Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER BINA INSAN TERKAIT CINTA DAMAI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6
Anggota : 1. Andini Syahara (2102020071)
2. Nindi Tri Aprida
3.
Kelas : A2

Dosen Penanggungjawab : Dr. H. Sardiyo, MM


Dosen Pengampuh : Wakhid Nur Mukhlis, M.Pd

FAKULTAS KOMPUTER
UNIVERSITAS BINA INSAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan puja kepada Allah SWT yang telah menciptakan kita
dengan bentuk yang sebaik-baiknya dan memberi banyak nikmat kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Karakter Bina Insan
yang berjudul “Pendidikan Karakter Bina Insan Terkait Toleransi”.

Salam beriringan shalawat kepada keharibaan junjungan kita Nabi


Muhammad Saw, yang telah membawa kita semua dari alam kegelapan lagi
penuh kebodohan menuju alam keislaman yang terang benderang seperti saat
sekarang ini.

Tak lupa kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada berbagai pihak


yang telah membantu dan memberikan bantuan dalam pembuatan makalah ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Lubuklinggau, 19 April 2022

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1


...............................................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 3
...............................................................................................................................

ii
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Manfaat ............................................................................................... 4
1.4 Tujuan ................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5
2.1 Pendidikan Karakter ........................................................................... 5
2.2 Toleransi ............................................................................................ 8
2.3 Pendidikan Karakter Bina Insan Terkait Toleransi............................. 11
BAB III PENUTUP............................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 14

3.2 Saran.................................................................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Universitas, dosen, dan pendidikan, merupakan bagian yang
saling terintegrasi. Karakter pendidikan dibangun dengan tujuan
mahasiswa mampu menanggapi serta memfilter persoalan pendidikan
termasuk isu sosial di dalamnya. Menurut Undang-undang RI Nomor 20

iii
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (1),
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Pendidikan toleransi harus diupayakan lebih kuat dan lebih
melekat pada diri mahasiswa. Dosen harus tanggap dan tidak bersikap
eklisivitas. Pendidikan pengembangan karakter dapat dilakukan melalui
berbagai macam kegiatan, seperti penanaman nilai, pengembangan budi
pekerti, nilai agama, pembelajaran dan pelatihan nilai-nilai moral dan lain-
lain.
Sikap toleransi dan peduli sosial yang merupakan jati diri bangsa
Indonesia kini mengalami penurunan. Rendahnya sikap toleransi dan
peduli sosial terhadap sesama ternyata juga berimbas pada berbagai sendi
kehidupan. Seperti adanya kelompok belajar yang menjauhi kelompok
yang lain hanya dikarenakan perbedaan gaya bahasa, suku bangsa bahkan
asal sekolah.
Hal inilah yang menjadi kegelisahan penulis. Universitas yang
seharusnya menjadi tempat belajar, kini menjadi tempat peraduan siapa
yang paling baik dalam segala hal dan mengesampingkan sikap toleransi
antar mahasiswa. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan
memberikan gambaran-gambaran penurunan toleransi di perguruan tinggi
dan bagaimana cara mengatasi intoleran tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang menjadi penyebab turunnya toleransi terutama di
kalangan mahasiswa?
2. Bagaimana peran dosen dalam menghadapi masalah intoleran antar
mahasiswa?
3. Bagaimana cara kita sebagai mahasiswa dalam menyikapi turunnya
sikap toleransi tersebut?

1.3. Manfaat

iv
Adapun manfaat dari makalah ini, antara lain :

Bagi mahasiswa
1. Menjadi tempat bagi mahasiswa untuk lebih berpikir kritis
terhadap isu sosial, terkhusus turunnya sikap toleransi.
2. Membuat mahasiswa untuk senantiasa bersikap toleransi.
3. Membentuk karakter mahasiswa agar menjadi lulusan yang
intelektual.

Bagi Dosen
1. Menjadi tolak ukur dalam pengambilan sikap ketika terjadi
intoleransi di lingkungan Universitas Bina Insan.

1.4. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Menyelesaikan tugas yang diamanatkan oleh dosen pengampuh
mata kuliah Pendidikan Karakter Bina Insan.
2. Menjadi tolak ukur bagi mahasiswa untuk lebih bijak dalam
mengambil sikap.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pendidikan Karakter


a. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (1), Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.

v
Istilah “karakter” yang sering disamakan dengan istilah
“temperamen”, ”tabiat”, “watak” atau “akhlak”. Secara etimologi karakter
“watak” berarti “sifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi
pekerti, tabiat, dan perangai”. Menurut Wynne (1991), kata karakter
berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan
memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
bentuk tindakan atau tingkah laku.
Pendidikan Karakter adalah langkah sengaja untuk memupuk
kebajikan moral dan intelektual melalui setiap fase sekolah contoh
kehidupan orang dewasa, hubungan antara teman sebaya, penanganan
disiplin, resolusi konflik, isi kurikulum, proses pembelajaran, standar
akademik yang ditetapkan, lingkungan sekolah, pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler, dan keterlibatan orang tua. Pendidikan karakter sebagai
proses pendidikan dan pembelajaran yang mengutamakan siswa sebagai
agen perubahan karakter menuju good character dalam kehidupan dan
bertanggung jawab dalam kehidupan sendiri dan bermasyarakat dengan
nilai-nilai moral yang baik. Jadi, pendidikan karakter adalah pendidikan
yang berupaya dengan sengaja untuk mengembangkan kemampuan siswa
yang terkait dengan penalaran moral, tindakan moral, sopan santun,
berperilaku yang baik, pengembangan kognitif, intelektual, kritis, yang
sesuai serta dapat diterima dalam kehidupan sosial.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk karakter yang


baik kepada peserta didik (mahasiswa). Karakter tersebut menyangkut
unsur nilai-nilai moral, tindakan moral, kepribadian moral, emosi moral,
penalaran moral, identitas moral, dan karakteristik dasar dalam
memberikan respon terkait dengan moralitas seseorang yang harus dimiliki
mahasiswa dan kemudian mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

c. Prinsip Dasar dalam Pendidikan Karakter

vi
Menurut Q-Anees (2008: 103) menyebutkan bahwa prinsip dasar
pendidikan karakter meliputi:

 Manusia adalah makhluk yang dipengaruhi dua aspek yaitu pada


dirinya memiliki sumber kebenaran dan dari luar dirinya ada juga
dorongan atau kondisi yang mempengaruhi kesadaran.
 Karena menganggap bahwa perilaku yang dibimbing oleh nilai-
nilai utama sebagai bukti dari karakter, pendidikan karaktertidak
meyakini adanya pemisahan antara roh, jiwa, dan badan.
 Pendididkan karakter mengutamakan munculnya kesadaran pribadi
peserta didik untuk secara ikhlas mengutamakan karakter positif.
 Pendidikan karakter mengarahkan peserta didik untuk menjadi
manusia ulul albab yang tidak hanya memiliki kesadaran diri tetapi
juga kesadaran untuk terus mengembangkan diri, memperhatikan
masalah lingkungannya, dan memperbaiki kehidupan sesuai
dengan pengetahuan dan karakter yang dimilikinya.
 Karakter seseorang ditentukan oleh apa yang dilakukannya
berdasarkan pilihan. Setiap keputusan yang diambil menentukan
akan kualitas seseorang dimata orang lain.

Upaya pendidikan karakter dalam mengembangkan nilai toleransi


dan peduli sosial harus dilakukan dalam berbagai aktivitas dan lingkungan.
Dalam lingkungan sekolah sikap toleransi dan peduli sosial menjadi nilai
yang penting dan mendasar untuk dikembangkan. Sekolah disepakati
sebagai bentuk sistem sosial yang di dalamnya terdiri dari komponen-
komponen masyarakat sekolah dengan berbagai latar; ekonomi,
lingkungan keluarga, kebiasaan-kebiasaan, agama bahkan keinginan, cita-
cita dan minat yang berbeda. Dengan perbedaan-perbedaan ini tidak
mustahil bila terjadi benturan-benturan kepentingan yang juga mengarah
pada konflik-konflik kepentingan. Oleh karena itu diperlukan upayaupaya
yang secara sengaja dan terus-menerus diarahkan untuk mengembangkan
toleransi dan peduli sosial ini kepada siswa, sehingga mereka
mendapatkan latihan-latihan dan pengalaman yang bermakna yang terkait

vii
dengan aspek-aspek tersebut, untuk selanjutnya dibawa dan dikembangkan
dalam lingkungan masyarakat.

d. Fungsi Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi

Wibowo (2013), secara terperinci menjelaskan bahwa pendidikan


karakter di perguruan tinggi mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.

Pertama, pembentukan dan pengembangan manusia dan warga negara


Indonesia berpikiran, berhati, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah
pancasila.

Kedua, perbaikan dan penguatan yaitu upaya memperbaiki karakter


manusia dan warga negara Indonesia yang bersifat negative dan
memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan di perguruan tinggi, untuk
berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi
manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju,
mandiri, dan sejahtera.

Ketiga, sebagai alat penyaring, yaitu upaya memilah nilai-nilai bangsa lain
yang positif untuk menjadi karakter manusia dan warga negara Indonesia
seutuhnya. Melalui proses penyaringan karakter ini, diharapkan para
mahasiswa menjadi bagian dari bangsa ini yang memiliki karakter yang
mulia, intelektua; dan bermartabat.

2.2. Toleransi
Toleransi sering menyita perhatian masyarakat luas dan setiap kali
terjadi kasus intoleransi. Setiap individu di masyarakat memiliki ciri khas,
latar belakang, agama, suku dan bahasa yang berbeda. Banyaknya
perbedaan tersebut merupakan sebuah potensi yang dapat memicu konflik
dan perpecahan di masyarakat apabila tidak mampu disikapi secara bijak.
Hal itu membuktikan bahwa toleransi sangat penting untuk dijadikan
konten pendidikan yang harus dipelajari segenap anak bangsa. Selain itu,
pendidikan toleransi sangat penting bagi pertumbuhan kepribadian

viii
mahasiswa sebagai makhluk sosial, khususnya di negara Indonesia yang
berpenduduk plural.
a. Pengertian Toleransi

Toleransi secara umum adalah suatu perilaku atau sikap manusia


yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau
menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain.
Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, seperti
banyaknya kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok
masyarakat. Toleransi terjadi karena adanya keinginan-keinginan untuk
sedapat mungkin menghindarkan diri dari perselisihan yang saling
merugikan kedua belah pihak.
Toleransi menurut Tillman adalah sebuah sikap untuk saling
menghargai, melalui pengertian dengan tujuan untuk kedamaian. Toleransi
disebut-sebut sebagai faktor esensi dalam terciptanya sebuah perdamaian.
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization
(UNESCO) menjelaskan bahwa toleransi itu meliputi sikap saling
menghormati secara tulus, penerimaan dan akomodasi, menghormati
perbedaan pribadi dan budaya, resolusi konflik yang damai, penerimaan
dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya, menghormati
kelompok minoritas dan orang asing, memiliki selera humor, sopan/
ramah, dan keterbukaan pikiran (Unesco, 1998). Cakupan toleransi yang
dikemukakan oleh UNESCO dapat dikatakan sangat lengkap untuk
menggambarkan arti toleransi secara sederhana. Cakupan sikap tersebut
menjadi cerminan dari sikap toleransi di tengah-tengah masyarakat yang
beraneka ragam agama, kepercayaan, mazhab, adat, dan budaya.
Sikap toleransi ini diatur dalam Undang-Undang Dasar RI, pada
pasal 29 ayat 2, yang berbunyi “Negara menjadmin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, toleransi menjadi


sebuah wadah atau sikap bijak manusia untuk menerima perbedaan.

ix
Menghindari diskriminasi yang dapat memicu sebuah perpecahan dan
menghindari keributan yang merugikan kedua belah pihak.

b. Pentingnya Toleransi Antar Mahasiswa


Mahasiswa adalah makhluk individu dengan cara pikir yang
berbeda-beda. Berada di lingkungan mahasiswa membuat kita sering
bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai latar belakang yang
berbeda, mulai dari asal daerah, kepercayaan hingga karakter seseorang.
Sebagai seorang mahasiswa, toleransi juga diperlukan untuk
bersosialisasi sehingga mendapatkan perasaan saling menghormati dan
menghargai antar sesama mahasiswa.
Ada beberapa alasan pentingnya toleransi dalam kehidupan
mahasiswa, antara lain :
 Terhindar dari perpecahan
Perbedaan akan selalu ada ditengah mahasiswa, namun dengan
sikap toleransi akan emnghindarkan kita dari pertikaian,
pertentangan dan permusuhan.
 Menigkatkan rasa persaudaraan
Dengan sikap toleransi, kita juga mampu meningkatkan rasa
persaudaraan kita, bukan hanya saudara se-iman, namun juga
saudara antar agama, suku budaya hingga bahasa.
 Mempersatukan perbedaan
Dalam sila ketiga pancasila berbunyi “Persatuan Indonesia”, hal ini
menjelaskan pada kita bahwa kita harus bersatu sebagai warga
negara Indonesia, meskipun dengan latar belakang yang berbeda-
beda.
 Meningkatkan rasa nasionalisme
Apanila semua masyarakat di Indonesia menerapkan sikap
toleransi, maka rasa nasionalisme akan meningkat. Karena, neagara
yang maju adalah negara yang masyarakatnya dapat saling
menghargai, menghormati dan menerima perbedaan ditengah
masyarakat.

x
 Memudahkan dalam mencapai mufakat
Ketika kita menanamkan sikap toleransi, maka kita akan lebih
lapang dalam mendengar dan emnerima pendapat dari orang lain,
sehingga mufakat akan lebih mudah tercapai.

2.3. Pendidikan Karakter Bina Insan Terkait Toleransi


a. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bina Insan

Ada beberapa nilai Pendidikan Karakter di Universitas Bina Insan,


yaitu :

 Religius, adalah sikap pandang dan perilaku yang mencerminkan


ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.
 Jujur, adalah satunya sikap, ucapan, dan perilaku yang menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya.
 Peduli, adalah sikap dan perbuatan yang diarahkan untuk berbagi
dan membantu orang lain dan berbuat untuk memelihara
lingkungan alam secara berkelanjutan.
 Toleran (tepa slira), adalah sikap memahami dan menerima
kenyataaan, sikap, atau tindakan orang lain yang berbeda dari yang
diyakini atau dilakukannya
 Demokratis, adalah sikap atau tindakan yang didasarkan pada
penghormatan terhadap hak dan kewajiban orang lain dalam
kesetaraan.
 Santun, adalah sikap yang mencerminkan kehalusan budi dan
tingkah laku sebagai wujud penghormatan terhadap orang lain.
 Cerdas, adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami
segala hal dengan cepat dan tepat serta berkemampuan
memecahkan masalah.
 Tangguh, adalah kemampuan yang tak mudah dikalahkan karena
kekuatan, keandalan, ketabahan, dan ketahanannya dalam
menghadapi situasi apa pun.

xi
b. Peran Dosen dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa

Pendidikan Karakter Bina Insan hanya bisa diwujudkan


secara efektif dengan membuat mata kuliah khusus yang diajarkan
kepada para mahasiswa. Mata kuliah ini di desain sedemikian rupa
sehingga materi, metode, dan evaluasinya dapat dipakai sebagai
pedoman untuk menilai tingkat pembentukan karakter dalam diri para
mahasiswa. Pendidikan karakter seperti ini terwujud secara nyata
dalam sebuah Mata Kuliah Pendidikan Karakter Bina Insan. Mata
kuliah ini menjadi mata kuliah yang tidak kalah penting dengan mata
kuliah lain, karena mata kulah ini sangat penting dalam pembentukan
karakter mahasiswa Bina Insan. Oleh karena itu, peran dosen untuk
mata kuliah tertentu seperti Dosen Character Building sangat
diperlukan.

Dosen berkarakter

Disini seorang dosen dikatakan dosen yang berkarakter karena dosen


tidak saja dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, tetapi juga
memiliki kemampuan emosional dan spiritual. Tujuannya adalah agar
dapat membuka mata hati mahasiswa yang belajar agar memiliki
kemampuan intelektua yang dipercaya juga memiliki karakter0karakter
bangsa yang berasal dari nilai-nilai luhur. Seorang dosen dikatakan
dosen yang berkarakter jika memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :

 Memiliki komitmen
 Memiliki kompetensi
 Konsisten
 Memiliki jiwa sederhana
 Kemampuan berinteraksi
 Menjaga diri dan kehormatan
 Menjadi teladan bagi mahasiswa

Menurut Madjid dalam Wibowo (2013), dosen memiliki lima peranan


pokok, yaitu mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan menilai.

xii
Kelima peranan ini sebaiknya dilakukan secara serentak dalam waktu
yang bersamaan, berkesinambungan, dan terintegrasi antara satu
dengan yang lainnya.

c. Contoh Intoleransi Antar Mahasiswa dan Cara Mengatasinya

Sikap intoleran seringkali berwujud tindakan radikalisme dan


ekstrimisme yang mana dua hal itu sudah berkembang di lingkungan
kampus dan sudah mempengaruhi cara berfikir mahasiswa. Mahasiswa
Universitas Bina Insan sangat beragam, mulai dari budaya,
kepercayaan, bahasa dan asal daerahnya. Ada banyak ikatan
mahasiswa berdasarkan etnis dan agama. Hal ini dikahwatirkan dapat
mempengaruhi mahasiswa untuk bersikap individualis, superior dan
antipasti terhadap etnis yang berbeda. Kecenderungan mahasiswa
tinggal mengelompok dengan etnis yang sama menyebabkan mereka
jarang bergaul dan berbaur dengan mahasiswa dari etnis yang berbeda.

Masalah seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Perlu


dilakukannya upaya untuk mengatasi intoleran tersebut, misalnya
menanamkan sikap toleransi di kalangan mahasiswa. Adapun bentuk
toleransi antara antar kelompok etnik adalah dengan menghargai atau
menghormati cara hidup atau pola hidup (budaya) dan perilaku
mahasiswa dari etnis yang berbeda. Bentuk toleransi lain yang ada
dikalangan mahasiswa adalah upaya menjalin interaksi dengan
mahasswa dari kelompok etnis lain pada ruang lingkup privat dan
publik.

xiii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidkan Nasional, Pasal 1, ayat (1), Pendidikan karakter adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan karakter adalah langkah sengaja untuk memupuk kebijakan
moral dan intelektual melalui setiap fase sekolah contoh kehidupan
orang dewasa, hubungan antar teman sebaya, penanganan disiplin,
resolusi konflik, isi kurikulum, prsoses pembelajaran, standar
akademik yang ditetapkan, lingkungan sekolah, pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler, dan keterlibatan orang tua.
Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk karakter yang baik
kepada peserta didik (mahasiswa). Karakter tersebut menyangkut
unsur nilai-nilai moral, tindakan moral, kepribadiaan moral, emosi
moral, penalaran moral, identitas moral, dan karakteristik dasar dalam
memberikan respon terkait dengan molaritas seseorang yang harus
dimiliki mahasiswa dan kemudian mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Toleransi secara umum adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang
tidak menyimpang dari aturan, dimana sesseorang menghormati atau
menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain.
Pentingnya toleransi antar mahasiswa, yaitu agar terhindar dari
perpecahan, meningkatkan rasa persaudaraan, mempersatukan
perbedaan, meningkatkan rasa nasionalisme, memudahkan dalam
mencapai mufakat.
Nilai-nilai Pendidikan karakter di Universitas Bina Insan, yaitu
religius, jujur, peduli, toleran, demokratis, santun, cerdas, tangguh.
Ciri-ciri dosen yang berkarakter adalah memiliki komitmen, memiliki
kompetensi, konsisten, memiliki jiwa sederhana, kemampuan
berinteraksi, menjaga diri dan kehormatan, menjadi teladan bagi
mahasiswa.

xiv
3.2 Saran

Terkait makalah ini, kami berharap pembaca dapat meringankan


masalah intoleransi yang sering terjadi di lingkungan sekitar dan
mahasiswa dapat membentuk karakter menjadi lulusan yang
intelektual.

DAFTAR PUSTAKA

Materi Pendidikan Karakter Bina Insan ..\Pertemuan ke 1-1.ppt

Maya Sari, Yuni.2014.Pembinaan Toleransi dan Peduli Sosial dalam Upaya


Memantapkan Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) Siswa. JPIL
(Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial). Diakses pada 15 April 2022.

xv
Muhsinin.2013.Model Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai Islam Untuk
Membentuk Karakter Siswa yang Toleran.Agustus 2013. ISNU (Ikatan
Sarjana Nahdlatul Ulama). Diakses pada 15 April 2022.

Amira, Dhia.2021.Arti Toleransi:Pengertian Secara Umum dan Menurut Ahli,


Ketahui Jenis Hingga Manfaatnya. https://plus.kapanlagi.com/arti-
toleransi-pengertian-secara-umum-menurut-ahli-jenis-hingga-tujuannya-
2e0e9d.html. Diakses pada 15 April 2022.

Hadisaputra, Prosmala., Rofiqoh Amaliasyah, Baiq.2020.Pendidikan Toleransi Di


Indonesia:Studi Literatur.Juni 2020.Academy of Islam Studies, University
of Malaya Kuala Lumpur & Pondok Pesantren Selaparang (Perguruan NW)
Kediri. DIakses pada 15 April 2022.

Kusuma, Clarashinta.2021.Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara dalam


Bidang Agama.https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?
d=102871#:~:text=%C2%B7%20Pasal%2029%20ayat%20(1),menurut
%20agamanya%20dan%20kepercayaannya%20itu.%E2%80%9D. Diakses
pada 15 April 2022.

Nyoman Ayu Suciartini, Ni. 2017.Urgensi Pendidikan Toleransi dalam Wajah


Pembelajaran sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan.Februari
2017.Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Diakses pada 16 April 2022.

Administrator, Super.Pentingnya Toleransi Antar Mahasiswa.


https://hukum.uksw.edu/detail_post/news/pentingnya-toleransi-antar-
mahasiswa. Diakses pada 16 April 2022.

Masan Bali, Markus. 2013.Peran Dosen dalam Mengembangkan Karakter


Mahasiswa.Oktober 2013.Character Building Development Center,BINUS
University.Jakarta Barat. Diakses pada 16 April 2022.

Dra. Yusnaini, M. Si., Yanti, Mery, S. Sos., and all.Toleransi Antar Kelompok
Etnis di Kalangan Mahasiswa Universitas Sriwijaya.Universitas Sriwijaya.
Diakses pada 16 April 2022.

xvi

Anda mungkin juga menyukai