Anda di halaman 1dari 40

BAB IX

Respirologi Anak
dr. Devie Kristiani, M.Sc, Sp.A
Pencatat : Yosef
Editor : Meliana
QC : Vinaldee

Fakta Batuk Pilek Pada Anak


● Burden → Keluhan yang paling sering dijumpai pada pasien anak. Indonesia: 40-60%.
● Frekuensi → Anak < 2 tahun : 2-8 episode/tahun.
● Etiologi → Infeksi bakteri : 0,5 - 10 %, virus yang paling sering ditemukan:
rhinovirus, RSV, influenza.
● Durasi → Bisa berlangsung sampai 2 minggu.
● Terapi → Hati-hati OTC pada anak < 4 tahun.

Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA)


● Infeksi saluran napas atas :
Sinusitis, Rhinitis, Faringitis,
Epiglottitis, Laringitis.
● Infeksi saluran napas bawah :
Trakeitis, Bronkitis, Bronkiolitis,
Pneumonia.
● Batas untuk saluran nafas atas dan
bawah → laring

Pembagian berdasarkan durasi batuk


● Batuk berdasar lamanya:
○ Akut: < dari 2 minggu
■ Common cold
■ Influenza
■ Infeksi saluran napas atas
○ Sub akut: > 4 minggu (ambil foto dada, bila normal, observasi sampai 6-
8 minggu)
○ Kronik: > 8 minggu
■ Asma
■ GERD
■ TBC
■ Penyakit Jantung
■ Sinusitis

Alur Diagnosis Batuk Kronik Pada Anak

● Anak batuk 2 minggu tidak sembuh → dilakukan rontgen dada


○ Kalau hasilnya normal, kemungkinan bisa mengarah ke ⇒ paranasal sinusitis,
asma, GERD
○ Kalau tidak normal, bisa mengarah ke ⇒ benda asing, kistik fibrosis, ciliary
dyskinesia, congenital abnormalities, TB, HIV, pneumonia, pertussis,
chlamydia, cytomegalovirus, autoimmune disease.
● Gerd paling sering pada anak

Macam infeksi saluran nafas dan etiologinya

● Common cold (saluran nafas atas) - rhinoviruses, coronavirus, adenovirus,


myxoviruses, echoviruses, coxsackie A, dan B. echoviruses, M. pneumoniae, C.
pneumonia.
● Faringitis → adenovirus, HSV, coxsackieviruses, S. pyogenes, C. diphtheriae.
● Otitis media → S. Pneumonia, H. Influenza, M. catarrhalis ⇒ sering disebabkan
karena bakteri, maka bisa diberikan antibiotik.
● Sinusitis → S. Pneumonia, H. Influenza ⇒ maka bisa diberikan antibiotik.
● Croup (laryngo-tracheo bronkitis akut)→ parainfluenza viruses, respiratory syncytial
virus ⇒ kalau terjadi edema maka bisa menyebabkan sesak nafas berat
● Epiglottitis → H. Influenza ⇒ kalau terjadi edema, nnti bisa menyebabkan sesak
nafas berat.
● Whooping cough → bordetella pertussis.
● Bronchitis → parainfluenza viruses, respiratory syncytial virus, influenza viruses, M.
pneumoniae, C. Pneumoniae.
● Bronkiolitis (hanya terjadi di anak usia <2 tahun) → respiratory syncytial virus.
● Karies dental → S. mulans.
● Thrush (penumpukan jamur) → C. Albican.
● Trench mouth → treponema vincentii, fusobacterium fusiforme.
● Stomatitis → HSV.
● Pneumonia → pneumokokus, H. Influenza, mycoplasma ⇒ bisa diberikan antibiotik.

Common cold, influenza, atau COVID-19?

Terapi
● Dalam menentukan terapi pada pasien anak, perlu diingat bahwa anak bukanlah
“little adults”
● Bentuk anatomi anak dan dewasa itu ada yang berbeda”
Jalan nafas atas (anak vs dewasa)
Terdapat beberapa struktur pada anak yang berbeda dengan orang dewasa → menyebabkan
anak” sering mengalami sesak nafas, seperti:
● Nasofaring lebih kecil, mudah oklusi saat ada infeksi.
● Pertumbuhan cepat jaringan limfoid tonsil dan adenoid.
● Nares kecil, mudah tersumbat → kalau produksi sekret atau lendir yang berlebih, anak
jadi susah nafas dan mengganggu minum ASI.
● Rongga mulut kecil dan lidah relatif besar, mudah obstruksi.
● Epiglotis lebih panjang dan lembek, sehingga mudah obstruksi bila meradang
● Letak laring dan glotis lebih tinggi sehingga mudah terjadi aspirasi.
● Kartilago leher lebih lembek, sehingga mudah kolaps.
● Lebih sedikit otot jalan nafas yang fungsional, sehingga tidak bisa
mengkompensasi saat ada edema atau spasme.
Jalan nafas bawah
● Otot napas anak lebih lemah dibandingkan orang dewasa, sehingga batuk lebih
tidak efektif dibanding orang dewasa.
● Jumlah jaringan lunak yang lebih besar.
● Trakea yang lebih pendek dengan bifurkasi trakea di level T3 (pada anak”),
sedangkan pada orang dewasa berada di T6.
● Diameter saluran nafas pada anak lebih kecil.

Obat batuk
Yang sering dijumpai di pasaran

Kelas terapi dan Sifat


cara kerja
Contoh Cara kerja Efek samping

Mukolitik Guaifenesin, Meningkatkan ● Mual/muntah


Ambroxol, Ipekak, sekresi bronkus ● Blokade
Ammonium klorida saluran nafas
pada bayi atau
anak kecil
N-asetilsistein Memutus ikatan ● Bronkospasm
Ekspektoran sulfhidril mukus e
sehingga menjadi ● Gangguan GIT
lebih encer ● Mengurangi
efek di
antibiotik
tertentu

Erdosteine ● Mengencerkan Rasa tidak nyaman


dahak di lambung
● Memiliki efek
antioksidan

Antitusif Codeine Menekan Refleks Muntah, konstipasi,


batuk medula palpitasi, ataksia,
oblongata somnolen

Levodropropizine Antitusif perifer Tidak nyaman di


lambung,
mengantuk

Dekstrometorfan Menekan refleks Depresi CNS,


batuk medulla gangguan saluran
oblongata cerna

Beta-2 agonis Salbutamol, Bronkodilator ● Palpitasi,


(asma dan alergi) Prokaterol ● Gemetar,
● Nyeri Kepala,
● Kram Otot.

● Beta-2 agonis tidak bermanfaat pada batuk yang


disebabkan oleh infeksi saluran nafas tanpa mengi
● Beta-2 agonis dapat diberikan pada batuk karena
reactive/asma.

NOTE:
● Pada anak”, jangan terlalu sering diberikan obat batuk, karena batuk
merupakan salah satu refleks protektif untuk mengeluarkan lendir.
● Hati” kalau mau memberi obat golongan antitusif pada anak (lebih tidak
disarankan) → sifat antitusif adalah menekan refleks batuk ⇒ takutnya kalau anak
diberikan antitusif, refleks batuk akan berkurang atau tidak bekerja secara optimal →
efek protektif menjadi berkurang → resiko peningkatan terjadinya infeksi.
● Mukolitik dan ekspektoran → diberikan hanya pada anak yang lebih besar.

Obat pilek
Yang sering dijumpai di pasaran

Kelas terapi dan Sifat


cara kerja
Contoh Cara kerja Efek samping

Simpatomimetik ● Efedrin, Konstriksi ● Rebound


topikal (tetes ● Oxymetazoline pembuluh darah effect
hidung ● phenylephrine dan mengurangi ● Penyerapan
edema mukosa sistemik
pada bayi /
anak kecil

Simpatomimetik ● Phenylephrine Vasokonstriksi ● Berdebar -


oral ● Pseudoefedrina sistemik debar
● Oxymetazoline mengurangi ● Pseudoefed
edema mukosa rin memiliki
rentang
keamanan
tertinggi

Phenylpropanolamine Efek ● Gangguan


simpatomimetik psikiatri,
indirek ● Halusinasi,
● Agresif
sampai
kejang

Antihistamin ● Chlorpheniramine Menghambat ● Sedasi,


● Triprolidine pengeluaran ● Gangguan
● Cetirizine histamine pada perilaku
proses alergi ● Halusinasi,
● Agitasi

NOTE:
- Menurut WHO dan penelitian, untuk obat pilek itu sifatnya tidak
menyembuhkan, tetapi hanya mengurangi gejalanya saja dan hati” terkait efek
samping obat (lihat tabel atas) - dr. Devie.
- Pemberian obat batuk pilek kelas simpatomimetik → secara label dapat diberikan pada
usia anak > 2 tahun → karena ada pertimbangan efek samping obat - dr. Devie

(PPT Tahun lalu)


Erdosteine
Bukti” ilmiah terapi erdostein
● Derivat thiol dengan efek mukolitik dan antioksidan.
● Menurunkan keparahan batuk dan mengencerkan dahak lebih efektif
dibandingkan ambroxol.
● Penelitian pada anak : kombinasi erdostein dengan amoksisilin efektif.

Levodropropizine
Bukti ilmiah terapi pada anak
● Antitusif perifer
● Non opioid
● Modulasi neuropeptida sensorik jalan napas
(Kuliahnya lanjut disini)
Terapi non-farmakologis
Untuk mengatasi batuk pilek

Meningkatkan Asupan Cairan Penggunaan Uap Panas

● Mengencerkan sekret saluran ● Bukti ilmiah bervariasi.


napas secara aman. ● Kurang efektif.
● Tidak ada efek samping. ● Berbahaya → hati” bisa terjadi luka
● Efektif. bakar
● Direkomendasikan pada semua ● Tidak dianjurkan pada bayi/anak
bayi/anak yang batuk pilek. kecil
● Pada pasien asma bisa
menyebabkan bronkospasme.

Lemon dan Madu

● Efektif meredakan gejala batuk pilek


● Murah, aman
● Sangat disarankan pada anak
● Madu hanya untuk usia 1 tahun ke atas !!

Tetes Hidung normal saline Minuman Hangat

● Efektif mengencerkan lendir ● Bisa melancarkan aliran sekret


hidung. hidung.
● Meredakan hidung tersumbat. ● Memiliki efek ekspektoran.
● Aman bila tepat. ● Aman dan efektif untuk bayi/anak
● Bila terlalu banyak akan kecil.
menyebabkan aspirasi.
● Boleh untuk bayi/anak kecil

Bagaimana dengan steroid?


Apa indikasi pemberian steroid pada infeksi saluran nafas anak?
● Jangan berikan steroid pada infeksi saluran napas biasa
● Pemberian steroid jangka pendek berguna untuk asma eksaserbasi akut → untuk
mengurangi inflamasi akibat reaksi alergi.
● Steroid juga direkomendasikan untuk croup (laryngotracheobronchitis akut) :
mengurangi edema saluran napas.
● Penggunaan steroid tidak tepat akan berpotensi menimbulkan efek samping.

Kapan diperlukan antibiotik


● Kondisi klinis memburuk.
● Penyakit berat atau komplikasi → pneumonia, mastoiditis, peritonsillar abses,
komplikasi intrakranial.
● Komorbid berat → penyakit jantung/ginjal/hati/neuromuskuler berat,
immunocompromised.
● ISP dengan etiologi bakterial → faringitis bakterial, pertusis, sinusitis, otitis media
purulenta.

Faringitis: Viral atau Bakterial?


● Penting juga untuk mengetahui perbedaan faringitis akibat bakteri dan virus → kalau
penyebabnya karena virus jangan diberikan antibiotik → nanti bisa menyebabkan
resistensi.

Lihat gambar diatas untuk membedakan viral dan bakterial

Infeksi Bakteri Infeksi Virus

● Uvula membengkak ● Tonsil merah membengkak


● Whitish spots (ada pus / eksudat) ● Tenggorokan kemerahan
→ ciri khas bakterial.
● Tonsil merah membengkak
● Tenggorokan kemerahan
● Lidah kotor.

Strep throat
● Disebabkan oleh Streptokokus β hemolitikus grup A (Streptococcus pyogenes).
● Penting untuk mengenali faringitis oleh karena streptokokus ⇒ bisa mengalami
resiko demam rematik, jantung rematik, peritonsiler, abses, dan glomerulonefritis.
● Diagnosis pasti → kultur atau test rapid strep-test.
● Ada gambaran warna putih → eksudat (pus / nanah) ⇒ infeksi bakteri
● Tonsil bengkak dan merah, petekie (bintik” merah) di dinding langit.

FARINGITIS OLEH STREPTOKOKUS


(Hati” sangat mirip dengan campak dan penyakit kawasaki)
Oleh karena rapid antigen test atau strep test jarang dijumpai di Indonesia, maka inilah
beberapa gambaran klinis yang bisa digunakan untuk membedakannya dengan
faringitis virus (selain gambaran faring/tonsil)

Gejala dan tanda” klinis


● Lidah kotor atau putih

● Ruam Skarlatina
○ Tidak semua pasien mengalami ruam ini
○ Ruam skarlatina → dinamakan scarlet fever
○ Khas:

■ Sandpaper→ merah dan kulit kasar (gambar kiri)


■ Pastia’s line → garis merah di lipatan siku (gambar kanan)
● Nyeri tenggorokan lebih menonjol, Tanpa batuk pilek !!
● Limfadenopati.
● Usia : 5-15 tahun.

Alur diagnosis Faringitis Streptokokus


Kriteria penilaian

Gejala score

Tidak ada batuk 1

Ada 1
pembengkakan
nodul anterior
cervical

Suhu > 38oC 1

Ada eksudat atau 1


pembengkakan di
tonsilar

Umur

3 – 14 tahun 1

15 – 44 tahun 0

> 45 tahun -1

Penjelasan:
● Score < 0 – 1 → tidak perlu
● Score 1 – 3 → kultur tenggorokan atau RADT
● Score ≥4 → kemungkinan disebabkan strep ⇒ antibiotik empiris

Antibiotik untuk Faringitis Streptokokus


Obat dan rutenya Dosis Durasi Efek obat

Penisilin V, oral ● Anak”: 250 mg, 10 hari Kuat dan tinggi


sehari 2-3 kali.
● Remaja dan
Dewasa : 250
mg, sehari 4
kali atau 500
mg, 2 kali
sehari.

Amoksisilin, oral ● Anak” : 50 10 hari Kuat dan tinggi


mg/kgBB,
sehari sekali
(maksimalnya:
1000 mg)
ATAU
● 25 mg/kgBB,
sehari 2 kali
(maksimal 500
mg)

Benzathine ● BB < 27 kg: 1 dosis Kuat dan tinggi


penicillin G, IM 600.000 IU
● BB ≥ 27 kg:
1.200.000 IU

Untuk pasien yang alergi penisilin


Cephalexin, oral 20 mg/kg/dose, 10 hari Kuat dan tinggi
sehari 2 kali
(maksimal 500
mg/dose)

Cefadroxil, oral 30 mg/kgBB, sehari 10 hari Kuat dan tinggi


1 kali (maksimal
1000 mg)

Clindamycin, oral 7 mg/kgBB, sehari 10 hari Kuat dan sedang


3 kali (maksimal
300 mg/dose)

Azithromycin, oral 12 mg/kgBB, sehari 5 hari Kuat dan sedang


sekali (maksimal
500 mg)

Clarithromycin, oral 7,5 mg/kg/dose, 10 hari Kuat dan sedang


sehari 2 kali
(maksimal 250
mg/dose)

PERTUSIS
“Kenali pertusis pada anak karena komplikasi berat”
● Pertusis masih ada sampai saat ini.
● Komplikasi berat pada bayi < 6 bulan terutama yang tidak diimunisasi
○ Lama batuknya bisa berlangsung 2 bulan.
● Pilihan antibiotik (golongan macrolide) : Azitromisin, Eritromisin, atau
Chlarithromycin.
● Penyakit > 6 minggu.
● Stadium dibagi menjadi 3, yaitu:
○ Kataral → tidak bisa dibedakan dengan infeksi saluran nafas lain.
○ Paroksismal → batuk intens sampai beberapa menit, whooping sound (nafas
dalam), bayi < 6 bulan: apnea
○ Konvalesen → batuk kronik sampai beberapa minggu.
● Gejala awal menyerupai common cold
● Komplikasi:
○ Perdarahan subkonjungtiva,
○ Petechiae wajah (saking beratnya batuk),
○ Hipoksia,
○ Dehidrasi.

Red flag pertusis (BISA KELUAR


UJIAN ⭐⭐⭐)
“Tanda bahaya infeksi saluran nafas
pada anak”
Karena perbedaan anatomi dan
karakteristik saluran nafas pada
anak, menyebabkan anak lebih
rentan sesak nafas.
● Sesak nafas.
● Kondisi umum lemah.
● Gangguan hemodinamik.
● Tidak mampu minum.
● Komorbid berat.
● Kejang.

Edukasi pada orang tua


● Berikan cukup asupan cairan
● Hati” membeli obat batuk pilek yang dijual bebas untuk bayi atau anak kecil
● Ajari orang tua untuk mengenali adanya tanda perburukan: sesak nafas,
dehidrasi.
BRONKIOLITIS
“Peradangan bronkiolus pada anak usia < 2 tahun”
Penyebab
● Infeksi virus, paling sering: RSV (respiratory syncytial
virus)
Gejala klinis
● Diawali oleh batuk pilek.
● Dalam 3-7 hari terjadi napas berbunyi, suara lendir, dan
kadang-kadang wheezing (mengi).
● Demam.
● Bisa memburuk menyebabkan sesak napas dan gejalanya mirip dengan
pneumonia.
Penunjang
● Lab : tidak khas
● Foto dada :
○ Hiperinflasi pulmo,
○ Diafragma mendatar,
○ Bisa disertai atelektasis.
Terapi
● Bisa diberikan terapi suportif → asupan cairan, nutrisi yang cukup
● Berikan oksigen jika ada sesak nafas.

PNEUMONIA
“Kalau bronkiolitis masih berlanjut bisa berakibat
menjadi pneumonia”
Gejala klinis
● Diawali oleh batuk
● Sesak nafas
● Pemeriksaan auskultasi dada: wheezing, ronchi, crackles
Penunjang
● Laboratorium: tergantung etiologi
● Foto dada: infiltrat, konsolidasi, efusi atau empiema
Tanda sesak napas
● Napas cepat (HARUS DIPELAJARI, BISA KELUAR UJIAN ⭐⭐⭐)
○ Usia < 2 bulan : ≥ 60x/ menit
○ Usia 2 bulan - 1 tahun : ≥ 50x/ menit
○ Usia 1 - 5 tahun : ≥ 40x / menit
○ Usia > 5 tahun : ≥ 30x / menit
● Retraksi dada

○ Ketika tarik nafas, dinding dada akan ketarik ke dalam


○ Subkostal dan interkostal cekung kedalam
● Napas cuping hidung (+) → kembang kempis

Kriteria Pneumonia
● Pneumonia ringan ⇒ napas cepat dengan atau tanpa retraksi dada ⇒ Rawat jalan :
terapi antibiotik oral (Amoksisilin)
● Pneumonia Berat ⇒ Tanda pneumonia ditambah : tidak mampu minum, kejang,
muntah terus menerus, tampak letargi, penurunan kesadaran, stridor, malnutrisi ⇒ Rawat
inap : antibiotika penicillin injeksi + gentamicin atau ceftriaxone

ADA SATU SLIDE LAGI → CMN AGAK BUREM YA


Kesimpulan
● Anak bukan dewasa kecil, jadi, tidak semua obat batuk pilek untuk dewasa boleh
diberikan ke anak.
● Anak di bawah 5 tahun sebaiknya tidak mengkonsumsi obat batuk pilek yang
dijual bebas.
● Bijak menggunakan antibiotik.
● Dokter harus bisa membedakan faringitis viral dan bakterial oleh streptokokus,
karena memerlukan terapi spesifik

ASMA
● Referensi : Kitab Global Initiative for Asthma (GINA)

Contoh kasus
“Ani yang sering mengi…”
Ani, 8 tahun, sejak usia 6 tahun sering batuk dan mengi. Bila di uap, batuk sembuh,
tetapi kemudian kambuh kembali terutama bila Ani terpapar debu/ asap / udara
dingin.
Batuk lebih sering terjadi di malam hari, kadang - kadang subuh Ani terbangun karena
batuk. Kadang - kadang ada terdengar suara “ngik - ngik” saat Ani bernapas.

● Clue Kasus:
○ Di Uap sembuh
○ Kambuh lagi → terpapar debu, asap, dan udara dingin.
○ Batuk malam
○ Suara ngik ngik

Hal yang perlu ditanyakan lanjut


1. Episodik?
2. Membaik bila apa?
3. Kronisitas? Berulang?
4. Pencetusnya apa?
Diagnosis Asma anak prasekolah (pedoman nasional asma anak)
● Gejala asma
○ Batuk, wheezing (mengi), sesak nafas, dada tertekan, kesulitan bernafas
atau kombinasi gejala” tersebut.
○ Cenderung memberat pada malam atau dini hari.
○ Biasanya timbul jika ada pencetus.
○ Episodik.
○ Reversibilitas.
○ Ada riwayat alergi atau atopi
○ Respon baik terhadap uji terapi
○ Diagnosis lain sudah disingkirkan
○ Akibat inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperaktivitas
saluran respiratori dengan derajat bervariasi.

Karakteristik yang mengarah ke ASMA KELUAR UJIAN ⭐⭐⭐


“E-N-T-A-R”
● Episodik
● Nokturnal
● Trigger
● Alergi
● Reversible

Kenapa Anak Bisa Sesak? (Patomekanisme Asma)


● Perubahan jalan nafas pada asma, dikarenakan:
○ Kontraksi Otot Polos ⇒ Bronkokonstriksi : mekanisme utama asma
○ Edema Saluran Napas ⇒ Kebocoran mikrovaskular pada serangan asma
○ Penebalan Saluran Napas ⇒ Remodelling, perubahan saluran napas jangka
panjang
○ Hipersekresi Mukus ⇒ Sekresi mukus dan eksudat
● Perburukan inflamasi merupakan dasar penyebab eksaserbasi asma
● Beberapa sel inflamasi berinteraksi melalui pelepasan mediator inflamasi, yang
menyebabkan
○ Bronkokonstriksi
○ Vasodilatasi
● Proses pengeluaran (eksudat) plasma
● Sekresi mukus berlebihan.
Alur diagnosis asma

Tahap Penegakkan Diagnosis Asma


● Penegakan diagnosis asma:
○ Tatalaksana umum: menghindari faktor pencetus dan penyakit penyulit.
● Diagnosis kekerapan asma
○ Dibuat dalam 6 minggu setelah tatalaksana awal
● Diagnosis derajat kendali
○ Dibuat setelah 6 minggu menjalani terapi jangka panjang.

Menentukan terapi jangka panjang asma


Medikamentosa
● Pereda: pada saat serangan asma.
● Pengendali: mengendalikan inflamasi kronik dan mencegah serangan.

1. Serangan asma Ringan-sedang


● Nebulisasi dengan beta-2 agonis kerja pendek 2-3 kali.
● Nebulisasi ketiga menggunakan kombinasi dengan ipratropium bromida
● Pasien boleh pulang dengan dibekali obat pereda, steroid oral 2 – 3 hari, obat
pengendali bila perlu.

2. Asma Serangan Berat


● Hati” ancaman henti nafas → siapkan ICU dan intubasi
● Oksigenasi dan pasang jalur IV → steroid IV
● Nebulisasi kombinasi beta-2 agonis dan ipratropium bromida.

3. Serangan Asma Persisten


● Terjadi lebih dari 1 kali dalam 1 bulan
● Perlu diberikan obat pengendali.
● Obat pengendali mencegah supaya tidak terjadi remodelling saluran napas terus
menerus akibat inflamasi. Kalau terjadi inflamasi secara terus-menerus maka
akan ada hipertrofi saluran nafas, penebalan membran basalis saluran nafas.
● Kalau ini terjadi terus-menerus → akan terjadi obstruksi saluran nafas → lumen menjadi
menyempit.

Tujuan terapi asma


● Mengatasi obstruksi jalan nafas sesegera mungkin.
● Mengatasi hipoksemia.
● Mengembalikan fungsi paru” ke ke keadaan normal sesegera mungkin.
● Manajemen jangka panjang untuk mencegah kekambuhan.

Tujuan manajemen jangka panjang asma


Perbandingan target organ kortikosteroid melalui inhalasi dengan sistemik

● Kortikosteroid oral → akan diserap di GI tract ⇒ berefek pada sistem sirkulasi


● IV/IM → melalui sistem sirkulasi ⇒ akan berefek juga pada sistem pernafasan
● Inhalasi → mengendap pada paru”

Tambahan info:
● Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat dengan dosis tinggi ke saluran
pernafasan.
● Terapi inhalasi memiliki onset kerja yang cepat dengan efek samping sistemik
yang cepat dengan efek samping sistemik yang lebih kecil dibanding terapi
sistemik.
● Nebulasi:
○ Satu-satunya alternatif yang cocok digunakan untuk anak-anak yang tidak
dapat menggunakan spacer device.
○ Bisa digunakan untuk "anak-anak pra-sekolah"

Apakah ada efek buruk steroid oral terus-menerus?


● Terdapat beberapa penelitian menjelaskan → pemberian beberapa kali peresepan
kortikosteroid dalam satu tahun dapat mengakibatkan penurunan pembentukan
mineral tulang dan meningkatkan resiko osteopenia pada anak dengan
asma.

Algoritma obat pengendali asma


Untuk anak umur 6-11 tahun
● Pengendali asma
● <5 tahun→ inhalasi kortikosteroid (jika tidak mempan tingkatkan dosis). Jika tidak
mempan lagi maka beri oral
Rekomendasi pengobatan jangka panjang untuk umur ≤ 5 tahun

Tatalaksana asma akut atau mengi pada anak < 5 tahun


Serangan asma ringan sedang→ kortikosteroid oral (2-3 hari), pulangkan
Serangan berat→ nebu imaprotrium bromida, steroid intravena dan oksigen

ATAU
Tatalaksana eksaserbasi asma >6 tahun

Klasifikasi derajat asma (tidak perlu dipelajari)


Macam” alat inhalasi berdasarkan usia
● Usia < 5 tahun : nebulizer, MDI dengan spacer
● Usia 5 – 8 tahun : nebulizer, MDI dengan spacer, DPI
● Usia > 8 tahun : nebulizer, MDI tanpa spacer, DPI

Cara penggunaan
a. Keharusan menahan nafas pada penggunaan pMDI
i. American association of respiratory care merekomendasikan untuk
menahan nafas selama 10 detik setelah inhalasi pMDI
ii. Menahan nafas tidak cocok untuk anak dibawah usia 5 tahun
b. Tidal volume yang kecil
i. Anak” dengan volume tidak rendah perlu mengambil beberapa nafas
untuk satu aktuasi pMDI
c. Kondisi saluran pernafasan
i. Diameter saluran nafas pada anak” yang kecil dan kondisi asma sendiri
menyebabkan penyempitan lebih lanjut, meningkatkan resistensi saluran
nafas dan menurunkan deposisi paru.
Nebulisasi dapat diandalkan, mudah digunakan dan efisien untuk pasien asma
anak
Pilihan metode inhalasi harus dipilih berdasarkan usia dan kondisi anak

(gambar untuk MDI dengan spacer) bisa dimodifikasi dengan botol 500 ml
(sama efektif bila digunakan dengan
benar)

KELUAR UJIAN ⭐⭐⭐:


1. Tanda” asma
2. Sifat asma → episodik, nokturnal, pencetus, dkk
3. Ketika ada serangan asma, obat apa yang dibutuhkan?

Kegagalan terapi asma


● Obat tidak teratur
● Pencetus tidak dikendalikan
● Ada penyulit lain : GERD
● Bukan asma
● Penggunaan Inhalasi yang tidak tepas

Take home messages


● Asma : merupakan inflamasi kronik pada saluran nafas
● Bukan hanya butuh obat pereda, tetapi juga pengendali, yaitu steroid inhalasi
● Inhalasi steroid secara nebulisasi lebih mudah digunakan untuk pra sekolah
● Budesonide adalah satu”nya terapi yang direkomendasikan oleh GINA untuk
digunakan pada pasien anak mulai dari 1 tahun.

(ppt tahun lalu)


TUBERKULOSIS PADA ANAK (tidak dijelaskan di kuliah)
Patogenesis

Bentuk klinis TB anak


Manifestasi TB anak
“Tergantung pada jumlah basik TB, virulensi, kerentanan, imunokompeten, dan usia anak” →
seringkali gejala non spesifik

Gejala non spesifik


● Berat badan turun tanpa sebab yg jelas atau tidak naik dalam 1 bulan dengan
penanganan gizi
● Anoreksia dan gagal tumbuh
● Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas
● Pembesaran kelenjar multipel superfisial
● Batuk lama > 30 hari
● Diare persisten
Gejala spesifik sesuai organ
● TB tulang dan sendi
● TB kulit atau skrofuloderma
● TB meningitis
● TB mata : Konjungtivitis phlyctenularis atau tuberkel koroid
● TB organ lain

Diagnosis TB anak
Diagnosis TB anak tidak mudah: Gejala non spesifik, manifestasi klinis laten, sulit
mendapat sampel pemeriksaan laboratorium
1. PPD TEST
- Positif palsu: jarang, infeksi oleh mycobacterium non TB Negatif palsu:
malnutrisi, masa inkubasi, pengaruh obat
2. IGRA
- Tidak terpengaruh gizi dan obat”an
3. RADIOLOGIS
- CT Scan, foto dada, foto ronsen lain sesuai organ
4. LABORATORIUM
- CT Scan, foto dada, foto ronsen lain sesuai orga

Sistem skoring diagnosis TB anak


Penemuan

BTA positif atau biakan MTB positif +3

Granuloma TB (PA) +3

Uji tuberkulin 10 mm atau lebih +3

Gambaran rontgen sugestif TB +2

Pemeriksaan fisis sugestif TB +2

Uji tuberkulin 5-9 mm +2

Konversi uji tuberkulin dari (-) menjadi (+) +2

Gambaran rontgen tidak spesifik +1

Pemeriksaan fisis sesuai TB +1

Riwayat kontak dengan pasien TB +1

Granuloma non spesifik +1


Umur < 2 tahun +1

BCG dalam 2 tahun terakhir -1

Jumlah nilai ATAU interpretasi hasil


- 1-2 = sangat tidak mungkin TB
- 3-4 = mungkin TB, perlu pemeriksaan lebih lanjut
- 5-6 = sangat mungkin TB
- ≥ 7 = TB

Diagnosis TB menurut WHO


1. Dicurigai tuberculosis
a. Anak sakit dengan riwayat kontak kasus TBC dengan diagnosis pasti
b. Anak dengan:
i. Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau
batuk rejan
ii. Berat badan menurun, batuk dan mengi yang tidak membaik
dengan pengobatan antibiotik untuk penyakit pernapasan
iii. Pembesaran kelenjar superfisial yang tidak terasa nyeri
2. Mungkin tuberculosis
a. Anak yang dicurigai TBC ditambah:
i. Uji tuberkulin positif (10 mm atau lebih)
ii. Foto ronsen paru sugestif TBC
iii. Pemeriksaan histologis biopsi sugestif tuberkulosis
iv. Respons yang baik pada pengobatan dengan OAT
3. Pasti tuberculosis
Ditemukan basil tuberculosis pada pemeriksaan langsung atau biakan.
Terapi TB Anak “Multidrug dan minimal 6 bulan”
Dosis obat TB

Nama obat Dosis arian Dosis maksimal (mg/hari)


(mg/kgBB/hari)

Isoniazid (H) 10 (7-15) 300

Rifampisin (R) 15 (10-20) 600

Pirazinamid (Z) 35 (30-40) -

Etambutol (E) 20 (15-25) -


Kortikosteroid
● TB Meningitis
● TB pleuritis atau efusi pleura karena TB
● TB milier dengan gangguan nafas berat
● TB abdomen dengan asites
Kemoprofilaksis TB anak (Anak yang kontak dengan penderita TB)

Anda mungkin juga menyukai