Anda di halaman 1dari 19

Tips Menjaga

Kesehatan Mental
bagi Guru PJOK

Immatulfathina P., S.Psi., M.Psi., Psikolog

18-11-2023
https://www.youtube.com/watch?v=585HsiXjpNk
Curhat Yuk!
Apa saja masalah
yang dialami guru • Beban kerja yang tinggi

PJOK? • Kesejahteraan yang kurang


diperhatikan
• Kendala teknis seperti siswa
yang pasif, alokasi waktu
yang kurang, sarana
prasarana yang kurang
lengkap,dan terbatasnya
media & anggaran
Burnout Kondisi
kesehatan
mental
Well-being yang
Stressor kurang baik
rendah

Frustrasi
Kesehatan Mental
Kondisi dimana seorang individu
menyadari potensi yang dimiliki,
dapat mengatasi tekanan normal
dalam kehidupan, dapat bekerja
secara produktif, dan mampu
memberikan kontribusi untuk
komunitasnya.

WHO, UU RI No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa


*
Seseorang yang mengalami
ketidakberfungsian otak dan terlihat dari
adanya kesulitan yang menonjol dalam
fungsi sehari-hari. Harus didiagnosis oleh
seorang profesional kesehatan jiwa
(dokter, psikolog, dan psikiater)

Keadaan dimana seseorang merespon


masalah yang berlangsung terus menerus
(kronis), menghadapi konflik yang
berkepanjangan dan bersifat akut seperti
kematian orang terdekat, kehilangan
harta benda, dsb

Keadaan tertekan (mental distress) -


seseorang mengalami suatu tekanan
mental (umum terjadi dalam merespon
masalah kehidupan sehari-hari)

Seseorang tidak mengalami tekanan


atau masalah tertentu
Apa saja faktor yang
memengaruhi kesehatan
mental?
Pentingnya
Kesehatan Mental
bagi Guru
Motivasi,
Guru kesejahteraan
psikologis, &
yang capaian
pembelajaran
sehat
yang tinggi
mental pada siswa
Kesejahteraan psikologis dan
pencapaian adalah hal yang
sejalan, meningkatkan
kesejahteraan artinya
meningkatkan peluang capaian
yang lebih baik
Happy
Life

Meaningful
Life
Bagaimana cara
menjaga kesehatan
mental guru ?
Cara menghadapi masalah
1
Berfokus pada masalah Berfokus pada emosi
Coping
strategy • Membuat list prioritas • Meditasi
tugas • Ibadah
• Mendelegasikan tugas • Mendengarkan musik
• Bernegosiasi • Jalan-jalan
• Berkomunikasi asertif • Deep breathing
• Meminta bantuan orang • Menghirup udara segar
lain/tenaga profesional
Aktif mencari dan menyediakan
dukungan
2 • Sharing dengan rekan sejawat
Support • Sharing dengan orang-orang terdekat di luar pekerjaan
• Mengikuti kelas/kesempatan untuk mengembangkan diri
System
• Kegiatan bersama wali murid
• Meminta feedback dari siswa
Hay Heloooow 😉🌻
Sedikit cerita ku, aku rasa kelas ini akan membosankan dengan
pengalaman ku terhadap dosen2 sebelum nya aku ga paham lagi
harus gimana sama kuliah ini, sudah terlanjur menghadapi
perkuliahan dengan semester 3 ini.... Tapi ternyata rasa nya klau hari
mau nya hari senin selalu🤭 dan Sangat2 semangat klau berangkat
kuliah di hari senin mengawali hari dengan matkul yang ga bosenin
dan Bu dosen yang pembawaan nya selalu happy berasa dapet
energi baru setiap hari senin... Dan tak lupa ini yang paling harus nya
selalu terjadi dosen menganggap kita adalah teman diskusi bukan
pendengar yang baik dengan posisi mata melek tapi batin nya
sedang bobo.... Poko nya seneng banget bisa belajar dan bertemu
dengan ibu dosen tercinta 🥰 terimakasih juga selalu memberikan
energi positif sama kita2 🤭
• Pola hidup sehat seperti tidur yang cukup, konsumsi
3 makanan sehat, dsb
• Memiliki waktu untuk melakukan hobi / kegiatan di luar
Work life pekerjaan
balance • Jangan lupakan peran lainnya (sebagai orang tua,
sebagai teman, sebagai anak, dsb)

“pentingnya meninggalkan tempat kerja untuk mengisi ulang, dalam rangka untuk
tetap kuat sebagai guru”

(Teach Like Finland, 26)


“Kebahagiaanlah yang membuat
saya tetap mengajar, dan saya
berkomitmen untuk mengingat dan
memprioritaskannya di dalam kelas
saya, bagaimana dengan Anda?”
(Timothy D. Walker dalam Teach Like Finland, 190)
“Jika manusia diibaratkan seperti sepeda, roda
depannya adalah kesehatan fisik dan roda
belakangnya adalah kesehatan mental.
Keduanya harus berjalan seimbang agar manusia
tetap bisa berfungsi dengan optimal”

“bukan seperti quotes yang mengatakan bahwa


seperti naik sepeda kita harus terus mengayuh
agar tidak terjatuh, namun nyatanya kita juga
butuh jeda agar bisa menjadi manusia
seutuhnya”

Anda mungkin juga menyukai