Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Psiko-Edukasi, Mei (1-13)

Hubungan Antara Kedekatan Emosional Siswa... (Claudia Wahyu)


Vol. 1
12, 2014
ISSN: 1412-9310

HUBUNGAN ANTARA KEDEKATAN EMOSIONAL SISWA PADA


ORANGTUA DAN KEBERADAAN PSIKOLOGIS SISWA
MARIA CLAUDIA WAHYU TRIHASTUTI
Dosen Prodi BK FKIP Unika Atma Jaya

Abstrak

Kedekatan emosional pada orangtua adalah derajat perasaan aman yang dipersepsi siswa dalam berinteraksi
dengan orangtua. Keberadaan psikologis siswa adalah tingkat kepuasan siswa mengenai pengalaman hidup, antara
lain berkaitan dengan rasa optimis, rasa mampu mengontrol kehidupan dan penentuan nasib sendiri, penguasaan
lingkungan dan kemanjuran diri (self efficacy), serta pertumbuhan dan kegiatan bermakna (growth dan meaningful
pursuits). Penelitian ini merupakan survei dengan menggunakan skala penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
komponen dismissing attachment style dan komponen secure attachment style adalah dua gaya kedekatan emosional
pada orangtua yang banyak dialami oleh siswa. Pada variabel keberadaan psikologis, sebagian besar siswa memiliki
tingkat keberadaan psikologis pada klasifikasi sedang. Komponen yang banyak dialami siswa pada penelitian ini
adalah komponen optimis dan komponen self efficacy. Hasil analisis korelatif menunjukkan bahwa terdapat korelasi
negatif antara gaya fearful/avoidance attachment style dan keberadaan psikologis; korelasi negatif antara preoccupied
attachment style dan keberadaan psikologis; dan korelasi negatif antara komponen dismissing attachment style dan
keberadaan psikologis. Hubungan antara komponen secure attachment dan keberadaan psikologis menunjukkan hasil
yang tidak signifikan.

Kata kunci: kedekatan emosional, keberadaan psikologis

Abstract

Emotional attachment to parents is a degree of safety feeling perceived by students in an interaction with
their parents. Students’ psychological existence is a degree of students’ satisfaction of life experience, which among
other is related to optimism, self-restraint, self-determination, vicinity control and self-efficacy, as well as growth
and meaningful pursuits. This study used a survey method using an evaluation scale. Findings demonstrated that the
component of dismissing attachment style and the component of secure attachment style are the two emotional
attachment styles that most experienced by students. As for psychological existence variable, most of the students
had a degree of psychological existence of moderate. The components most experienced by students in this study were
optimistic component and self-efficacy component. Correlation analysis showed that there was a negative correlation
between fearful/avoidance attachment style and psychological existence; a negative correlation between preoccupied
attachment style and psychological existence; and a negative correlation between dismissing attachment style and
psychological existence. The relationship between secure attachment component and psychological existence showed
an insignificant result.

Key words: Emotional attachment, psychological existence

PENDAHULUAN perkembangan potensi diri. Setelah seorang


individu memasuki tahapan usia sekolah, lingkungan
Individu tumbuh dan berkembang dalam baru yang dialami individu adalah sekolah.
sebuah keluarga. Keluarga menjadi lingkungan Tujuan pendidikan adalah tercapainya
so sial pertama yang mempengaruhi perkembangan optimal peserta didik sesuai dengan

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
2 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 12 NO. 1, 2014 (1-13)

tahapan perkembangannya. Undang-Undang well-being pada penelitian ini akan disebut sebagai
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang keberadaan psikologis. Individu yang memiliki
Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa level keberadaan psikologis tinggi cenderung
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan merasa pengalaman hidupnya sebagai pengalaman
kemampuan dan membentuk watak serta yang memuaskan, menyenangkan serta berharga,
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka menentukan tujuan-tujuan di dalam hidup,
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berusaha untuk mencapai t ujuan, dan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi menggerakkan sumberdaya/potensi ketika
manusia yang beriman dan bertakwa kepada menemukan kesulitan dalam perjalanan hidup.
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, Keberadaan psikologis merupakan
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga perasaan yang dihasilkan dari interaksi individu
negara yang demokratis serta bertanggung jawab dengan orang lain. Seperti yang diuraikan oleh
(www.unpad.ac.id). Erikson (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009)
Pelaksanaan proses pendidikan disesuaikan bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh
dengan kurikulum dan ketentuan dari setiap institusi faktor sosial dan budaya. Orangtua merupakan
pendidikan. Semua peserta didik di dalam institusi makhluk sosial pertama yang berinteraksi dengan
yang sama mengalami proses pendidikan yang individu. Pengalaman berinteraksi dengan orangtua
sama pula. Sekalipun demikian, proses pendidikan akan menentukan bagaimana individu memandang
menghasilkan dampak berbeda bagi diri dan lingkungannya. Bowlby (dalam Baron,
perkembangan masing-masing peserta didik. Branscombe, & Byrne, 2009) menyatakan bahwa
Perbedaan dampak proses pendidikan yang bagaimana orangtua atau pengasuh memberi
dialami peserta didik disebabkan karena adanya respon terhadap perilaku dan kebutuhan bayi
faktor internal yang turut mempengaruhi menghasilkan pengetahuan di dalam diri bayi
perkembangan individu. Faktor internal yaitu bahwa dirinya berharga dan dicintai atau
faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sebaliknya tidak berharga dan tidak dicintai. Selain
mengalami proses pendidikan. menghasilkan pengetahuan mengenai seberapa
Faktor internal yang turut mempengaruhi berharga dirinya, respon orangtua atau pengasuh
keberhasilan proses pendidikan antara lain adalah terhadap bayi juga menghasilkan penilaian bayi
bagaimana peserta didik memandang dirinya dan mengenai orang lain, apakah orang lain (orangtua/
lingkungannya. Individu yang cenderung pengasuh) adalah figur yang dapat dipercaya dan
memandang dirinya positif memiliki kemampuan diandalkan atau sebaliknya.
untuk mengatasi masalah dalam proses pendidikan Sikap bayi terhadap diri dan orang lain
akan berusaha dengan tekun menyelesaikan setiap yang terbentuk dari pengalaman awal berinteraksi
hambatan yang ditemukan. Konsep ini hampir dengan orangtua/pengasuh membentuk konsep
sama dengan konsep personal well-being yang attachment style, yaitu derajat perasaan aman
dikemukakan oleh Prilleltensky & Prilleltensky yang dirasakan individu dalam suatu interaksi sosial
(2006) bahwa personal well-being mencakup (Bowlby dalam Baron & Byrne, 2009).
perasaan puas terhadap dan pemenuhan seluruh Attachment style yang selanjutnya dalam
bagian kehidupan seseorang. Selanjutnya personal penelitian ini disebut sebagai kedekatan emosional,

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
Hubungan Antara Kedekatan Emosional Siswa... (Claudia Wahyu) 3

akan menentukan relasi individu pada KAJIAN TEORETIS


perkembangan selanjutnya dengan lingkungan
sosial yang lebih luas. Individu yang memiliki sikap Kedekatan emosional
positif terhadap figur kedekatan emosional Bowlby (dalam Baron, Branscombe, &
cenderung memiliki keinginan untuk tidak Byrne, 2009) mendefinisikan attachment
mengecewakan orang yang menjadi figur (kedekatan emosional) sebagai “degree of
kedekatan emosional, misalnya orangtua/keluarga, security an individual feels in interpersonal
teman, dan guru. Harapan ini diwujudkan dalam relationships”. Ia mengembangkan konsep
berperilaku yang sesuai dengan harapan figur tersebut berdasarkan hasil studinya tentang relasi
kedekatan emosional dalam suatu lingkungan. antara ibu dan bayi. Menurut Bowlby (dalam
Lingkungan mana yang lebih berarti bagi individu Baron, Branscombe, & Byrne, 2009), kualitas
akan menentukan tampilan perilaku individu. interaksi antara ibu (atau pengasuh) dan bayi
Peserta didik yang memiliki kedekatan emosional menentukan pola interaksinya pada masa anak-
aman dengan teman sebaya dibanding orangtua, anak, remaja, dan dewasa. Foltz dkk (dalam
akan berpenampilan sesuai dengan harapan teman Baron, Branscombe, & Byrne, 2009) menjelaskan
sebaya; akan menjadi masalah jika harapan teman bahwa pola interaksi seseorang dengan orangtua,
sebaya bertentangan dengan tujuan pendidikan, anak, teman, dan pasangan romantis cenderung
misalnya fenomena-fenomena kenakalan remaja, konsisten.
putus sekolah, atau hambatan belajar yang Bowlby (dalam Baron, Branscombe, &
seringkali disebabkan oleh kedekatan emosional Byrne, 2009) menyatakan bahwa seorang bayi
dengan teman sebaya. memiliki dua sikap dasar dalam interaksinya
Penelitian ini ingin mendapatkan gambaran dengan orang dewasa. Pertama, sikap terhadap
mengenai: (1) kedekatan emosional remaja pada diri sendiri yang disebut sebagai self esteem.
orangtuanya; (2) tingkat/derajat keberadaan Reaksi emosi dan perilaku pengasuh menjadi
psikologis remaja di sekolah; dan (3) keterkaitan sumber informasi bagi bayi mengenai apakah
antara gaya kedekatan emosional remaja pada dirinya dihargai dan dicintai, atau sebaliknya tidak
orangtua dan keberadaan psikologis remaja di dihargai dan tidak dicintai oleh orang lain. Kedua,
sekolah. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan sikap bayi terhadap orang lain, yang menyangkut
antara gaya kedekatan emosional remaja pada harapan dan keyakinan secara umum mengenai
orangtua dan keberadaan psikologis remaja di orang lain. Sikap ini disebut interpersonal trust,
sekolah. Penelitian ini bermanfaat bagi yang didasarkan pada persepsi bayi terhadap
pengembangan ilmu psikologi terutama kajian pengasuh apakah sebagai individu yang dapat
mengenai perkembangan remaja. Manfaat praktis dipercaya dan dapat diandalkan, atau sebaliknya
penelitian ini terutama bagi orangtua berupa pengasuh dipersepsikan sebagai individu yang
informasi dalam memahami remaja. tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan.
Kombinasi yang terjadi dari sikap terhadap
diri yang positif/negatif dan sikap terhadap orang
lain yang positif/negatif menghasilkan empat gaya
kedekatan emosional yaitu secure attachment

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
4 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 12 NO. 1, 2014 (1-13)

style, fearful-avoidance attachment style, mengenai self yang dikombinasikan dengan


preoccupied attachment style, dan dismissing harapan yang positif bahwa orang lain akan
attachment style. Kim Bartholomew dan mencintai dan menerima. Individu yang preokupasi
Leonard Horowitz (dalam Myers, 2008) mencari kedekatan dalam hubungan (kadang-
mengungkapkan bahwa orang-orang yang aman kadang kedekatan yang berlebihan). Di sisi lain,
(secure attachment style) memiliki kesan/ mereka mengalami kecemasan dan rasa malu
gambaran positif mengenai diri dan orang lain, karena mereka merasa “tidak pantas” menerima
merasa diri berharga dan dicintai serta berharap cinta dari orang lain (Lopez dkk dalam Baron &
orang lain akan menerima dan membalas cinta Byrne, 2005). Tekanan mengenai kemungkinan
mereka. Sehingga ia mencari kedekatan ditolak terjadi secara ekstrim. Kebutuhan untuk
interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan dicintai dan diakui ditambah dengan adanya self-
(Baron & Byrne, 2005). criticism mendorong terjadinya depresi setiap kali
Seseorang dengan level yang rendah di suatu hubungan menjadi buruk (Whiffen dkk dalam
kedua dimensinya (self esteem dan trust) memiliki Baron & Byrne, 2005).
fearful-avoidance attachment style (takut- Onishi, Gjerde, & Block (dalam Baron &
menghindar). Mereka meminimalkan kedekatan Byrne, 2005) menjelaskan bahwa self-image yang
interpersonal dan menghindari hubungan akrab, sangat positif (kadang kala tidak realistis) adalah
berharap dapat melindungi diri dari rasa sakit karakteristik dari dismissing attachment style
karena ditolak. Individu yang takut-menghindar (menolak). Self-descriptions individu ini, berbeda
menggambarkan orangtua mereka secara negatif jauh dari gambaran orang lain tentang mereka.
(Levy dkk, dalam Baron & Byrne, 2005), Individu yang menolak melihat dirinya sebagai
memendam perasaan hostile dan marah tanpa berharga, mandiri, dan sangat layak untuk
menyadarinya (Mikulincer, dalam Baron & Byrne, mendapatkan hubungan yang dekat; sebaliknya,
2005), dan lebih tidak mengalami keintiman dan orang lain lebih mungkin melihat mereka secara
kesenangan dalam berinteraksi dengan pasangan lebih tidak positif dan mendeskripsikan mereka
romantis yang sekarang dimiliki atau yang potensial sebagai individu yang tidak ramah dan terbatas
(Tidwell, Reis, & Shaver, dalam Baron & Byrne, keterampilan sosialnya. Mereka mengharapkan
2005). McGowan, Daniel, & Byrne (dalam Baron yang terburuk dari orang lain, sehingga mereka
& Byrne, 2005) mengungkapkan bahwa gaya mungkin saja merasa takut terhadap kedekatan
kedekatan emosional ini diasosiasikan dengan yang jujur. McGowan, Daniels, & Byrne (dalam
hubungan interpersonal yang negatif, rasa cemburu, Baron & Byrne, 2005) menemukan bahwa baik
dan penggunaan alkohol untuk mengurangi individu yang menolak maupun yang takut-
kecemasan mengenai situasi sosial. menghindar, menghindari interaksi langsung dan
Dua gaya kedekatan emosional yang lain lebih memilih kontak impersonal seperti melalui
merupakan dua gaya yang dihasilkan dari surat menyurat. Berdasarkan penjelasan Bowlby
kombinasi positif/negatif self-image dan image (dalam Baron & Byrne, 2005) dapat disimpulkan
mengenai orang lain. Gaya kedekatan emosional bahwa gaya kedekatan emosional adalah derajat
preokupasi (preoccupied attachment style) perasaan aman yang dirasakan individu dalam relasi
didefinisikan sebagai pandangan yang negatif interpersonal.

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
Hubungan Antara Kedekatan Emosional Siswa... (Claudia Wahyu) 5

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk Perbedaan individual muncul dari perbedaan
melihat dampak kedekatan emosional pada figur konsep seseorang mengenai “good life”. Beberapa
kedekatan emosional terhadap berbagai relasi orang mengutamakan hubungan pribadi, yang lain
sosial dan perkembangan diri. Remaja yang memberikan nilai lebih pada kenyamanan dan
mempunyai secure attachment pada orangtua keamanan, orang yang lain menemukan bahwa
mempunyai self identity yang kuat, self esteem memberikan bant uan bagi orang yang
yang tinggi, kompetensi sosial yang luar bias,a dan membutuhkan adalah faktor yang meningkatkan
penyesuaian emosional yang lebih baik jika keberadaan psikologis.
dibandingkan dengan individu yang tidak memiliki
secure attachment (Kenny & Rice dalam Karakteristik keberadaan psikologis
Sigelman dkk, 2003). Remaja yang secure juga Rasa optimis dan pesimis memiliki
menunjukkan simptom depresi dan kecemasan beberapa perbedaan yang berdampak besar dalam
yang rendah (Vivona dalam Sigelman dkk, 2003). kehidupan. Rasa optimis memiliki dampak besar
daripada pesimis dalam meningkatkan keberadaan
Keberadaan psikologis psikologis. Individu yang optimis memiliki
Keberadaan psikologis adalah mengenai keyakinan terhadap pencapaian tujuan dan
kepuasan dan pemenuhan seluruh bagian ketrampilan mengatasi masalah (Peterson & Chang
kehidupan seseorang. Orang yang memiliki tingkat dalam Prilleltensky & Prilleltensky, 2006).
keberadaan psikologis yang tinggi cenderung Kecenderungan mengharapkan pengalaman positif
merasa pengalaman hidup sebagai pengalaman daripada pengalaman negatif memunculkan
yang memuaskan, menyenangkan, dan berharga. keyakinan bahwa kesulitan dapat diselesaikan dan
Mereka menentukan tujuan-tujuan, berusaha penderitaan dapat diatasi (Carver & Scheier dalam
untuk mencapainya, dan menggerakkan Prilleltensky & Prilleltensky, 2006).
sumberdaya/potensi ketika mereka menemukan Perasaan mampu mengontrol kehidupan
kesulitan dalam perjalanan hidup (Prilleltensky & memiliki korelasi yang tinggi dengan keberadaan
Prilleltensky, 2006). psikologis. Julian Rotter (dalam Prilleltensky &
Keberadaan psikologis bukan mengenai Prilleltensky, 2006) mengemukakan bahwa orang
pencapaian kesempurnaan dalam relasi dengan dapat memiliki internal locus of control atau
orang lain, kemampuan yang gemilang, atau external locus of control. Mereka yang memiliki
prestasi kerja, melainkan kegembiraan, rasa internal locus of control yakin bahwa mereka
optimis sepanjang waktu dan ketidaktergantungan memiliki kontrol terhadap apa yang dihasilkan
pada lingkungan. Meskipun keberadaan psikologis dalam kehidupan mereka. Mereka yang memiliki
terpelihara kestabilannya melalui perubahan external locus of control, yakin bahwa dorongan
keadaan dan lingkungan (Diener & Lucas dalam dari luar seperti takdir, Tuhan, atau orang lainlah
Prilleltensky & Prilleltensky, 2006), namun yang terutama mengontrol keberhasilan dalam
perbedaan individual merupakan unsur yang hidup (Lemme, 2006 dalam Prilleltensky &
menentukan kondisi keberadaan psikologis Prilleltensky, 2006).
seseorang. Komponen berikutnya dari keberadaan
psikologis adalah self efficacy. Self-efficacy

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
6 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 12 NO. 1, 2014 (1-13)

adalah keyakinan individu mengenai kemampuan Seligman (dalam Prilleltensky &


untuk menyelesaikan tugas yang menantang Prilleltensky, 2006) membedakan antara jenis
(Bandura, dalam Prilleltensky & Prilleltensky, aktivitas yang tergolong pleasures yang cenderung
2006). Anak-anak yang memiliki tingkat self- cepat hilang karena ketidakhadiran stimulus
efficacy yang sangat rendah tidak yakin bahwa eksternal, dan gratification yang bermakna bagi
mereka memiliki kemampuan untuk menguasai kita, bahkan kegiatan tersebut tidak selalu
tugas-tugas akademik dan menjadi siswa yang menyenangkan. Contoh gratification adalah
berhasil. Siswa ini berusaha untuk menghindari perjuangan untuk menyumbang sesuatu untuk
tugas yang dianggap terlalu sulit. Jika mereka kesejahteraan orang lain dan pemanfaatan potensi
mencoba mengerjakan tugas namun tidak segera dan bakat yang kita miliki. Melakukan sesuatu
berhasil maka mereka akan mudah menyerah untuk masyarakat yang lebih luas di luar lingkungan
(Todd & Bo hart dalam Prilleltensky & keluarga dan teman berkaitan dengan keberadaan
Prilleltensky, 2006). Selain itu, individu yang psikologis. Menolong orang lain menumbuhkan
memiliki self-efficacy rendah cenderung perasaan positif, keterlibatan di dalam komunitas
mengkritik diri sendiri secara berlebihan dan fokus meningkatkan kepuasan hidup, dan keberadaan
pada kesalahan yang dilakukan, dan mengalami psikologis berkaitan dengan rasa sosial individu
kecemasan saat menghadapi rintangan yang (Piliavin dalam Prilleltensky & Prilleltensky, 2006).
menghalangi mereka untuk berpikir secara jernih
dan menampilkan prestasi yang baik (Maddux, METODE PENELITIAN
2002; Todd & Bohart, 1999). Individu yang
memiliki self-efficacy tinggi yakin terhadap sumber Populasi dan sampel
daya yang dimiliki saat menghadapi tugas yang Populasi penelitian terdiri dari empat SMP
kompleks, memiliki kemampuan untuk menetapkan swasta Katolik di wilayah Jakarta, yaitu SMP St.
tujuan yang tinggi, mengeluarkan usaha-usaha Antonius, SMP Strada Fransiskus Xaverius III,
untuk mencapai tujuan, dan tekun dalam SMP Charitas, dan SMP Fransiskus. Peneliti
menghadapi kesulitan dan tantangan (Maddux membedakan dua kelompok sampel, yaitu sampel
dalam Prilleltensky & Prilleltensky, 2006). ujicoba instrumen dan sampel penelitian.
Sebagian besar orang ketika ditanya, Sampel ujicoba instrumen dan sampel
mengatakan bahwa tujuan utama mereka di dalam penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik
hidup adalah menjadi bahagia. Meskipun demikian, cluster sampling. Sebanyak empat sekolah
“penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan merupakan kluster-kluster sekolah. Setiap sekolah
seringkali merupakan hasil/produk dari ditentukan secara random sepuluh siswa yang
keikutsertaan dalam program yang bermanfaat dan sesuai dengan karakteristik sampel penelitian untuk
aktivitas yang fokus utama bukan untuk pencapaian dijadikan sampel ujicoba instrumen dan sebanyak
kebahagiaan” (Emmons dalam Prilleltensky & dua puluh lima siswa setiap sekolah untuk dijadikan
Prilleltensky, 2006). Aktivitas yang tampaknya sampel penelitian.
berkaitan dengan kesenangan, jarang berdampak Definisi operasional untuk variabel
menetap pada keberadaan psikologis seseorang. kedekatan emosional pada orangtua adalah derajat
perasaan aman yang dipersepsi siswa dalam

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
Hubungan Antara Kedekatan Emosional Siswa... (Claudia Wahyu) 7

berinteraksi dengan orangtua. Gaya kedekatan ini dikategorikan ke dalam tiga kategori yaitu
emosional ditentukan berdasarkan penilaian siswa rendah, sedang, dan tinggi.
terhadap diri sendiri dan penilaian siswa terhadap
orangtuanya yang menghasilkan empat gaya HASIL PENELITIAN DAN
kedekatan emosional, yaitu secure, fearful/ PEMBAHASAN
avoidance, preoccupied, dan dismissing. Peneliti
menyusun instrumen kedekatan emosional dengan Hasil analisis deskriptif
merujuk pada teori attachment dari Bowlby (1) Kedekatan emosional pada orangtua.
(dalam Baron, Branscombe, dan Byrne, 2009). Berdasarkan analisis data dari variabel
Definisi operasional variabel keberadaan kedekatan emosional pada orangtua diperoleh data
psikologis siswa adalah tingkat kepuasan siswa distribusi skor rata-rata tiap komponen seperti
mengenai pengalaman hidup, antara lain berkaitan yang tampak pada tabel 1 yang menunjukkan
dengan rasa optimis, rasa mampu mengontrol bahwa komponen secure attachment style
kehidupan dan penentuan nasib sendiri, penguasaan memiliki sub total skor sebesar 6734 dengan rata-
lingkungan dan kemanjuran diri (self efficacy), rata 336,7. Indikator perasaan berharga memiliki
serta pertumbuhan dan kegiatan bermakna skor 1370 dengan rata-rata 342,5; indikator
(growth dan meaningful pursuits). Peneliti perasaan dicintai orangtua memiliki skor 1179
menyusun instrumen keberadaan psikologis dengan dengan rata-rata 294,7; indikator keinginan dekat
menggunakan komponen personal well-being dari pada orangtua memiliki skor 1112 dengan rata-
Prilleltensky & Prilleltensky (2006). rata 370,7; indikator keyakinan akan kasih sayang
Penelitian ini menggunakan desain penelitian orangtua pada diri memiliki skor 1648 dengan rata-
survei, yaitu suatu desain penelitian yang rata 329,6; dan indikator perasaan nyaman
menggunakan beberapa prosedur dasar penelitian berinteraksi dengan orangtua memiliki skor 1425
untuk mendapatkan informasi dari responden di dengan rata-rata 356,2.
lingkungan natural (tanpa manipulasi) (Graziano & Komponen fearful avoidance attachment
Raulin, 2000). style memiliki sub total skor sebesar 6147 dengan
Penelitian ini menggunakan skala penilaian rata-rata 323,5. Indikator menghindari kedekatan
yang mengukur variabel gaya kedekatan pada orangtua memiliki skor 1389 dengan rata-
emosional siswa pada orangtua (X) dan rata 347,2; indikator perasaan benci/marah pada
keberadaan psikologis siswa (Y). Respon yang orangtua memiliki skor 1718 dengan rata-rata
diharapkan diberikan oleh subjek adalah taraf 343,6; indikator perasaan tidak berharga memiliki
kesesuaian atau ketidaksesuaian dalam variasi: skor 1798 dengan rata-rata 359,6; dan indikator
sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak tentu (TT), perasaan tidak dicintai orangtua memiliki skor
tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). 1242 dengan rata-rata 248,4.
Teknik analisis data dilakukan dengan Komponen preoccupied attachment style
menggunakan teknik statistik analisis deskriptif dan memiliki sub total skor sebesar 1811 dengan rata-
teknik analisis statistik korelasional. Data variabel rata 258,7. Indikator perasaan tidak pantas
maupun subvariabel (komponen) dalam penelitian menerima cinta dari orangtua memiliki skor 530
dengan rata-rata 265 dan indikator ketakutan

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
8 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 12 NO. 1, 2014 (1-13)

ditolak orangtua memiliki skor 1281 dengan rata- kemampuan mengontrol keberhasilan memiliki
rata 256,2. skor 3881 dengan rata-rata 388,1; indikator
Komponen dismissing attachment style kebebasan membuat keputusan penting yang
memiliki sub total skor sebesar 5107 dengan rata- berkaitan dengan kehidupan pribadi memiliki skor
rata 340,4. Indikator perasaan mandiri/tidak 3607 dengan rata-rata 360,7; dan indikator
membutuhkan orangtua memiliki skor 656 dengan kemampuan mengontrol rutinitas sehari-hari
rata-rata 328; indikator perbedaan pandangan memiliki skor 3313 dengan rata-rata 331,3.
dengan orangtua mengenai masa remaja memiliki Komponen self efficacy memiliki sub total
skor 926 dengan rata-rata 308,6; indikator skor sebesar 15313 dengan rata-rata 392,6.
kecurigaan remaja terhadap harapan/kebaikan Indikator ketekunan dalam menyelesaikan
orangtua memiliki skor 1898 dengan rata-rata masalah/tugas memiliki skor 3967 dengan rata-
379,6; dan indikator menghindari pengalaman rata 396,7; indikator menetapkan tujuan memiliki
berinteraksi dengan orangtua memiliki skor 1627 skor 3913 dengan rata-rata 391,3; indikator usaha
dengan rata-rata 325,4. untuk mencapai tujuan memiliki skor 4064 dengan
Berdasarkan rata-rata sub total skor tiap rata-rata 406,4; dan indikator usaha untuk
komponen yang dibandingkan dengan rata-rata mempelajari pengetahuan/ ketrampilan dalam
total skor seluruh komponen pada variabel menyelesaikan masalah memiliki skor 3369 dengan
kedekatan emosional pada orangtua sebesar 324,6 rata-rata 374,3.
menunjukkan bahwa rata-rata sub total komponen Komponen mengalami pertumbuhan/
yang lebih tinggi adalah pada komponen kegiatan bermakna memiliki sub total skor sebesar
dismissing attachment style (340,4) dan 7302 dengan rata-rata 365,1. Indikator
komponen secure attachment style (336,7). menggerakkan potensi/bakat untuk kepentingan
orang lain di luar lingkungan keluarga/teman
(2) Keberadaan psikologis remaja memiliki skor 3264 dengan rata-rata 326,4 dan
Berdasarkan analisis data dari variabel indikator kepuasan terhadap usaha membantu
keberadaan psikologis remaja diperoleh data orang lain memiliki skor 4038 dengan rata-rata
distribusi skor rata-rata tiap komponen seperti 403,8.
yang terlihat pada tabel 2 yang menunjukkan bahwa Berdasarkan rata-rata sub total skor tiap
komponen optimis memiliki sub total skor sebesar komponen yang dibandingkan dengan rata-rata
12427 dengan rata-rata 414,2. Indikator keaktifan total skor seluruh komponen pada variabel
menyelesaikan masalah memiliki skor 4120 dengan keberadaan psikologis remaja sebesar 385,2
rata-rata 412; indikator keyakinan/harapan akan menunjukkan bahwa rata-rata sub total komponen
pengalaman positif memiliki skor 4372 dengan yang lebih tinggi adalah pada komponen optimis
rata-rata 437,2; dan indikator kayakinan akan (414,2) dan komponen self efficacy (392,6).
pencapaian tujuan memiliki skor 3935 dengan rata- Variabel keberadaan psikologis dibagi ke
rata 393,5. dalam tiga klasifikasi yaitu tinggi, sedang, dan
Komponen perasaan mampu mengontrol rendah. Perhitungan klasifikasi ini menggunakan
kehidupan memiliki sub total skor sebesar 10801 rentang skor. Rentang skor diperoleh dari hasil
dengan rata-rata 360. Indikator keyakinan akan pengurangan skor tertinggi dengan skor terendah.

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
Hubungan Antara Kedekatan Emosional Siswa... (Claudia Wahyu) 9

Skor tertinggi didapatkan dari hasil perkalian antara attachment style dan keberadaan psikologis
jumlah pernyataan yang valid dikalikan lima (119 menghasilkan korelasi sebesar -0,205 dengan
x 5 = 595), sedangkan skor terendah didapatkan signifikan sebesar 0,032 pada level signifikansi
dari hasil perkalian antara jumlah pernyataan valid 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat
dikalikan satu (119 x 1 = 119). Kemudian hasil korelasi negatif yang signifikan antara komponen
pengurangan skor dibagi tiga. Rentang skor preoccupied attachment style dan keberadaan
variabel keberadaan psikologis siswa adalah psikologis siswa. Hasil korelasi antara komponen
sebesar 476, kemudian dibagi tiga hasilnya 158,6 dismissing attachment style dan keberadaan
yang dibulatkan menjadi 159. Klasifikasi variabel psikologis menghasilkan korelasi sebesar -0,254
keberadaan psikologis siswa dapat dilihat pada dengan signifikan sebesar 0,007 pada level
tabel 3 sebagai berikut. signifikansi 0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara
sebagian besar siswa memiliki tingkat keberadaan komponen dismissing attachment style dan
psikologis pada klasifikasi sedang sebanyak 76 keberadaan psikologis siswa.
siswa (69%), siswa yang memiliki tingkat Hasil korelasi yang negatif antara tiap
keberadaan psikologis tinggi sebanyak 34 orang komponen fearful/avoidance, preoccupied, dan
(31%), dan tidak ada siswa yang memiliki dismissing attachment style dengan keberadaan
keberadaan psikologis pada tingkat rendah. psikologis siswa berarti bahwa semakin tinggi
derajat kedekatan emosional fearful/avoidance
Hasil analisis korelatif atau preoccupied, dan atau dismissing antara
Peneliti melakukan analisis korelatif untuk siswa dan orangtua maka akan diikuti dengan
setiap komponen dari variabel kedekatan keberadaan psikologis yang rendah, atau
emosional pada orangtua dengan variabel sebaliknya.
keberadaan psikologis. Hasil perhitungan statistik
komponen secure attachment style dan Pembahasan
keberadaan psikologis menghasilkan korelasi Gaya kedekatan emosional pada orangtua
sebesar -0,052 dengan signifikan sebesar 0,588. yang dominan dimiliki remaja pada kelompok
Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat sampel penelitian ini adalah gaya dismissing dan
korelasi yang signifikan antara komponen secure gaya secure. Gaya dismissing adalah gaya
attachment style dan keberadaan psikologis kedekatan emosional pada orangtua yang ditandai
siswa. Hasil perhitungan statistik komponen dengan self image yang sangat positif namun
fearful/avoidance attachment style dan terkadang tidak realistis (Onishi, Gjerde, & Block
keberadaan psikologis menghasilkan korelasi dalam Baron & Byrne, 2005). Hasil penelitian
sebesar -0,261 dengan signifikan sebesar 0,006 menunjukkan bahwa siswa cenderung memiliki
pada level signifikansi 0,01. Hasil ini menunjukkan keinginan untuk mandiri dan merasa tidak
bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan membutuhkan orangtua. Karakteristik lain dari
antara komponen fearful/avoidance attachment gaya kedekatan emosional dismissing adalah
style dan keberadaan psikologis siswa. Hasil pandangan yang negatif mengenai orang lain
korelasi antara komponen preoccupied (orangtua). Remaja cenderung memiliki kecurigaan

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
10 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 12 NO. 1, 2014 (1-13)

terhadap harapan/kebaikan yang diberikan Penilaian positif terhadap diri sendiri yang
orangtua dan ketidaksepakatan pendapat dengan disertai dengan penilaian positif terhadap orangtua
orangtua sehingga cenderung menghindari interaksi menghasilkan gaya kedekatan secure, tampak dari
dengan orangtua. indikator yang menunjukkan keinginan remaja
Jika dikaitkan dengan karakteristik untuk dekat dengan oangtua, keyakinan remaja
perkembangan kognitif, remaja mulai mampu mengenai kasih sayang yang diberikan orangtua,
untuk berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan dan perasaan nyaman berinteraksi dengan
idealis (Piaget dalam Santrock, 2002). Piaget orangtua.
menambahkan bahwa meskipun tidak semua Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
remaja memiliki kemampuan berpikir abstrak dan besar siswa memiliki tingkat keberadaan psikologis
idealis, namun sebagian besar individu yang berada pada klasifikasi sedang sebanyak 76 siswa (69%).
pada tahap perkembangan remaja Keberadaan psikologis merupakan tingkat
mendeskripsikan diri mereka dengan pandangan kepuasan siswa mengenai pengalaman hidup,
yang idealis. Penjelasan Piaget mengenai terutama pengalaman yang berkaitan dengan
karakteristik kemampuan kognitif remaja dapat lingkungan sekolah. Kenyataan bahwa sebanyak
mendukung hasil penelitian yang menunjukkan 31% siswa memiliki tingkat keberadaan psikologis
bahwa gaya kedekatan emosional yang dominan pada kategori tinggi dan tidak ada remaja yang
dimiliki siswa (yang berusia remaja) pada penelitian memiliki tingkat keberadaan psikologis pada
ini adalah gaya dismissing dan secure. kategori rendah memperkuat pernyataan Piaget
Karakterstik kemampuan berpikir abstrak dan (Santrock, 2002) bahwa cara berpikir remaja
idealis yang dimiliki remaja berdampak terhadap didominasi oleh cara berpikir yang abstrak dan
penilaian remaja yang memandang diri positif idealis. Cara berpikir demikian memungkinkan
ketika berinteraksi dengan orangtua. Penilaian remaja untuk mengembangkan penilaian mengenai
positif terhadap diri sendiri merupakan salah satu diri yang ideal.
karakteristik gaya kedekatan emosional dismissing Penelitian ini menunjukkan bahwa remaja
dan secure. Remaja memiliki penilaian positif memiliki tingkat kepuasan mengenai pengalaman
terhadap kemampuan diri sehingga remaja merasa hidup pada kategori sedang dan tinggi. Tingkat
mandiri dan tidak membutuhkan orangtua. kepuasan terhadap pengalaman hidup didasarkan
Penilaian positif remaja terhadap diri juga tampak pada keyakinan/harapan akan pengalaman positif,
dari perasaan dicintai dan dihargai oleh orangtua. usaha untuk mencapai tujuan, dan ketekunan
Karakteristik lain dari gaya kedekatan emosional dalam menyelesaikan masalah/tugas. Perasaan ini
dismissing dan secure yaitu bagaimana remaja berasal dari perasaan optimis dan self efficacy
menilai orangtua. yang cenderung dominan dialami remaja pada
Penilaian positif terhadap diri sendiri yang sampel penelitian.
disertai dengan penilaian negatif terhadap orangtua Berdasarkan hasil analisis korelatif,
menghasilkan gaya kedekatan dismissing. diperoleh kenyataan bahwa hanya gaya kedekatan
Penelitian ini menunjukkan bahwa remaja memiliki emosional secure yang tidak berkorelasi secara
kecurigaan terhadap harapan/kebaikan orangtua signifikan dengan keberadaan psikologis. Ketiga
terhadap remaja. gaya kedekatan emosional lainnya yaitu gaya

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
Hubungan Antara Kedekatan Emosional Siswa... (Claudia Wahyu) 11

fearful/avoidance, preoccupied, dan dismissing penilaian yang mengarah pada ideal self/other
memiliki korelasi negatif dan signifikan dengan ataukah real self/other.
keberadaan psikologis siswa. Saran praktis peneliti berikan kepada
orangtua yang memiliki anak pada tahap
KESIMPULAN DAN SARAN perkembangan remaja untuk sejak dini menjalin
kedekatan emosional agar terbentuk penilaian
Kesimpulan positif terhadap diri dan orang lain.
Beberapa kesimpulan yang ditemukan
dalam penelitian mengenai hubungan kedekatan DAFTAR PUSTAKA
emosional siswa pada orangtua dan keberadaan
psikologis siswa adalah sebagai berikut. Baron, B. & Byrne. (2009). Social psychology.
Pertama, gaya kedekatan emosional siswa Twelfth Edition. USA: Pearson Education.
pada orangtua yang banyak dimiliki siswa pada Baron, R. A. & Byrne, D. (2005). Psikologi
penelitian ini adalah gaya kedekatan emosional sosial. Terjemahan R. Djuwita. Jakarta:
secure dan dismissing. Erlangga
Kedua, keberadaan psikologis siswa berada
Graziano, A. M. & Raulin, M. L. (2000). Research
pada tingkat sedang dan tinggi.
methods. Fourth Edition. USA: Allyn &
Ketiga, terdapat korelasi negatif dan Bacon A Pearson Education Company.
signifikan antara: gaya kedekatan emosional
fearful/avoidance pada orangtua dan keberadaan Myers, D. G. (2008). Social psychology. Ninth
psikologis siswa; gaya kedekatan emosinal Edition. USA: McGraw-Hill.
dismissing pada orangtua dan keberadaan Papalia, D.E, Olds, Sally W., dan Feldman, Ruth
psikologis; dan gaya kedekatan emosional Duskin (2009). Human development,
preoccupied pada orangtua dan keberadaan Edition 10th. Jakarta: Penerbit Salemba
psikologis siswa. Humanika.

Prilleltensky, I & Prilleltensky, O (2006).


Saran Promoting well-being. linking personal,
Peneliti memberikan saran kepada pihak- organizational, and community change.
pihak yang berkepentingan baik dalanm rangka Canada: John Wiley & Sons, Inc.
pengembangan ilmu maupun saran praktis.
Santrock, J. W. (2002). A topical approach to
Pertama, saran bagi pengembangan ilmu
life span development. New York:
diberikan untuk para peneliti lain yang ingin meneliti McGraw-Hill Companies, Inc.
topik yang sama hendaknya melengkapi hasil
penelitian dengan dat a kualit atif unt uk Sigelman, dkk (2003). Undang-Undang Republik
mendapatkan informasi mendalam terutama untuk Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional diambil dari
lebih menjelaskan hasil penelitian bahwa penilaian
www.unpad.ac.id
responden terhadap dirinya maupun orang lain
pada variabel kedekatan emosional adalah

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
12 JURNAL PSIKO-EDUKASI VOL. 12 NO. 1, 2014 (1-13)

Tabel 1. Distribusi skor rata-rata tiap komponen variabel kedekatan emosional pada orangtua
Komponen Indikator Jumlah Total skor Rata-rata
item pernyataan pernyataan
Secure Perasaan berharga 4 1370 342,5
Attachment Perasaan dicintai orangtua 4 1179 294,7
Style Keinginan dekat pada orangtua 3 1112 370,7
Keyakinan akan kasih sayang orangtua pada 5 1648 329,6
diri
Perasaan nyaman berinteraksi dengan 4 1425 356,2
orangtua
Sub total skor 20 6734 336,7
komponen
Fearful- Menghindari kedekatan pada orangtua 4 1389 347,2
Avoidance Memiliki perasaan benci/marah pada 5 1718 343,6
Attachment orangtua
style Perasaan tidak berharga 5 1798 359,6
Perasaan tidak dicintai orangtua 5 1242 248,4
Sub total skor 19 6147 323,5
komponen
Preoccupied Perasaan tidak pantas menerima cinta dari 2 530 265
Attachment orangtua
style Ketakutan ditolak orangtua 5 1281 256,2
Sub total skor 7 1811 258,7
komponen
Dismissing Perasaan mandiri/tidak membutuhkan 2 656 328
attachment orangtua
style Perbedaan pandangan orangtua dan remaja 3 926 308,6
mengenai masa remaja
Kecurigaan remaja terhadap 5 1898 379,6
harapan/kebaikan orangtua
Menghindari pengalaman berinteraksi dengan 5 1627 325,4
orangtua
Sub total skor 15 5107 340,4
komponen
Total rata- 61 19799 324,6
rata
komponen

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.
Hubungan Antara Kedekatan Emosional Siswa... (Claudia Wahyu) 13

Tabel 2. Distribusi skor rata-rata tiap komponen variabel keberadaan psikologis remaja
Jumlah Total skor Rata-rata
Komponen Indikator
item pernyataan pernyataan
Optimis Keaktifan menyelesaikan masalah 10 4120 412
Keyakinan/harapan akan pengalaman 10 4372 437,2
positif
Kayakinan akan pencapaian tujuan 10 3935 393,5
Sub total skor 30 12427 414,2
komponen
Perasaan Keyakinan akan kemampuan mengontrol 10 3881 388,1
mampu keberhasilan
mengontrol Kebebasan membuat keputusan penting 10 3607 360,7
kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan
pribadi
Kemampuan mengontrol rutinitas sehari- 10 3313 331,3
hari
Sub total skor 30 10801 360
komponen
Self efficacy Ketekunan dalam menyelesaikan 10 3967 396,7
masalah/tugas

Menetapkan tujuan 10 3913 391,3


Usaha untuk mencapai tujuan 10 4064 406,4

Usaha untuk mempelajari pengetahuan/ 9 3369 374,3


ketrampilan dalam menyelesaikan
masalah
Sub total skor 39 15313 392,6
komponen
Mengalami Menggerakkan potensi/bakat untuk 10 3264 326,4
pertumbuhan/ kepentingan orang lain di luar
kegiatan lingkungan keluarga/teman
bermakna Kepuasan terhadap usaha membantu 10 4038 403,8
orang lain
Sub total skor 20 7302 365,1
komponen
T otal rata- 119 45843 385,2
rata
komponen

Tabel 3 Klasifikasi variabel keberadaan psikologis siswa

Rentang skor Klasifikasi Frekuensi Persentase


437 - 595 Tinggi 34 31
278 - 436 Sedang 76 69
119 - 277 Rendah 0 0

Created with novaPDF Printer (www.novaPDF.com). Please register to remove this message.

Anda mungkin juga menyukai