2022
PERMA NO. 8, BN. 2022/NO. 1193, 12 HLM.
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
MAHKAMAH AGUNG NOMOR 4 TAHUN 2020 TENTANG ADMINISTRASI DAN PERSIDANGAN PERKARA
PIDANA DI PENGADILAN SECARA ELEKTRONIK
- Dasar Hukum Peraturan Mahkamah Agung ini adalah UU No. 8 Tahun 1981;
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan UU No. 3 Tahun 2009; UU No. 2 Tahun 1986 sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 49 Tahun 2009; UU No. 7 Tahun
1989 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 50 Tahun
2009; UU No. 31 Tahun 1997; UU No. 18 Tahun 2003; UU No. 11 Tahun 2006;
UU No. 11 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun
2016; UU No. 14 Tahun 2008; UU No. 25 Tahun 2009; UU No. 48 Tahun 2009;
Perpres No. 13 Tahun 2005; Perpres No. 14 Tahun 2005; Perpres No. 95 Tahun
2018; Perma No. 7 Tahun 2015 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Perma No. 7 Tahun 2015.
CATATAN : - Peraturan Mahkamah Agung ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, 21
Desember 2022 dan ditetapkan tanggal 18 November 2022;
- Pada saat Peraturan Mahkamah Agung ini mulai berlaku, Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 4 Tahun 2022 tentang Administrasi dan Persidangan Perkara
Pidana di Pengadilan Secara Elektronik diubah menjadi Peraturan Mahkamah
No. 8 Tahun 2022;
Lampiran : 12 hlm.
- Dalam Peraturan Mahkamah Agung ini dalam Pasal 3 ditambahkan menjadi
Pasal 3A, Pasal 3B. Disamping itu dalam Pasal 4 ayat (1) UU No. 4 Tahun 2020
diubah menjadi “Pelimpahan perkara biasa, singkat, dan cepat dilakukan sesuai
dengan Hukum Acara Pidana melalui SIP”, pada Pasal 4 ayat (2) UU No. 4 Tahun
2020 dihapus dan Pasal 4 ayat (3) dinaikan menjadi Pasal 4 ayat (2). Pada Pasal
4 ayat (2) bagian d UU No. 4 Tahun 2020 juga terjadi perubahan menjadi
“kesatuan terdakwa dan/atau Penasihat Hukum” . Pada Pasal 5 ayat (1) UU No.
4 Tahun 2020 disebutkan bahwa pelimpahan “berkas perkara melalui pos-el”
sedangkan pada Pasal 5 ayat (1) diubah menjadi “berkas perkara melalui SIP”.
Pada Pasal 5 ayat (2) UU No. 4 Tahun 2020 dirubah dan ditambahkan pada
bagian c hingga I menjadi “c. berita acara diversi dari Penyidik dan Penuntut
dalam perkara anak (jika ada); d. data penahanan terdakwa (jika terdakwa
ditahan); e. surat perintah penahanan/penetapan penahanan (jika ada); f. berita
acara penenmaan dan penitipan tersangka; g. berita acara penerimaan barang
bukti; h. surat perintah penunjukan Penuntut; i. berita acara Penyidik; j. surat
kuasa/penunjukan Penasihat Hukum (jika ada); k. daftar barang bukti; l. foto
barang bukti (jika ada); m. pindai (scan) alat bukti tertulis (jika ada); n. dokumen
permohonan restitusi / kompensasi (jika ada); dan o. dokumen terkait lainnya
(jika ada).” Pada Pasal 8 ayat (2) UU No. 4 Tahun 2020 diubah mengenai pasal
yang diaturnya menjadi “Pasal 3 ayat (2) dan ayat (3).” Pada Pasal 15 ayat (2) UU
No. 4 Tahun 2020 diubah mengenai pasal yang diaturnya menjadi “Pasal 3 ayat
(2) dan ayat (4).” Dalam Pasal 16 disisipkan 2 Pasal yaitu Pasal 16A dan 16B.
Dalam Bagian Ketujuh dan Bagian Kedelapan disisipkan 2 bagian yaitu Bagian
Ketujuh A, yang terdiri dari 6 pasal yaitu Pasal 16C sampai dengan Pasal 16H dan
Bagian Ke'.:ujuh B, yang terdiri dari 5 (lima) pasal yakni Pasal 161 sampai dengan
Pasal 16M.