Anda di halaman 1dari 20

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : DUL MUJI


Asal Institusi : SDN 19 AIR MANIS
KELAS : PGSD 003

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab


masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk
membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
• Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
• Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan
dengan topik masalah.
• Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut
berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
• Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah,
atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang
diidentifikasi.
• Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai
penyebab masalah tersebut.
• Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
• Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau
pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
• Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
• Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
• Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu
Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.
Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat
menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan
mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah
selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Masalah yang
Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
No telah
Masalah Penyebab Masalah
diidentifikasi
1 Minat belajar 1. Hasil kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
siswa kelas 4 a) Menurut Marti’in (2019) literatur dan wawancara
masih rendah minat belajar adalah dengan nara sumber
perasaan suka atau tidak dapat ditarik kesimpulan
suka seseorang terhadap penyebab rendahnya
suatu pelajaran yang minat belajar siswa kelas
didapatkan dari 4 yaitu :
pengalaman dan juga 1. Kurangnya perhatian
latihan, menampakkan diri orang tua pada hasil
dalam beberapa gejala, belajar anak.
seperti: gairah, keinginan, 2. Anak-anak hanya
perasaan suka untuk sering melakukan
melakukan proses kegiatan lain diluar
perubahan tingkah laku lingkungan sekolah
melalui berbagai kegiatan 3. Kurangnya motivasi
yang meliputi mencari belajar dari siswa.
pengetahuan dan 4. Media yang
pengalaman dibidang digunakan guru
pelajaran. kurang menarik.
b) Menurut Zaki Al Fuad dan 5. Pembelajaran yang
Zuraini (2016) Rendahnya digunakan kurang
minat belajar siswa di variatif.
sekolah diakibatkan oleh
guru yang kurang
menguasai materi, dalam
pembelajaran yang harus
diperhatikan adalah
penguasaan materi, tanpa
penguasaan materi tidak
akan tercapai pembelajaran
yang optimal dan hasil yang
memuaskan.
c) Menurut Totok Susanto
dalam (Simbolon, 2014)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat
belajar adalah sebagai
berikut: 1) Memotivasi dan
Cita-cita, 2) keluarga, 3)
peranan guru, 4) sarana
dan pra sarana, 5) teman
pergaulan dan 6) mass
media.
d) Berdasarkan hasil
penelitian Sarah, dkk.,
(2021) ditarik kesimpulan
bahwa faktor yang
mempengaruhi minat
belajar siswa pada gugus III
Cakranegara yaitu faktor
internal dan faktor
eksternal. Faktor internal
meliputi rasa ingin tahu,
motivasi dan jasmani,
sedangkan faktor eksternal
meliputi faktor keluarga,
sekolah dan lingkungan
masyarakat.

2. Hasil Wawancara
a) Wawancara dengan
Teman Sejawat
(TUJIYONO, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Kurangnya rasa ingin
tahu siswa terhadap
suatu pelajaran.
2. Media yang digunakan
guru kurang menarik.
3. Kurangnya bimbingan
dari orang tua.
b) Wawancara dengan Guru
(JUMIATI, S.Pd.) Tanggal
20 November 2023
1. Motivasi siswa masih
rendah.
2. Kurang pendampingan
dari orang tua.
3. Pembelajaran yang
berulang-ulang dengan
metode yang sama.
4. Media pembelajaran
yang kurang menarik.
c) Wawancara dengan Guru
Wali Kelas (MALA
KUMALASARI, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Pengaruh paling besar
penyebab minat belajar
rendah karena
perhatian orang tua
terhadap anaknya
sangat minim, orang
tua hanya memikirkan
perkerjaannya hanya
sedikit perhatian
terhadap belajar anak.
2. Lebih memilih Bermain
dengan teman
3. Kurangnya perhatian
orang tua
mengakibatkan minat
belajar siswa rendah.
2 Kemampuan 1. Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
dasar a) Menurut Nurkamilah, dkk., literatur dan wawancara
matematis (2018) mengatakan bahwa dengan nara sumber
siswa kelas 4 Literasi matematika siswa dapat ditarik kesimpulan
masih rendah. perlu difasilitasi penyebab rendahnya
perkembangannya sejak kemampuan dasar
dari sekolah dasar. Penting matematis siswa kelas 4
mengembangkan literasi yaitu :
matematika sejak 1. Minimnya kesadaran
pendidikan dasar, karena orang tua siswa
menunjang kemampuan dalam bimbingan
matematis siswa pada belajar siswa
jenjang berikutnya serta dirumah. Siswa
menumbuhkan kesadaran hanya melakukan
bahwa matematika ada dan kegiatan tanpa ada
digunakan dalam arahan orang tua,
kehidupan sehari-hari sehingga dampaknya
terutama pada zaman kualitas belajar anak
dengan perkembangan tidak akan pernah
ilmu pengetahuan dan meningkat.
teknologi yang pesat saat 2. Cara guru
ini. menyajikan materi
kurang maksimal dan
b) Menurut Hamalik (dalam juga terbatas karena
Yeni, 2015) berpendapat saran di sekolahan
bahwa faktor-faktor yang sehingga siswa tidak
mempengaruhi kesulitan terlalu aktif dalam
belajar matematika adalah belajar.
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang
bersumber dari diri
sendiri yang tergolong
dalam faktor ini adalah
sebagai berikut:
a) Tidak mempunyai
tujuan belajar yang
jelas
b) Kurangnya minat
terhadap bahan
pelajaran
c) Kesehatan yang
sering terganggu
d) Kecakapan
mengikuti pelajaran
e) Kebiasaan belajar
f) Kurangnya
penguasaan bahasa
2. Faktor-faktor yang
bersumber dari
lingkungan sekolah.
Kesulitan belajar tidak
saja berasal dari diri
anak akan tetapi juga
dari sekolah tempat
anak mendapatkan
pendidikan formal.
3. Faktor-faktor yang
bersumber dari
keluarga. Faktor dari
lingkungan yang paling
dekat adalah keluarga,
karena sebagian besar
waktu anak adalah di
rumah. Maka, keluarga
sangat mempengaruhi
kemajuan studi anak,
bahkan dapat dikatakan
menjadi faktor dominan
untuk sukses di sekolah.
4. Faktor yang bersumber
dari masyarakat.
Masyarakat pada
umumnya tidak akan
menghalangi kemajuan
belajar pada anak-
anaknya, bahkan
sebaliknya mereka
membutuhkan anak-
anak yang
berpendidikan untuk
kemajuan lingkungan
masyarakat. Semakin
tinggi tingkat
pendidikan setiap warga
akan semakin tinggi
tingkat kemajuan dan
kesejahteraan
masyarakatnya.

2. Hasil Wawancara
a) Wawancara dengan
Teman Sejawat
(TUJIYONO, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Pengaruh paling besar
penyebab minat
matematis siswa rendah
karena siswa hanya aktif
diluar lingkungan
sekolah saja.
2. Guru jarang
menggunakan media
tentang numerik
3. Siswa kurang mendapat
perhatian orang tua saat
belajar dirumah
b) Wawancara dengan Guru
(JUMIATI, S.Pd.) Tanggal
20 November 2023
1. Kurang mengerti
dengan materi yang
disajikan guru di kelas.
2. Kurangnya
menampilkan media
dalam pembelajaran.
3. Materi kurang
dikaitkan dengan
media.
c) Wawancara dengan Guru
Wali Kelas (MALA
KUMALASARI, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Ada Sebagian siswa
belum paham dalam
berhitung.
2. Tidak bisa
menggunakan media
disekolahan karena
keterbatasan sarana
3. Kurang latihan siswa
dirumah dan orang tua
pun banyak yang tidak
peduli dalam belajar
anak dirumah.
3 Beberapa siswa 1. Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
sering a) Menurut Rani Febriany dan literatur dan wawancara
mengabaikan Yusri (2013) Motivasi dengan nara sumber
pekerjaan belajar siswa dalam dapat ditarik kesimpulan
rumah/PR mengerjakan tugas-tugas penyebab siswa sering
sekolah dilihat melalui lima mengabaikan pekerjaan
aspek yaitu memahami rumah/PR yaitu :
tugas yang diberikan, 1. Siswa kurang
penyediaan sumber dalam memahami PR yang
mengerjakan tugas, diberikan guru.
penyelasaian tugas, 2. Siswa sering merasa
penyerahan tugas, dan malas sata untuk
menindaklanjuti tugas mengerjakan PR.
yang telah selesai dan 3. Guru kurang
diserahkan mengapresiasi
b) Menurut Moh. Rudini, dan pekerjaan rumah
Ade Agustina, (2021). siswa, sehingga siswa
Faktor penghambat menjadi malas
motivasi siswa dalam mengerjakannya.
mengerjakan tugas rumah 4. Siswa kurang
(PR) adalah kegiatan mendapat bimbingan
sekolah yang padat dari orang tua dalam
sehingga menyulitkan menyelesaikan
siswa dalam membagi tugas/PR.
waktu dengan mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan
kurangnya jam istirahat
menjadi faktor penghambat
paling umum menurut
siswa selain itu media
pembelajaran di sekolah
yang minim juga sangat
berpengaruh bagi keaktifan
siswa.
c) Menurut Saragih (2019).
berpendapat bahwa
terdapat 9 faktor-faktor
ekternal yang
mempengaruhi siswa
Madrasah Aliyah Al-
Munawwaroh Merauke
dalam mengerjakan
Pekerjaan Rumah
Matematika antara lain:
1. Tindak lanjut guru
dalam pemberian
Pekerjaan Rumah
Matematika sebesar
97.5%,
2. Pemberian nilai pada
Pekerjaan Rumah
Matematika sebesar
98.33%, jenis dan sifat
Pekerjaan Rumah
Matematika sebesar
81.67%,
3. Beban dan waktu
mengerjakan Pekerjaan
Rumah Matematika
sebesar 85%,
4. Tingkat kesulitan
Pekerjaan Rumah
Matematika sebesar
81.67%,
5. Bahan dan sumber
dalam mengerjakan
Pekerjaan Rumah
Matematika sebesar
88.83%,
6. Cara mengajar dan
karakteristik guru
Matematika sebesar
90%,
7. Pengaruh teman sebesar
85%, dan
8. Dukungan orang tua
sebesar 72.5%.

2. Hasil Wawancara
a) Wawancara dengan
Teman Sejawat
(TUJIYONO, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. PR terlalu sulit atau PR
yang diberikan terlalu
banyak sehingga siswa
menjadi jenuh
mengerjakannya.
2. Kurang bimbingan dari
orang tua yang
menyebabkan siswa
menjadi malas
mengerjakan PR.
3. Guru sering tidak
memeriksa PR siswa
b) Wawancara dengan Guru
(JUMIATI, S.Pd.) Tanggal
20 November 2023
1. Siswa kurang
memahami PR yang
diberikan.
2. Siswa sering malas
untuk mengerjakan PR.
3. PR yang diberikan
terlalu banyak dan tidak
pernah diperiksa oleh
guru.
4. Kurang pendampingan
orang tua.
c) Wawancara dengan Guru
Wali Kelas (MALA
KUMALASARI, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Peranan orang tua
sangat berpengaruh
karena mereka yang
mengajarkan nilai-nilai
kedisiplinan, apabila
orang tua perhatian dan
selalu mendisiplinkan
anaknya untuk
mengerjakan suatu
tugas apapun maka
siswa tersebut tidak
akan pernah lupa untuk
mengerjakan PR.
4 Penerapan 1. Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
model inovatif a) Menurut Sari (2021) literatur dan wawancara
tidak selalu mengemukakan bahwa dengan nara sumber
berjalan model pembelajaran dapat ditarik kesimpulan
dengan inovatif merupakan penyebab penerapan
optimal. pembelajaran yang model inovatif tidak
dirancang dengan gagasan selalu berjalan dengan
baru oleh guru untuk optimal yaitu :
melaksanakan proses 1. Guru malas untuk
pembelajaran sehingga menerapkan model
peserta didik memperoleh pembelajaran
perubahan tingkah laku inovatif.
yang lebih baik. 2. Guru kurang memiliki
b) Menurut Remeja, dkk., waktu untuk
(2019) mengemukakan merancang
bahwa dalam menerapkan pembelajaran karena
model pembelajaran berbagai kesibukan.
berbasis saintifik, ada
beberapa hambatan yang 3. Guru belum bisa
dialami guru (1) materi mengemas materi
yang sulit tidak sesuai pelajaran dalam
dengan pengetahuan awal setiap fase model
peserta didik, (2) peserta pembelajaran.
didik kurang percaya diri 4. Guru kurang
dalam menyampaikan memahami alur
pendapat, (3) guru perencanaan
kesulitan mengatur pembelajaran inovatif
alokasi waktu. yang benar.
c) Menurut Mislinawati dan 5. Guru jarang
Nurmasyitah, (2018). Hasil mengikuti pelatihan-
penelitian mengemukakan pelatihan tentang
bahwa guru menghadapi model pembelajaran
berbagai kendala dalam
menerapkan model
pembelajaran pada
pembelajaran tematik
berdasarkan kurikulum
2013. Hasil observasi
terhadap proses
pembelajaran yang
dilakukan guru
menunjukkan bahwa
terdapat beberapa
kegiatan yang belum
maksimal dilakukan oleh
guru diantaranya dalam
rancangan penerapan
pembelajaran guru kurang
memahami langkah-
langkah pembelajaran
sesuai sintak yang ada
pada model pembelajaran.
Sehingga, guru kurang
mampu dalam
menstimulasi siswa untuk
menemukan sendiri
masalah yang ada pada
materi pembelajaran.
2. Hasil Wawancara
a) Wawancara dengan
Teman Sejawat
(TUJIYONO, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Pemahaman guru
terkait pembelajaran
inovatif yang masih
kurang.
2. Persiapan guru belum
maksimal dalam
menggunakan model
inovatif.
3. Pelatihan tentang
penggunaan model
masih kurang.
b) Wawancara dengan Guru
(JUMIATI, S.Pd.) Tanggal
20 November 2023
1. Guru malas untuk
mengaplikasikan model-
model inovatif.
2. Guru belum paham
terkait sintaks dari
pembelajaran inovatif.
3. Guru jarang mengikuti
pelatihan-pelatihan
tentang model
pembelajaran.
4. Memerlukan waktu yang
cukup lama untuk
menyiaplan
pembelajaran
c) Wawancara dengan Guru
Wali Kelas (MALA
KUMALASARI, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Guru kurang memiliki
waktu untuk merancang
pembelajaran.
2. Kurangnya pelatihan
tentang pembelajaran
inovatif.
5 Siswa kelas 4 1. Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
sulit untuk a) Menurut Yudharina dalam literatur dan wawancara
menyelesaikan (Nurdiana, dkk., 2021) Soal dengan nara sumber
soal cerita cerita matematika adalah dapat ditarik kesimpulan
matematika soal matematika tetapi penyebab siswa kelas 4
tentang disajikan dalam bentuk sulit untuk
perhitungan cerita yang menyelesaikan soal
dalam menggambarkan cerita matematika
penjumlahan permasalahan sehari hari tentang perhitungan
yang dalam dalam penjumlahan
penyelesaiannya yaitu :
diperlukan daya nalar 1. Beberapa siswa
tinggi untuk dapat masih belum dalam
mengartikan soal tersebut lancar membaca
ke dalam bahasa sehingga sulit
matematika. memahami isi soal
b) Menurut Oktavia Salma cerita.
Nugraha, 2020). Dalam 2. Siswa belum paham
penyelesaian masalah tentang konsep dasar
dalam bentuk soal cerita, penjumlahan
siswa dituntut untuk dapat 3. Siswa belum bisa
menyelesaikan soal dengan mengubah soal cerita
penyelesaian yang menjadi kalimat
sistematis, yaitu matematika.
diselesaikan melalui 4. Siswa kurang berlatih
langkah-langkah yang soal-soal sehingga
berurutan. Apabila siswa tidak mengerti
kemampuan pemecahan alur penyelesaiannya.
masalah matematis siswa
masih rendah dan tidak
melaksanakan
penyelesaian secara
sistematis, maka siswa
akan mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal
tersebut.
c) Menurut Muntaha, dkk.,
(2020) Siswa mengalami
kesulitan dalam
pembuatan model
matematika pada soal
cerita. Kesulitan tersebut
disebabkan karena siswa
tersebut tidak memahami
langkah-langkah
pemodelan matematika,
belum mampu dalam
mengasumsikan kalimat
verbal khususnya dalam
mengasumsikan dua
variabel yang sama, siswa
belum mampu menjelaskan
kembali kenapa memilih
simbol yang tertuang dalam
persamaan matematika
atau model matematika.

2. Hasil Wawancara
a) Wawancara dengan
Teman Sejawat
(TUJIYONO, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Rendahnya
kemampuan numerasi
siswa yang sangat
berpengaruh pada
rendahnya
keterampilan dasar
siswa dalam mata
pelajaran matematika.
2. Lingkungan sekolah
dan rumah juga kurang
mendukung untuk
berlatih sehinnga siswa
kurang termotivasi
untuk belajar
matematika. Apalagi
pelajaran matematika
merupakan
pembelajaran yang
sangat sulit
b) Wawancara dengan Guru
(JUMIATI, S.Pd.) Tanggal
20 November 2023
1. Beberapa siswa masih
ada yang kurang lancar
membaca.
2. Siswa belum memahami
isi cerita.
3. Siswa belum mengerti
alur penyelesaiannya.
4. Siswa malas untuk
belajar matematika
karena rumit.
c) Wawancara dengan Guru
Wali Kelas (MALA
KUMALASARI, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Siswa belum paham
cara penyelesaiannya.
2. Belum bisa mengubah
soal menjadi kalimat
matematika.
3. Jarang menggunakan
media konkret untuk
menjelaskan soal
cerita.
6 Guru belum 1. Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil kajian
optimal a) Menurut Sri Lestari (2015) literatur dan wawancara
memanfaatkan Kendala pemanfaatan TIK dengan nara sumber
media TIK oleh guru adalah: tidak dapat ditarik kesimpulan
dalam adanya akses, tidak penyebab guru belum
pembelajaran. adaanya sarana TIK, optimal memanfaatkan
pembelajaran tidak media TIK dalam
mengintegrasikan TIK, pembelajaran.:
guru tidak memiliki 1. Guru belum bisa
pengetahuan tentang TIK, merancang
dan tidak adanya kemauan pembelajaran dengan
guru untuk memanfaatkan memanfaatkan media
TIK. TIK.
b) Menurut Mugara dalam 2. Guru enggan untuk
(Suci Zakiah Dewi dan Irfan memanfaatkan media
Hilman, 2018) Sebagai TIK.
solusi dalam hal
meningkatkan kemampuan 3. Guru kurang mau
penguasaan TIK bagi guru berinovasi dengan
dapat dilakukan beberapa menggunakan media
hal seperti yang TIK yang sudah ada.
diungkapkan antara lain, 4. Guru kurang
seperti: mendapat pelatihan
1. Mengirim guru untuk mengenai
mengikuti kegiatan pemanfaatan media
pelatihan, penataran, TIK sebagai sarana
seminar dan workshop peningkatan
mengenai TIK. keterampilan
2. Mengadakan kegiatan mengajar.
pelatihan dan sosialisasi
TIK bagi seluruh guru
dengan mendatangkan
nara sumber ahli.
3. Melengkapi berbagai
sarana dan media
berbasis TIK yang dapat
menunjang kegiatan
pembelajaran.
4. Melaksanakan dan
melatih pembelajaran
dengan menggunakan
berbagai strategi dan
metode berbasis TIK,
meskipun tidak semua
sekolah mampu
melaksanakan secara
efektif.
c) Menurut Yusrizal (2017)
Pemanfaatkan media
pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) di SD
Negeri 16 Banda Aceh
dapat disimpulkan bahwa
kompetensi yang dimiliki
oleh guru dalam
memanfaatkan media
pembelajaran berbasis TIK
sudah cukup baik, namun
masih diperlukan banyak
bimbingan dalam mencari
media seta bahan ajar dari
internet. Bimbingan
tersebut bisa melalui
seminar, lokakarya, serta
pelatihan mengenai TIK
sehingga beberapa
kesulitan dan kendala
dalam pemanfaatan TIK
sebagai media
pembelajaran dapat diatasi.

2. Hasil Wawancara
a) Wawancara dengan
Teman Sejawat
(TUJIYONO, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Guru kurang mau
berinovasi dengan
menggunakan media
teknologi yang sudah
ada.
2. Guru masih malas
menggunakan media
yang ada.
3. Guru kurang mendapat
pelatihan terkait
penggunaan media
berbasis TIK
b) Wawancara dengan Guru
(JUMIATI, S.Pd.) Tanggal
20 November 2023
1. Guru belum bisa
mengoprasikan media
pembelajaran yang ada
seperti penggunaan
proyektor.
2. Guru kurang kreatif
dalam pembuatan media
TIK
c) Wawancara dengan Guru
Wali Kelas (MALA
KUMALASARI, S.Pd.)
Tanggal 20 November
2023
1. Biasanya sarana dan
prasarana yang
terbatas.
2. Guru enggan untuk
memanfaatkan media
TIK.
3. Guru malas belajar
untuk mengoprasikan
media TIK.
DAFTAR KAJIAN LITERASI

1. Marti’in (2019). “Analisis Tentang Rendahnya Minat Belajar Peserta Didik


Kelas Xi SMA Negeri 5 Pontianak”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa.,https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/3395
8
2. Al Fuad, Z., & Zuraini (2016). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Belajar Siswa Kelas I SDN 7 Kute Panang”. Jurnal Tunas Bangsa. Tersedia
pada https://ejournal.bbg.ac.id/tunasbangsa/article/view/625
3. Simbolon, N. (2014). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta
Didik”. Elementary School Journal Pgsd Fip Unimed. Tersedia pada
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/view/1323
4. Sarah, C., Karma, I. N., & Rosyidah, A. N. K. (2021). “Identifikasi Faktor yang
Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas
V Gugus III Cakranegara”. Progres Pendidikan. Tersedia pada
https://prospek.unram.ac.id/index.php/PROSPEK/article/view/60
5. Nurkamilah, M., Nugraha, M. F., & Sunendar, A. (2018). “Mengembangkan
literasi matematika siswa sekolah dasar melalui pembelajaran matematika
realistik Indonesia”. Jurnal Theorems (The Original Research of Mathematics.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=776169&val=1
2691&title=Mengembangkan%20Literasi%20Matematika%20Siswa%20Sekola
h%20Dasar%20melalui%20Pembelajaran%20Matematika%20Realistik%20In
donesia
6. Yeni, E. M. (2015). “Kesulitan belajar matematika di sekolah dasar”. Jurnal
Pendidikan Dasar (JUPENDAS). Tersedia pada
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=KESULITAN+B
ELAJAR+MATEMATIKA+DI+SEKOLAH+DASAR&btnG=
7. Nurdiana, E., Sarjana, K., Turmuzi, M., & Subarinah, S. (2021). “Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kelas
VII”. Griya Journal of Mathematics Education and Application. Tersedia pada
http://eprints.unram.ac.id/21662/
8. Nugraha, O. S. 2020. “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Pada Penyelesaian Soal Cerita Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan
Pecahan Di Sekolah Dasar (Studi Kasus pada Siswa Kelas V disalah satu SD
Negeri Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2019/2020)”.
(Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia). Tersedia pada
https://onesearch.id/Record/IOS2897.51787/TOC
9. Muntaha, A., Wibowo, T., & Kurniasih, N. 2020. “Analisis kesulitan siswa
dalam mengonstruksi model matematika pada soal cerita”. MAJU: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika. Tersedia pada
https://www.ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/mtk/article/view/487
10. Febriany, R., & Yusri, Y. (2013). “Hubungan Perhatian Orang Tua dengan
Motivasi Belajar Siswa Dalam Mengerjakan Tugas-Tugas Sekolah”. Konselor.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/view/727
11. Rudini, M., & Agustina, A. (2021). “Analisis Motivasi Siswa dalam Mengerjakan
Tugas Rumah Di SMA Al-Mannan Tolitoli”. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika. https://j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/496
12. Saragih, G. B. A., Palobo, M., & Sianturi, M. (2019). “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah matematika siswa
Madrasah Aliyah Al-Munawwaroh Merauke tahun akademik
2017/2018”. Musamus Journal of Mathematics Education. Tersedia pada
http://ejournal.unmus.ac.id/index.php/mathematics/article/view/1371
13. Sari, I. K. (2021). “Blended Learning sebagai Alternatif Model Pembelajaran
Inovatif di Masa Post-Pandemi di Sekolah Dasar”. Jurnal Basicedu. Tersedia
pada https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1137
14. Remeja, S., Mislinawati, M., & Sulaiman, S. (2019). “Hambatan Guru Dalam
Menerapkan Model-Model Pembelajaran Berbasis Saintifik Di Kelas Iv Sdn
Unggul Lampeuneurut Aceh Besar”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/13324
15. Mislinawati, M., & Nurmasyitah, N. 2018. “Kendala Guru Dalam Menerapkan
Model-Model Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Sd Negeri 62
Banda Aceh”. Jurnal Pesona Dasar. Tersedia pada
http://jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/12194
16. Lestari, S. (2015). “Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan TIK oleh
guru”. Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan. Tersedia pada
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/article
/view/29
17. Dewi, S. Z., & Hilman, I. 2(019). “Penggunaan TIK sebagai Sumber dan Media
Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar”. Indonesian Journal of Primary
Education.,https://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/article/view/15100/0#:
~:text=Penggunaan%20TIK%20sebagai%20media%20pembelajaran,pembelaja
ran%20dapat%20berjalajan%20dengan%20baik.
18. Yusrizal, Y., Safiah, I., & Nurhaidah, N. (2017). Kompetensi Guru Dalam
Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan
Komunikasi (Tik) Di Sd Negeri 16 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Tersedia pada
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/4573.

Anda mungkin juga menyukai