubungan yang mengandung unsure seksual. Jika Kelompok ini biasanya terbentuk karena adanya
keintiman secara fisik tidak ada, laki-laki mempersepsikan hal ini penolakan atau perasaan tidak puas dengan kelompok
sebagai alsan untuk menghentikan hubungan tersebut. terorganisir. Terdiri dari anak-anak berjenis kelamin sama dan
Perempuan sebaliknya, cenderung memulai hubungan minat terhadap penolakan melalui perilaku anti social.
semacamini untuk memperoleh perlindungan fisik, dan tanpa
adanya perlindungan semacam ini, mereka merasa berhak 3.7 Pengaruh Peer Group
menghentikan hubungan tersebut. Pengaruh perkembangan peer group meliputi dua hal,
yaitu pengaruh peer group terhadap kelompoknya dan terhadap
2. Kelompok kecil individu dalam kelompok. Menurut Havinghurst pengaruh
Terdiri dari beberapa kelompok teman dekat, pada perkembangan peer group ini mengakibatkan adanya:
mulanya mereka terdiri dari jenis kelamin yang sama, tetapi 1) Kelas-kelas sosial.
kemudian meliputi jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pembentukan kelompok sebaya berdasarkan tingkat
status sosial ekonomi individu, sehingga dapat digolongkan atas
kelompok kaya dan kelompok miskin.
2) In dan Out group
3. Kelompok besar In group adalah teman sebaya dalam
Terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok kelompok. Out group adalah teman sebaya di luar kelompok.
teman dekat, lalu berkembang dengan meningkatnya minat dan Contoh yang mudah mengenai In dan Out group ini dapat kita
interaksi antar mereka. Karena kelompok ini besar, maka rasakan dalam kelas, di mana kita mempunyai teman akrab dan
penyesuaian minat antar anggotanya berkurang sehingga teman tidak akrab (biasa). Teman yang akrab tersebut
terdapat jarak sosial yang lebih besar di antara mereka. dinamakan ingroup dan teman yang lainnya kita
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
sebut Out group. Selain itu, Slamet Santoso (2004) menyatakan 3.8 Rangkuman Topik 1
pengaruh dari perkembangan peer group terhadap individu dan Peer group merupakan kelompok teman anak sebaya
kelompok ada yang positif dan negatif, yaitu : yang sukses di mana ia dapat berinteraksi. Dalam kelompok
teman sebaya (peer group),individu merasakan adanya
1) Pengaruh positif : kesamaan satu dengan yang lainnya seperti di bidang usia,
a. Apabila individu di dalam kehidupannya memiliki peer kebutuhan dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu.
group maka mereka akan lebih siap menghadapi Kelompok teman sebaya sangat berpengaruh terhadap citra diri
kehidupan yang akan datang. remaja. Remaja menjadi lebih dekat dengan teman sebayanya,
b. Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar karena mereka menganggap bahwa teman sebaya dapat
kawan. memahami keinginannya sehingga mereka ingin menghabiskan
c. Bila individu masuk dalam peer group, maka setiap waktunya dengan teman-temannya.
anggota akan dapat membentuk masyarakat yang akan Remaja dalam bergaul dengan teman sebaya merasa
direncanakan sesuai dengan kebudayaan yang mereka diberi status dan memperoleh simpati. Kualitas peer group terdiri
anggap baik (menyeleksi kebudayaan dari beberapa dari kualitas persahabatan yang positif (seperti perasaan aman,
temannya). pertemanan, dukungan) dan kualitas persahabatan yang negatif
d. Setiap anggota dapat berlatih memperoleh (seperti konflik, dominansi, permusuhan). Karena itu dalam
pengetahuan, kecakapan dan melatih bakatnya. pergaulan baik individu maupun kelompok harus dapat belajar
e. Mendorong individu untuk bersikap mandiri. berperilaku agar menuju kehidupan yang lebih baik. Kelompok
f. Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan teman sebaya (peer group) membutuhkan kedisiplinan agar
kelompok. dalam menjalankan aktivitas kelompoknya memperoleh suatu
pengakuan dari masyarakat. Oleh sebab itu, peer group sangat
2) Pengaruh Negatif penting untuk diperhatikan karena memiliki peranan yang cukup
a. Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai penting bagi perkembangan remaja.
kesamaan.
b. Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota. 3.9 Latihan Dan Tugas
c. Menimbulkan rasa iri pada anggota satu dengan Setelah Saudara pelajari KB 3 di atas, pelajari juga
anggota yang lain yang tidak memiliki kesamaan referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah
dengan dirinya. pertanyaan-pertanyaan berikut !
d. Timbulnya persaingan antar anggota kelompok. 1. Jelaskan penegertian peer group !
e. Timbulnya pertentangan / gap-gap antar kelompok 2. Jelaskan fungsi dan peranan peer group !
sebaya, misalnya: antara kelompok kaya dengan 3. Jelaskan pengaruh positif peer group !
kelompok miskin 4. Jelaskan pengaruh negatif peer group !
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
4. Timbulnya pertentangan / gap-gap antar kelompok sebaya,
4.0 Tes Formatif Topik 1 misalnya: antara kelompok kaya dengan kelompok miskin,
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan cermat ! Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai kesamaan
1. Merupakan teman bermain yang terdiri atas kerabat maupun merupakan.....
tetangga dan teman sekolah dimana seorang anak mulai a. pengaruh positif peer group
belajar nilai-nilai keadilan disebut b. pengaruh negatif peer group
a. peer group c. ciri-ciri peer group
b. teman dekat d. bentuk peer group
c. teman bermain e. hakekat peer group
d. kelompok gang
e. kelompok besar 5. Kelompok ini biasanya terbentuk karena adanya penolakan
atau perasaan tidak puas dengan kelompok terorganisir
2. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Peer disebut..
group terbentuk secara spontan. Di antara anggota kelompok a. kelompok geng
mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada satu di antara b. kelompok yang terorganisir
anggota kelompok yang dianggap sebagai pemimpin disebut c. teman dekat
a. bentuk peer group d. kelompok kecil
b. ciri-ciri peer group e. kelompok besar
c. hakekat peer group
d. definisi peer group
3. Bila individu masuk dalam peer group, maka setiap anggota 6. Pembentukan kelompok sebaya berdasarkan tingkat status
akan dapat membentuk masyarakat yang akan direncanakan sosial ekonomi individu, sehingga dapat digolongkan atas
sesuai dengan kebudayaan yang mereka anggap baik kelompok kaya dan kelompok miskin disebut...
(menyeleksi kebudayaan dari beberapa temannya), hal ini a. kelas-kelas sosial
merupakan .... b. kelompok kecil
a. pengaruh positif peer group c. kelompok besar
b. pengaruh negatif peer group d. teman dekat
c. ciri-ciri peer group e. kelompok terorganisir
d. bentuk peer group
e. hakekat peer group

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
7. Remaja dalam bergaul dengan teman sebaya merasa diberi DAFTAR PUSTAKA
status dan memperoleh simpati. Kualitas peer group
tergantung.... Adiputra, R. 2012, Masih Perawankah Gadis Indonesia?.
a. kualitas persahabatan yang positif (seperti perasaan http://kem.ami.or.id/2012/02/masih-perawankah-gadis-
aman, pertemanan, dukungan) dan kualitas indonesia
persahabatan yang negatif (seperti konflik,
Ancok, Djamaluddin. dan Suroso, F.N .2005, Psikologi Islami,
dominansi, permusuhan)
Jogjakarta Pustaka
b. bentuk peer group Pelajar.
c. ciri-ciri peer group
d. hakekat peer group Andisti, M. A., & Ritandiyono. 2008. Religiusitas dan Perilaku
e. pengaruh Seks Bebas pada Dewasa Awal. Jurnal Psikologi,

8. Peranan dan fungsi peer group kecuali..... Anthony M. Evans, Kyle D. Dillon, Gideon Goldin, Joachim I.
Krueger, 2011. Trust and self-control: The moderating
a. mengajarkan kebudayaan role of the default, Judgment and Decision Making, Vol. 6,
b. mengajarkan mobilitas sosial No. 7, October, pp. 697–70
c. Membantu peranan sosial yang baru
d. Peer group mengajarkan moral orang dewasa Azwar, S. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.
e. memberikan pengaruh positif dan negatif Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baumaster and Julie Juola Exline , 2000 . Self control, Morally,


and Human Strength. Journal of Social and Clinical
Psychology: Vol.19, No 1.00 29 – 42

Carver, C,S & Scheir .1982. Control Theory: A useful conceptual


framework for personality-social,, clinical and health
psychology. Psychological Bulletin, 92(1), 111-135

Dorothee Horstkotter, 2014. Self-control and normativity:


Theories in social psychology revisited , SAGE Journal ,
First Published December 1

Hariyati Tri Darma Titisari, 2017. Hubungan antara Penyesuaian


diri dan Kontrol diri dengan Perilaku Delikuen pada siswa

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
SMA Muhammadiyah 1, Jombang, Jurnal Psikodimentia, Lestari, Setya Putri. (2006). Pengaruh Tingkat Religiusitas
Vol.16, No.12, ISSN Cetak: 1411-6073, ISSN Online: terhadap Kecenderungan Melakukan Seks Pranikah pada
2579 -6821 Siswa SMA yang Berpacaran. Skripsi. Surabaya: Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga.
Herlindawati, Dwi. 2015. Pengaruh Kontrol Diri, Jenis Kelamin,
Dan Pendapatan Terhadap Pengelolaan Keuangan Lestari, Ayu Indah. Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku
Pribadi Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Cybersex Remaja Pada Pengguna Warung Internet Di
Surabaya. Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Glagah Sari Yogyakarta. Jurnal SPIRITS Vol. 4, No. 2
Kewirausahaan. Vol. 3. No. 1, Tahun 2015
Mediana, A. 2010. Aspek Medis Pendidikan KRR. Makalah.
Hernandez Brittany. C. 2011. The Religiusity and Spirituality scal Seminar ”Bimbingan KRR bagi Guru: Memahami
for yout: Development and initial validation, A Dissertation Kesehatan Reproduksi sebagai Pembekalan bagi
in the depatement of psychology, . Lusiana state Remaja”. Jakarta
university and agricultural and mechanical collage.
Munawaro, Fitrianingrum. Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan
Iga Serpinang dkk, 2012, “Hubungan antara tingkat kontrol diri
Perilaku Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas X Sma
dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja”,
jurnal Psikologi Pendidikan & Perkembangan Volume Muhammadiyah 7 Yogyakarta Tahun Pelajaran
01,Nomor 02, Juni 2012
2014/2015. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Edisi 8
Indah Haryani dkk, 2015, “Hubungan konformitas dan control diri Tahun Ke 4 2015
dengan perilaku konsumtif terhadap produk kosmetik
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
pada mahasiswa”,jurnal Psikologi, Volume 11 Nomor 1
Jakarta : Rineka Cipta.
,Juni 2015
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Isna Yuliati, 2019. Skripsi Pengaruh Relihiusitas & kelekatan
Jakarta: Salemba Medika
(attachment) orang tua terhadap perikau keagamaan
anak di desa Parenowo Kecamatang Mungkid kabupaten
Regina dkk, 2015, “Hubungan antara self control dengan perilaku
Magelang
konsumtif online shoping produk fashion pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi” Jurnal e-
Kevin Rounding, Albert Lee, Jill A, Jacobson and Li-Jun Ji, 2012.
Religion Replenishes self- Control , Psychological Biomedik (eBm), Volume 3 Nomor 1, Januari – April 2015
Science 2012 23: 635, SAGE, 2 May 2012. DOI
10.117/0956797611431987
Sarwono, Sarlito W. 2011. “Psikologi remaja” Jakarta: Charisma
Putra Utama Ofset

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
Santi, Praptiani dkk. (2013). Pengaruh Kontrol Diri terhadap
Agresivitas Remaja dalam Menghadapi Konflik Sebaya
dan Pemaknaan Gender. Jurnal Sains dan Praktik
Psikologi Universitas Muhammadiyah MalanVolume
01(1), 01 - 13. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora,
Vol . 1, No. 4, September 2012 239

Spencer DL, 2013. Familial Religiosity, Family Processes, and


Juvenile Delinquency in a National Sample of Early
Adolescents , SAGE Journals, First Published July 15,
2013

Sutjiningsih, 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan


Permasalahannya, Jakarta, Sagung Seto, Cetakan III

Sugiyono, 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif .


Bandung: Alfa Beta

Tangney , JP, Baumiester, RF & Boone AL, 2004. High Self


Control Predics Good Adjusment, Less Pathology, Better
Grades and Interpersonal Succes, Journal of Personality,
271-322

Wilis, Sofyan S. 2008. Remaja Dan Masalahnya. Bandung: Alfa


Beta

Zulkifli, 2009. “Psikologi perkembangan”. Bandung : Remaja


Rosdakarya

[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]
[Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja] [Modul Peningkatan Self Control & Religiusitas Untuk Pencegahan Perilaku Seks Bebas Remaja]

Anda mungkin juga menyukai