Karya Ilmiah B .Indo Kelompok 5
Karya Ilmiah B .Indo Kelompok 5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun buku yang berjudul
penerapan teknologi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan tepat pada
waktunya
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada ibu Annisa selaku dosen pembimbing
yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan buku ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa serta pihak-pihak lain yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan buku
yang berjudul tentang penerapan teknologi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada buku ini oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan buku selanjutnya.
Akhir kata semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I TEKNOLOGI
1.1 Pengertian Teknologi………………………………………………………………………
1.2 Tujuan Teknologi…………………………………………………………………………..
1.3 Manfaat Teknologi…………………………………………………………………………
BAB II PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
2.1 Cara Penerapan / Menggunakan Teknologi Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia………………………………………………………………………………………..
2.2 Jenis Jenis Teknologi / Media Yang Dapat Di Gunakan Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia………………………………………………………………………………………..
BAB III DAMPAK DARI TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
3.1 Manfaat Teknologi Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia………………………………………………………………………………….……
3.2 Masalah Masalah Dalam Penerapan Teknologi Di Pembelajaran Bahasa
Indonesia………………………………………….………………………………………….…
BAB IV Macam Macam Media Yang Di Gunakan
4.1 Jenis Jenis Media Yang Dapat Di Gunakan Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia………………………………………………………………………………………..
4.2 Jenis Jenis Aplikasi Yang Mendukung Pembelajaran Bahasa
Indonesia………………………………………………..............................................................
BAB V PERAN PEMERINTAH DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI UNTUK
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
5.1 Peningkatan SDM…………………………………………………………………………..
5.2 Melengkapi Fasilitas………………………………………………………………………..
5.3 Perlunya Kerja Sama Pemerintah, Sekolah, Dan Masyarakat………………………………
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………………………………...
Saran……………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
ii
PENERAPAN
TEKNOLOGI
DALAM
PEMBELAJARAN
BAHASA
INDONESIA
Disusun Oleh:
1. Azmi Raditya Arasta Harahap 2307210060
2. Dimas Hari Madani 2307210066
3. Ahmad Bukhari Prastio 2307210054
4. Rizky Ramadhan 2307210089
5. Alpin Ferdinan Fahmi 2307210213
iii
iv
BAB I
TEKNOLOGI
1
Pada intinya teknologi itu hasil dari rekayasa perangkat keras (Hardware)
dan perangkat lunak (Software) yang membantu pekerjaan pengguna saat ini
dari lama menjadi cepat, dari susah menjadi mudah.
1.2. Tujuan dan Fungsi Diciptakannya Teknologi
Tujuan tekonologi informasi di ciptakan adalah untuk mempermudah
pengguna dalam melakukan pekerjaan, dapat memecahkan masalah yang
dihadapi pengguna, membuka kreativitas, efektivitas dan efisiensi dalam
melakukan pekerjaan.
2
BAB II
PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
3
Integrasi teknologi dalam pendidikan Bahasa Indonesia memiliki tujuan yang
sangat relevan dengan tuntutan zaman.Salah satunya yaitu meningkatkan minat dan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Melalui penggunaan aplikasi interaktif, video
pembelajaran, dan platform digital, siswa dapat belajar Bahasa Indonesia dengan cara
yang lebih menarik dan juga menyenangkan.Selain itu,teknologi juga berperan penting
dalam mempersiapkan para siswa dan siswi untuk menghadapi tuntutan dunia kerja
yang semakin digital.Kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam Bahasa
Indonesia, terutama dalam bentuk tulisan digital, sangat penting dalam berbagai profesi.
Dengan memanfaatkan teknologi, siswa dan disini dapat berlatih dan mengembangkan
kemampuan tersebut sejak dini.
Pentingnya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar
dan mengajar juga diakui dalam penerapan teknologi pendidikan.Oleh karena itu, media
pembelajaran yang dihasilkan dari teknologi haruslah memiliki potensi yang dapat
mendukung interaksi efektif tersebut.Dalam era digital,media pembelajaran telah
berkembang menjadi beragam jenis,mulai dari yang sederhana hingga yang sangat
canggih.Namun, yang menjadi inti adalah terjalinnya interaksi yang berkualitas antara
pendidik dan peserta didik,yang dapat mendukung proses pembelajaran yang efektif.
4
teknologi ini menjadi instrumen yang mempermudah kegiatan pembelajaran secara
fleksibel, tanpa batasan waktu dan tempat. Terlebih lagi, saat ini banyak lembaga kursus
yang menawarkan pembelajaran online, mendukung pendidikan di luar lingkup sekolah.
5
Keberadaan teknologi pendidikan mampu menghadirkan peningkatan
produktivitas dalam dunia pendidikan, yang sekarang mampu mempercepat proses
belajar.Teknologi ini membantu pendidik untuk mengoptimalkan penggunaan waktu
belajar dengan lebih efisien, sehingga proses kegiatan belajar mengajar dapat diperluas
dengan lebih luas.
Semua perubahan ini sangat relevan dengan peran teknologi dalam transformasi
pendidikan Bahasa Indonesia di era digital.Teknologi pendidikan tidak hanya
mengakselerasi proses belajar mengajar, tetapi juga mengubah paradigma pembelajaran.
Pendidik bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, dan peserta didik memiliki akses
luas terhadap informasi.
Dalam era disrupsi dan pandemi seperti dulu, teknologi pendidikan menjadi
jembatan utama untuk menjaga kelangsungan pendidikan .Namun, hal ini juga menuntut
peningkatan kesiapan sumber daya manusia dalam memanfaatkan teknologi secara
efektif, dan inilah bagian penting dari transformasi pendidikan yang sedang terjadi.
6
Peran teknologi pendidikan juga sangat penting dalam menyediakan platform
yang sesuai untuk pembelajaran jarak jauh, terutama dalam konteks pandemi seperti
dulu. Alat video konferensi seperti Google Meet dan Zoom menjadi sarana utama.
Diharapkan bahwa teknologi ini dapat meningkatkan kemampuan manusia melalui
berbagai media komunikasi dan memberikan pengalaman pembelajaran yang
baru.Pendidik, sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, perlu merancang strategi
agar pembelajaran sesuai untuk menjaga agar peserta didik tidak merasa jenuh.
7
pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat membuat pembelajaran bahasa Indonesia
menjadi lebih menarik dan bervariasi.
8
perangkat keras dan lunak tersebut memberikan keuntungan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, seperti meningkatkan aksesibilitas terhadap materi, meningkatkan
keterlibatan siswa-siswi,dan membantu mengembangkan keterampilan Bahasa
Indonesia dengan pendekatan yang lebih interaktif dan menarik. Namun, perlu diingat
bahwa penggunaan perangkat keras dan lunak harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan mendukung pembelajaran yang efektif.
B.Moodle: Platform ini menyediakan berbagai alat untuk membuat kursus online,
termasuk pengunggahan materi, diskusi, penilaian, dan berbagai aktivitas interaktif.
C.Edmodo: Platform ini memungkinkan guru dan siswa untuk berkomunikasi, berbagi
materi, mengatur tugas, dan berpartisipasi dalam diskusi melalui lingkungan virtual
yang aman.
9
Berikut adalah penggunaan Media Sosial dalam Meningkatkan Keterampilan Bahasa
Indonesia:
B.Akses ke Konten Autentik: Siswa dapat mengakses berbagai konten Bahasa Indonesia
yang autentik, termasuk video, blog, artikel, dan materi pembelajaran yang dibagikan
oleh para penutur asli atau ahli di bidang Bahasa Indonesia.
10
BAB III
Dampak Dari Teknologi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
11
dapat menggunakan podcast atau rekaman suara. Dengan demikian, teknologi
memungkinkan diferensiasi pembelajaran yang lebih baik, dengan mengakomodasi
gaya belajar siswa secara individu.
Namun, penting untuk mengingat bahwa teknologi hanyalah alat. Peran guru
tetap sangat penting dalam membimbing dan mendukung siswa dalam proses
pembelajaran bahasa. Guru dapat mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran
mereka, mengarahkan siswa untuk menggunakan sumber daya dengan bijak, dan
memberikan umpan balik yang konstruktif.
12
Disinilah peran dan fungsi teknologi informasi untuk menghilangkan
berkembangnya sel dua, tiga dan empat berkembang di banyak institusi pendidikan
yaitu dengan cara:
1) Meminimalisir kelemahan internal dengan mengadakan perkenalan teknologi
informasi global dengan alat teknologi informasi itu sendiri (radio, televisi, computer ) .
2) Mengembangkan teknologi informasi menjangkau seluruh daerah dengan teknologi
informasi itu sendiri (Wireless Network connection, LAN ).
3) Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi
informasi agar dapat terdampingan dengan teknologi informasi melalui alatalat
teknologi informasi.
Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam
manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia
pendidikan terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003:87) menemukan beberapa
tujuan pemanfaatan TIK, yaitu : memperbaiki competitive positioning; meningkatkan
brand image; meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; meningkatkan
kepuasan siswa; meningkatkan pendapatan; memperluas basis siswa; meningkatkan
kualitas pelayanan; mengurangi biaya operasi; dan mengembangkan produk dan
layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan
di Indonesia yang berlomba-lomba berinvestasi dalam bidang TIK untuk memenangkan
persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang
bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada sel satu yaitu
lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat.
13
Adapun Dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi di dunia Pendidikan. Terbagi atas 2 yaitu Dampak Positif dan Dampak
Negatif.
Menurut Christyn Elisabeth Siagian (2012) dalam Sudibyo (2011) dampak positif
teknologi informasi dalam dunia pendidikan adalah:
1. informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk
kepentingan pendidikan
2. inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi elearning
yang semakin memudahkan proses pendidikan
3. kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga akan memungkinkan
berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak
mengahruskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan, sistem
administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena
penerapan sistem telnologi informasi dan komunikasi,
Menurut Jamal Makmur Asmani, (2011) dalam Sudibyo (2011) dapat dilihat
beberapa dampak negatif dari pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan
antara lain:
1. Pelajar atau juga mahasiswa menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara
berlebihan. Hal ini bisa terjadi ketika siswa/mahasiswa tidak memiliki sikap skeptic
serta kritis terhadap sesuatu hal yang baru. Apalagi dalam konteks dunia maya (internet)
mereka secara tidak langsung telah masuk di dalam dunia yang over free, maka sangat
penting adanya kedua sikap di atas untuk menjadi benteng atau filter dari segala sumber
informasi yang ada. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya ialah perhatian dari orang
tua juga sangat berperan dalam menanamkan nilai-nilai tentang sebuah norma agama
sebagai landasan hidup.
2. Tindakan kriminal (Cyber Crime). Di dalam dunia pendidikan hal ini dapat terjadi,
misalnya pencurian dokumen atau asset penting tentang sebuah tatanan pendidikan yang
sesungguhnya dirahasiakan (dokumen mengenai ujian akhir atau negara) dengan media
internet.
3. Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing individu, baik bagi
pelajar/siswa/mahasiswa maupun pengajar/guru/dosen. Hal ini dapat dilihat misalnya
pada system pembelajaran yang bersifat virtual maupun e-learning. Di mana sistem
pembelajaran yang tidak saling bertemu antara peserta didik dengan pengajar, maka
dapat terjadi peserta didik kurang aktif dalam sistem pembelajaran dan hasilnya tidak
maksimal.
14
Menurut Mumtaz (2019) Manfaaat teknologi dalam pembelajaran Indonesia adalah:
1. Pembelajaran yang Lebih Menarik: Teknologi membuat pembelajaran lebih menarik
dan interaktif, yang dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar Bahasa Indonesia.
2. Akses Terhadap Sumber Daya Luar: Siswa dapat mengakses sumber daya Bahasa
Indonesia dari berbagai sumber di seluruh dunia, memperkaya pemahaman mereka
tentang bahasa dan budaya.
3. Pembelajaran Mandiri: Siswa dapat belajar Bahasa Indonesia secara mandiri dengan
bantuan teknologi, mengembangkan kemandirian dalam pembelajaran.
4. Pengajaran yang Disesuaikan: Teknologi memungkinkan guru untuk memberikan
pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, membantu
mereka memahami dan menguasai Bahasa Indonesia dengan lebih baik.
d. Mahal nya biaya pengadaan dan penggunaan fasilitas TIK. Hal ini dikembalikan lagi
kepada pemerintah. Dapat kita lihat pemerintah masih sedikit mengalokasikan dana
15
untuk pengadaan fasilitas TIK yang dapat menunjang pendidikan Indonesia. Sebagai
contoh, pengadaan fasilitas di daerah pedesaan masih sangat minim. Sementara di kota
sudah hampir merata, terutama di lembaga-lembaga pendidikan unggulan.
16
1. Kurangya Dukungan
Para guru di sekolah menengah sering merasakan banyak tekanan dari para
pemimpin sekolah untuk menggunakan TIK dalam pengajaran mereka (Wikan dan
Molster, (2011). Untuk memiliki integrasi TIK yang sukses dalam pengajaran, maka
kepala sekolah perlu memberikan dukungan yang tepat kepada para guru; pertama,
mengintegrasikan penggunaan TIK perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum dan guru
harus memiliki rencana yang jelas untuk menggunakan TIK dalam pengajaran. Kedua,
kepemimpinan sekolah perlu memiliki visi dan misi yang jelas untuk mengintegrasikan
teknologi, dan memiliki rencana untuk mewujudkannya dan berinvestasi dalam TIK
untuk pembelajaran di kelas. Ketiga, pemerintah perlu mengalokasikan investasi
infrastruktur pendidikan yang mendorong penggunaan TIK.
Sementara itu, terkait kurangnya ketersediaan jaringan, listrik dan sarana pendukung
lainnya, yang meliputi ketersediaan komputer, laptop dan infokus menjadi kendala
kurangnya perlengkapan (lack of equipment). Sebenarnya masalah jaringan bisa
dimasukkan dalam kategori kurangnya dukungan dari manajemen sekolah. Sekolah
harusnya menyediakan anggaran untuk mengadakan fasilitas internet di sekolah. Bila
dikaitkan dengan program gerakan literasi sekolah, indikator bahwa sekolah sudah
menjalankan program literasi digital adalah tersedianya fasilitas internet di sekolah.
2. Kurangnya Perlengkapan
Ditemukan bahwa sebagian besar lembaga memiliki komputer. Tetapi komputer
sangat sedikit dan sebagian besar waktu mereka sedang digunakan oleh siswa yang
menawarkan ilmu komputer dan teknologi informasi (IT) meninggalkan sisa siswa dan
guru dalam dilema. Berbagai penelitian menunjukkan beberapa penelitian alasan
kurangnya akses ke teknologi. Dalam studi Sicilia, guru mengeluh tentang bagaimana
sulitnya memiliki akses ke komputer. Guru mengidentifikasi kekurangan jumlah
komputer yang tidak mencukupi, peripheral yang tidak mencukupi, dan jumlah salinan
perangkat lunak, dan kurangnya akses internet simultan sebagai hambatan utama untuk
implementasi TIK di Indonesia institusi pendidikan. Menurut Balanskatet al. (2006),
aksesibilitas sumber daya TIK tidak menjamin keberhasilan implementasi dalam
pengajaran, dan ini bukan hanya karena kurangnya sarana dan prasarana TIK tetapi juga
karena masalah lain seperti kurangnya perangkat keras yang berkualitas tinggi,
pendidikan yang sesuai perangkat lunak, dan akses ke sumber daya TIK.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian penting dari
kebanyakan organisasi dan bisnis. Komputer mulai ditempatkan di sekolahsekolah pada
awal 1980 an, dan beberapa peneliti menunjukkan bahwa ICT merupakan bagian
penting dari pendidikan untuk generasi berikutnya. Teknologi modern (ICT) banyak
menawarkan di dunia pendidikan, yakni meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di
17
kelas; Pandangan bahwa teknologi baru potensi untuk mendukung pendidikan di
seluruh kurikulum; dan Memberikan kesempatan untuk komunikasi yang efektif antara
guru dan siswa dengan cara yang belum mungkin dilakukan sebelumnya. Upaya
menerapkan TIK dalam Dunia Pendidikan tercapai dengan baik. Tetapi, banyak sekali
tantangan dan hambantan dalam menerapkan pemembelajaran berbasis TIK tersebut.
Khususnya, bagi daerah-daerah terpencil yang tidak tidak bias mengases internet.
1.SDM
Pengembangan staf pengajar agar memilliki kompetensi profesional di bidang ICT.
Ditambah lagi sikap pendidik yang enggan mengikuti perubahan dan rasa takut terhadap
teknologi informasi baru. Jumlah pendidik yang mampu mengaplikasian teknologi baru
sedikit.
2.Kurikulum
Belum adanya standarisasi dan tanggung jawab penerapan teknologi dalam
pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran belum sepenuhnya
memanfaatkan ICT. Evaluasi terhadap proses belajar siswa belum mengacu pada
penerapan ICT. Salah satu solusinya adalah siswa bisa melihat hasil ujiannya di situs
web sekolahnya seperti yang saat ini banyak diterapkan di perguruan tinggi.
3.Hardware
Sangat banyak masalah yang ditemukan disini. Mulai dari susahnya menyediakan
perangkat ICT, kurangnya tenaga ahli yang dapat mengoperasikan perangkat, susahnya
mengikuti perkembangan ICT yang begitu cepat, sampai terbatasnya dana untuk
pemeliharaan serta perbaikan jika terjadi kerusakan.
4.Software
Kurangnya atau sedikit sekali perangkat lunak yang menyediakan semua materi
pelajaran. Terbatasya inovasi pengembangan perangkat lunak untuk mengatasi masalah-
masalah dengan penggunaan ICT. Dan kebanyakan software biasanya mengunakan
bahasa asing seperti bahasa inggris. Tentu saja hal itu akan semakin mempersulit
penggunaan ICT karena harus memahami dulu dengan terlebih dahulu
menterjemahkannya ke dalam bahasa indonesia.
18
5.Dana
Sedikitnya dana yang disediakan untuk memenuhi penerapan ICT. Dana tersebut juga
harus dibagi untuk pemeliharaan dan perbaikan.
19
teknologi informasi khususnya teknologi Internet, sehingga banyak sekali pekerjaan
yang lebih efisien dengan penerapan teknologi informasi tidak dilirik atau bahkan
dihindari penerapannya. Selanjutnya, tidak terdapat komitmen yang kuat dari
pemerintah yang mengakibatkan kacaunya penerapan teknologi informasi khususnya
teknologi Internet di lingkungan pendidikan. Kalaupun institusi pendidikan ditekan
untuk memanfaatkan teknologi informasi, biasanya Kepala atau Pimpinan institusinya
tidak mengetahui dengan persis apa yang harus mereka lakukan, sehingga akhirnya
mencari konsultan yang berbasis vendor tertentu dan berakibat seluruh proyeknya
dikuasai oleh keuntungan semata, bukan menomorsatukan pemanfaatannya.
20
BAB IV
MACAM MACAM MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
4.1 jenis jenis Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa
indonesia
Menurut Fleming (1987: 234) mediator adalah alat atau penyebab yang turut campur
tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan begitu media mengatur hubungan yang
efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan materi pelajaran. Informasi
berupa materi pembelajaran berkaitan erat dengan kemampuan atau kompetensi yang harus
dikuasai siswa. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat disampaikan melalui berbagai saluran
yaitu saluran penglihatan, pendengaran, penglihatanpendengaran, perasaan, dan saluran yang
berwujud penampilan.
21
(Suparno, 1987:8)
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio visual dapat memberikan
banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam PBM. Hubungan guru-siswa tetap
merupakan elemen penting dalam system pendidikan modern. Dalam rangka tujuan tersebut
media sebagai alat bantu, Edgar Dale, mengadakan klasifikasi pengalaman dari tingkat yang
paling konkret sampai yang paling abstrak. Klasifikasii tersebut berhubungan dengan
bagaimana media bisa menghadirkan pengalaman bertingkat-tingkat kekonkretannya sehingga
secara luas kerucut pengalaman tersebut dapat dipakai menentukan alat bantu/media apa yang
paling sesuai untuk mencapai pengalaman belajar tertentu.
Seorang guru pada saat mengajar perlu memilih media pembelajaran yang cocok
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pemilihan media tersebut bisa didasarkan pada
1) ia sudah akrab dengan media tersebut, 2) dapat menggambarkan dengan lebih baik materi
pembelajaran daripada tanpa kehadirannya, 3) dapat lebih menarik perhatian, minat,
menuntunnya menerima materi pembelajaran lebih terorganisasi dan terstruktur.
Heinich (1982) mengajukan perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal
dengan istilah ASSURE (Analyze learner characteristics, State objective, Select, or Modify
media, Utilize, Require learner response, and Evaluated). Secara luas dijelaskan sebagai berikut.
1) menganalisis karakteristik kelompok sasaran, 2) merumuskan tujuan pembelajaran, 3)
memimilih, merancang pengembangan materi dan mediayang tepat, 4) menggunakanmateri dan
media, 5) meminta tanggapan dari siswa, dan 6) mengevaluasi proses belajar.
Beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media adalah 1) sesuai
dengan tujuan pembelajaran, 2) tepat untuk mendukung materi pembelajaran, 3) praktis, luwes,
dan bertahan, 4) guru terampil menggunakannya, 5) pengelompokkan sasaran, dan mutu teknis.
Agar mencapai hasil maksimal guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
penggunaan media. Berkenaan dengan hal tersebut guru hendaknya memilih terlebih dahulu
media manakah yang sesuai dengan bahan dan tujuan pembelajaran. Perlu diperhitungkan juga
apakah penggunaan tersebut sesuai dengan tingkat kematangan siswa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu memilih media yaitu : (1) alasan
atau latar belakang pemilihan media, (2) waktu pemilihan media, (3) pemilih media, dan (4)
cara memilih media.
22
a. Alasan atau latar belakang pemilihan media.
Tidak setiap media dapat digunakan dalam pembelajaran tertentu. Ada alasan yang
melatarbelakangi yaitu :
1) ada berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat dipakai dalam proses
belajar mengajar
2) ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu
3) ada perbedaan karakteristik setiap media
4) ada perbedaan pemakai media
5) ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media digunakakan (Suparno, 1987:8).
Di samping alasan tersebut perlu juga diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan media yaitu : objektivitas pemilihan media, kesesuaian dengan tingkat perkembangan
siswa, situasi dan kondisi siswa (jumlah dan motivasinya).
b. Waktu Memilih Media Pemilihan media hendaknya dilakukan pada saat membuat
perencanaan pengajaran. Bila tujuan telah ditetapkan, pemikhan media sudah dapat dilakukan.
Jadi, dalam hal ini tidak perlu menunggu saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
c. Pemilih media Karena pemilihan media dilakukan pada saat perencanaan pengajaran,
pada umumnya yang memilih media adalah guru itu sendiri. Dalam kondisi tertentu pemilihan
media juga dapat dilakukan oleh pembuat perencanaan pengajaran selain guru atau oleh siswa.
d. Cara memilih media Ada banyak media pembelajaran tetapi tidak dapat dikatakan
media yang satu lebih baik daripada media yang lain. Baik buruknya media diukur sampai
sejauh mana media tersebut dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam memilih media hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
1) Hendaknya dimengerti karakteristik setiap media sehingga dapat diketahui kesesuaian media
tersebut dengan informasi yang akan disampaikan.
2) Hendaknya dipilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3) Hendaknya dipilih media yang sesuai dengan metode yang dapat dipergunakan.
4) Hendaknya dipilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
5) Hendaknya dipilih media yang sesuai dengan jumlah, usia, tingkat pendidikan siswa.
6) Hendaknya dipilih media yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat media
tersebut digunakan.
7) Hendaknya dipilih media yang sesuai dengan kreativitas guru sebab ada beberapa media yang
efektivitas penggunaannya sangat tergantung pada kreativitas guru
8) Hendaknya juga diingat bahwa pemilihan media dilakukan karena media tersebut merupak6n
barang baru atau satu-satunya media yang dimiliki guru (Suparno; 1987:10-11).
23
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengklarifikasikan media yaitu : (1)
berdasarkan karakteristiknya, (2) berdasarkan dimensi presentasinya, dan (3) berdasarkan
pemakainya.
a. Berdasarkan karakteristiknya Rudy Bietz (dalam Suparno, 1987:11) mengemukakan bahwa
media mempunyai lima macam karakteristik utama yaitu : suara, gerak, gambar, garis, dan
tulisan. Media ada yang memiliki karakteristik tunggal dan ada juga media yang memiliki
karakteristik ganda.
b. Berdasarkan dimensi presentasi Media dapat dibedakan menurut lama dan sifat presentasinya
1) Lama presentasi
a) Presentasi sekilas : informasi yang dikomunikasikan hanya sekilas berlalu saja. Contoh :
radiom film, TV, flash card.
b) Presentasi tak sekilas : informasi yang ikomunikasikan berlangsung relatif lama. Contoh :
slidem, film, strip, OHP, kubus, struktur.
2) Sifat presentasi Dilihat dari sifat presentasinya media dapat dibedakan menjadi:
a) Media dengan presentasi kontinyu atau tidak dapat diputus dengan program lain. Misainya:
radio, TV, film
b) Media dengan presentasi tak kontinyu Misainya : OHP, flouchart, slot board
c. Berdasarkan pemakainya Berdasarkan pemakainya media dapat dibedakan atas : (1) media
untuk kelas besar, (2) media untuk kelas sedang, dan (3) media untuk kelas kecil. Media juga
dapat dibedakan atas . (1) media untuk siswa TK, (2) media untuk siswa S1D, (3) media untuk
siswa SMP, (4) media untuk siswa SMA, dan (5) media untuk mahasiswa. Berikut ini klasifikasi
media yang diadaptasi dari klasifikasi Komp. (Suparno, 1987:13).
24
dapat dibuat dengan memasang tali tali pada papan tulis biasa atau papan tripleks. Jarak tali
yang satu dengan lainnya disesuaikan dengan besar kecilnya kartu yang akan dipasang. Kartu-
kartu yang dapat dipasang adalah kartu kata, kartu suku kata, kartu huruf.
e. Papan selip (Slot board)
Bahan untuk membuatnya adalah tripleks atau karton dengan ukuran kurang lebih 60 x 40 cm.
Pada papan tersebut dipasang beberapa buah kantong dari bahan lama, membujur dari kanan ke
kiri. Kartu yang diselipikan biasanya, berupa kartu kata dan kartu tanda baca.
f. Gambar seri (flow chart atau gambar susun).
Media ini terbuat dari kertas manila lebar berisi beberapa buah gambar yang berhubungan satu
dengan lainnya sehingga merupakan rangkaian cerita. Gambar yang digunakan dalam media ini
adalah gambar mnemonis yaitu gambar yang dapat menimbulkan gagasan pada rangkaian
kejadian tertentu.
g. Wall chart
Media ini berupa gambar, denah bagan, atau skema yang digantungkan pada dinding kelas.
Gambar-gambar tersebut dikelompokkan menurut jenisnya, misainya : kelompok gambar
boneka bernyawa, kelompok gambar perbuatan, dan sebagainya. Gambar pada wall chart (carta
gambar) ini merupakan gambar sernantis.
h. Flash card
Media ini berupa kartu-kartu berukuran 15 x 40 cm sebanyak 30 - 40 buah. Setiap kartu berisi
gambar yang berbentulk stick figur yaitu gambar yang berupa garis-garis sederhana tetapi sudah
menggambarkan pesan yang jelas dan tidak disertai tulisan apapun.
i. Kubus struktur
Media ini terdiri dari beberapa buah kubus yang terbuat dari .. kayu, triplek, atau karton. Pada
keenam sisi kubus bertuliskan kata-kata tertentu yang dapat menduduki gatra subjek, predikat,
objelk, atau gatra keterangan.
j. Bumbung substitusi
Media ini berupa tabung atau bumbung panjang yang pada bagian luarnya dilapisi atau
dilengkapi kertas manila yang dapat diputar-putar. Jurnlah kertas pelingkup adalah tiga atau
empat sesuai dengan jumlah gatra kalimat yang akan disubstitusi. Setiap kertas pelingkup ditulis
kata-kata yang dapat mengisi gatra yang sama, berderet dari atas ke bawah.
k. Kartu gambar
Media ini terbuat dari kartu-kartu kecil berukuran 8 x 9 cm. Setiap kartu berisikan gambar yang
dtperoleh dengan jalan menempelkan guntungan gambar dari majalah atau yang lain. Gambar
yang ditempelkan bisa tematis, mnenonis, atau semantis. Jumlah kartu kurang lebih 50 buah.
Media ini berguna untuk melatih keterampilan berbicara Menggunalkannya dengan cara
bermain seperti main domino.
l. Reading box
25
Media ini terdiri dari sebuah kotak yang berisi seperangkat teks atau bacaan lengkap dengan
pertanyaan dan kunci jawaban. Materi bacaan beragam dan taraf kesukarannya berbedabeda.
Setiap panjang bacaan menggunakan kertas yang warnanya berbeda. Reading box berguna
untuk melatih kernampuan membaca yang bertolak dari prinsip membaca progresif.
m. Reading machine
Media ini berfungsi melatih keterampilan membaca cepat. Peralatannya berupa mesin
sederhana yang dapat memutar atau mengganti lembaranlembaran bacaan yang terdiri dari satu
kalimat atau satu paragraf pendek. Tugas siswa membaca lembaran - lembaran yang
dimaksudkan secara cepat.
n. Modul
Selain sebagai suatu nama suatu sistem pengajaran, modul juga merupakan nama suatu media.
Media ini berupa suatu perangkat yang terdiri atas komponen .- (1) lembar petunjuk guru, (2)
lembar petunjuk siswa, (3) lembar kegiatan, (4) lembar kerja, (5) lembar kunci kerja, (6) lembar
tes, (7) lembar kunci tes. Untuk mempelajari sebuah modul siswa pertama kali membaca
petunjuk untuk siswa, membaca dan mengerjakan lembar kegiatan, setelah memahaminya siswa
boleh melangkah ke lembar berikutnya, dan mencocokkan dengan kunci kerja. Demikian modul
demi modul dikerjakan sampai seluruh modul selesai.
b. Media Pandang Berproyeksi
Media pandang berproyeksi juga ada beberapa macam. Berikut satu persatu dijelaskan :
1.OHP
OHP merupakan alat yang dipakai untuk memproyeksikan suatu objek transparan ke
permukaan layar. Perangkat lunak yang menyertai penggunaan media ini berupa program dalam
transparansi. Pengisian program pada transparansi dapat dilakukan dengan fotokopi atau
menulisnya dengan spidol logam transparansi dapat diklasifikasikan menjadi 6 macam yaitu 1)
program pengganti papan tulis, (2) program transparansi lepas, (3) program silhoute, (4)
program overlays, (5) program revelation, (6) program gerak.
2. Slide
Media ini terdiri dari perangkat keras berupa proyektor slide dan perangkat lunak berupa slide.
Presentasi media ini dilakukan dengan cara memproyeksikan slide satu per satu.
3. Film strips
Media ini hampir sama dengan slide. Bedanya gambar-gambarnya merupakan rangkaian dalam
satu film. Cara memakainya dengan memutar satu persatu tanpa mengurutkan.
4. Film bisu
Media ini memproyeksikan rangkaian gambar - gambar film positif secara kontinyu dengan
kecepatan putar tertentu sehingga seolah-olah gambar tersebut kelihatan bergerak. Pada waktu
mempresentasikan guru bisa menambahkan kornentar seperlunya
5. Film loop
26
Media ini terdiri dari perangkat keras, maupun proyektor film loop sedangkan perangkat
lunaknya program yang berupa gulungan atau roi film/karet. Program ini lebih pendek daripada
film bisu karena hanya mempresentasikan suatu adegan atau gerakan tertentu saja.
6. Episcope atau epidiascope
Media ini mirip dengan 0HP. Media ini memproyeksikan benda-benda opaque. Bendabenda
yang dapat diproyeksikan oleh epidiascope adalah benda-benda yang sesungguhnya, modal,
spesimen, gambar, dan sebagainya
7. Media Dengar
Yang termasuk media dengar adalah rekaman , radio, piringan hitam.
8. Rekaman
Media rekaman sangat sesuai untuk melatih keterampiian ekspresi lisan dan komprehensi lisan.
9. Radio
Bila tidak ada pemancar khusus untuk siaran pendidikan, fasilitas yang disediakan oleh RRI
pada jam - jam tertentu dapat dimanfaatkan. Bentuk program siaran radio adalah program dalam
bentuk pidato, program dalam bentuk dialog atau tanya jawab, dan program dalarn bentuk
drama atau sandiwara.
10. Piringan hitam
Media ini mirip dengan rekaman. Dewasa ini media ini sudah tidak banyak atau jarang
digunakan lagi.
11. Media Pandang Dengar
Beberapa media yang termasuk media pandang dengar adalah sound slide, film suara, televisi,
dan VTR.
a.Sound slide (slide suara, slide tape, atau photoplay)
Media ini merupakan perpaduan slide dengan rekaman. Penggunaan media ini dengan
memproyeksikan slide yang telah diurutkan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan
urutan kejadian yang pemuculannya dilakukan satu persatu disertai norasi hasil pemutaran pita
rekaman.
b. Film suara
Media ini pada prinsipnya sama dengan film suara yang disertai suara suara yang diisikan dapat
berupa komentar, dialog, monolog, suara musik, maupun suara alam.
c. Televisi
Sebagai media pembelajaran media ini dapat digunakan secara langsung maupun tidak
langsung. Cara langsung dilakukan dengan jalan mempresentasikan materi pelajaran pada acara
yang memang direncanakan khusus untuk pembinaan bahasa Indonesia. Cara tidak langsung
27
dilakukan dengan memanfaatkan acara siaranumum, misalnya film, sandiwara, dan acara lain,
untuk pembelajaran bahasa Indonesia.
Secara umum, aplikasi adalah suatu subkelas dari suatu perangkat lunak komputer
yang memanfaatkan kemampuan komputer secara langsung untuk melakukan suatu tugas
yang diinginkan pengguna. Aplikasi dapat juga dikatakan sebagai penerjemah perintah-
perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh
perangkat keras. Selain bisa membantu dan mempercepat proses pekerjaan manusia, aplikasi
juga bisa menciptakan hasil yang lebih akurat dalam memecahkan permasalahan.ada beberapa
jenis aplikasi yang dapat digunakan dalam media pembelajaran bahasa Indonesia yaitu sebagai
berikut:
a.kahoot
b.edmodo
28
mana saja. Guru dapat membuat kelas sesuai kehendaknya kemudian memberikan kode kepada
siswa yang akan bergabung.
c.zenius
Zenius merupakan aplikasi pembelajaran online yang sangat cocok digunakan untuk
belajar di rumah saat masa pandemi Covid-19 ini. Zenius menyediakan kanal belajar dalam
jaringan (online) untuk siswa sekolah dasar hingga menengah atas. Zenius
menyediakan layanan akses pendidikan dalam format video berbahasa Indonesia yang disajikan
secara online melalui website (zenius.net) dan aplikasi ponsel. Hingga Desember 2020, Zenius
memiliki lebih dari 16 juta pengguna.
d.google classroom
Google classroom adalah salah satu produk dari google. Google Classroom
merupakan layanan online gratis untuk sekolah, lembaga non-profit, dan siapa pun yang
memiliki Akun Google. Google Classroom memudahkan siswa dan guru agar tetap terhubung,
baik di dalam maupun di luar kelas. Membuat dan mengelola kelas, tugas, dan nilai secara
online tanpa kertas. Menambahkan materi ke tugas, seperti video YouTube, survei Google
Formulir, dan item lainnya dari Google Drive.
BAB V
Kualitas sumber daya manusia unggul merupakan tugas bersama dalam menciptakan
suatu bangsa negara yang makmur.
Melalui SDM yang unggul, tangguh dan berkualitas baik secara fisik dan mental akan
berdampak positif tidak hanya terhadap peningkatan daya saing dan kemandirian
bangsa, namun juga dalam mendukung pembangunan nasional.
Terkait dengan hal tersebut, ada beberapa strategi atau peranan yang dilakukan
pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di antara nya, pertama,
perluasan dan pemerataan sistem pendidikan yang baik dan bermutu.
29
Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan adanya sistem pendidikan yang
menyeluruh terutama terkait dengan kualitas pendidikan dan disesuaikan dengan
kebutuhan manusia dan keadaan di lapangan.
Strategi atau peranan tersebut tentu saja membutuhkan kerjasama dari semua pihak
Kesadaran serta semangat untuk terus meningkatkan kualitas diri dan daya saing juga
diperlukan dari generasi muda yang merupakan agen pembangunan bagi bangsa ini.
Dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka target dalam pembangunan dapat
tercapai.Kedua peningkatan kualiatas pelayanan publik dengan perbaikan kualitas dan
pelaksanaan pembangunan yang seimbang dengan hal tersebut maka akan berpengaruh
terhadap masyarakat dimana dengan pelayanan yang baik kepada masyarakat dapat
memberikan contoh kepada masyarakat dalam hal berperilaku kepada masyarakat
lainnya.
30
Pemerintah memegang peranan penting dalam menyiapkan program-program strategis
guna menghasilkan SDM berkualitas dan siap memasuki pasar kerja.
Strategi atau peranan tersebut tentu saja membutuhkan kerjasama dari semua pihak
Kesadaran serta semangat untuk terus meningkatkan kualitas diri dan daya saing juga
diperlukan dari generasi muda yang merupakan agen pembangunan bagi bangsa ini.
Dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka target dalam pembangunan dapat
tercapai.
Dalam rangka menyiapkan sekolah memasuki era revolusi industri 4.0 serta memenuhi
Nawa Cita ketiga, yakni "Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat
Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan", Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan program Digitalisasi Sekolah. Alokasi
dana pengembangan program tersebut disiapkan melalui dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) berupa BOS Afirmasi dan BOS Kinerja.
“Dua tahun yang lalu, Bapak Presiden Jokowi memberikan arahan supaya segera
merealisasikan penggunaan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) untuk
mempercepat akses pelayanan pendidikan di wilayah-wilayah pinggiran,” terang
Mendikbud Muhadjir Effendy.
Menurut Mendikbud, salah satu tantangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah
akses pendidikan di daerah pinggiran, pendidikan karakter, dan perkembangan
teknologi yang harus diimbangi keahlian dan kemampuan.
31
"Oleh karena itu, untuk mempercepat dan meningkatkan akses (pendidikan) yang belum
merata itu, kita akan bangun mulai dari pinggiran dulu melalui digitalisasi sekolah,” ujar
kemendikbud.
“Guru dan siswa makin mudah mengakses bahan ajar. Guru, siswa kepala sekolah dan
unsur pendidikan juga bisa mengaksesnya. Selain itu, komunitas guru bisa bekerja sama
membuat materi bahan ajar digital, membuat tes ujian harian secara bersama-sama, baik
di luar jaringan atau offline maupun dalam jaringan atau online,” tutur Sekretaris
Jenderal (Sesjen) Kemendikbud Didik Suhardi yang juga selaku Pelaksana Tugas (Plt.)
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
32
2019. Pada kesempatan ini, Mendikbud membagikan komputer tablet kepada 1.142
siswa yang terdiri dari 508 siswa kelas 6, 303 siswa kelas VII, dan 331 kelas X.
Komputer tablet yang dibagikan telah diisi dengan buku elektronik dan aplikasi Rumah
Belajar yang dapat digunakan untuk mengakses materi dengan atau tanpa jaringan
Internet.
Selain komputer tablet yang akan digunakan oleh masing-masing siswa, setiap
sekolah juga akan menerima satu unit PC server, satu unit laptop, harddisk, router,
LCD, dan speaker. “Nanti penggunaanya untuk siswa kelas VI, kelas VII dan kelas X.
tapi sifatnya dipinjamkan, jadi tidak boleh dibawa pulang ke rumah,” terang Didik
Suhardi.
Proses pengadaan komputer tablet dapat dilakukan secara langsung dan mandiri
oleh sekolah dengan menggunakan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah)
tanpa perlu melakukan lelang Pengadaan Barang. Sesjen Kemendikbud mengimbau
agar para Kepala Dinas Pendidikan dapat aktif memberikan pembinaan kepada para
Kepala Sekolah. ”Juga, mengawasi sekolah agar betul-betul memberikan peralatan yang
sesuai dengan yang diharapkan. Jangan sampai membeli yang tidak diperlukan,”
ungkapnya.
"Sekali lagi dengan digulirkannya platform digital ini bukan berarti proses
belajar konvensional tidak berlaku, tetapi tetap penting. Karena tatap muka antara siswa
dengan guru masih menjadi cara yang paling baik.
Dalam rangka menyiapkan sekolah memasuki era revolusi industri 4.0 serta
memenuhi Nawa Cita ketiga, yakni "Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan
Memperkuat Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan", Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan program Digitalisasi
Sekolah. Alokasi dana pengembangan program tersebut disiapkan melalui dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) berupa BOS Afirmasi dan BOS Kinerja.
33
“Dua tahun yang lalu, Bapak Presiden Jokowi memberikan arahan supaya segera
merealisasikan penggunaan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) untuk
mempercepat akses pelayanan pendidikan di wilayah-wilayah pinggiran,” terang
Mendikbud Muhadjir Effendy.
Menurut Mendikbud, salah satu tantangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini
adalah akses pendidikan di daerah pinggiran, pendidikan karakter, dan perkembangan
teknologi yang harus diimbangi keahlian dan kemampuan.
"Oleh karena itu, untuk mempercepat dan meningkatkan akses (pendidikan) yang belum
merata itu, kita akan bangun mulai dari pinggiran dulu melalui digitalisasi sekolah,” ujar
Mendikbud.
34
“Guru dan siswa makin mudah mengakses bahan ajar. Guru, siswa kepala
sekolah dan unsur pendidikan juga bisa mengaksesnya. Selain itu, komunitas guru bisa
bekerja sama membuat materi bahan ajar digital, membuat tes ujian harian secara
bersama-sama, baik di luar jaringan atau offline maupun dalam jaringan atau online,”
tutur Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbud Didik Suhardi yang juga selaku
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Pemberian tablet untuk siswa bertujuan agar para siswa mudah membawanya,
paling ringan, aplikasinya mudah untuk di-update, serta paling mudah untuk
dimodifikasi. Para siswa dapat dengan mudah menonton video pembelajaran melalui
tablet," terang Didik Suhardi.
Selain komputer tablet yang akan digunakan oleh masing-masing siswa, setiap
sekolah juga akan menerima satu unit PC server, satu unit laptop, harddisk, router,
LCD, dan speaker. “Nanti penggunaanya untuk siswa kelas VI, kelas VII dan kelas X.
tapi sifatnya dipinjamkan, jadi tidak boleh dibawa pulang ke rumah,” terang Didik
Suhardi.
Proses pengadaan komputer tablet dapat dilakukan secara langsung dan mandiri
oleh sekolah dengan menggunakan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah)
tanpa perlu melakukan lelang Pengadaan Barang. Sesjen Kemendikbud mengimbau
agar para Kepala Dinas Pendidikan dapat aktif memberikan pembinaan kepada para
Kepala Sekolah. ”Juga, mengawasi sekolah agar betul-betul memberikan peralatan yang
sesuai dengan yang diharapkan. Jangan sampai membeli yang tidak diperlukan,”
ungkapnya.
"Sekali lagi dengan digulirkannya platform digital ini bukan berarti proses
belajar konvensional tidak berlaku, tetapi tetap penting. Karena tatap muka antara siswa
35
dengan guru masih menjadi cara yang paling baik. Cara yang paling tepat untuk
mendidik anak terutama dalam rangka membentuk karakter siswa,” jelas Mendikbud.
“Kunci berhasil atau tidaknya program digitalisasi sekolah ada pada guru. Jadi
kompetensi guru harus baik. Guru harus belajar tiap hari baik bersama instruktur,
belajar sendiri, ataupun belajar dengan koleganya dalam asosiasi guru,” tutur
Mendikbud.
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
Teknologi berasal dari kata “technologia” atau bisa juga berasal dari kata “techno”.
Makna dari kedua kata tersebut adalah keahlian dan pengetahuan. Sehingga teknologi
pada umumnya adalah sebuah keahlian atau hal-hal yang juga berkaitan dengan
pengetahuan. Teknologi merupakan sebuah perkembangan perangkat keras (hardware)
maupun perangkat lunak (software) yang didasari ilmu pengetahuan dengan seiring
perkembangan jaman dan didasari kebutuhan pengguna saat ini. Adapun Jenis-jenis
teknologi yang digunakan untuk pembelajaran bahasa Indonesia yaitu
Komputer,laptop,Proyektor,Layar Interaktif,dan Platform Pembelajaran Online.
Sedangkan Aplikasi yg digunakan untuk mendukung pembelajaran bahasa Indonesia
yaitu aplikasi e-learning, Moodle, alat bantu seperti kamus digital, pemeriksa ejaan
otomatis, Edmodo, Schoology, kahoot, edmodo, zenius, dan lain lain.Manfaat teknologi
dalam pembelajaran bahasa Indonesia ialah membuat Pembelajaran menjadi Lebih
Menarik,dapat mengakses Terhadap Sumber Daya Luar,Pembelajaran
Mandiri,Pengajaran yang Disesuaikan.Jadi untuk penerapan teknologi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sangat di perlukannya peran pemerintah untuk
mendukung penggunaan teknologi dalam pembelajaran khusus nya pembelajaran
bahasa Indonesia.
36
SARAN
Kedepan nya pemerintah harus bisa mendukung penggunaan teknologi dalam
pembelajaran,khususnya pembelajaran bahasa Indonesia dan di harapkan dengan
adanya teknologi dapat membantu pembelajaran semaksimal mungkin untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Murhada, Y. C. G. (2001) Pengantar Teknologi Informasi. 1st edn. Jakarta: Mitra
Wacaan Media.
37
Sinaga, M. (2023) digitalisasi sekolah percepat perluasan akses pendidikan berkualitas
di daerah 3T
Soeparno. 1989. Media Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: DW
38