Kerangka Acuan Kerja PMKP
Kerangka Acuan Kerja PMKP
KESELAMATAN PASIEN
KLINIK PRATAMA LASUSDA
TAHUN 2024
I. PENDAHULUAN
Indikator mutu klinis adalah pengukuran manajemen klinis dan /atau luaran pelayanan
(Collpy 2000) dan diwujudkan dalam angka (Takaki et al.2013). Dengan demikian Indikator
mutu merupakan pengukuran kuantitatif dan semu kuantitatif yang memiliki denumerator
(pembilang) dan denumerator (penyebut/pembagi). Umumnya, denumerator adalah populasi
tetentu dan numerator adalah kelompok dalam populasi yang memiliki karakteristik tertentu.
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2022 disebukan bahwa Fasilitas
Pelayanan Kesehatan sebagai tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan baik promotive, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau Masyarakat sekaligus juga menjadi
tempat yang memiliki risisko infeksi atau penyebaran penyakit bagi tenaga kesehatan,
pasien, dan keluarga pasien, pengunjung, maupun Masyarakat. Oleh karena itu, setiap
Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik sumber daya
manusia di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, pasien, pendamping pasien, pemngunjung,
maupun lingkungan dari berbagai potensi bahaya tersebut.
Dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan pelayaanan kesehatan diperlukan upaya
evaluasi, perbaikan, dan peningkatan terhadap mutu pelayanan kesehatan yang salah satunya
dilakukan melalui pengukuran Indikator Mutu.Penukuran Indikaor Mutu bertujuan untuk
menilai apakah upaya yang telah dilakukan benar-benar dapat meningkatkan mutu layanan
secaa bekesinambungan, juga untuk membeeika umpan balik, transparansi publk, dan dapat
digunakan sebagai pembanding (benchmark) dalam mengidentifikassi best practice untuk
pembelajaran.
Untuk inilah diperlukan penyusunan Kerangka Acuan Kerja Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien dalam rangka mewujudkan sistem layanan kesehatan yang efektif,
efisien, berbasis pada keselamatan, adil, tepat waktu, dan terintegrasi.
Bahwa dalam menentukan Profil Indikator Mutu Klinis pada tiap-tiap Fasilitas Pelayanan
kesehatan bisa berbeda karena disesuaikan dengan Indikator Mutu yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan karakterisitik dari masing-masing Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
II. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan Kerangka Acuan Kerja Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya mutu layanan yang efektif, dan efisien
2. Pelayanan yang mudah diakses dan mudah diterima
3. Pelayanan yang berorientasi kepada pasien
4. Mewujudkan layanan kesehatan yang tepat waktu
5. Mewujudkan keselamatan sumber daya manusia di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
pasien, dan pendamping pasien.
Penetapan Indikator Mutu Klinik Pratama Lasusda tercantum dalam Surat Keputusan
Direktur Klinik Pratama Lasusda Nomor 126/KLINIK LPN/III/2023.
PENETAPAN INDIKATOR MUTU KLINIK PRATAMA LASUSDA
3. Audit Mutu pada Semua Unit Pemantauan terhadap Indikator Mutu PJ Mutu
semua Unit Layanan Klinik/ Indikator Mutu Nasional di tiap
Layanan layanan/ Indikator Mutu Prioritas tiap
triwulan
2. Kegiatan 1. Pemantauan Semua Unit Pencatatan dilakukan tiap kejadian PJ Mutu
Keselamatan Pencatatan Layanan terjadi
Pasien Kejadian
Keselamatan
Pasien
2. Tindak lanjut Unit 1. Melaporkan Kejadian PJ Layanan
terhadap Kejadian Layanan Keselamatan Pasien pada PJ
Keselamatan Pasien Mutu tiap kejadian terjadi
2. PJ Mutu membuat laporan pada
Direktur Klinik berdasarkan hasil
laporan dari PJ layanan
3. Direktur Klinik membuat Aksi
Tindak lanjut atas kejadian
keselamatan pasien Tersebut
3. Menginventarisir Unit Membuat Daftar Inventarisasi PJ Layanan
Kebutuhan Tiap Layanan Masalah 1 kali dalam 1 tahun
Unit Layanan
dalam
meminimalisir
terjadinya
Kejadian
Keselamatan
Pasien
4. Membuat Tindak Tim Mutu 1. Mengajukan Usulan Kebutuhan PJ Mutu
Lanjut atas Masalah untuk mengatasi masalah di Unit
sesuai Daftar Layanan dalam meminimalisir
Inventarisasi risiko Kejadian Keselamatan Pasien
pada Direktur Klinik
Masalah yang 2. Meneruskan Usulan Kebutuhan Direktur
telah diajukan untuk mengatasi masalah di Unit Klinik
Layanan dalam meminimalisir
risiko Kejadian Keselamatan
Pasien pada Pemilik Klinik
(Kalapas Narkotika Kelas IIA
Samarinda)
3. Manajemen Mengidentifikasi, Tim Mutu Penyusunan manajemen risiko PJ Mutu
Risiko menilai, dan dilakukan tiap 1 tahun sekali
menyusun prioritas
risiko yang meliputi:
a. Risiko yang
berhubungan
dengan pasien
b. Risiko yang
berhubungan
dengan tenaga
kesehatan
c. Risiko yang
berhubungan
dengan staff
klinik
d. Risiko yang
ebrhubungan
dengan sarana
dan prasarana
e. Risiko lain
4. Pendidikan dan Mengadakan In- Semua Dilaksakan tiap 3 kali dalam 1 tahun PJ Mutu
Pelatihan house Training Petugas
peningkatan mengenai Klinik
Mutu dan Peningkatan Mutu
Keselamatan dan keselamatan
Pasien Pasien
5. Evaluasi Tim Monitoring dan Tim Mutu Dilaksanakan tiap 1 tahun sekali Direktur
Mutu Evaluasi atas Kinerja Klinik
Tim Mutu berdasarkan
Hasil Penilaian Kinerja
V. PELAKSANAAN KEGIATAN
No Program Kerja Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
1. Rapat Tim Mutu √ √ √
Monitoring dan evaluasi program Peningkatan Mutu dan Keselamayan pasien dilakukan
oleh Penanggungjawab Mutu dan diketahui oleh Direktur. Monitoring dan evaluasi dilakukan
setiap tiga bulan sekali, yaitu Bulan April – Juni, Juli - September, dan Oktober - Desember.
Dari hasil monitoring dan evaluasi program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
dilakukan penyusunan rencana tindak lanjut dan dilakukan tindak lanjutnya oleh Tim Mutu,
serta dilakukan evaluasi terhadap tindak lanjut yang dilakukan pada periode monev berikutnya.
Ditetapkan di : Samarinda
Pada Tanggal : 9 Januari 2024
DIREKTUR KLINIK PRATAMA LASUSDA