Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT(ICRA)


TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN
Saat ini isu global yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan adalah
keselamatan pasien (patient safety), termasuk juga dalam pelayanan di rumah
sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.Organisasi kesehatan dunia (WHO) juga
telah menegaskan pentingnya keselamatandalam pelayanan kepada pasien
sehubungan dengan data KTD di Rumah Sakit di berbagainegara menunjukan
angka yang tidak kecil 3-16 %.Gerakan keselamatan pasiendalam konteks
pelayanan kesehatan saat ini diterima secara luas di seluruh dunia. WHOkemudian
meluncurkan program World Alliance for Patient Safety pada tahun 2004.
Di dalam program itu dikatakan bahwa keselamatan pasien adalah prinsip
fundamental pelayanan pasien sekaligus komponen kritis dalam manajemen
mutu. Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk Rumah
Sakit.
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal
tersebut terkaitdengan isu mutu dan citra perumah sakitan.Dengan makin
berkembangnya ilmu danteknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit
maupun puskesmas menjadi semakinkompleks dan berpotensi terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau Adverse event apabila tidak dilakukan
dengan hati-hati.
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya.Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa
identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada
pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri (The Joint
Commission on Accreditation of Healthcare Organizations/JCAHO).Manajemen
Risiko Terintegrasi adalah proses identifikasi, penilaian, analisis dan pengelolaan
semua risiko yang potensial dan kejadian keselamatan pasien. Manajemen risiko
terintegrasi diterapkan terhadap semua jenispelayanan dirumah sakit pada setiap
level Jika risiko sudah dinilai dengan tepat, maka proses ini akan membantu
rumah sakit, pemilik dan para praktisi untuk menentukan prioritas dan perbaikan
dalam pengambilan keputusan untuk mencapai keseimbangan optimal antara
risiko, keuntungan dan biaya.
II. LATAR BELAKANG
ICRA (infection control risk assesment) adalah suatu metode untuk melakukan
identifikasi dan penilaian risiko infeksi pasien di rumah sakit. ICRA adalah proses
multidisiplin yang berfokus pada pengurangan infeksi, pendokumentasian bahwa
dengan mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan program yang berfokus
pada pengurangan risiko infeksi, tahapan perencanaan failitas, desain, konstruksi,
renovasi, pemeliharaan fasilitas, dan pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi,
dan lingkungan perawatan, yang memungkinkan organisasi untuk mengantisifasi
dampak potensial.
ICRA merupakan salah satu kegiatan PPI yang dilakukan untuk mencegah dan
mengurangi risiko terjadinya HAIs pada pasien, petugas dan pengunjung di rumah
sakit dengan cara mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko
terhadap paparan kuman patogen melalui petugas, pasien dan pengunjung. Selain
itu ICRA dapat mengurangi penularan melalui tindakan / prosedur invasive yang
dilakukan baik melalui peralatan, tehnik pemasangan, ataupun perawatan
terhadap risiko infeksi (HAIs).ICRA membantu dalam melakukan penilaian
terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti berdasarkan hasil penilaian
skala prioritas.
TimPencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) RS X telah melakukan pengkajian
risiko pengendalian infeksi yang akan menjadi prioritas focus Program PPI dlam
upaya pencegahan dan penurunan risiko, pengkajaian tersebut meliputi risiko
infeksi pada Infeksi –infeksi yang penting secara epidemiologis yang merupakan
data surveilans, proses kegiatan di area – area yang berisiko tinggi terjadinya
infeksi, pelayanan yang menggunakan peralatan berisiko tinggi, prosedur /
tindakanan – tindakan berisiko tinggi, pelayanan distribusi linen bersih dan kotor,
pelayanan sterilisasi alat, kebersihan permukaan dan lingkungan, pengelolahan
linen/laundry, pengelolahan sampah, penyediaan makanan dan pengelolaan
kamar jenazah. Dari hasil manajemen risiko infeksi tersebut didapat skala
prioritas antara lain sebagai berikut ini :
No JENIS SKOR PRIORITAS TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUA PROGRESS/
KELOMPOK UMUM KHUSUS SI ANALISIS
RISIKO
1 Pasien terkena 18 I Angka Angka 1. Melakukan sosialisasi Laporan 1. Kejadian IDO < 2 %.
IDO kejadian kejadian IDO Bundle IDO triwulan 2. Kepatuhan staf
HAIs IDO tidak melebihi 2. Melakukan Surveilans melakukan bundle IDO >
menurun target HAIs 85 %
3. Melakukan monitoring
dan audit penerapan
Bundle IDO

2 Hygiene 18 I Sanitasi Tidak terjadi 1. Melakukan sosialisasi Laporan 1. Sosialisasi PPI kepada
pengelolahan dapur baik kontaminasi kepada petugas untuk audit dan petugas untuk
makanan kurang silang pada melakukan kebersihan supervisi melakukan kebersihan
baik makanan 2. Memberi edukasi sesuai dengan jadwal
dikarenakansanit tentang penerapan PPI sudah terlaksana
asi dapur kurang pada penyediaan 2. Edukasi tentang
baik makanan penerapan PPI pada
3. Monitoring dan audit penyediaan makanan
penerapan PPI pada terlaksana
penyediaan makanan 3. Hasil audit penerapan
4. Supervisi penerapan PPI pada pengelolahan
PPI pada penyediaan makanan di atas > 85 %
makanan
3 Perawat di ruang 16 I Perawat Perawat tidak 1. Sosialisasi kepada Laporan 1. Sosialisasi kepada
rawat inap tidak terkena melakukan re- Perawat tentang hasil Perawat tentang
terkena Needle Needle Stick capping dan penyuntikan yang aman audit dan penyuntikan yang aman
Stick Injury(NSI) Injury (NSI) melakukan dan pemilahan sampah supervisi dan pemilahan sampah
pemilahan 2. Menambahkan tempat sudah terlaksana
sampah sesuai sampah benda tajam di 2. Kejadian kesalahan
prosedur trolly tindakan pemilahan sampah
3. Monitoring dan evaluasi menurun
penanganan benda 3. Kejadian kesalahan
tajam penempatan benda tajam
4. Monitoring dan evaluasi tidak menurun
pelaksanaan pemilahan 4. Angka kejadian pajanan
sampah Needle Stick
Injury(NSI)pada Perawat
menurun

4 Pasien terkena 16 II Angka Angka 1. Melakukan sosialisasi Laporan 1. Kejadian phlebitis < 1 ‰
Plebitis kejadian kejadian SPO pemasangan IV triwulan 2. Petugas patuh
phlebitis phlebitis tidak kateter melakukan penyuntikan
menurun melebihi 2. Melakukan surveilans yang aman
target HAIs 3. Angka kepatuhan
3. Monitoring dan evaluasi kebersihan tangan
penerapan penyuntikan mencapai target
yang aman 4. Label pemasangan dan
4. Monitoring pelabelan perawatan infus
dan pergantian IV terlaksana
Kateter serta perangkat
infus
5. Monitoring pemberian
therapy cairan

5 Kontaminasi Area Linen hasil 1. Pengusulan Laporan Berdasarkan data triwulan


linen non pencucian pencucian penambahan mesin audit dan pencucian linen non
infeksius dengan linen kotor tidak cuci non infeksius supervisi infeksius masih dijumpai di
infeksius karena dan linen terkontaminas 2. Monitoring dan cuci di ruang pencucian
linen non bersih i evaluasi penerapan PPI linen infeksius
infeksius dicuci dibedakan pada saat pencucian
pada area linen kotor
infeksius akibat 3. Edukasi staf tentang
kekurangan penerapan Pencegahan
mesin cuci dan Pengenalian Infeksi
infeksius pada saat melakukan
pencucian linen kotor
16 I 4. Mesin cuci yang
mencuci linen non
infeksius memiliki
fasilitas air panas dan
penggunaan
desinfektan yang sama
mesin cuci infeksius
5. Sosialisasi kepada
petugas untuk
melakukan desinfeksi
mesin cuci setiap
selesai mencuci linen
infeksius
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya risiko infeksipada pasien, staf,
pengunjung dan organisasi rumah sakit.
B. Tujuan Khusus
1 Angka kejadian IDO menurun
2 Sanitasi dapur menjadi lebih baik
3 Angka kejadian Needle Stick Injury (NSI) menurun
4 Angka kejadian phlebitis menurun
5 Linen hasil pencucian tidak terkontaminasi

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Melakukan upaya - upaya untuk menurunkan angka kejadian IDO
2. Melakukan upaya - upaya untuk meningkatkan kebersihan lingkungan di
dapur
3. Melakukan upaya – upaya untuk menurunkan angka kejadian pajanan pada
petugas
4. Melakukan upaya – upaya untuk menurunkan angka kejadian phlebitis
5. Melakukan upaya – upaya untuk mencegah linen hasil pencucian
terkontaminasi

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Melakukan upaya - upaya untuk menurunkan angka kejadian IDO
a. Melakukan sosialisasi Bundle IDO
b. Melakukan Surveilans HAIs
c. Melakukan monitoring dan audit penerapan Bundle IDO
2. Melakukan upaya - upaya untuk meningkatkan kebersihan lingkungan di
dapur
a. Melakukan sosialisasi kepada petugas untuk melakukan kebersihan sesuai
dengan jadwal
b. Memberi edukasi tentang penerapan PPI pada penyediaan makanan
c. Monitoring dan audit penerapan PPI pada penyediaan makanan
d. Supervisi penerapan PPI pada penyediaan makanan
3. Melakukan upaya – upaya untuk menurunkan angka kejadian pajanan pada
petugas
a. Sosialisasi kepada Perawat tentang penyuntikan yang aman dan pemilahan
sampah
b. Menambahkan tempat sampah benda tajam di trolly tindakan
c. Monitoring dan evaluasi penanganan benda tajam
d. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemilahan sampah
4. Melakukan upaya – upaya untuk menurunkan angka kejadian phlebitis
a. Melakukan sosialisasi SPO pemasangan IV kateter
b. Melakukan surveilans HAIs
c. Monitoring dan evaluasi penerapan penyuntikan yang aman
d. Monitoring pelabelan dan pergantian IV Kateter serta perangkat infus
e. Monitoring pemberian therapy cairan
5. Melakukan upaya – upaya untuk mencegah linen hasil pencucian
terkontaminasi
a. Pengusulan penambahan mesin cuci non infeksius
b. Monitoring dan evaluasi penerapan PPI pada saat pencucian linen kotor
c. Edukasi staf tentang penerapan Pencegahan dan Pengenalian Infeksi pada
saat melakukan pencucian linen kotor
d. Mesin cuci yang mencuci linen non infeksius memiliki fasilitas air panas
dan penggunaan desinfektan yang sama mesin cuci infeksius
e. Sosialisasi kepada petugas untuk melakukan desinfeksi mesin cuci setiap
selesai mencuci linen infeksius

VI. SASARAN
a. Terlaksananya 100 % upaya - upaya untuk menurunkan angka kejadian IDO
b. Terlaksananya 100 % upaya - upaya untuk meningkatkan kebersihan
lingkungan di dapur
c. Terlaksananya 100 % upaya – upaya untuk menurunkan angka kejadian
pajanan pada petugas
d. Terlaksananya 100 % upaya – upaya untuk menurunkan angka kejadian
phlebitis
e. Terlaksananya 100 % upaya – upaya untuk mencegah linen hasil pencucian
terkontaminasi
VII. JADWAL PELAKSANAAN
Tahun 2022
NO PROGRAM KEGIAATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Melakukan upaya - a. Melakukan sosialisasi Bundle IDO
upaya untuk b. Melakukan Surveilans HAIs
1 menurunkan angka c. Melakukan monitoring dan audit penerapan
kejadian IDO Bundle IDO
a. Melakukan sosialisasi kepada petugas untuk
Melakukan upaya - melakukan kebersihan sesuai dengan jadwal
upaya untuk b. Memberi edukasi tentang penerapan PPI
meningkatkan pada penyediaan makanan
2
kebersihan lingkungan c. Monitoring dan audit penerapan PPI pada
di dapur penyediaan makanan
d. Supervisi penerapan PPI pada penyediaan
makanan
a. Sosialisasi kepada Perawat tentang
penyuntikan yang aman dan pemilahan
Melakukan upaya –
sampah
upaya untuk
b. Menambahkan tempat sampah benda tajam
menurunkan angka
3 di trolly tindakan
kejadian pajanan pada
c. Monitoring dan evaluasi penanganan benda
petugas
tajam
d. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pemilahan sampah
4 Melakukan upaya – a. Melakukan sosialisasi SPO pemasangan IV
upaya untuk kateter
menurunkan angka b. Melakukan surveilans HAIs
kejadian phlebitis c. Monitoring dan evaluasi penerapan
penyuntikan yang aman
d. Monitoring pelabelan dan pergantian IV
Kateter serta perangkat infus
e. Monitoring pemberian therapy cairan

a. Pengusulan penambahan mesin cuci non


infeksius
b. Monitoring dan evaluasi penerapan PPI
pada saat pencucian linen kotor
Melakukan upaya – c. Edukasi staf tentang penerapan Pencegahan
upaya untuk mencegah dan Pengenalian Infeksi pada saat
5 linen hasil pencucian melakukan pencucian linen kotor
terkontaminasi d. Mesin cuci yang mencuci linen non infeksius
memiliki fasilitas air panas dan penggunaan
desinfektan yang sama mesin cuci infeksius
e. Sosialisasi kepada petugas untuk melakukan
desinfeksi mesin cuci setiap selesai mencuci
linen infeksius
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 3 bulan dengan memeriksa
pelaksanaan pelatihan dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2. TimPPI membuat laporan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan program
prioritas berdasarkan hasil pengkajian risiko pengendalian infeksi / Infection
Control Risk Assesment (ICRA)kepada Direktur Utama Rumah sakit setiap 3
bulan dan setiap akhir tahun.
3. Setiap akhir tahun TimPPI melaksanakan pengkajian risiko pengendalian
infeksi / Infection Control Risk Assesment(ICRA).

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan kegiatan pelaksanaan program dilakukan oleh unit terkait dan oleh
TimPPI. TimPPI melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap 3 bulan dan
laporan akhir tahun tahun kepada Direktur Rumah Sakit.

Medan, ………… 2022


Direktur RS X

dr. ...................

Anda mungkin juga menyukai