Anda di halaman 1dari 41

KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

KONSTRUKSI
KAYU
SEBAGAI
SOLUSI
IKLIM

Halaman 1 dari 41
Konstruksi Kayu Sebagai Solusi Iklim
Diproduksi oleh Forest Digest bekerja sama
dengan Forest Stewardship Council®

41 halaman
Diizinkan mengutip sebagian atau seluruh
isi lembar fakta dengan mencantumkan
sumber:
Konstruksi Kayu Sebagai Solusi Iklim
Forest Digest (2021)
Foto sampul: freepik.com
Desain: puntogram.com
DAFTAR ISI
Pengantar 4

Kayu sebagai
bahan baku bangunan 11
Mengapa kayu? 16
Kayu yang berkelanjutan 18
Peran sertifikasi 22
Pembelajaran lapangan 25
Furnitur dan interior 28
Strategi pemakaian kayu
untuk bangunan 35
Akademisi 37

Referensi 40
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

PENGANTAR
INDUSTRIALISASI telah menggeser pemakaian kayu untuk
pelbagai kepentingan konstruksi. Kota-kota yang berkembang
akibat pertumbuhan ekonomi menuntut pembangunan yang
serba cepat. Inovasi dan teknologi menemukan besi, baja, dan
semen, lalu beton, sebagai bahan baku bangunan.

Negara-negara yang memiliki tradisi kuat pemakaian kayu untuk


bangunan, seperti Jepang, juga mulai beralih ke semen dan
beton. Kemajuan teknologi sejak 1910 seiring industrialisasi
untuk menyediakan perlengkapan perang, membuat Jepang
meninggalkan tradisi lama mereka mengandalkan kayu beserta
pelbagai inovasinya.

Krisis iklim memaksa penduduk bumi mengevaluasi kembali


industrialisasi yang menghasilkan pelbagai bencana. Beton, besi,
baja, semen adalah produk-produk teknologi yang menghasilkan
emisi tinggi. Selain bahan bakunya dieksploitasi dari alam,
produksinya membutuhkan energi sangat banyak. Sementara
energi industri berasal dari fosil yang tak terbarukan dan
menghasilkan polusi yang membahayakan.

Rantai produksi bahan bangunan yang menghasilkan emisi dari


ujung ke ujung ini membuat para ilmuwan menengok alternatif
bahan baku yang rendah karbon. Untuk bangunan, sebagai
kebutuhan utama akibat naiknya jumlah penduduk bumi, para
peneliti sepakat bahwa kayu jauh lebih ramah lingkungan.
Karbon pada kayu tetap tersimpan kendati ia telah ditebang dan
berpindah dari hutan.

Halaman 4 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Problemnya adalah kekuatan. Ada stigma yang berkembang


bahwa tak lebih kuat dibanding besi dan beton. Temuan dan
inovasi kini sudah menjawab stigma itu sehingga rekayasa
pada kayu memiliki kekuatan yang serupa dengan besi dan
baja. Inovasi juga memungkinkan harga bahan baku kayu makin
kompetitif dibanding beton.

Penelitian para ilmuwan Universitas Postdam Jerman meng­


konfirmasi ang­gapan ini. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal
Nature Sustainability edisi 27 Januari 2020, mereka menunjukkan
bahwa emisi karbon bangunan kayu jauh lebih sedikit dibanding
semen dan beton. Mereka menghitung
Emisi karbon pelepasan gas rumah kaca jika perumahan,
bangunan perkantoran, atau konstruksi lebih banyak
kayu jauh memakai kayu untuk mengimbangi ke­
lebih sedikit bu­­tuh­an akan papan. Sehingga ka­yu
dibanding akan menjadi solusi iklim untuk me­
semen dan menuhi kebutuhan perumahan akibat
beton. pertambahan pendu­duk.

Pada 2050 diperkirakan jumlah manusia


yang nongkrong di planet ini akan sebanyak 9,5 miliar, 75% di
antaranya akan hidup dan tinggal di lingkungan perkotaan.
Urbanisasi dan pertumbuhan populasi akan menciptakan
permintaan besar akan pembangunan perumahan baru dan
bangunan komersial. Akibatnya, naiknya produksi semen dan
baja akan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca jika
tak ada alternatif pengganti atau solusi mengurangi pelepasan
emisinya.

Ada dua alasan mengapa para peneliti Postdam University


menganjurkan pemakaian kayu sebagai bahan baku gedung dan
rumah.

Halaman 5 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Pertama, pemakaian kayu akan mengurangi produksi semen yang


menjadi inovasi baru membangun infrastruktur di era modern.
Produksi semen, yang memakai bahan bakar tak terbarukan,
menyumbang 8% emisi global pada 2018 dari total 11 miliar
ton emisi setara CO2. Jumlah ini jauh lebih banyak ketimbang
produksi emisi penerbangan yang hanya 2,4%. Penelitian The
Shift Project tahun 2019 menghitung 80% energi global memakai
sumber tak ramah lingkungan.

Halaman 6 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Kedua, kayu yang menjadi bahan baku bangunan tetap akan


menyimpan karbon dari udara. Meski sudah diolah, kayu tetap
menyimpan karbon sepanjang ia tak musnah. Fosil-fosil kayu
yang terkubur tanah tetap menyimpan karbon yang mereka serap
selama daur hidupnya sehingga akan mengurangi gas buang ke
atmosfer yang memicu pemanasan global. Dalam perhitungan
para peneliti, bangunan lima lantai yang terbuat dari kayu bisa
menyimpan 180 kilogram karbon per meter persegi ruangannya.

Angka tersebut mengejutkan karena daya serap kayu pada


bangunan tersebut tiga kali lebih banyak dibanding biomassa
hutan alam dengan kepadatan karbon tinggi. Meski begitu,
daya simpan karbon di hutan alam tetap lebih tinggi dibanding
di perkotaan meski 90% bangunannya berbahan kayu. Polusi
transportasi, aktivitas manusia, produksi ekonomi tetap saja
menguras oksigen dan menghasilkan karbon yang membuat
pemanasan global tak terhindarkan.

Ada empat skenario pertumbuhan bangunan dan emisi yang


terproduksi yang dihitung para peneliti Postdam University
hingga 2050. Dengan asumsi pertumbuhan bangunan berjalan
seperti sekarang, dan jumlah penduduk 30 tahun ke depan,
jumlah gedung baru yang memakai bahan kayu hanya akan
bertambah 0,5%. Jika jumlah gedung baru berbahan kayu bisa
didorong menjadi 10% saja, setidaknya 10 juta ton karbon per
tahun bisa diserap. Dalam mitigasi krisis iklim di Indonesia,
pemakaian energi gedung perkantoran dan perumahan menjadi
salah satu fokus menurunkan emisi karbon.

Daya serap karbon akan makin tinggi seiring makin banyaknya


jumlah bangunan yang memakai kayu. Dalam perhitungan
peneliti Postdam University, jika negara-negara industri rendah

Halaman 7 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Desain konseptual Perkins+Will untuk Canada Earth Tower menggambarkan


gedung pencakar langit kayu setinggi 40 lantai.
DELTA GROUP DAN PERKINS+WILL

Halaman 8 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

meningkatkan panen kayu untuk membangun hingga 90%


gedung, setidaknya 700 juta ton karbon yang terlempar ke udara
bisa diserap per tahun. Angka ini di luar separuh emisi yang bisa
dicegah akibat produksi semen dan beton secara global.

Di tengah usaha banyak negara menurunkan emisi untuk


mencegah suhu bumi naik di atas 20 Celsius pada 2050, seperti
janji mereka dalam Perjanjian Paris, inovasi menyerap emisi
harus dicoba sebanyak mungkin. Sebab, ada emisi yang tak
bisa dihindari akibat aktivitas manusia dan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan kita.

Daya serap Agar ide ini tak menjadi senjata makan tuan
karbon akan bagi lingkungan, para peneliti Postdam
makin tinggi University menyarankan peningkatan
seiring makin manajemen hutan yang lestari. Soalnya,
banyaknya penyebab utama deforestasi dan
bangunan degradasi lahan dipicu oleh manajemen
yang memakai hutan yang tak berkelanjutan. Karena itu
kayu. melindungi hutan dari penebangan yang
tidak berkelanjutan dan berbagai ancaman
lainnya merupakan kunci jika pemakaian kayu meningkat.

Dengan mengalihkan bahan baku bangunan dari semen ke kayu,


industri kayu dalam negeri akan giat lagi berproduksi karena
permintaan di pasar dalam negeri akan meningkat. Syaratnya
itu tadi, pengelolaan hutan produksi lestari. Indonesia sudah
punya perangkatnya untuk mencegah pembalakan liar dan
perdagangan kayu ilegal, yakni sertifikasi.

Para peneliti Postdam University mengakui bahwa ada ketidak­


pastian pasar dan skenario dalam hal pengelolaan hutan lestari
dengan ide memindahkan bahan bangunan dari beton ke kayu.

Halaman 9 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Nilai PNBP yang cukup besar , sehingga menghasilkan kebijakan


multi usaha yang justru mengkerdilkan peran hutan baik dari sisi
ekonomi, sosial dan lingkungan. Berdasarkan Undang-Undang
PNBP, tarif atas jenis PNBP dari pemanfaatan sumber daya
alam disusun dengan mempertimbangkan manfaat, kadar, atau
kualitas sumber daya alam, dampak pengenaan tarif terhadap
masyarakat, dunia usaha, pelestarian alam dan lingkungan, serta
so­sial budaya. Dengan pertimbangan tertentu, tarif PNBP bisa nol
(https://www.forestdigest.com/detail/1089/tata-kelola-pnbp-
kehutanan).

Aturan untuk pemanfaatan Kawasan hutan mengindikasikan


ketidakpercayaan diri bahwa bisnis kayu tidak lagi cerah sehingga
harus mengorbankan lahan hutan untuk komoditas pertanian
melalui program silva-komoditi. Bila program ini dilakukan
di hutan lindung, atau hutan produksi alam atau tanaman
berpotensi terjadinya deforestasi/konversi hutan, Kondisi ini
bertentangan dengan komitmen zero/net zero deforestation.
Untuk itu tarif PNBP kehutanan berdasarkan PP 12/2014 perlu
ditelaah kembali dengan mengacu pada kriteria dalam UU PNBP
dan UU Cipta Kerja. Dalam PP ini, tarif PNBP hutan alam Rp
2.000-5.000 per izin per hektare per tahun, usaha izin restorasi
ekosistem Rp 1.500- 2.500, izin pembangunan hutan tanaman Rp
250. Sedangkan hutan tanaman rakyat, hutan kemasyarakatan,
hutan desa Rp 2.600 per hektare per izin.

Seharusnya kita belajar dari hutan milik di daerah pulau Jawa


dimana petani justru membangun hutan dengan agroforestry
sehingga bisa menghasilkan tambahan kayu dari lahan non hutan
hingga lebih dari 5 juta/tahun. Yang lebih besar dari produksi
HPH maupun perhutani.

Halaman 10 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

KAYU SEBAGAI
BAHAN BAKU
BANGUNAN
APAKAH pemakaian kayu menjadi solusi mencegah krisis iklim
jika manajemen hutan tidak lestari?

Isu deforestasi selalu menjadi topik hangat dan memantik


polemik. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
menyatakan Indonesia telah menurunkan deforestasi 75,03%
dari 462.460 hektare pada periode 2018-2019 menjadi 115.460
hektare pada 2019-2020. Padahal, pada 2015-2016, angka
deforestasi Indonesia mencapai 629.200 hektare.

Pembalakan hutan alam tanpa perencanaan yang baik akibat


buruknya tatakelola pemerintah maupun pelaku usaha HPH
dan HTI membuat kondisi Indonesia memprihatinkan. Buruknya
tatakeloal ini terdia mulai dari grand design pengembangan
industri kehutanan, perencanaan hingga pembinaan hutan.

Akibatnya pemakaian kayu untuk pelbagai tujuan menjadi


dosa lingkungan. Tuntutan kelestarian membuat harganya juga
menjadi kian mahal.

Dalam beberapa tahun, ada kecenderungan pemakaian kayu


untuk konstruksi naik lagi. Industri konstruksi di Amerika,
Eropa dan Australia, bahkan Asia kembali memakai kayu karena

Halaman 11 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

pertimbangan lebih ramah lingkungan ketimbang beton yang


jauh lebih masif menghasilkan gas rumah kaca yang memicu
pemanasan global. Di Norwegia ada bangunan 18 lantai yang
sepenuhnya memakai kayu.

Amerika sejak tahun 2018 sudah mengeluarkan izin dari untuk


menggunakan kayu sebagai konstruksi bangunan bertingkat
tinggi. Demikian halnya dengan Australia yang mengizinkan
konstruksi gedung memadukan kayu dan beton. Belanda dan
Inggris juga memberlakukan kebijakan serupa. Bagaimana
dengan Asia?

Sumitomo di Jepang, sejak tahun 2018


Dalam merancang membangun bangunan
beberapa tinggi setinggi 350 meter atau 70 lantai
tahun, ada di atas permukaan tanah sebagai kantor
kecenderungan pusat dengan slogan “Changing Cities
pemakaian into Forest”. Bangunan perkantoran ini
kayu untuk akan menjadi bangunan kayu tertinggi,
konstruksi naik empat kali lebih jangkung dari
lagi. bangunan kayu tertinggi di Vancouver,
Kanada.

Bangunan kantor Sumitomo akan memakai 185.000 kubik kayu.


Bangunan ini akan tuntas saat perayaan usia Sumitomo ke-350
tahun pada 2041. Yang menarik dari proses pembangunan ini
adalah perhatian khusus pada rancangan yang mementingkan
aspek keselamatan dan ketahanan. Jepang termasuk daerah
yang rawan gempa, sehingga bangunan 70 lantai ini dirancang
sedemikian rupa sehingga tahan gempa dan juga tahan kebakaran.

Kayu selain sebagai bahan konstruksi, memiliki nilai kekuatan


dan nilai estetika ternyata setelah dilakukan perbandingan dari

Halaman 12 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Perusahaan kayu Jepang Sumitomo Forestry berencana membangun gedung kayu


tertinggi di dunia di Tokyo, sebuah gedung pencakar langit 350 meter yang juga
akan menjadi yang tertinggi di negara itu.
STATIC.DEZEEN.COM

Halaman 13 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Gedung kantor Life Design Kabaya di Fukuyama Jepang yang memadukan baja dan
cross laminated timber (CLT).
INDRA GUNAWAN

CLT (konstruksi kayu) dengan material lainnya, ditemukan bahwa


CLT memiliki tingkat karbon yang dilepaskan 5 kali lebih rendah
dan energi yang diperlukan juga jauh lebih rendah, namun
demikian dalam menggunakan kayu perlu teknik pengawetan
kayu yang berguna untuk menghilangkan rayap dan memberikan
kepadatan kayu. Secara tradisonal pengawetan kayu dilakukan
dengan perendaman dan penjemuran.

Penggunaan konstruksi kayu sebagai bahan bangunan juga dinilai


sangat efisien karena tidak perlu menggunakan alat berat dan
cukup menggunakan alat sederhana. Kdeuntungan lain dalam
penggunaan kayu sebagai materian produk desain bangunan
adalah memiliki masa manfaat yang Panjang. Bila sudah tidak
digunakan lagi maka kayu ini bisa dimanfaatkan menjadi produk
lainnya misalnya menjadi lemari penyimbanan atau desain
interior lainnya.

Halaman 14 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Tak hanya Sumitomo, para arsitek Jepang juga kian banyak


yang mempromosikan pemakaian kayu sebagai bahan baku
bangunan perkantoran dan perumahan. Riset Life Design
Kabaya, perusahaan konstruksi kayu, yang bekerja sama dengan
Universitas Kyoto, Universitas Hiroshima, dan Kozo Keikaku
Engineering Inc. menghasilkan studi bahwa struktur kayu
laminasi bisa menahan gempa sebesar 6,9 magnitudo—kekuatan
gempa yang menghantam Kobe pada 1995.

Uji ketahanan dan kekuatan konstruksi bangunan kayu tersebut


diuji pada bangunan asrama dua lantai pada 2020. Teknologi
kayu laminasi yang dipakai dalam bangunan asrama itu memakai
teknik CLT atau cross laminated timber. Bilah kayu dipasang
saling-silang sehingga serat kayu saling mengikat memberikan
kekuatan ekstra pada konstruksi.

Halaman 15 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

MENGAPA KAYU?
KAYU adalah bahan bangunan yang indah secara kasat mata,
mudah dikerjakan, bisa diperbarui, gampang didaur ulang, hemat
karbon, rendah energi, dan kuat jika memakai teknologi yang
cocok untuk tiap jenis konstruksi. Salah satu elemen penting
adalah dampak iklim dari pengolahan kayu dibandingkan dengan
bahan lain, seperti beton atau baja.

Kayu memiliki sifat insulasi termal yang


Kayu memiliki baik, lima kali lebih baik dari beton dan
sifat insulasi 350 kali lebih baik dari baja. Karena itu
termal yang bisa mengurangi biaya pemanasan dan
baik, lima kali pendinginan ruangan. Selain itu, dalam
lebih baik dari proses produksi, kayu 24 kali hemat
beton dan 350 energi dibanding memproduksi baja.
kali lebih baik Bangunan kayu juga tetap menyimpan
dari baja. karbon sepanjang ia tak hancur dan
menghilang.

Dari sisi material, kayu merupakan jenis bahan terbarukan.


Sedangkan material konstruksi lain seperti semen, baja atau
mungkin plastik tidak bisa terurai di alam jika tak lagi terpakai.

Dalam hal penebangan, pohon yang ditebang juga tetap bisa


digantikan pohon lain di tempat lain sehingga siklus karbon
tetap terjadi hutan. Karena itu pemakaian kayu untuk konstruksi
tergolong karbon positif.

Dari segi kekuatan, beton atau baja memungkinkan bangunan

Halaman 16 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Pemasangan panel prefabrikasi Brock Commons Tallwood House di Vancouver,


Kanada.
ACTON OSTRY ARCHITECTS/POLLUX CHUNG

roboh jika terkena panas yang melebihi daya tahannya.


Sementara bangunan kayu tak akan roboh sepanjang materialnya
masih ada. Meski begitu, di daerah tropis, kekuatan ini masih jadi
perdebatan mengingat wilayah ini memiliki kelembapan tinggi
yang membuat kayu lebih cepat rusak karena cuaca ditambah
kerajaan rayap yang menjadi bahaya laten konstruksi kayu.

Untuk mencegah dan membatasi dampak lingkungan akibat


penggunaan kayu, ia harus dipastikan diambil dari hutan yang
dikelola secara lestari. Sehingga siklus karbon tetap terjaga
karena tak ada pelepasan gas rumah kaca akibat penebangannya.

Halaman 17 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

KAYU YANG
BERKELANJUTAN
PENGELOLAAN hutan hingga rantai pasok yang lestari menjadi
tantangan manajemen hutan berkelanjutan di Indonesia. Sejauh
ini, cara untuk menjaga pengelolaan hingga rantai pasoknya,
pemerintah mewajibkan para pengelola hutan hingga pasar
konsumennya tunduk pada Sistem Verifikasi Legalitas Kayu
(SVLK). Kini namanya berubah menjadi Sistem Verifikasi Legalitas
dan Keberlanjutan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan,
serta Peraturan Menteri LHK Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan di Hutan Lindung dan Hutan Produksi.

SVLK adalah sistem untuk memastikan kredibilitas Penjaminan


Legalitas Hasil Hutan, ketelusuran hasil hutan, dan/atau
kelestarian pengelolaan hutan. SVLK mulai diterapkan pada 1
September 2009 melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.38/Menhut-II/2009 tentang Standard dan Pedoman Penilaian
Kinerja Pengelolaan Hutan Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu
pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak.

SVLK menjadi suatu alat verifikasi legalitas yang kredibel,


efisien, dan adil sebagai salah satu upaya mengatasi persoalan
pembalakan liar; memperbaiki tata kelola (governance) kehutanan
Indonesia; meningkatkan daya saing produk perkayuan

Halaman 18 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Pendataan pohon di hutan rakyat bersertifikasi FSC® di Kulon Progo.

Indonesia; mereduksi praktik pembalakan dan perdagangan


ilegal; serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

SVLK dikembangkan di tengah tren dunia dalam perdagangan


konsumsi kayu legal. Pemerintah beberapa negara importir
memberlakukan permintaan tentang asal-usul kayu legal,
termasuk proses distribusi hingga diterima konsumen. Negara
lain juga memberlakukan hal serupa. Amerika Serikat (AS)
memberlakukan Lacey Act, Uni Eropa (EU) dengan Timber
Regulation, Australia dengan Illegal Logging Prohibition Act, dan
Jepang dengan Green Konyuho (GoHo Wood).

Selain skema wajib sertifikasi, ada juga sistem sertifikasi


kelestarian kayu yang sukarela seperti yang disediakan dan
dikembangkan Forest Stewardship Council® (FSC®). Secara
global hutan yang sudah tersertifikasi FSC® per Juni 2021

Halaman 19 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

mencapai 226.354.771 hektare. Di Indonesia luasnya masih


kecil, baru 3.132.218 hektare. Dengan luas hutan produksi 20-
30 juta hektare, peluang sertifikasi sukarela masih terbuka lebar.

Dari segi konsumsi, Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat (PUPR) juga sudah melengkapi regulasinya
untuk menjamin legalitas bangunan
Bangunan berkelanjutan. Peraturan Menteri
Gedung Hijau PUPR Nomor 21 Tahun 2021 mengatur
(BGH) adalah tentang penilaian kinerja bangunan
bangunan gedung hijau. Bangunan Gedung Hijau
gedung yang (BGH) adalah bangunan gedung yang
memenuhi memenuhi standar teknis bangunan
standar teknis gedung dan memiliki kinerja terukur
bangunan secara signifikan dalam penghematan
gedung dan energi, air, dan sumber daya lainnya.
memiliki Dany Cahyadi, perekayasa ahli muda
kinerja Direktorat Bina Teknik Permukiman
terukur secara dan Perumahan Ditjen Cipta Karya
signifikan Kementerian PUPR, menjelaskan
dalam bahwa konsep bangunan gedung
penghematan hijau harus mengacu pada prinsip
energi, air, dan konstruksi berkelanjutan yang terdiri
sumber daya dari pencegahan kerusakan lingkungan
lainnya. dan memelihara sumber daya alam
yang semakin terbatas, melindungi
alam dengan mencegah terjadinya aliran permukaan, melarang
penggunaan bahan berbahaya dan beracun, berorientasi pada
biaya daur hidup dan menggunakan bahan yang bermutu dan
menjadikan umur manfaat bertambah dan mengurangi sampah
pada bangunan gedung.

Halaman 20 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Penilaian kinerja bangunan gedung hijau juga melihat


sertifikasi ekolabel khusus untuk material. Sebuah gedung
akan mendapatkan skor tinggi jika memakai bahan daur ulang.
Material kayu, bambu atau kayu rekayasa mendapatkan poin
khusus, dibanding beton dan baja.

Halaman 21 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

PERAN
SERTIFIKASI
DALAM memastikan bahan baku kayu untuk bangunan
dari sumber yang ramah iklim, asal-usulnya menjadi penting.
Sertifikasi memberikan kepastian bahwa kayu terlacak sampai
ke sumbernya. Idealnya semua data bisa dirujuk melalui
label yang ada pada setiap kayu dan produk, mulai dari data
rencana tebang, penebangan, posisi mutasi kayu, sampai status
pembayaran pajak. Kayu disebut legal bila asal-usulnya, izin
penebangan, sistem dan prosedur penebangan, pengangkutan,
pengolahan, hingga perdagangannya bisa dibuktikan memenuhi
semua persyaratan legal.

FSC® berdiri pada 1994 yang bertujuan mengembangkan


pengelolaan hutan yang bertanggung jawab dan memberikan
manfaat secara sosial dan lingkungan serta berkelanjutan secara
ekonomi. Untuk mewujudkannya, FSC® menerapkan standar
proses sertifikasi bagi industri kayu dengan sistem audit melalui
pihak ketiga dengan sistem akreditasi yang dibangun secara
global.

Secara umum, ada dua bentuk sertifikasi dalam FSC®, yaitu


Forest Management (FM) Certification dan Chain of Custody
(COC) Certification atau sertifikasi lacak balak. Khusus pada
penggunaan kayu konstruksi, FSC® menyiapkan sebuah skema
tersendiri yang disebut dengan Project Certification.

Halaman 22 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Pekerja pabrik plywood.

Halaman 23 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Project Certification dibuat khusus untuk menilai kelestarian


pemakaian kayu pada konstruksi teknik sipil (bangunan,
apartemen atau gedung pencakar langit), penggunaan kayu
untuk hal-hal yang sifatnya sekali pakai (misalnya panggung,
gerai pameran, jembatan kayu), atau seni dan benda kreatif
lainnya (patung, interior desain), dan kayu untuk menyusun
rangka alat transportasi seperti, kapal laut, motor, atau sepeda
dari kayu/bambu.

Dengan Project Certification, pemilik konstruksi bangunan atau


pembuat benda seni kreatif yang memakai kayu bisa mengklaim
keberlanjutan atas komponen
bangunannya, dan menjadi bagian dari
Sertifikasi promosi bangunan dan produk kayu
memberikan yang berkelanjutan. Indonesia telah
kepastian mempunyai bangunan kayu dengan
bahwa kayu FSC® Project Certification pertama di
terlacak Indonesia, yaitu Microlibrary Warak
sampai ke Kayu di Semarang.
sumbernya.
Dengan melihat pengalaman FSC®,
manfaat sertifikasi bagi dunia
konstruksi adalah :

1. Sebagai instrumen mengkomunikasikan keberlanjutan

2. Menjamin pasokan kayu dari sumber yang bertanggung jawab

3. Membantu memenuhi berbagai peraturan lingkungan seperti


EUTR, US Lacey Act, LEED, dan lainnya.

4. Meningkatkan kepatuhan pada prinsip kelestarian di sepanjang


rantai pasok

Halaman 24 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

PEMBELAJARAN
LAPANGAN
KAYU Lapis Indonesia (KLI) merupakan perusahaan terintegrasi
yang menerapkan standar tinggi dan selalu berinovasi mengikuti
perkembangan tren bangunan kayu, produk kayu, pasokan
bahan baku.

PT Kayu Lapis Indonesia berdiri pada 1977 di Kendal, Jawa Tengah.


Sebagai perusahaan yang sudah lama malang-melintang dalam
rantai pasok kayu, KLI telah mengalami turun-naik pasokan kayu
dan pelbagai kebijakan yang menyertainya. Untuk menyiasati
penurunan jumlah kayu di pasaran, KLI bertransformasi dalam
proses reduce, reuse, dan recycle. Upaya lain adalah mengubah
produk yang awalnya banyak menghasilkan kayu solid menjadi
kayu olahan.

Bekerja sama dengan arsitek dari Bandung, KLI memproduksi


bangunan dari kayu prefabrikasi yang lebih murah dan aman.
Konstruksi prefababrikasi merujuk pada bangunan yang
hanya memanfaatkan material kayu ramah lingkungan. Dalam
pengalaman KLI, pemakaian kayu lebih sedikit membutuhkan
energi, sedikit menghasilkan sampah, konstruksinya cepat, dan
bangunannya awet.

Sertifikat FSC® KLI terbit pada 2011. Label sertifikasi FSC®


maupun SVLK, bagi KLI, memberikan kepastian bahwa kayu
yang mereka olah terlacak sampai ke sumbernya. Menurut KLI,

Halaman 25 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Karya PT Kayu Lapis Indonesia “Menghidupkan kembali Gedek”, Jakarta dan


“Perpustakaan Mikro Warak Kayu”, Semarang.
PT KAYU LAPIS INDONESIA

Halaman 26 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

manfaat sertifikasi FSC® tidak hanya berguna untuk kepentingan


pasar, namun membantu sektor konstruksi mewujudkan nol
deforestasi dan memberi dampak positif untuk mencegah
perubahan iklim.

Dampak ikutan lainnya adalah pengakuan terhadap hak-


hak masyarakat di sekitar konsesi pemanenan kayu. Sebab,
dengan sertifikasi, perusahaan terdorong berkolaborasi
dengan masyarakat menghasilkan kayu legal untuk mencegah
pembalakan liar. Secara tidak langsung, sertifikasi juga
mendorong pasar lain di luar rantai pasok tersertifikasi juga ikut
dalam ekosistem yang legal.

Dalam prinsip sertifikasi, pengelolaan hutan berkelanjutan


adalah tercapainya keseimbangan antara kebutuhan lingkungan,
perlindungan satwa liar, dan perlindungan hak-hak masyarakat.
Dengan tujuan ini, aspek lingkungan terus terjaga antara
kepentingan ekonomi dan sosial.

KLI melihat masih banyak arsitek yang belum berani


menggunakan kayu sebagai struktur bangunan karena stigma
negatif daya tahannya yang rapuh dan merusak lingkungan.
Padahal kayu dengan perlakuan dan pemeliharaan yang tepat
akan menjadi kayu yang awet. Kayu yang dipanen secara lestari
dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan akan menjadi
solusi iklim. Kualitas kayu akan tetap terjaga dengan teknologi
melalui pemahaman sifat, perlakuan, pemeliharaan, dan
pemasangannya.

Halaman 27 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

FURNITUR DAN
INTERIOR
EKSPOR furnitur Indonesia sejak 2013 hingga November 2021
naik sebesar 128,13%. Nilai ekspor tertinggi pada 2021 (hingga
November 2021) sebesar US$ 2,1 miliar. Penurunan nilai ekspor
terjadi pada 2016 sebesar 21,36% dan tahun 2019 sebesar 0,06%.
Adapun negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia antara
lain: Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.

Secara keseluruhan, ekspor produk furnitur menempati urutan


terbesar keempat (sebesar 15,33% dari total) setelah kertas, pulp,
dan panel. Nilai ekspor furnitur 2021 naik 38,01% dibandingkan
tahun sebelumnya.

Kenaikan nilai ekspor tertinggi adalah produk chipwood dengan


kenaikan sebesar 93,61% yang menempatkan Indonesia sebagai
salah satu negara pengekspor furnitur terbesar di dunia. Pada
2019, Indonesia mencatatkan nilai ekspor furnitur senilai US$
1,7 miliar. Lima negara tujuan utama ekspor mebel Indonesia
adalah Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Jerman, dan Belgia.

Menurut dosen desain interior Institut Kesenian Jakarta Anindyo


Widito, tuntutan pasar yang besar ini belum terimbangi oleh
pengetahuan yang memadai mengenai bahan baku, terutama
material kayu. Di universitas, mata ajaran furnitur dalam desain
interior biasanya berbobot 2 satuan kredit semester (SKS) dari
total 144 SKS. Namun, pengetahuan kayu masih minim.

Halaman 28 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

“AAND Sayana”, Bandung


PT KAYU LAPIS INDONESIA

Padahal, menurut Anindyo, selain memiliki nilai keunikan, kayu


juga terbukti lebih ramah lingkungan, adaptif, dan mudah
dibentuk dibanding material desain interior lain. Pelajaran
terhadap mahasiswa desain belum menyentuh penggunaan
teknologi yang tepat dalam mengolah kayu sesuai musim dan
jenisnya. Mahasiswa desain hanya mengenal secara terbatas
enam jenis kayu interior seperti meranti, sungkai, mahoni,
nyatoh, jati, pinus.

Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB memiliki banyak


informasi mengenai jenis-jenis kayu yang sesuai untuk dekorasi
rumah, furnitur, dan konstruksi bangunan. Selain itu ada banyak
hasil studi yang beragam mengenai teknologi pengolahan kayu
yang membuktikan bahwa teknologi kayu kini jauh lebih maju
sehingga menghasilkan bahan konstruksi yang kuat.

Halaman 29 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Indonesia kini memiliki sekitar 4.000 jenis kayu, 200 jenis di


antaranya masuk kategori komersial. Artinya, jenis-jenis kayu ini
bisa dimanfaatkan untuk tujuan pemasaran dan konsumsi yang
terlindungi oleh regulasi.

Menurut para ahli IPB, kayu merupakan bahan baku yang fleksibel,
serbaguna, dan salah satu bahan baku konstruksi yang berkelanjutan.
Beberapa keunggulan kayu sebagai material konstruksi:

1) Kekuatan kayu cukup tinggi dengan bobot ringan, bahkan


kayu solid akan awet dan tahan lama.

2) Daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik.

3) Isolator termal alami yang efektif dalam mengisolasi dingin


dan panas, serta merupakan penyerap kebisingan yang juga
baik.

4) Mudah dalam pengerjaan karena bisa dibuat atau dibentuk


sesuai keinginan, serta mudah untuk dipaku, dibaut atau
direkatkan.

5) Mudah didapat, karena sumber daya alam yang masih banyak


tersedia dan bisa didaur ulang lagi dengan cara reboisasi.

6) Lebih ekonomis karena harganya relatif murah dibandingkan


bahan bangunan lainnya

7) Jenis kayu tertentu mempunyai tekstur dan serat kayu yang


indah sehingga mempunyai nilai lebih untuk dijadikan elemen
dekorasi

8) Lebih aman dan fleksibel jika terjadi gempa bumi sehingga


rumah yang terbuat dari kayu akan tetap pada kondisi aslinya,
tidak mudah retak, dan tidak mudah bergeser.

Halaman 30 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Pelbagai kekurangan kayu sebagai bahan baku konstruksi telah


disiasati dengan inovasi dan teknologi. Misalnya teknologi
impregnasi untuk menambah kekuatan kayu melalui teknik
tekanan. Meski, kayu yang secara alami kuat dan awet lebih
diutamakan, teknologi membantu pelbagai jenis kayu komersial
lebih tahan terhadap ancaman alamiah seperti rayap dan api,
sehingga tak mendorong eksploitasi kayu kuat yang langka.

Beberapa jenis kayu yang biasa digunakan untuk kepentingan


bahan konstruksi dan furnitur:

Kayu Jati. Jenis kayu yang banyak


dicari dalam dunia furnitur dan
Indonesia berharga mahal karena memiliki
kini memiliki ketahanan yang kokoh dan kuat, tahan
sekitar 4.000 lama, tahan terhadap jamur, rayap,
jenis kayu, dan serangga lainnya. Kayu jati juga
200 jenis di memiliki keindahan dekoratif dengan
antaranya teksturnya yang halus dan warna yang
masuk kategori memikat seiring bertambahnya umur
komersial. kayu. Selain untuk perabot rumah
dan elemen dekorasi, kayu jati banyak
digunakan sebagai pelapis lantai, dinding, dan bahan konstruksi
bangunan lainnya.

Kayu merbau. Dengan teksturnya yang cukup keras dan stabil,


kayu ini nyaris tidak memiliki kekurangan sehingga menjadi
alternatif pengganti kayu jati. Seperti halnya kayu jati, kayu
merbau juga tergolong mahal. Dalam bidang konstruksi, kayu ini
cocok dijadikan penyangga dan atap rumah.

Kayu meranti merah. Kerap digunakan sebagai material bangunan,


terutama untuk area dalam ruangan dan interior. Kayu meranti

Halaman 31 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

memiliki sifat peka terhadap cuaca sehingga kurang bagus jika


digunakan di luar ruangan atau eksterior. Ada dua jenis kayu
meranti, yaitu meranti muda dan merah tua. Dari segi kualitas
keduanya sama bagus untuk material bangunan.

Kayu kamper. Mempunyai daya tahan terhadap serangga.


Jika dibandingkan dengan kayu jati, kayu ini lebih ringan dan
harganya lebih terjangkau. Aromanya yang khas membuat kayu
ini cocok jadi interior dalam ruangan. Seratnya yang halus cocok
untuk jendela dan pintu.

Kayu kelapa. Diambil dari pohon kelapa


yang sudah berumur lebih 60 tahun
Pelbagai yang tak lagi menghasilkan buah kelapa.
kekurangan Sebagai material bangunan kayu ini
kayu sebagai mudah dijadikan balok sehingga cocok
bahan baku sebagai tiang penyangga atap rumah.
konstruksi
telah disiasati Kayu gaharu. Menjadi salah satu kayu
dengan inovasi termahal di dunia karena memiliki
dan teknologi. daya tahan yang kuat dan kokoh, serta
mempunyai manfaat yang beragam.
Kayu gaharu tumbuh di daerah
Kalimantan dan memiliki karakteristik berwarna kehitaman, serta
mengandung resin yang berbau harum yang khas. Kayu pohon
gaharu selain baik sebagai bahan bangunan atau perabot interior
rumah, resinnya juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar
oleh produsen kosmetik, sampo hingga parfum.

Kayu ulin. Dikenal juga sebagai kayu besi atau bulian. Karena
daya tahannya dan semakin langka di alam, kayu ini tergolong
mahal. Ia tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan
tahan terhadap pengaruh air laut. Pohon ulin banyak tumbuh

Halaman 32 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

secara alami di Kalimantan, Sumatera bagian timur dan Selatan,


serta Pulau Bangka dan Belitung. Berdasarkan warna batangnya,
kayu ulin memiliki empat varietas, yaitu ulin tando dengan warna
batang coklat kemerahan, ulin lilin dengan batang coklat gelap,
ulin tembaga dengan warna batang kekuningan, serta ulin kapur
dengan warna batang coklat muda.

Kayu Bengkirai. Jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan


memiliki harga yang berbeda-beda tergantung dari tingkat
kelas kayu. Salah satu jenis kayu yang lumayan kuat, awet, dan
tahan cuaca adalah bengkirai. Kayu bengkirai sering digunakan
untuk material konstruksi bangunan seperti atap kayu. karena
kelebihannya yang kuat dan tahan lama sering dijadikan material
eksterior seperti listplank, decking dan sebagainya.

Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau


Kalimantan. Jenis kayu ini berwarna kuning dan kadang agak
kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan
antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna
gubal lebih terang. Pada saat baru saja dibelah/potong, bagian
kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

Kayu Gelam. Kayu yag digunakan untuk konstruksi bangunan


lainnya adalah kayu gelam. Material alam ini sering digunakan
pada proyek-proyek rumah, kayu bakar, pagar, dan tiang-tiang
sementara. Selain itu juga sering digunakan sebagai stager atau
perancah saat pelaksanaan proyek. Pada beberapa daerah jenis
kayu ini digunakan untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan
jembatan.

Kayu Akasia. Kayu akasia adalah jenis kayu untuk konstruksi


bangunan yang mempunyai nama lain acacia mangium dengan
berat jenis 0,75 sehingga pori-pori dan seratnya cukup rapat.

Halaman 33 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun


keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi
kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut
kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan
bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka jenis
kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak
diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun
bahan meibel-furnitur.

Sumber:

https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/196-jenis-jenis-kayu-
untuk-konstruksi-bangunan

Halaman 34 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

STRATEGI
PEMAKAIAN
KAYU UNTUK
BANGUNAN
UNTUK meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pentingnya
kayu sebagai bahan konstruksi, perlu ada strategi komunikasi
yang efektif. Komunikasi yang efektif ini juga akan menggerus
salah sangka kepada kayu sebagai bahan baku konstruksi

Oakwood Timber Tower akan menjulang 300 meter. hampir sejajar dengan gedung
tertinggi di London Inggris.
UBM-DEVELOPMENT.COM

Halaman 35 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

yang tak ramah lingkungan dibanding beton dan baja. Studi-


studi ilmiah telah membuktikan bahwa kayu jauh lebih ramah
lingkungan dari segi produksi gas rumah kaca penyebab krisis
iklim—problem terbesar dunia hari ini.

Sisi industri. Lebih banyak berpromosi kepada kalangan arsitek


untuk memakai bahan baku kayu sebagai materi yang lestari.
Para arsitek perlu lebih mendapatkan pengetahuan bahwa
bangunan kayu lebih ramah lingkungan dan kuat. Pengetahuan
para arsitek ini pada akhirnya akan menular kepada konsumen
yang kian sadar pada arti penting perlindungan lingkungan.
Kesadaran arsitek dan perancang bangunan akan kelestarian
menjadi salah satu cara mitigasi krisis iklim karena konstruksi
bangunan menjadi sektor andalan menurunkan emisi karbon
pada 2030.

Halaman 36 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

AKADEMISI
● Pengetahuan pada akademisi tentang pentingnya kayu
sebagai bahan baku bangunan dalam dan luar ruangan yang
kuat dan lestari. Desain, teknik sipil, dan arsitektur perlu
mendapatkan edukasi kurikulum khusus tentang materi kayu.
Saat ini pengetahuan tentang kayu di teknis sipil dan arsitek
masih kurang sehingga popularitas kayu sebagai bahan baku
bangunan kayu masih sulit. Di negara lain, pelajaran mengenai
kayu untuk arsitektur dan teknik sipil sama bobotnya dengan
pelajaran bahan baku banguan lain seperti beton dan baja.

● Kerja sama pengayaan mata kuliah tambahan mengenai kayu


untuk desain dan arsitektur.

● Kerja sama terkait perumahan dan bangunan sederhana untuk


mitigasi bencana, salah satunya dengan model bangunan
prefabrikasi kayu yang terbuat dari plywood.

● Melanjutkan kerja antar universitas yang memiliki jurusan


desain, arsitektur, teknik sipil dengan universitas yang
menekuni teknologi dan manajemen kayu.

Pemerintah. Menciptakan kepastian informasi pasokan kayu


melalui sistem informasi penyediaan kayu bermutu untuk
konstruksi. Selain itu untuk mencegah prasangka buruk terhadap
industri kayu, pemerintah perlu menciptakan audit sistem
verifikasi legalitas kayu sejak dari hutan hingga produk akhir yang
lebih kredibel. Kredibilitas akan meningkatkan kepercayaan diri
industri pengolahan dan konsumen dalam memakai kayu untuk

Halaman 37 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

pelbagai kepentingan karena tingkat kepercayaan pada produk


yang ramah lingkungan.

Rimbawan khususnya pemerintah harus disadarkan bahwa saat


ini industri kayu bukanlah bisnis yang sunset, tetapi survive
industry.

Kebijakan pemerintah yang diambil harus mengarah pada


perbaikan tatakelola bisnis kehutanan. Sertifikasi kelestarian
dan keterlacakan hanyalah salah satu elemen, yang lebih
penting adalah menghilangkan kerancuan antara Kawasan
hutan dengan areal berpenutupan hutan. Alasanya adalah
untuk menghilangkan bias superioritas kehutanan dengan klaim
“kawasan hutan” mencapai 120an juta Ha, Namun kenyataannya
luas Kawasan dengan tutupan hutan (pepohonan dan kaitannya
dengan ekosistem didalamnya) jauh dibawah itu.

Halaman 38 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Lembaga pengembang sertifikasi. Berkolaborasi dengan banyak


pihak, mulai dari pemasok kayu, industri pengolahan, hingga
pasar untuk menjaga kayu yang menjadi bahan bangunan
dihasilkan dari proses yang legal dan lestari. Kolaborasi ini akan
mendorong naiknya permintaan terhadap kayu yang berdampak
pada inovasi sumber kayu berkelanjutan. Antara lain mendorong
industri hutan tanaman industri menghasilkan kayu untuk jenis
pertukangan yang kuat.

Halaman 39 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

REFERENSI
______. Tall timber trends higher across North America. https://
www.thinkwood.com/blog/tall-timber-trends-higher-across-
north-america

Berthoud, F. 2019. Toward Digital Sobriety. The Shift Project.


https://theshiftproject.org/wp-content/uploads/2019/03/
Lean-ICT-Report_The-Shift-Project_2019.pdf

Churkina, G. et all. 2020. Building as global carbon sink. Nature


Sustainability. https://www.nature.com/articles/s41893-
019-0462-4

Gerst, G. Wood on London’s Skyline. UBM Development.


https://www.ubm-development.com/magazin/en/oakwood-
timber-tower/

Gunawan, I. 2021. Rumah tahan gempa ramah lingkungan. Forest


Digest edisi Januari-Maret 2021. https://www.forestdigest.
com/detail/958/cara-membangun-rumah-tahan-gempa

Holland, O. 2020. Has the wooden skyscraper revolution


finally arrived? CNN. https://edition.cnn.com/style/article/
wooden-skyscraper-revolution-timber/

Kartodihardjo, H. 2019. Bisakah Industri Kehutanan Bangkit Lagi?


Forest Digest. https://www.forestdigest.com/detail/290/
bisakah-industri-kehutanan-bangkit-lagi

Halaman 40 dari 41
KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI SOLUSI IKLIM

Prabowo, H. 2020. Bangunan Kayu Lebih Ramah Lingkungan.


Forest Digest. https://www.forestdigest.com/detail/1417/
pemanfaatan-kayu-hutan-alam

Ravenscroft, R. 2018. World’s tallest timber tower proposed


for Tokyo. De Zeen magazine. https://www.dezeen.
com/2018/02/19/sumitomo-forestry-w350-worlds-tallest-
wooden-skyscraper-conceptual-architecture-tokyo-japan/

Redaksi. 2020. Gedung berbahan kayu lebih ramah lingkungan


ketimbang beton. Forest Digest. https://www.forestdigest.
com/detail/465/gedung-berbahan-kayu-lebih-ramah-
lingkungan-ketimbang-beton

Halaman 41 dari 41

Anda mungkin juga menyukai