BUPATI BLORA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 51 ayat (5)
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Analisis Standar Belanja;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Tengah (Berita Negara
tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Batang dengan
mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten
dalam Lingkungan Propinsi Djawa Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2757);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
1
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta
Kerja Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6856);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6322);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun
2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 1781);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 11 Tahun
2021 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun 2021
Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Blora Nomor 8);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ANALISIS STANDAR
BELANJA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Blora.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Blora.
2
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah
yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang selanjutnya disingkat RKA SKPD adalah
Dokumen Perencanaan dan Penganggaran yang berisi
Program dan Kegiatan Perangkat Daerah serta
Anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.
6. Analisis Standar Belanja yang selanjutnya disingkat
ASB adalah Standar yang digunakan untuk
menganalisis penilaian kewajaran beban kerja dan
belanja yang dianggarkan dalam RKA SKPD untuk
melaksanakan suatu kegiatan.
7. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disingkat TAPD adalah Tim yang dikepalai oleh
Sekretaris Daerah dan Beranggotakan Pejabat
Perencana Daerah, PPKD dan Pejabat lainnya sesuai
dengan kebutuhan, yang mempunyai tugas
menyiapkan dan melaksanakan kebijakan kepala
daerah dalam rangka penyusunan APBD.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
Daerah.
Pasal 2
Pasal 3
3
c. meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
pengelolaan keuangan Daerah
BAB II
KOMPONEN ASB
Pasal 4
Komponen ASB terdiri dari:
a. deskripsi;
b. pengendali belanja (Cost Driver);
c. satuan pengendali belanja tetap (Fixed Cost);
d. satuan pengendali belanja variabel (Variable Cost);
e. rumus penghitungan belanja total; dan
f. alokasi rincian objek belanja.
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
4
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
BAB III
JENIS ASB
Pasal 11
5
d. ASB 004 : Sosialisasi Kebijakan Untuk
Pegawai Aparatur Sipil Negara;
- 012.A: Penelitian/Kajian
Dengan Swakelola
Tipe I (SIPD);
- 012.B: Penelitian/Kajian
Dengan Swakelola
Tipe II (SIPD);
6
(5) ASB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB IV
Pasal 12
Pasal 13
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 14
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
7
Pasal 16
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1“Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.”
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang di terbitkan BSrE
(Balai Sertifikasi Elektronik).
8
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI BLORA
NOMOR 20 TAHUN 2023
TENTANG
ANALISIS STANDAR BELANJA
DESKRIPSI :
9
SATUAN PENGENDALI BELANJA TETAP (FIXED COST) :
Belanja Perjalanan
5 22,01% 56,78% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
10
ASB 002 – BIMBINGAN TEKNIS/ PELATIHAN/ WORKSHOP UNTUK
MASYARAKAT
DESKRIPSI :
Belanja Perjalanan
5 18,14% 52,17% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
12
ASB 003 – SEMINAR/ LOKAKARYA/ SARASEHAN UNTUK MASYARAKAT
DESKRIPSI :
13
BELANJA TAMBAHAN (OPSIONAL):
Belanja Perjalanan
5 12,98% 46,52% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
14
ASB 004 – SOSIALISASI KEBIJAKAN UNTUK PEGAWAI APARATUR SIPIL
NEGARA
DESKRIPSI :
15
RUMUS PERHITUNGAN BELANJA TOTAL :
Belanja Perjalanan
3 29,24% 57,00% 1,49%
Dinas Dalam Negeri
16
ASB 005 – SOSIALISASI PROGRAM DAN PENYULUHAN KEPADA
MASYARAKAT
DESKRIPSI :
17
ALOKASI RINCIAN OBYEK BELANJA ASB 005 :
Belanja Perjalanan
5 23,07% 58,06% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
18
ASB 006 – FORUM KOMUNIKASI DAN RAPAT KOORDINASI
DESKRIPSI :
19
ALOKASI RINCIAN OBYEK BELANJA ASB 006 :
Belanja Perjalanan
4 43,54% 100,00% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
20
ASB 007 – MONITORING & EVALUASI PROGRAM & KEGIATAN
DESKRIPSI :
X1 = Jumlah lokasi atau jumlah obyek atau frekuensi (kali); yang dikalikan
dengan bobot 1.
= Rp308.370,73 per Jumlah lokasi atau jumlah obyek atau jumlah kali yang
dikalikan bobot 1.
Belanja Sewa Peralatan dan Mesin + Belanja Sewa Gedung dan Bangunan
21
ALOKASI RINCIAN OBYEK BELANJA ASB 007 :
Belanja Perjalanan
3 12,41% 32,56% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
22
ASB 008 – PENGAWASAN & PEMERIKSAAN
DESKRIPSI :
Belanja Sewa Peralatan dan Mesin + Belanja Sewa Gedung dan Bangunan
23
RUMUS PERHITUNGAN BELANJA TOTAL :
Belanja Perjalanan
3 58,43% 100,00% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
24
ASB 009 – PERINGATAN HARI-HARI BESAR NASIONAL
DESKRIPSI :
25
ASB 010 – PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN KINERJA
ANGGARAN SKPD
DESKRIPSI :
26
RUMUS PERHITUNGAN BELANJA TOTAL :
RINCIAN OBYEK
NO RATA-RATA BATAS ATAS BATAS BAWAH
BELANJA
Belanja Perjalanan
3 17,23% 95,12% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
27
ASB 011 – PENYUSUNAN DAN PELAPORAN KEUANGAN DAN ASET SKPD
DESKRIPSI :
28
ALOKASI RINCIAN OBYEK BELANJA ASB 011 :
RINCIAN OBYEK
NO RATA-RATA BATAS BAWAH BATAS ATAS
BELANJA
Belanja Perjalanan
2 40,28% 80,03% 0,52%
Dinas Dalam Negeri
29
ASB 012 – PENELITIAN / KAJIAN
DESKRIPSI :
ASB Kajian atau Penelitian dengan luaran (output) berupa dokumen hasil
penelitian, yang dilaksanakan dan disusun sesuai dengan kaidah-kaidah
penelitian dan penulisan ilmiah, yang digunakan sebagai bahan untuk
pengambilan kebijakan berbasis bukti empiris (evidence-based policy), baik
yang dipublikasikan secara ilmiah maupun tidak. ASB ini dilaksanakan
menggunakan Swakelola Tipe 1, yaitu PD penanggungjawab anggaran
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi kegiatannya sendiri. PD
dapat menggunakan pegawai Kementerian/Lembaga Negara atau PD Lain
atau Tenaga Ahli. Jumlah Tenaga Ahli paling banyak 50% dari seluruh
personel dalam Tim Pelaksana Kegiatan. Seluruh tahapan dalam kegiatan
penyusunan kajian sampai dengan penyerahan laporan kajian merupakan
tanggung jawab SKPD. Total pagu indikatif belanja diperoleh dari besaran
persentase tertentu dari anggaran belanja jasa tenaga ahli. Artinya, besaran
anggaran yang diatur dalam ASB diluar belanja jasa tenaga ahli yang
dianggarkan.
30
SATUAN PENGENDALI BELANJA TETAP (FIXED COST) :
CATATAN :
Berdasarkan alokasi sub rincian obyek belanja di atas, maka Standar
Satuan Harga (SSH) Barang, dan Standar Biaya Umum (SBU yang masuk
dalam lingkup sub rincian obyek belanja, beserta nomor kodenya adalah
sebagai berikut:
31
SUB RINCIAN
KODE KELOMPOK KELOMPOK
NO KODE REKENING OBYEK SUMBER
BARANG / JASA BARANG / JASA
BELANJA
Belanja Bahan-
Bahan Bakar
1 5.1.02.01.01.0004 Bahan Bakar 1.1.02.01.01.0004 SSH
dan Pelumas
dan Pelumas
Belanja
Alat/Bahan
2 5.1.02.01.01.0026 untuk Kegiatan 1.1.02.01.01.0026 Bahan Cetak SSH
Kantor-Bahan
Cetak
Belanja
Beban Makanan
Makanan dan
3 5.1.02.01.01.0052 8.1.02.01.01.0052 dan Minuman SBU
Minuman
Rapat
Rapat
Belanja Beban
4 5.1.02.04.01.0001 Perjalanan 8.1.02.04.01.0001 Perjalanan Dinas SBU
Dinas Biasa Biasa
Belanja
Beban
Perjalanan
5 5.1.02.04.01.0003 8.1.02.04.01.0003 Perjalanan Dinas SBU
Dinas Dalam
Dalam Kota
Kota
32
ASB NON FISIK 012.B. PENELITIAN/KAJIAN DENGAN SWAKELOLA TIPE
II (SIPD)
ASB Kajian atau Penelitian dengan luaran (output) berupa dokumen hasil
penelitian, yang dilaksanakan dan disusun sesuai dengan kaidah-kaidah
penelitian dan penulisan ilmiah, yang digunakan sebagai bahan untuk
pengambilan kebijakan berbasis bukti empiris (evidence-based policy), baik
yang dipublikasikan secara ilmiah maupun tidak. ASB ini dilaksanakan
menggunakan Swakelola Tipe 2, yaitu PD penanggungjawab anggaran
merencanakan dan mengawasi kegiatan penyusunan kajian ini sedangkan
pelaksanaan dilakukan oleh Kementerian/Lembaga Negara atau PD lain
pelaksana swakelola. PD penanggungjawab anggaran tidak memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, namun
kompetensinya dan beban kerja yang cukup dimiliki oleh instansi lain
diluar Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah tersebut. PA/KPA
melakukan kesepakatan kerja sama dengan Kementerian/
Lembaga/Perangkat Daerah lain pelaksana Swakelola, serta PPK
menandatangani kontrak dengan Ketua Tim Pelaksana Swakelola sesuai
dengan kesepakatan kerja sama tersebut. PD menganggarkan kegiatan
swakelola tipe II secara paket yang didalam sudah termasuk untuk biaya
personil, bahan pakai habis, perjalanan, konsumsi lapang dan rapat tim,
peralatan (jika ada), serta biaya lainnya sesuai dengan kesepakatan dalam
kontrak. Artinya, seluruh tahapan dalam kegiatan penyusunan kajian
sampai dengan penyerahan laporan kajian diserahkan sepenuhnya kepada
pihak ketiga. Kewenangan SKPD hanya sebatas mempersiapkan
penunjukan pihak ketiga dan pengawasan selama proses pelaksanaan
penelitian sampai dengan hasilnya.
Total pagu indikatif belanja diperoleh dari besaran persentase tertentu dari
anggaran belanja jasa konsultansi. Artinya, besaran anggaran dalam ASB
diluar belanja jasa konsultansi yang dianggarkan.
33
SATUAN PENGENDALI BELANJA TETAP (FIXED COST) :
CATATAN :
Berdasarkan alokasi sub rincian obyek belanja di atas, maka Standar
Satuan Harga (SSH) Barang, dan Standar Biaya Umum (SBU yang masuk
dalam lingkup sub rincian obyek belanja, beserta nomor kodenya adalah
sebagai berikut:
34
SUB RINCIAN
KODE KELOMPOK KELOMPOK
NO KODE REKENING OBYEK SUMBER
BARANG / JASA BARANG / JASA
BELANJA
Belanja Bahan-
Bahan Bakar
1 5.1.02.01.01.0004 Bahan Bakar 1.1.02.01.01.0004 SSH
dan Pelumas
dan Pelumas
Belanja
Alat/Bahan
2 5.1.02.01.01.0026 untuk Kegiatan 1.1.02.01.01.0026 Bahan Cetak SSH
Kantor-Bahan
Cetak
Belanja
Beban Makanan
Makanan dan
3 5.1.02.01.01.0052 8.1.02.01.01.0052 dan Minuman SBU
Minuman
Rapat
Rapat
Belanja Beban
4 5.1.02.04.01.0001 Perjalanan 8.1.02.04.01.0001 Perjalanan Dinas SBU
Dinas Biasa Biasa
Belanja
Beban
Perjalanan
5 5.1.02.04.01.0003 8.1.02.04.01.0003 Perjalanan Dinas SBU
Dinas Dalam
Dalam Kota
Kota
35
ASB 013 – ADMINISTRASI HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL SERTA
BARANG UNTUK MASYARAKAT
DESKRIPSI :
ASB 015 ini merupakan pelaksanaan pengadaan untuk belanja hibah dan
bantuan sosial melalui SKPD yang ditujukan untuk diberikan kepada
masyarakat umum atau pihak ketiga lainnya. ASB 015 ini hanya
menganggarkan untuk kegiatan/sub kegiatan administrasinya diluar
penganggaran belanja hibah dan/atau belanja bantuan sosial. Nilai belanja
administrasi nanti berupa persentase dari nilai belanja hibah dan/atau
belanja bantuan sosial yang dianggarkan. Belanja bantuan sosial dan
belanja hibah merupakan bantuan yang diberikan kepada masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
= 1,054 per Nilai anggaran belanja hibah dan/atau belanja bantuan sosial.
36
ALOKASI RINCIAN OBYEK BELANJA ASB 013 :
RINCIAN OBYEK
NO RATA-RATA BATAS ATAS BATAS BAWAH
BELANJA
Belanja Perjalanan
3 19,31% 44,06% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
Belanja Bantuan
6 Nilai anggaran belanja bantuan sosial
Sosial
37
ASB 014 – PUBLIKASI PEMERINTAH DAERAH
DESKRIPSI :
38
RUMUS PERHITUNGAN BELANJA TOTAL :
RINCIAN OBYEK
NO RATA-RATA BATAS ATAS BATAS BAWAH
BELANJA
39
ASB 015 – FASILITASI LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
DESKRIPSI :
40
ALOKASI RINCIAN OBYEK BELANJA ASB 015:
Belanja Perjalanan
4 26,34% 72,09% 0,00%
Dinas Dalam Negeri
41
ASB FISIK – PENGADAAN KONSTRUKSI FISIK
DESKRIPSI :
42
ASB FISIK 01 PENGADAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG NEGARA
KLASIFIKASI SEDERHANA (SIPD)
RUMUS PERHITUNGAN TOTAL BELANJA
PENGELOLAAN
NO NILAI BELANJA KONSTRUKSI FISIK (BKF) PERENCANAAN PENGAWASAN
KEGIATAN
43
Indeks Pengkali = 1 + (Koefisien Perencanaan + Koefisien Pengawasan +
Koefisien Pengelolaan Kegiatan)
CATATAN :
44
SUB RINCIAN
KODE KELOMPOK KELOMPOK
NO KODE REKENING OBYEK SUMBER
BARANG / JASA BARANG / JASA
BELANJA
Belanja
Alat/Bahan
1 5.1.02.01.01.0024 untuk Kegiatan 1.1.12.01.03.0001 Alat Tulis Kantor SSH
Kantor-Alat
Tulis Kantor
Belanja
Alat/Bahan
2 5.1.02.01.01.0025 untuk Kegiatan 1.1.12.01.03.0002 Kertas dan Cover SSH
Kantor-Kertas
dan Cover
Belanja
Alat/Bahan
3 5.1.02.01.01.0026 untuk Kegiatan 1.1.12.01.03.0003 Bahan Cetak SSH
Kantor-Bahan
Cetak
Belanja
Alat/Bahan
4 5.1.02.01.01.0027 untuk Kegiatan 1.1.12.01.03.0004 Benda Pos SSH
Kantor-Benda
Pos
Belanja
Beban Makanan
Makanan dan
5 5.1.02.01.01.0052 8.1.02.01.01.0052 dan Minuman SBU
Minuman
Rapat
Rapat
Belanja
Beban
6 5.1.02.04.01 Perjalanan 8.1.02.04.01 SBU
Perjalanan Dinas
Dinas
Belanja Modal
Bangunan
7a 5.2.03.01.01.0001 Bangunan 1.3.03.01.01.0001 ASB
Gedung Kantor
Gedung Kantor
Belanja Modal
Rumah Negara
7b 5.2.03.01.02.0003 Rumah Negara 1.3.03.01.02.0003 ASB
Gol. III
Golongan III
45
ASB FISIK 02 PENGADAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG NEGARA
KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA (SIPD)
PENGAWASAN PENGELOLAAN
NO NILAI BELANJA KONSTRUKSI FISIK (BKF) PERENCANAAN
KONSTRUKSI KEGIATAN
46
Pagu Anggaran Sub Kegiatan = Belanja Konstruksi Fisik (BKF) x Indeks
pengkali;
47
BELANJA TAMBAHAN (ADDITIONAL COST) : (Opsional)
CATATAN :
KELOMPOK
SUB RINCIAN OBYEK KODE KELOMPOK
NO KODE REKENING BARANG / SUMBER
BELANJA BARANG / JASA
JASA
Belanja Alat/Bahan
untuk Kegiatan Alat Tulis
1 5.1.02.01.01.0024 1.1.12.01.03.0001 SSH
Kantor-Alat Tulis Kantor
Kantor
Belanja Alat/Bahan
untuk Kegiatan Kertas dan
2 5.1.02.01.01.0025 1.1.12.01.03.0002 SSH
Kantor-Kertas dan Cover
Cover
Belanja Alat/Bahan
3 5.1.02.01.01.0026 untuk Kegiatan 1.1.12.01.03.0003 Bahan Cetak SSH
Kantor-Bahan Cetak
Belanja Alat/Bahan
4 5.1.02.01.01.0027 untuk Kegiatan 1.1.12.01.03.0004 Benda Pos SSH
Kantor-Benda Pos
Beban
Belanja Makanan dan Makanan dan
5 5.1.02.01.01.0052 8.1.02.01.01.0052 SBU
Minuman Rapat Minuman
Rapat
Beban
Belanja Perjalanan
6 5.1.02.04.01 8.1.02.04.01 Perjalanan SBU
Dinas
Dinas
BUPATI BLORA,
Cap Ttd.
ARIEF ROHMAN
48