Anda di halaman 1dari 23

5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.

com

Executive Summary Manggis 

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Permasalahan 

Untuk bangkit dari krisis moneter, sistem agribisnis buah tropika


Indonesia perlu digerakkan agar buah tropika Indonesia dapat memberikan
kontribusi dalam pemulihan ekonomi rakyat, dapat memenuhi kebutuhan dalam
negeri, dan menjadi andalan ekspor. Salah satu buah yang dapat memberikan
kontribusi utama sebagai komoditas ekspor adalah manggis. Sejak tahun 2000,
volume dan nilai ekspor manggis adalah yang tertinggi diantara ekspor buah-
buahan Indonesia. Walaupun demikian masih banyak masalah yang dihadapi
dalam agribisnis manggis. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu
dukungan program riset yang terarah, terpadu, dan berkesinambungan. Penelitian
ini sejak dini dirancang berorientasi pasar untuk menciptakan agro-technological
cluster pada hasil yang dapat dikomersialkan.

Masalah utama dalam pengembangan manggis adalah :


1.  Belum ditemukannya varietas manggis dengan produktivitas dan kualitas
buah yang lebih baik.
2.  Rendahnya minat investasi pada perkebunan manggis karena lamanya
masa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), yang dapat mencapai 8-15
tahun apabila tanaman diperbanyak dengan biji. Perbanyakan vegetatif 
dengan penyambungan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi
sangat lambat dan produktivitasnya rendah, walaupun tanaman dapat
berproduksi pada umur 5 tahun.
3.  Produktivitas dan kualitas buah masih rendah yang disebabkan karena

sebagian besar buah manggis dihasilkan dari ‘hutan manggis’, kebun


campuran maupun pekarangan tanpa pemeliharaan yang berarti.
4.  Teknologi produksi dan pasca panen manggis belum baik.
5. 

1.2. Tujuan Kegiatan

Untuk mengatasi masalah dalam pengembangan manggis adalah melalui

perbaikan teknologi pembibitan yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman

------------------------------   1
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 1/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

manggis dan teknologi produksi untuk meningkatkan produktivitas pohon dan


mutu buah, produksi manggis luar musim dan mengatasi penyakit getah kuning,
serta melakukan pemuliaan untuk memperoleh varietas baru yang lebih baik.

Pengembangan manggis terutama ditujukan untuk :


1.  Menggiatkan agribisnis manggis, sehingga terjadi peningkatan produksi
dan kualitas buah dari kebun-kebun manggis lama di sentra produksi dan
adanya pembangunan kebun-kebun manggis baru.
2.  Memperoleh varietas unggul yang genjah dengan produktivitas yang
tinggi dan kualitas buah yang baik.
3.  Memperoleh teknologi memacu pertumbuhan dan memperpendek masa
tanaman belum menghasilkan (TBM).
4.  Memperoleh teknologi produksi luar musim.
5.  Memperoleh teknologi pra-panen, panen dan pasca panen yang dapat
meningkatkan kualitas buah.
6.  Mengatasi gejala getah kuning pada buah.
Apabila semua tujuan tersebut tercapai, dampaknya adalah meningkatnya
persentase buah layak ekspor.

------------------------------   2
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 2/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

BAB II. KEUNTUNGAN TEKNIS

Penelitian dalam RUSNAS Pengembangan Buah-buahan Unggulan


Indonesia dirancang untuk mengatasi masalah-masalah dalam riset pertanian,
dengan konsepsi solusi sebagai berikut :

1.  Membentuk   Agro-technological cluster  yang akan memperkuat agribisnis


buah-buahan, dengan orientasi penelitian ke arah pasar (market oriented )
bukan orientasi produksi saja. Untuk itu penelitian RUSNAS juga akan
mengkaji aspek pemasaran dan solusi masalah-masalah praktis yang dihadapi
pelaku agribisnis secara luas.

2.  Meningkatkan kemampuan: (a) memantau dan menguasai kemajuan IPTEK


sesuai dengan technology roadmap; (b) menggali potensi ekonomi dari
kemajuan IPTEK untuk pengembangan produk dalam proses produksi; (c)
mengembangkan efisiensi produksi dan promosi pemasaran produk untuk 
bersaing di pasar internasional.

3.  Solusi percepatan perolehan hasil:

a.  Cakupan riset yang dilakukan adalah pengembangan hasil riset yang
potensial diberbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi, sehingga
hasil teknologi tepat guna dapat segera diperoleh.

b.  Pemanfaatan pendekatan bioteknologi untuk mempercepat keberhasilan


pemuliaan buah-buahan. Penemuan varietas baru buah-buahan akan lebih
cepat, dari semula lebih dari 30 tahun menjadi 10 - 15 tahun dengan
bioteknologi (DNA marker, fusi protoplast).

c.  Kajian ekofisiologi untuk memacu tanaman agar berbuah lebih awal.

4.  Solusi memperpendek jeda waktu adopsi teknologi hasil penelitian sampai ke
keuntungan ekonomi:

a.  Melibatkan industri sejak awal riset, sebagai share holder hasil penelitian.

b.  Varietas baru yang potensial dapat dimanfaatkan oleh industri walaupun
belum dilepas secara resmi, dengan resiko ditanggung oleh industri.
Pelepasan varietas sesuai dengan prosedur dan peraturan yang ada
------------------------------   3
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 3/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

memerlukan pengujian multi lokasi dan akan memerlukan waktu yang


sangat lama untuk pohon buah-buahan (mulai produksi setelah berumur 4-
5 tahun). Tetapi apabila industri terlibat pengembangan varietas ini dari
awal, dia bisa yakin terhadap keunggulan varietas baru hasil rakitan dan
bersedia menanggung resiko untuk mengembangkannya walaupun belum
dilakukan uji multi lokasi.

5.  Masalah tingginya resiko kegagalan dalam riset pertanian diantipasi dengan :

a.  Melibatkan peneliti yang sudah berpengalaman dan berdedikasi tinggi dari
lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi.

b.  Melibatkan mahasiswa pasca sarjana yang berkemampuan meneliti tinggi,


bermotivasi kuat dan berdedikasi dalam bimbingan dosen senior yang
berkualitas.

c.  Beberapa penelitian akan dikaitkan dengan penelitian di luar ngeri seperti
Jepang, Australia dan Thailand.

Kegiatan penelitian RUSNAS Pengembangan Buah-Buahan Unggulan


Indonesia meliputi perakitan varietas baru dan perbaikan teknologi produksi dan
pasca panen. Kegiatan ini direncanakan bersama-sama antara pelaku agribisnis
buah, konsumen dan para peneliti. Sebagian dari kegiatan ini akan melibatkan
divisi/departemen litbang perusahaan atau industri agar hasil dari kegiatan ini
sesuai dengan kebutuhan para pelaku agribisnis buah. Kegiatan perakitan
varietas baru tersebut antara lain meliputi : uji lapangan untuk mengetahui daya
adaptasi, produktivitas dan kualitas varietas baru dan teknologi baru.

Hasil kegiatan ini akan langsung dimanfaatkan oleh industri yang bergerak 
dalam agribisnis buah-buahan. Varietas baru yang dihasilkan akan dimanfaatkan
oleh industri benih/pembibitan untuk menghasilkan benih/bibit varietas/klon
unggul dalam skala komersial. Varietas baru yang dihasilkan juga akan
mendukung industri buah segar. Bibit/benih dari varietas/klon baru tersebut akan
ditanam oleh perusahaan perkebunan buah yang akan menghasilkan produk lebih
baik ditinjau dari aspek produktivitas dan kualitas.

------------------------------   4
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 4/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

RUSNAS juga akan menghasilkan teknologi baru yang dapat


dimanfaatkan oleh industri benih, industri buah segar, industri pengolahan dan
industri jasa dan perdagangan. Perbaikan teknologi yang dilakukan akan
menyebabkan kegiatan produksi menjadi lebih efisien sehingga keuntungan yang
diperoleh menjadi lebih optimal. Selain itu juga akan dilakukan perbaikan
teknologi pasca panen untuk mendukung poduksi yang lebih baik.

Berkembangnya teknologi pasca panen dan dihasilkannya produk 


berkualitas akan mendorong berkembangnya industri pengolahan hasil (pasca
panen) seperti industri pengalengan, industri makanan dan indutri minuman.
Industri jasa dan perdagangan yang terlibat dalam sistem distribusi juga akan
berkembang lebih baik untuk mendistribusikan produk ke seluruh daerah pasar,
baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri (eksportir).

Dengan meningkatnya aktivitas industri buah segar dan industri


pengolahan buah, maka industri yang terkait juga akan memberikan respon
dengan meningkatkan aktivitasnya. Industri tersebut antara lain : industri
pariwisata, industri sarana produksi pertanian (pupuk, pestisida, ZPT, dll), industri
kemasan, industri mesin-mesin pertanian dan industri mesin pengolahan.

Agar terdapat keterkaitan (link and match) antara penelitian yang


dilakukan dengan pihak industri sebagai pengguna hasil penelitian maka PKBT
sebagai instansi pengelola RUSNAS bersama dengan lembaga mitra telah
menyusun suatu agro-technological cluster.

------------------------------   5
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 5/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

BAB III. LINGKUP DAN PROGRAM KEGIATAN

3.1. Lingkup Kegiatan

Kegiatan RUSNAS pengembangan manggis unggulan Indonesia pada


tahun 2002 merupakan kelanjutan dan penyempurnaan kegiatan yang telah
dilakukan pada tahun 2001. Secara umum lingkup kegiatan RUSNAS meliputi
tiga aspek, yaitu Pengembangan Varietas, Pengembangan atau Perbaikan
Teknologi Produksi dan Pasca Panen, serta Pengembangan A gro-technological
Cluster .

Untuk program kerja pengembangan varietas telah dilakukan analisis


genetik manggis dengan marka DNA untuk mempelajari keragaman genetik dan
identifikasi kelompok; serta induksi mutasi manggis untuk meningkatkan
keragaman genetik manggis.

Program pengembangan teknologi produksi dan pasca panen meliputi


studi penyerapan hara oleh batang bawah penyokong pada sistem sambung kaki
ganda; studi pembungaan luar musim. Untuk pengembangan cluster dilakukan

kegiatan penerapan teknologi produksi pada lahan petani binaan di Leuwiliang.

3.2. Program Kegiatan

Mengacu pada rencana kegiatan tahun 2002 yang telah ditetapkan, maka
telah dilaksanakan beberapa kegiatan yang terdiri dari program perbaikan varietas,
perbaikan teknologi produksi dan pasca panen, dan pengembangan kluster
agroteknologi.

3.2.1. Pemuliaan Tanaman

3.2.1.1. Studi Variabilitas dan Stabilitas Genetik Manggis 

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas genetik tanaman


manggis dan keturunannya sebagai kunci pemahaman terhadap sifat apomiksis.
Untuk studi variabilitas genetik digunakan sampel DNA manggis yang berasal
dari 4 lokasi sentra produksi manggis (Leuwiliang, Wanayasa, Purworejo dan
Trenggalek). Sedangkan untuk analisis keturunan digunakan sampel DNA dari 3
------------------------------   6
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 6/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

pohon induk manggis Sumatra Barat dengan masing-masing 10 tanaman


keturunannya.

Variabilitas Genetik Manggis


Seleksi primer telah dimulai dengan menggunakan sampel DNA yang
telah berhasil diekstrak dan dilanjutkan dengan menggunakan sampel DNA dari
semua lokasi untuk dilihat perbedaannya secara genetik. Untuk pohon induk yang
mewakili populasi tanaman dari keempat lokasi, variasi genetiknya adalah sebesar
56.6% dengan koefisien kemiripan Dice 0.73-1. Nilai korelasi antar pita DNA
cukup tinggi yaitu r = 0.896, yang berarti dendrogram berdasarkan pola pita DNA

sangat baik. Tanaman manggis di Pulau Jawa dan Sumatera Barat menunjukkan
variasi secara fenotipik maupun genotipik. Variasi genotipik dan fenotipik yang
lebih besar dijumpai pada populasi manggis di Wanayasa.

Hasil uji kuantitas menunjukkan bahwa DNA yang diperoleh berkisar


antara 20 – 150 ng/ µl. Pada penelitian ini digunakan 40 primer yang terdiri dari 4
kelompok, yaitu SB, OPH, OPM dan OPN.

Variasi pola pita DNA selalu terlihat pada tanaman yang berasal dari
Wanayasa, kecuali pada primer OPH 12. Sebaliknya pada primer OPH 13 terdapat
pita khas yaitu OPH 132000 yang dipunyai oleh sebagian besar aksesi dari
Wanayasa dan dua aksesi Kaligesing.

Pengelompokan secara genetik membangi manggis di Pulau Jawa atas dua


kelompok utama dengan koefisien kemiripan 0.73-1. Kelompok pertama terdiri
dari tanaman yang berasal dari Wanayasa dan dua tanaman dari Kaligesing
dengan koefisien kemiripan 0.73-0.86. Kelompok kedua merupakan kelompok 
heterogen yang terdiri dari individu yang berasal dari berbagai lokasi dan sebagian
besar identik secara genetik dengan koefisien kemiripan 0.93-1.

------------------------------   7
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 7/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

 
Stabilitas Genetik
Analisis RAPD antara tanaman induk dan keturunannya menggunakan

lima primer disajikan dalam bentuk profil pita DNA dan dendogram. Hasil
observasi menunjukkan adanya variasi genetik. Tingkat kemiripan genetik rata-
rata antara tanaman induk denagn keturunnannya masing-masing adalah 0.81
dengan perincian 0.73, 0.84 dan 0.85 untuk Padang Laweh, Balai Baru dan
Subarang Sukam.

3.2.1.2. Studi Keragaman Pohon dan Buah Manggis di Pulau Jawa

Ada dua studi yang dilakukan. Studi I dilakukan di Wanayasa


(Purwakarta), Gunung Walat (Sukabumi) dan Watulimo (Trenggalek). Pada Studi
II selain ketiga lokasi tersebut juga dilakukan di di Leuwiliang (Bogor),
Kaligesing (Purworejo).
Hasil uji kehomogenan ragam terhadap tanaman manggis dari tiga sentra
produksi manggis di pulau Jawa yaitu Wanayasa, Gunung Walat dan Watulimo
menunjukkan bahwa secara umum tidak ada keragaman karakter daun, batang,

buah dan biji pada tiga daerah sentra produksi Wanayasa, Watulimo dan Gunung
Walat, kecuali untuk peubah lingkar batang. Lingkar batang manggis di daerah
Watulimo berkisar antara 41.5 cm -134.5 cm, di Wanayasa berkisar antara 57 cm
– 96 cm dan di Gunung Walat antara 67 cm – 116 cm.
Pengamatan di lapang menunjukkan adanya keragaman pada peubah
bentuk kanopi. Terdapat dua macam bentuk kanopi yang dapat diamati di lapang
yaitu bentuk kanopi kerucut atau piramid dan bentuk kanopi bulat atau oval.

Bentuk kanopi untuk seluruh pohon yang diamati di Wanayasa adalah bulat atau
oval. Bentuk kanopi di daerah Gunung Walat sebagian besar adalah bulat atau
oval dan hanya ada satu pohon dengan bentuk kanopi kerucut atau piramid.
Sedangkan untuk bentuk kanopi semua pohon di daerah Watulimo adalah kerucut
atau piramid.
Biji dari ketiga lokasi sentra produksi tersebut dikecambahkan di Bogor
dan diuji perkecambahan dan kecepatan pertumbuhannya. Kecepatan flush paling

------------------------------   8
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 8/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

baik diperoleh dari manggis dari Gunung Walat (36.44 hari), sedangkan manggis
dari Wanayasa memiliki kecepatan flush paling lambat (45.81 hari).
Secara umum, bunga manggis yang berasal dari tiga sentra produksi di
Pulau Jawa (Kaligesing, Leuwiliang dan Wanayasa) memiliki keragaman pada
beberapa karakter morfologi yang diamati, kecuali untuk peubah diameter stigma,
panjang mahkota dan bobot bunga.
Dari Studi II dilakukan pengujian terhadap tingkat kemanisan buah,
ukuran buah serta nilai higenis. Tingkat kemanisan buah ditentukan oleh kadar
o
padatan terlarut total (PTT) atau biasanya disebut dengan brix. Tingkat
kehigienisan dinilai dari ada tidaknya kontaminasi pada buah, baik kontaminasi

fisik, biologi maupun kimia. Pada penelitian ini kontaminasi yang diukur adalah
adanya getah pada kulit dan daging buah.
Dari analisis terhadap parameter tersebut dapat diketahui bahwa buah yang
diperoleh memiliki karakter yang berbeda antar sentra produksi, kecuali untuk 
parameter jumlah lokul dan jumlah biji. Uji korelasi antar peubah yang diamati
menunjukkan bahwa diameter buah berkorelasi positif dengan bobot buah,
panjang buah, tebal kulit buah, dan jumlah biji.

Hasil uji korelasi juga menunjukkan bahwa tingkat kemanisan buah


berkorelasi negatif dengan diameter buah, bobot buah, dan panjang buah.
Peningkatan dalam diameter buah, bobot buah, dan panjang buah, menyebabkan
buah menjadi kurang manis.

Salah satu kriteria standar mutu buah manggis menurut SNI adalah
diameter buah. Hasil uji Tukey menunjukkan bahwa diameter buah dari populasi
di semua lokasi termasuk ke dalam mutu buah I yaitu berdiameter antara 55 mm –
65 mm. Rataan diameter buah terbesar dimiliki oleh populasi di Kaligesing (63.13
mm), diikuti populasi di Wanayasa (6.276), sedangkan rataan diameter buah
terkecil dimiliki oleh populasi di Watulimo (5.581 mm). Buah manggis di
Watulimo umumnya bersih tidak bergetah dengan nilai skor 1.66, sedangkan
manggis di Kaligesing dan Sukabumi banyak yang tercemar oleh getah, dengan
skor 2.42.

------------------------------   9
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 9/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

3.2.1.3. Studi Keragaman Morfologi Bunga Kerabat Dekat Manggis

Pada tanaman manggis bentuk kanopi yang dapat dijumpai adalah oval
dan kerucut. Bentuk kanopi yang ditemukan pada para kerabat juga menunjukkan
hal yang sama. Namun pada beberapa spesies seperti Garcinia porrecta Wall dan
Garcinia porrecta Wall var schizogyna Boerl, meskipun cabang pertama mulai
tumbuh pada ketinggian 20 m tetapi masih menampakkan bentuk kanopi kerucut.

Bentuk percabangan pada manggis, G. celebica, G. wichmanni Lauterb ,


G. benthami, G. hombroniana adalah berseling berhadapan, sedangkan
percabangan pada G. porrecta Wall dan G. porrecta Wall var schizogyna Boerl
berbentuk spiral terutama pada ketinggian diatas 7 meter. Pada ketinggian hingga
7 meter, terlihat bahwa seluruh Garcinia yang diamati memiliki percabangan yang
berseling berhadapan.

Duduk daun pada manggis dan kerabatnya adalah berpasangan saling


berhadapan dengan bentuk daun ovat-oblong atau elliptikal. Perbedaan dari daun
manggis dan kerabatnya hanya pada ukurannya saja. Ukuran daun terbesar
dimiliki oleh G. wichmanni Lauterb yaitu 14.4 x 55 cm.

Warna daun semua Garcinia yang diamati adalah hijau dengan perbedaan
pada tingkat kecerahan warna. Manggis memiliki daun dengan warna hijau tua
cerah dan permukaannya mengkilap, G. hombroniana dan G. celebica memiliki
daun berwarna hijau dengan permukaan kusam, G. benthami Pierre , G. porrecta
Wall dan G. porrecta Wall var schizogyna Boerl memiliki daun berwarna hijau
dengan permukaan licin, sedangkan daun G. malacesis berwarna hijau dengan
ukuran yang kecil.

Bentuk bunga pada G. mangostana, G. hombriniana, G. porrecta Wall ,


G. porrecta Wall var   schizogyna Boerl , G. celebica, dan G. benthami  Pierre
adalah rotate dengan 4 sepal (kelopak bunga) dan 4 petal (mahkota bunga), tetapi
berbeda dalam ukurannya. Bunga manggis berwarna merah jambu dengan
semburat warna kuning dekat dengan pangkal mahkota, biasanya setelah bunga
mekar sempurna daun mahkota akan gugur sedangkan kelopak akan tetap
menempel pada bunga hingga menjadi buah. Bentuk stigma adalah sessile,
berwarna putih dan merah jambu dengan diameter 1.13 - 1.77 cm. Dari stigma ini
------------------------------   10
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 10/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

dapat diketahui jumlah biji yang akan terbentuk pada manggis. Tangkai sari yang
terdapat pada manggis rudimenter dan tidak menghasilkan pollen, dan berjumlah
16 - 18. Bobot bunga manggis bervariasi dari 5.11 - 10,91 gram.

Warna bunga pada G. hombriniana, G. porrecta Wall , G. porrecta Wall 


var schizogyna Boerl , G. celebica, G. benthami Pierre  adalah  kuning dengan
bentuk yang serupa untuk lima spesies. Pada penelitian ini tidak diperoleh bunga 
G. wichmanni Lauterb. Bunga G. celebica dan G. porrecta Wall dapat dibedakan
dari bentuk tangkainya, yaitu kotak untuk  G. porrecta Wall dan bulat untuk 
G. celebica. Menurut Sari (2000), morfologi batang, daun dan bunga G. celebica 
sama dengan G. benthami Pierre, yang membedakan adalah warna getahnya
diamana getah G. celebica berwarna kuning sedangkan getah G. benthami Pierre
berwarna putih.

3.2.1.4. Induksi Mutasi untuk Meningkatkan Keragaman Genetik Manggis

Sampai saat ini dipercaya bahwa manggis memiliki biji yang apomiksis
sehingga perkembangbiakan dengan biji merupakan perbanyakan secara vegetatif 

yang menyebabkan manggis memiliki keragaman genetik yang sempit. Breeding


secara konvensional sulit dilakukan karena polen manggis rudimenter sehingga
manggis tidak memiliki polen. Selain itu, pertumbuhan manggis juga sangat lama
sehingga kalaupun breeding manggis secara konvensional dapat dilakukan, akan
memerlukan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan hasilnya.

Karena itu induksi mutasi menjadi salah satu pilihan yang masuk akal
untuk memuliakan manggis. Salah satu teknik induksi mutasi yang efektif adalah
dengan cara iradiasi. Teknik ini telah berhasil dilakukan pada buah-buahan
tropika seperti jambu biji dan jeruk (menghasilkan tanaman dengan buah tanpa
biji), pisang (menghasilkan klon pisang tahan terhadap penyakit sigatoga hitam),
kurma (tahan penyakit Bayoud), dan strawberi (toleran terhadap fitoptora) (Jain,
2000).

------------------------------   11
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 11/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

1. Radiasi dengan Penanaman di Lapang

Radiasi sinar Gamma akan menyebabkan kerusakan fisiologi pada


tanaman yang bersifat sementara dan menyebabkan mutasi genetik yang bersifat
permanen. Biasanya pengaruh kerusakan fisiologis akibat radiasi akan
menyebabkan memburuknya pertumbuhan kecambah yang bersifat sementara.
Apabila pengaruh kerusakan fisiologi telah hilang, maka pengaruh dari mutasi
genetik akan muncul. Hasil pengamatan yang dilakukan selama beberapa bulan
ini menunjukkan pertumbuhan yang lebih buruk daripada kontrol, walaupun ada
beberapa individu tanaman yang pertumbuhannya lebih baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa radiasi sinar gama pada biji manggis
akan menyebabkan:

1.  Kemampuan biji manggis untuk berkecambah berkurang. Semakin tinggi


dosis radiasi, baik secara kronis maupun akut, maka semakin kecil persen
137
perkecambahan. Perkecambahan biji yang diradiasi dengan Cs jauh lebih
60
rendah dari biji yang diiradiasi dengan Co. Biji yang diradiasi dengan sinar
60
gamma dengan sumber Co masih ada yang berkecambah hingga dosis 50
137
gray, sedangkan biji yang diradiasi sinar gamma dengan sumber Cs
kehilangan kemampuan berkecambah pada dosis radiasi 40 gray.

2.  Menghambat pertumbuhan semai, baik dari tinggi tanaman maupun diameter
batang. Tinggi tanaman kontrol mencapai 10 cm, sedangkan biji yang
60
diradiasi dengan Co menghasilkan tanaman dengan tinggi maksimal 8 cm
(akut) dan 6.2 cm (kronis), yaitu pada tanaman hasil radiasi dengan dosis 10
gray. Tetapi rata-rata tinggi tanaman yang terbesar diperoleh dari tanaman

yang berasal dari biji yang diradiasi secara kronis dengan dosis 30 gray. Biji
yang diradiasi dengan 137Cs memiliki tinggi maksimal 9.2 cm yaitu tanaman
yang diradiasi dengan dosis 30 gray.

3.  Memperkecil diameter batang semai manggis. Semakin tinggi dosis radiasi
yang diberikan maka diameter rata-rata batang manggis akan semakin kecil.
60
Hal ini tidak berbeda antara perlakuan radiasi dengan sumber Co maupun
137
Cs.

------------------------------   12
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 12/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

4.  Menurunkan jumlah daun. Rata-rata jumlah daun terbanyak ditemukan pada
tanaman kontrol, yaitu 6.2 helai/tanaman dan diikuti oleh tanaman dari biji
yang diradiasi dosis 10, 20 dan 30 gray masing-masing 5.3, 3.9 dan 3.4 helai
daun/tanaman. Namun jumlah daun maksimal antara dosis radiasi tidak 
berbeda, yaitu 10 helai kecuali untuk radiasi 30 gray yang hanya memiliki
daun maksimal 8 helai.

5.  Mempengaruhi ukuran daun. Radiasi sinar gamma dengan sumber 137Cs pada
dosis ≥ 20 gray dapat menghambat pertumbuhan rata-rata panjang daun,
sedangkan dosis radiasi 10 gray justru merangsang atau meningkatkan
pertumbuhan rata-rata panjang daun. Panjang daun maksimal adalah 8.7 cm
yang diperoleh dari tanaman hasil radiasi dosis 10 gray. Ternyata
pertambahan panjang daun tidak diikuti oleh pertambahan lebar dan luas daun.
Tanaman hasil radiasi memiliki rata-rata lebar dan luas daun lebih kecil dari
tanaman kontrol. Namun secara individu, radiasi sinar gamma ada yang
memberikan peningkatan pertumbuhan terhadap lebar dan luas daun. Pada
penelitian ini, daun terlebar diperoleh pada tanaman yang diradiasi dengan
dosis 10 gray (10 cm), sedangkan daun terluas diperoleh pada tanaman hasil
radiasi 20 gray (24.2 cm2).

6.  Mempengaruhi panjang akar. Pada 17 mst diketahui bahwa akar terpanjang,
yaitu 5.9 cm, diperoleh dari tanaman yang berasal dari biji yang diradiasi
dengan dosis 10 gray. Panjang akar ini lebih tinggi daripada akar tanaman
kontrol yang hanya 2.6 cm. Tanaman yang berasal dari biji yang diradiasi
dengan dosis 30 gray ada yang memiliki akar yang lebih panjang daripada
tanaman kontrol, yaitu sepanjang 4.1 cm. Tanaman yang berasal dari biji
yang diradiasi dengan dosis 20 gray memiliki pertumbuhan akar yang paling
terhambat, dan lebih kecil dari tanaman kontrol.

7.  Menurunkan jumlah akar. Rata-rata jumlah akar yang terbanyak diperoleh
dari tanaman kontrol yang tidak diradiasi, yaitu 7.6 akar/tanaman. Radiasi
sinar gamma dosis 10 dan 20 gray menghasilkan tanaman dengan rata-rata
 jumlah akar lebih sedikit, tetapi diperoleh tanaman yang memiliki akar lebih

------------------------------   13
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 13/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

banyak dari kontrol. Pada kedua dosis radiasi tersebut, diperoleh tanaman
dengan jumlah akar maksimum adalah 28 dan 24.

8.  Mempengaruhi jumlah klorofil. Radiasi sinar gamma hingga dosis 20 gray
dapat meningkatkan jumlah klorofil tanaman manggis, tetapi radiasi 30 gray
 justru menurunkan jumlah klorofil tanaman tersebut. Kandungan klorofil
rata-rata tertinggi diperoleh dari tanaman hasil radiasi dengan dosis 20 gray,
yaitu 2.2 mg/gram berat daun, diikuti oleh tanaman hasil radiasi dosis 10 gray
(2.19 mg/g), tanaman kontrol (2.08 mg/g), dan tanaman hasil radiasi 30 gray
(2.04 mg/g). Kandungan klorofil tertinggi yang diperoleh pada tanaman hasil
radiasi dosis 20 gray, yaitu 2.66 mg/gram daun.

2. Radiasi dengan Penanaman In vitro


Dalam percobaan ini biji manggis di radiasi dengan sinar Gamma pada
beberapa intensitas radiasi, kemudian biji-biji tersebut ditanam dalam media
kultur jaringan. Hasil sementara percobaan menunjukan:
1.  Tanaman yang diradiasi terhambat perekcambahannya. Munculnya tunas
yang berasal dari embrio asli pada eksplan kontrol jauh lebih cepat dibanding
tanaman hasil radiasi, demikian juga dengan laju pertumbuhannya. Pada biji
yang tidak diiradiasi, satu minggu setelah penanaman, mulai terlihat akan
terbentuk tunas embrio asli. Tetapi, pada eksplan hasil radiasi sampai minggu
ke-5 setelah radiasi belum terlihat adanya tanda-tanda pertumbuhan tunas.
Minggu ke-6 setelah penanaman beberapa eksplan membengkak, membentuk 
tonjolan hijau, memperlihatkan akan terbentuk tunas dan beberapa
membentuk kalus.

2.  Pada eksplan hasil radiasi terjadi multiplikasi jumlah tunas pada tempat
dimana seharusnya muncul tunas embrio asli. Beberapa eksplan kontrol juga
ada yang memperlihatkan jumlah tunas lebih dari satu, namun pada eksplan
hasil radiasi jumlahnya jauh lebih banyak.
3.  Tunas hasil radiasi yang muncul lebih gemuk, (tunas embrio asli maupun
adventif), pendek dan berwarna hijau tua kehitaman pada awal
kemunculannya, dan ruas-ruasnya lebih pendek. Penyinaran dengan dosis

------------------------------   14
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 14/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

tinggi bersifat letal, sehingga eksplan tidak tumbuh dengan bagian pinggir
eksplan terlihat gosong.
4.  Beberapa eksplan tumbuh dengan kelainan fenotip. Kelainan yang terlihat
pada umur 4 minggu adalah: (i) muncul tunas dari embrio asli dengan daun
bergerigi, berwarna hijau tua, batang maupun helaian daun kisut, (ii) tunas
yang tidak berdaun, ruas berwarna hijau muda ke kuningan, dan (iii) tunas
berdaun kecil dan berlekuk ditengah.
5.  Kelainan pada ekspan juga terjadi pada eksplan yang selama ini hanya
berkalus berkembang menghasilkan tunas yang batangnya berkalus. Pada
perlakuan 30 Gy, terdapat eksplan yang pada pertumbuhan awalnya terlihat

seperti tidak mempunyai batang, langsung keluar sepasang daun yang


berpelepah. Pada perkembangan selanjutnya, batang baru membentuk 1 ruas
sangat pendek tanpa tunas apikal, tetapi muncul 2 tunas axilar yang pendek 
dan beruas rapat.

Isolasi DNA sudah mulai dilakukan untuk bahan penelitian lanjutan


(RAPD), namun isolasi baru dilakukan pada tanaman kontrol dan back-up untuk 
optimasi jumlah sample yang dibutuhkan, mengingat isolasi terhadap tanaman
hasil radiasi nantinya harus per-individu tanaman (tidak dapat di bulk).

Hasil elektroforesis dari DNA yang diisolasi, beberapa tidak menunjukkan


adanya DNA. Hal ini diduga disebabkan oleh jumlah sample yang sangat sedikit
(< 0,15 g). Saat ini sedang dicari metode untuk mengisolasi DNA yang lebih
efektif dengan jumlah sample sedikit. Sampel DNA yang berhasil diisolasi,
kemudian di PCR dengan menggunakan 3 primer dan berhasil teramplifikasi.

3.2.2. Program Kerja Pengembangan Teknologi Produksi


3.2.2.1. Memacu Pertumbuhan Manggis

Dalam penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa perbanyakan manggis


dengan cara penyambungan kaki ganda dapat memacu pertumbuhan bibit manggis.
Pada tahun ini kegiatan tersebut dilanjutkan untuk menguji kemampuan batang
bawah kedua (penyokong) dalam melakukan serapan hara.

------------------------------   15
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 15/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

Pada kegiatan ini dilakukan analisis serapan hara oleh batang bawah
penyokong pada tanaman manggis kaki ganda. Studi ini dilakukan dengan
membandingkan pertumbuhan tanaman yang diberi larutan hara (hara
lengkap/sumber N berbeda) pada kaki penyokong dengan tanaman yang tidak 
diberi larutan hara. Dari kegiatan ini akan diketahui efektivitas kaki penyokong
untuk mendukung pertumbuhan manggis.

Pengamatan dilakukan seminggu sekali terhadap jumlah daun, rata-rata


luas daun, tinggi tanaman, diameter batang. Analisis klorofil dan unsur hara
 jaringan dilakukan pada awal dan akhir percobaan, sedangkan analisis hormon
giberlin dan sitokinin hanya dilakukan pada akhir penelitian.

Pengamatan terhadap parameter pertumbuhan tanaman hingga saat ini


belum menunjukkan perbedaan dari perlakuan yang diberikan. Hal ini karena
perlakuan yang diberikan baru sebentar, sehingga belum ada pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman.

3.2.2.2. Studi Ekofisiologi untuk Memacu Pembungaan pada Manggis 

Dari hasil studi ini diharapkan akan diketahui kondisi fisiologi dan hormon
tumbuh yang berperan dalam menginduksi pembungaan tanaman manggis. Studi
ini akan dilanjutkan dengan perlakuan beberapa faktor fisik dan kimia untuk 
menginduksi pembungaan manggis, sehingga dapat berbunga dan berproduksi
lebih awal. Kegiatan penelitian meliputi : studi fisiologi pertumbuhan tanaman
manggis, studi fisiologi dan morfologi pembungaan manggis, studi fruit-set
tanaman manggis dan perubahan kandungan hormon endogen yang menyertainya,
dan studi pengaruh perlakuan fisik dan kimiawi untuk menginduksi pembungaan
tanaman manggis.

Studi Fisiologi Pertumbuhan Tanaman Manggis Asal Biji dan Sambungan


Penelitian ini dilakukan untuk menggali imformasi mendasar mengenai
perbedaan aktivitas fisiologi dan biokimia yang terjadi selama periode
pertumbuhan bibit asal biji dan sambungan dengan mengukur berbagai variabel
perubahan kandungan zat endogen (kandungan hormon, hara, karbohidrat,
klorofil, dan lain-lain) dan kecepatan fotosintesis dihubungkan dengan kecepatan

pertumbuhan tunas.

------------------------------   16
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 16/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

Mengapa tanaman manggis asal sambungan lebih cepat berbunga


sehingga masa TBM-nya lebih pendek sedangkan yang asal biji berbunga lebih
lambat padahal pertumbuhannya lebih cepat sampai saat ini belum diketahui.

Untuk dapat menjelaskan bagaimana hal tersebut terjadi, disamping berdasarkan


kajian perbedaan aktivitas fisiologi dan biokimia yang terjadi selama periode
pertumbuhannya, juga perlu dihubungkan dengan mempelajari bagaimana proses
pembungaan pada tanaman manggis terjadi mulai dari saat tunas mengalami flush
sampai bunga terbentuk dengan melakukan pengamatan terhadap fase-fase
perkembangan organ bunga dikaitkan dengan perubahan kandungan zat-zat
endogen yang menyertai terjadinya proses pembungaan.
Dalam studi ini dibandingkan pertumbuhan perubahan aktivitas fisiologi

tanaman manggis yang berasal dari semai dan sambungan, berumur 2, 4 dan 8
tahun. Bibit umur 2 tahun ditanam di polybag warna hitam diameter 40 cm
dengan media kompos : pasir : pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1
(v/v), kemudian ditempatkan di rumah plastik. Tanaman muda umur 4 dan 8
tahun (dilapang) diberi penaung buatan dari paranet dengan intensitas naungan
30%. Semua tanaman (umur 2, 4 dan 8 tahun) diperliahara secara intensif 
meliputi pemupukan, pembersihan gulma, pemangkasan cabang parasit, dan lain-

lain. Penelitian sedang berlangsung, dan data yang diperoleh baru data
pertumbuhan vegetatif.

Studi Fisiologi dan Morfologi Pembungaan Manggis

Pada penelitian ini, dilakukan tiga sub kegiatan, yaitu Studi fase-fase
perkembangan dan morfologi organ bunga; Studi perubahan kandungan beberapa
zat endogen dalam proses pembungaan; dan Studi perbedaan morfologi dan
kandungan zat endogen pucuk berbunga dan pucuk tidak berbunga.

Pada penelitian ini, data yang diperoleh sedang dideskripsikan dan


ditabulasi, yaitu data untuk perubahan karakter morfologi pada pucuk berbunga
dan tidak berbunga, pada tanaman asal seedling maupun sambungan, baik visual
maupun agronomis. Pengamatan mikroskopik baru dilakukan pada fase-fase
perkembangan organ bunga tanaman asal seedling yang telah sampai pada
selesainya pembuatan preparat awetan. Sedangkan yang asal sambungan baru
sampai pada tahap xylolisasi.

------------------------------   17
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 17/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

Untuk analisis hormon, telah diperoleh contoh daun dan mata tunas yang
0
untuk sementara disimpan pada lemari pendingin suhu –20 C. Saat ini sedang
dipersiapkan keperluan untuk preparasi giberelin dan sitokinin di Laboratorium
Analitik FMIPA IPB dan analisis karbohidrat serta nitrogen di Laboratorium
PSPT Fakultas Pertanian IPB. Kandungan klorofil daun telah diukur dengan
Minolta Chlorophyll Meter.

Studi Fruit-Set Tanaman Manggis dan Perubahan Kandungan Hormon

Bunga dikatagorikan berhasil mengalami fruit-set apabila ovari tersebut


telah berkembang menjadi buah dengan ukuran kira-kira sebesar kelereng

(diameter ± 1 cm). Pengamatan telah dan sedang dilakukan secara intensif 


terhadap saat mulai berbunga, panjang periode berbunga, perkembangan jumlah
bunga dan jumlah buah.

Pada penelitian ini masih dilakukan pengamatan secara intensif dan


pengumpulan contoh untuk analisis kandungan zat endogen berupa contoh bunga
dan buah yang gugur dibandingkan dengan contoh bunga dan buah yang tidak 
gugur pada umur yang sama. Contoh bunga dan buah yang diperoleh akan
digunakan untuk analisis giberelin dan ABA. Untuk analisis kandungan
karbohidrat, N, P, K telah diperoleh sampel berupa daun ruas terakhir (yang bunga
dan buahnya gugur dibandingkan dengan daun yang bunga dan buahnya tidak 
gugur.

Induksi Pembungaan Tanaman Manggis

Induksi pembungaan manggis dilakukan dengan strangulasi (pencekikan

pohon), atau penyiraman pemberian paklobutrazol diikuti dengan penyemprotan


ethephon. Saat ini telah dilakukan aplikasi paklobutrazol, ethephon dan
strangulasi dan sedang dilakukan pengamatan secara intensif terhadap parameter
pertumbuhan tersebut. Beberapa variabel yang sudah selesai pengamatannya,
datanya saat ini sedang ditabulasi. Hasil sementara menunjukkan bahwa tanaman
yang distrangulasi dan diberi perlkuan paklobutrazol berbunga 2 bulan lebih awal
daripada kontrol. Tanaman yang diperlakukan berbungan pada bulan Agustus,

sedangkan kontrol berbungan pada bulan Oktober. Tanaman yang mendapat

------------------------------   18
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 18/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

perlakuan strangulasi panen buah dapat dilakukan pada minggu pertama


Desember 2002. Untuk analisis kandungan zat endogen juga telah diperoleh
contoh dan sedang dipersiapkan preparasi dan analisisnya.

3.2.2.3. Studi Penyakit Getah Kuning dan Burik pada Buah Manggis
Penyakit getah kuning merupakan salah satu kendala dalam produksi
manggis. Hingga saat ini agensia penyebab penyakit getah kuning ini belum
diketahui dengan pasti, tapi beberapa sumber menyebutkan bahwa penyakit ini
disebabkan oleh perubahan cuaca yang drastis disekitar pertanaman, ada juga
yang menyebutkan hal ini disebabkan oleh benturan pada buah yang masih muda.
Informasi terakhir yang diperoleh dari UGM menyebutkan bahwa getah kuning
disebabkan oleh agen patogen cendawan. Untuk itu perlu dilakukan beberapa
kajian yang berkaitan dengan hal ini, yaitu kajian variasi geograpis/wilayah
penyebaran penyakit getah kuning, variasi musiman, agensia penyebab dan
deteksi cepat non-destruktif untuk mendeteksi penyakit getah kuning. Pada tahap
awal, sedang dilakukan pengumpulan informasi dasar yang berkaitan dengan
penyakit ini.

Pengamatan deilakukan pada pohon manggis yang sedang berbunga yang


terletak di dua kebun, yaitu kebun petani binaan di Leuwiliang dan Taman Buah
Mekar Unggul Sari. Dari setiap kebun diambil 10 pohon sampel, dari setiap pohon
seluruh jumlah bunganya dihitung untuk mengetahui fruit set. Dari seluruh
 jumlah bunga diambil 10 buah per pohon dengan 10 ulangan di tiap kebun untuk 
diamati perkembangan buahnya.

Untuk perlakuan pemberongsongan buah, pengamatan perkembangan

buah, dan uji destruktif baru dilakukan penentuan tanaman contoh dengan
memberi label. Saat ini bunga yang terbentuk belum cukup besar, sehingga ketiga
perlakuan di atas belum dapat dilakukan.

3.2.2.4. Memperpanjang Daya Simpan Manggis

Manggis yang disimpan akan mengalami penurunan kualitas seperti


mengerasnya kulit sehingga buah manggis menjadi sukar dikupas, isi manggis

menjadi lengket/menempel pada kulit dan rasanya berubah. Upaya untuk 

------------------------------   19
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 19/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

memperpanjang daya simpan manggis bertujuan untuk menjaga kualitas manggis


selama penyimpanan dan pengangkutan, terutama untuk tujuan ekspor. Beberapa
informasi yang diperoleh untuk memperpanjang daya simpan manggis adalah
dengan penyimpanan dingin.

Manggis yang disimpan di cool room dengan suhu 5ºC dan RH 85% dapat
bertahan selama 4 minggu. Penggunaan plastik stretch film dan penyimpanan
pada suhu 5ºC dapat mempertahankan umur simpan manggis selama 6 minggu.
Penyimpanan dapat juga dilakukan dengan sistem pembekuan tinggi (deep
freezing method) dengan suhu -270ºC. Dengan metode ini umur manggis dapat
mencapai 1 tahun, tetapi kurang ekonomis. Studi perlu dilanjutkan untuk 

memperoleh teknik memperpanjang daya simpan manggis yang efektif, efisien,


praktis dan ekonomis.

3.2.3. Pengembangan Agro-technological Cluster 

Pembentukan Agro-Technologycal Cluster  telah dimulai pada tahun-tahun


sebelumnya pada petani Manggis di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.
Pada tahap awal sudah dibentuk kelompok tani manggis “Karya Mekar” di
Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang beranggotakan 25 orang.
Pada saat ini anggota kelompok sudah bertambah menjadi 35 orang. Pembinaan
cluster ini bertujuan agar petani memperoleh pengetahuan mengenai inovasi
teknologi budidaya manggis dan mempunyai modal untuk peningkatan produksi.
Pendapatan petani diharapkan akan semakin meningkat seiring dengan semakin
meningkatnya buah yang layak ekspor.

Dalam upaya meningkatklan peran-serta, efisiensi, produktivitas yang

berkelanjutan di kawasan ini perlu disusun dan dilaksanakan suatu paket


kebijaksanaan mengenai konsep kawasan industri masyarakat perkebunan
tanaman manggis. Dengan melihat peluang yang ada, paradigma pembangunan
kawasan hutan manggis atau perkebunan manggis telah bergeser terhadap
pembangunan berdasarkan “community based development”. Paradigma
pembangunan ini berlandaskan pada asas ekologi, asas sosial, dan asas ekonomi,
sehingga terbuka peluang bagi masyarakat setempat untuk lebih mengembangkan
diri melalui pengembangan usaha tanaman manggis yang dimiliki.

------------------------------   20
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 20/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

Sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pemberdayaan


masyarakat dalam kegiatan pertanian konservasi pada tanaman manggis.
Masyarakat juga dilibatkan dalam beberapa kegiatan penelitian agar masyarakat
memiliki pandangan lebih luas dan merasa yakin dengan teknologi yang akan
dihasilkan. Di lahan petani tesrebut juga dilakukan on-farm research dengan
partisipasi petani.

Masukan teknologi yang diberikan pada tanaman manggis pada saat ini
berupa pemupukan baik itu pupuk organik maupun pupuk anorganik. Selain itu
 juga dilakukan demplot yang akan diberi perlakuan sanitasi tanaman berupa
perawatan gawangan, pemangkasan, dan penjarangan pohon. Kegiatan lain yang
dilakukan adalah perbaikan pola struktur pertanaman dengan sistem teras,
diversikasi usaha selain tanaman manggis dan pembinaan sistem permodalan
kelompok tani pedagang pengumpul.

Rawat gawangan dilakukan secara rutin dengan frekuensi 4 kali dalam


setahun. Kegiatan pemangkasan dilakukan sebelum pembungaan dan dilakukan
kembali setelah panen saat ini ada kecendrungan tanaman manggis untuk 
berbunga meskipun hanya 5 %. Kegiatan penebangan atau penjarangan tanaman
dilakukan dalam kegiatan sanitasi, namun tujuan dilakukannya penebangan adalah
agar cahaya dapat masuk dan tajuk tanaman manggis tidak terlalu ternaungi oleh
tanaman lain.

Pemupukan masih terus dilakukan dengan pupuk organik sebagai tahapan


semesteran. Tahun ini adalah semester ke-3 dalam kegiatan pemupukan terutama
dengan menggunakan kotoran ternak domba. Pupuk kandang domba diperoleh
dari domba yang diberikan oleh PKBT, seabagai divesifikasi usaha. Domba-
domba tersebut anaknya akan diberikan kepada anggota lain secara bergulir.
Perbaikan terasering masih dalam tahap pengerjaan dan masih terus dilakukan
untuk pembinaan agar para petani sadar betul manfaat perbaikan teras karena pada
dasarnya pengelolaan lahan petani dengan baik akan memperbaiki perakaran
manggis yang ada dan mengurangi erosi.

------------------------------   21
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 21/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

BAB IV. PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN

4.1. Rencana Penerapan Hasil Kegiatan

Rusnas akan menghasilkan dua jenis produk, yaitu varietas dan teknologi
(pembibitan, budidaya, pasca panen dan pengolahan hasil). Varietas dan teknologi
pembibitan yang dihasilkan akan diberikan kepada perusahaan pembibitan untuk 
dijual ke petani maupun perkebunan. Teknologi budidaya akan diberikan kepada
petani dan estate. Teknologi pasca panen dan pengolahan hasil akan diberikan
kepada industri makanan dan industri hilir lainnya. Dari kegiatan ini diharapkan
akan ada aliran dana dari perusahaan pembibitan, estate, dan industri lain yang
terkait untuk pengembangan lebih lanjut varietas-varietas baru dan teknologi.

4. 2. Dampak Pemanfaatan Hasil Kegiatan

Keberhasilan riset ini akan memberikan dampak positif pada beberapa


aspek dalam mata rantai agribisnis manggis, yaitu :
1.  Industri Benih/Pembibitan Manggis
Varietas unggul manggis yang dihasilkan akan memiliki pertumbuhan yang

lebih baik, berbuah lebih cepat, produktivitasnya tinggi, dan kualitas buahnya
baik.
2.  Perkebunan Manggis
Varietas baru yang dihasilkan dari industri benih/pembibitan berpotensi untuk 
meningkatkan produksi maupun kualitas hasil yang lebih baik secara luas.
3.  Industri Pengolahan Manggis
Perusahaan prosessing akan menampung produksi dari perusahaan produsen

primer. Dengan adanya varietas baru maka produk yang dihasilkan oleh
produsen primer akan lebih baik sehingga berpotensi untuk memberikan hasil
yang lebih banyak karena produktivitas tanaman lebih baik.
4.  Industri Jasa dan Perdagangan
Produk baru yang dihasilkan memiliki kualitas lebih baik dan harga yang lebih
bersaing daripada produk sebelumnya. Perbaikan kualitas dan tingkat harga
menyebabkan peluang pasar terbuka lebih luas.

------------------------------   22
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 22/23
5/16/2018 9610592002-manggis-slidepdf.com

Executive Summary Manggis 

BAB V. MATRIKS KEMAJUAN DAN PERSONIL


YANG TERLIBAT

5.1. Matriks Kemajuan Kegiatan

Tabel 5.1. Matriks Pencapaian Program RUSNAS Manggis 2002

No Kegiatan Pencapaian (%) Keterangan


1. Studi variabilitas dan stabilitas 100 Manggis memiliki
genetik manggis keragaman genetik 
2. Studi keragaman buah manggis 100 Karakter buah ditentukan
oleh faktor lingkungan
3. Studi keragaman bunga manggis dan 100 Karakterisasi bunga
beberapa kerabatnya manggis + 4 kerabatnya
4. Induksi mutasi untuk meningkatkan 100 Beberapa tanaman hasil
keragaman genetik manggis mutasi memiliki
pertumbuhan lebih baik 
5. Memacu pertumbuhan manggis 80 Analisis serapan hara
6. Akselerasi pembungaan 100 Pengamatan dan tabulasi
data, beberapa tanaman
siap panen awal Des.
7. Studi penyakit burik dan getah 50 Penentuan tanaman
kuning contoh dan pengamatan
awal pertumbuhan bunga

8. Pemantapan cluster 100 Pertanian organik


konservatif dan
di Lw.liang

5.2. Personil yang Terlibat


Peneliti yang terlibat dalam kegiatan RUSNAS Manggis berasal dari
beberapa instansi/lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang memiliki
beberapa keahlian yang beragam, sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Peneliti yang terlibat dalam kegiatan RUSNAS Manggis 2002

Nama lengkap & gelar Lembaga Keahlian


Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto PKBT Fisiologi Tanaman
Kusuma Darma, SP. MSi. PKBT Hama dan Penyakit
Ir. M. Reza Tirtawinata, MS TBM Fisiologi
Ir. Ellina Mansyah, MS Balitbu Solok  Agronomi
Ir. I Nyoman Rai, MS Universitas Udayana Agronomi
Ir. Warid Ali Qosim, MS Univ. Pajajaran Pemuliaan Tanaman
Ir. Fauziah Harahap, MS Univ. Medan Area Pemuliaan Tanaman
Ir. Ismadi Univ. Malikussaleh Agronomi

------------------------------   23
Laporan Akhir Riset Unggulan Strategis Nasional 2002 
Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia  

http://slidepdf.com/reader/full/9610592002-manggis 23/23

Anda mungkin juga menyukai