Anda di halaman 1dari 9

J. Sains & Teknologi, Agustus 2008, Vol. 8 No.

2: 139 147

ISSN 1411-4674

TINGKAT INFEKSI PARASIT PADA IKAN MAS KOI (CYPRINUS CARPIO) PADA BEBERAPA LOKASI BUDIDAYA IKAN HIAS DI MAKASSAR DAN GOWA (PARASITIC INFECTIONS OF KOI CARP CULTURED IN MAKASSAR AND GOWA) Hilal Anshary 1)
1)

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS

ABSTRACT A total of about 240 koi carp were sampled from 4 different farms localities in Makassar City and Gowa Regency to determine the level of infection of protozoan and metazoan parasites in nursery and grow-out ponds, and to analyze the cause of losses due to mortality of this ornamental fish. The Parasites found were 4 ciliates; Ichthyopthirius multifilis, Trichodina spp., Ichthyobodo sp., and Chilodonella sp., Monogeneans; Dactylogyrus anchoratus, D. extensus, D. minutus, D. vastator, and Copepoda; Argulus sp. Among the parasites, Trichodina spp., Dactylogyrus spp., Gyrodactylus sp, I. multifilis and Chilodonella sp., were found with high prevalence and intensity. Multiple infection of these parasites was suspected as the main cause of koi carp mortality frequently found in the cultured facilities. The level of infection of parasites and their possible impact on aquaculture were discussed in this paper. Key words: Parasites, freshwater, ornamental fishes, prevalence, intensity, Makassar, Gowa

PENDAHULUAN Ikan hias air tawar termasuk ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas perikanan yang saat ini sedang mendapatkan perhatian pemerintah untuk pengembangan pembudidayaannya. Ikanikan hias yang dipelihara di Sulawesi Selatan jumlahnya sangat beragam dan diperkirakan tidak kurang dari 20 spesies ikan air tawar diperdagangkan di daerah ini dan lebih dari setengahnya dibudidayakan di daerah ini, sedangkan beberapa spesies di datangkan dari luar Sulawesi terutama dari daerah Jawa Timur dan Jakarta, akibat pasokan yang tidak selalu tersedia dari pembudidaya ikan lokal. Budidaya ikan yang umumnya dicirikan dengan kepadatan tinggi dan dalam wadah yang terbatas, nutrisi yang kurang memenuhi standar gizi ikan, serta lingkungan budidaya yang mudah mengalami perubahan menjadi jelek akibat input-input produksi yang diberikan, sangat menguntungkan bagi perkembangan

patogen dan sebaliknya merugikan bagi inang. Kondisi yang demikian menjadikan ikan stress dan akibatnya memudahkan timbulnya penyakit pada ikan (Hedrick, 1998). Diantara berbagai jenis parasit, patogen golongan protozoa dan metazoa seringkali dijumpai menginfeksi ikan-ikan hias budidaya (Imai, dkk., 2000; Kim, dkk., 2002; Liyanage, 2002). Setiap parasit memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari segi biology, siklus hidup, patogenisitas maupun dari segi ketahanannya terhadap berbagai bahan kimia. Untuk itu, pengetahuan tentang karakteristik parasit terutama jenis dan tingkat infeksinya sangat penting dalam rangka melakukan pengendalian penyakit secara terpadu. Beberapa jenis parasit tidak akan efektif dengan bahan kimia jenis apapun, sebagai contoh parasit golongan myxosporea, sangat resisten terhadap penggunaan bahan kimia, tetapi dengan melakukan pendekatan untuk menghilangkan inang antara (intermediate host) yang ada pada sistim budidaya akan

139

Hilal Anshary

ISSN1411-4674

lebih efektif untuk memberantasnya. Meskipun beberapa langkah pengendalian telah diupayakan dibeberapa negara, namun langkah pengendalian terhadap suatu kasus penyakit sangat tergantung pada kondisi geografis dimana kasus terjadi. Metode yang efektif digunakan di negara lain tidak menjamin akan efektif bila digunakan di tempat lain, sehingga pengembangan metode pengendalian secara efektif dan efisien memerlukan modifikasi dan pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi geografis. Untuk itulah penelitian ini diawali dengan mempelajari jenis dan karakteristik parasit-parasit yang menginfeksi ikan koi yang dipelihara di berbagai pembudidaya ikan hias di kota Makassar dan Gowa, serta menganalisis dampak yang ditimbulkannya pada sistim budidaya, sebagai informasi dasar dalam melakukan pengendalian parasit secara efektif dan efisien. METODE PENELITIAN Sampling Ikan Penelitian dilakukan dengan melakukan sampling ikan di beberapa lokasi budidaya ikan koi hias yang terletak di wilayah Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Ikan koi yang disampling sebanyak lebih dari 240 ekor dari 4 lokasi pembudidaya yang terletak pada dua lokasi tersebut. Pada saat sampling, ikan yang disampling berjumlah masing-masing sekitar 30 ekor untuk setiap lokasi pembudidaya pada kolam pendederan dan pembesaran. Prosedur Pemeriksaan Ikan Ikan yang di sampling dari berbagai lokasi pemeliharaan ikan hias, dimasukkan ke dalam kantong plastik yang berisi air kolam setempat, diberi aerasi dan selanjutnya di angkut ke laboratorium untuk pemeriksaan parasit. Sesampai di laboratorium, ikan dipindahkan dalam

wadah ember atau aquarium dan langsung diperiksa parasitnya. Pertama-tama ikan diukur panjang dan beratnya dan selanjutnya dimatikan dengan memutuskan bagian syaraf otaknya. Ektoparasit pertama-tama diperiksa dan selanjutnya endoparasit. Pemeriksaan ektoparasit dilakukan dengan cara memeriksa permukaan tubuh ikan dengan mengerik lendirnya dan diletakkan di atas slide glass, semua bagian sirip digunting dan diletakkan pada wadah yang terpisah, selanjunya insang ikan dikeluarkan dan diperiksa setiap helai insang bagian kiri dan kanan. Pemeriksaan endoparasit dilakukan dengan melakukan pembedahan ikan, dan setiap organ, seperti saluran pencernaan, ginjal, limfa, hati, dll. diperiksa secara terpisah. Setiap parasit yang ditemukan difiksasi, diwarnai dan selanjutnya diidentifikasi. Parasit protozoa golongan trichodinid diwarnai dengan pewarnaan perak nitrat (AgNO3 2%), dan Diff Quick di atas slide glass setelah membuat preparat ulas. Untuk parasit metazoa, preparat dibuat dalam glycerine jelly, glycerine alkohol dan/atau pewarnaan Erlich Hematoxylin. Analisis Data Data berupa tingkat prevalensi dan intensitas parasit pada kolam pendederan dan pembesaran serta perbedaan tingkat infeksi antar lokasi dianalisis dengan statistik non-parametrik dengan menggunakan program statistik SPSS 13. Tingkat infeksi ikan dinyatakan dalam prevalensi dan intensitas. Prevalensi adalah persentase ikan yang terinfeksi oleh parasit tertentu dalam suatu populasi, sedangkan intensitas adalah jumlah parasit tertentu yang ditemukan pada seekor ikan. Intensitas rata-rata adalah jumlah parasit tertentu yang ditemukan dibagi dengan jumlah ikan yang diperiksa dan terinfeksi oleh parasit tersebut.

140

Parasites, freshwater, ornamental fishes, prevalence, intensity, Makassar, Gowa

ISSN1411-4674

HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan Parasit pada Ikan Mas Koi di Beberapa Lokasi Budidaya Jalan Cendrawasih Makassar Pada lokasi budidaya ikan mas koi yang disurvey baik pada lokasi pendederan maupun pembesaran ditemukan beberapa jenis parasit, yaitu Trichodina spp., Dactylogyrus spp (D. anchoratus, D. extensus, D. minutus dan D. vastator), Gyrodactylus sp., Ichthyopthirius multifilis,

Chilodonella sp., dan Argulus sp. Pada lokasi ini Trichodina spp., Dactylogyrus spp., dan Gyrodactylus spp menyerang ikan dengan tingkat prevalensi dan intensitas rata-rata yang tinggi, yaitu melebihi 70%. I. multifilis dan Chilodonella sp ditemukan baik pada bak pendederan dan pembesaran dengan tingkat infeksi yang sedang, sedangkan Argulus sp dtemukan dengan tingkat serangan yang rendah (Gambar 1).

100 80 60 40 20 0 Gyrodactylus spp Ichthyopthirius D.anchoratus D. extensus D. vastator Trichodina spp D. minutus

20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0

Chilodonella

Argulus

Intensitas Rata-rata

Prevalensi (%)

Prevalensi Intensitas

100 Prevalensi (%) 80 60 40 20 0 Gyrodactylus spp Ichthyopthirius D.anchoratus

Prevalensi Intensitas

25 20 15 10 5 0

Chilodonella

D. extensus

Trichodina spp

Gambar 1. Prevalensi dan Intensitas Rata-rata Parasit yang Menginfeksi Ikan Koi pada Kolam Pendederan (atas) dan Pembesaran (bawah) di Jl. Cendrawasih. Jalan Sungai Saddang Pada lokasi ini ditemukan beberapa jenis parasit yaitu Trichodina spp., D. anchoratus, D. extensus, D. minutus, Gyrodactylus sp, I. multifilis, Chilodonella sp., Ichthyobodo sp., dan Argulus sp.

D. minutus

141

Argulus

Intensitas Rata-rata

Hilal Anshary

ISSN1411-4674

Dactylogyrus spp, Gyrodactylus sp, dan I. multifilis merupakan parasit dominan baik pada fase pendederan maupun pada fase pembesaran. Sedangkan Ichthyobodo sp ditemukan dengan tingkat prevalensi yang sangat tinggi pada fase pembesaran ikan. Semua ikan yang terinfeksi memiliki intensitas parasit yang sangat tinggi (jumlahnya secara akurat tak dapat dihitung) dan menginfeksi semua permukaan tubuh ikan termasuk insang. Gyrodactylus sp. ditemukan menyerang

berbagai organ ikan dimana sirip dan insang merupakan organ infeksi utamanya. I. multifilis menyerang ikan di bak pendederan dengan tingkat prevalensi yang relatif tinggi. Parasit ini ditemukan dengan intensitas yang sangat tinggi pada ikan di bak pendederan. Beberapa ikan yang diperiksa terinfeksi dengan intensitas melebihi 3000 trophon parasit. D. anchoratus dan D. extensus menginfeksi dengan tingkat prevalensi lebih tingi dari D. minutus sedangkan D. vastator tidak ditemukan pada lokasi ini.

100 80 60 40 20 0

Prevalensi Intensitas

80

P v le s (% re a n i )

60 50 40 30 20 10 T o in sp rich d a p Ich yo th s th p iriu D a ch ra s . n o tu G d ctylu yro a s Ich yo o o th b d 0 C ilo o e h d n lla De n s . xte su

Je nis Parasit

100

sp p

35

80

Prevalensi Intensitas

30

60

20

40

15

10 20 5

Gyrodactylus

Ichthyopthirius

D.anchoratus

Jenis Parasit

Gambar 2. Prevalensi dan Intensitas Rata-rata Parasit yang Menginfeksi Ikan Koi pada Kolam Pendederan (atas) dan Pembesaran (bawah) di Jl. Sungai Saddang.

142

Chilodonella

Ichthyobodo

D. extensus

Trichodina

D.minutus

Argulus

Intensitas Rata-rata

25

Prevalensi (%)

In n ita R ta ta te s s a -ra

70

Parasites, freshwater, ornamental fishes, prevalence, intensity, Makassar, Gowa

ISSN1411-4674

Mawang Kabupaten Gowa Pada lokasi ini ditemukan beberapa jenis parasit yaitu Trichodina spp., Dactylogyrus spp, Gyrodactylus spp, I. multifilis, Chilodonella sp, Vorticella sp dan Ichthyobodo sp. Ichthyobodo sp tidak ditemukan pada bak pembesaran ikan. Diantara parasit-parasit tersebut, Trichodina spp, Dactylogyrus spp, Gyrodactylus sp dan I. mutifilis menginfeksi ikan dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang sangat tinggi (Gambar 2). Tingkat prevalensi I. multifilis pada bak pendederan berkisar 40% dengan intensitas
100 80 Pre valensi (% ) 60 40 20 0

rata-rata melebihi 500 individu/ikan. Beberapa jenis ikan yang diperiksa terinfeksi berat oleh parasit ini dengan intensitas parasit melebihi 2000 ekor dan terutama menyerang bagian insang. Parasit Trichodina spp, Dactylogyrus spp, Chilodonella sp dan Gyrodactylus sp tidak memperlihatkan perbedaan tingkat prevalensi yang signifikan antara ikan kecil dan ikan besar, kecuali I. multifilis yang menginfeksi ikan besar dengan tingkat prevalensi yang lebih tinggi dibanding ikan kecil (P < 0.01).

Prevalensi Intensitas

120 Intens itas R ata-rata


Intensitas Rata-rata

100 80 60 40 20

Trichod sp ina p

Vorticella sp

Ichthyo iriu pth s

G yrod actylus

D ctylo a gyrus

Ichth yobod o

0 sp

C donella hilo

spp

spp

Jenis Pa rasit

100 Prevalensi 80 Prevalensi (%) 60 Intensitas

sp

sp

120 100 80 60

40 40 20 0 20 0 Ichthyopthirius Gyrodactylus Dactylogyrus Vorticella sp Chilodonella spp spp sp

Trichodina spp

Jenis Parasit

Gambar 3. Prevalensi dan Intensitas Rata-rata Parasit yang Menginfeksi Ikan Koi pada Kolam pendederan (atas) dan Pembesaran (bawah) di Mawang Kabupaten Gowa.

143

sp

Hilal Anshary

ISSN1411-4674

Benteng Somba Opu Gowa Beberapa jenis parasit ditemukan pada ikan koi yang dipelihara di lokasi ini, yaitu Trichodina spp., D. anchoratus, D. extensus, Gyrodactylus sp, I. multifilis, Chilodonella sp, Ichthyobodo sp., dan Argulus sp. Trichodina spp., Dactylogyrus spp., dan Gyrodactylus sp menginfeksi ikan

dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang tinggi. Ichthyobodo sp ditemukan menyerang beberapa ikan dengan tingkat intensitas yang sangat tinggi, baik pada insang maupun pada bagian sirip. D. anchoratus merupakan parasit dominan dibanding dengan jenis Dactylogyrus lainnya.

100

Prevalensi Intensitas

18 16

12 60 10 8 6 20 4 2 0 Trichodina spp Ichthyobodo Ichthyopthirius D anchoratus . G yrodactylus C hilodonella D .extensus Argulus sp spp sp sp 0

40

100 Prevalensi 80 Intensitas

12

8 60 6 40 4 20 0 Trichodina sp Ichthyopthirius D. anchoratus Gyrodactylus Chilodonella D.extensus spp 2 0

Jenis Parasit

Gambar 4. Prevalensi dan Intensitas Rata-rata Parasit yang Menginfeksi Ikan Koi pada Kolam Pendederan (atas) dan kolam Pembesaran (bawah) di Benteng Somba Opu.

144

Intensitas Rata-rata

10

Prevalensi (%)

Intensitas Rata-rata

80

14

P revalensi (% )

Parasites, freshwater, ornamental fishes, prevalence, intensity, Makassar, Gowa

ISSN1411-4674

. Dactylogyrus spp yang ditemukan menginfeksi ikan koi terutama D. anchoratus dan D. extensus mengindikasikan bahwa kedua spesies ini dapat berkembang dengan baik pada kondisi budidaya. D. minutus meskipun ditemukan dengan prevalensi yang relatif lebih rendah tapi dalam beberapa kasus dapat menyerang dengan intensitas yang tinggi. Ikan Cyprinidae termasuk jenis ikan yang paling rentan terhadap berbagai infeksi parasit. Semua jenis parasit yang ditemukan sangat potensial menimbulkan masalah pada ikan ini jika kondisi lingkungan memungkinkan, seperti penebaran yang tinggi, kualitas air yang jelek, serta berbagai faktor fisika-kimia air lainnya. Trichodina spp., termasuk jenis parasit yang dominan ditemukan pada ikan ini. Sebenarnya masalah yang ditimbulkan pada parasit ini termasuk minimal apabila jumlahnya sedikit, namun demikian sangat sering bahwa trchodiniasis dapat terjadi bila parasit berkembang dengan cepat pada kondisi budidaya, yaitu apabila ikan dalam keadaan stress, kondisi bahan organik yan tinggi, serta kepadatan yang tinggi. Parasit ini berkembang dengan cepat dengan cara pembelahan biner. Masalah kematian ikan yang terjadi pada budidaya diduga sangat terkait dengan infeksi berbagai jenis parasit ini. Ikan yang menampakkan gejala tidak sehat/atau penampilan abnormal dapat dipastikan bahwa ikan-ikan tersebut terinfeksi oleh berbagai jenis parasit dengan intensitas tinggi. Menurut Lom (1995), Trichodina spp dapat menembus ke dalam lamella insang dan bahkan menembus ke dalam pembuluh darah, sehingga bisa menyebabkan terjadinya pendarahan. Lebih jauh dikatakan bahwa luka yang ditimbulkan dapat menyebabkan gangguan keseimbangan osmotik, mengganggu pernapasan dan menyebabkan kematian. Biasanya ikan yang lemah akibat infeksi parasit ini akan berenang lambat, berenang dekat permukaan air, dan berhenti makan. I. multifilis adalah parasit cosmopolit yang menyerang hampir semua jenis ikan air tawar dengan tingkat patogenisitas yang sangat tinggi. Ikan yang terinfeksi parasit ini akan menderita penyakit bintik putih dan manakala tanpa perlakuan yang diberikan ikan terinfeksi akan segera mati. Parasit ini memiliki siklus hidup yang langsung dan memiliki fase cycta dalam siklus hidupnya (Dickerson dan Dawe, 1994). Siklus hidup parasit ini dijelaskan oleh Buchmann, dkk (2001) sebagai berikut; Parasit dewasa yang disebut Trophon hidup dibawah lapisan epithel inang dan setelah cukup matang akan keluar dari inang menjadi tomon. Selanjutnya tomon akan terbenam kedasar substrat menjadi cysta dan mengalami fase perkembanga dan pembelahan sel. Tomon yang telah mengalami fase differensiasi menghasilkan tomit dalam jumlah banyak, dan bila tomit keluar dari fase cysta akan berkembang menjadi theron sebagai fase infektif dari parasit. Theron aktif mencari inang atau terbawa melalu arus respirasi ikan. Setelah menemukan inang akan berubah kembali menjadi fase dewas trophon. Fase trophon dan fase cycta merupakan fase yang sangat resisten terhadap bahan kimia, sehingga sangat sulit melakukan kontrol dengan hanya mengandalkan penggunaan bahan kimia. Kim, dkk (2002), melaporkan bahwa I. multifilis merupakan parasit dominan yang ditemukan pada pemeliharaan ikan di Korea dan bersama-sama dengan Trichodina sp., sebagai penyebab utama kematian ikan sumatra di Korea. Mereka juga menemukan adanya infeksi Gyrodactylus bullaturadis pada ikan platy koral (X. maculatus). Ichthyobodo sp adalah jenis parasit berukuran sangat kecil yang dicirikan oleh adanya 4 buas flagella dua diantaranya

145

Hilal Anshary

ISSN1411-4674

panjang dan 2 buah lainnya pendek, terutama digunakan untuk pergerakan. Parasit ini ditemukan menginfeksi ikan dalam jumlah yang sangat besar pada bagian insang dan sirip ikan Cyprinidae. Tingginya intensitas parasit ini diduga akibat perkembangan parasit yang cepat melalui pembelahan biner yang disebabkan oleh kondisi inang yang dalam keadaan stress. Ikan Cyprinid termasuk ikan yang sangat rentan terhadap infeksi parasit ini. Menurut Urawa dan Awakura (1994), parasit ini seringkali menyebabkan kematian pada fasilitas pembenihan ikan di Jepang akibat aktivitas parasit yang dapat merusak lapisan epithel ikan dan menyebabkan keseimbangan osmosis terganggu. Chilodonella sp., juga ditemukan menginfeksi ikan ini dengan intensitas yang tinggi. Parasit ini memiliki apparatus yang dapat menyebabakan lapisan epithel inang mengalami disintegrasi lalu memakan sel debris dari sel epithel. Parasit ini juga nampaknya berkembang dengan cepat manakala kondisi inang dalam keadaan stress. Parasit Gyrodactylus spp. memiliki perkembangan yang sangat pesat dan dapat menginfeksi ikan dengan cepat dalam suatu populasi. Tampaknya bahwa ikan cyprinid sangat rentan oleh berbagai jenis parasit yang terlihat dari tingginya tingkat prevalensi dan intensitas parasit yang menginfeksi. Masalah kematian ikan yang selalu timbul diduga sangat terkait dengan multiple infeksi dari berbagai jenis parasit. Banyaknya jenis parasit yang menginfeksi ikan ini akan menyulitkan dalam melakukan kontrol secara efeksitf dan efisien terhadap parasit. Banyaknya jenis parasit yang ditemukan dari beberapa lokasi penelitian di Sulawesi Selatan mengindikasikan kurangnya pengetahuan tentang tata cara penanganan parasit pada ikan. Kondisi ini akan semakin parah dengan maraknya perdagangan ikan hias

antar daerah yang sangat mungkin tanpa melalui sistem karantina yang baik. Perdagangan ikan antar wilayah ini akan memudahkan penyebaran parasit ke lokasilokasi budidaya ikan yang baru. Untuk dapat mengatasi persoalan infeksi parasit ini masih ada beberapa hal yang perlu diketahui berkenaan dengan infeksi parasit ini antara lain keterkaitan antara faktor lingkungan dengan tingkat infeksi parasit, pataogenisitas masingmasing parasit yang dominan, pengetahuan tentang siklus hidup parasit dan upaya pengendalian dengan pencarian bahan yang ramah lingkungan serta pengendalian dengan pendekatan peningkatan sistem kekebalan ikan. KESIMPULAN DAN SARAN Ikan koi hias yang dibudidayakan di Sulawesi Selatan terinfeksi oleh beragam jenis parasit yang potensial dapat menimbulkan kematian pada ikan manakala kondisinya memungkinkan, seperti ikan dalam keadaan stress akibat padat penebaran yang tinggi, kualitas air yang buruk, serta cara penanganan ikan tanpa mempertimbangkan aspek-aspek pengelolaan kesehatan ikan. Parasit yang paling dominan adalah golongan ciliata protozoa dan monogenea. Parasit ini ditemukan pada semua lokasi budidaya ikan yang disampling baik pada kolam pendederan dan pembesaran. Penyebaran parasit akan semakin dipercepat oleh aktivitas manusia yang melakukan perdagangan ikan hias antar wilayah dan bahkan negara, jika tidak dilakukan tindakan karantina yang tepat. Untuk mengatasi persoalan penyakit parasiter pada ikan-ikan hias di Indonesia pada umumnya dan di Sulawesi Selatan pada khususnya perlu dicari strategi dan solusi yang tepat mengatasi kasus kematian massal ikan hias dan kontrol yang tepat untuk meningkat kelangsungan hidup ikan

146

Parasites, freshwater, ornamental fishes, prevalence, intensity, Makassar, Gowa

ISSN1411-4674

hias. Olehnya itu peneltian lanjutan kearah pengembangan strategi kontrol yang tepat perlu dilakukan. Pengakuan Penelitian ini dapat terlaksana sebagian atas biaya dari Proyek Pengkajian dan Peneltian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Dirjen Dikti dengan nomor kontrak 85/P21PT/DPPM/PID/ III/2004. DAFTAR PUSTAKA Buchmann, K., J. Sigh, C. V. Nielsen, and M. Dalgaard. 2001. Host responses against the fish parasitizing ciliate Ichthyopthirius multifilis. Veterinary Parasitology, 100, 105-116 Dickerson, H.W and D.L. Dawe. 1995. Ichthyopthirius multifilis and Cryptocaryon irritans (Phylum Ciliophora). In Fish Diseases and Disorders Vol 1. Protozoan and Metazoan Infection (PTK Woo, ed.), pp 181-227. Cab International, Willingford, UK. p 808. Hedrick, R. P. 1998. Relationship of the host, pathogen and environment: Implication for diseases of cultured and wild fish population. Journal of Aquatic Animal Health, 10, 107 111.

Imai, S., S. Tsurimaki, E. Goto, K. Wakita dan K. Hatai. 2000. Tetrahymena infection in guppy, Poecilia reticulata. Fish Pathology, 35, 2, 6772. Kim J.H., Hayward, C.J., Joh, S.J. dan Heo, G.J. 2002. Parasitic infections in live freshwater tropical fishes imported to Korea. Dis Aquat Organ 22, 52, 169-73. Liyanage, Y.S. 2002. Studies on hemorrhagic thelohanellosis of carp caused by a myxospoean parasite Thelohanellus hovorkai. Disertasi PhD. Department of Aquatic Bioscience Graduate School of Agricultural and Life Sciences. The University of Tokyo. 127 p. Lom, J. 1995. Trichodinidae and Other Ciliates (Phylum Ciliophora). In Fish Diseases and Disorders Vol 1. Protozoan and Metazoan Infection (PTK Woo, ed.), pp 229-261. Cab International, Willingford, UK. p 808. Urawa, S. and T. Awakura. 1994. Protozoan diseases of freshwater fishes in Hokkaido. Sci. Rep. Hokkaido Fish Hatchery, 48, 47-58.

147

Anda mungkin juga menyukai