Anda di halaman 1dari 11

MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO.

1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA


Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
11


EVALUASI KELAYAKAN TAMBAK TRADISIONAL DITINJAU DARI SEGI BIOFISIK DI DESA
TRITUNGGAL KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

Indra Hasanah
1*)
, Putut Widjanarko
2)
, Muhammad Musa
2)

PS Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
1*)
costra_lin@yahoo.co.id

ABSTRAK

Air merupakan sumber daya yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, sehingga
sumber daya air harus dilindungi agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk
hidup yang lain. Desa tritunggal Kecamatan Babat merupakan salah satu wilayah di Kab. Lamongan
dengan kondisi lingkungan berupa tanah tambak yang sebagian besar dimanfaatkan untuk
budidaya oleh masyarakat sekitar, dalam menyokong pendapatan daerah melalui kegiatan perikanan.
Sumber air tambak tradisional Kec. Babat sebagian mendapat masukan air dari sungai terusan
bengawan solo dan sungai-sungai tadah hujan yang tersebar di beberapa desa, termasuk
desa Tritunggal. Tambak tradisional di desa Tritunggal merupakan tambak tradisional yang
mengandalkan pakan alami seperti plankton sebagai pakan serta sebagai indikator kondisi
kualitas air dan tanah sebagai media hidupnya, sehingga perlu dilakukan pengamatan kualitas air
dan tanah sebagai kontrol untuk mengetahui kelayakan tambak pada budidaya ikan. Tujuan dari
penelitian ini adalah Untuk menjelaskan kondisi biofisik tambak tradisional dilihat dari kualitas
air dan kualitas tanah di Desa Tritunggal Kec. Babat serta menilai kelayakan tambak tradisional
berdasarkan keadaan biofisik tambak. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode
Deskriptif. Hasil penilaian kelayakan tanah (SQI) tambak dan kelayakan air (WQI) tambak di desa
tritunggal secara keseluruhan dapat dinyatakan dalam kondisi baik, yang berarti kondisi tanah layak
untuk lahan budidaya tambak. Hasil rata-rata nilai SQI dan WQI berdasarkan kondisi biofisiknya
termasuk dalam kategori baik. Dari hasil penelitian didapatkan urutan tambak dari yang terbaik yaitu
dimulai dari tambak 1 dengan nilai 59,24, tambak 3 dengan nilai 56,73, tambak 2 dengan nilai 56,71
dan tambak 4 dengan nilai 56,33.

Key Words : tambak tradisional, SQI, WQI

ABSTRACT

Water is a resource that is necessary for the majority welfare, so that water resources must be
protected in order to be used by humans and other living creatures. Tritunggal village is one of the
areas in Lamongan subdistrict which has a certain environmental conditions such as farm land, mostly
used for cultivation by the community to support of local income through fisheries. Water source of
traditional ponds Tritunggal village is taken bengawan solo river channel rainfed river around
villages, including Tritunggal village. Traditional ponds in Tritunggal village are the traditional
farms that rely on natural feed like plankton as a feed and as an indicator of water quality
and soil conditions as its medium, so it needs to observe water and soil quality as a control to
determine the pond feasibility in fish farming. The purpose of this study is to describe biophysical
conditions of traditional ponds based on water and soil quality in Tritunggal village. , Babat sub-district
and also to assess the feasibility of traditional ponds based on ponds biophysical condition. The
results of soil quality evaluation and water quality evaluation in Tritunggal village overall is in a good
condition, which means its suitable for fish farming area. The average yield of SQI and WQI values
based on biophysical conditions, also including in good terms From the results, the order of best farms
pond 1 (59.24), pond 3 (56.73), pond 2 ( 56.71), pond 4 ( 56,33).

Key Words: Traditional Farms, SQI, WQI

PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan
oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain (Effendi, 2003). Tambak
sudah sejak abad ke-14 digunakan sebagai wadah pemeliharaan bandeng, tetapi tidak banyak
MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
12

mengalami perubahan dalam hal konstruksi dan rancangan bangunan. Pada padat tebar rendah,
kurang dari 5.000 ekor/ha Luas wilayah Kabupaten Lamongan 1.812,80 km
2
atau setara 181.280
Ha, terdiri dari dataran rendah berawa dengan ketinggian 0-25 m, seluas 50,17% dari luas
kabupaten Lamongan.
Pada sektor perikanan, kabupaten Lamongan mampu memberikan kontribusi sebesar 15,25%
dari total produksi ikan di Jawa Timur. Desa Tritunggal merupakan salah satu wilayah di Lamongan
dengan kondisi lingkungan berupa tanah tambak yang sebagian besar dimanfaatkan untuk budidaya
oleh masyarakat sekitar. Perairan di tambak tradisional desa Tritunggal mendapat masukan air dari
sungai terusan Bengawan Solo dan sungai-sungai tadah hujan yang tersebar di beberapa desa.

Rumusan Masalah
Keberhasilan budidaya di tambak diperlukan syarat utama yaitu pemilihan lahan tambak,
dimana kondisi faktor biofisik tanah dan air memegang peranan penting, karena faktor biofisik
tersebut menentukan budidaya apa yang cocok dan bisa diterapkan pada tambak. Sebagai
mana yang telah dijelaskan diatas yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Sejauh mana kondisi biofisik tambak tradisional ditinjau dari Kualitas air dan kualitas
tanah?
2. Sejauh mana kelayakan tambak tradisional di Desa Tritunggal Kec. Babat kabupaten
Lamongan berdasarkan kondisi biofisik tambaknya?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menjelaskan kondisi biofisik tambak tradisional
dilihat dari kualitas air dan kualitas tanah di Desa Tritunggal Babat serta menilai kelayakan
tambak tradisional berdasarkan keadaan biofisik tambak.

Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah untuk:
1. Memberikan informasi kelayakan air tambak yang digunakan sebagai budidaya ikan, yang
berdasarkan biofisik
2. Memberikan informasi mengenai hubungan faktor fisika, kimia dan biologi dalam
menentukan kelayakan tambak bandeng.
3. Memberikan kebijakan kepada para petambak mengenai penanganan yang benar dan
cocok untuk tambak tersebut.

Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu-ilmu Perairan, Laboratorium Hidrologi
Fakultas Perikanan dan Kelautan dan Laboratorim Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Desa
Tritunggal kec. Babat kabupaten Lamongan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012.

MATERI DAN METODE
Materi Penelitian
Materi penelitian ini adalah evaluasi kelayakan tambak ditinjau dari segi biofisik tanah
tambak dan air yang meliputi, kualitas tanah dan kualitas air di Desa Tritunggal kec. Babat
kabupaten Lamongan. Parameter kualitas tanah yang diukur antara lain adalah : parameter
fisika tanah (tekstur tanah dan struktur tanah). Parameter kimia tanah (bahan organik tanah, pH
tanah, potensi redoks, KTK, N, P). Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter
fisika,kimia dan biologi. Parameter fisika yang diukur antara lain suhu, kecerahan. Parameter kimia
yang diukur antara lain oksigen terlarut (DO), pH, CO
2
, amonia, nitrat, orthofosfhat, total organic
matter. Sedangkan faktor biologi adalah kelimpahan fitoplankton.

Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif. Menurut
Sigarimbun dan Effendi (1985) dalam Pamungkas (2010), metode deskriptif adalah gambaran
yang cermat terhadap fenomena yang terjadi Marzuki (1986).

Penentuan Stasiun dan Teknik
Pengambilan Sampel Sampel diambil pada 4 tambak dalam satu wilayah yang berbeda
sumber airnya, tambak 1 dan 2 sumber airnya berasal dari air saluran irigasi dan tambak 3 dan
MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
13

4 sumber airnya berasal dari sungai bengawan. Waktu pengambilan sampel dilakukan setiap 1
minggu sekali sebanyak 3 kali sebagai pembanding/pengulang kondisi biofisik tambak.

Prosedur Penelitian
Penentuan Kualitas Tanah
Tanah diambil pada bagian tengah, bagian sisi samping tambak kanan dan kiri
kemudian dicampurkan menjadi satu. Pengambilan sampel tanah tambak dengan menggunakan
Ekman Grab. Alat ini berbentuk segi lima yang sisi bagian bawahnya dapat dibuka dengan
bantuan pegas yang dikaitkan pada bagian atas Ekman Grab. Setelah Ekman Grab ini telah
diturunkan pada dasar tambak kemudian diturunkan pemberat pada tali pengikat Ekman Grab
sehingga tanah tambak dapat masuk kedalam Ekman Grab sehingga mudah diangkat dari
perairan. Sebelum dianalisis, tanah dikeringkan dengan dianginanginkan selama 2 minggu
sehingga dapat memberikan hasil yang baik. Berikut jenis parameter tanah yang diiukur adalah:
tekstur tanah, pH tanah, bahan organik tanah, potensial redoks tanah, kapasitas tukar kation
tanah, nitrat, phospat.

Metode Pengukuran Parameter Kualitas Air
Parameter yang diambil dalam penelitian ini adalah parameter kualitas air terdiri dari
parameter fisika (suhu, kecerahan), parameter kimia (pH air,DO, CO2,amonia, nitrat, TOM) dan
parameter biologi (identifikasi plankton). Tambak yang akan diambil sampel kualitas air adalah
tambak tradisional.

Analisis Data
Data yang didapat dikelompokkan menjadi empat kelompok stasiun. Kemudian dihitung
rata-rata dari masing-masing kelompok data dalam setiap variabel, selanjutnya data tersebut
disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar peran variabel
pendukung tersebut dilakukan scoring. Untuk mengetahui jumlah perbandingan skor masing -
masing variabel yaitu dalam kategori baik,sedang, buruk dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :



Dimana,
P = Rating prosetase
F = Frekuensi
N = Jumlah kategori subyek penelitian

Sehingga rating klas kelayakan didapatkan dengan nilai 99 (kategori baik) diberikan
pada variabel yang sangat mendukung dalam lingkungan tambak, nilai 66 (kategori sedang)
diberikan pada variabel yang mendukung dengan tingkat sedang dalam lingkungan tambak,
dan nilai 33 (buruk) diberikan pada variabel yang kondisinya tidak mendukung dalam lingkungan
tambak.
Setiap variabel dilakukan pembobotan berdasarkan studi pustaka untuk digunakan dalam
penilaian atau penentuan tingkat kelayakannya dalam tambak. Variabel atau parameter yang
berpengaruh lebih kuat dalam kehidupan dan pertumbuhan organisme budidaya diberi bobot 3,
sedang bobot 2 diberikan pada variabel yang berpengaruh kuat dan bobot 1 diberikan pada
variabel atau parameter yang lebih lemah pengaruhnya terhadap kehidupan dan pertumbuhan
ikan.

MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
14

Tabel 1. Kisaran Parameter Kualitas Tanah Sebagai Pendukung Kelayakan
untuk Budidaya di Tambak
Parameter Bobot Kisaran Kualitas Tanah Referensi
Baik (99) Sedang (66) Buruk (33)
pH tanah 3 7-8 6,5-<7 <6,5 Supratno (2006)
Bahan organik (5) 3 2,5 2,6-5 >5 Tianren (1985)
Potensial redoks (mV) 3 Positif 0-(-150) >(-151) Tianren (1985)
KTK (me/100 g) 2 >100 50-90 <50 Tianren (1985)
Tekstur tanah 2 Tipe halus Tipe sedang Tipe kasar Agus (2008)
Nitrat (%) 2 0,51-0,75 0,21-0,50 0,10-0,20 Hardjowigeno (1993)
Phospat (%) 2 0,0026-
0,0035
0,0016-
0,0025
0,0010-
0,0015
Hardjowigeno (1993)

Berdasarkan rumus water quality index/soil quality index maka diperoleh batas atas dan
batas bawah interval klas kelayakan kualitas air dan tanah untuk budidaya menggunakan rumus
sebagai berikut :


Keterangan :
q1 = Nilai rating kualitas air/tanah dari indikator
w1 = Berat dari indikator

Sedangkan untuk interval dari ketiga variabel ditentukan dengan menggunakan rumus
interval hitung sebagai berikut :

Panjang klas interval





Maka diperoleh nilai klas kelayakan kualitas air dan tanah tambak untuk budidaya sebagai
berikut :
76 100 = Kualitas air dan tanah sangat layak
51 75 = Kualitas air dan tanah dengan kategori layak
26 50 = Kualitas air dan tanah dengan kategori sedang
0 25 = Kualitas air dan tanah tidak layak

Tabel 2. Kisaran Parameter Kualitas Air
Parameter Bobot Kisaran Kualitas Tanah Referensi
Baik (99) Sedang (66) Buruk (33)
Orthofosfat (mg/l) 3 0,031-0,05 0,01-0,03 <0,01 &
>0,051
Agus (2008)
Nitrat (mg/l) 3 >2,0 1,0-1,9 <1 Supratno (2006)
Oksigen terlarut (mg/l) 3 >4 3-4 <3 Agus (2008)
pH air 3 7,4-8,5 6-7,3 <6 & >9 Agus (2008)
Suhu air (
o
C) 2 25-30 18-24 &
31-32
<18 & >32 Agus (2008)
TOM (mg/l) 2 <20 20-40 >40 Effendi (2003)
CO
2

bebas 2 <5 5-10 >10 Effendi (2003)
Densitas fitoplankton
(cel/L)
2 10,106-
15,106
2,106-10,106 <2,106 &
15.106
Landner (1976)
Diversitas (H)
fitoplankton
2 >2 1-2 <1 Strin (1981)
Kecerahan (cm) 1 25-35 36-65 <25 & >65 Effendi (2003)
Amonia (mg/l) 2 0,186-
2,480
0,027-0,250 <20,30 &
>44,60
Kordi (2007)



MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
15

HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Tambak Penelitian
Tambak yang berada di Desa Tritunggal Kec. Babat ini mayoritas merupakan tambak
tradisional dan juga merupakan tambak air tawar, karena sumber airnya berasal dari sungai aliran
irigasi dan air yang berasal dari bengawan. Berikut ini adalah deskripsi dari 4 tambak yang di
gunakan sebagai penelitian :
a. Tambak 1
Tambak yang airnya berasal dari sungai tadah hujan ini merupakan tambak milik bapak
badawi yang terletak di sebelah kiri jalan utama menuju persawahan dan dekat dengan aliran
sungai tadah hujan yang biasa digunakan sebagai sumber pengairan di persawahan. Tambak
ini berukuran 200 m
2
, berbentuk persegi panjang, tidak memiliki pintu dan pemasukan atau
mengeluaran air tambak dilakukan dengan menggunakan mesin disel. Kontruksi tambak,
pematang tambak pada lokasi penelitian ini memiliki tinggi 1,5 m dari dasar tambak dengan
lebar 1 m. Komoditas pada tambak satu ini adalah ikan mujair, ikan tawes dan ikan tombro
dengan padat tebar 1 rean (5000 ekor), ikan mujair rean (2500 ekor) dan ikan bader 1 rean
(5000 ekor).
b. Tambak 2
Tambak 2 ini airnya berasal dari sungai tadah hujan pula, tambak ini milik bapak
burhanudin yang terletak di sebelah utara dari tambak milik bapak badawi. Tambak ini memiliki
ukuran 200 m
2
dan bentuk tidak beraturan. Kontrusi bangunan pada tambak 2 sama seperti
kontruksi bangunan pada tambak 1. Begitu pula dengan komoditas yang ada pada tambak 2 sama
dengan tambak 1.
c. Tambak 3
Tambak 3 ini airnya berasal dari terusan sungai bengawan solo. Tambak 3 ini letaknya
cukup jauh dari tambak 1 dan 2 dan berbatasan dengan desa lain yang dialiri terusan sungai
bengawan solo. Tambak 3 ini merupakan tambak milik bapak suhari. Tambak ini memiliki luas
400 m
2
dan berbentuk persegi panjang. Kontrusi bangunan pada tambak 3 sama seperti
kontruksi bangunan pada tamabak 1 dan 2. Komoditas pada tambak 3 yaitu ikan mujair, ikan tombro
dan ikan tawes dengan padat tebar ikan tombro 1 rean (5000 ekor), ikan mujair rean (2500
ekor) dan ikan tawes 1 rean (5000 ekor).
d. Tambak 4
Tambak 4 merupakan tambak yang airnya berasal dari terusai sungai bengawan solo.
Tambak ini memiliki luas lahan 200 m2 dan berada di sebelah tambak bapak suhari. Tambak
ini merupakan tambak milik bapak khanan. Kontrusi bangunan pada tambak 4 sama seperti
kontruksi bangunan pada tamabak 3. Begitu pula dengan komoditas yang ada pada tambak 4
sama dengan tambak 3. Yaitu ikan mujair, ikan tawes dan ikan tombro dengan padat tebar
rean (2500 ekor) dan ikan tawes 1 rean (5000 ekor).

Analisis Kelayakan Tanah Tambak Berdasarkan Nilai Soil Quality Index (SQI)
Hasil perhitungan dan peneraan parameter tanah yang merupakan variabel penentuan
kelayakan tambak dari tambak 1, tambak 2, tambak 3, tambak 4 secara berurutan tersaji pada
Tabel 3, 4, 5, 6 sebagai berikut :

Tabel 3. Nilai Parameter Kelayakan Tanah Tambak 1
No Parameter Hasil Pengukuran Bobot Nilai Total Nilai
1 Tekstur tanah Liat 0,13 90 11,7
2 Bahan organik (%) 1,69 0,2 80 16
3 Potensial Redoks (mV) (+134)-(+174) 0,2 90 18
4 KTK (meq/100g) 52,02-56,50 0,13 60 7,8
5 pH tanah 7,1-7,2 0,2 90 18
6 Nitrat (%) 0,24-0,50 0,06 60 3,6
7 Phospat (%) 0,0015-0,024 0,06 60 3,6
Total 78,7
SQI 61,93
Kategori Baik

Pada tabel 3 tekstur tanah pada tambak 1 mempunyai jenis tanah liat, dan diberi nilai 90
karena kandungan liatnya lebih dari 35%. Sehingga tingkat porositas tanah sangat baik.
Menurut Notohadiprawiro (1998), menyatakan apabila fraksi liat >35% tanah disebut bertekstur
liat. Bahan organik tanah mempunyai hasil 1,69-1,79% dan diberi nilai 80 karena menurut Tianren
MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
16

(1985), menyatakan bahwa nilai bahan organik tanah yang baik 2,5 %. Jadi dapat disimpulkan
bahwa nilai bahan organik tanah pada tambak 1 dalam keadaan yang cukup baik. Potensi redoks
diberikan nilai 90 karena hasilnya mempunyai nilai yang positif berkisar antara (+134) sampai (+174)
menurut Tianren (1987), menyatakan bahwa niali redoks yang baik adalah mempunyai nilai Eh
posotif. Potensial redoks dinyatakan posotif karena tanah dalam kondisi aerobik (terdapat oksigen)
sehingga dapat digunakan untuk proses dekomposisi. Kapasitas tukar kation tanah (KTK)
diberikan nilai 60, karena kisaran nilai KTK yang didapat adalah 52,02-56,50 meq/100g.
Menurut Tianren (1985) menyatakan bahwa nilai yang baik bagi KTK yaitu > 100 meq/100g, jadi
dapat disimpulkan bahwa nilai KTK yang didapat dinyatakan dalam kondisi sedang. pH tanah
diberikan nilai 90 karena kisaran nilai yang didapatkan selama penelitian cenderung stabil yakni
7.Menurut Supratno (2006), pH tanah yang baik adalah 6,5-7,5. Nitrat diberikan nilai sebesar 60
dengan kisaran antara 0,24-0,50. Menurut Hardjowigeno (1993), kadar nitrat dengan nilai 0,21-
0,50% masih dapat dikatan dalam keadaan sedang. Phospat diberi nilai 60 karena nilainya berkisar
antara 15-24 ppm dan dapat dinyatakan phospat tanah dalam keadaan sedang karena menurut
Hardjowigeno (1993), kadar phospat yang sedang dalam tanah adalah berkisar antara 16-25ppm.

Tabel 4. Nilai Parameter Kelayakan Tanah Tambak 2
No Parameter Hasil Pengukuran Bobot Nilai Total Nilai
1 Tekstur tanah Liat 0,13 90 11,7
2 Bahan organik (%) 2,41-2,51 0,2 80 16
3 Potensial Redoks (mV) (+23)-(+160) 0,2 90 18
4 KTK (meq/100g) 58,23-64,08 0,13 60 7,8
5 pH tanah 7,1 0,2 85 17
6 Nitrat (%) 0,31-0,55 0,06 70 4,2
7 Phospat (%) 0,0016-0,0022 0,06 60 3,6
Total 78,3
SQI 61,30
Kategori Baik

Pada tabel 4 tekstur tanah pada tambak 2 mempunyai tekstur tanah tambak
mempunyai jenis tanah liat, dan diberi niali 90 karena kandungan liatnya lebih dari 35%.
Bahan organik tanah diberikan nilai 80 karena berkisar antara 2,41-2,51% yang menunjukkan
pada kondisi bahan organik tanah dalam keadaan sedang. Menurut Tianren (1985), menyatakan
bahwa niali bahan organik tanah yang baik 2,5%. Potensial redoks pada tanah diberikan nilai
sebesar 90 karena redoks memiliki nilai positif yaitu (+23) sampai (+160 mv), menurut Tianren
(1987), menyatakan bahwa niali redoks yang baik adalah mempunyai nilai Eh posotif. Sedangkan
kapasitas tukar kation tanah diberikan nilai 60 hal ini dikarenakan kisaran nilai KTK yang
didapatkan adalah 58,23-64,08 meq/100g, Menurut Tianren (1985), menyatakan bahwa nilai yang
baik bagi KTK yaitu > 100 meq/100g, jadi dapat disimpulkan bahwa nilai KTK yang didapat dapat
dinyatakan dalam kondisi sedang. pH tanah diberikan nilai 85 karena kisaran nilai yang
didapatkan selama penelitian cenderung stabil yakni 7,1. Menurut Supratno (2006), pH tanah
yang baik adalah 6,5-7,5. Nitrat diberikan nilai sebesar 70 karena menurut Hardjowigeno (1993),
kadar nitrat dengan nilai 0,31-0,55 masih dapat dikatan dalam keadaan sedang mendekati baik.
Phospat diberikan nilai 60 dengan kisaran nilai kandungan phospat dalam tanah antara 16,30-
22 ppm. Menurut Hardjowigeno (1993), menyatakan bahwa kandungan phospat yang sedang dalam
tanah adalah berkisar antara 16-25 ppm.

Tabel 5. Nilai Parameter Kelayakan Tanah Tambak 3
No Parameter Hasil Pengukuran Bobot Nilai Total Nilai
1 Tekstur tanah Liat 0,13 90 11,7
2 Bahan organik (%) 2,17-2,27 0,2 80 16
3 Potensial Redoks (mV) (+179)-(+185) 0,2 90 18
4 KTK (meq/100g) 65,74-64,66 0,13 60 7,8
5 pH tanah 7,0-7,1 0,2 85 17
6 Nitrat (%) 0,20-0,25 0,06 60 3,6
7 Phospat (%) 0,0010-0,0014 0,06 33 1,98
Total 76,08
SQI 57,88
Kategori Baik

MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
17

Pada tabel 5 penilaian parameter tekstur tanah pada tambak 3 dengan tekstur tanah
liat diberi nilai 90 karena kandungan liatnya lebih dari 35%. Sehingga tingkat porositas tanah
sangat baik. Bahan organik tanah diberi nilai 80 karena kisaran bahan organik tanah 2,17-2,27%
sedangkan kisaran yang baik untuk bahan organik tanah adalah 2,5%. Peranan bahan organik
dalam tanah menurut Soedijanto (1982), peranan bahan organik tanah sesuai dengan kegiatana
jasad-jasad renik antara lain adalah memberikan warna hitam coklat pada tanah, bahan organik
tanah juga mempengaruhi sifat-sifat fisis tanah, menaikkan nilai tukar kation tanah. sehingga
bahan organik tanah pada tambak 3 tergolong dalam kondisi yang baik. Potensial redoks
diberikan nilai 90 menurut Tianren (1987), menyatakan bahwa niali redoks yang baik adalah
mempunyai nilai Eh posotif. KTK diberikan nilai 60 karena tergolong dalam kisaran sedang yaitu
65,74 64,66 meq/100g. pH tanah diberikan nilai 85 karena pH tanah yang baik yaitu 6,5 - 7,5.
Nitrat diberikan nilai 60 karena mempunyai nilai berkisar antara 0,20-0,25% sehingga dapat
dinyatakan dalam keadaan sedang. Phospat dalam tanah diberikan niilai sebesar 33karena nilai
phospat yang didapat berkisar antara 10-14, karena menurut Hardjowigeno (1993), menyatakan
bahwa kisaran nilai 10-15 ppm dapat digolongkan dalam keadaan buruk sehingga kadar
phospat dalam tanah dapat dinyatakan dalam keadaan buruk.
Pada tabel 6 penilaian tekstur tanah pada tambak 4 dengan tekstur tanah liatdiberi nilai
90 karena kandungan liatnya lebih dari 35%. Sehingga tingkat porositas tanah sangat baik.
Bahan organik tanah diberi nilai 66 dengan kisaran 1,71-2,65 % dari hasil yang didapat
menyatakan bahwa bahan organik dalam kondisi sedang. Menurut Tianren (1985), menyatakan
bahwa nilai bahan organik tanah yang baik adalah 2,5 %. Potensial redoks diberikan nilai 90
karena nilai redoks positif. KTK diberikan nilai 60 karena tergolong dalam kisaran sedang yaitu
61,46-70,09 meq/100g menurut Tianren (1985), nilai KTK yang baik adalah >100. pH tanah
diberikan nilai 90 karena kisaran nilai yang didapatkan selama penelitian cenderung stabil yakni
7. Menurut Supratno (2006), pH tanah yang baik adalah 6,5-7,5. Nitrat diberikan nilai sebesar 60
karena nilai nitrat dalam kandungan tanah berkisar antara 0,18-0,30 % dan dapat dinyatakan
dalam keadaan sedang kadarnya dalam tanah. Menurut Hardjowigeno (1993), menuyatakan
bahwa kandungan nitrat dalam tanah dapat dikatakan dalam nilai yang sedang apabila berkisar
antara 0,21-0,50 %. Phospat dalam tanah diberikan nilai sebesar 30 karena dinyatakan dalam
keadaan buruk dengan kisaran nilai antara 30-32 ppm. Menurut Hardjowigeno (1993), phospat
dalam tanah dapat dinyatakan dalam keadaan baik apabila mempunyai nilai yang berkisar antara
7,90-12 ppm. Hasil dari keseluruhan data penilaian klas kelayakan pada 4 tambak dengan
menggunakan soil quality index (SQI) untuk tambak di Desa Tritunggal tertera pada Tabel 7.

Tabel 6. Nilai Parameter Kelayakan Tanah Tambak 4
No Parameter Hasil Pengukuran Bobot Nilai Total Nilai
1 Tekstur tanah Lempung berdebu 0,13 90 11,7
2 Bahan organik (%) 1,71-2,65 0,2 66 13,2
3 Potensial redoks (mV) (+102)-(+166)

0,2 90 18
4 KTK (meq/100g) 61,46-70,09 0,13 60 7,8
5 pH tanah 7,2-7,4 0,2 90 18
6 Nitrat (%) 0,18-0,30 0,06 30 1,8
7 Phospat (%) 0,0007-0,0012 0,06 30 1,8
Total 74,1
SQI 54,90
Kategori Baik

Tabel 7. Hasil Penilaian Kelayakan Tanah Tambak
Tambak Parameter Tanah
Nilai SQI Kategori
1 61,93 Baik
2 61,30 Baik
3 57,88 Baik
4 54,90 Baik

Hasil penilaian kelayakan tanah tambak secara keseluruhan dapat dinyatakan dalam
kondisi baik, yang berarti kondisi tanah layak untuk lahan budidaya. Tanah dengan kondisi baik
atau layak ini lebih muda untuk pengelolaan tanahnya dan hasil produktifitasnya akan baik jika
tanah dikelolah dengan baik. Dalam upaya peningkatan produksi tanah tambak dapat dilihat dari
parameter yang memenuhi standart bagi pemanfaatan budidaya.
MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
18

Analisis Kelayakan Kualitas Air Tambak Berdasarkan Nilai Water Quality Index (WQI)
Penilaian kualitas air tambak tambak 1 parameter orthofosfat diberi nilai 80 karena hasil
yang didapatkan menurut Agus (2008), menyatakan bahwa nilai phospat yang baik diperairan
antara 0,031-0,05mg/l. Nitrat diberi nilai 80 karena hasil yang didapat cukup baik menurut
Supratno (2006), 1,9-2,0 dan >2,0. Oksigen terlarut diberi nilai 90 karena kisaran nilai DO yang
didapat >4 kadar oksigen terlarutnya telah mendekati optimal dan dengan melimpahnya oksigen
di perairan tambak maka organisme budidaya dapat beraktivitas lebih banyak dan siklus aerob
pun berjalan lancar. Suhu air diberi nilai 90 karena suhu yang baik bagi perairan berkisaran
antara 25-30
o
C dan jika melebihi dari itu maka aktivitas organisme dalam pernafasan dapat
berlangsung cepat sehingga mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan nantinya. pH air
diberi nilai 90 karena pH yang baik untuk perairan adalah 7,4-8,5. Tom diberikan nilai 80 karena
nilai TOM yang baik untuk perairan adalah <20. CO
2
diberi nilai 33 karena mempunyai kadar CO
2

yang sangat tinggi >10. Effendi (2003), menjelaskan bahwa perairan yang diperuntukkan bagi
kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas <5 mg/l. Amonia
diberi nilai 80 karena amonia dalam keadaan sedang, kadar amonia yang dinyatakan sedang
diperairan berkisar antara 0,027-0,250. Densitas fitoplankton diberikan nilai 25 karena kelimpahan
fitoplankton <2,105 cel/ml. Keragaman fitoplankton diberikan nilai 50 karena nilai yang didapatkan
lebih dari satu. Kecerahan diberi nilai 80 karena nilai kecerahan tergolong dalam keadaan yang
baik.
Hasil perhitungan dan peneraan parameter kualitas air yang merupakan variabel penentuan
kelayakan tambak dari tambak 1, 2, 3 dan 4 secara berurutan tersaji pada Tabel 8, 9, 10, 11.

Tabel 8. Nilai Parameter Kelayakan Kualitas Air Tambak 1
No Parameter Pengukuran Bobot Nilai Nilai Total
1 Kecerahan (cm) 21,40 0,04 80 3,2
2 Suhu (
o
C) 29-31 0,08 90 7,2
3 Oksigen terlarut (mg/L) 6,1-7,7 0,12 90 10,8
4 CO
2
bebas (mg/L) 0-6 0,08 90 7,2
5 pH 8,6-9 0,12 80 9,6
6 Nitrat (mg/L) 0,984-5,16 0,12 80 9,6
7 Orthofosfat (mg/L) 0,078-0,124 0,12 80 9,6
8 Amonia (mg/L) 0,08-0,74 0,08 70 5,6
9 TOM (mg/L) 7,70-22,12 0,08 80 6,4
10 Densitas fitoplankton (cel/ml) 2.10
5
-1.10
6
0,08 25 2
11 Diversitas fitoplankton (H) 0,54-1,71 0,08 50 4
Total 75,2
WQI 56,55
Kategori Baik

Tabel 9. Nilai Parameter Kelayakan Kualitas Air Tambak 2
No Parameter Pengukuran Bobot Nilai Nilai Total
1 Kecerahan (cm) 21-50-30 0,04 90 3,6
2 Suhu (
o
C) 32 0,08 90 7,2
3 Oksigen terlarut (mg/L) 6,5-7,76 0,12 90 10,8
4 CO
2
bebas (mg/L) 0-5 0,08 90 7,2
5 pH 8,5-10 0,12 70 8,4
6 Nitrat (mg/L) 0,584-7,052 0,12 70 8,4
7 Orthofosfat (mg/L) 0,120-0,170 0,12 80 9,6
8 Amonia (mg/L) 0,12-0,73 0,08 80 6,4
9 TOM (mg/L) 4-18,96 0,08 70 5,6
10 Densitas fitoplankton (cel/ml) 6.10
4
-7.10
5
0,08 33 2,6
11 Diversitas fitoplankton (H) 0,92-0,96 0,08 30 2,4
Total 72,2
WQI 52,12
Kategori Baik

Penilaian kualitas air tambak 2 parameter orthofosfat diberi nilai 80 karena hasil yang
didapatkan hasil yang didapatkan menurut Agus (2008), menyatakan bahwa nilai phospat yang
baik diperairan antara 0,031-0,05mg/l. Nitrat diberi nilai 70 karena hasil yang didapat dalam kisaran
MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
19

sedang menurut Supratno (2006), menyatakan bahwa kisaran nilai nitrat dalam kondisi sedang
adalah antara 1,0-1,9mg/l. Phosphat diberi nilai 80 karena termasuk dalam kategori baik menurut
Agus (2008), phospat termasuk dalam kategori baik pada kisaran 0,031-0,05. Oksigen terlarut diberi
nilai 90 karena kisaran nilai DO yang didapat >4 kadar oksigen terlarutnya telah mendekati
optimal dan dengan melimpahnya oksigen di perairan tambak maka organisme budidaya dapat
beraktivitas lebih banyak dan siklus aerob pun berjalan lancar.
Suhu air diberi nilai 90 karena suhu yang baik bagi perairan berkisaran antara 25-30
o
C dan jika melebihi dari itu maka aktivitas organisme dalam pernafasan dapat berlangsung
cepat sehingga mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan nantinya. pH air diberi nilai 80
karena pH yang baik untuk perairan adalah 7,4-8,5. TOM diberikan nilai 70 karena nilai TOM
berada pada kisaran cenderung baik dan cenderung sedang. CO
2
diberi nilai 30 karena mempunyai
kadar CO
2
yang sangat tinggi >10. Effendi (2003), menjelaskan bahwa perairan yang
diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas
<5 mg/l. Amonia diberi nilai 80 karena amonia dalam keadaan sedang, kadar amonia yang
dinyatakan sedang diperairan berkisar antara 0,027-0,250.
Densitas fitoplankton diberikan nilai 33 karena kelimpahan fitoplankton <2.105 cel/ml.
Keragaman fitoplankton diberikan nilai 30 karena nilai yang didapatkan kurang dari satu.
Kecerahan diberi nilai 90 karena nilai kecerahan tergolong dalam keadaan yang baik.

Tabel 10. Nilai Parameter Kelayakan Kualitas Air Tambak 3
No Parameter Pengukuran Bobot Nilai Nilai Total
1 Kecerahan (cm) 19,50-29,50 0,04 90 3,6
2 Suhu (
o
C) 32 0,08 90 7,2
3 Oksigen terlarut (mg/L) 6,2-7,1 0,12 90 10,8
4 CO
2
bebas (mg/L) 5-6,48 0,08 60 4,8
5 pH 8-8,2 0,12 90 10,8
6 Nitrat (mg/L) 0,542-2,279 0,12 70 8,4
7 Orthofosfat (mg/L) 0,032-0,173 0,12 70 8,4
8 Amonia (mg/L) 0,09-0,13 0,08 70 5,6
9 TOM (mg/L) 4,42-9 0,08 70 56
10 Densitas fitoplankton (cel/ml) 3.10
4
-10.10
4
0,08 27 2,16
11 Diversitas fitoplankton (H) 0,50-0,75 0,08 90 7,2
Total 74,56
WQI 55,59
Kategori Baik

Penilaian kualitas air tambak 3 parameter orthofosfat diberi nilai 70 karena hasil yang
didapatkan saat penelitian dalam kisaran baik untuk perairan menurut Agus (2008), phospat
termasuk dalam kategori baik pada kisaran 0,031-0,05mg/l. Nitrat diberi nilai 70 karena hasil yang
didapat dalam kisaran sedang menurut Supratno (2006), menyatakan bahwa kisaran nilai nitrat
dalam kondisi sedang adalah antara 1,0-1,9 mg/l. Oksigen terlarut diberi nilai 90 karena kisaran nilai
DO yang didapat >4 kadar oksigen terlarutnya telah mendekati optimal dan dengan
melimpahnya oksigen di perairan tambak maka organisme budidaya dapat beraktivitas lebih
banyak dan siklus aerob pun berjalan lancar.
Suhu air diberi nilai 90 karena suhu yang baik bagi perairan berkisaran antara 25-30
o
C dan jika melebihi dari itu maka aktivitas organisme dalam pernafasan dapat berlangsung
cepat sehingga mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan nantinya. pH air diberi nilai 90
karena pH yang baik untuk perairan adalah 7,4-8,5. TOM diberikan nilai 30 karena nilai TOM
berada pada kisaran cenderung berlebih yaitu >40. CO2 diberi nilai 30 karena mempunyai kadar
CO
2
yang sangat tinggi >10. Effendi (2003), menjelaskan bahwa perairan yang diperuntukkan bagi
kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas < 5 mg/l.
Amonia diberi nilai 66 karena amonia dalam keadaan sedang, kadar amonia yang dinyatakan
sedang diperairan berkisar antara 0,027-0,250.
Densitas fitoplankton diberikan nilai 25 karena kelimpahan fitoplankton <2.105 cel/ml.
Keragaman fitoplankton diberikan nilai 27 karena nilai yang didapatkan kurang dari satu. Kecerahan
diberi nilai 90 karena nilai kecerahan tergolong dalam keadaan yang baik.


MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
20

Tabel 11. Nilai Parameter Kelayakan Kualitas Air 4
No Parameter Pengukuran Bobot Nilai Nilai Total
1 Kecerahan (cm) 19,50-29,50 0,04 80 3,2
2 Suhu (
o
C) 32 0,08 90 7,2
3 Oksigen terlarut (mg/L) 5,7-6,6 0,12 90 10,8
4 CO
2
bebas (mg/L) 4-7 0,08 60 4,8
5 pH 8-8,4 0,12 90 10,8
6 Nitrat (mg/L) 0,606-4,558 0,12 80 9,6
7 Orthofosfat (mg/L) 0,096-0,264 0,12 80 9,6
8 Amonia (mg/L) 0,08-0,38 0,08 70 5,6
9 TOM (mg/L) 5,05-7,58 0,08 70 5,6
10 Densitas fitoplankton (cel/ml) 8.10
3
-3.10
4
0,08 30 2,4
11 Diversitas fitoplankton (H) 0,63-0,79 0,08 80 6,4
Total 76
WQI 57,76
Kategori Baik

Penilaian kualitas air tambak 4 parameter orthofosfat diberi nilai 80 karena hasil yang
didapatkan saat penelitian dalam kisaran baik untuk perairan menurut Agus (2008), phospat
termasuk dalam kategori baik pada kisaran 0,031-0,05 mg/l. Nitrat diberi nilai 80 karena hasil yang
didapat dalam kisaran baik cenderung sedang menurut Supratno (2006), menyatakan bahwa
kisaran nilai nitrat dalam kondisi sedang adalah antara 1,0-1,9 mg/l. Oksigen terlarut diberi nilai 90
karena kisaran nilai DO yang didapat >4 kadar oksigen terlarutnya telah mendekati optimal dan
dengan melimpahnya oksigen di perairan tambak maka organisme budidaya dapat beraktivitas
lebih banyak dan siklus aerob pun berjalan lancar.
Suhu air diberi nilai 90 karena suhu yang baik bagi perairan berkisaran antara 25-30
o
C
dan jika melebihi dari itu maka aktivitas organisme dalam pernafasan dapat berlangsung cepat
sehingga mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan nantinya. pH air diberi nilai 90 karena
pH yang baik untuk perairan adalah 7,4-8,5. TOM diberikan nilai 80 karena nilai TOM berada pada
kisaran cenderung baik dan cenderung sedang. CO
2
diberi nilai 30 karena mempunyai kadar CO
2

yang sangat tinggi >10. Effendi (2003), menjelaskan bahwa perairan yang diperuntukkan bagi
kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas <5 mg/l. Amonia
diberi nilai 80 karena amonia dalam keadaan sedang, kadar ammonia.
Densitas fitoplankton diberikan nilai 25 karena kelimpahan fitoplankton <2.105 cel/L.
Keragaman fitoplankton diberikan nilai 30 karena nilai yang didapatkan kurang dari satu.
Kecerahan diberi nilai 80 karena nilai kecerahan tergolong dalam keadaan yang baik. Sehingga
dari keseluruhan data hasil penilaian klas kelayakan pada 4 tambak dengan menggunakan water
quality index (WQI) di Desa Tritunggal tertera pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Penilaian Kelayakan Kualitas Air
Tambak
Parameter
Nilai WQI Kategori
1 56,55 Baik
2 52,12 Baik
3 55,59 Baik
4 57,76 Baik

Pada tambak 1, 2 dan 4 dikategorikan dalam keadaan baik, sedangkan tambak 3
dikategorikan dalam keadaan sedang. Hasil penelitian kualitas air secara keseluruhan dapat
dinyatakan dalam kondisi baik, yang berarti kondisi tanah dapat dilakukan pengelolaan kualitas
air yang lebih baik sehingga dapat mendapatkan hasil yang maksimal/produktifitasnya tinggi.

Hasil Analisis Evaluasi Kelayakan Tambak Penelitian
Hasil penilaian klas kelayakan dengan soil quality index didapatkan bahwatanah tambak 1,
2, 3, 4termasuk dalam kategori baik dengan nilai berturutturut adalah 61,93; 61,30; 57,88; 54,90 yang
berarti keadaan tanah tambak dalam keadaan baik. Dan dari hasil penilaian klas kelayakan pada
kualitas air dengan water quality index untuk tambak secara keseluruhan didapatkan dalam
kondisi baik dengan nilai yang didapatkan untuk tambak 1, 2, 3, 4 secara berturut-turut adalah 56,55;
52,12; 55,59; 57,76. Jadi dapat dilihat rata-rata dari keseluruhan nilai SQI dan WQI dapat dilihat
pada tabel 19 sebagai berikut:
MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013
21

Tabel 13. Rata-rata Nilai SQI dan WQI
Kondisi 1 2 3 4
Tanah tambak 61,93 61,3 57,88 54,90
Air tambak 56,55 52,12 55,59 57,76
Rata-rata 59,24 56,71 56,73 56,33

Berdasarkan data tersebut diatas, kondisi kelayakan tambak tradisional di Desa
Tritunggal berdasarkan kondisi biofisiknya termasuk dalam kategori baik, yang berarti kondisi
tambak dapat dilakukan pengelolaan kualitas tanah yang lebih baik sehingga mendapatkan hasil
yang produksi yang maksimal, karena tanah merupakan kunci keberhasilan tambak dan kualitas
tanah sangat mempengaruhi kualitas air. Dari hasil penelitian didapatkan urutan tambak dari
yang terbaik yaitu dimulai dari tambak 1, tambak 3, tambak 2 dan tambak 4.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapangan dan pengambilan sampel tanah dan air di tambak
tradisional Desa Tritunggal, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kondisi tanah tambak 1,2,3,4 termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan penilaian
menggunakan soil quality index didapatkan hasil tekstur tanah dalam keadaan baik dengan
tekstur liat (70-82%). pH tanah dalam keadaan baik (7,0-7,4). Bahan organik tanah dalam
keadaan baik (1,69-2,65). Potensial redoks tanah dalam keadaan baik karena mempunyai nilai
redoks positif. Kapasitas tukar kation dalam keadaan sedang (52,02-70,09). Nitrat dalam
keadaan sedang (0,20-0,55). Dan yang terakhir adalah phospat yang masuk dalam kategori
sedang (10-24).
2. Kondisi kualitas air tambak 1,2,3,4 termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian
menggunakan water quality index didapat hasil kecerahan air tambak dalam kategori sedang
(19,40-30). Suhu air tambak masuk dalam kategori baik (29-32), oksigen terlarut termasuk
pada kategori baik (5,7-7,76), karbondioksida bebas masuk dalam kategori baik (0-7), pH
dalam keadaan baik (8-10). Nitrat dapat digolongkan dalam kategori sedang (0,541-7,052),
orthofosfat termasuk dalam kategori buruk (0,078-0,264), amonia dalam kategori buruk (0,08-
0,74) dan yang terakhir TOM termasuk dalam kategori baik (4-22,12).
3. Secara keseluruhan nilai soil quality index/water quality index termasuk dalam kategori baik.
Dan untuk mendapatkan hasil produksi panen yang maksimal perlu adanya pengelolaan
kualitas tanah dengan baik. Dengan adanya kualitas tanah yang baik maka juga akan
mempengaruhi kualitas air menjadi baik pula.

Saran
Berdasarkan data hasil kondisi tanah yang diperoleh, untuk memperbaikinya maka perlu
dilakukan pengolahan tanah yang lebih baik daripada sebelumnya misalnya dengan revitalisasi,
pembalikan tanah dan pengeringan tanah untuk mengurangi bahan organik tanah yang terlampau
banyak. Atau dapat dilakukan peristirahatan penggunaan tambak 4 bulan atau 1 periode budidaya
agar kondisi tambak tidak mengalami penurunan secara terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, M. 2008. Analisis Carrying Capacity Tambak pada Sentra Budidaya Kepiting Bakau (Scilla
sp) di Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. TESIS. Universitas Diponegoro. Semarang.
Effendi, H . 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.
Kanisius. Jogjakarta.
Hardjowigeno,S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. CV. Akademika Pressindo.Jakarta.
Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Pamungkas, C.B. 2010. Profil Wirausahawan di Bidang Agribisnis. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang.
Supratno, T.K.P. 2006. Evaluasi Lahan Tambak Wilayah Pesisir Jepara Untuk Pemanfaatan
Budidaya Ikan Kerapu. Tesis. Fakultas Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang.
Tianren, Y. 1985. Physical Chemistry of Paddy Soils. Science Press. Beijing and Springer-
Verlag, Berlin.

Anda mungkin juga menyukai