Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

ASFIKSIA

Dosen pembibimbing :

Ns.Yessi Andriani,M.Kep,Sp.Mat

disusun oleh :

QORRY SUENDI AULIA

(2200212063)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

BUKITTINGGI

2023
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS ASFIKSIA

A. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS PASIEN

a. Nama : Bayi Ny. S


b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 25 Juli 2011, Jam 13.30 WIB
d. Nama Ayah : Tn. S/Ny. Sumur 38 tahun
e. Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta
f. Pendidikan Ayah :SMA
g. Pekerjaan Ibu :Ibu Rumah Tangga
h. Alamat : Perum Pesona Gading Blok 2 No.23 RT 1
i. Suku : Jawa
j. Agama : Islam
k. Diagnosa Medis :Asfiksia Neonatorum, Sepsis Neonatorum,

II. KELUHAN UTAMA

a. Alasan masuk rumah sakit: Ibu S. mengatakan bahwa anak masuk RS karena tidak
langsung menangis setelah lahir (tidak mampu bemapas secara spontan segera setelah lahir).

b. Keluhan utama : Kelemahan pada kedua ekstremitas atas dan bawah.

c. Keluhan tambahan : Anak lemah dan akral teraba dingin

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN

a. Prenatal

1). Jumlah Kunjungan : Ny. S mengatakan bahwa ia rutin memeriksakan kandungannya ke


bidan terhitung lebih dari 4 kali

2). Bidan/Dokter : Bidan

3). Penkes yang didapat : Ny. S mengatakan dulu tidak diajarkan apa-apa.

4). HPHT :16 Oktober 2021

5). Kenaikan BB selama hamil: 7 Kg

6). Komplikasi kehamilan : Tidak ada komplikasi selama hamil

7) komplikasi obat : Tidak ada

8). Obat-obatan yang didapat: Ny. S mengatakan lupa


9). Riwayat hospitalisasi : Tidak pernah

10), Golongan darah ibu : Ny. S mengatakan tidak tahu

11). Pemeriksaan kehamilan / meternal screening: USG saat umur kehamilan 8 bulan

b. Natal

1). Awal persalinan : : 25 Juli 2022, Jam 06.00 WIB

2). Lama persalinan : 8 jam

3). Komplikasi persalinan Tidak ada

4). Terapi yang diberikan: Injeksi Oksitosin 10 IU, IM

5). Cara melahirkan : Per vaginan

6). Tempat melahirkan : : Rumah Bersalin

c. Postnatal

1). Usaha napas : Dengan bantuan.

2). Kebutuhan resusitasi :Ibu mengatakan saat lahir bayi tidak segera menangis, dilakukan
hisap lendir dan pemberian oksigen

3). Obat yang diberikan pada saat lahir: Vitamin K

4). Interaksi orangtua dan bayi: Ada interaksi antara ibu dengan bayi.

5). Trauma lahir : Tidak ada trauma lahir

6). Keluarnya urine/ BAB : Ada

VI. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI

Diagnosa Medis : Asfiksia Neonatorum, Sepsis Neonatorum,

a. Tindakan operasi : Tidak ada tindakan operasi.

b. Status nutrisi

Bayi Ny. S belum dapat minum, refleks hisap masih lemah sehingga bayi
mendapatkan nutrisi dari OGT baik ASI maupun PASI sebanyak 65 ml/2jam. BBL sebesar
3000 gr. BBK sebesar 3010 gr dan BBS sebesar 3060 gr.

c. Status cairan

Saat ini, kebutuhan cairan bayi S. adalah 160 cc/KgBB/hr 160 x 3060 kg 490
cc/KgBB/hari dengan per oral 8x65cc. Pasien tidak terpasang infus.

d. Aktivitas
Bayi Ny. S berada dalam keadaan lemah dan selalu tertidur, saat dirangsang taktil
hanya sedikit gerakan.

e. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan

1) . Personal hygiene
2) . Pemberian nutrisi (ASI/PASI) secara bertahap sesuai dengan kondisi bayi
3) . Menimbang berat badan
4) . Mengobservasi vital sign
5) . Memberikan terapi pengobatan sesuai program
6) . Mengatur posisi bayi secara bergantian
7) . Menjaga keseimbangan suhu tubuh bayi
8) . Mengobservasi intake nutrisi dan eliminasi (feses/urin)
9) . Fisioterapi general meliputi excercise dan oral fisioterapi

f. Pemeriksaan Penunjang

1. CT Scan kepala

Hasil : perdarahan subdural minimal di occipital

2. Pemeriksaan mikrobiologi

a) Kuman 1: Bordotella/Alcaligenes/Moraxella Spp.


b) Kuman II: Acinetobacter Baumanni.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Apatis

TTV : Nadi: 146 x/meni,RR : 42 x/menit,Suhu 37°C

Saat lahir Saat ini


1. berat badan 3000 3060
2. panjang badan 49 cm 49 cm
3. lingkar kepala 34 cm 36 cm
1). Reflek

Reflek moro, reflek menggenggam dan reflek menghisap sangat Temah.

2). Tonus atau aktivitas

Kekuatan tonus otot lemah. Bayi tampak gelisah tetapi sedikit bergerak dan tertidur.

3). Kepala leher

a. Fontanel anterior : Lunak

b. Sutura sagitalis : Tepat menyatu


c. Gambaran wajah :Simetris dan kulit waja

d. Molding : tidak terdapat caput succudaneum dan chepalohematom

e. Mata

Mata tampak ada sekret, sklera jernih, konjungtiva agak pucatdan sudah dapat
membuka secara sempurna

4). THT

a. Telinga : normal, bersih (tidak ada sekret)

b. Hidung: bentuk simetris, sudah dapat bernafas dengan baik.

c. Palatum : normal

5). Abdomen : Lunak, lingkar perut 33 cm dan liver kurang dari 2 cm

6). Toraks: simetris, terdapat retraksi derajat 1 dan klavikula normal

7). Paru-paru

a. Suara napas : sama antara paru kanan dan kiri, bersih, tidak terdengar ronchit,
crackles maupun wheezing.
b. Bunyi napas : terdengar di semua lapang paru
c. Respirasi :spontan, RR=42x/menit

8). Jantung : Bunyi normal sinus rytm (NSR) : 146 x/menit

9). Ekstremitas : kelemahan pada ektremitas atas dan bawah

10). Umbilikus :sudah lepas

11). Genital : testis sudah turun ke skrotum dan tidak ada tanda-tanda infeksi

12). Anus : anus ada, mekonium sudah keluar

13). Spina bifida : tidak ada

14). Kulit

Warna: putih kemerahan

Turgor: baik, elastis, lapisan subkutan tipis

15). Suhu : 37°C

Masalah Keperawatan :

1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d perdarahan intra serebral.


2. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan fungsi motorik.
3. Cemas b.d defisit pengetahuan

VIII PENGOBATAN/TERAPI MEDIKAMENTOSA

Oat obatan yang dogunakan yaitu :

Piracetam 2x75 mg

IX ANALISA DATA

NO DATA MASALAH PENYEBAB


1 DS : - Pola nafas tidak Hambatan upaya
DO : efektif napas
- terdapat pernapasan cuping hidung
- akral hangat
-terdapat retraksi dinding dada
2 DS : ibu mengatataka bayinya hanya Resiko perfusi Pendarahan intra
diam saja tidak seperti bayi serebral tidak efektif serebral
lain,menangis keras
DO :
-hasil CT scan terdapat pendarahan
subdural minimal di accipital
- terlihat tidak menangis
- warna kulit sianosis

B. DIAGNOSA KEPERAWAN

1.pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d terdapat napas cuping
hidung,retraksi dinding dada

2. resiko perfusi serebral tidak efektif b.d pendarahan intra serebral d.d terdapat pendarahan
subdural minimal di accipital

C. INTERVENSI

Diagnosa keperawatan Kriteria hasil Intervensi keperawatan


pola napas tidak efektif b.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen jalan napas
hambatan upaya napas d.d keperawatan selama 1x24 Observasi
terdapat napas cuping jam maka ppola napas -monitor pola napas
hidung,retraksi dinding dada membaik dengan kriteria - monitor bunyi napas
hasil : - monitor sputum
-penggunaan otot bantu Terapeuti
napas menurun - pertahankan kepatenan
-pemanjangan fase ekspirasi jalan napas dengan head-tilt
menurun - berikan minum hangat
- pernapasan cuping hidung - lakukan fisioterapi dada
menurun jika perlu
- ekskursi dada membaik - keluarkan sumbatan benda
- frekuensi napas membaik padat dengan forsep McGil
- Kedalaman napas membaik - berikan oksigen jika perlu
- tekanan ekspirasi membaik Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
jika tidak kontraindikas
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
bronkodiltor,
ekspektoran,mukolitik jika
perlu

resiko perfusi serebral tidak Setelah dilakukan intervensi Pencegahan syok


efektif b.d pendarahan intra keperawatan selama 1x24 Observasi
serebral d.d terdapat jam maka perfusi serebral - monitor status
pendarahan subdural meningkat dengan kriteria kardiopulmonal
minimal di accipital hasil: - monitor status oksigenasi
- tingkat kesadaran - monitor status cairan
meningkat - monitor tingkat kesadaran
- kognitif meningkat dan respon pupil
- kecemasan menurun - periksa riwayat alergi
- demam menurun Terapeutik
- tekanan arteri rata rata - brikan oksigen unutuk
membaik mempertahankan saturasi
- tekanan inta lranial - persiapkan intubasi jika
membaik refleks saraf perlu
membaik - pasang jarul iv jika perlu
Edukasi
- jelaskan penyekab/ faktir
resiko syok
- jelaskan tanda gejala awal
syok
- anjurkan menghidari
alergen
Kolaboasi
- kolaborasi pemberian iv
jika perlu
- kolaborasi pemberian
antiinflamasi jika perlu

C. IMPLEMENTASI

Diagnosa keperwatan Hari/tanggal implementsi


pola napas tidak efektif b.d 5 Oktober 2022 - memonitor pola napas
hambatan upaya napas d.d - memonitor bunyi napas
terdapat napas cuping - memonitor sputum
hidung,retraksi dinding dada - mempertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt
- memberikan minum hangat
- melakukan fisioterapi dada
jika perlu
- mengeluarkan sumbatan
benda padat dengan forsep
McGil
- memberikan oksigen jika
perlu
- menganjurkan asupan
cairan jika tidak
kontraindikas
- mengkolaborasi pemberian
bronkodiltor,
ekspektoran,mukolitik jika
perlu
resiko perfusi serebral tidak 05 Oktober 2022 - memonitor status
efektif b.d pendarahan intra kardiopulmonal
serebral d.d terdapat - memonitor status
pendarahan subdural oksigenasi
minimal di accipital - memonitor status cairan
- memonitor tingkat
kesadaran dan respon pupil
- melakukan pemeriksaan
riwayat alergi
- memberikan oksigen
unutuk mempertahankan
saturasi
- mempersiapkan intubasi
jika perlu
- memasang jarul iv jika
perlu
- menjelaskan penyekab/
faktir resiko syok
- menjelaskan tanda gejala
awal syok
- menganjurkan menghidari
alergen
- mengkolaborasi pemberian
iv jika perlu
- mengkolaborasi pemberian
antiinflamasi jika perlu

E. EVALUASI

Diagnosa keperawatan Hari/tanggal evaluasi


pola napas tidak efektif b.d 05 Oktober 2022 S:-
hambatan upaya napas d.d O:
terdapat napas cuping -napas masih terlihat sesak
hidung,retraksi dinding dada 38 x/i
-pasien masih terlihat lemah
A:
Maslah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
resiko perfusi serebral tidak 05 Oktoer 2022 S:-
efektif b.d pendarahan intra O:
serebral d.d terdapat - pasien terlihat masish lemas
pendarahan subdural dan lemah
minimal di accipital - warna kulit masih sianosis
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervesi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai