Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan banyak kemudahan dan
limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalah
yang bertajuk “Tuntutan dan Agenda Reformasi”.

Kami sadar betul dalam penggarapan makalah ini tak lepas dari bantuan banyak pihak, termasuk
Bapak Guru Dwi Budiyanto yang sudah membimbing kelompok 3 dari mulai penggarapan sampai
rampungnya makalah.

Selain itu, makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap adanya saran dan kritik untuk makalah
yang baru kami buat. Terakhir, kami berharap semoga makalah bisa memberi manfaat yang banyak
bagi pembaca.

Jambi, Januari 2024

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN MASALAH............................................................................................ 2

2.1 Pengertian Reformasi 1998........................................................................................... 2

2.2 Isi Tuntutan dan Agenda Reformasi 1998..................................................................... 2

BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 5

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 5
3.2 Saran.......................................................................................................................... 5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1998, di Indonesia, terjadi gerakan reformasi yang diwakili oleh mahasiswa Indonesia.
Keinginan untuk reformasi, terutama disebabkan karena adanya ketertutupan sistem politik dan
kehidupan demokrasi pada Masa Orde Baru, sehingga lahirnya gerakan reformasi adalah upaya untuk
kembali membuka keterbukaan dalam sistem politik dan pengelolaan negara.

Adapun hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya tuntutan reformasi di antaranya, secara ekonomi
kurs rupiah melemah Rp.17.000/dolar AS, akibat dari efek domino krisis moneter yang melanda
sebagian negara2 di Asia. Selain itu utang luar negeri Indonesia mencapai US$ 138 miliar, inflasi /
naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat, sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan
pokok

Secara politik, pada Orde Baru budaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) telah mengakar
kuat di dalam tubuh birokrasi pemerintahan. Besarnya peranan militer dalam orde baru- DPR dan MPR
tidak lagi berfungsi secara demokratis, serta adanya rasa krisis kepercayaan kepada pemerintah Orde
Baru yang penuh dengan KKN.

Dalam bidang hukum, misalnya belum adanya keadilan dalam perlakuan hukum yang sama di
antara warga negara

Dengan demikian munculnya gerakan reformasi dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis multidimensi
yang dihadapi bangsa Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Reformasi 1998

2. Isi Tuntutan dan Agenda Reformasi 1998

1.3 TUJUAN

Mengetahui pengertian dan isi tuntutan agenda reformasi 1998

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reformasi 1998

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata reformasi memiliki arti sebagai sebuah
perubahan yang terjadi secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu
masyarakat atau negara.

Di Indonesia, era reformasi pernah terjadi pada tahun 1998 silam, tepatnya pada tanggal 21 Mei
1998 saat periode kekuasaan presiden Soeharto resmi turun dan digantikan oleh presiden Indonesia
yang baru yaitu B.J Habibie.

Era reformasi atau dapat disebut juga dengan istilah era pasca kepemimpinan Soeharto menjadi
salah satu momentum paling bersejarah dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia.

Era reformasi 1998 dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi dan kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah pada saat itu.

Di mana sebelumnya pada tahun 1997, krisis ekonomi yang terjadi di negara tetangga yaitu
Thailand perlahan-lahan mulai berdampak pada perekonomian di Indonesia.

Sehingga beragam permasalahan muncul mulai nilai tukar rupiah ke USD mulai merosot sampai
sebanyak Rp15.000/dollar.

Harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, pengangguran serta kemiskinan semakin


merajalela, banyak bank yang bermasalah, hingga KKN yang terjadi di kalangan para pejabat
pemerintah yang mengikis kepercayaan masyarakat.

2.2 Isi Tuntutan dan Agenda Reformasi 1998

Adapun beberapa isi tuntutan dan agenda reformasi yang dapat diketahui adalah sebagai berikut:

1. Adili Soeharto dan Pengikutnya

Selama masa kepemimpinan Soeharto, kondisi perekonomian yang terjadi di Indonesia sangat
kacau balau, apalagi setelah mengalami krisis moneter pada tahun 1998.

Hal ini menyebabkan para mahasiswa ingin membuat sekaligus melakukan gerakan untuk
menurunkan kekuasaan Soeharto dari jabatannya sebagai presiden Indonesia yang telah menjabat
selama 32 tahun.

Para mahasiswa meminta adanya sebuah reformasi pada sistem pemerintahan Indonesia pada
saat itu, salah satunya yaitu mengadili Soeharto dan para pengikutnya.

2
Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan mengingat praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
sangat marak terjadi selama Soeharto menjabat sebagai presiden yang membuat Indonesia
mengalami kerugian sangat besar.

2. Amandemen UUD 1945

Para mahasiswa menuntut adanya perubahan terhadap undang-undang dasar tersebut karena
pada saat masa kepemimpinan Soeharto tidak ada hukum yang ditetapkan untuk mengatur batas
sebuah jabatan presiden maupun menteri.

Karena tidak adanya peraturan tersebut dalam UUD 1945, menyebabkan Soeharto dapat
menjabat sebagai presiden dengan waktu yang sangat panjang selama yang ia mau.

Akhirnya para mahasiswa menuntut adanya amandemen terkait UUD 1945 karena jika tidak
dilakukan perubahan, besar kemungkinan presiden-presiden selanjutnya akan melakukan hal serupa
seperti Soeharto.

3. Otonomi Daerah Seluas-luasnya

Pada masa orde baru atau kepemimpinan Soeharto, pembangunan serta pengembangan daerah
hanya terpusat di satu titik yaitu pulau jawa sehingga perkembangan-perkembangan di daerah lain
tidak merata.

Para mahasiswa menuntut agar pemerintah melakukan pelebaran otonomi daerah sehingga
semua wilayah yang ada di Indonesia, yaitu dari Sabang sampai Merauke dapat mengembangkan
daerahnya masing-masing agar tidak tertinggal.

4. Hapus Dwifungsi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)

Hal ini dilakukan karena sebelum masa kepemimpinan Soeharto sebagai presiden Indonesia,
sebelumnya ia menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Ketika ia terpilih menjadi presiden, ABRI kemudian memiliki dua fungsi atau dwifungsi yaitu untuk
keamanan dan sosial politik.

Dalam kata lain, tugas ABRI tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban negara Indonesia
saja, melainkan ikut terlibat untuk memegang kekuasaan sekaligus mengatur negara.

Aturan dwifungsi melahirkan berbagai permasalahan yang terjadi di Indonesia pada masa orde
baru karena ABRI menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar namun tidak memihak masyarakat
sipil.

Sehingga, pada tahun 1998 para mahasiswa dan masyarakat menuntut agar pemerintah
menghapuskan aturan dwifungsi ABRI.

3
5. Hapus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Hal ini dikarenakan pada masa kepemimpinan Soeharto sebagai presiden Indonesia, praktik KKN
sangat sering terjadi di tengah jabatan pemerintahan Indonesia.

6. Tegakkan Supremasi Hukum

Pada masa orde baru, hukum hanya tajam untuk masyarakat bawah, sedangkan para petinggi
negara kebal dari hukum.

Hal ini tentu saja sangat merugikan masyarakat karena para pejabat dapat berperilaku seenaknya
sesuai dengan keinginan sendiri.

Itulah sebabnya para mahasiswa berdemo meminta tuntutan agar pemerintah menegakan
supremasi hukum dengan tujuan penegakan hukum pada tingkat tertinggi sehingga dapat diterapkan
secara lebih tegas tak memandang siapapun termasuk para elite negara.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Reformasi merupakan tonggak sejarah Indonesia dimana dimulainya era baru setelah Orde Baru
dan memunculkan berbagai pelaksanaan di lingkungan pemerintahan yang berbeda dengan
sebelumnya. Reformasi memiliki tujuan agar kehidupan berbangsa dan bernegara selaras dengan
tujuan NKRI dan UUD 1945 serta tidak adanya penyelewengan yang bisa merugikan rakyat Indonesia.
Reformasi menandakan bahwa bangsa Indonesia ingin melakukan perubahan ke arah yang lebih baik
dan bisa menjadi bangsa yang berdaulat dan mengutamakan kepentingan rakyat.

3.2 Saran

Diharapkan bagi pembaca untuk menambah informasi dari sumber literasi lain. Hal tersebut
bertujuan agar informasi dan pengetahuan yang didapat semakin lengkap.

Anda mungkin juga menyukai