Anda di halaman 1dari 163

Rencana Tata Ruang 1-1

Wilayah (RTRW)
Kabupaten Halmahera
Selatan | 2012- 2032

RENCANA TATA RIUANG WILAYAH (RTRW)


KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
TAHUN 2012 – 2032

MATERI TEKNIS

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan

KABUPATEN HALMAHERA SELATAN


Rencana Tata Ruang 1-2
Wilayah (RTRW)
Kabupaten Halmahera
Selatan | 2012- 2032

BAB I
PENDAHULUAN

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan

ABSTRAK
Pendahuluan berisi beberapa hal umum terkait dokumen RTRW ini,
seperti latar belakang, gambaran umum wilayah dan berbagai isu
strategis. Gambaran umum menjelaskan secara mendalam kondisi
eksisting berbagai aspek di Kabupaten Halmahera Selatan.
Sedangkan isu strategis menjelaskan mengenai berbagai hal aktual
dan faktual di Kabupaten Halmahera Selatan yang berkaitan
dengan penataan ruang.
Rencana Tata Ruang 1-3
Wilayah (RTRW)
Kabupaten Halmahera
Selatan | 2012- 2032

BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan

ABSTRAK
Rencana struktur ruang merupakan bab yang berisi penjabaran
mengenai rencana pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan
(sistem perkotaan) sesuai hirarkinya dalam wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan, yang dihubungkan dengan sistem jaringan
transportasi beserta sistem prasarana wilayah pendukung, seperti
energi, sumber daya air, telekomunikasi, persampahan maupun
penanganan limbah.
Rencana Tata Ruang 1-4
Wilayah (RTRW)
Kabupaten Halmahera
Selatan | 2012- 2032

BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN,
DAN STRATEGI

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan

ABSTRAK
Tujuan, Kebijakan dan Strategi merupakan bab yang berisi
rumusan hal-hal prinsip yang mendasari keseluruhan RTRW
Kabupaten Halmahera Selatan ini. Tujuan, kebijakan dan
strategi disusun sebagai suatu ketetapan sesuai dengan
potensi dan permasalahan serta berbagai isu strategis yang
dimiliki maupun dihadapi Kabupaten Halmahera Selatan
saat ini maupun di masa yang akan datang
Rencana Tata Ruang 1-5
Wilayah (RTRW)
Kabupaten Halmahera
Selatan | 2012- 2032

BAB IV
RENCANA POLA RUANG

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan

ABSTRAK
Rencana pola ruang merupakan bab yang berisi penjabaran
mengenai arahan rencana pemanfaatan ruang dalam wilayah
Kabupaten Halmahera Selatan, yang terdiri dari rencana
pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung, yaitu kawasan yang
dilindungi atas kepentingan tertentu serta rencana pemanfaatan
ruang untuk kawasan budidaya, yaitu kawasan yang dialokasikan
untuk berbagai kegiatan fungsional masyarakat.
Rencana Tata Ruang 1-6
Wilayah (RTRW)
Kabupaten Halmahera
Selatan | 2012- 2032

BAB V
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
KABUPATEN

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan

ABSTRAK
Penetapan kawasan strategis kabupaten merupakan bab yang
berisi penjabaran mengenai kawasan-kawasan yang ditetapkan
sebagai kawasan strategis karena mempunyai nilai strategis
tertentu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya pertahanan
keamanan, teknologi dan kelestarian lingkungan hidup. Kawasan-
kawasan strategis ditetapkan berdasarkan penilaian dari berbagai
kriteria sesuai ketentuan yang berlaku.
Rencana Tata Ruang 1-7
Wilayah (RTRW)
Kabupaten Halmahera
Selatan | 2012- 2032

BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan

ABSTRAK
Arahan pemanfaatan ruang merupakan bab yang berisi penjabaran
mengenai indikasi program perwujudan rencana yang telah disusun
dalam bentuk tabel Indikasi Program. Tabel indikasi program berisi
arahan perwujudan struktur ruang, pola ruang, dan kawasan
strategis; lokasi program dilaksanakan; besaran program; sumber
pembiayaan; instansi pelaksana program; serta waktu pelaksanaan
setiap program.
Rencana Tata Ruang 1-8
Wilayah (RTRW)
Kabupaten Halmahera
Selatan | 2012- 2032

BAB VII
ARAHAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan

ABSTRAK
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bab
yang berisi penjabaran mengenai berbagai untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan, yang terdiri dari ketentuan umum
pengaturan zonasi, ketentuan mengenai perizinan terkait
pemanfaatan ruang, ketentuan insentif dan disinsentif,
serta ketentuan sanksi yang dibutuhkan untuk
mengendalikan pelanggaran pemanfaatan ruang
MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.1. LATAR BELAKANG


Perkembangan penduduk dan segala aktivitas akan membutuhkan kebutuhan penggunaan lahan
yang membutuhkan alokasi pemanfaatan ruang untuk mewujudkan penggunaan lahan yang
efisien, ekonomis dan seimbang. Untuk dapat mewujudkan pemanfaatan ruang sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya yang dapat berlangsung tanpa
mengganggu pemanfaatan ruang yang berfungsi sebagai kawasan lindung, maka wilayah
Kabupaten Halmahera Selatan perlu dikelola secara optimal melalui kegiatan penataan ruang.

Kegiatan tersebut selaras dengan pelaksanaan pembangunan wilayah Kabupaten Halmahera


Selatan yang membutuhkan keterpaduan pembangunan sektoral dengan pembangunan wilayah
kabupaten lainnya serta pembangunan provinsi maka diperlukan adanya keterpaduan
pembangunan sektoral dengan pembangunan wilayah yang dapat menjadi wujud operasional
secara terpadu melalui pendekatan wilayah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
yang komprehensif dan berhirarki sejak tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota hingga
kawasan dalam kabupaten/kota.

Untuk mewujudkan kondisi tersebut, pada tingkat wilayah kabupaten diperlukan dokumen
formal berupa Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang bertujuan mengatur pemanfaatan
ruang secara efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil, bahwa setiap daerah Kabupaten perlu menyusun rencana tata ruangnya
sebagai arahan pelaksanaan pembangunan.

Selanjutnya rencana tata ruang ini disusun dengan perspektif menuju kondisi masa depan yang
diharapkan yang serasi antara pemanfaatan ruang, penggunaan lahan yang dapat menunjang
perkembangan penduduk, kegiatan ekonomi dan keserasian dan keseimbangan lingkungan.
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan data, informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dan aplikatif, serta memperhatikan keragaman wawasan setiap sektor yang
terkait. Faktor-faktor tersebut di atas bersifat dinamis dan terus berkembang seiring
perkembangan penduduk dan kegiatannya serta kebutuhan ekonomis lainnya sehingga agar
rencana tata ruang yang telah disusun tetap sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
pembangunan dan keterbatasan lingkungan (lahan) maka rencana tata ruang dapat ditinjau
kembali dan disempurnakan sekala berkala.

Peninjauan kembali tata ruang didasari dengan pemikiran bahwa dalam proses implementasi
produk rencana tata ruang tersebut, dinamika perkembangan wilayah Kabupaten dan kawasan-
kawasan yang menjadi titik pengembangan kegiatan ekonomi dan kegiatan penting lainnya
yang berkembang dengan pesat dan intensif sebagai manifestasi dari akumulasi kegiatan
perekonomian dan sosial budaya di wilayah Kabupaten seringkali tidak sesuai atau kurang
terantisipasi dan terakomodasi oleh produk tata ruang yang telah ada.

Dengan adanya dinamika perkembangan faktor internal maupun eksternal, sesuai dengan
fenomena yang terjadi diatas dapat mempengaruhi efektifitas rencana tata ruang wilayah,
termasuk Rencana Tata Ruang Kabupaten Halmahera Selatan. UU No 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang mengarahkan perlunya peninjauan ulang terhadap Produk Rencana Tata Ruang
Wilayah pada periode pelaksanaan tertentu, sebagai upaya menghindari penyimpangan yang
lebih besar sekaligus penyelarasan dengan dinamika yang terjadi pada wilayah yang
bersangkutan.

Pada sisi lain dalam implementasi RTRW Kabupaten Halmahera Selatan 2004 - 2014
dimungkinkan telah mengalami berbagai penyimpangan dalam pemanfaatannya. Hal ini
diindikasikan dari semakin pesatnya perkembangan Kabupaten Halmahera Selatan terutama
pada kegiatan di ibukota Kabupaten yang mulai memperlihatkan perkembangan kegiatan
perkotaan yang cukup pesat yang nampak dari perubahan dan perkembangan fisik wilayahnya

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

yang tidak sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten Halmahera Selatan 2004 - 2014. Selain itu
juga kurang maksimalnya pengembangan kegiatan pada beberapa sektor kegiatan ekonomi.

Selain itu, sejalan dengan pelaksanaan dan perkembangan yang terjadi terdapat pula indikasi
adanya deviasi atau simpangan pada beberapa aspek materi RTRW Kabupaten Halmahera
Selatan, diantaranya penilaian terhadap kesesuaian dan keabsahan data serta kelengkapan
analisis dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan
pertimbangan dari aspek hukum tersebut dan indikasi deviasi yang terjadi maka dilakukan
peninjauan ulang dan penyusunan RTRW Kabupaten Halmahera Selatan untuk periode 20 tahun
ke depan tahun 2012-2032.

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

1.3.1. Undang-Undang
Berbagai Undang-Undang (UU) lainnya yang menjadi dasar pertimbangan dalam substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Selatan yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2824);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3274);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3469) ;

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3470);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3478);

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3881);

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

9. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3888), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 29,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4374) yang telah ditetapkan dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

10. Undang-Undang No. 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara,
Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Timur,
Dan Kota Tidore Kepulauan Di Kabupaten Halmahera Selatan;

11. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4377);

12. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4411);

14. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);

15. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4433);

16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

17. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132);

18. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4700);

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

19. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4723);

20. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4724);

21. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);

22. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4739);

23. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4746);

24. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

25. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4849);

26. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4851);

27. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4959);

28. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4966);

29. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5025);

30. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5052);

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

31. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140 Tambahan Lembar
Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

32. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149 Tambahan
Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

33. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

1.3.2. Peraturan Pemerintah


Berbagai Peraturan Pemerintah (PP) lainnya yang menjadi dasar pertimbangan dalam substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Selatan yaitu:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3445);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta
Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3660);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang
Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3934);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4242 );

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4385);

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4385);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4624);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4655);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan


Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4858);

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

20. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4859);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4861);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4987);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2010 tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5097);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 16 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5098);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5103);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 24 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5106);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5112);

1.3.3. Keputusan Presiden


Berbagai Keputusan Presiden (KEPPRES) yang menjadi dasar pertimbangan dalam substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Selatan yaitu:

1. Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;

2. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

3. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional;

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.4. Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Standar Nasional Indonesia


dan NSPK Lainnya
Berbagai Peraturan Menteri (PERMEN), Keputusan Menteri (KEPMEN), Standar Nasional Indonesia
(SNI) serta Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) lainnya yang menjadi dasar pertimbangan
dalam substansi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Halmahera Selatan yaitu:

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kota;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang Di Daerah;
3. Keputusan Menteri PU Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan;
4. Standar Nasional Indonesia Nomor 19-6728.1-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber
Daya – Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial
5. Standar Nasional Indonesia Nomor 19-6728.2-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber
Daya – Bagian 2: Sumber Daya Hutan Spasial
6. Standar Nasional Indonesia Nomor 19-6728.3-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber
Daya – Bagian 3: Sumber Daya Lahan Spasial
7. Standar Nasional Indonesia Nomor 19-6728.4-2002 tentang Penyusunan Neraca Sumber
Daya – Bagian 4: Sumber Daya Mineral Spasial
8. Standar Nasional Indonesia Nomor 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6/PRT/M2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2009 tentang Pedoman Daya Dukung
Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 27 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2009 tentang Penyusunan RTRW
Provinsi,
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Penyusunan RTRW
Kabupaten,
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Penyusunan RTRW
Kota,
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M Tahun 2009 tentang Persetujuan
Substansi.

1.3. PROFIL WILAYAH KABUPATEN

1.3.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif


Lingkup wilayah perencanaan meliputi seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Selatan sebagai
daerah otonom yang baru dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara (sekarang Halmahera Barat).

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Kabupaten Halmahera Selatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003, terletak antara
126° 45’ bujur timur dan 129° 30’ bujur timur dan 0° 30’ lintang utara dan 2° 00’ lintang utara.

Kabupaten Halmahera Selatan terletak di kawasan timur Indonesia, tepatnya berbatasan dengan:
a. Sebelah utara dibatasi oleh Kota Tidore Kepulauan dan Kota Ternate;
b. Sebelah selatan dibatasi oleh Laut Seram;
c. Sebelah timur dibatasi oleh Laut Halmahera;
d. Sebelah barat dibatasi Laut Maluku.

Luas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan adalah 40.263,72 km2, yang terdiri dari daratan seluas
8779,32 km2 (22%) dan luas lautan sebesar 31.484,40 km2 (78%)

Berdasarkan PERDA No. 8 Tahun 27 kecamatan dalam wilayah administrasi Kabupaten Halmahera
Selatan menjadi 30 kecamatan dimana semula berdasarkan UU No. 1 Tahun 2003 terdiri atas 9
kecamatan. Wilayah adminisrasi Kabupaten Halmahera Selatan yang terdiri atas 30 kecamatan.

Tabel 1.1. Wilayah Administratif Kabupaten Halmahera Selatan

NO KECAMATAN LUAS NO KECAMATAN LUAS


1 Kecamatan Bacan 304,68 km2 16 Kecamatan Kayoa 77,03 km2
2 Kecamatan Bacan Barat 171,57 km2 17 Kecamatan Kayoa Barat 25,19 km2
3 Kecamatan Bacan Barat Utara 242,94 km2 18 Kecamatan Kayoa Selatan 26,06 km2
4 Kecamatan Bacan Selatan 160,34 km2 19 Kecamatan Kayoa Utara 36,18 km2
5 Kecamatan Bacan Timur 1.418,12 km2 20 Kecamatan Kep Batanglomang 53,25 km2
6 Kecamatan Bacan Timur Selatan 307,37 km2 21 Kecamatan Kep Joronga 128,97 km2
7 Kecamatan Bacan Timur Tengah 246,64 km2 22 Kecamatan Makian 55,60 km2
8 Kecamatan Gane Barat 452,25 km2 23 Kecamatan Makian Barat 33,83 km2
9 Kecamatan Gane Barat Selatan 244,23 km2 24 Kecamatan Mandioli Selatan 131,92 km2
10 Kecamatan Gane Barat Utara 506,99 km2 25 Kecamatan Mandioli Utara 87,05 km2
11 Kecamatan Gane Timur 597,16 km2 26 Kecamatan Obi 1.073,15 km2
12 Kecamatan Gane Timur Selatan 273,89 km2 27 Kecamatan Obi Barat 89,24 km2
13 Kecamatan Gane Timur Tengah 285,84 km2 28 Kecamatan Obi Selatan 1.083,48 km2
14 Kecamatan Kasiruta Barat 260,65 km2 29 Kecamatan Obi Timur 80,98 km2
15 Kecamatan Kasiruta Timur 222,42 km2 30 Kecamatan Obi Utara 160,69 km2
Sumber: PERDA No. 8 Tahun 2007

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.1. Orientasi Geografis

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.2. Administratif

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.2. Kondisi Fisik Dasar

1.3.2.1. Topografi
Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Halmahera memiliki daerah landai yang cukup luas.
Berdasarkan kondisi fisiknya, luas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan berdasarkan
kelerengan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.2. Luas Daerah Berdasarkan Tingkat Kelerengan

No Kelerengan Derajat Kemiringan Luas (Km2)

1 Datar 0 - 2º 4,615.55
2 Landai 2 - 8º 861.47
3 Miring 8 - 15º 1,420.33
4 Curam 15 - 40º 956.80
5 Sangat Curam > 40º 208.45
Sumber : Peta Topografi 2007, dan Hasil Olahan Konsultan, 2008

Wilayah kecamatan yang memiliki mayoritas daerah dengan jenis kelerengan datar - landai
(0 - 2 º ) antara lain adalah :
• Kec. Kayoa
• Kec. Kayoa Utara
• Kec. Kayoa Selatan
• Kec. Gane Timur
• Kec. Gane Timur Tengah
• Kec. Gane Timur Selatan
• Kec. Kepulauan. Joronga
• Kec. Kepulauan Batanglomang
• Kec. Mandioli Utara
• Kec. Mandioli Selatan
• Kec. Obi Utara
• Kec. Obi Timur

Sedangkan wilayah kecamatan di Kabupaten Halmahera Selatan yang memiliki kondisi


kelerengan curam – sangat curam (15 - >40 º) antara lain adalah :
• Kec. Makian
• Kec. Makian Barat
• Kec. Gane Barat Utara
• Kec. Gane Barat
• Kec. Gane Barat Selatan
• Kec. Bacan Timur
• Kec. Bacan Selatan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

• Kec. Bacan Timur Selatan


• Kec. Obi
• Kec. Obi Selatan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.3. Topografi

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.2.2. Jenis Tanah


Kondisi jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan khususnya tiap Kecamatan secara
umum terdiri dari :

1. Jenis tanah Podsolik Merah Kuning, terdapat pada:


a. Obi Bagian Timur
b. Pulau Kayoa
c. Jenis tanah Kompleks
d. Obi Bagian Tengah
2. Jenis Tanah Latosol terdapat pada:
a. Gane Timur
b. Gane Barat
c. Bacan
3. Jenis Tanah Reguosol yang terdapat pada :
a. Pulau Makian
b. Pulau Obi dipesisir Utara
4. Jenis Tanah Alluvial terdapat pada :
a. Pulau Obi Bagian Barat

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.4. Jenis Tanah

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.2.3. Kondisi dan Struktur Geologi


A. Kondisi Geologi

Gambaran umum mengenai kondisi geologi, jenis batuan di wilayah Kabupaten Halmahera
Selatan mempunyai komposisi yang sangat bervariasi, dimana terdiri dari batuan beku,
sediment dan metamorf, karakteristik dan perebaran batuannya tertentu sesuai dengan
daerah pembentukannya seperti: batuan beku di sebagian Pulau Makian sebagai hasil dari
erupsi Gunung Kie Besi, Batuan Sedimen di Pulau Kayoa, Batuan Residual di sebagian Pulau
Obi serta Batuan Skiss Metamorf di sebagian Pulau Bacan dan sebagainya.

Tekstur tanah adalah perbandingan ukuran partikel-partikel kandungan tanah antara debu,
tanah liat dan pasir dari satu contoh tanah. Tekstur berpengaruh langsung terhadap unsur
hara, drainase dan kepekaan terhadap erosi. Juga sangat berpengaruh terhadap pengelolaan
tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalam hal mengatur kandungan udara dalam
rongga tanah, persediaan dan kecepatan peresapan air di daerah tersebut, dimana hal itu
sangat berperan dalam mudah tidaknya lapisan tanah diolah. Definisi tekstur dapat diartikan
secara kualitatif dan kuantitatif. Secara Kualitatif, yaitu menggambarkan halus, sedang dan
kasar sedangkan secara kuantitatif tekstur ini menggambarkan susunan relatif berat fraksi-
fraksi yaitu pasir, debu dan tanah liat.

Berdasarkan data struktur geologi, wilayah Kabupaten Halmahera Selatan tersusun atas 20
jenis batuan yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.3. Jenis Batuan

No Jenis Batuan Luas (Km2)


1 Alluvium 1,010.92
2 Batuan Gunung Api Holosen 159.60
3 Batuan Gunung Api Neogen 148.70
4 Batuan Gunung Api Oligo-Miosen 1,648.94
5 Batuan Gunung Api Plio-Plistosen 44.07
6 Batuan Malihan 11.17
7 Batuan Terobosan 2.19
8 Batuan Ultramafik 397.60
9 Batu Gamping Terumbu 830.34
10 Formasi Anggai 200.40
11 Formasi Bacan 775.76
12 Formasi Fluk 94.55
13 Formasi Kayasa 7.06
14 Formasi Loleobasso 45.15
15 Formasi Obi 288.02
16 Formasi Woi 454.44
17 Komplek Malihan 262.52
18 Sediment Klastik Miosen 348.91
19 Sediment Klastik Neogen 1,365.00
20 Terobosan Tersier 42.25
21 Tidak Ada Data 48.72
Sumber : Peta Struktur Geologi, 2006, dan Hasil Olahan Konsultan, 2008

B. Struktur Geologi

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin terlihat jelas pada Formasi Weda
(Tmpw) yang berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal. Sumbu lipatan berarah utara –
selatan, timur laut - barat daya dan barat laut - tenggara. Struktur sesar terdiri
dari sesar normal dan sesar naik; umumnya berarah utara-selatan dan baratlaut-
tenggara.

Petunjuk akan adanya banyak sesar di Pulau Bacan diperoleh baik dari hasil
pengamatan di lapangan maupun pada potret udara. Sesar diduga terdapat di
sepanjang Sungai Sayoang yang mengalir dari baratlaut ke tenggara dan
memisahkan daerah perbukitan bagian timur dan barat Pulau Bacan bagian utara.
Pada jalur sesar tersebut muncul batuan terobosan granit/granodiorit berumur
Tersier dan batuan gunungapi berumur Kuarter.

Berdasarkan peta sesar dapat diketahui sebaran garis sesar di wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan dapat pula diketahui sebaran garis sesar. Garis sesar yang
tersebar dapat digolongkan berdasarkan jenis dan proses pembentuknya yaitu
seperti pada tabel berikut.

Tabel 1.4. Jenis Sesar

Panjang
No Jenis Jumlah
Meter Km
1 Antiklin 9 86,974 86.97
2 Gunung api giat 1 23,183 23.18
3 Kontak geologi 2 14,406 14.41
4 Sesar 36 269,701 269.70
5 Sesar Normal 7 118,683 118.68
Sumber : Peta Struktur Geologi, 2006, dan Hasil Olahan Konsultan, 2008

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.5. Geologi

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.6. Sesar

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.2.4. Klimatologi
Karakteristik iklim wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, beriklim tropis dengan curah hujan rata-
rata antara 1.000 mm sampai dengan 2.000 mm. Curah hujan ini hampir merata di Pulau Bacan dan
sekitarnya, Pulau Obi dan sekitarnya serta Halmahera bagian Selatan.

Selain itu Kabupaten Halmahera Selatan juga dipengaruhi oleh dua musim yaitu:
a. Musim Utara pada bulan Oktober-Maret yang diselingi angin Barat dan Pancaroba pada
bulan April.
b. Musim Selatan pada bulan September diselingi angin Timur dan Pancaroba pada bulan
Oktober.

Menurut klasifikasi Schmidt F.H dan J.H.A Ferguson (1951), secara umum Kabupaten
Halmahera Selatan beriklim Tipe A dan Tipe B kecuali Saket yang bertipe C. Menurut
Klasifikasi Koppen (1960) Kabupaten Halmahera Selatan bertipe A kecuali Laiwui yang
bertipe Am.

Berdasarkan pengamatan stasiun meteorologi di Labuha, Halmahera Selatan didapat data


klimatologi bulanan secara umum yang dapat dilhat pada tabel berikut.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Tabel 1.5. Data Klimatologi Bulanan

Temperatur / Temperature 0C Penyinara Angin / Wind


Tekanan Lembaba
n Arah
Udara n Nisbi Kecepata Kecepata
Matahari Terban
Rata-rata Udara n Rata- n
Rata-rata yak Arah
Bulan Rata-rata Maksimum Minimum Atmosph Average rata Terbesar
Average Prevali Directi
Month Average Maximum Minimum eric Relative Average Maximum
Solar ng on
Presure Humidity Speed Speed
Illuminati Directi
(Mb) (%) (Knot) (Knot)
on (%) on
(1) (2) (3) (4) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
JAN 26.9 33.4 20.2 47 1008.9 83 2 230 18 260
FEB 26.3 33.4 22.0 61 1008.0 84 2 270 22 300
MAR 26.5 33.4 21.2 50 1008.2 82 2 265 15 355
APR 26.4 33.2 21.6 46 1008.3 85 2 260 10 270
MEI 26.3 32.4 22.0 70 1008,9 85 2 250 12 055
JUN 26.0 32.8 22.0 30 1008.2 87 2 250 12 045
JUL 25.5 32.0 19.0 72 1008,8 87 2 250 15 050
AGUST 24.9 30.4 21.0 79 1010.0 89 2 260 10 260
SEP 25.3 31.8 20.2 2 1008.9 87 2 250 15 255
OKT 26.2 32.8 21.2 75 1009.2 85 2 250 11 275
NOP 26.3 32.4 22.0 63 1008.1 86 3 270 21 280
DES 26.0 32.8 21.8 74 1007.4 87 2 265 14 220
Sumber : Kabupaten Halmahera Dalam Angka, 2008

Berdasarkan tingkat curah hujan 1250 – 3250 mm/tahun dengan sebaran curah hujan di
mayoritas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan adalah 2250 mm/tahun dan curah hujan
tertinggi yaitu 3250 mm/tahun terjadi di dataran tinggi di Kec. Obi, Kec. Obi Timur dan
Kec. Obi Selatan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan peta (peta curah hujan)
berikut.

Tabel 1.6. Curah Hujan Berdasarkan Kecamatan

Curah Hujan Luas


No Kecamatan
(mm/tahun) (Km2)
1 Kec Bacan 1250 0.48
Kec Bacan 2250 161.01
Kec Bacan 1750 123.74
Kec Bacan 0 55.94

2 Kec Bacan Barat 2250 167.57


Kec Bacan Barat 0 219.68

3 Kec Bacan Barat Utara 2250 242.01


Kec Bacan Barat Utara 1750 0.32
Kec Bacan Barat Utara 0 373.95

4 Kec Bacan Selatan 2250 144.95


Kec Bacan Selatan 1750 15.36
Kec Bacan Selatan 0 538.97

5 Kec Bacan Timur 2250 3.88


Kec Bacan Timur 1250 144.02
Kec Bacan Timur 2250 93.82
Kec Bacan Timur 1750 189.27

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Curah Hujan Luas


No Kecamatan
(mm/tahun) (Km2)
Kec Bacan Timur 0 497.29

6 Kec Bacan Timur Selatan 2250 285.42


Kec Bacan Timur Selatan 1750 1.84
Kec Bacan Timur Selatan 0 1,266.72
0.00
7 Kec Bacan Timur Tengah 2250 231.06
Kec Bacan Timur Tengah 1750 28.12
Kec Bacan Timur Tengah 0 405.36

8 Kec Gane Barat 1750 113.64


Kec Gane Barat 1250 6.60
Kec Gane Barat 2250 330.78
Kec Gane Barat 0 483.75

9 Kec Gane Barat Selatan 2250 223.46


Kec Gane Barat Selatan 0 872.25

10 Kec Gane Barat Utara 2250 452.20


Kec Gane Barat Utara 0 621.53

11 Kec Gane Timur 2750 36.39


Kec Gane Timur 2250 574.34
Kec Gane Timur 0 2,671.74

12 Kec Gane Timur Selatan 2250 46.70


Kec Gane Timur Selatan 2250 47.23
Kec Gane Timur Selatan 2250 268.02
Kec Gane Timur Selatan 0 7,155.27

13 Kec Gane Timur Tengah 2250 284.44


Kec Gane Timur Tengah 0 2,488.54

14 Kec Kasiruta Barat 2250 240.30


Kec Kasiruta Barat 2250 0.39
Kec Kasiruta Barat 2250 25.27
Kec Kasiruta Barat 0 3,615.50

15 Kec Kasiruta Timur 2250 205.03


Kec Kasiruta Timur 0 253.77

16 Kec Kayoa 2250 31.46


Kec Kayoa 2250 30.76
Kec Kayoa 2250 0.26
Kec Kayoa 0 5,207.83

17 Kec Kayoa Barat 2250 25.39


Kec Kayoa Barat 0 733.38

18 Kec Kayoa Selatan 2250 7.06


Kec Kayoa Selatan 0 506.88

19 Kec Kayoa Utara 2250 37.03


Kec Kayoa Utara 0 452.02

20 Kec Kep Batanglomang 2250 41.99


Kec Kep Batanglomang 2250 1.48

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Curah Hujan Luas


No Kecamatan
(mm/tahun) (Km2)
Kec Kep Batanglomang 0 102.28

21 Kec Kep Joronga 2250 59.90


Kec Kep Joronga 2250 4.50
Kec Kep Joronga 2250 27.92
Kec Kep Joronga 2250 17.54
Kec Kep Joronga 0 9,287.09

22 Kec Makian 2250 49.94


Kec Makian 0 272.13
0.00
23 Kec Makian Barat 2250 32.77
Kec Makian Barat 0 6,326.31

24 Kec Mandioli Selatan 2250 132.14


Kec Mandioli Selatan 0 2,812.89

25 Kec Mandioli Utara 2250 88.67


Kec Mandioli Utara 0 910.69

26 Kec Obi 1250 36.23


Kec Obi 1750 3.34
Kec Obi 1750 19.58
Kec Obi 2250 235.12
Kec Obi 3250 307.00
Kec Obi 2750 366.14
Kec Obi 1750 22.36
Kec Obi 1750 2.90
Kec Obi 1750 0.04
Kec Obi 1750 0.01
Kec Obi 0 1,252.02

27 Kec Obi Barat 1250 65.07


Kec Obi Barat 1250 13.12
Kec Obi Barat 0 2,197.26

28 Kec Obi Selatan 2250 23.65


Kec Obi Selatan 2250 44.28
Kec Obi Selatan 2250 66.40
Kec Obi Selatan 3250 468.87
Kec Obi Selatan 2750 391.81
Kec Obi Selatan 0 8,386.26

29 Kec Obi Timur 37.83 2250


Kec Obi Timur 242.09 2250
Kec Obi Timur 140.87 3250
Kec Obi Timur 146.39 2750
Kec Obi Timur 17,204.96 0
0.00
30 Kec Obi Utara 1250 14.78
Kec Obi Utara 1250 125.70
Kec Obi Utara 1750 9.09
Kec Obi Utara 0 2,243.02
Sumber : Peta Curah Hujan Propinsi Maluku Utara, 2006, dan Hasil Olahan Konsultan, 2008

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.7. Curah Hujan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.2.5. Hidrologi dan Hidrogeologi


Kondisi hidrologi (kondisi air permukaan dan air tanah) Kabupaten Halmahera Selatan
dipengaruhi oleh iklim, curah hujan sertakeberadaan sungai dan danau. Berdasarkan
keberadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah teridentifikasi, Kabupaten Halmahera
Selatan memiliki 151 DAS dan 5 buah danau (dengan 4 danau besar yang terdapat di Kec.
Gane Timur, Kec. Batan Timur dan Kec. Obi). Untuk lebih jelas mengenai kondisi hidrologi
dapat dilihat ada tabel mengenai sebaran DAS serta peta hidrologi peta DAS.

Sementara kondisi hidrogeologi di Kabupaten Halmahera Selatan dibagi atas beberapa


tipologi kondisi hidrogeologi yaitu berdasarkan tipologi produktifitas aquifernya yang
terdiri atas :

1 Produktif : Setempat, akuifer produktif (Akuifer dengan keterusan beragam;


umumnya air tanah tidak dimanfaatkan karena dalamnya muka
air tanah; debit mata air umumnya < 10 l/det)
2 Produktif rendah setempat : Akuifer dengan produktivitas rendah setempat berarti (Umumnya
keterusan sangat rendah) setempat air tanah dangkal dalam
jumlah yg terbatas dapat di peroleh di lembah-lembah atau pada
zona pelapukan
3 Produktif sedang : Akuifer produksi sedang (Aliran air tanah terbatas pada zona
celahan, rekahan, & saluran pelarutan. Debit sumur & mata air
beragam dalam kisaran besar. Debit mata air terbesar mencapai
100 l/det)
4 Setempat produktif sedang : Setempat akuifer dengan produktivitas sedang (Akuifer tidak
menerus, tipis, dan rendah keterusannya, muka air tanah
umumnya dangkal, debit sumur umumnya < 5 l/det)
5 Tidak produktif dangkal : Daerah air tanah langka atau tak berarti

Berdasarkan kondisi produktifitas aquifernya, Kabupaten Halmahera Selatan sebagian besar


wilayahnya memiliki produktifitas aquifer rendah setempat. Wilayah Kabupaten Halmahera
Selatan ang memiliki produktifitas aquifer tinggi terdapat di Pulau Makian. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada peta hidrogeologi.

Tabel 1.7. Luas DAS Berdasarkan Kecamatan

No. Nama DAS Luas (Km2)


1 A Akelamo 33.87
2 A Ali 7.12
3 A Arpati 186.16
4 A Aru 14.98
5 A Bidomalaka 7.68
6 A Bobango 24.60
7 A Bobiri 16.66
8 A Bobo 16.42
9 A Bobor 52.03
10 A Boreo 18.96
11 A Botan 49.72
12 A Daraku 14.91
13 A Dihuru 26.95
14 A Diwoi 18.76
15 A Doko 10.09

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

No. Nama DAS Luas (Km2)


16 A Doyang 5.72
17 A Falamajongihi 4.46
18 A Gainanu 30.24
19 A Gosora 19.86
20 A Imbuimbu 40.44
21 A Jabubu 48.05
22 A Jabuko 8.61
23 A Jaga 9.67
24 A Jebubu Besar 20.10
25 A Kadabu 4.83
26 A Kalanomaeke 8.84
27 A Kasituta 107.93
28 A Kuo 27.85
29 A Laratu 21.24
30 A Lipai 12.87
31 A Loko 16.47
32 A Loleongusu 25.48
33 A Magam 36.23
34 A Mamang 16.60
35 A Moang Kecil 7.57
36 A Ngome 13.82
37 A Palamea 20.90
38 A Papaceda 4.76
39 A Puacaritos 29.37
40 A Rano 23.47
41 A Sagu 30.75
42 A Samamaluku 16.37
43 A Samo 8.25
44 A Supai 38.24
45 A Tagli 10.63
46 A Tango 6.05
47 A Turibesar 12.99
48 A Uoubo 4.90
49 A Wali 42.55
50 A Wayakuba 4.74
51 A Wayaloar 77.04
52 A. Ahadau 72.90
53 A. Balipota 46.04
54 A. Batisa 76.51
55 A. Besui 79.67
56 A. Bibinoy 65.56
57 A. Bobo 208.89
58 A. Dingaloal 27.55
59 A. Duin 56.22
60 A. Gala 76.98
61 A. Gandasuti 16.25
62 A. Gati 36.44
63 A. Gorogoro 47.45
64 A. Henambane 66.86
65 A. Indamut 21.56
66 A. Inggoi 156.58
67 A. Juanga 43.76
68 A. Kaputusan 104.13
69 A. Kasolaka 43.40
70 A. Kubung 42.52
71 A. Kupal 8.60
72 A. Lassa 7.02
73 A. Lelubi 31.65

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

No. Nama DAS Luas (Km2)


74 A. Mandaong 30.05
75 A. Mandioli 75.72
76 A. Maskepe 43.83
77 A. Nyapiako 25.29
78 A. Nyilinyili 51.76
79 A. Raim 55.86
80 A. Rogirogi 22.04
81 A. Samalanga 63.68
82 A. Samamalalanga 32.29
83 A. Saole 41.39
84 A. Sawaf 127.55
85 A. Sengge 27.02
86 A. Seramaloleo Besar 110.21
87 A. Songa 70.95
88 A. Sua 41.55
89 A. Subusubu 22.33
90 A. Sumatinggi 32.11
91 A. Tagia 43.09
92 A. Tawa 39.46
93 A. Tawale 15.02
94 A. Timonga 40.95
95 A. Toman 80.34
96 A. Uap 12.51
97 A. Wagiat 19.62
98 A. Wati 40.42
99 A. Wayabunga 14.20
100 A. Wayakuba 49.53
101 A. Wayamoha 41.90
102 A. Wayaua 122.81
103 Ake Foya 97.12
104 Ake Lamo 160.80
105 D Sagu 76.07
106 K Bosso 13.94
107 K Dolik 14.51
108 K Durian 10.51
109 K Kota 33.86
110 K Moloku 22.23
111 K Samat 10.27
112 K Samo 53.45
113 K Sumira 27.37
114 K Tokaka 17.36
115 K. Batonam 110.18
116 K. Fioa 150.02
117 K. Foya 49.24
118 K. Madaha 31.46
119 K. Maffa 28.70
120 K. Maruting 25.26
121 K. Mimis 27.48
122 K. Mosmos 44.85
123 K. Saleo 34.43
124 K. Tima 24.72
125 K. Wamlonga 51.10
126 K. Waploan 88.25
127 K. Wosi 51.80
128 K.Silai 72.04
129 Kuala Wadi Besar 431.43
130 Paisu Sayaang 250.93
131 S Akalamo 255.47

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

No. Nama DAS Luas (Km2)


132 S Amehose 49.48
133 S Anggai 77.07
134 S Bobor Besar 59.12
135 S Bopo 7.68
136 S Bumi 31.21
137 S Dihuru 45.91
138 S Fluk 101.31
139 S Kadera 21.34
140 S Koto 45.80
141 S Lale 33.05
142 S Lalepange 32.77
143 S Loji 37.73
144 S Rijang 26.93
145 S Sobapa 36.25
146 S Soligi 16.45
147 S Taba 47.59
148 S Tabuji 72.57
149 S Tangatanga 112.93
150 S Tapaya 120.88
151 S. Laiwui 91.76
Sumber : Peta DAS PU Propinsi, 2007, dan Hasil Olahan Konsultan, 2008

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.8. Hidrologi

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.9. Daerah Aliran Sungai

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.10. Hidrogeologi

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.2.6. Pemanfaatan Ruang Eksisting


A. Tutupan Lahan Eksisting

Berdasarkan data yang didapat dari hasil digitasi CITRA LANDSAT Tahun 2006 – 2007
diketahui bahwa penggunaan lahan di Kabupaten Halmahera Selatan terdiri:

1. Hutan, meliputi hutan lahan kering primer dan hutan lahan kering sekunder. Hutan
lahan kering sekunder ini tersebar dan merupakan dominasi penggunaan lahan di
seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Selatan sedangkan hutan lahan kering primer
hanya terdapat di Pulau Bacan (Kecamatan Bacan Barat Utara dan Bacan Timur) dan di
Pulau Obi (Kecamatan Obi dan Obi Selatan)
2. Pertanian yang terdiri dari pertanian lahan kering dan pertanian lahan kering sekunder
yang tersebar di seluruh wilayah dan pulau di Kabupaten Halmahera Selatan dengan
persebaran di daerah pesisir pulau.
3. Permukiman yang berkembang dan tersebar di pesisir pulau di seluruh wilayah
Kabupaten Halmahera Selatan.
4. Daerah Transmigrasi yang terdapat di Kecamatan Gane Barat Utara dan Gane Timur.
5. Tanah terbuka yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Selatan.
6. Semak belukar yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Selatan.
7. Savana yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Selatan.
8. Danau dengan danau terbesar di pulau Obi.
9. Rawa dengan luas terbesar di Kecamatan Gane Timur.
10. Mangrove yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Selatan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Tabel 1.8. Penggunaan Lahan dan Luasnya

Penggunaan Lahan (Km2)


Hutan
No Kecamatan Hutan Lahan Pertanian
Pemukima Trans- Lahan Pertanian Semak / Tanah Tertutup
Mangrove Kering Lahan Kering Savana Danau Rawa
n migrasi Kering Lahan Kering Belukar terbuka Awan
Sekunder Bercampur
Primer
1 Bacan 3.34 2.79 - - 199.55 7.98 0.04 6.40 15.04 - 0.61 - -
2 Bacan Barat 9.43 0.60 - - 127.02 0.87 20.77 0.06 6.81 0.28 - - 0.56
3 Bacan Barat Utara 2.21 0.48 - 32.98 256.46 5.72 21.60 0.27 12.53 0.05 - - 11.56
4 Bacan Selatan - 1.63 - - 71.52 1.35 29.31 - 16.57 - - 0.70 35.10
5 Bacan Timur 7.53 2.33 - 17.52 302.20 3.76 42.32 - 30.07 0.21 0.44 0.09 18.21
6 Bacan Timur Selatan 4.67 0.61 - - 124.38 6.88 15.83 0.27 88.74 0.19 - 0.30 58.74
7 Bacan Timur Tengah 4.76 0.80 - - 160.70 19.66 30.41 - 9.60 0.22 - - 28.11
8 Gane Barat - 1.00 - - 390.98 12.22 53.43 1.06 9.52 - 0.11 - 14.85
9 Gane Barat Selatan 11.19 0.34 - - 164.39 0.29 34.48 - 9.93 - - 7.79 6.65
10 Gane Barat Utara 0.33 0.88 8.34 - 391.83 10.25 45.43 - 2.85 - 0.10 - 1.20
11 Gane Timur 2.02 2.05 14.29 - 464.93 - 103.79 - 1.08 - 3.08 0.81 12.83
12 Gane Timur Selatan 27.68 0.66 - - 185.29 - 54.55 - 3.31 - 0.23 0.48 10.62
13 Gane Timur Tengah - 1.20 - - 181.81 - 76.21 - - - - - 26.51
14 Kasiruta Barat 0.85 0.67 - - 179.67 1.63 26.88 1.53 39.15 - - 0.02 -
15 Kasiruta Timur 10.63 0.49 - - 154.33 1.95 16.92 0.47 43.04 0.08 - - -
16 Kayoa 13.79 2.14 - - 39.67 0.64 8.92 - 7.70 0.31 - 0.64 1.83
17 Kayoa Barat 0.22 0.32 - - 18.72 - - - 5.40 - - - -
18 Kayoa Selatan 6.43 0.45 - - 1.86 - 5.44 - 1.32 - - 7.61 -
19 Kayoa Utara 6.43 0.40 - - 21.72 - 3.52 - 3.46 0.02 - - 0.50
20 Batanglomang 16.19 1.19 - - 21.25 - 71.28 - 17.44 0.31 - - -
21 Joronga 26.06 0.20 - 1.00 14.34 - 1.26 2.77 57.06 - 0.01 3.07 36.01
22 Makian - 1.42 - - 2.16 0.57 32.96 0.68 5.41 - - - 9.10

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan 1 - 43


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Penggunaan Lahan (Km2)


Hutan
No Kecamatan Hutan Lahan Pertanian
Pemukima Trans- Lahan Pertanian Semak / Tanah Tertutup
Mangrove Kering Lahan Kering Savana Danau Rawa
n migrasi Kering Lahan Kering Belukar terbuka Awan
Sekunder Bercampur
Primer
23 Makian Barat - 0.51 - - 8.13 - 22.33 - - - - - 0.64
24 Mandioli Selatan 6.94 0.90 - - 36.49 16.08 55.35 2.26 9.02 0.25 0.16 - -
25 Mandioli Utara 6.15 0.47 - - 36.62 1.14 37.99 0.03 8.09 - - - 0.14
26 Obi 12.53 1.19 - 189.44 389.19 7.52 49.75 104.93 142.33 11.57 - 3.06 80.10
27 Obi Barat 3.67 0.38 - - 11.10 - 22.19 0.71 34.46 0.62 - 0.26 13.14
28 Obi Selatan 0.64 1.27 - 215.75 517.32 2.81 113.25 36.14 105.00 - - - 8.01
29 Obi Timur 23.71 0.47 - - 210.89 30.52 41.50 25.99 91.26 0.01 - 0.27 164.94
30 Obi Utara 6.37 1.40 - - 35.46 23.69 16.34 1.34 46.98 0.02 - 0.18 18.45
Total 204.13 28.51 22.63 456.70 4,577.20 155.53 1,057.75 184.93 812.78 13.95 4.74 25.28 557.79
Sumber : Hasil Digitasi Citra Satelit Tahun 2006 - 2007

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan 1 - 44


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.11. Pemanfaatan Ruang

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

B. Ketetapan Kawasan Hutan di Kabupaten Halmahera Selatan

Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor 490/Menhut-II/2012 tanggal 5


september 2012 luas kawasan hutan dan bukan kawasan hutan di Kabupaten Halmahera
Selatan terdiri atas Hutan Suaka Alam seluas 42.327,23 ha, hutan lindung seluas 130.876,09
Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas 128.361,50 ha, Hutan Produksi Tetap seluas 185.277,86
ha, Hutan Konversi seluas seluas 127.424,28 ha dan areal penggunaan lain seluas 263,665,04
ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1.9. Luas Kawasan Hutan berdasarkan fungsi kawasan di Kabupaten. Halmahera Selatan

No Kawasan Hutan Luas (Ha) Persentase (%)


1 Hutan Suaka Alam (Cagar Alam) 42.327,23 4,82
2 Hutan Lindung 130.876,09 14,91
3 Hutan Produksi Terbatas 128.361,50 14,62
4 Hutan Produksi 185.277,86 21,10
5 Hutan Konversi 127.424,28 14,51
6 Area Penggunaan Lain 263.665,04 30,03
Jumlah 877.932,00 100,00
Sumber : lampiran peta SK Menhut No. 490/Menhut-II/2012

Sementara itu, luas kawasan hutan berdasarkan status dan fungsi kawasan disajikan pada
Tabel berikut.

Tabel 1.10. Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Status dan Fungsi Kawasan per Kecamatan

No Kecamatan HL (Ha) HK(Ha) HP (Ha) HPT (Ha) HPK (Ha) HB (Ha) HR (ha)
1 Bacan 13,250 23,262 - 14,250 18,000 - 6,052
2 Bacan Barat 10,000 - 6,250 26,750 27,250 - 2,324
3 Bacan Timur 21,500 7,262 2,250 32,500 26,500 - 6,030
4 Gane Barat 40,250 - 40,750 34,000 38,000 356,100 5,587
5 Gane Timur 3,000 - 36,250 10,500 22,000 - 3,232
6 Obi 1,500 15,762 45,000 2,500 57,750 580,550 5,859
7 Obi Selatan 750 - 48,000 15,250 26,750 - 4,076
8 Pulau Makian 3,000 - - 3,500 2,500 - 4,666
9 Kayoa 2,500 - - - 13,500 - 3,942
Jumlah 105,750 46,286 178,500 229,250 232,250 936,650 41,768
Keterangan : HL : Hutan Lindung, HK: Hutan Konservasi, HP : Hutan Produksi Tetap, HPT : Hutan Produksi
Terbatas ; HPK : Hutan Produksi dapat diKonversi, HB :Hutan Bakau dan HR : Hutan
Rakyat.
Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Kab. Halmahera Selatan, 2007

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.12. Kawasan Hutan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.3. Potensi Bencana Alam


Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama: Australia, Eurasia dan Pasifik, dan beberapa
lempeng kecil lainnya seperti Sangihe, Maluku dan Halmahera. Pertemuan lempeng-lempeng ini
menghasilkan aktifitas kegunungapian dan kegempabumian serta Tsunami sehingga secara langsung
menyebabkan Kabupaten Halmahera Selatan rawan terhadap bencana gunung berapi, gempa bumi
dan Tsunami.

Gambar 1.1. Konfigurasi lempeng tektonik di Indonesia

Sumber : Hamilton, W., 1979, Tectonics of the Indonesian Region, U.S. Geological Survey Prof. Paper 1078.

Gambar 1.2. Konfigurasi lempeng tektonik & penyebaran gunung api di daerah Halmahera – Sulawesi Utara

Sumber : Hamilton, W., 1979, Tectonics of the Indonesian Region, U.S. Geological Survey Prof. Paper 1078

Sebagian besar gunungapi terletak pada busur Sunda yang terbentang 3000 km dari ujung utara
Sumatera hingga ke Laut Banda, terbentuk akibat proses subduksi Lempeng Australia dibawah
Lempeng Eurasia. Sekitar ¼ dari total gunung api Indonesia terletak pada sebelah utara Busur Sunda.
Gunung api di Sulawesi, Halmahera dan Sangihe terbentuk dari konfigurasi beberapa subduksi

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

lempeng kecil yang memanjang utara-selatan (Hamilton, 1979). Gunung api di Laut Banda terbentuk
akibat subduksi Lempeng Pasifik dibawah lempeng Eurasia.

Di Maluku Utara terdapat 5 gunung api, yaitu Gunung Dukono, Gunung Ibu, Gunung Gamkonora,
Gunung Gamalama dan Gunung Makian/Gunung Kie Besi. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi, dan
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung menunjukkan bahwa ketiga dari lima gunung berapi
tersebut berada dalam status waspada yaitu Gunung Ibu di Kecamatan Ibu Utara Kabupaten
Halmahera Barat, Gunung Dukono di Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara, dan Gunung
Gamkonora di Kecamatan Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat.

Dari data tersebut diketahui di Kabupaten Halmahera Selatan terdapat salah satu gunung api yang
masih aktif yaitu Gunung Makian/Gunung Kie Besi di Pulau Makian. Gunung-gunung di Kabupaten
Halmahera Selatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.11. Nama-Nama Gunung Tinggi Dan Lokasinya Di Kabupaten Halmahera Selatan

Nama Gunung Lokasi Ketinggian

1 Gunung Kie Besi Pulau Makian 900


2 Gunung Batu Sibela Pulau Bacan 2111
3 Gunung Pulau Obi Pulau Obi 1213
4 Gunung Mala Mala Pulau Mala Mala Obi 500
5 Gunung Tiga Dara Pulau Kayoa 700
6 Gunung Uri Jawa Pulau Bacan 800
7 Gunung Ake Majahe Pulau Bacan 600
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka, 2008

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Kejadian bencana alam di Kabupaten Halmahera Selatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.12. Jenis Bencana Alam yang Pernah Terjadi di Kabupaten Halmahera Selatan

Kekuatan
No Jenis Bencana Lokasi Waktu Kejadian Korban Kerusakan
Bencana
1 Gempa Bumi 398 km TimurLaut 17-08-06 5,3o Richter - -
Labuha-MalukuUtara
pada kedalaman 233
km
Laut Maluku di 29 Agustus 5.8 Mb (body - -
antara Sulawesi 2006 pukul magnitude) atau
Timur dan 19.53 WIT 5.9 SR (skala
Halmahera Richter)
Gempa berasal dari
kedalaman 60.7 km
(+/- 15.2 km)
Lokasi 2,42LU, 29 November Magnitude 6,6 SR - -
128,10 BT 347 km 2006, pukul Berpotensi
Timur Laut Labuha. 10:32:22 WITA Tsunami
Kedalaman 13 km
Kota Labuha 20 Februari Magnitude 6,6 SR I orang -
2007 meninggal
Kota Labuha 21 Februari Magnitude 6 SR - -
Pusat gempa berada 2007, pukul Tercatat 43 gempa
di 0,88 derajat 11.19 WITA susulan
lintang selatan -
127,2 derajat bujur
timur dengan
kedalaman 33
kilometer
Pusat gempa di 64 21 Februari 6,1 Skala Richter
km Barat Daya 2007
Labuha kedalam 33
km dibawah laut
Pusat gempa di 28 21 Februari 5,3 Skala Richter
km Barat Daya 2007
Labuha kedalam 33
km dibawah laut
Pusat gempa berada 29 Mei 2007, Magnitude 6 SR - -
di laut Maluku pukul 18.36 WI Terjadi 8 kali
sekitar 37 kilometer gempa susulan
Tenggara Labuha yang relatif kecil
Timur Laut Labuha 14 Agustus Magnitude 5,4 SR - -
Pusat gempa pada 2007 pukul
kedalaman 33 km 03.49 WIT
yang berpusat di laut
13 km.
Kecamatan Bacan Juli 2007 pukul Magnitude tidak - -
Utara 14.00 WIT ada berita
Gempa selama 30
detik
Pusat gempa pada 14 Agustus Magnitude 5,4 SR - -
kedalaman 33 km 2007 pukul
yang berpusat di laut 03.49 WIT
13 km Timur Laut
Labuha
122 Km Barat Laut 11 September Magnitude 7,6 SR - -
Ternate pada 2008 pukul Berpotensi
kedalaman 10 Km 07.00 WITA Tsunami
2 Banjir Kecamatan Bacan Juli 2007 - - Semua jalur
Utara di Desa dan jembatan
Mandawong, Desa putus akibat
Kupal, Desa tergerus banjir
Gandasuling, Desa
Panamboang
Kota Labuha

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Sumber : google.co.id, 2008

Berdasarkan informasi pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa gempa bumi yang melanda
Kabupaten Halmahera Selatan pada umumnya terjadi pada kedalaman <50 km. Dalam kurun waktu
tahun 2006-2007, kejadian gempa dengan kekuatan terbesar terjadi pada tanggal 21 Februari 2007
dan terjadi 3 (tiga) kali berturut-turut dalam sehari.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.13. Rawan Bencana

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.4. Kependudukan

1.3.4.1. Jumlah Penduduk


Kabupaten Halmahera Selatan yang terdiri dari 30 Kecamatan menjadikan persebaran
penduduk yang sangat beragam, penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Bacan sebesar
18.676 jiwa kemudian Kecamatan Obi sebesar 11.913 jiwa, Kecamatan Obi Timur sebesar
11.025 jiwa, Kecamatan Bacan Selatan sebesar 10.778 jiwa dan Kecamatan Gane Timur
sebesar 10.086 jiwa. Sementara kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah
Kecamatan Kayoa Utara yang merupakan salah satu kecamatan pulau kecil dengan jumlah
penduduk sebesar 2.857 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.13. Jumlah Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2010

No. Nama Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 Obi 11,913
2 Obi Barat 4,851
3 Obi Utara 7,349
4 Obi Selatan 3,058
5 Obi Timur 11,025
6 Bacan 18,676
7 Bacan Selatan 10,778
8 Mandoli Utara 3,932
9 Mandioli Selatan 5,691
10 Kep Botanglomang 7,127
11 Bacan Timur 6,920
12 Bacan Timur Selatan 5,290
13 Bacan Timur Tengah 5,594
14 Bacan Barat 3,603
15 Bacan Barat Utara 4,309
16 Kasiruta Barat 4,373
17 Kasiruta Timur 3,654
18 Gane Barat 7,791
19 Gane Barat Selatan 5,569
20 Gane Barat Utara 6,859
21 Kep Joronga 4,855
22 Gane Timur 10,086
23 Gane Timur Selatan 3,682
24 Gane Timur Tengah 3,882
25 Kayoa 8,427
26 Kayoa Utara 2,857
27 Kayoa Selatan 5,612
28 Kayoa Barat 4,031
29 Pulau Makian 9,673
30 Makian Barat 3,851
Jumlah 195,318
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka, 2008

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Gambar 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2007

Jumlah Penduduk Tahun 2007

20,000
18,000
16,000
14,000
12,000
Jiwa

10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0

a S oa

ian
bi

ur
tan

uM n
uta ra
ur

ga
ur
ca an

an ep J an
h

an
ar

a
O

ga

a
im

y
Tim

im

Pu elat

ak
at

on
t
an Sela
Ut

Ka
Ut

lat
ela
nT

ca Ten

T
el

or

Se
bi

at
bi

li S

tS
O

ar
O

la
ur
r

ra
ca

yo
dio

sir
nB
Ba

Tim
im

Ba

K
Ba

Ka

Ka
nT

e
M

e
Ba

an
ca

G
Ba

Kecamatan

Jumlah Penduduk

Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2008

1.3.4.2. Kepadatan Penduduk


Berdasarkan data kependudukan. Kepadatan tertinggi terdapat pada Kecamatan Kayoa
Selatan sebesar 239.73 jiwa/Km2, Kecamatan Pulau Makian sebesar 191,17 jiwa/Km2,
Kecamatan Kayoa Barat sebesar 160,02 jiwa/Km2, Kecamatan Makian Barat sebesar 113,83
jiwa/Km2 dan Kecamatan Kayoa sebesar 109,40 jiwa/Km2. Sementara kecamatan dengan
jumlah penduduk kecil adalah Kecamatan Gane Timur Selatan sebesar 13,44 jiwa/Km2,
Kecamatan Gane Barat Utara sebesar 13,53 jiwa/Km2, Kecamatan Obi sebesar 12,11
jiwa/Km2, Kecamatan Obi Selatan sebesar 3 jiwa/Km2 dan terkecil pada Kecamatan Bacan
Timur sebesar 0,93 jiwa/Km2. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Tabel 1.14. Kepadatan Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2007

Jumlah Kepadatan
No. Nama Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Penduduk
(jiwa) (jiwa/Km2)
1 Obi 983.76 11,913 12.11
2 Obi Barat 89.24 4,851 54.36
3 Obi Utara 44.49 7,349 50.86
4 Obi Selatan 1,018.44 3,058 3.00
5 Obi Timur 80.98 11,025 18.98
6 Bacan 86.20 18,676 65.26
7 Bacan Selatan 160.34 10,778 67.22
8 Mandoli Utara 87.05 3,932 45.17
9 Mandioli Selatan 131.92 5,691 43.14
10 Kep Botanglomang 53.25 7,127 133.84
11 Bacan Timur 1,418.12 6,920 0.93
12 Bacan Timur Selatan 307.37 5,290 17.21
13 Bacan Timur Tengah 246.64 5,594 22.68
14 Bacan Barat 171.57 3,603 21.00
15 Bacan Barat Utara 242.94 4,309 17.74
16 Kasiruta Barat 260.65 4,373 16.78
17 Kasiruta Timur 222.42 3,654 16.43
18 Gane Barat 452.25 7,791 17.23
19 Gane Barat Selatan 244.23 5,569 22.80
20 Gane Barat Utara 506.99 6,859 13.53
21 Kep Joronga 128.97 4,855 37.64
22 Gane Timur 597.16 10,086 16.89
23 Gane Timur Selatan 273.89 3,682 13.44
24 Gane Timur Tengah 285.84 3,882 13.58
25 Kayoa 77.03 8,427 109.40
26 Kayoa Utara 36.18 2,857 78.97
27 Kayoa Selatan 23.41 5,612 239.73
28 Kayoa Barat 25.19 4,031 160.02
29 Pulau Makian 50.60 9,673 191.17
30 Makian Barat 33.83 3,851 113.83
Jumlah 5,140.95 195,318 54.50
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka, 2008

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Gambar 1.4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2007

Kepadatan Penduduk Tahun 2007

300.00

250.00

200.00
Kecamatan

150.00

100.00

50.00

a
bi

ur

ga

ian
lau an
r T ur
dio atan

an

yo ayo
ra
tan

an ep J n
tS r
ar
O

u
m

ta
ga
m

at
on
ta

im

ak
Ut

lat
ela

ela
Ti

Ti

K
en

l
l

Se
or
T
Se

M
Se
bi

bi

li S

an ruta
ra
O

ca aca
O

a
n

ur
Ba

ra
u
ca

Pu
si

m
m

K
Ba
B

Ka
Ba

Ka
an

Ti
Ti

ca
M

e
n

Ba

G
Ba

Jiwa/Km2

Kepadatan Penduduk Tahun 2007

Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2008

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.14. Sebaran Kepadatan Penduduk

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.5. Perekonomian Wilayah

1.3.5.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pendapatan Perkapita


Kabupaten Halmahera Selatan dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 2003 tentang
pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten kepulauan
Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan provinsi Maluku Utara (lembar Negara
RI tahun 2003, Tambahan lembaran Negara RI Nomor 4264).

Kabupaten Halmahera Selatan terdiri atas gugusan pulau dan kepulauan yaitu:

Tabel 1.15. Pulau dan Luasnya Di Kabupaten Halmahera Selatan

No Nama Pulau/Kepulauan Luas Wilayah (km2)

1 Pulau Obi 2,459.74


2 Pulau Bacan 1,806.82
3 Pulau Makian 84.06
4 Pulau Kayoa 72.04
5 Pulau Kasiruta 446.55
6 Pulau Mandioli 215.48
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka, 2008

Pulau yang terluas adalah pulau Obi dan pulau terkecil adalah Kayoa. Luas wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan adalah + 40.263,72 km2 yang meliputi wilayah laut: 31.484,40 km2 (78 %) dan
wilayah daratan: 8.779,32 km2 (22 %). Total kecamatan yang dimiliki adalah 30 kecamatan dengan
jumlah desa 249 buah.

Kondisi alam demikian menunjukkan bahwa Kabupaten Halmahera Selatan merupakan wilayah
dengan sumberdaya alam yang besar, dengan komposisi sumberdaya laut 4 (empat) kali lebih besar
daripada sumberdaya darat. Di dalam dokumen Rencana Strategis Kabupaten Halmahera Selatan
(2006) disebutkan bahwa wujud sumberdaya darat berupa hutan (812.392ha), perkebunan
(42.000ha), pertanian (2.000ha), dan sisanya adalah pertambangan. Sedangkan sumberdaya
kelautan memiliki standing stock ikan sebesar 100.750,08 ton/tahun dengan maximum sustainable
yield (MSY) sebesar 113.343,04 ton/tahun. Dengan kemampuan ekplorasi sekitar 20.000 ton/tahun,
maka sumberdaya perikanan yang belum dipanen Kabupaten Halmahera Selatan masih sekitar 90%
dari total MSY.

Jika dilihat dari sisi Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Kabupaten Halmahera Selatan,
penyumbang utama produksinya berasal dari sektor pertanian. PDRB suatu wilayah menunjukkan
kemampuan sumberdaya ekonomi yang dihasilkan suatu daerah. Semakin besar nilai PDRB suatu
daerah, semakin besar pula sumberdaya ekonomi yang dihasilkannya. Dari tabel 4.20 diketahui
bahwa sejak tahun 2002 sumbangan sektor pertanian mendominasi PDRB Kabupaten Halmahera
Selatan. Sejak tahun 2002 nilai produksi sektor pertanian sendiri mengalami kenaikan terus
menerus, meskipun nilai sektor lainnya mengalami penurunan terutama pada tahun 2004. Secara
sektoral menurut mata pencahariannya, sektor pertambangan mengalami penurunan drastis dari
tahun 2003 ke tahun 2004. Pada tahun tersebut Kabupaten Halmahera Selatan baru berumur 1
tahun setelah pemekaran, maka patut diduga penurunan ini disebabkan karena sumberdaya mineral

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

yang dimiliki sebelum pemekaran “beralih” ke wilayah lain setelah Undang-Undang No 1 tahun 2003
tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera keluar.

Dari Grafik berikut diketahui bahwa terdapat kenaikan PDRB dari tahun 2002-2006 baik atas dasar
harga berlaku maupun harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2002 sebesar Rp
397.070,29 juta dan pada tahun 2006 mencapai Rp 492.978,56. Sedangkan PDRB menurut harga
konstan pada tahun 2004 sebesar Rp 380.957,18 juta dan pada tahun 2006 mencapai Rp 450.734,35
juta. Secara ekonomi hal ini menunjukkan pola pertumbuhan PDRB, dari sisi produksi barang dan
jasa secara keseluruhan yang semakin tinggi di Kabupaten Halmahera Selatan. PDRB atas dasar harga
konstan pada tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 5,55% dari tahun sebelumnya dan lebih
besar jika dibandingkan pada tahun 2005 sebesar 4,25%.

Gambar 1.5. Perbandingan Nilai PDRB Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2002-2006

PDRB Atas Dasar Harga Konstan


500,000.00 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
450,000.00
400,000.00
350,000.00
300,000.00
Nilai (Juta Rupiah)

250,000.00
200,000.00
150,000.00
100,000.00
50,000.00
-
2002 2003 2004 2005 2006
Tahun

Nilai Total PDRB Kabupaten Halmahera Selatan


Tahun 2002-2006

Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2008


Jika dihubungkan dengan PDRB perkapita penduduknya pertumbuhan PDRB perkapita (atas dasar
harga konstan) justru mengalami penurunan dari Rp 2.509.021 pada tahun 2005 menjadi Rp
2.496.074 pada tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat kenaikan PDRB
sepanjang tahun 2002 hingga 2006, namun nilai produksi rata-rata per penduduk pada tahun 2005
ke tahun 2006 justru mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan kemungkinan karena jumlah
penduduk yang meningkat pada pertengahan tahun tersebut atau karena penurunan nilai
produksinya sendiri.

Dari sisi pendapatan perkapita, secara umum sejak tahun 2003 hingga 2005 mengalami
pertumbuhan. Pendapatan perkapita menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk suatu wilayah.
Besarnya pendapatan perkapita ini dipengaruhi oleh nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan jumlah
penduduk di pertengahan tahunnya. Secara umum PDRB perkapita (atas dasar harga berlaku)
mengalami pertumbuhan. Pertambahan pendapatan perkapita penduduk pada tahun 2003 sebesar
0,85% dari tahun sebelumnya, dan naik menjadi 3,59% pada tahun 2004, kemudian naik lagi pada
tahun 2005 sebesar 8,59% dan turun menjadi 1,47% pada tahun 2006. Hal ini kemungkinan terjadi
karena tingkat inflasi yang disebabkan karena fluktuasi nilai inflasi propinsi Maluku Utara sebesar
4,8% pada tahun 2004 dan 10,87% pada tahun 2005.

Secara umum, hal ini secara relatif menunjukkan bahwa terjadi peningkatan daya beli penduduk
dalam kurun waktu tersebut. Meskipun demikian pendapatan perkapita tidak berfungsi menunjukan
pemerataan hasil pembangunan. Hanya mereka yang memiliki faktor produksi sajalah yang terwakili
dalam angka pendapatan perkapita. Grafik berikut menunjukkan secara grafis pertumbuhan
pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Halmahera Selatan dari tahun 2002 hingga tahun 2006.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Gambar 1.6. Pertumbuhan Pendapatan Perkapita Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2002-2006

10.00%
Pertumbuhan Pendapatan Perkapita (persen)
9.00%

8.00%

7.00%

6.00%
Persen

5.00%

4.00%

3.00%

2.00%

1.00%

0.00%
2002 2003 2004 2005 2006
Tahun

Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2008

1.3.5.2. Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari kebijaksanaan
pembangunan yang telah diambil khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut
merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi, yang secara tidak
langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Halmahera Selatan mengalami kenaikan signifikan dari 4,25% pada tahun 2005 menjadi
5,42% pada tahun 2006.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Gambar 1.7. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2002-2006

4
Persen

0
2003 2004 Tahun 2005 2006

Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2008

1.3.5.3. Struktur Perekonomian


Struktur perekonomian suatu daerah ditentukan oleh kemampuan sektor-sektor ekonomi dalam
memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh
masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan
berproduksi dari masing-masing sektor tersebut. Untuk memberikan gambaran struktur
perekonomian tersebut, berikut ini disajikan peranan masing-masing sektor terhadap PDRB
Kabupaten Halmahera Selatan atas dasar harga berlaku.

Tabel 1.16. Kondisi Struktur Perekonomian Kabupaten Halmahera Selatan Menurut Lapangan Usaha Atas
Harga Berlaku Tahun 2002-2006 (Juta Rupiah)

Halmahera Selatan
Sektor
2002 2003 2004 2005 2006
Pertanian 167,035.24 175,535.49 194,334.23 210,432.42 226,224.02
Pertambangan/Galian 478.57 482.01 885.93 1,093.65 1,371.44
Industri Olahan 87,523.92 91,107.06 91,200.00 96,175.29 100,391.22
Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,417.98 1,680.84 1,896.94 2,152.15 2,204.02
Bangunan/Konstruksi 3,414.79 3,950.00 4,275.97 4,752.38 5,293.74
Perdagangan, Hotel dan Restaurant 85,792.22 96,877.54 98.214.84 110,807.63 122,766.00
Angkutan dan Komunikasi 22,534.53 27,265.64 35,480.01 43.329.08 46.505.71
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 11,487.53 12,285.80 12,825.05 13,397.25 14,455.20
Jasa-jasa 17,385.51 18,534.06 19,001.15 19,602.98 20,272.92
Sumber Data : PDRB Kabupaten Halmahera Selatan, 2005-2007

Pada tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai sumbangan sektor pertanian pada tahun 2006 mencapai
Rp 226.224,02 juta (41,93%), lebih besar daripada sektor lainnya. Adapun rata-rata sumbangan
sektor pertanian tiga tahun terakhir (2004-2006) mencapai 42,10%. Sumbangan kedua adalah sektor
perdagangan, hotel dan restauran sebesar Rp 122.766,00 juta (22,76%) dan ketiga adalah industri
pengolahan sebesar Rp 100.391,22 juta (18,61%). Dari angka ini terlihat bahwa sektor perdagangan,
hotel, dan restauran memainkan peran yang dominan daripada industri.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Dari sektor pertanian, kontributor terbesarnya adalah sub sektor perkebunan dengan nilai produksi
pada tahun 2006 sebesar Rp 100.070,00 juta, jauh lebih besar daripada sub sektor tanaman pangan,
peternakan, kehutanan, maupun perikanan. Sementara untuk sektor perdagangan Hotel dan
Restauran, masih didominasi oleh sub sektor perdagangan dengan nilai sumbangan pada tahun 2006
sebesar Rp 119.580,00 juta jauh lebih besar daripada sub sektor perhotelan dan restauran.
Sedangkan untuk sektor industri olahan, dimana semuanya terdiri dari industri non MIGAS, secara
umum kontribusinya mengalami penurunan.

Tabel 1.17. Kondisi Struktur Perekonomian Kabupaten Halmahera Selatan Menurut Lapangan Usaha Atas
Harga Konstan Tahun 2002-2006 (Juta Rupiah)

Nilai (Juta Rupiah)


Sektor
2002 2003 2004 2005 2006
Pertanian 156,727.59 163,049.35 164,770.97 166,761.61 174,761.61
Pertambangan/Galian 401.28 23,262.00 455.29 501.83 548.36
Industri Olahan 87,256.59 87,621.60 90,922.91 94,123.40 98,090.70
Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,106.65 1,311.00 1,345.77 1,373.67 1,393.42
Bangunan/Konstruksi 3,089.53 3,100.00 3,110.00 3,203.30 3,341.84
Perdagangan, Hotel dan Restaurant 84,183.02 85,566.23 95,008.52 105,276.61 114,862.90
Angkutan dan Komunikasi 21,076.40 23,409.73 24,441.89 25,407.18 26,456.56
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 10,288.27 11,077.10 11,356.09 11,648.60 12,021.31
Jasa-jasa 16,827.85 17,730.94 18,216.40 18,742.05 19,257.65
Sumber Data : PDRB Kabupaten Halmahera Selatan, 2005-2007

Tabel di atas menunjukkan bahwa secara produksi Kabupaten Halmahera Selatan sangat tergantung
pada sektor pertanian, sektor industri olahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restauran. Sektor
primer masih mendominasi produksi sektoralnya. Perbedaan nilai PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai produksi riil (nyata). Hal ini menunjukan perbedaan pengaruh kenaikan harga
pada tahun berjalan terhadap tahun standar. Gambar 3 menunjukkan pertumbuhan PDRB menurut
lapangan usaha.

Pada tahun 2003 ke tahun 2004 sektor pertambangan dan sektor perdagangan, hotel dan restaurant
naik secara signifikan. Sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih, angkutan dan komunikasi, jasa,
keuangan dan persewaan serta bangunan dan konstruksi turun secara signifikan. Pada tahun 2004
menuju tahun 2005, semua sektor laju pertumbuhannya menurun kecuali sektor jasa dan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan pada tahun 2005 menuju tahun 2006, sektor
pertambangan, listrik, gas dan air bersih, serta sektor pedagangan, hotel dan restauran turun.

Dari sisi laju pertumbuhan PDRB secara sektoral secara umum menunjukkan dinamika yang wajar.
Pada tahun 2003, dimana pembentukan Kabupaten Halmahera mulai berdiri, penurunan sektoral
masih dapat dikategorikan sebagai hal yang wajar. Pertumbuhan tahun berikutnya menunjukkan
kecenderungan yang cukup bagus, artinya laju pertumbuhan tersebut sejalan dengan proses
pengelolaan secara produksi daerah yang gradual.

Produksi ditentukan oleh biaya dan jumlah input yang disediakan. Secara makro nilai pertumbuhan
ditentukan pula oleh laju inflasi daerah. Oleh karena posisi akses Kabupaten Halmahera yang lebih
jauh dari pusat kota provinsi secara relatif mengakibatkan kenaikan harga input sekaligus secara
keseluruhan menyebabkan laju inflasi relatif lebih besar dari daerah lain misalnya Kabupaten
Halmahera Utara. Persoalan inilah yang secara indikatif secara relatif, nilai investasi ke daerah yang
lebih sulita aksesnya menjadi lebih besar. Hal ini kelak akan menjadi masalah penting dalam investasi
pembangunan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Gambar 1.8. Laju Pertumbuhan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2003-2006

Pertanian
Pertambangan/Galian
20.00 Industri Olahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
18.00 Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hoteldan Restaurant
16.00 Angkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
14.00
Jasa-jasa

12.00
Laju (Persen)

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00
2003 2004 2005 2006
Tahun

Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2008

Pada grafik di atas ditunjukkan kontribusi sektoral terhadap PDRB. Sektor pertanian masih
memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan nilai PDRB. Namun meski demikian
sumbangan sektor pertanian menurun sejak tahun 2005 (sekitar 41%). Demikian pula sektor industri
olahan. Oleh karena industri olahan di Kabupaten Halmahera Selatan terdiri dari non MIGAS, maka
kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh produksi input dari sektor pertanian yang juga menurun.
Kemudian diikuti sektor jasa, yang juga memiliki kecenderungan penurunan. Untuk sektor
pertambangan, perijinan baru untuk eksplorasi dan ekploitasi baru memberikan penambahan nilai
kontribusi sekaligus laju pertumbuhan produksi yang positif.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Gambar 1.9. Kontribusi Lapangan Usaha terhadap PDRB Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2002-2006

45.00

40.00

35.00

30.00
Nilai (Persen)

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

-
2002 2003 2004 2005 2006
Tahun

Pertanian Pertambangan/Galian
Industri Olahan Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hoteldan Restaurant
Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa

Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2008

Penurunan produksi sektor pertanian kemudian diikuti oleh sektor sekunder dan tersier, patut
diduga, kemungkinan disebabkan oleh konversi lahan produksi karena pembukaan ijin
pertambangan. Hal ini mengakibatkan penyempitan lahan produksi, dan kemudian diikuti turunnya
produksi input baik untuk sektor sekunder maupun tersier.

Selain itu gejalan penurunan produksi pertaian juga kemungkinan disebabkan karena sifat sub
sistensi petani yang tidak termotivasi untuk meningkatkan produksi meskipun terdapat kenaikan
harga yang lebih baik jika mereka menjual produk pertaniannya dalam bentuk olahan. Hal ini bisa
disebabkan karena faktor pengetahuan dan ketrampilan terhadap diversifikasi produk pertanian
yang terbatas pada budidaya saja.

Selain itu, dari sisi pola pergerakan sektoralnya, meskipun tidak tampak secara nyata, dengan
kontribusi sektor primer yang masih dominan terhadap sektor sekunder dan tersier, terdapat
kecenderungan perubahan dari sektor pertanian menuju ke sektor industri, dan selanjutnya ke
sektor jasa. Artinya Kabupaten Halmahera Selatan secara umum, meski terdapat pertumbuhan
sektor pertambangan, dan sektor lainnya, produksi barang dan jasanya secara keseluruhan masih
bergantung pada sektor pertanian.

1.3.6. Sistem Transportasi


Secara geografis Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan merupakan kepulauan dengan
jarak antar pulau berjauhan dan terpisah oleh lautan yang luas. Dengan demikian sarana
dan prasarana transportasi memegang peranan penting dalam pengembangan wilayah di
daerah ini. Terutama transportasi laut dan udara

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.6.1. Transportasi Darat


A. Jaringan Jalan

Kabupaten Halmahera Selatan sampai pada tahun 2007, memiliki jaringan jalan sepanjang
1.084,4 km. Kondisi aktual di lapangan memberi gambaran bahwa umumnya kondisi jalan di
Kabupaten Halmahera Selatan yang terbanyak merupakan jalan tanah dan 10 % merupakan
jalan yang terbuat dari aspal. Gambaran jaringan jalan di Kabupaten Halmahera Selatan bisa
terlihat pada tabel di bawah ini.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Tabel 1.18. Panjang Jaringan Jalan (Km) Menurut Jenis Permukaan Tahun 2007

No Kecamatan Aspal Kerikil Tanah Tidak di Rinci

1 Obi 12 14 131 -
2 Obi Barat - - - -
3 Obi Utara - - - -
4 Obi Selatan 1 5 75 -
5 Obi Timur - - - -
6 Bacan 33 5 62.9 -
7 Bacan Selatan - - - -
8 Mandoli Utara - - - -
9 Mandioli Selatan - - - -
10 Kep. Botanglomang - - - -
11 Bacan Timur 6.5 45 113 -
12 Bacan Timur Selatan - - - -
13 Bacan Timur Tengah - - - -
14 Bacan Barat 2 76 -
15 Bacan Barat Utara - - - -
16 Kasiruta Barat - - - -
17 Kasiruta Timur - - - -
18 Gane Barat 39 19 194 -
19 Gane Barat Selatan - - - -
20 Gane Barat Utara - - - -
21 Kep. Joronga - - - -
22 Gane Timur 2 61 115.5 -
23 Gane Timur Selatan - - - -
24 Gane Timur Tengah - - - -
25 Kayoa 10 15 -
26 Kayoa Utara - - - -
27 Kayoa Selatan - - - -
28 Kayoa Barat - - - -
29 Pulau Makian 3 3 41.5 -
30 Makian Barat - - - -
Jumlah 108.5 167 808.9 0
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Dinas PU dan KIMPRASWIL Kabupaten Halmahera
Selatan

B. Moda Transportasi

Moda transportasi dibagi berdasarkan statusnya sebagai kendaraan umum dan


pribadi. Kendaraan umum baik kendaraan beroda empat (mobil penumpang, bis dan
mobil barang) ataupun motor ojeg dan becak. Untuk kendaraan umum bagi
penumpang di Kabupaten Halmahera Selatan hanya terdapat di Kecamatan Obi,
Bacan, Bacan Timur, Bacan Timur Tengah, Bacan Selatan, Gane Barat, Gane Barat
Utara dan Gane Timur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Tabel 1.19. Jumlah Kendaraan Beroda Empat atau Lebih Menurut Status Tahun 2007

Mobil Penumpang Bis Mobil barang


No Kecamatan
Tidak
Umum Umum Tidak Umum Umum Tidak Umum
Umum
1 Obi 5 - - - 6 10
2 Obi Barat - - - - - 5
3 Obi Utara - - - - - 7
4 Obi Selatan - - - - - 20
5 Obi Timur - - - - - -
6 Bacan 60 2 1 - 30
7 Bacan Selatan 25 - - - - 20
8 Mandoli Utara - - - - - -
9 Mandioli Selatan - - - - - -
10 Kep. Botanglomang - - - - - -
11 Bacan Timur 15 - - - 10 10
12 Bacan Timur Selatan - - - - 2 2
13 Bacan Timur Tengah - - - - - 5
14 Bacan Barat - - - - - 2
15 Bacan Barat Utara - - - - - -
16 Kasiruta Barat - - - - - -
17 Kasiruta Timur - - - - - -
18 Gane Barat 3 - - - 2 7
19 Gane Barat Selatan - - - - - -
20 Gane Barat Utara 1 - - - - -
21 Kep. Joronga - - - - - -
22 Gane Timur 1 - - - - -
23 Gane Timur Selatan - - - - - -
24 Gane Timur Tengah - - - - - -
25 Kayoa - - - - - -
26 Kayoa Utara - - - - - -
27 Kayoa Selatan - - - - - -
28 Kayoa Barat - - - - - -
29 Pulau Makian - - - - - -
30 Makian Barat - - - - - -

Jumlah 110 0 2 1 20 118

Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Halmahera Selatan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Tabel 1.20. Jumlah Kendaraan Umum Beroda Kurang dari Empat Tahun 2007

No Kecamatan Ojek Becak Gerobak Lainnya


1 Obi 70 - - -
2 Obi Barat - - - -
3 Obi Utara - - - -
4 Obi Selatan - - - -
5 Obi Timur - - - -
6 Bacan 250 150 - -
7 Bacan Selatan - - - -
8 Mandoli Utara - - - -
9 Mandioli Selatan - - - -
10 Kep Botanglomang - - - -
11 Bacan Timur 100 - - -
12 Bacan Timur Selatan 90 - - -
13 Bacan Timur Tengah - - - -
14 Bacan Barat - - - -
15 Bacan Barat Utara - - - -
16 Kasiruta Barat - - - -
17 Kasiruta Timur - - - -
18 Gane Barat 50 - - -
19 Gane Barat Selatan - - - -
20 Gane Barat Utara - - - -
21 Kep Joronga - - - -
22 Gane Timur - - - -
23 Gane Timur Selatan - - - -
24 Gane Timur Tengah - - - -
25 Kayoa - - - -
26 Kayoa Utara - - - -
27 Kayoa Selatan - - - -
28 Kayoa Barat - - - -
29 Pulau Makian - - - -
30 Makian Barat - - - -

Jumlah 560 150 0 0

Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Halmahera Selatan

C. Terminal

Terminal kendaraan umum hanya terdapat di Kecamatan Bacan dan Kecamatan


Bacan Timur yang malayani operasional angkutan umum di Kota Labuha.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.15. Jaringan Jalan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.16. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Dan Penyebrangan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.6.2. Transportasi Udara


Sarana transportasi udara sangat berperan penting bagi pengembangan wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan, terutama dalam hubungan antar wilayah yang membutuhkan perpindahan
orang dan barang dalam waktu singkat. Sarana transportasi udara ini untuk mendukung sarana
transportasi darat dan laut.

A. Jalur Penerbangan

Rute penerbangan yang dilayani oleh penerbangan ini dari Ternate – Bacan, PP
(senin) dan Ternate – Bacan – Sanana - PP (kamis).

B. Moda Transportasi

Moda transportasi udara yang melayani Kabupaten Halmahera Selatan hanya


pesawat tipe Cassa 212 milik PT. Merpati Nusantara Airlines

c. Bandara

Bandar udara yang merupakan fasilitas utama transportasi udara di Kabupaten


Halmahera Selatan hanya terletak di Labuha yaitu Bandar Udara Oesman Sadik
dengan ukuran landasan 750 x 23 meter konstruksi landasan penetrasi. Bandar
Udara ini termasuk dalam kelas V yang dikelola oleh Departemen Perhubungan.
Kapasitas Bandar Udara hanya dapat didarati oleh pesawat jenis Cassa 212.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.17. Jalur Penerbangan Dan Bandara

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.6.3. Transportasi Laut


Transportasi laut merupakan transportasi utama yang melayani pergerakan antar pulau di wilayah
Kabupaten Halmahera Selatan. Sarana transportasi laut yang melayani kepulauan di Halmahera
Selatan umumnya masih didominasi oleh pelayaran rakyat dan perintis yang dikelola oleh swasta
dan pemerintah serta perorangan. Rute untuk pelayanan ini umumnya di dominasi oleh Kapal Motor
sedangkan pelayaran dengan motor tempel dan perahu motor yang melayani daerah ini masih
bersifat tentatif dan temporer.

A. Jembatan Laut

Untuk transportasi laut di Kabupaten Halmahera Selatan terdapat beberapa jembatan laut
antara lain:
1. Jembatan Laut Skala Regional terdiri dari jembatan laut Babang (Bacan Timur)
2. Jembatan laut Saketa (Gane Barat)
3. Jembatan laut Mafa (Gane Timur)
4. Jembatan laut Laiwui (Obi)
5. Jembatan laut Walo (Makian)
6. Jembatan laut Pelita (Mandioli Selatan)
7. Jembatan laut Pigaraja (Bacan Timur Tengah)
8. Jembatan laut Laromabati (Kayoa Utara)
9. Jembatan laut Busua (Kayoa Utara)
10. Jembatan laut Gane Luar (Gane Timur Selatan)
11. Jembatan laut Gane Dalam (Gane Barat Selatan)
12. Jembatan laut Jujame (Obi Utara)
13. Jembatan laut Wayaloar (Obi Selatan)
Jembatan Laut Lokal Semi Permanen terdiri dari:
1. Jembatan laut Indari (Bacan Barat).
2. Jembatan laut Belang-belang (Bacan)
3. Jembatan laut Kupal (Bacan Selatan)
4. Jembatan laut Pasar Baru Babang (Bacan Timur)
5. Jembatan laut Bibinoi (Bacan Timur Tengah)
6. Jembatan laut pelabuhan Yaba (Bacan Barat Utara)
7. Jembatan laut pelabuhan Lorogurua (Bacan Barat Utara)
8. Jembatan laut pelabuhan Sidopo (Bacan Barat Utara)
9. Jembatan laut pelabuhan Indari (Bacan Barat)
10. Jembatan laut pelabuhan Palamea (Kasiruta Barat)
11. Jembatan laut pelabuhan Loleojaya (Kasiruta Timur)
12. Jembatan laut pelabuhan Bajo (Kepulauan Botanglomang)
13. Jembatan laut pelabuhan Lele (Mandioli Utara)
14. Jembatan laut pelabuhan Gurapin (Kayoa)
15. Jembatan laut pelabuhan Laluin (Kayoa Selatan)

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

16. Jembatan laut pelabuhan Ployli (Makian Barat)


17. Jembatan laut pelabuhan Lalubi (Gane Timur)
18. Jembatan laut pelabuhan Dowora (Gane Barat Selatan)
19. Jembatan laut pelabuhan Dolik (Gane Barat Utara)
20. Jembatan laut pelabuhan Samo (Gane Barat Utara)
21. Jembatan laut pelabuhan Jikohai (Obi)
22. Khusus untuk Jembatan Laut Babang yang merupakan pintu masuk ke Kabupaten
Halmahera Selatan dari laut, mempunyai panjang 60 m dan lebar 8 m, jenis kapal
yang dapat bersandar di jembatan laut Babang ini mulai dari 33 GT sampai dengan
642 GT, dengan rata-rata kunjungan kapal dalam sebulan adalah 100 kapal.

B. Jalur Pelayaran

Jaringan pelayaran perintis dan rakyat telah menghubungkan hampir semua pulau-pulau
penting hingga menjangkau daerah-daerah terpencil, dan secara spasial telah menunjukkan
suatu keterkaitan antar pulau-pulau di wilayah Halmahera Selatan, yang merupakan bagian
dari wilayah pengembangan Propinsi Maluku Utara.

Rute dari pelayaran perintis adalah sebagai berikut :

1. Ternate - Babang - Laiwui - Falabisahaya - Dofa - Bobong – Sanana - Ambon - Namlea


- Air Buaya - Sanana - Bobong - Dofa - Falabisahaya - Laiwui - Babang – Ternate.

2. Ternate - Gane dalam - Bisui - Maffa - Weda - Patani - Gebe -Sorong - Gebe - Patani -
Weda - Maffa - Bisui - Gane dalam - Saketa – Ternate.

C. Moda Transportasi

Terdapat Pula sebuah Kapal PELNI yaitu KM Kalimutu yang singgah di Pelabuhan Babang
serta melayani rute sampai ke Pulau Kalimantan, kemudian terdapat pula sebuah Kapal
Cepat yaitu NV Labomba yang melayani rute Babang – Ternate pulang pergi setiap hari
dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih 3,5 jam.

Terdapat juga beberapa Kapal Perintis dan Kapal Antar Pulau yang melayani
transportasi antar pulau di kabupaten Halmahera Selatan.

Jumlah Kapal Yang Melayani Kabupaten Halmahera Selatan 2007/2008

NO TAHUN JUMLAH KAPAL KAPAL 1-7 GT

1 2004 132
2 2005 183
3 2006 62
4 2007 130
5 2008 33 393
Jumlah 540 393
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Halmahera Selatan

D. Pelabuhan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Pelabuhan di Kabupaten Halmahera Selatan membentuk suatu hirarki sesuai dengan


fungsi dan perannya, seperti berikut ini:

1. Pelabuhan Labuha/Babang; merupakan pelabuhan hirarki kedua di wilayah


ini setelah Pelabuhan Ternate. Pelabuhan-pelabuhan ini termasuk kedalam
pelabuhan kolektor (Collector Port) yaitu pelabuhan antar pulau yang
berfungsi untuk mendistribusikan barang dan orang ke wilayah lain.

2. Pelabuhan Laiwui, Mafa, Saketa, Kupal; diklasifikasikan sebagai pelabuhan


antara (Feeder Port) yang berfungsi untuk mendistribusikan barang dan
orang dari pelabuhan kolektor ke wilayah yang lebih kecil, dan selanjutnya
dari pelabuhan antara itu didistribusikan lagi ke pelabuhan kecil/lokal
(Local Port).

Disamping itu sebagai penghubung antar desa-desa menuju kawasan pusat


pertumbuhan dilayani dengan adanya pelabuhan-pelabuhan kecil, yang berupa
tambatan perahu dan fasilitasnya yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
masyarakat. Keberadaan sarana ini sangat menunjang terbukanya kawasan
pertumbuhan wilayah dengan hinterland nya.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.18. Jalur Pelayaran Dan Pelabuhan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.7. Perumahan dan Permukiman

1.3.7.1. Pola Sebaran Perumahan dan Permukiman


Kawasan perumahan dan permukiman di Kabupaten Halmahera Selatan tersebar di wilayah
pesisir di seluruh pulau di Kabupaten Halmahera Selatan. Kawasan perumahan dan
permukiman yang terluas terdapat di Kecamatan Bacan Timur (233,18 Ha) kemudian
Kecamatan Gane Timur (204,88 Ha), Kecamatan Bacan Selatan (162,52 Ha) dan Kecamatan
Obi Utara (139,78 Ha). Sebaran dan luas kawasan perumahan dan permukiman dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.21. Sebaran dan Luas Kawasan Perumahan dan Permukiman (Km2)

Kawasan Kawasan
No Kecamatan
Permukiman Transmigrasi
1 Bacan 2.79 -
2 Bacan Barat 0.60 -
3 Bacan Barat Utara 0.48 -
4 Bacan Selatan 1.63 -
5 Bacan Timur 2.33 -
6 Bacan Timur Selatan 0.61 -
7 Bacan Timur Tengah 0.80 -
8 Gane Barat 1.00 -
9 Gane Barat Selatan 0.34 -
10 Gane Barat Utara 0.88 8.34
11 Gane Timur 2.05 14.29
12 Gane Timur Selatan 0.66 -
13 Gane Timur Tengah 1.20 -
14 Kasiruta Barat 0.67 -
15 Kasiruta Timur 0.49 -
16 Kayoa 2.14 -
17 Kayoa Barat 0.32 -
18 Kayoa Selatan 0.45 -
19 Kayoa Utara 0.40 -
20 Batanglomang 1.19 -
21 Joronga 0.20 -
22 Makian 1.42 -
23 Makian Barat 0.51 -
24 Mandioli Selatan 0.90 -
25 Mandioli Utara 0.47 -
26 Obi 1.19 -
27 Obi Barat 0.38 -
28 Obi Selatan 1.27 -
29 Obi Timur 0.47 -
30 Obi Utara 1.40 -
Total 28.51 22.63
Sumber : Hasil Digitasi Citra Satelit Tahun 2006 – 2007

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.7.2. Jenis Perumahan dan Permukiman


Jenis perumahan dan permukiman di Kabupaten Halmahera Selatan secara umum
merupakan tipologi kawasan perumahan dan permukiman pesisir karena hanya tersebar di
seluruh wilayah pesisir di seluruh pulau di Kabupaten Halmahera Selatan.

Jika dikelompokkan berdasarkan jenisnya, perumahan dan permukiman dapat


dikelompokkan sebagai permukiman perkotaan, permukiman perdesaan dan permukiman
transmigrasi.

1. Perumahan dan Permukiman Perkotaan

Perumahan dan permukiman perkotan terdapat di Pulau Bacan yang merupakan


ibukota Kabupaten Halmahera Selatan, tepatnya berada di Kawasan Perkotaan
Labuha (Kecamatan Bacan, Bacan Timur dan Bacan Selatan).

2. Perumahan dan Permukiman Perdesaan

Perumahan dan permukiman perdesaan tersebar di seluruh wilayah pesisir di


Kabupaten Halmahera Selatan, permukiman ini terbentuk akibat menetapnya
penduduk yang berpenghidupan sebagai nelayan.

3. Perumahan dan Permukiman Transmigran

Perumahan dan permukiman transmigran ini terbentuk akibat dibukanya kawasan


transmigrasi di Kecamatan Gane Barat Utara, Kecamatan Gane Barat dan
Kecamatan Gane Timur.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.19. Sebaran Perumahan Dan Permukiman

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.8. Sarana Pelayanan Umum


1.3.8.1. Sarana Pendidikan
A. Taman Kanak-Kanak
Dari 30 kecamatan di Kabupaten Halmahera Selatan hanya 13 kecamatan yang memiliki
fasilitas sekolah tingkat Taman Kanak-Kanak. Kecamatan Bacan memiliki jumlah Taman
Kanak-Kanak terbanyak yaitu 5 unit kemudian Kecamatan Obi dengan jumlah Taman Kanak-
Kanak sebanyak 3 unit. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.22. Jumlah Taman Kanak - Kanak Menurut Status Tahun 2007

Taman Kanak - Kanak


No Kecamatan Jumlah
Negeri Swasta
1 Obi 3 3
2 Obi Barat
3 Obi Utara 1 1
4 Obi Selatan
5 Obi Timur
6 Bacan 1 4 5
7 Bacan Selatan 2 2
8 Mandoli Utara 1 1
9 Mandioli Selatan
10 Kep Botanglomang
11 Bacan Timur 2 2
12 Bacan Timur Selatan 1 1
13 Bacan Timur Tengah 1 1
14 Bacan Barat
15 Bacan Barat Utara
16 Kasiruta Barat
17 Kasiruta Timur
18 Gane Barat 1 1
19 Gane Barat Selatan
20 Gane Barat Utara
21 Kep Joronga
22 Gane Timur 1 1
23 Gane Timur Selatan
24 Gane Timur Tengah
25 Kayoa 2 2
26 Kayoa Utara
27 Kayoa Selatan 1 1
28 Kayoa Barat
29 Pulau Makian 2 2
30 Makian Barat

Jumlah 1 22 23

Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Dinas Pendidikan
Kabupaten Halmahera Selatan
B. Sekolah Dasar

Pola sebaran SD yang terdapat di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan sampai dengan
tahun 2007 tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan. Pada
tabel berikut terlihat bahwa sampai pada tahun 2007 di Kabupaten Halmahera Selatan
terdapat 286 SD dan Madrasah Ibtidaiyah. Jumlah SD terbanyak terdapat di Kecamatan Gane
Timur yaitu 19 unit kemudian Kecamatan Bacan sebanyak 17 unit dan Kecamatan Kayoa
sebanyak 16 unit.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Tabel 1.23. Jumlah Sekolah Dasar Dan Madrasah Ibtidayah Menurut Status Tahun 2007

Sekolah Dasar Madrasah Ibtidayah


No Kecamatan Jumlah Jumlah
Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Obi 7 3 10 1 1
2 Obi Barat 3 3 6
3 Obi Utara 7 7 1 1
4 Obi Selatan 9 1 10 1 1
5 Obi Timur 4 1 5
6 Bacan 15 2 17 1 1
7 Bacan Selatan 9 1 10 2 2
8 Mandoli Utara 5 5
9 Mandioli Selatan 7 7
10 Kep Botanglomang 7 7 1 1 2
11 Bacan Timur 9 2 11
12 Bacan Timur Selatan 7 2 9
13 Bacan Timur Tengah 7 7
14 Bacan Barat 6 6 1 1
15 Bacan Barat Utara 6 1 7 1 1
16 Kasiruta Barat 9 1 10
17 Kasiruta Timur 6 2 8 1 1
18 Gane Barat 13 13 1 1
19 Gane Barat Selatan 8 8
20 Gane Barat Utara 13 13
21 Kep Joronga 7 7
22 Gane Timur 19 19
23 Gane Timur Selatan 4 2 6
24 Gane Timur Tengah 5 3 8
25 Kayoa 16 16 1 1
26 Kayoa Utara 6 6
27 Kayoa Selatan 8 8 1 1
28 Kayoa Barat 5 1 6
29 Pulau Makian 12 12 1 1
30 Makian Barat 6 6 1 1
Jumlah 245 25 270 2 14 16
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera
Selatan

C. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Jumlah SLTP tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Selatan. Pada tabel berikut
terlihat bahwa pada tahun 2007 terdapat 90 unit Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
dan Madrasah Tsanawyah. Jumlah SLTP terbesar terdapat di Kecamatan Pulau Makian
sebanyak 7 unit sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Obi Barat, Mandioli
Selatan, Bacan Barat, Kasiruta Timur, Gane Timur Selatan dan Gane Timur Tengah sebanyak
1 unit.

Tabel 1. 24. Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama & Madrasah Tsanawyah Menurut Status Tahun 2007

SLTP Madrasah Tsanawiyah


No Kecamatan Jumlah Jumlah
Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Obi 2 1 3

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

2 Obi Barat 1 1
3 Obi Utara 1 1 2 2 2
4 Obi Selatan 2 2 4 2 2
5 Obi Timur 2 2
6 Bacan 1 2 3 1 1
7 Bacan Selatan 2 2 2 2
8 Mandoli Utara 2 2
9 Mandioli Selatan 1 1
10 Kep Botanglomang 1 1 1 1
11 Bacan Timur 1 3 4 1 1
12 Bacan Timur Selatan 2 1 3
13 Bacan Timur Tengah 1 2 3 1 1
14 Bacan Barat 1 1
15 Bacan Barat Utara 1 1 1 1
16 Kasiruta Barat 1 1
17 Kasiruta Timur 1 1
18 Gane Barat 1 1 3 3
19 Gane Barat Selatan 2 2 4 1 1
20 Gane Barat Utara 2 2 4 1 1
21 Kep Joronga 1 1 1 1
22 Gane Timur 2 2 4 1 1
23 Gane Timur Selatan 1 1
24 Gane Timur Tengah 1 1
25 Kayoa 2 2 1 1
26 Kayoa Utara 1 1 1 1
27 Kayoa Selatan 2 2 1 1
28 Kayoa Barat 2 2
29 Pulau Makian 3 2 5 1 1 2
30 Makian Barat 2 1 3 1 1
Jumlah 38 27 65 2 23 25
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan

D. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Sebaran Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) terdapat hampir di semua Kecamatan dengan
jumlah total 44 unit, kecuali di Kecamatan Obi Barat, Obi Timur, Bacan Barat Utara, Kasiruta
Barat dan Kayoa Utara yang tidak memiliki SLTA atau sederajat dan terbanyak terdapat di
Kecamatan Pulau Makian sebanyak 5 unit.

Tabel 1.25. Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Madrasah Aliyah Menurut Status Tahun 2007

SMU/SMK Madrasah Aliyah


No Kecamatan Jumlah Jumlah
Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Obi 2 2
2 Obi Barat
3 Obi Utara 1 1 1 1
4 Obi Selatan 1 1
5 Obi Timur
6 Bacan 1 2 3 1 1
7 Bacan Selatan 2 2 1 1
8 Mandoli Utara 1 1
9 Mandioli Selatan 1 1
10 Kep Botanglomang 1 1
11 Bacan Timur 1 1 2 1 1
12 Bacan Timur Selatan 1 1
13 Bacan Timur Tengah 1 1 1 1

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

14 Bacan Barat 1 1
15 Bacan Barat Utara
16 Kasiruta Barat
17 Kasiruta Timur 1 1
18 Gane Barat 1 1 1 1
19 Gane Barat Selatan 1 1
20 Gane Barat Utara 2 2
21 Kep Joronga 1 1
22 Gane Timur 1 1
23 Gane Timur Selatan 1 1
24 Gane Timur Tengah 1 1
25 Kayoa 1 1 2
26 Kayoa Utara
27 Kayoa Selatan 1 1 2
28 Kayoa Barat 1 1
29 Pulau Makian 3 3 1 1 2
30 Makian Barat 1 1 2
Jumlah 23 11 34 1 9 10
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan

1.3.8.2. Sarana Kesehatan


Jumlah sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan adalah 27 unit Puskesmas,
26 unit PUSTU, 75 unit POLINDES, 293 unit POSYANDU dan 1 unit rumah sakit di Kecamatan Bacan.
Fasilitas Rumah Sakit terdapat di Kecamatan Bacan. Sedangkan untuk fasilitas puskesmas, PUSTU,
POLINDES dan POSYANDU sudah tersebar di seluruh Kecamatan seperti tergambar pada tabel di
bawah ini.

Tabel 1.26. Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2007

Rumah Balai Puskesmas


No Kecamatan BKIA POSYANDU PUSKESMAS POLINDES
Sakit Pengobatan Pembantu
1 Obi - - - 18 1 - 2
2 Obi Barat - - - - 1 1 1
3 Obi Utara - - - 11 1 1 1
4 Obi Selatan - - - 12 1 3 2
5 Obi Timur - - - - 1 1 1
6 Bacan 1 - - - 1 - 1
7 Bacan Selatan - - - - - - 1
8 Mandoli Utara - - - 28 - - 2
9 Mandioli Selatan - - - - 1 - 3
10 Kep Botanglomang - - - 12 1 - 3
11 Bacan Timur - - - 9 1 1 4
12 Bacan Timur Selatan - - - 18 1 1 2
13 Bacan Timur Tengah - - - 8 1 - 5
14 Bacan Barat - - - - 1 - 2
15 Bacan Barat Utara - - - 20 1 1 4
16 Kasiruta Barat - - - - 1 2 5
17 Kasiruta Timur - - - 19 1 - 2
18 Gane Barat - - - - 1 3 3
19 Gane Barat Selatan - - - 20 1 2 2
20 Gane Barat Utara - - - 19 1 2 2
21 Kep Joronga - - - 8 1 1 3
22 Gane Timur - - - 26 1 2 5
23 Gane Timur Selatan - - - 6 1 - 2
24 Gane Timur Tengah - - - - 1 1 2

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

25 Kayoa - - - 32 1 2 4
26 Kayoa Utara - - - - 1 1 3
27 Kayoa Selatan - - - - - 1 2
28 Kayoa Barat - - - 5 1 - 1
29 Pulau Makian - - - 12 1 - 1
30 Makian Barat - - - 10 1 - 4
Jumlah 1 0 0 293 27 26 75
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan

1.3.8.3. Sarana Peribadatan


Jumlah sarana peribadatan dipengaruhi oleh jumlah penganut masing-masing agama.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Halmahera Selatan beragama Islam oleh karena itu
fasilitas peribadatan yang ada sebagian besar adalah bagi penganut Agama Islam seperti
Mesjid dan Mushallah dengan jumlah sebanyak 360 buah. Penganut agama terbanyak kedua
setelah Agama Islam adalah Agama Kristen dengan jumlah Gereja sebanyak 53 buah yang
tersebar di Kabupaten Halmahera Selatan.

1.3.8.4. Sarana Perdagangan dan Jasa


Kegiatan perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang memegang peranan penting
dalam pembangunan dan pengembangan perekonomian daerah Kabupaten Halmahera
Selatan. Pasar merupakan sarana perdagangan terpenting yang merupakan pusat koleksi
distribusi barang bagi wilayah yang dilayani. Jumlah pasar di Kabupaten Halmahera
Selatan sampai tahun 2007 sejumlah 9 unit atau tersebar di semua Kecamatan dan
umumnya terdapat di Pusat Kota Kecamatan.

Terdapat 2 (dua) unit Perbankan yang beroperasi di Ibukota Kabupaten yaitu Bank
Pembangunan Daerah Maluku Cabang Labuha dan Bank Rakyat Indonesia Unit Labuha yang
terdapat di Kecamatan Bacan.

1.3.9. Utilitas Wilayah

1.3.9.1. Penyediaan Air Bersih


Sampai saat ini kebutuhan air minum Kabupaten Halmahera Selatan memanfaatkan sumber air
permukaan (sungai) dan air tanah.

Pelayanan system perpipaan air minum dilakukan oleh PDAM Halmahera Selatan. Wilayah
pelayanan eksisting PDAM Halmahera Selatan meliputi : Kota Labuha, Kecamatan Obi, Kecamatan
Gane Barat, Kecamatan Gane Timur dan Kecamatan Kayoa. Gambaran kondisi eksisting SPAM PDAM
Halmahera Selatan pada Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.27. Kondisi Eksisting Pelayanan PDAM Cabang dan Unit Kabupaten Halmahera Selatan

Jumlah Kapasitas Sumber Kapasitas Pompa


No Cabang Unit IKK
Sumber (L/dtk) (L/det)
254 12.5
1 Bacan 2
30 12.5
2 IKK Saketa 1 75
3 IKK Obi 1 2.3
Jumlah 4 361.3 25

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008


Tingkat pelayanan air minum oleh PDAM saat ini baru ± 1%, dengan jumlah sambungan pelayanan
air minum sebanyak 2.286 unit. Perhitungan kebutuhan air minum pada tahun 2008 adalah sebesar
236,73 Liter/detik, dengan asumsi kebutuhan air bersih per hari pada tahun 2008 sebesar 100
Liter/orang/hari. Perhitungan kebutuhan air minum pada tahun 2008 per kecamatan dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 1.28. Perhitungan Kebutuhan Air Minum Kabupaten Halmahera Selatan Per Kecamatan Tahun 2008

Jumlah Penduduk Kebutuhan Air Minum


No Kecamatan
(Jiwa) (Liter/detik)

1 Obi 12,475 14.44


2 Obi Barat 5,080 5.88
3 Obi Utara 7,696 8.91
4 Obi Selatan 3,202 3.71
6 Bacan 11,545 13.36
7 Bacan Selatan 19,558 22.64
8 Mandoli Utara 11,287 13.06
9 Mandioli Selatan 4,118 4.77
10 Kep Botanglomang 5,960 6.90
11 Bacan Timur 7,463 8.64
12 Bacan Timur Selatan 7,247 8.39
13 Bacan Timur Tengah 5,540 6.41
14 Bacan Barat 5,858 6.78
15 Bacan Barat Utara 3,773 4.37
16 Kasiruta Barat 4,512 5.22
17 Kasiruta Timur 4,579 5.30
18 Gane Barat 3,826 4.43
19 Gane Barat Selatan 8,159 9.44
20 Gane Barat Utara 5,832 6.75
21 Kep Joronga 7,183 8.31
22 Gane Timur 5,084 5.88
23 Gane Timur Selatan 10,562 12.22
24 Gane Timur Tengah 3,856 4.46
25 Kayoa 4,065 4.71
26 Kayoa Utara 8,825 10.21
27 Kayoa Selatan 2,992 3.46
28 Kayoa Barat 5,877 6.80
29 Pulau Makian 4,221 4.89
30 Makian Barat 10,130 11.72
Jumlah Total 204,537 236.73
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan, 2008

Berdasarkan data di atas, dimana tingkat pelayanan air minum oleh PDAM baru ± 1%, maka dapat
disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat Kabupaten Halmahera Selatan
saat ini sebagian besar dilakukan oleh pihak diluar PDAM, yaitu masyarakat sendiri dengan
memanfaatkan air tanah dan mata air. Gambar 5.27 dapat menjelaskan hubungan antara pelayanan
air minum dan pihak yang menyediakan air minum.

Gambar 1.10. Lokasi Bak Mata Air dan Rumah Gensetdi Desa Kebun Raja Kecamatan Gane Timur

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Sumber: Pengamatan Tim Penyusun, 2008

Gambar 1.11. Lokasi Bak Penampung dan Rumah Pompa di Desa Saketa Kecamtan Gane Barat

Sumber: Pengamatan Tim Penyusun, 2008

Gambar 1.12. Konsep Pelayanan air minum Kabupaten Halmahera Selatan Eksisting

Pelayanan Air
Minum

Public Service PDAM HALSEL : Masyarakat HALSEL :


- Air Permukaan - Mata Air
- Air Tanah - Air Tanah

Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2008

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.20. Lokasi PDAM

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.9.2. Pengolahan Air Limbah


Kondisi eksisting pembuangan limbah di Kabupaten Halmahera Selatan dapat digolongkan atas dua
jenis limbah, yaitu air limbah domestik dan air limbah rumah tangga yang mengandung ekskreta
manusia (hasil buangan WC).

Pembuangan air limbah domestik di Kabupaten Halmahera Selatan adalah :


1. Disalurkan ke kolam
2. Disalurkan ke sungai, saluran drainase terdekat atau parit.
3. Diolah dalam sumur resapan
4. Dialirkan ke dalam tangki septik yang berbentuk bulat diameter kira kira 1,2 m dan dalam
1,6 m, berbentuk segi empat, dengan ukuran Panjang 1 m, lebar 1 m dan dalam 1,5 m, air
yang keluar dari septik tank dibuang langsung ke saluran terdekat, sungai dan kolam, hal ini
akan menimbulkan pencemaran badan air penerima (sungai, saluran drainase ataupun air
tanah).

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak penduduk maupun daerah yang belum
mempunyai sarana air limbah/yang aman bagi lingkungan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.21. Air Limbah

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.9.3. Pengelolaan Persampahan


Kabupaten Halmahera sudah melakukan pengelolaan sampah secara terpadu. Namun pengelolaan secara
terpadu ini hanya dilakukan di kota Labuha. Secara rinci organisasi dan sistem penanganan sampah untuk
kota Labuha ini diuraikan dibawah ini.

A. Organisasi Pengelolaan

Lembaga yang menangani pengelolaan sampah di kabupaten Halmahera Selatan dibawah


kewenangan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kabupaten Halmahera
Selatan. Pelayanan pengelolaan persampahan untuk seluruh wilayah kabupaten Halmahera
Selatan ditekankan hanya mengelola sampah di kota Labuha.

Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa :

1. Kegiatan penduduk di luar kota Labuha dari segi pengelolaan persampahan tidak
menimbulkan masalah dikarenakan jumlah penduduk yang masih relatif kecil
dibandingkan dengan luas wilayahnya,

2. Tidak memungkinkan untuk pengelolaan secara terintegrasi di seluruh wilayah


kabupaten, mengingat secara geografis Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan terdiri
atas pulau-pulau yang terpisah relatif jauh.

Dimasa yang akan datang, sejalan dengan tuntutan perkembangan jaman dan demi kelestarian
lingkungan, maka strategi pengelolaan sistem persampahan untuk seluruh wilayah kabupaten
Halmahera Selatan harus dilakukan secara terintegrasi dengan segala keterbatasannya.

B. Sistem Pengelolaan Yang Ada

Seperti yang telah diterangkan pada uraian diatas bahwa untuk saat ini sistem pengelolaan
sampah yang dimiliki, hanya melayani kota Labuha. Fasilitas yang dimiliki oleh pengelola yang
berlokasi dikota Labuha, antara lain terdiri atas :

1. Lokasi pembuangan akhir (TPA) yang berlokasi di Marabose. Lahan TPA ini merupakan
lahan PEMDA.

2. Sistem pengangkutan sampah yang dilakukan dengan menggunakan 3 unit truk, akan
tetapi hanya beroperasi 1 unit; dan didukung oleh 40 gerobak dorong (yang juga
berfungsi sebagai TPS) yang melayani perumahan dan bangunan lainnya. Jenis truk yang
digunakan adalah Truk terbuka, yang mengangkut sampah dari permukiman dan daerah
komersial.

3. 10 personil yang bertugas secara bergantian dengan sistem shift (pagi, siang dan sore).

Sampah yang terkumpul di kawasan perumahan dan bangunan serta fasilitas umum diangkut
oleh petugas menuju lokasi TPA. Pengangkutan dilakukan setiap hari. Setiap truk dioperasikan
oleh 4 petugas pengumpul sampah dan 1 orang supir.

Menurut informasi yang diperoleh, dimasa yang akan datang, pengelola akan merencanakan
pembangunan/pengadaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Gambar 1.13. Contoh Tipikal Truk Pengangkut Sampah dari TPS menuju TPA

Truk AMROL Truk bak terbuka

Sumber: Pengamatan Penyusun, 2008

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.22. Lokasi TPA

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.9.4. Sistem Drainase


Hingga saat ini masih belum terdapat jaringan induk dranase yang berfungsi sebagai
saluran utama pengantisipasi bencana banjir di Kabupaten Halmahera Selatan padahal di
Kecamatan Bacan Utara dan Kota Labuha terjadi banjir yang hampir melumpuhkan
kegiatan pada tahun 2007. Saluran pengairan induk hanya terdapat di Kecamatan Obi dan
Kecamatan Gane Timur berupa saluran irigasi sawah.

Kebutuhan akan adanya saluran induk pencegah banjir di Kabupaten Halmahera Selatan
dapat disebabkan masih banyaknya lahan-lahan kosong yang dapat berfungsi sebagai
daerah serapan air. Namun perisitiwa bencana banjir di Kecamatan Bacan Utara dan
Kawasan Kota Labuha merupakan indikasi kebutuhan atas penyediaan saluran induk banjir.
Kemungkinan perkembangan kegiatan pertanian dan perkebunan juga menjadi kebutuhan
akan penyediaan jaringan primer pengairan.

1.3.9.5. Listrik dan Energi


Kebutuhan akan energi listrik di wilayah Kabupaten Maluku Utara dilayani oleh PT. Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Wilayah IX Cabang Ternate. Pelayanan listrik mencakup semua wilayah ibukota
kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan. Tenaga pembangkit yang digunakan
adalah tenaga diesel. Pada peristiwa kerusuhan, terdapat beberapa fasilitas atau instalasi yang
dirusak oleh massa sehingga berakibat pada terhentinya pelayanan listrik kepada masyarakat.
Sebaran fasilitas kelistrikan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Tabel 1.29. Jumlah Mesin Listrik dan Kapasitasnya Di Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2007

Unit Lokasi PLTD Jumlah Mesin Kapasitas Terpasang Daya Mampu

1 Bacan 4 2,400 1,660


2 Laiwui 3 507 430
3 Madopolo 3 484 355
4 Saketa 5 570 214
5 Mafa 4 480 340
6 Kayoa 4 567 500
7 Jiko 3 180 156
Jumlah 26 5,188 3,655

Unit Lokasi PLTD Di Bangkitkan Di Pakai Sendiri Daya Tersambung

1 Bacan 1,750 8,850 4,756,600


2 Laiwui 330 - 858,150
3 Madopolo 320 - 538,500
4 Saketa 314 - 733,100
5 Mafa 265 - 642,850
6 Kayoa 211 - 636,500
7 Jiko 80 - 211,050
Jumlah 3,270 8,850 8,376,750

Unit Lokasi PLTD Jumlah Pelanggan Energi Terjual

1 Bacan 5,000 394,913,195


2 Laiwui 2,770 46,417,320
3 Madopolo 890 23,216,630
4 Saketa 1,300 23,511,920
5 Mafa 1,223 21,828,940
6 Kayoa 1,119 21,602,220
7 Jiko 307 6,208,130
Jumlah 12,609 537,698,355
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan PLN Kabupaten Halmahera Selatan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 1.23. Lokasi PLTD

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.9.6. Pos dan Telekomunikasi


Kebutuhan komunikasi di Kabupaten Halmahera Selatan dilayani oleh PT. TELKOM dengan kapasitas
sentral 1.220 SST, selain itu terdapat PT. Pos Indonesia, dan telah tersedia pula beberapa jaringan
telepon seluler antara lain Telkomsel dan Satelindo, namun belum merata pada seluruh Wilayah
Kabupaten Halmahera Selatan.

Jaringan telepon sebagai salah satu sarana dan prasarana telekomunikasi bagi penduduk sampai
tahun 2007 masih terkonsentrasi di Kecamatan Bacan yang telah dilayani oleh jaringan Sentral
Telepon Otomat PT TELKOM melalui Sistem Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), dengan luas
servis area yang masih terbatas pada wilayah perkotaan.

Tabel 1.30. Performasi Jaringan Telekomunikasi Di Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2007

Kap.
No Kecamatan Keadaan
Kap. Jaringan Pelanggan
Sentral
1 Obi - - - -
2 Obi Barat - - - -
3 Obi Utara - - - -
4 Obi Selatan - - - -
5 Obi Timur - - - -
6 Bacan Baik 880 964 552
7 Bacan Selatan - - - -
8 Mandoli Utara - - - -
9 Mandioli Selatan - - - -
10 Kep Botanglomang - - - -
11 Bacan Timur - - - -
12 Bacan Timur Selatan - - - -
13 Bacan Timur Tengah - - - -
14 Bacan Barat - - - -
15 Bacan Barat Utara - - - -
16 Kasiruta Barat - - - -
17 Kasiruta Timur - - - -
18 Gane Barat - - - -
19 Gane Barat Selatan - - - -
20 Gane Barat Utara - - - -
21 Kep Joronga - - - -
22 Gane Timur - - - -
23 Gane Timur Selatan - - - -
24 Gane Timur Tengah - - - -
25 Kayoa - - - -
26 Kayoa Utara - - - -
27 Kayoa Selatan - - - -
28 Kayoa Barat - - - -
29 Pulau Makian - - - -
30 Makian Barat - - - -
Sumber : Kabupaten Halmahera Selatan Dalam Angka Tahun 2008, dan Kantor TELKOM Kab Halmahera Selatan

Gambaran menara telekomunikasi yang ada di kawasan Perkotaan Labuha antara lain terdapat di
Amasing, seperti yang terlihat pada foto berikut ini.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Gambar 1.14. Fasiltas Telekomunikasi di Amasing

Sumber: Observasi Konsultan, 2008

Sedang daerah dekat Pondok Pesantren atau dekat benteng Fort Bernevald terdapat juga menara
telekomunikasi seperti berikut ini:

Gambar 1.15. Fasilitas Telekomunikasi di Dekat Pondok Pesantren

Sumber: Observasi Konsultan, 2008

Gambaran menara telekomunikasi di dekat Kampung Makian adalah sebagai berikut:

Gambar 1.16. Fasilitas Telekomunikasi di Kampung Makian

Sumber: Observasi Konsultan, 2008

Peta 1.24. Lokasi Pelayanan TELKOM

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.10. Kelembagaan Penataan Ruang

1.3.10.1. Identifikasi Kelembagaan Pemerintahan Kabupaten Halmahera Selatan


Kelembagaan Pemerintahan Kabupaten Halmahera Selatan terdiri atas :

A. Pemerintah Daerah, terdiri atas :


1. Sekretariat Daerah, terdiri atas :
a. SEKDA
b. Asisten
c. Kepegawaian
d. Otonomi Daerah
e. Umum Perlengkapan
f. Hukum dan Organisasi
g. Informasi dan Komunikasi
h. Kantor SATPOL PP

2. Badan, terdiri atas :


a. BAWASDA
b. KESBANGPOL
c. BAPPEDA
d. BPM
e. Kependudukan
f. BAPEDALDA
g. BPKAD

3. Dinas, terdiri atas :


a. PU KIMPRASWIL
b. Kesehatan
c. Kelautan dan Perikanan
d. Pendidikan
e. Peternakan dan Perikanan
f. Kehutanan dan Perkebunan
g. Perhubungan
h. NAKERTRANS
i. PERINDAGKOP
j. Sosial
k. Pertambangan dan Energi

B. Sekretariat Dewan
C. Sekretariat KPU
D. RSUD

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

1.3.10.2. Tugas Kelembagaan Pemerintahan Kabupaten Halmahera Selatan


Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
menjelaskan dan mengatur susunan, kedudukan, dan tugas pokok organisasi perangkat
daerah, susunan, kedudukan, dan tugas pokok organisasi perangkat daerah sebagai
kelembagaan perangkat Pemerintahan Daerah Kabupaten Halmahera Selatan
dikelompokkan menjadi tiga dan dijelaskan sebagai berikut:

A. Sekretariat Daerah

Sekretariat daerah pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dijelaskan


sebagai berikut:
a. Sekretariat daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu
bupati/walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas
daerah dan lembaga teknis daerah;
b. Sekretariat daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;
2) Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis
daerah;
3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;
4) Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c. Sekretariat daerah dipimpin oleh sekretaris daerah;
d. Sekretaris daerah berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
bupati/walikota.

B. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan perencanaan pembangunan daerah pada Peraturan Pemerintah Nomor 41


Tahun 2007 dijelaskan sebagai berikut:
a. Badan perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur perencana
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
b. Badan perencanaan pembangunan daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan
pembangunan daerah;
c. Badan perencanaan pembangunan daerah dalam melaksanakan tugas untuk
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis perencanaan;
2) Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan
daerah; dan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai


dengan tugas dan fungsinya.
d. Badan perencanaan pembangunan daerah dipimpin oleh kepala badan;
e. Kepala badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
bupati/walikota melalui sekretaris daerah.

C. Dinas Daerah

Dinas daerah pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dijelaskan sebagai
berikut:
a. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah;
b. Dinas daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan;
c. Dinas daerah dalam melaksanakan tugas untuk menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai
dengan lingkup tugasnya;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
d. Dinas daerah dipimpin oleh Kepala Dinas;
e. Kepala Dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah;
f. Pada Dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

1.4. ISU STRATEGIS KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

1.4.1. Aspek Kebijakan


Berdasarkan RTRW Provinsi Maluku Utara, Kota Labuha sebagai Ibukota Kabupaten Halmahera
Selatan diarahkan sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) hal ini merupakan sebagai suatu potensi
bagi Kabupaten Halmahera Selatan dalam mengembangkan dirinya agar bisa sebagai pusat
pelayanan beberapa kabupaten, hal ini terlihat dari adanya beberapa fasilitas sosial maupun
ekonomi yang terbentuk serta sarana dan prasarana transportasi yang ada.

Namun demikian permasalahan yang ada adalah semua fasilitas tersebut belum memberikan
dampak positif ekonomi terhadap perkembangan Kabupaten Halmahera Selatan, dimana hal ini
terlihat dari kurangnya interaksi wilayah lain terhadap Kabupaten Halmahera Selatan (dilihat dari
hasil OD nasional), ataupun di dalam wilayah Kabupaten Halmahera Selatan itu sendiri.

1.4.2. Aspek Fisik


Permasalahan fisik yang terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan adalah wilayahnya yang terdiri
dari pulau-pulau yang mayoritas merupakan pulau-pulau kecil dimana kondisi demikian merupakan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

kendala bagi pengembangan dari wilayah Kabupaten Halmahera Selatan itu sendiri dari segi
ekonomi yang disebabkan limitasi fisik bagi pembangunan.

1.4.3. Aspek Kesesuaian Jenis Lahan


Dari hasil kesesuaian lahan di Kabupaten Halmahera Selatan maka dapat dikatakan bahwa potensi
lahan yang di punyai Kabupaten Halmahera Selatan adalah di sektor pertanian dengan jenis komoditi
masing–masing, hal ini merupakan suatu potensi pengembangan di sektor pertanian.

Namun permasalahannya adalah lahan – lahan yang sesuai tersebut banyak berada di kawasan
lindung.

1.4.4. Aspek Kawasan Budidaya dan Non Budidaya


Terkait dengan hasil studi, bahwa kegiatan ini berupa penyusunan RTRW dimana dijadikan sebagai
pedoman pembangunan bagi Kabupaten Halmahera Selatan, maka hasil dari analisa fisik harus
sampai pada arahan kawasan budidaya dan non budidaya saja. Kawasan budidaya adalah kawasan
yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan dan sumberdaya buatan, sedangkan kawasan non
budidaya adalah kawasan yang tidak diperbolehkan dialih fungsikan lahannya. Yang termasuk
dengan kawasan budidaya adalah kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan
permukiman, kawasan industri, kawasan pariwisata, kawasan fasilitas umum, kawasan pendidikan
dansebagainya. Dengan berdasarkan pertimbangan bahwa jika semakin besar tingkatan suatu
rencana tata ruang maka pertimbangan dari segi aspek fisiknya semakin kecil dalam menentukan
arahan tata ruangnya serta hal sebaliknya maka berdasarkan hal tersebut dengan menggunakan
metode analisis super impose (pertampalan) dari kondisi kemiringan lahan, kesesuaian lahan,
kawasan hutan, pada wilayah perencanaan (Kabupaten Halmahera Selatan) maka dapatlah
disebutkan :

1. Kawasan Hutan Lindung, Taman Wisata Alam dan pegunungan termasuk Gunung Sibela
termasuk kedalam kawasan Non Budidaya termasuk kawasan – kawasan yang berada pada
kemiringan lahan > 40 %.

2. Diluar Kawasan tersebut dapat dijadikan kawasan budidaya, dengan pertimbangan


kemiringan lahan.

1.4.5. Aspek Kependudukan


Kepadatan yang terjadi tidak disebabkan karena adanya penduduk yang terkonsentrasi pada
kecamatan-kecamatan yang ditunjang dengan kelengkapan fasilitas yang tersedia baik berupa
kegiatan pendidikan, kesehatan, perdagangan dan lain-lain. Kondisi ini dapat terlihat karena
kepadatan yang tinggi justru tidak terjadi pada kecamatan-kecamatan yang berada di Pulau Bacan
sebagai ibukota kabupaten. Kepadatan terjadi di kecamatan yang merupakan pulau-pulau kecil.

Kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Kayoa Selatan (tahun 2009 sebesar 262,36
jiwa/Km2 dan tahun 2028 sebesar 477,34 jiwa/Km2), Kecamatan Pulau Makian (tahun 2009 sebesar
209,21 jiwa/Km2 dan tahun 2028 sebesar 380,65 jiwa/Km2) dan Kecamatan Kayoa Barat (tahun
2009 sebesar 175,13 jiwa/Km2 dan tahun 2028 sebesar 318,64 jiwa/Km2). Sedangkan kepadatan
penduduk terendah terjadi di Kecamatan Bacan Timur (tahun 2009 sebesar 1,02 jiwa/Km2 dan tahun
2028 sebesar 1,86 jiwa/Km2), Kecamatan Obi Selatan (tahun 2009 sebesar 3,29 jiwa/Km2 dan tahun
2028 sebesar 5,98 jiwa/Km2) dan Kecamatan Obi (tahun 2009 sebesar 13,25 jiwa/Km2 dan tahun
2028 sebesar 24,11 jiwa/Km2).

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Jika dilihat dari jumlah penduduk, luas wilayah dan posisi geografis kecamatan-kecamatan dengan
kepadatan tinggi tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya konsentrasi penduduk di kecamatan-
kecamatan yang memiliki luas wilayah yang tidak terlalu luas tersebut disebabkan karena posisi
kecamatan-kecamatan tersebut yang memiliki posisi lebih dekat dengan Kota Ternate dibandingkan
dengan ibukota Kabupaten Halmahera Selatan.

Salah satu permasalahan pada sektor kependudukan yaitu berdasarkan data stastistik jumlah usia
produktif di kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2007 mencapai 54 %. Hal tersebut
menunjukkan bahwa beban pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja sangatlah besar. Beban
tersebut akan menjadi semakin berat apabila Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia tidak
memiliki keahlian atau pengetahuan yang memadai.

Didalam Era Globalisasi Pendidikan serta keahlian sangat dibutuhkan dalam dunia usaha, dimana
apabila penduduk lokal tidak memiliki kompetensi untuk memenuhi persyaratan posisi/jabatan
maka posisi/jabatan tersebut dipastikan akan diduduki oleh pendatang. Hal tersebut berlaku untuk
seluruh jenis pekerjaan mulai dari tingkat bawah sampai dengan top management.

Ditinjau dari nilai APK dan APM diseluruh Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan
khususnya pada tingkat SLTA hanya mencapai 49,05 %. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa
usia tingkat SLTA (15-18 tahun) sebanyak lebih dari 50 % belum mendapat kesempatan belajar.

1.4.6. Aspek Perekonomian


Berdasarkan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Kabupaten Halmahera Selatan, penyumbang
utama produksinya berasal dari sektor pertanian. PDRB suatu wilayah menunjukkan kemampuan
sumberdaya ekonomi yang dihasilkan suatu daerah. Semakin besar nilai PDRB suatu daerah, semakin
besar pula sumberdaya ekonomi yang dihasilkannya. Dari tabel 1 diketahui bahwa sejak tahun 2002
sumbangan sektor pertanian mendominasi PDRB Kabupaten Halmahera Selatan. Sejak tahun 2002
nilai produksi sektor pertanian sendiri mengalami kenaikan terus menerus, meskipun nilai sektor
lainnya mengalami penurunan terutama pada tahun 2004. Secara sektoral menurut mata
pencahariannya, sektor pertambangan mengalami penurunan drastis dari tahun 2003 ke tahun
2004. Pada tahun tersebut Kabupaten Halmahera Selatan baru berumur 1 tahun setelah pemekaran,
maka patut diduga penurunan ini disebabkan karena sumberdaya mineral yang dimiliki sebelum
pemekaran “beralih” ke wilayah lain setelah Undang Undang No 1 tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Halmahera disahkan.

1.4.7. Aspek Sektor Produktif


Kondisi alam Kabupaten Halmahera Selatan merupakan wilayah dengan sumberdaya alam yang
besar, dengan komposisi sumberdaya laut 4 (empat) kali lebih besar daripada sumberdaya darat. Di
dalam dokumen Rencana Strategis Kabupaten Halmahera Selatan (2006) disebutkan bahwa wujud
sumberdaya darat berupa hutan (812.392ha), perkebunan (42.000ha), pertanian (2.000ha), dan
sisanya adalah pertambangan. Sedangkan sumberdaya kelautan memiliki standing stock ikan sebesar
100.750,08 ton/tahun dengan maximum sustainable yield (MSY) sebesar 113.343,04 ton/tahun.
Dengan kemampuan ekplorasi sekitar 20.000 ton/tahun, maka sumberdaya perikanan yang belum
dipanen Kabupaten Halmahera Selatan masih sekitar 90% dari total MSY.

Permasalahan dasar yang perlu dibenahi dalam pembangunan ekonomi adalah:


1. Kualitas sumberdaya manusia.
2. Dualisme ekonomi; perekonomian yang bisa menjadi ”bantat” karena visi yang kurang
progresif. Hal ini diakibatkan oleh subsistensi petani dalam jangka waktu yang lama dan
terus menerus.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

3. Infrastruktur ekonomi kurang.


4. Akses finasial untuk petani, nelayan, dan pengusaha.
5. Regulasi untuk merangsang produksi.

1.4.8. Aspek Potensi Tambang


Kabupaten Halmahera Selatan memiliki potensi pertambangan baik golongan A maupun B dan C
yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Pada periode tahun 2003 – 2006 sektor pertambangan
merupakan satu-satunya sektor yang tidak mengalami peningkatan pada PDRB Kabupaten
Halmahera Selatan merupakan sektor ekonomi yang tidak memberikan kontribusi yang besar
bahkan sempat mengalami penurunan. Namun pada tahun 2007, sektor pertambangan mengalami
kenaikan dan memberikan kontribusi terbesar pada PDRB Kabupaten.

Permasalahan pada sektor pertambangan adalah potensi-potensi pertambangan berada pada lokasi
kawasan lindung dan hutan produksi yang juga tidak bisa dialihkan fungsinya selain keterbatasan
kemampuan lingkungan pada pulau-pulau yang relatif kecil.

1.4.9. Aspek Aksesibilitas


Ditinjau dari segi letak geografisnya Kabupaten Halmahera Selatan berada di posisi strategis karena
berada pada jalur transportasi antara Sulawesi dengan Papua dan antara Ternate ibukota Provinsi
Maluku Utara dengan Provinsi Maluku dan Nusa Tenggara Timur.

Permasalahan yang ada saat ini adalah dari letak geografis tersebut Kabupaten Halmahera Selatan
yang wilayahnya terdiri dari banyak pulau belum masih memiliki keterbatasan aksesibilitas
penunjang pergerakan manusia dan barang baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga belum
meratanya pembangunan.

1.4.10. Aspek Kepariwisataan


Potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Halmahera Selatan tersebar diseluruh wilayah kabupaten
baik wisata alam, sejarah maupun budaya. Wisata alam yang terdiri dari daratan, gunung, sungai,
dan laut.

Permasalahannya adalah daya tarik wisata di Kabupaten Halmahera Selatan belum diketahui publik
dan masih sulitnya aksesibilitas menuju kesana.

1.4.11. Aspek Utilitas


Kondisi wilayah Kabupaten Halmahera Selatan yang terdiri dari banyak pulau dengan keterbatasan
aksesibilitas menyebabkan sulitnya pelaksanaan manajemen pembangunan jaringan utilitas salah
satu contoh adalah tingkat pelayanan air minum oleh PDAM baru ± 1%, maka dapat disimpulkan
bahwa pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat Kabupaten Halmahera Selatan saat ini
sebagian besar dilakukan oleh pihak diluar PDAM, yaitu masyarakat sendiri dengan memanfaatkan
air tanah dan mata air.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

2.1. DASAR PERUMUSAN

2.1.1. Dasar Perumusan Tujuan


Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten
yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki
fungsi :
1. sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang
wilayahkabupaten
2. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rtrw kabupaten
3. sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :


1. visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten;
2. karakteristik wilayah kabupaten;
3. isu strategis; dan
4. kondisi objektif yang diinginkan.

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:


1. tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional;
2. jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan
3. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

2.1.2. Dasar Perumusan Kebijakan


Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus
ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan
ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai :
• sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
• sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten;
• memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
kabupaten; dan
• sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :


• tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dan
• karakteristik wilayah kabupaten;
• kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam mewujudkan tujuan penataan
ruangnya; dan
• ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :


• mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan
ruang wilayah provinsi yang berlaku pada wilayah kabupaten bersangkutan;
• jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada
wilayah kabupaten bersangkutan;

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

• mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang
diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan
• tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

2.1.3. Dasar Perumusan Strategi


Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan
ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi :


• sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan
penetapan kawasan strategis kabupaten;
• memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
kabupaten; dan
• sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :


• kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten;
• kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan penataan
ruangnya; dan
• ketentuan peraturan perundang-undangan.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:


• memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang;
• tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah
nasional, dan provinsi;
• jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada
wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif;
• harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola
ruang wilayah kabupaten; dan
• tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

2.2. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN


Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan adalah mewujudkan ruang wilayah
yang seimbang, serasi, aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan bagi tercapainya kesejahteraan
masyarakat dengan mengoptimalkan dan mensinergikan pemanfaatan sumber daya serta
mengembangkan kegiatan sektor unggulan utama yang terdiri dari:

a. Pertanian darat, dengan komoditas utama yaitu padi sawah, kakao, cengkeh, kelapa dan
pala;

b. Budidaya pertanian laut, dengan komoditas utama yaitu rumput laut, mutiara, teripang dan
keramba jaring apung;

c. Tangkapan laut, dengan komoditas utama yaitu tuna, kerapu, lobster, cumi-cumi;

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

d. Pariwisata, dengan daya tarik utama yaitu wisata alam, seni, budaya, dan sejarah dengan
obyek seperti situs kerajaan, benteng, masjid, taman irigasi, meriam, dan lain-lain;

e. Pertambangan dengan potensi utama yaitu mineral, batubara, minyak dan gas bumi serta
panas bumi.

2.3. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN


HALMAHERA SELATAN
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2010-2030
dapat dijelaskan sebagai berikut.

A. Kebijakan Dan Strategi Struktur Ruang Wilayah Kabupaten

1. Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten, yaitu:


a. pengembangan sistem kota-kota;
b. pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan;
c. peningkatan aksesibilitas regional maupun sub regional dengan
pengembangan sistem transportasi yang terpadu;
d. pengembangan sistem jaringan prasarana;
e. pemantapan dan pengendalian kawasan lindung;
f. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
g. pemanfaataan ruang untuk kegiatan budidaya di Kabupaten Halmahera
Selatan dilakukan secara optimal sesuai dengan daya dukung
lingkungannya;
h. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya;
i. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan;
j. pelaksanaan kebijakan pengembangan kawasan strategis; dan
k. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

2. Strategi untuk pengembangan sistem kota-kota, yaitu:

a. meningkatkan akses antara ibukota kabupaten dengan kota-kota orientasi


pelayanan wilayah pengembangan maupun kota-kota kecamatan lainnya melalui
pengembangan sistem jaringan transportasi darat dan laut;
b. meningkatkan pelayanan kota-kota yang befungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW), serta kota-kota lain yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL),
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), melalui
penyediaan prasarana dan sarana wilayah sesuai dengan fungsi dan peran setiap
pusat kegiatan agar terjadi pemerataan pelayanan; dan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

c. mengembangkan keterkaitan antar pusat kegiatan secara fungsional yang dilakukan


dengan pengembangan fungsi pelayanan pusat kegiatan yang terintegrasi antara
ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan.
3. Strategi untuk pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan
perdesaan, yaitu:

a. mengembangkan pusat-pusat permukiman sesuai dengan fungsi dan peran


masing-masing kota; dan
b. menyediakan prasarana dan sarana pendukung pusat permukiman perkotaan
dan perdesaan sesuai fungsi masing-masing.
4. Strategi untuk meningkatkan aksesibilitas regional maupun sub regional melalui
pengembangan sistem transportasi yang terpadu, yaitu:

a. mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang memadai;


b. meningkatkan kualitas jaringan prasarana transportasi dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat, dan laut;
c. mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi wilayah untuk
membuka wilayah terisolir;
d. mengembangkan sistem jaringan transportasi wilayah untuk mendukung
kegiatan evakuasi bila terjadi bencana alam;
e. pengembangan jaringan jalan untuk meningkatkan aksesibilitas antara
pusat-pusat kegiatan perkotaan dan perdesaaan.

5. Strategi untuk pengembangan sistem jaringan prasarana energi, yaitu:

a. mengembangkan pembangkit listrik alternatif dilakukan untuk pulau-


pulau yang tidak terlayani oleh PLTD dengan memanfaatkan sumber-
sumber energi alternatif yang ada tiap pulau
b. mengembangkan jaringan prasarana energi listrik di pusat-pusat
permukiman, pusat-pusat produksi, dan pusat-pusat distribusi sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya;
c. meningkatkan jaringan energi secara optimal serta mewujudkan
keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik.

6. Strategi untuk pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi, yaitu:

a. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi di kawasan


perkotaan dan kawasan perdesaan, serta pada kawasan terisolasi dan
kawasan strategis;
b. Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dengan jaringan kabel
yang melayani Kecamatan Bacan dan untuk pelayanan wilayah lain
menggunakan sistem jaringan seluler.

7. Strategi untuk pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air,


yaitu:

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

a. mengembangkan sistem jaringan sumber daya air yang sudah ada yang
disesuaikan dengan kondisi geografis wilayah.
b. mengembangkan sistem jaringan sumberdaya air pada kawasan potensial
untuk kegiatan pertanian tanaman pangan;
c. memenuhi kebutuhan air baku bagi penyediaan air untuk keperluan
irgasi, air minum dan kegiatan industri.

B. Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Wilayah Kabupaten

1. Kebijakan pengembangan kawasan lindung, yaitu:

a. pemantapan dan pengendalian kawasan lindung; dan


b. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

2. Strategi untuk pemantapan dan pengendalian kawasan lindung, yaitu:

a. memantapkan kawasan lindung sesuai dengan fungsi untuk melindungi


kawasan bawahnya, melindungi kawasan setempat, memberi
perlindungan terhadap keanekaragaman flora dan fauna, serta
melindungi kawasan yang rawan terhadap bencana alam;
b. membatasi pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan
fungsi lindung yang telah ditetapkan; dan
c. membatasi kegiatan budidaya yang telah ada di kawasan lindung.

3. Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan


hidup, yaitu:

a. memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya untuk


pencegahan banjir, menahan erosi dan sedimentasi, serta
mempertahankan fungsi kawasan.
b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka
mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; dan
c. mencegah dilakukannya kegiatan budidaya, kecuali kegiatan yang tidak
menganggu fungsi lindung.

4. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Halmahera Selatan,


yaitu:

a. Pemanfaataan ruang untuk kegiatan budidaya di Kabupaten Halmahera


Selatan dilakukan secara optimal sesuai dengan daya dukung
lingkungannya;
b. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya; dan
c. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan.

5. Strategi pengembangan pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya, yaitu:

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

a. Memanfaatkan ruang untuk kegiatan-kegiatan budidaya baik produksi


maupun permukiman secara optimal sesuai dengan kemampuan dan daya
dukung lingkungan;
b. Mengembangkan kawasan budidaya yang sesuai untuk mengakomodasi
kegiatan produksi industri, serta pertanian dan peternakan.

6. Strategi pengembangan untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan


keterkaitan antar kegiatan budi daya, yaitu:

a. menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis kabupaten;


b. mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan beserta
prasarana untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan;
c. mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan
untuk mewujudkan ketahanan pangan.

7. Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak


melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, yaitu:

a. memberikan arahan pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara


optimal;
b. membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun di kawasan
rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan
potensi kerugian akibat bencana;
c. mengendalikan pemanfaatan ruang kegiatan budidaya yang dapat
mengganggu fungsi lindung.

C. Kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis Kabupaten

1. Kebijakan pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam


perekonomian Kabupaten yang produktif, efisien dan mampu bersaing dalam
perekonomian nasional

2. Strategi pengembangan Kawasan Strategis dengan menitikberatkan kepada


pengembangan potensi ekonomi, pemberdayaan potensi masyarakat lokal
dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, serta penerapan
sistem insentif dan disinsentif

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

3.1. DASAR PERUMUSAN STRUKTUR RUANG


Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang
tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh
sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.

Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di
wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas :
1. PKN yang berada di wilayah kabupaten
2. PKW yang berada di wilayah kabupaten
3. PKL yang berada di wilayah kabupaten
4. PKSN yang berada di wilayah kabupaten
5. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada
pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:
a. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLP, yaitu Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
yang akan dipromosikan untuk kemudian hari ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal
b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan kegiatan
skala kecamatan atau beberapa desa
c. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi
fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi
:
1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang
memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya
yang berada dalam wilayah kabupaten; dan
2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang yang menunjang keterkaitannya
serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten,
terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:


1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;kebutuhan
pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung
kegiatan sosial ekonomi
2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.1. Rencana Struktur Ruang

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

3.2. RENCANA SISTEM PERKOTAAN


Sistem pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan yaitu:

1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan perkotaan Labuha di pulau Bacan.

2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), terdiri atas:


a. kawasan perkotaan Gurapin di Kecamatan Kayoa,
b. kawasan perkotaan Maffa di Kecamatan Gane Timur,
c. kawasan perkotaan Saketa di Kecamatan Gane Barat, dan
d. kawasan perkotaan Babang di Kecamatan Bacan Timur.

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), terdiri atas:


a. kawasan perkotaan Laiwui di Kecamatan Obi,
b. kawasan perkotaan Loleojaya di Kecamatan Kasiruta Timur,
c. kawasan perkotaan Gane Dalam di Kecamatan Gane Barat Selatan,
d. kawasan perkotaan Waikyon di Kecamatan Makian.

4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), terdiri atas:


a. kawasan perkotaan Indari di Kecamatan Bacan Barat,
b. kawasan perkotaan Yaba di Kecamatan Bacan Barat Utara,
c. kawasan perkotaan Mandaong di Kecamatan Bacan Selatan,
d. kawasan perkotaan Wayaua di Kecamatan Bacan Timur Selatan,
e. kawasan perkotaan Bibinoi di Kecamatan Bacan Timur Tengah,
f. kawasan perkotaan Kukupang di Kecamatan Kepulauan Joronga,
g. kawasan perkotaan Dolik di Kecamatan Gane Barat Utara,
h. kawasan perkotaan Gane Luar di Kecamatan Gane Timur Selatan,
i. kawasan perkotaan Bisui di Kecamatan Gane Timur Tengah,
j. kawasan perkotaan Palamea di Kecamatan Kasiruta Barat,
k. kawasan perkotaan Bajo di Kecamatan Kepulauan Batanglomang,
l. kawasan perkotaan Busua di Kecamatan Kayoa Barat,
m. kawasan perkotaan Laluin di Kecamatan Kayoa Selatan,
n. kawasan perkotaan Laromabati di Kecamatan Kayoa Utara,
o. kawasan perkotaan Mataketen di Kecamatan Makian Barat,
p. kawasan perkotaan Jiko di Kecamatan Mandioli Selatan,
q. kawasan perkotaan Indong di Kecamatan Mandioli Utara,
r. kawasan perkotaan Jikohai di Kecamatan Obi Barat,
s. kawasan perkotaan Wayaloar di Kecamatan Obi Selatan,
t. kawasan perkotaan Sum di Kecamatan Obi Timur,
u. kawasan perkotaan Madapolo di Kecamatan Obi Utara.
v. kawasan perkotaan-perkotaan lain yang akan dibentuk

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.2. Rencana Sistem Perkotaan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

3.3. RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN


TRANSPORTASI

3.3.1. Sistem Jaringan Transportasi Darat


Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas :

1. Pengembangan sistem jaringan jalan di Kabupaten Halmahera Selatan, terdiri atas:

a. Jaringan jalan kolektor primer-1 yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan yaitu Ruas
Jalan Labuha – Babang; dan

b. Jaringan jalan kolektor primer-2 yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan, terdiri atas:
i. Ruas jalan Mafa – Matuting – Saketa - Batulak;
ii. Ruas jalan Labuha – Sawadai;
iii. Ruas jalan Babang – Songa – Wayatim – Pigaraja – Wayaua – Sawadai;
iv. Ruas jalan Babang – Yaba – Indari – Belang belang – Labuha; dan
v. Ruas jalan Lalubi – Sumber Makmur – Samo; dan Sumber Makmur – Fida

c. Jaringan jalan kolektor primer-3 yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan, terdiri atas:
i. Ruas jalan Matuting – Bisui – Gane Luar – Liboba – Gane Dalam – Pasipale –
Saketa;
ii. Ruas jalan Gurapin – Modayama;
iii. Ruas jalan keliling pulau Makian; dan
iv. Ruas jalan keliling pulau Obi.

d. Jaringan jalan kolektor primer-3 yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan,


terdiri atas:
i. Ruas jalan keliling pulau Kasiruta;
ii. Ruas jalan keliling pulau Mandioli;
iii. Ruas jalan keliling pulau Obit;
iv. Ruas keliling pulau Bisa;
v. Ruas jalan Tapa – Pasir Putih;
vi. Ruas jalan Songa – Wayaua;
vii. Ruas jalan keliling pulau Obi Latu;
viii. Ruas jalan Loleo – Mano;
ix. Ruas jalan Gane Dalam – Gane Luar;
x. Ruas jalan keliling pulau Waidoba;
xi. Ruas jalan keliling pulau Tameti;
xii. Ruas jalan pulau Muari; dan
xiii. Ruas jalan keliling pulau Lelei

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

2. Jaringan prasarana lalu lintas yaitu :


a. terminal angkutan umum Tipe B di Labuha dan Saketa;
b. terminal angkutan umum Tipe C, yaitu di Babang, Indari, Yaba, Wayakuba,
Mafa, Bisui, Tawa, Gane Luar, Batulak, Laiwui, Sum, Wayaloar, dan Soligi;
dan
c. pos jembatan timbang di Labuha

3. Jaringan penyeberangan yaitu lintas penyeberangan, terdiri atas:


a. lintas penyeberangan antar pulau antar provinsi, yaitu Wayaloar – Wahai;
b. lintas penyeberangan antar pulau antar kota/kabupaten, yang terdiri atas :
a) lintas penyeberangan Wayaloar – Sanana;
b) lintas penyebrangan Makian – Soasio; dan
c) lintas penyebrangan Makian – Bastiong;
c. lintas penyeberangan antar pulau dalam kabupaten, yang terdiri atas:
a) lintas penyeberangan Makian - Guruapin;
b) lintas penyeberangan Guruapin - Marituso;
c) lintas penyeberangan Marituso - Yaba;
d) lintas penyeberangan Babang - Saketa;
e) lintas penyeberangan Wayakuba – Laiwui;
f) lintas penyeberangan Laiwui – Babang;
g) lintas penyeberangan Babang – Yaba; dan
h) lintas penyeberangan Babang – Mandioli
4. Sistem jaringan transportasi antar moda adalah berupa transportasi Triple “S”
(Sofifi-Saketa-Sayoang), terdiri atas:

a. rencana transportasi Triple “S” berupa jalan primer (kolektor primer tingkat 2) yang
menghubungkan Sofifi – Saketa, dan penyeberangan antara Saketa – Sayoang.

b. moda transportasi pada sistem transportasi Triple “S” bertujuan untuk mengintegralkan
antara transportasi darat jarak jauh yang didukung transportasi laut berupa sarana
penyeberangan.

c. untuk mewujudkan rencana ini maka diperlukan peningkatan sektor-sektor antara lain :
1. peningkatan fungsi jalan Sofifi - Saketa sesuai dengan statusnya, baik dari
segi geometrik maupun tingkat pelayanannya.
2. peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung untuk
pelabuhan penyeberangan.
3. penyediaan armada kapal penyeberangan (feri).

3.3.2. Sistem Jaringan Transportasi Laut


Sistem transportasi laut, terdiri atas:

1. Tatanan kepelabuhan di Kabupaten Halmahera Selatan terdiri atas:

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

a. pelabuhan pengumpul, yaitu Pelabuhan Labuha.


b. pelabuhan pengumpan, yaitu terdiri atas:
1. Pelabuhan Babang;
2. Pelabuhan Kupal;
3. Pelabuhan Ngofakiaha;
4. Pelabuhan Loromabati;
5. Pelabuhan Tagono;
6. Pelabuhan Guruapin;
7. Pelabuhan Laluin;
8. Pelabuhan Lelei;
9. Pelabuhan Leleojaya;
10. Pelabuhan Yaba;
11. Pelabuhan Indari;
12. Pelabuhan Kokotunang;
13. Pelabuhan Geti Lama;
14. Pelabuhan Belang-Belang;
15. Pelabuhan Palamea;
16. Pelabuhan Pigaraja;
17. Pelabuhan Wayaua;
18. Pelabuhan Bibinoi;
19. Pelabuhan Bajo;
20. Pelabuhan Lele;
21. Pelabuhan Mafa;
22. Pelabuhan Dolik;
23. Pelabuhan Fulai;
24. Pelabuhan Doro;
25. Pelabuhan Samo;
26. Pelabuhan Wosi;
27. Pelabuhan Saketa;
28. Pelabuhan Bisui;
29. Pelabuhan Lemolemo;
30. Pelabuhan Tawa;
31. Pelabuhan Lalubi;
32. Pelabuhan Dowora;
33. Pelabuhan Kukupang;
34. Pelabuhan Pasipalele;
35. Pelabuhan Gane Luar;
36. Pelabuhan Madopolo;
37. Pelabuhan Laiwui;
38. Pelabuhan Soligi;
39. Pelabuhan Wayaloar;

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

40. Pelabuhan Mano;


41. Pelabuhan Pulau Tapa;
42. Pelabuhan Busua;
43. Pelabuhan Pelita;
44. Pelabuhan Tameti;
45. Pelabuhan Latalata;
46. Pelabuhan Indong;
47. Pelabuhan Nusa Ra;
48. Pelabuhan Pulau Widi;
49. Pelabuhan Koititi;
50. Pelabuhan Gane Dalam;
51. Pelabuhan Posiposi; dan
52. Pelabuhan Obilatu.
c. pelabuhan khusus terdiri atas:
1. pelabuhan minyak di Babang; dan
2. pelabuhan pangkalan (homebase) pelayaran nusantara yang berada di
Labuha.

2. Alur pelayaran diarahkan untuk menghubungkan Kabupaten Halmahera Selatan


dengan pusat-pusat pertumbuhan di Provinsi Maluku Utara, terdiri atas:

a. Alur pelayaran regional, terdiri atas:

i. Ternate – Babang (Bacan Timur) – Laiwui (Obi) – Dofa (Mangoli Barat) – Falabisahaya
(Mangoli Barat) – Bobong (Taliabu Timur) – Sanana (Kep. Sula) – Namlea (P. Buru) –
Ambon.

ii. Ternate – Payahe (Kota Tidore Kepulauan) – Saketa (Gane Barat) – Maffa (Gane
Timar) – Weda (Halmahera Tengah) – Patáni - Gebe – Buli (Halmahera Timur) –
Subaim (Halmahera Timur) – Tobelo (Halmahera Utara) – Daruba (Morotai).

b. Alur pelayaran lokal, terdiri atas:


a). Labuha – Bajo;
b). Labuha – Indari;
c). Labuha – Yaba;
d). Labuha – Indong;
e). Labuha – Jiko;
f). Labuha – Palamea;
g). Labuha – Loleojaya;
h). Labuha – Busua;
i). Labuha – Laluin
j). Labuha – Gurapin
k). Labuha – Jikotamo;
l). Labuha – Madopolo;
m). Babang – Bibinoi
n). Babang – Pigaraja

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

o). Babang – Yaba


p). Babang – Laromabati
q). Babang – Waikyon
r). Babang – Saketa
s). Babang – Dolik
t). Babang – Pasipalele
u). Babang – Kukupang
v). Babang – Gane Luar
w). Babang – Bisui
x). Babang – Mafa
y). Babang – Madopolo
z). Babang – Jikotamo
aa). Babang – Wayaloar
bb). Laiwui – Sum
cc). Laiwui – Jikohai
dd). Laiwui – Madopolo
ee). Laromabati – Goto (Kota Tidore Kepulauan);
ff). Laromabati – Waikyon;
gg). Jikotamo - Kepulauan Sula;
hh). Mafa – Bisui;
ii). Mafa – Weda (Kabupaten Halmahera Tengah); dan
jj). Ternate – Waikyon.

3.3.3. Sistem Jaringan Transportasi Udara


Sistem jaringan transportasi udara, terdiri atas:

1. Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Halmahera Selatan, terdiri atas:

a. Bandar Udara Tersier, yaitu Bandar Udara Oesman Sadik di Kecamatan Bacan,
dan

b. Lapangan Terbang Perintis di Kecamatan Obi.

2. Ruang udara untuk penerbangan di Kabupaten Halmahera Selatan ditetapkan sesuai


dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.3. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.4. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.5. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

3.4. RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN ENERGI


Sistem jaringan energi, terdiri atas:

1. Pembangkit tenaga listrik, terdiri atas:

a. Peningkatan dan penambahan kapasitas Pembangkit listrik tenaga Diesel (PLTD),


terdiri atas PLTD Bacan, PLTD Laiwui, PLTD Madopolo, PLTD Saketa, PLTD Mafa,
PLTD Kayoa, PLTD Jiko, PLTD Makian;
b. Penambahan dan pengembangan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
meliputi PLTD Wayaloar di Kecamatan Obi Selatan, PLTD Yaba di Kecamatan
Bacan Barat Utara dan PLTD Kasiruta di Pulau Kasiruta;
c. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), terdapat di Kecamatan Bacan dan
Kecamatan Bacan Timur;
d. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), terdapat di Kecamatan Bacan;
e. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPb) terdapat di
Kecamatan Bacan Timur Tengah; dan
f. pengembangan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan pada pulau-pulau
yang tidak terlayani oleh PLTD disesuaikan dengan kondisi lingkungan tiap pulau.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.6. Rencana Sistem Energi

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

3.5. RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM SUMBER DAYA AIR


Sistem jaringan sumberdaya air, terdiri atas:

1. Pengembangan jaringan irigasi, terdiri atas:

a. Pengembangan jaringan irigasi untuk mendukung kawasan sentra produksi


pertanian yang dilaksanakan sesuai dengan kewenangan provinsi dan
kabupaten;

b. Pengembangan jaringan irigasi yang menjadi kewenangan provinsi, terdiri atas:


i. DI Wairoro dengan luas 1.788 Ha;
ii. DI Goro-goro dengan luas 1.000 Ha;
iii. DI Sayoang dengan luas 2.000 Ha;
iv. DI Geti dengan luas 1.000 Ha;
v. DI Bibinoi dengan luas 1.500 Ha; dan
vi. DI Gane Timur dengan luas 999 Ha;
c. Pengembangan jaringan irigasi yang menjadi kewenangan kabupaten Daerah
Irigasi Waimili 800 Ha.

2. Pengembangan jaringan air baku untuk air bersih, terdiri atas:

a. pembangunan sumber dan distribusi air bersih untuk memenuhi kebutuhan air
terutama untuk kawasan industri, perdagangan, jasa, fasilitas umum dan permukiman
perkotaan; dan

b. pengembangan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) di setiap ibukota kecamatan,


yang terdiri atas:
i. IPAM Labuha di Kecamatan Bacan,
ii. IPAM Indari di Kecamatan Bacan Barat,
iii. IPAM Yaba di Kecamatan Bacan Barat Utara,
iv. IPAM Mandaong di Kecamatan Bacan Selatan,
v. IPAM Babang di Kecamatan Bacan Timur,
vi. IPAM Wayaua di Kecamatan Bacan Timur Selatan,
vii. IPAM Bibinoi di Kecamatan Bacan Timur Tengah,
viii. IPAM Saketa di Kecamatan Gane Barat,
ix. IPAM Gane Dalam di Kecamatan Gane Barat Selatan,
x. IPAM Dolik di Kecamatan Gane Barat Utara,
xi. IPAM Maffa di Kecamatan Gane Timur,
xii. IPAM Gane Luar di Kecamatan Gane Timur Selatan,
xiii. IPAM Bisui di Kecamatan Gane Timur Tengah,
xiv. IPAM Palamea di Kecamatan Kasiruta Barat,
xv. IPAM Loleojaya di Kecamatan Kasiruta Timur,
xvi. IPAM Gurapin di Kecamatan Kayoa,

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

xvii. IPAM Busua di Kecamatan Kayoa Barat,


xviii. IPAM Laluin di Kecamatan Kayoa Selatan,
xix. IPAM Laromabati di Kecamatan Kayoa Utara,
xx. IPAM Bajo di Kecamatan Kepulauan Batanglomang,
xxi. IPAM Kukupang di Kecamatan Kepulauan Joronga,
xxii. IPAM Waikyon di Kecamatan Makian,
xxiii. IPAM Mataketen di Kecamatan Makian Barat,
xxiv. IPAM Jiko di Kecamatan Mandioli Selatan,
xxv. IPAM Indong di Kecamatan Mandioli Utara,
xxvi. IPAM Laiwui di Kecamatan Obi,
xxvii. IPAM Jikohai di Kecamatan Obi Barat,
xxviii. IPAM Wayaloar di Kecamatan Obi Selatan,
xxix. IPAM Sum di Kecamatan Obi Timur,
xxx. IPAM Madapolo di Kecamatan Obi Utara.

c. sumber air baku yang direncanakan adalah sumur air baku eksisting dari Sungai
Mandoang dan mata air.

3. pengembangan jaringan air bersih ke kelompok pengguna, terdiri atas:

a. Pengembangan sistem jaringan primer dan sekunder dengan mengikuti pola


jaringan jalan dan peletakan bangunan; dan

b. Pembangunan bangunan pengambilan air pada sumber air baku pada Sungai
Mandoang dan mata air.

4. Sistem pengendalian banjir, terdiri atas:

a. Penyesuaian dimensi saluran dengan luas area tangkapan;

b. Pembuatan bendali pada alur anak-anak sungai untuk mengatur debit yang
masuk ke sungai utama; dan

c. perbaikan saluran yang ada di wilayah Halmahera Selatan terutama di daerah


perkotaan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.7. Rencana Sistem Sumber Daya Air

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

3.6. RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM TELEKOMUNIKASI


Sistem jaringan telekomunikasi, terdiri atas:

1. Sistem jaringan kabel akan dikembangkan di Kecamatan Bacan;

2. Sistem nirkabel akan dikembangkan di:


a. Waikyon, Kecamatan Makian;
b. Laromabati, Kecamatan Kayoa Utara;
c. Guruapin, Kecamatan Kayoa;
d. Busua, Kecamatan Kayoa Barat;
e. Palamea, Kecamatan Kasiruta Barat;
f. Loleojaya, Kecamatan Kasiruta Timur;
g. Indari, Kecamatan Bacan Barat;
h. Yaba, Kecamatan Bacan Barat Utara;
i. Babang, Kecamatan Bacan Timur;
j. Bibinoi, Kecamatan Bacan Timur Tengah;
k. Mandaong, Kecamatan Bacan Selatan;
l. Wayaua, Kecamatan Bacan Timur Selatan;
m. Bajo, Kecamatan Kep Batanglomang;
n. Indong, Kecamatan Mandioli Utara;
o. Maffa, Kecamatan Gane Timur;
p. Bisui, Kecamatan Gane Timur Tengah;
q. Gane Dalam, Kecamatan Gane Barat Selatan;
r. Saketa, Kecamatan Gane Barat;
s. Kukupang, Kecamatan Kepulauan Joronga;
t. Laiwui, Kecamatan Obi;
u. Jikohai, Kecamatan Obi Barat;
v. Wayaloar, Kecamatan Obi Selatan; dan
w. Sum, Kecamatan Obi Timur.

3. Pengembangan jaringan mikro analog merupakan sistem telekomunikasi nasional, yang


merupakan interkoneksi Provinsi Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat.

4. Pengembangan jaringan mikro digital merupakan sistem telekomunikasi nasional, yang


merupakan interkoneksi Provinsi Maluku dan Maluku Utara.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.8. Rencana Sistem Telekomunikasi

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

3.7. RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM PERSAMPAHAN


Sistem pengelolaan persampahan adalah sistem pengelolaan terpadu, untuk di kawasan yang
merupakan pusat perkotaan dengan TPA di Marabose.

3.8. RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DRAINASE


Sistem jaringan drainase terdiri dari:

1. Sistem jaringan drainase perkotaan merupakan sistem jaringan yang harus ditinjau secara
makro dan tidak dapat dipisahkan dari saluran primer yang ada di seluruh wilayah kota.

2. Pembangunan drainase diarahkan melalui perbaikan kondisi drainase sekunder, drainase


tersier dan drainase lingkungan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.1. DASAR PERUMUSAN POLA RUANG


Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam
wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi:

1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
untuk dua puluh tahun; serta
4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:

1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten,


2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten,
3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan,
4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:

1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana
rincinya;
2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana
rincinya;
3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di
wilayah kabupaten bersangkutan;
4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
5. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan
lindung dan kawasan budi daya, sebagai berikut:
a. Kawasan lindung yang terdiri atas :
• Kawasan hutan lindung
• Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air;
• Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai,
sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan
sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal
lainnya
• Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi:
kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya,
suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar
alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan
taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu


pengetahuan
• Kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah
longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir
• Kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi,
kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap air tanah
• Kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman
buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian
satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau
biota laut yang dilindungi.
b. Kawasan budidaya yang terdiri atas :
• Kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi kawasan-
kawasan: peruntukan hutan produksi terbatas, peruntukan hutan
produksi tetap, dan peruntukan hutan produksi yang dapat
dikonversi;
• Kawasan hutan rakyat
• Kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan-
kawasan: peruntukan pertanian lahan basah, peruntukan pertanian
lahan kering, dan peruntukan hortikultura
• Kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis
komoditas
• perkebunan yang ada di wilayah kabupaten
• Kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi kawasan-
kawasan: peruntukan perikanan tangkap, peruntukan budidaya
perikanan, dan peruntukan kawasan pengolahan ikan
• Kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasan-
kawasan:peruntukan mineral dan batubara, peruntukan minyak dan
gas bumi, peruntukan panas bumi, dan peruntukan air tanah di
kawasan pertambangan
• Kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan-
kawasan: peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang dan
peruntukan industri rumah tangga
• Kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan-
kawasan: peruntukan pariwisata budaya, peruntukan pariwisata
alam, dan peruntukan pariwisata buatan
• Kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi kawasan-
kawasan: peruntukan permukiman perkotaan dan peruntukan
permukiman perdesaan. Sebagai kawasan budidaya maka
permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di


pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya
• Kawasan peruntukan lainnya.
6. Memuat kawasan-kawasan yang diprioritaskan pengembangannya dan
kawasankawasan yang diprioritaskan untuk dilindungi fungsinya
7. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan
pada wilayah kabupaten bersangkutan
8. Harus mengikuti peraturan perundang-undangan terkait

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.1. Rencana Pola Ruang

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.2. RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG

4.2.1. Kawasan Hutan Lindung


Kawasan hutan lindung, terdiri atas:

1. Kawasan hutan tersebar di seluruh kabupaten dan di hampir seluruh pulau dengan luas
kurang lebih 173.203,32 Ha; dan

2. Sebaran hutan lindung, tersebar di:


a. Kecamatan Gane Barat Utara seluas kurang lebih 16.362,77 Ha;
b. Kecamatan Gane Timur seluas kurang lebih 77,20 Ha;
c.Kecamatan Bacan seluas kurang lebih 4.759,94 Ha;
d. Kecamatan Bacan Barat seluas kurang lebih 1.977,12 Ha;
e. Kecamatan Bacan Barat Utara seluas kurang lebih 6.352,91 Ha;
f. Kecamatan Bacan Timur seluas kurang lebih 14.179,93 Ha;
g. Kecamatan Bacan Timur Selatan seluas kurang lebih 2.495,22 Ha;
h. Kecamatan Bacan Timur Tengah seluas kurang lebih 7.788,86 Ha;
i. Kecamatan Gane Barat seluas kurang lebih 12.950,56 Ha;
j. Kecamatan Gane Barat Selatan seluas kurang lebih 3.363,48 Ha;
k. Kecamatan Gane Timur Selatan seluas kurang lebih 2.742,80 Ha;
l. Kecamatan Gane Timur Tengah seluas kurang lebih 1.219,73 Ha;
m. Kecamatan Kasiruta Barat seluas kurang lebih 3.570,74 Ha;
n. Kecamatan Kasiruta Timur seluas kurang lebih 6.737,53 Ha;
o. Kecamatan Kayoa seluas kurang lebih 3.694,59 Ha;
p. Kecamatan Kayoa Barat seluas kurang lebih 692,07 Ha;
q. Kecamatan Kayoa Selatan seluas kurang lebih 793,99 Ha;
r. Kecamatan Kayoa Utara seluas kurang lebih 1.393,42 Ha;
s. Kecamatan Kepulauan Batanglomang seluas kurang lebih 1.846,14 Ha;
t. Kecamatan Kepulauan Joronga seluas kurang lebih 6.592,00 Ha;
u. Kecamatan Makian seluas kurang lebih 2.023,27 Ha;
v. Kecamatan Makian Barat seluas kurang lebih 964,58 Ha;
w. Kecamatan Mandioli Selatan seluas kurang lebih 5.982,53 Ha;
x.Kecamatan Mandioli Utara seluas kurang lebih 4.845,02 Ha;
y. Kecamatan Obi seluas kurang lebih 6.721,13 Ha;
z. Kecamatan Obi Barat seluas kurang lebih 3.220,05 Ha;
aa. Kecamatan Obi Selatan seluas kurang lebih 730,37 Ha;
bb. Kecamatan Obi Timur seluas kurang lebih 1.994,56 Ha;
cc. Kecamatan Obi Utara seluas kurang lebih 4.803,27 Ha.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.2. Rencana Kawasan Lindung

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.3. Rencana Kawasan Hutan Lindung

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.2.2. Kawasan Perlindungan Setempat


Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:

1. Kawasan sempadan pantai terdapat di sepanjang pantai di Kabupaten Halmahera


Selatan dengan ketentuan:

a. Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter
dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; dan

b. Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam
atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.

2. Kawasan sempadan sungai terdapat di sepanjang sungai di Kabupaten Halmahera


Selatan dengan ketentuan:

a. Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebih paling sedikit 5 (lima)
meter dari kaki tanggul sebelah luar;

b. Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan


permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai;

c. Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan


permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai;
dan

d. Daratan sepanjang tepian Sungai Inggoi dalam kawasan perkotaan Labuha yang
diatur secara khusus pada lokasi-lokasi permukiman nelayan.

3. Kawasan sekitar danau/ waduk terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan dengan


ketentuan:

a. Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter
dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi; atau

b. Daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional


terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.

4. Kawasan sekitar mata air terdapat di Kabupaten Halmahera Selatan yang berlokasi
menyebar pada setiap kecamatan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.4. Rencana Kawasan Perlindungan Setempat

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.2.3. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya


Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri dari:

1. kawasan suaka alam terdiri atas:


a. Kawasan Cagar Alam Gunung Sibela di Kecamatan Bacan Selatan, Bacan Timur, Bacan
Timur Selatan, Bacan Timur Tengah, seluas 22.672 Ha;
b. Kawasan Cagar Alam di Kecamatan Obi dan Obi Selatan, seluas 19.655 Ha; serta
c. Kawasan Cagar Alam Taman Laut Kepulauan Widi di Kecamatan Gane Timur Selatan,
seluas 2.531 Ha.

2. Kawasan pantai berhutan bakau tersebar di:


a. Kecamatan Gane Timur seluas kurang lebih 213,83 Ha;
b. Kecamatan Bacan seluas kurang lebih 291,90 Ha;
c. Kecamatan Bacan Barat seluas kurang lebih 953,39 Ha;
d. Kecamatan Bacan Timur seluas kurang lebih 740,23 Ha;
e. Kecamatan Bacan Timur Selatan seluas kurang lebih 481,71 Ha;
f. Kecamatan Bacan Timur Tengah seluas kurang lebih 426,68 Ha;
g. Kecamatan Gane Barat Selatan seluas kurang lebih 1.157,54 Ha;
h. Kecamatan Gane Timur Selatan seluas kurang lebih 470,50 Ha;
i. Kecamatan Kasiruta Barat seluas kurang lebih 89,50 Ha;
j. Kecamatan Kasiruta Timur seluas kurang lebih 770,01 Ha;
k. Kecamatan Kayoa seluas kurang lebih 1.430,74 Ha;
l. Kecamatan Kayoa Barat seluas kurang lebih 21,55 Ha;
m. Kecamatan Kayoa Selatan seluas kurang lebih 664,27 Ha;
n. Kecamatan Kayoa Utara seluas kurang lebih 613,16 Ha;
o. Kecamatan Kepulauan Batanglomang seluas kurang lebih 403,45 Ha;
p. Kecamatan Kepulauan Joronga seluas kurang lebih 1.557,49 Ha;
q. Kecamatan Mandioli Selatan seluas kurang lebih 672,50 Ha;
r. Kecamatan Mandioli Utara seluas kurang lebih 620,61 Ha;
s. Kecamatan Obi seluas kurang lebih 680,72 Ha;
t. Kecamatan Obi Barat seluas kurang lebih 378,31 Ha;
u. Kecamatan Obi Selatan seluas kurang lebih 66,25 Ha;
v. Kecamatan Obi Timur seluas kurang lebih 2.473,71 Ha;
w. Kecamatan Obi Utara seluas kurang lebih 904,83 Ha.
3. Kawasan konservasi laut, yaitu perlindungan kawasan konservasi laut yang tersebar
di Kecamatan Kayoa, Kecamatan Kayoa Selatan dan Kecamatan Gane Timur Selatan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.5. Rencana Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.2.4. Kawasan Rawan Bencana


Kawasan rawan bencana alam, terdiri atas:

1. Kawasan rawan banjir terdapat di seluruh wilayah kabupaten;


2. Kawasan rawan letusan gunung api berlokasi di Pulau Makian (Gunung Kie Besi);
3. Kawasan rawan longsor berlokasi di Kecamatan Gane Barat dan Kecamatan Gane
Barat Utara, Kecamatan Bacan Timur Tengah; dan
4. Kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami berlokasi di seluruh wilayah
kabupaten.

4.2.5. Kawasan Lindung Lainnya


Kawasan Lindung lainnya yaitu perlindungan terumbu karang berlokasi menyebar di
Kecamatan Gane Timur, Gane Timur Selatan, Kecamatan Kepulauan Joronga, Kecamatan
Gane Barat Selatan, Kecamatan Kayoa, Kecamatan Kayoa Selatan, Kecamatan Mandioli
Utara, dan Obi Utara.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.6. Rencana Kawasan Rawan Bencana

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.7. Rencana Kawasan Lindung Lainnya

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.3. RENCANA POLA RUANG KAWASAN BUDI DAYA

4.3.1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi


Kawasan peruntukan hutan produksi, terdiri atas:

1. Kawasan hutan produksi tetap, tersebar di Kecamatan Gane Barat Utara, Gane
Timur, Bacan, Bacan Barat, Bacan Barat Utara, Bacan Selatan, Bacan Timur, Bacan
Timur Selatan, Bacan Timur Tengah, Gane Barat, Gane Barat Selatan, Gane Timur
Selatan, Gane Timur Tengah, Kasiruta Barat, Kasiruta Timur, Kayoa, Kayoa Barat,
Kayoa Selatan, Kayoa Utara, Kepulauan Batanglomang, Kepulauan Joronga, Makian,
Makian Barat, Mandioli Selatan, Mandioli Utara, Obi, Obi Barat, Obi Selatan, Obi
Timur, dan Obi Utara dengan luas kurang lebih 185.278 Ha.

2. Kawasan hutan produksi terbatas, tersebar di Kecamatan Gane Barat Utara, Gane
Timur, Bacan, Bacan Barat, Bacan Barat Utara, Bacan Selatan, Bacan Timur, Bacan
Timur Selatan, Bacan Timur Tengah, Gane Barat, Gane Barat Selatan, Gane Timur
Selatan, Gane Timur Tengah, Kasiruta Barat, Kasiruta Timur, Kayoa, Kayoa Barat,
Kayoa Selatan, Kayoa Utara, Kepulauan Batanglomang, Kep Joronga, Makian, Makian
Barat, Mandioli Selatan, Mandioli Utara, Obi, Obi Barat, Obi Selatan, dan Obi Timur
dengan luas kurang lebih 178.361 Ha.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.8. Rencana Kawasan Budidaya

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.9. Rencana Kawasan Hutan Produksi

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.3.2. Kawasan Peruntukan Pertanian


Kawasan peruntukan pertanian, terdiri atas:

1. Kawasan peruntukan tanaman pangan dan kawasan peruntukan hortikultura


dikembangkan di:
a. Kecamatan Bacan Barat Utara seluas kurang lebih 349 Ha;
b. Kecamatan Bacan Timur Tengah seluas kurang lebih 1.391 Ha;
c. Kecamatan Bacan seluas kurang lebih 745 Ha;
d. Kecamatan Bacan Barat seluas kurang lebih 87 Ha;
e. Kecamatan Bacan Selatan seluas kurang lebih 182 Ha;
f. Kecamatan Bacan Timur seluas kurang lebih 360 Ha;
g. Kecamatan Bacan Timur Selatan seluas kurang lebih 685 Ha;
h. Kecamatan Gane Barat seluas kurang lebih 1.182 Ha;
i. Kecamatan Kasiruta Barat seluas kurang lebih 123 Ha;
j. Kecamatan Kasiruta Timur seluas kurang lebih 181 Ha;
k. Kecamatan Mandioli Selatan seluas kurang lebih 1.602 Ha;
l. Kecamatan Mandioli Utara seluas kurang lebih 112 Ha;
m. Kecamatan Obi seluas kurang lebih 713 Ha;
n. Kecamatan Obi Selatan seluas kurang lebih 392 Ha;
o. Kecamatan Obi Timur seluas kurang lebih 1.972 Ha; dan
p. Kecamatan Obi Utara seluas kurang lebih 2.129 HaHa.
2. Kawasan peruntukan perkebunan dengan komoditas utama komoditas utama kelapa,
kelapa sawit, cengkih, kakao, pala dikembangkan di:
a. Kecamatan Gane Barat Utara seluas kurang lebih 4.058 Ha;
b. Kecamatan Gane Timur seluas kurang lebih 9.110 Ha;
c. Kecamatan Bacan seluas kurang lebih 3.661 Ha;
d. Kecamatan Bacan Barat seluas kurang lebih 1.130 Ha;
e. Kecamatan Bacan Barat Utara seluas kurang lebih 1.168 Ha;
f. Kecamatan Bacan Selatan seluas kurang lebih 1.985 Ha;
g. Kecamatan Bacan Timur seluas kurang lebih 4.093 Ha;
h. Kecamatan Bacan Timur Selatan seluas kurang lebih 1.566 Ha;
i. Kecamatan Bacan Timur Tengah seluas kurang lebih 2.280 Ha;
j. Kecamatan Gane Barat seluas kurang lebih 2.799 Ha;
k. Kecamatan Gane Barat Selatan seluas kurang lebih 7.597 Ha;
l. Kecamatan Gane Timur Selatan seluas kurang lebih 9.537 Ha;
m. Kecamatan Gane Timur Tengah seluas kurang lebih 4.907 Ha;
n. Kecamatan Kasiruta Barat seluas kurang lebih 7.480 Ha;
o. Kecamatan Kasiruta Timur seluas kurang lebih 1.285 Ha;
p. Kecamatan Kayoa seluas kurang lebih 509 Ha;
q. Kecamatan Kayoa Barat seluas kurang lebih 945 Ha;

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

r. Kecamatan Kayoa Selatan seluas kurang lebih 439 Ha;


s. Kecamatan Kayoa Utara seluas kurang lebih 335 Ha;
t. Kecamatan Kepulauan Batanglomang seluas kurang lebih 1.887 Ha;
u. Kecamatan Kepulauan Joronga seluas kurang lebih 455 Ha;
v. Kecamatan Mandioli Selatan seluas kurang lebih 3.689 Ha;
w. Kecamatan Mandioli Utara seluas kurang lebih 2.881 Ha;
x. Kecamatan Makian seluas kurang lebih 2.350;
y. Kecamatan Makian Barat seluas kurang lebih 1.479 Ha;
z. Kecamatan Obi seluas kurang lebih 3.474 Ha;
aa. Kecamatan Obi Barat seluas kurang lebih 1.513 Ha;
bb. Kecamatan Obi Selatan seluas kurang lebih 8.082 Ha;
cc. Kecamatan Obi Timur seluas kurang lebih 2.431 Ha; dan
dd. Kecamatan Obi Utara seluas kurang lebih 1.346 Ha.
3. Kawasan peternakan dikembangkan di:
a. Kecamatan Kayoa,
b. Kecamatan Bacan Barat,
c. Kecamatan Bacan,
d. Kecamatan Bacan Timur,
e. Kecamatan Gane Timur, dan
f. Kecamatan Gane Barat.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.10. Rencana Kawasan Pertanian

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.3.3. Kawasan Peruntukan Perikanan


Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas:

1. Kawasan peruntukan ikan tangkap, terdiri atas:


a. wilayah perairan sebelah timur, dengan potensi perikanan utama adalah ikan tuna, ikan
cakalang, dan lobster terdapat di Kecamatan Gane Timur, Gane Timur Tengah, dan
Gane Timur Selatan;
b. wilayah perairan sebelah selatan, dengan potensi perikanan utama adalah ikan tuna
dan ikan cakalang berlokasi di perairan sekitar Kecamatan Obi Selatan dan Obi Timur;
c. wilayah perairan barat, dengan potensi perikanan utama adalah ikan tuna, ikan
cakalang, ikan kakap, lobster dan ikan kerapu berlokasi di perairan sekitar Kecamatan
Kasiruta Barat dan Kayoa Barat; dan
d. wilayah perairan sebelah utara dan barat dengan potensi perikanan utama adalah ikan
cakalang, ikan tuna, ikan kakap, dan ikan kerapu, berlokasi di sekitar perairan
Kecamatan Makian dan Makian Barat.
2. Pengembangan Keramba Jaring Apung, terdiri atas:
a. pesisir selatan Kecamatan Gane Barat Selatan seluas kurang lebih 29 Ha;
b. pesisir utara dan barat Kecamatan Obi seluas kurang lebih 167 Ha;
c. pesisir utara dan selatan Labuha seluas kurang lebih 19 Ha;
d. pesisir utara Kecamatan Bacan Barat Utara seluas kurang lebih 23 Ha;
e. pesisir timur Kecamatan Mandioli Utara seluas kurang lebih 19 Ha;
f. pesisir timur Kecamatan Kasiruta Timur seluas kurang lebih 38 Ha;
g. pesisir barat Kecamatan Bacan Barat seluas kurang lebih 27 Ha;
h. Kecamatan Kayoa Selatan seluas kurang lebih 2 Ha;
i. Kecamatan Kayoa seluas kurang lebih 2 Ha;
j. Kecamatan Kepulauan Joronga seluas kurang lebih 0,5 Ha; dan
k. pesisir Kecamatan Kepulauan Batanglomang seluas kurang lebih 3 Ha.
3. Pengembangan Budidaya Rumput Laut, terdiri atas:
a. perairan sekitar Kecamatan Kayoa seluas kurang lebih 50 Ha;
b. perairan sekitar Kecamatan Kayoa Selatan seluas kurang lebih 23 Ha;
c. perairan sekitar Kecamatan Kasiruta Timur seluas kurang lebih 20 Ha;
d. perairan sekitar Kecamatan Bacan Barat seluas kurang lebih 7 Ha;
e. perairan sekitar Kecamatan Bacan seluas kurang lebih 3 Ha;
f. perairan sekitar Kecamatan Kepulauan Botanglomang seluas kurang lebih 20 Ha;
g. perairan sekitar Kecamatan Gane Timur Selatan seluas kurang lebih 50 Ha;
h. perairan sekitar Kecamatan Mandioli Selatan seluas kurang lebih 5 Ha;
i. perairan sekitar Kepulauan Joronga seluas kurang lebih 500 Ha;
j. perairan selatan Kecamatan Obi Utara seluas kurang lebih 23 Ha.
4. Pengembangan Budidaya Mutiara, terdiri atas:

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

a. perairan sekitar Kecamatan Obi Barat seluas kurang lebih 19 Ha;


b. perairan di sekitar Kecamatan Kasiruta Barat seluas kurang lebih 12 Ha;
c. perairan di sekitar Kasiruta Timur seluas kurang lebih 11 Ha;
d. perairan sekitar Bacan Kecamatan Bacan Selatan seluas kurang lebih 11 Ha;
e. perairan sekitar Bacan Timur Tengah seluas kurang lebih 223 Ha; dan
f. perairan sekitar obi seluas kurang lebih 675 Ha.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.11. Rencana Kawasan Perikanan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.3.4. Kawasan Peruntukan Pertambangan


Kawasan peruntukan pertambangan yaitu :

1. Kawasan peruntukan pertambangan mineral terdapat di:


a. Kawasan Bacan, yaitu pada Kecamatan Bacan, Bacan Barat dan Bacan Timur;
b. Kawasan Obi, yaitu pada Kecamatan Obi, Obi Selatan, Obi Timur, Obi Barat dan
Obi Utara;
c. Kawasan Kasiruta yaitu pada Kecamatan Kasiruta Barat dan Kecamatan Kasiruta
Timur; dan
d. Kawasan Kayoa yaitu Kayoa Barat dan Kayoa.
2. Kawasan peruntukan pertambangan batubara terdapat di:
a. Kawasan Bacan, yaitu pada Kecamatan Bacan, Bacan Barat dan Bacan Timur; dan
b. Kawasan Obi, yaitu pada Kecamatan Obi dan Obi Selatan, Obi Timur, Obi Barat
dan Obi Utara.
3. Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi terdapat pada :
a. kawasan perairan Laut Halmahera pada Kecamatan Gane Timur, Gane Timur
Tengah, Gane Timur Selatan, Gane Barat Selatan; dan
b. Kawasan perairan Laut Obi pada Kecamatan Obi Barat, Obi Utara dan Obi Timur
4. Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi terdapat di Kecamatan Bacan Timur
Tengah

4.3.5. Kawasan Peruntukan Industri


Kawasan peruntukan industri terdiri atas:

1. Kawasan peruntukan industri menengah, terdiri atas industri pengolahan rumput laut
di Kecamatan Obi, Kecamatan Kepulauan Botanglomang dan Kecamatan Kepulauan
Joronga; industri pengolahan padi di Kecamatan Gane Timur, Kecamatan Bacan dan
Kecamatan Obi; industri pengolahan kakao di Kecamatan Bacan Timur dan
Kecamatan Gane Barat;industri prngolahan cengkih di Kecamatan Obi, Kecamatan
Obi Selatan dan Pulau Kasiruta;industri pengolahan kelapa di Kecamatan Bacan
Timur, Kecamatan Gane Barat, Kecamatan Obi dan Kecamatan Kayoa; dan industri
pengolahan ikan di Kecamatan Bacan dan Kecamatan Bacan Selatan

2. Kawasan peruntukan industri kecil, terdiri atas industri pengolahan gula aren, olahan
sagu, abon ikan, kerupuk ikan dan pengolahan batu aji di Kecamatan Bacan; dan
industri anyaman di Kecamatan Bacan Selatan.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.12. Rencana Kawasan Pertambangan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.13. Rencana Kawasan Industri

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.3.6. Kawasan Peruntukan Pariwisata


Kawasan peruntukan pariwisata, terdiri atas:

1. Kawasan peruntukan pariwisata budaya, terdiri atas:


a. kawasan pelestarian Tarian Katreji berlokasi di Kecamatan Bacan;
b. kawasan pelestarian Tarian Togal berlokasi di Pulau Makian dan Kayoa;
c. kawasan pelestarian Soya-soya berlokasi di Kecamatan Kayoa;
d. kawasan pelestarian Tarian Marabose di Kecamatan Bacan;
e. kawasan pelestarian Tarian Dendang di Kecamatan Bacan
f. Gua Pantai Rijang berlokasi di Kecamatan Obi Selatan;
g. Benteng Barnavelt berlokasi di Kecamatan Bacan;
h. Keraton Bima berlokasi di Kecamatan Bacan;
i. Masjid dan Kuburan Sultan di Kecamatan Bacan;
j. Keraton (Ompu Asal) Kasdam berlokasi di Kecamatan Kasiruta Barat;
k. Benteng Foya berlokasi di Kecamatan Gane Timur;
l. Benteng Waidoba berlokasi di Kecamatan Kayoa; dan
m. Benteng Mouriet berlokasi di Pulau Makian.
2. Kawasan peruntukan pariwisata alam, terdiri atas:
a. Danau Karo kerlokasi di Kecamatan Obi;
b. Danau Manggayoang di Kecamatan Bacan Timur;
c. Danau Nusa di Kecamatan Bacan Timur;
d. Cagar Alam Gunung Sibela berlokasi di Kecamatan Bacan;
e. Kali Barangka Dolong berlokasi di Kecamatan Bacan;
f. Air Belanda di Kecamatan Bacan Selatan;
g. Puncak Gunung Kie Besi berlokasi di Pulau Makian;
h. Pantai Omamoi berlokasi di Kecamatan Bacan Selatan;
i. Pantai Pulau Sambiki berlokasi di Kecamatan Obi;
j. Pantai Akebaru berlokasi di Kecamatan Obi;
k. Pantai Pulau Nusa Ra di Kecamatan Bacan;
l. Pantai Kupal berlokasi di Kecamatan Bacan;
m. Taman Laut Tanjung Gurango di Kecamatan Bacan Selatan;
n. Taman Laut Pananboang di Kecamatan Bacan Selatan;
o. Taman Laut Tanjung Mangga di Kecamatan Mandioli Selatan;
p. Taman Laut Pulau Widi berlokasi di Kecamatan Gane Timur Selatan;
q. Taman Laut Pulau Kusu di Kecamatan Bacan Timur;
r. Taman Laut Pulau Proco di Kecamatan Bacan Timur;
s. Taman Laut Pulau Sali Kecil di Kecamatan Bacan Timur;
t. Pantai Laut Pulau Lelei berlokasi di Kecamatan Kayoa;
u. Pantai Pulau Guraici berlokasi di Kecamatan Kayoa;

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

v. Pantai Watambi berlokasi di Kecamatan Kayoa


w. Habitat Kupu-kupu berlokasi di Sungai Ra, Sayoang dan Gunung Suwanggi
Kecamatan Bacan Timur; dan
x. Habitat Kupu-kupu berlokasi di Desa Sum Kecamatan Obi Timur.
3. Mengeksplorasi keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif potensi-potensi
wisata di Halmahera Selatan sebagai alat pemasaran untuk mendukung kedatangan
wisatawan;
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai penting pariwisata; dan

5. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memberikan pelayanan prima kepada


wisatawan dengan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan dan hospitality.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.14. Rencana Kawasan Pariwisata

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

4.3.7. Kawasan Peruntukan Permukiman


Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:

1. Kawasan permukiman perkotaan, dikembangkan secara tersebar di seluruh


kecamatan dengan total luas 970 Ha, dimana khususnya dikonsentrasikan pada setiap
ibukota kecamatan.

2. Kawasan permukiman perdesaan, dikembangkan pada kampung-kampung yang


tersebar di seluruh kecamatan dengan total luas 7.501 Ha.

3. Kawasan transmigrasi, dikembangkan di:


a. Kecamatan Gane Barat seluas kurang lebih 834 Ha;
b. Kecamatan Gane Timur seluas kurang lebih 3.000 Ha;
c. Kecamatan Gane Timur Tengah seluas kurang lebih 2.500 Ha;
d. Kecamatan Gane Timur Selatan seluas kurang lebih 3.500 Ha;
e. Kecamatan Bacan Timur seluas kurang lebih 2.560 Ha;
f. Kecamatan Bacan Barat dan Bacan Barat Utara seluas kurang lebih 2.500 Ha.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 4.15. Rencana Kawasan Permukiman

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.9. Rencana Sistem Persampahan

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan


MATERI TEKNIS RencanaTaatRuangWaliyahR
(TRWK
)abupaetnHam
l aheraSealatn|2012-2032

Peta 3.10. Rencana Sistem Drainase

Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan

Anda mungkin juga menyukai