Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA TB PARU SERTA

DAMPAKNYA PADA ANAK : LITERATUR REVIEW


FACTORS THAT INFLUENCE THE OCCURRENCE OF PULMONARY TB AND ITS
IMPACT ON CHILDREN: LITERATURE REVIEW
Nur Diana1

Program studi sarjana keperawatan, fakultas ilmu kesehatan, universitas nazhatut tullab al-muafa sampang, jawa
timur, Indonesia.

Abstrak

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang berbagai organ atau jaringan tubuh khususnya paru paru. Penyakit ini
merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian hampir di sebagian besar negara diseluruh dunia
Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah dengan mengunakan Google Cendekia.
Terdapat 15 artikel terpilih berdasarkan kriteria yakni terbit tahun 2020-2023, dapat diakses fulltext,
artike] bahasa indonesia dan bahasa inggris dan merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
kata kunci TB paru. Dari artikel yang dipilih kemudian dianalisis dengan hasil bahwa didapatkan berbagai
faktor yang dapat menjadi pemicu meningkatnya TB Paru diantara lain: Kebiasaan Merokok, Pola hdup
yang tidak sehat, Kurangnya Ventilasi, Terpapar asap rokok, Tinggal serumah dengan penderita TBC,
Kondisi Lingkungan yang tidak sehat, Kurangnya Gizi, Kurangnya pengetahuan tentang penularan TBC,
dan Kurangnya kepedulian terhadapa penularan orang tua pada anak.

Kata Kunci: Perilaku tidak sehat, Faktor Resiko, Kejadian TB Paru

Abstrac

Tuberculosis is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis which attacks
various organs or body tissues, especially the lungs. This disease is the main cause of disability and death
in almost all countries throughout the world. The method used in preparing this article was Google
Scholar. There are 15 articles selected based on the criteria, namely published in 2020-2023, can be
accessed in full text, article] in Indonesian and English and is qualitative research using the keyword
pulmonary TB. The selected articles were then analyzed with the results that various factors were found
that could trigger the increase in pulmonary TB, including: smoking habits, unhealthy living patterns,
lack of ventilation, exposure to cigarette smoke, living in the same house as TB sufferers, unhealthy
environmental conditions, Lack of nutrition, lack of knowledge about TB transmission, and lack of
concern regarding parent-to-child transmission.

Keywords: Unhealthy behavior, risk factors, incidence of pulmonary TB

Pendahuluan Menurut WHO penyakit tuberkulosis


menduduki peringkat di atas HIV/AIDS. Pada
Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit tahun 2020 diperkirakan terdapat 10,4 juta kasus
infeksi yang disebabkan oleh bakteri baru tuberkulosis atau 142 kasus/100.000
Mycobacterium tuberculosis yang menyerang populasi, dengan 480.000 kasus multidrug–
berbagai organ atau jaringan tubuh khususnya resistant. Indonesia merupakan negara dengan
paru paru. Penyakit ini merupakan penyebab jumlah kasus baru terbanyak kedua di dunia
utama kecacatan dan kematian hampir di setelah India. Sebesar 60% kasus baru terjadi di
sebagian besar negara diseluruh dunia [1]. 6 negara yaitu India, Indonesia, China, Nigeria,
Pakistan dan Afrika Selatan. Kematian akibat
Tuberkulosis ini merupakan penyakit yang tuberkulosis diperkirakan sebanyak 1,3 juta
menjadi perhatian global. Mengacu pada WHO kematian ditambah 374.000 kematian akibat
Global TB Report tahun 2020, 10 juta orang di tuberkulosis pada orang dengan HIV positif.
dunia menderita tuberculosis (TBC) dan Meskipun jumlah kematian akibat tuberkulosis
menyebabkan 1,2 juta orang meninggal setiap menurun dari 1,7 juta menjadi 1,3 juta antara
tahunnya [2]. tahun 2000 dan 2015, tuberkulosis tetap menjadi
9 penyebab kematian tertinggi di dunia [3].
Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih tinggal akan memberikan pengeruh bagi
merupakan masalah kesehatan, terutama di penghuninya. Luas rumah yang tidak sebanding
negara-negara berkembang termasuk Indonesia. dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan
Indonesia pada tahun 2020 jumlah semua kasus berjubel (Over crowded). Hal ini tidak sehat
tuberkulosis yang ditemukan sebesar 330.729 karena disamping menyebabkan kurangnya
dan meningkat menjadi 351.893 pada tahun konsusmsi oksigen, juga bila salah satu anggota
2020. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan keluarga terkena penyakit infeksi, terutama
terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk Tuberkulosis akan mudah menular kepada
yang besar yaitu Jawa Barat sebanyak 23.784 anggota keluarga lain [7].
orang, Jawa Timur sebanyak 21.706 orang dan
Jawa Tengah sebanyak 14.139 orang. Kasus Faktor pengetahuan memiliki pengaruh yang
tuberkulosis di tiga provinsi tersebut sebesar besar terhadap status kesehatan individu maupun
44% dari jumlah seluruh kasus baru di masyarakat dan berperan penting dalam
Indonesia. Padahal pada maret 2020 Kemenkes menentukan keberhasilan suatu program
RI telah mengeluarkan buku strategi nasional penanggulangan penyakit dan pencegahan
penanggulangan tuberculosis, tetapi angka penularan TB paru. Penularan TB paru
kejadian TB Paru belum menurun [4].[18]. dipengaruhi oleh salah satu faktor resiko
penularan TB adalah ventilasi rumah dan kamar
Menurut Kemenkes RI (2018), Angka tidur, kepadatan huni, pencahayaan kamar tidur,
pemberitahuan kasus atau sering disebut Case luas jendela kamar tidur dan suhu atau
Notification Rate (CNR) adalah semua jumlah kelembaban kamar tidur dilaporkan sangat
kasus Tuberkulosis yang dilaporkan diantara berperan terhadap penularan TB dalam rumah
100.000 penduduk yang ada disatu wilayah tangga [8].[17].
tertentu. Apabila dilihat dari data Pemerintah
Kesehatan dari tahun 2008 sampai dengan 2017 Literatur Review Jurnal ini dilakukan dengan
semua khasus penderita Tuberkulosis maksud untuk memenuhi UAS mata kuliah EBN
mengalami peningkatan, sedangkan menurut serta membantu mengidentifikasi kemungkinan
karakteristik umur, pendidikan dan sosial faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB
ekonomi yaitu menunjukkan tingkat kejadian Paru. Sehingga kedepannya pemerintah dapat
Tuberkulosis semakin rendah seiring dengan membuat program penanggulangan yang lebih
tingginya tingkat Perilaku Merokok seseorang. efektif untuk menurunkan kasus TB Paru serta
Diagram data penderita Tuberkulosis mempermudah layanan kesehatan dalam
menunjukkan pada usia 65-74 tahun. Sedangkan, mengidentifikasi faktor-faktor terjadinya TB
untuk diagram pada sosial ekonomi tidak ada Paru yang banyak muncul kasusnya
menunjukkan perbedaan antara tingkatan sosial
dari ekonomi menengah sampai keatas. Hal itu Metode penelitian
disebabkan Tuberkulosis bisa terjadi pada semua Metode yang digunakan dalam penyusunan
tingkatan sosial [5].[16]. artikel ini adalah dengan mengunakan Google
Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya Cendekia. Terdapat 15 artikel terpilib
mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor berdasarkan kriteria yakni terbit tahun 2020-
yang berhubungan dengan kejadian tuberculosis 2023, dapat diakses fulltext, artike bahasa
paru, faktor tersebut baik yang berasal dari indonesia dan bahasa inggris dan merupakan
dalam individu yaitu umur, jenis kelamin, penelitian kualitatif dengan menggunakan kata
tingkat Pendidikan dan faktor yang berasal dari kunci Perilaku tidak sehat, Faktor Resiko,
luar individu antara lain faktor lingkungan Kejadian TB Paru
rumah, kebiasaan merokok, Riwayat kontak, Dari artikel yang dipilih kemudian dianalisis
kepadatan hunian dan ventilasi rumah [6] dengan hasil bahwa didapatkan berbagai faktor
Merokok dapat diketahui mempunyai hubungan yang dapat menjadi pemicu meningkatnya TB
dengan peningkatan risiko untuk mendapatkan Paru diantara lain: Kebiasaan Merokok, Pola
kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, hdup yang tidak sehat, Kurangnya Ventilasi,
bronchitis kronik, dan kanker kandung kemih. Terpapar asap rokok, Tinggal serumah dengan
Kebiasaan merokok juga meningkatakan risiko penderita TBC, Kondisi Lingkungan yang tidak
untuk terkena TB paru sebanyak 2,2 kali. sehat, Kurangnya Gizi, Kurangnya pengetahuan
Kepadatan hunian merupakan salah satu tentang penularan TBC, dan Kurangnya
indikator pemicu tingginya tingkat penularan TB kepedulian terhadapa penularan orang tua pada
paru. Kepadatan penghuni dalam satu rumah anak.
Artikel yang telah ditemukan dari hasil serta dijabarkan kedalam pembahasan secara
pencarian tersebut ditelaah, dilakukan detail.
pengelompokan data berdasarkan hasil telaah

Google cedekia atau google scholar


Artikel yang
dikeluarkan
Berdasarkan judul artikel yang ditemukan karena:
identification
(n=100)
1. Tidak
membahas
terkait TB paru.
eligibity Artikel yang dikeluarkan (n=53)
2. Penelitian tidak
menggunakan
metode
included Artikel yang terpilih (n=15) kualitatif

HASIL DAN PEMBAHASAN Paparan dengan perokok secara pasif yakni


seseorang yang tidak melakukan merokok
Anak yang memiliki rentang usia 0-14 tahun namun terdapat orang sekitarnya yang merokok
ditemukan cukup banyak terkenapenyakit sehingga ikut terpaapr dari asap yang menyebar
tuberculosis pada anak. Penderita tuberculosis baik dalam rumah atau lingkungan sekitar.
pada dewasa atau anak serta pengidap TB paru Walaupun tidak merokok namun terpaparnya
positif merupakan sumber utama penularan TB asap rokok juga dapat mengakibatkan penyakit
pada anak [9]. yang serius bagi perokok aktif [13].
Faktor risiko penularan Tuberkulosis pada anak Faktor risiko terkait riwayat kontak pada
tergantung dari tingkat penularan, lama pajanan sosiodemografi yang berhubungan dengan
dan daya tahan oleh sang anak. Pada negara berkembangnya tuberkulosis pada kontak
berkembang kejadian tuberculosis anak menjadi serumah, mayoritas adalah laki-laki antara 26
urgensi, dikarenakan hamper setengah dari dan 45 tahun yang terpapar faktor risiko,
seratus persen anak berusia kurang 15 tahun populasi dalam kelompok produktif, temuan
hidup di negara berkembang [10]. serupa dengan pernyataan WHO pada tahun
2021, yang menyatakan sebagian besar TB
Diperkirakan lebih dari 40,3 banyaknya juta di pasien adalah orang dewasa usia produktif, dan
level anak yakni hidup dengan para perokok dan berjenis kelamin laki-laki, disimpulkan bahwa
terdampak oleh paparan pada asap rokok di semua kelompok umur berisiko dan persentase
lingkungannya dan disebut sebagai perokok kasus dan kematian yang tinggi terjadi di negara
pasif. Sedangkan kita tahu bahwa anak yang berkembang, seperti Peru. Demikian juga
terpapar asap rokok dapat mengalami tingginya dengan hasil seperti yang dilaporkan
risiko untuk mengalami penyakit telinga Tengah bahwasannya peneliti menemukan bahwa yang
yang terinfeksi, pneumonia, bronchitis dan paling terpengaruh adalah laki-laki, berusia 25
Asma, serta kelambatan pertumbuhan paru paru sampai 45 tahun, dan 45 sampai 54 tahun.
[11]. Namun pada hasil yang ditemukan, umur dan
Kerusakan pada jaringan tubuh dimasa muda jenis kelamin tidak berhubungan dengan
meningkatkan risiko mengalami kesakitan yang perkembangan TB paru pada riwayat kontak
parah pada masa tua atau dewasa. Perokok pasif serumah [14].
atau yang tidak merokok dengan semakin Faktor risiko lingkungan yang terkait dengan
tingginya frekuensi terpapar oleh asap rokok pengembangan tuberkulosis pada riwayat kontak
maka memungkinkan untuk mengalami rumah tangga, persentase yang relevan dari
peningkatan risiko Kanker Paru [12]. kontak dan kasus indeks memiliki layanan
listrik, air, dan pembuangan limbah, mereka perumahan di antara yang terpapar baik, dan di
terpapar, dan lebih dari seperempat tidak antara yang tidak terpapar, lebih dari separuh
memiliki layanan ini, jika dibandingkan dengan kebersihannya teratur, dapat disimpulkan bahwa
(Honorio & Zavaleta, 2023), menunjukkan daerah lokasi rumah sebagai daerah perkotaan
bahwa mereka tidak memiliki beberapa layanan, dan pedesaan, meskipun rentan menjaga
seperti hasil yang ditemukan. Higiene kebersihan [15].
Tabel 1. Telaah artikel

Peneliti/tahun. Tujuan Metode hasil


Analisis faktor risiko Studi ini untuk menggunakan metode Hasil studi uji analisis
kejadian tuberkulosis menganalisis faktor pengamatan analitik multivariat yakni
pada anak di wilayah resiko,. kejadian dengan rancangan menggunakan regresi
kota Kupang tuberkulosis pada anak penelitian dengan desain logistik ganda
Aminah Haslinda di wilayah Kota case control. menunjukkan bahwa
Baun Ince Picauly Kupang, ada hubungan yang
Rafael Paun 29 Juli menndeskripsikan signifikan antara
2023, Public Health karakteristik kejadian riwayat kontak (p =
Risk Assesment kasus tuberkulosis anak 0,001 = OR = 157,566),
Journal (PHRAJ) meliputi faktor dan status gizi (p =
imunisasi, kontak 0,047 = OR = 9,801)
dengan penderita pada kejadian
Tuberkulosis, status gizi tuberkulosis pada anak
dan paparan perokok dengan lokasi di
pasif di di wilayah Kota wilayah Kota Kupang.
Kupang, menganalisis
adanya hubungan faktor
imunisasi jenis BCG
pada anak dengan
kejadian TB pada anak
di wilayah Kota
Kupang, menganalisis
hubungan kejadian TB
pada anak dan keeratan
kontak pada pengidap
tuberculosis di wilayah
Kota Kupang,
menganalisis hubungan
status gizi anak dengan
kejadian tuberkulosis
anak di wilayah Kota
Kupang, menganalisis
hubungan paparan
perokok pasif dengan
kejadian tuberkulosis
anak di wilayah Kota
Kupang, menganalisis
hubungan pencahayaan
dengan kemunculan
tuberkulosis anak pada
wilayah area Kota
Kupang, menganalisis
hubungan kelembaban
dengan kejadian
tuberkulosis anak di
wilayah Kota Kupang
Faktor-Faktor Yang Tujuan dari penelitian Penelitian ini bersifat Berdasarkan uji Chi-
Berhubungan Dengan ini untuk mengetahui kuantitatif dengan Square ada hubungan
Peran Keluarga Dalam hubungan PMO menggunakan metode antara pendidikan
Pengawasan Menelan (Pengawas Menelan Survei Analitik, dan terhadap peran keluarga
Obat Pada Pasien Obat)dengan kepatuhan tehnik accidental dalam pengawasan
Tuberkulosis Paru minum obat pada pasien sampling menelan obat pada
Sasono Mardiono Tuberkulosis Paru. pasien TBC dengan
Andre Utama Saputra nilai p-value sebesar
Muhammad 0,001, ada hubungan
Romadhon Volume antara pekerjaan
10. Nomor 1. Januari terhadap peran keluarga
2023 dalam pengawasan
menelan obat pada
pasien TBC dengan
nilai p-value 0,001, ada
hubungan antara tingkat
pengetahuan responden
dengan peran keluarga
dalam pengawas
menelan obat pada
pasien TBC dengan nil
ai p-value 0,003.
Faktor Yang Tujuan penelitian ini Penelitian ini Berdasarkan hasil
Berhubungan dengan adalah Untuk merupakan penelitian analisa dengan
Perilaku Penderita mengetahui analisis kuantitatif. Jenis menggunakan Uji Chi-
Dalam Upaya hubungan antara penelitian Square test
Pencegahan Penularan beberapa faktor yang menggunakan metode memperlihatkan nilai
TBC Di Puskesmas dengan perilaku Survei Analitik dengan signifikan tingkat
Glugur Darat Medan penderita dalam upaya pendekatan Cross Pengetahuan adalah
Ani Rahmadhani pencegahan penularan Sectional. Sampel 0,001< nilai sig α 0,05,
Kaban TBC di Puskesmas sebanyak 43 Responden. hal ini membuktikan
Maya Ardilla Siregar Gugur Darat Medan bahwa ada hubungan
Agus Surya Bakti Vol. Tahun 2022. tingkat pengetahuan
4, No. 2, Juni 2023, dengan pencegahan
Jurnal Keperawatan penularan TBC, nilai
Cikini etika batuk diperoleh p-
value 0,004 atau p α
(0,05), artinya ada
hubungan antara etika
batuk dengan perilaku
pencegahan penularan
TBC, nilai praktik
Hygiene diperoleh nilai
p-value 0,000 atau p α
(0,05) artinya ada
hubungan antara Praktik
Hygiene dengan
perilaku pencegahan
penularan TBC.
FAKTOR-FAKTOR Bertujuan Untuk Jenis Peneliian Ini Hasil olah Data
YANG Mengetahui Faktor- Adalah Studi Analitik Univariat diperoleh
BERHUBUNGAN Faktor Yang Dengan sebagian besar memiliki
DENGAN Berhubungan Dengan Pendekatan Cross riwayat kontak
KEJADIAN Kejadian Tuberkulosis Sectional Study Yang tuberkulosis. sejumlah
TUBERCULOSIS DI Di Puskesmas Koto Dilakukan Pada Tahun 25 orang (83,3%)
WILAYAH KERJA Baru Kabupaten 2023.Sampel dalam Hampir keseluruhannya
PUSKESMAS KOTO Dharmasraya. penelitian ini menjadi perokok
BARU KABUPATEN adalah 30 Responden sejumlah 25 orang
DHARMASRAYA (83,3%), sebagian besar
TAHUN 2023 kepadatan hunian yang
Susilawati memenuhi syarat
Sri Andar Puji Astuti sejumlah 13 (43,3%).
Hafiza Hasil olah data bivariat
Volume 4, Nomor 4, menunjukkan bahwa
Desember 2023 ada hubungan riwayat
kontak tuberkulosis
dengan kejadian. Hasil
Olah Data Bivariat
Didapatkan Ada
Hubungan Riwayat
Kontak Tuberculosis (P
vulue 0,000 0,05),
Perilaku Perokok ( P
vulue 0,022 0,05 ),
Kepadatan Hunian (P
value 0,036
).Kesimpulannya Ada
Hubungan Hubungan
Riwayat Kontak
Tuberculosis, Riwayat
Perokok, Kepadatan
Hunian Dengan
Tuberkulosis.
FAKTOR-FAKTOR penelitian ini adalah Jenis penelitian ini Hasil penelitian
PENYEBAB untuk mengetahui faktor adalah deskriptif dengan menunjukkan bahwa
TERJADINYA penyebab penyakit desain studi cross faktor yang paling
TUBERKULOSIS tuberkulosis paru di sectional, sampel dominan terjadinya
PARU DI Puskesmas Binjai Estate berjumlah 20 orang, dan tuberkulosis adalah
PUSKESMAS BINJAI Tahun 2022. metode pengambilan karena faktor sosial
ESTATE TAHUN sampel yang digunakan ekonomi yaitu sebanyak
2022 adalah Accidental 70%, kemudian diikuti
Irma Handayani Sampling dengan faktor pekerjaan
Ilham Syahputra dan riwyata keluarga
Siregar sebanyak 60%, faktor
Winda Noviani Vol 8, perilaku 55%, dan
No. 1, April 2023, faktor gizi sebanyak
Jurnal Maternitas 20%
Kebidanan
Faktor Yang bertujuan untuk Penelitian ini Uji statistik yang
Berhubungan dengan menganalisis hubungan menggunakan metode digunakan adalah uji chi
Kejadian Tuberkulosis pengetahuan, status gizi kuantitatif dan desain square. Variabel yang
Factors Related to dan kebiasaan merokok cross sectional. Populasi terbukti berhubungan
Incidence of terhadap kejadian adalah pasien yang dengan kejadian
Tuberculosis tuberkulosis. berkunjung di dan tuberkulosis adalah
Agung Sutriyawan terdaftar di register pengetahuan (p-
Nofianti pasien di Puskesmas value=0,018), status
Rd. Halim Vol. 4, No. Garuda. Sampel diambil gizi (p-value=0,012),
1, April 2022, Sarana sebanyak 95 subjek. dan kebiasaan merokok
Ilmu Indonesia (p-value=0,000),
(salnesia) prevalensi tuberkulosis
sebesar 41,1%. Faktor
risiko terjadinya
tuberculosis adalah
pengetahuan, status gizi
dan kebasaan merokok.
Orang yang
berpengetahuan rendah
tentang uberkulosis.
FAKTO–FAKTOR penelitian ini adalah Penelitian ini Analisis data
YANG untuk menggunakan desain menggunakan analisis
BERHUBUNGAN mengetahui faktor- cross sectional dengan univariat dan bivariat
DENGAN faktor yang populasi seluruh pasien dengan uji Chi Square.
KEJADIAN berhubungan dengan rekam medis di Hasil univariat Analisis
TUBERKULOSIS kejadian tuberkulosis Puskesmas Kecamatan menunjukkan pasien
PARU PADA USIA paru di Puskesmas Pasar Minggu sebanyak lebih banyak menderita
PRODUKTIF DI Kecamatan Pasar 441 rekam medis dan tuberkulosis, usia
PUSKESMAS Minggu Center pada sampel yang diambil berisiko, jenis kelamin
KECAMATAN tahun 2021. digunakan sebanyak 117 laki-laki, berpendidikan
PASAR MINGGU rekam medis. tinggi, bekerja, baik
TAHUN 2021 status gizi. Hasil
Aldila Nur Rahmawati analisis bivariat
Gisely Vionalita menunjukkan terdapat
Intan Silviana hubungan antara umur,
Mustikawati jenis kelamin,
Rini Handayani status gizi dan kejadian
Volume 10, Nomor 5, tuberkulosis.
SEPTEMBER 2022, Disarankan agar
JURNAL Puskesmas menjalankan
KESEHATAN dan
MASYARAKAT (e- mensosialisasikan
Journal) program peningkatan
kemandirian masyarakat
agar masyarakat
khususnya pada usia
siapa tidak berisiko (di
atas 50 tahun),
melaksanakan program
klinik berhenti merokok
(KBM). melakukan
nutrisi program
konseling khusus bagi
pasien tuberkulosis
yang mengalami status
gizi buruk dan
melaksanakan program
pemberian makanan
tambahan bagi
penderita tuberkulosis
yang tidak mampu
dalam bentuk susu
kemasan, telur dan
biskuit selama
pengobatan tuberkulosis
paru..
HUBUNGAN bertujuan untuk Penelitian ini ini sebanyak 40
PERILAKU mengetahui hubungan merupakan penelitian penderita TB Paru BTA
MEROKOK DAN Perilaku Merokok dan kuantitatiff yang bersifat (+) dan 472 suspek TB
KEPADATAN kepadatan hunian analitik dengan paru. Sampel sebanyak
HUNIAN DENGAN dengan kejadian TB ,menggunakan 80 orang. Dari
KEJADIAN TB Paru di Puskesmas pendekatan Case penelitian ini diperoleh
PARU DI Sungai Kota Control. Populasi dalam 80 sebagiann besar
PUSKESMAS Banjarmasin Jingah penelitian ini sebanyak mengalami TB Paru
SUNGAI JINGAH tahun 2021 40 penderita TB Paru sebanyak 40 orang
KOTA BTA (+) dan 472 suspek (50,0%), mempunayi
BANJARMASIN TB paru. Sampel perilaku merokok
TAHUN 2021 sebanyak 80 orang. sebanyak 44 orang
Regitha Cahyani (55,0%), kepadatan
Fakhsiannor hunian dengan kategori
Meilya Farika Indah padat sebanyak 53
Tahun 2021 orang (66,3%). Uji
statistikk dengan
menggunakan uji Chi-
Square, ada hubungan
perilaku merokok
dengan kejadian TB
Paru (p-value = 0,002 <
0,05), ada hubungan
kepadatah hunian
dengan kejadian TB
Paru (p-value = 0,002 <
0,05). Diharapkan hasil
penelitian ini peskesmas
mampu bekerja sama
dengan lintas sektor
terdekat dalam upaya
penanggulangan
penyakit TB Paru.
HUBUNGAN bertujuan untuk Penelitan ini bersifat Data dianalisis secara
PENGETAHUAN, mengetahui hubungan kuantitatif dengan bivariat menggunakan
KEBIASAAN antar beberapa faktor desain cross sectional uji statistik Chi- Square
MEROKOK DAN dengan kejadian dengan variabel dengan tingkat
RIWAYAT KONTAK Tuberkolosis paru di dependen pengetahuan, kemaknaan 95% α=
SERUMAH Kelurahan Lubuk kebiasaan merokok dan 0,05. Berdasarkan hasil
DENGAN Buaya. riwayat kontak serumah statistik terdapat
KEJADIAN TB dan variabel hubungan yang
PARU independennya kejadian bermakna antara
Yulianita Tuberkolosis. Dalam kebiasaan merokok
Hary Budiman pengambilan sampel (p=0,023) dan riwayat
Endang Sari Vol. 7; digunakan systematic kontak serumah (p=
No.3 (October, 2022), random sebanyak 100 0,004) dengan kejadian
Human Care Journal responden. Tb paru, sedangkan
pada variabel
pengetahuan tidak
terdapat hubungan yang
bermakna antara
pengetahuan (p= 0,678)
dengan kejadian
Tuberkolosis paru. Nilai
OR bivariat variabel
pengetahuan dan
kejadian Tuberkolosis
adalah 0,77 yang
bermakna bahwa pasien
yang berpengetahuan
kurang baik
berkemungkinan
terpapar kejadian
Tuberkolosis sebanyak
77 kali dibandingkan
yang memiliki
pengentahuan yang
baik. Untuk variabel
kebiasaan merokok
diketahui nilai OR
sejumlah 2,87 yang
bermakna responden
yang memiliki
kebiasaan merokok
dapat meningkatkan
risiko kejadian
Tuberkolosis
dibandingkan responden
yang tidak merokok.
Sementara, responden
dengan riwayat kontak
serumah memiliki
kemungkinan terpapar
sebanyak 24 kali
dibandingkan responden
yang tidak kontak
serumah dengan nilai
OR 0,24.
HUBUNGAN menyebabkan sistem penelitian merupakan Hasil penelitian
KONDISI FISIK imun menurun serta penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa
RUMAH DAN berdampak pada sebagai pendekatan. terdapat hubungan yang
KEBIASAAN penurunan pertahanan Metode penelitian yang signifikan variabel
MEROKOK paru. Tujuan dari digunakan adalah survey independen yaitu luas
DENGAN penelitian ini adalah analitik sedangkan jenis ventilasi (p-value =
KEJADIAN menganalisis hubungan penelitiannya yaitu case 0,035), jenis lantai (p-
TUBERCULOSIS DI kondisi fisik rumah dan control. Jumlah populasi value =
WILAYAH KERJA kebiasaan merokok 32 responden dengan 0,005), pencahayaan (p-
PUSKESMAS dengan kejadian jumlah sampel sebanyak value = 0,018),
BANJAREJO KOTA tuberculosis di wilayah 16 responden kelompok kepadatan hunian (p-
MADIUN kerja Puskesmas kasus dan 16 responden value = 0,006),
Muchammad Rosyid Banjarejo Kota Madiun. kelompok kontrol kelembaban (p- value =
Avicena Sakufa M dengan menggunakan 0,002), dan kebiasaan
Vol. 11 No.2, Mei uji Chi-square. merokok (p-value =
2023, Jurnal Ilmu 0,004) dengan kejadian
Kesehatan tuberculosis di Wilayah
Kerja Puskesmas
Banjarejo.
HUBUNGAN Penelitian ini yaitu Desain penelitian ini Hasil penelitian yaitu
KEBIASAAN untuk mengetahui faktor dalam bentuk 66,7% responden yang
MEROKOK risiko kebiasaan observasional analitik tidak
DENGAN merokok dengan dengan pendekatan case menderita TB paru,
KEJADIAN TB kejadian TB paru di control. Populasi dalam 50% responden dengan
PARU DI wilayah kerja penelitian ini adalah perokok berat, 50%
WILAYAH KERJA Puskesmas Kuta Alam seluruh penderita TB responden yang
PUSKESMAS KUTA tahun 2023. Paru (BTA+) yang merokok ≥ 15 tahun,
ALAM BANDA merokok dan berjenis 55,6% responden yang
ACEH kelamin laki-laki menghisap rokok
Azrial Akbar berjumlah 12 orang. dengan jenis filter,
Farrah Fahdhienie 52,8% responden yang
Dedi Andria berpengetahuan kurang
Jurnal Ilmu dan 55,6% responden
Kedokteran dan yang berpenghasilan
Kesehatan, Vol. 10, cukup. Hasil uji chi-
No. 11, November square diperoleh bahwa
2023 ada hubungan antara
jumlah rokok p = 0,000
(OR= 26.7, Cl = 2.877-
248.023), lama
merokok p = 0,005
(OR= 10.0, Cl = 1.756-
56.933), jenis rokok p =
0,018 (OR= 7.0, Cl =
1.252-
39.149), pengetahuan p
= 0,002 (OR= 12.1, Cl
= 2.100-70.220) dan
tidak ada
hubungan antara
penghasilan p = 0,885
dengan kejadian TB
paru. Ada hubungan
antara jumlah rokok,
lama merokok, jenis
rokok, pengetahuan dan
tidak ada
hubungan antara
penghasilan dengan
kejadian TB paru.
Identifikasi Angka Untuk mengidektifikasi Desain penelitian yang Hasil penelitian
Tertularnya Tb Paru Angka Tertularnya Tb digunakan adalah menunjukan distribusi
Pada Perokok Dan Paru Pada Perokok Dan menggunakan frekuensi dan
Bukan Perokok Di Bukan Perokok Di metode survey analitik persentase responden
Puskesmas Rantau Puskesmas Rantau dengan melakukan yang memiliki
Panjang Kabupaten Panjang Kabupaten pendekatan cross kebiasaan merokok
Ogan Ilir Tahun 2022 Ogan Ilir Tahun 2022 sectional study. Sampel sebanyak 21 responden
Riki Rinaldi dalam penelitian ini (70%) dan yang
Silvia Indra Vol.5.No adalah 30 responden. memiliki kebiasaan
1 (2023), Jurnal Ilmiah tidak merokok sebanyak
Cerebral Medika 9
responden (30%),
distribusi frekuensi dan
persentase responden
yang positif TB paru
sebanyak 23 responden
(76,6%) dan yang
negatif TB paru
sebanyak 7 responden
(23,4%). Berdasarkan
analisis bivariat pada
penelitian ini,
menunjukkan bahwa
distribusi frekuensi dan
persentase sebanyak 21
responden yang
memiliki kebiasaan
merokok lebih banyak
menderita TB paru yaitu
berjumlah 19 responden
(90,4%), sedangkan dari
9 responden yang
memiliki kebiasaan
tidak merokok terdapat
4 responden (44,4%)
yang positif TB paru.
KEBIASAAN penelitian ini adalah Penelitian ini Penelitian ini
MEROKOK mengetahuai hubungan merupakan analitik merupakan analitik
BERHUBUNGAN kebiasaan observasional dengan observasional dengan
DENGAN merokok dengan pendekatan case control. pendekatan case
KEJADIAN TB kejadian TB paru. Jumlah sampel sebanyak control. Jumlah sampel
PARU 58 orang dengan teknik sebanyak 58 orang
Suharmanto simple random dengan teknik simple
Jurnal Penelitian sampling. Analisis data random sampling.
Perawat Profesional, penelitian ini meliputi Analisis data penelitian
Volume 6 Nomor 3, analisis univariat ini meliputi
Juni 2024 menggunakan analisis univariat
persentase dan bivariat menggunakan
menggunakan uji Chi- persentase dan bivariat
Square. menggunakan uji Chi-
Square.
Hasil: Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan
bahwa variabel umur
lebih didominasi oleh
kategori umur ≥35
tahun sebanyak 67.2%
atau 39 responden,
variabel status ekonomi
dikategori <UMR
sebanyak 51,7% atau 30
responden, variabel
kebiasan merokok
didominasi dengan
kategori perokok pasif
atau tidak
merokok sebanyak
62.1% atau 36
responden. Ada
hubungan hubungan
yang signifikan antara
kebiasaan merokok
dengan kejadian TB
paru di wilayah kerja
UPTD Puskesmas
Tanjung Agung
Kecamatan Katibung
Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2023,
dengan nilai OR=4.718
artinya
perokok aktif
berpeluang 4.718 kali
lebih rentan tertular TB
paru, dibandingkan
dengan perokok pasif
atau yang tidak
merokok.

Pengetahuan Penelitian ini bertujuan Penelitian ini adalah Penelitian menunjukkan


Masyarakat Tentang untuk mengetahui penelitian survey bahwa kategori
Penyakit TB Paru di pengetahuan masyarakat dengan jumlah populasi pengetahuan rendah
Desa Penyengat Olak tentang penyakit TB 895 KK dan sampel sebesar 64.8%, kategori
Kabupaten Muaro Paru di Desa Penyengat sebanyak 287 KK. pengetahuan cukup
Jambi Olak Kabupaten Sampel penelitian ini sebesar 28.6%, dan
Rahmah Muaro Jambi. diambil secara kategori pengetahuan
Andy Brata poporsional di 3 dusun. tinggi 6.6%. Hal
Nursing Care and Sampel berjumlah 20 tersebut sejalan dengan
Health Technology orang petugas pengelola tingkat pendidikan
Journal, Volume 03 obat, yang dipilih secara responden yang
Nomor 02 total sampling. mayoritas pendidikan
SD 32.7% dan SMP
31.7%, pendidikan
SMA 28%, sedangkan
pendidikan tinggi hanya
4.2 %, tidak sekolah
3.2%. Simpulan
pengetahuan bahwa
dominan pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit TB Paru
adalah rendah.
Ventilasi Rumah, penelitian ini adalah penelitian yang Hasil penelitian: 1) Ada
Kepadatan Hunian dan mengetahui faktor- digunakan yaitu Analitik hubungan antara
Kebiasaan Merokok faktor yang Observasional, dengan ventilasi rumah dengan
Berhubungan dengan berhubungan dengan menggunakan kejadian tuberculosis
Kejadian TB Paru di kejadian Tuberkolosis pendekatan rancangan paru, hasil uji chi square
Puskesmas Kabupaten Paru di Wilayah kerja Cross Sectional Study. diperoleh nilai p=0.000.
Bogor Puskesmas Sukajaya sampel yang digunakan Hasil analisis bivariat
N. Herni Kusniawati Kabupaten Bogor. dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
Susaldi adalah teknik sampling 100% responden yang
Yeni Koto Jurnal purposive dengan tidak memenuhi syarat
Kesehatan Pertiwi, menggunakan criterion ventilasi rumahnya
Vol. 4 Nomor 1 2022 based selection, total memiliki status TB
sampel diambil dari BTA (+); 2) Tidak ada
seluruh populasi yaitu hubungan antara
54 responden. kepadatan hunian
dengan kejadian
tuberculosis paru, hasil
uji chi square diperoleh
nilai p=0.154; 3) Tidak
ada hubungan antara
kebiasaan merokok
dengan kejadian
tuberculosis paru, hasil
uji chi square diperoleh
nilai p=0.061
Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil literatur review yang telah dilakukan dari 15 jurnal tersebut didapatkan berbagai
faktor yang dapat menjadi pemicu meningkatnya TB Paru diantara lain: Kebiasaan Merokok, Pola hdup
yang tidak sehat, Kurangnya Ventilasi, Terpapar asap rokok, Tinggal serumah dengan penderita TBC,
Kondisi Lingkungan yang tidak sehat, Kurangnya Gizi, Kurangnya pengetahuan tentang penularan TBC,
dan Kurangnya kepedulian terhadapa penularan orang tua pada anak.

Banyak dampak yang akan terjadi pada lingkungan salah satunya yaitu Tuberkulosis anak merupakan
masalah yang perlu mendapat perhatian serius karena masih menjadi permasalahan kesehatan di
masyarakat. Faktor yang berhubungan signifikan adalah adanya riwayat kontak, paparan terhadap
perokok, tingkat pencahayaan dan kelembaban tempat tinggal. Status imunisasi dan status gizi tidak
berhubungan secara signifikan. Faktor resiko yang memiliki pengaruh paling tinggi dari kasus
tuberkulosis merupakan riwayat kontak dan status gizi, hal ini menunjukkan bahwa tingkat penularan
cukup tinggi di wilayah Kota Kupang dan pemberian kemoprofilaksis INH untuk pencegahan TB pada
anak belum dilaksanakan. Permasalahan gizi buruk memperberat terjadinya kasus tuberkulosis pada
anak.Stigma masyarakat berhubungan erat dengan stigma pada diri sendiri karena stigma pada diri
akanterbentuk pada saat seseorang yang meyakini bahwa stigma yang diberikan masyarakat terhadap
dirinya adalah sebuah kebenaran.

Saran

Sebaiknnya langkah dalam menanggulangi kasus tuberkulosisi bagi instansi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yakni disarankan untuk lebih optimal dalam memberikan pembinaan dan promosi aktif pada
masyarakat dalam tentang program penyuluhan kesehatan dan konseling untuk meningkatkan penemuan
kasus Tuberkulosis dewasa dan anak tentang gejala, tanda, cara penularan, dan cara pencegahan terhadap
penderita Tuberkulosis anak di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.

Bagi masyarakat atau keluarga sebaiknya berperan serta dalam penyebaran informasi tentang program
pencegahan dan pengendalian tuberkulosis di tempat tinggalnya denga membantumenemuk an kasus
tuberkulosis sejak dini dan mendorong untuk memeriksakan diri ke puskesmas serta memberikan
motivasi pasien untuk menjalani pengobatan sampai selesai.

Pemerintah sebaiknya berkomitmen dalam pendanaan untuk kegiatan-kegiatan pencegahan dan


pengendalian penyakit Tuberkulosis secara berkesinambungan, upaya penyuluhan dan sosialisasi dengan
lintas sektor dan lintas program.

Ucapan Terimakasih

Saya ucapkan terimakasih banyak pada ibu dosen mata kuliah EBN yaitu Ibu Yunita Amalia
S.kep.,Ns,.M.Tr.kep atas ilmunya yang sangat bermanfaat dan lewat tugas Literatur Review ini sangat
menambah wawasan saya terkait EBN walaupun sangat sulit. Mohon maaf sebelumnya karena Literatur
Review ini masih banyak kekurangan karena baru pertama kali membuatnya, namun saya akan terus
belajar dan akan terus memperbaiki kemampuan saya kedepannya.

Deklarasi atau pernyataan

Manuskrip yang disusun oleh penulis adalah murni karya sendiri.

Kontribusi penulis

Penulis 1, menentukan topik , menganalisis data menyusun manuskrip, mencari data.

Etik (jika menggunakan manusia atau hewan uji sebagai subyek penelitian)

Tidak ada uji etik yang dilakukan


Konflik kepentingan

Untuk memenuhi tugas

Daftar pustaka

[1] Kementerian Kesehatan RI (2019a) Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta:


DirektoratJenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
[2] Mathofani, P, E., & Febriyanti, R. (2019) „Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Serang Kota Tahun 2019‟, Jurnal
Ilmiah Kesehatan Masyarakat
[3] Baladiah, B. J. (2019). Kebiasaan Merokok Dan Status Gizi Kurang Sebagai Faktor Risiko
Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Kemiling Bandarlampung. Lampung
[4] Chandra, B. (2020). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC
[5] WHO. (2019). Global Tuberculosis Report 2017. Geneva: WHO Press
[6] Rony DA, Rismawati P. Faktor Risiko Tuberkulosis Paru Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bambu Apus Kota Tangerang Selatan 2020
[7] Irwan. Epidemiologi Penyakit Menular. 1st ed. Yogyakarta: CV. Absolute Media Krapyak; 2019
[8] Rini H, Nurhayati, Prihartono A. Faktor Resiko Tuberkulosis Paru Pada Narapidana Di Lembaga
Permasyarakatan Narkotika Jakarta.2019
[9] Wahdi, A & Puspitosari, D. R. 2021. Mengenal Tuberkulosis. Angewandte Chemie International
Edition,
[10] Khaerunnisa. 2021. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian TbParu di Rumah Sakit Balai
Paru kota Makassar.
[11] Boy, E., Malau, S. A., Sinta, A., & Dara, N. (2022). Gambaran Pengetahuan Keluarga Binaan
Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Penyebaran dan Pencegahan
TBC Paru.
[12] Kemenkes RI. (2020). Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024.
Pertemuan Konsolidasi Nasional Penyusunan STRANAS TB, 135.
[13] Purwati, I., Gobel, F. A., & Mahmud, N. U. (2023). Faktor Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah
Kerja Puskesmas Kaluku Bodoa Kota Makassar. Journal of Muslim Community Health
[14] Uyainah ZN, A., Herikurniawan, & Mas’ud, I. (2019). Strategi nasional penenggulangan
Tuberculosis. https://tbindonesia.or.id/wp-content/ uploads/2021/06/NSP-TB-2020-2024-
Ind_Final_-BAHASA
[15] Wenas AR, Kandou GD, Rombot DV. 2021. Hubungan Perilaku Dengan Kejadian Penyakit Tb
Paru Didesa Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Kedokteran Komunitas
dan Tropik,
[16] Ayaturrahmi S, Lestari DI. 2019. Faktor Resiko Kejadian Tb Paru Bta Positif Di Puskesmas
Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS),
[17] Damayati DS, Susilawaty A, Maqfirah M. 2020. Risiko kejadian TB paru di wilayah kerja
puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. Higiene: Jurnal Kesehatan Lingkungan,
[18] Ediana D, Sari N. 2021. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Dalam
Rumah. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai