Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA


RUMAH MAKAN BALE SAWAH LA PARI TEMPURSARI

Oleh :

1. FADHILA ZAHRA SAHAJANTI (223209091)


2. FIRMAN ALDIMAS FADILA PUTRA (223209092)
3. ANGGY SHEILA APRILIA WATI (223209100)
4. SHERLY DWI ANGGRAINI (223209108)
5. THALIA REVANDISA (223209109)

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI MADIUN

2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting sebagai
salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi suatu negara. Adanya UMKM di Indonesia
dapat membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan,
karena UMKM merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan
konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM menjadi wadah yang baik bagi
penciptaan lapangan pekerjaan (Tri & Darwanto, 2013). Sebagai wirausaha pemula
mereka para UMKM dihadapkan pada persaingan sesama wirausaha sejenis, maka
UMKM dituntut untuk terus melakukan perubahan atau inovasi dengan memanfaatkan
tekonologi informasi berbasis internet dalam pengembangan bisnisnya dan melakukan
manajemen pengelolaan yang baik pada usahanya sehingga akan berdampak terhadap
peningkatan kinerja UMKM. Tetapi tidak semua pemilik usaha menggunakan teknologi
informasi. Beberapa faktor menjadi pertimbangan, seperti tingginya biaya, sulitnya
menerapkan teknologi informasi berbasis komputer di usaha kecil, dan kurangnya
pengetahuan teknologi di antara para pelaku bisnis (Onaolapo & Odetayo, 2012).
Perkembangan UMKM juga sangat dipengaruhi oleh faktor proses pemasaran produk
yang
dihasilkan oleh UMKM. Aktifitas pembelian, penjualan, dan pemasaran menjadi salah
satu solusi dalam pemanfaatan teknologi informasi yang berbasis e-commerce (Purnata
& Suardikha, 2019).

Teknologi informasi menghasilkan data-data yang terkait dengan bisnis,


termasuk cara yang perlu dijalankan perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya.
Penggunaan teknologi informasi berbasis komputer saat ini sudah banyak di berbagai
industri. Tetapi tidak semua pemilik usaha menggunakan teknologi informasi. Beberapa
faktor menjadi pertimbangan, seperti tingginya biaya, sulitnya menerapkan teknologi

1
informasi berbasis komputer di usaha kecil, dan kurangnya pengetahuan teknologi di
antara para pelaku bisnis (Onaolapo & Odetayo, 2012).

Industri adalah salah satu usaha yang tumbuh paling cepat di dunia dan
teknologi informasi memiliki pengaruh besar di dalamnya. Menurut Mulyadi (2016),
sistem akuntansi yaitu kumpulan kertas, tulisan, serta laporan yang dikoordinasi dalam
memberikan manajemen dengan data keuangan yang diperlukan dalam membuat
keputusan bisnis. Sistem akuntansi bermanfaat saat pengumpulan dan penyimpanan
informasi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan itu serta menjadi sebuah data
terpecaya yang bisa dipakai dalam mempertimbangkan sebuah kebijakan untuk
memajukan perusahaannya (Komala, 2012).

SIA adalah sistem yang berguna dalam pengumpulan maupun penyimpanan data
mengenai kegiatan yang dijalankan UMKM, merubah informasi itu menjadi data yang
bermanfaat untuk pemiliknya (Sa’adah & Lasiyono, 2019). Sebuah usaha memerlukan
SIA yang terencana dan menyesuaikan standar akuntansi guna meminimalisir adanya
permasalahan kecurangan yang berhubungan dengan seluruh aktivitas perekonomian
didalam perusahaan (Parnata et al., 2013). Suatu solusi yang bisa dilakukan dalam
menanggulangi permasalahan tersebut yaitu dengan SIA yang memakai software
akuntansi yang sekarang telah banyak diedarkan, misalnya pada Zahir Accounting yang
telah banyak dipakai para pelaku UMKM. Sebab pada pengembangannya, UMKM
membutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam menghasilkan UMKM yang
mandiri, produktif, serta berdaya saing tinggi sehingga bisnis tersebut menjadi bisnis
yang fleksible, accountable, dan profitable (Arif et al., 2020).

Rumah makan Bale Sawah La Pari Tempursari merupakan sebuah UMKM di


bidang kuliner yang berlokasi di Area Sawah, Tempursari, Wungu, Madiun. UMKM ini
telah berdiri sejak tahun 2022 dan saat ini memiliki 10 karyawan. Seluruh transaksi
penjualan dan pembelian dicatat menggunakan aplikasi Moka POS. sebuah software
kasir dan manajemen usaha. Pencatatan penjualan aplikasi Moka POS dapat digunakan
untuk mencatat transaksi penjualan barang atau jasa, dari penginputan item, jumlah,

2
harga, diskon, hingga total tagihan. Penerimaan pembayaran Aplikasi mendukung
pembayaran secara tunai, kartu debit/kredit, qriss, dan pembayaran digital lainnya yang
terintegrasi. Manajemen stok barang aplikasi Moka POS terhubung dengan sistem
manajemen inventory sehingga stok barang langsung terupdate saat terjadi transaksi
penjualan. Pengelolaan konsumen dan loyalty program Moka POS dapat melakukan
pendataan konsumen dan menjalankan program loyalitas untuk konsumen tetap.
Laporan penjualan dapat dihasilkan per hari, per minggu, bulanan, tahunan, per item,
dan berbagai potongan lainnya. Integrasi hardware, aplikasi mendukung integrasi
dengan printer kasir, mesin EDC, barcode scanner, dan hardware pendukung lainnya.

Pada tahun 2021, pernah terjadi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan
bagian kasir dengan memanfaatkan celah pada aplikasi Moka sehingga merugikan
keuangan entitas. Kecurangan tersebut menunjukkan lemahnya pengendalian internal
pada UMKM ini. Aplikasi tidak dibatasi sesuai tanggung jawab karyawan. Semua
karyawan bisa melakukan semua aktivitas di Moka POS, seperti cetak invoice, lihat
laporan, dan lain-lain. Tidak ada pemisahan fungsi antara kasir yang menerima
pembayaran dan bagian akuntansi yang mencatat transaksi. User access control tidak
diterapkan di Moka POS. Artinya akses tidak dibatasi berdasarkan hak akses pengguna
sesuai tanggung jawabnya. Karyawan bagian kasir bisa dengan leluasa mengakses
semua fitur Moka POS termasuk menghapus data transaksi dan mengubah laporan
sesuai kepentingannya. Audit trail pada Moka POS tidak diaktifkan sehingga tidak bisa
dilacak siapa yang mengubah apa pada data Moka.

Rumah makan ini menjalankan operasi setiap hari dengan omzet penjualan
mencapai Rp6.000.000 per hari. Dengan harga pokok sekitar Rp2.000.000, diperoleh
laba bersih sekitar Rp4.000.000 atau 100% dari harga pokok. Pertumbuhan usaha yang
pesat ini membutuhkan pengendalian internal dan sistem informasi akuntansi yang baik
agar risiko kecurangan dapat diminimalisir dan laporan keuangan yang akurat dapat
dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk memberikan rekomendasi
penerapan sistem informasi akuntansi yang sesuai bagi rumah makan Bale Sawah untuk
meningkatkan akuntabilitas dan mencegah terjadinya kecurangan di masa mendatang.

3
Sistem informasi akuntansi diharapkan dapat memberikan kontrol yang efektif melalui
otomatisasi pencatatan transaksi serta akses terbatas bagi karyawan sesuai tanggung
jawabnya.
I.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengevaluasi proses bisnis yang ada pada UMKM tanpa sistem informasi
di Bale Sawah Lapari Tempursari
b. Untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dihadapi UMKM tanpa
sistem informasi dalam menjalankan proses bisnis.
c. Untuk menganalisis kebutuhan UMKM tanpa sistem informasi dalam mengelola
data dan informasi bisnis.
d. Untuk memberikan rekomendasi perbaikan dan pengembangan sistem informasi
lebih lanjut bagi UMKM tanpa sistem informasi.
I.3 Sasaran Penelitian
1. Pemilik UMKM
2. Pengelola Keuangan UMKM
3. Pemerintah Daerah
4. Asosiasi UMKM
5. Akademisi Akuntansi

I.4 Luaran Penelitian


a. Mendokumentasikan hasil analisis kebutuhan pengendalian internal UMKM Bale
Sawah La Pari, termasuk identifikasi risiko keuangan dan upaya pencegahan yang
diperlukan.
b. Rekomendasi rancangan pengendalian internal yang mencakup kebijakan,
prosedur, dan mekanisme pengawasan untuk memastikan bahwa transaksi
keuangan UMKM diawasi dengan baik dan mengurangi risiko kecurangan.

I.5 Kontribusi Penelitian


Berikut bentuk kontribusi dari penelitian UMKM, salah satunya :

4
a. Sebagai masukan bagi UMKM untuk mulai menerapkan sistem informasi
akuntansi walaupun sederhana, guna meningkatkan kualitas pencatatan dan
pelaporan keuangan UMKM.
b. Sebagai masukan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan dan
program untuk mendorong UMKM menerapkan sistem informasi akuntansi.
c. Sebagai masukan bagi asosiasi UMKM dan komunitas akuntansi untuk
mengadakan pelatihan dan pendampingan implementasi sistem informasi
akuntansi bagi UMKM.
d. Sebagai masukan bagi perguruan tinggi untuk mengembangkan model sistem
informasi akuntansi khusus UMKM yang sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas
UMKM.
e. Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya dalam rangka mengembangkan
model sistem informasi akuntansi terintegrasi untuk UMKM skala mikro, kecil
dan menengah.
f. Sebagai referensi bagi UMKM sejenis yang ingin mengembangkan dan
menerapkan sistem informasi akuntansi pada bisnisnya.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II.1 Sistem Informasi Akuntansi


Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2016) adalah organisasi folmulir, catatan,
dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut Wijayanto (2004) Sistem akuntansi adalah susunan berbagai folmulir
catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi,
tenaga pelaksanaannya, laporan keuangannya terkoordinasi secara erat yang didesain
untuk menginformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen.
Menurut James (2009) Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk
mengumpulkan, mengelompokkan, merangkum, serta melaporkan informasi keuangan
dan operasi perusahaan.
II.2 Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan proses yang dijalankan untuk menyediakan
jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian berikut telah dicapai (Romney &
Steinbart, 2016). Dalam mengembangkan suatu pengendalian internal, diperlukan
pemahaman yang mendalam terhadap kemampuan teknologi informasi serta risikonya.
Menurut Rahim dkk. (2017), dalam memastikan efektivitas dan efisiensi,
pengendalian internal memainkan peran yang sangat penting. Pengendalian ditetapkan
dalam bentuk tertulis seperti Standard Operating Procedure (SOP) yang disetujui dan
diterima oleh pemilik, dan dikomunikasikan serta dijunjung tinggi oleh manajemen
yang kemudian akan diterapkan pada keseluruhan organisasi. Pengendalian internal
yang tidak efektif dapat menimbulkan risiko yang sangat besar bagi organisasi.

6
II.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Definisi penjualan dalam PSAK No.23, Semua perusahaan dagang melakukan
kegiatan utamanya yaitu penjualan. Dengan penjualan, tujuan perusahaan untuk
mendapatkan laba dapat tercapai.
Menurut Mulyadi (2016) menyatakan bahwa penjualan tunai dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang
terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah
uang diterima oleh perusahaan, barang dicatat oleh perusahaan.
Menurut Romney dan Steinbart (2021), sistem informasi akuntansi penjualan
adalah sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses data terkait
aktivitas penjualan tunai. Tujuan utama sistem ini adalah menyimpan dan
mengorganisir data penjualan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan dan
pengawasan. Krismiaji (2005) mendefinisikan sistem informasi akuntansi penjualan
sebagai sistem yang memproses data dan transaksi penjualan tunai untuk menghasilkan
informasi yang bermanfaat dalam merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan
bisnis.
Dengan demikian, Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dapat diartikan
sebagai rangkaian subsistem yang bertujuan untuk memproses data transaksi penjualan,
menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan, dan meningkatkan kinerja
penjualan. Sistem ini mencakup prosedur yang mengorganisir formulir, catatan, laporan,
dan transaksi terkait kegiatan penjualan, baik itu penjualan tunai maupun transaksi lain
yang dapat meningkatkan kas perusahaan, dengan tujuan menyediakan informasi yang
diperlukan oleh manajemen. Tujuan sistem penjualan tunai dapat tercapai apabila
diimbangi dengan unsur-unsur sistem penjualan tunai yaitu fungsi yang terkait,
dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, jaringan prosedur yang
membentuk sistem penjualan tunai serta bagan alir dokumen.
II.3.1 Fungsi Yang Terkait
Menurut Mulyadi (2016 ) fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan
tunai adalah :

7
a. Fungsi penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur
penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli guna
kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
b. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
c. Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan
barang yang di pesan pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi
pengiriman.
d. Fungsi pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan
barang yang telah dibayarkan harganya kepada pembeli.
e. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatatan transaksi penjualan dan
penerimaan kas serta membuat laporan penjualan.
II.3.2 Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen
Menurut Mulyadi (2016) Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen
dari penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1. Jumlah pendapatan menurut jenis produk atau kelompok produk selama
jangka waktu tertentu.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan
produk tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamat
pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai.
5. Kuantitas produk yang dijual.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

8
II.3.3 Dokumen yang digunakan
Menurut Mulyadi (2016) dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan
tunai adalah :
a. Faktur Penjualan Tunai (FPT)
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan olen
manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Faktur ini diisi oleh fungsi
penjualan sebagai pengantar pembayaran kepada fungsi kas dan sebagai dokumen
sumber untuk pencatatan transaksi penjualan kedalan jurnal penjualan. Tembusan
faktur ini dikirimkan oleh fungsi penjualan ke fungsi pengiriman sebagai perintah
penyerahan barang kepada pembeli yang telah melaksanakan pembayaran harga
barang ke fungsi kas. Tembusan faktur ini juga berfungsi sebagai slip
pembungkus (packing slip) yang ditempelkan oleh fungsi pengiriman di atas
pembungkus, sebagai alat identifikasi bunglusan barang.
b. Pita Register Kas
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin
register kas. Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang
dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung untuk
menyakinkan bahwa faktur penjualan tunai tersebut benar-benar telah dibayar dan
dicatat dalam register kas.
c. Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit
dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu
kredit. Dokumen ini diisi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk
menagih utang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit.
d. Bill of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan
barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi
pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh
perusahaan angkutan umum.
e. Faktur Penjualan COD

9
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan faktur
penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan
perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda
tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagi bukti telah diterimanya barang
oleh pelanggan. Tembusan faktur penjualan COD digunakan oleh perusahaan
untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan
barang yang dipesan oleh pelanggan.

f. Bukti Setor Bank


Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank,
bersamaan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar
tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh
bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh
fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai
dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai
ke dalam jurnal penerimaan kas.
g. Rekap Beban Pokok Penjualan
Dokumrn ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode. Dokuman ini digunakan oleh fungsi
akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual.

II.3.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan


Menurut Mulyadi (2016:391) catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem
akuntansi penjualan tunai adalah :

a. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas
data penjualan. Dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis
produk guna meringkas informasi penjualan menurut produk tersebut.

10
b. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntasi untuk mencatat penerimaan
kas dari berbagai sumber di antaranya dari penjualan tunai.
c. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
d. Kartu Persediaan
Dalam transaksi penerimaan kas dan penjualan tunai, kartu persediaan digunakan
oleh fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang
disimpan di gudang.
e. Kartu Gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya berisi data
kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Catatan ini diselenggarakan oleh
fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam
gudang. Dalam transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatat
berkurangnya kuantitas produk yang dijual

11
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini memakai penelitian kualitatif yang berfokus pada pendeskripsian
data atau fakta yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata daripada angka dan laporan
yang menyertakan kutipan (fakta) yang terungkap di lapangan untuk mendukung
laporan yang disajikan. Berdasarkan instrumen utama peneliti, proses pengumpulan data
fokus di satu sumber informasi dan analisa induktif yang dilakukan, hasil kualitatif akan
berfokus pada pemaknaan daripada generalisasi dalam temuan ini (Sugiyono, 2018).

III.2 Subjek dan Objek Penelitian


Subjek dari penelitian ini rumah makan Bale Sawah La Pari. Sedangkan, Objek
penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Rumah Makan Bale Sawah La Pari.

III.3 Sumber Data


Menurut Arikunto (2006), sumber data adalah subjek dari mana data itu
diperoleh. Wawancara mencakup segala sesuatu mulai dari mengamati dan
mendokumentasikan suatu proses hingga mengevaluasi dan melaporkan temuan dan
membuat kesimpulan dari objek penelitian (Sidiq dkk, 2019). Melalui penelitian
deskriptif kualitatif ini dapat menjelaskan bagaimana perancangan sistem informasi
akuntansi penjualan yang akan diterapkan pada UMKM Bale Sawah La Pari.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Kumpulan data
primer yaitu kumpulan informasi yang dikumpulkan langsung atas sumber informasi
(Sugiyono, 2018). Pemilik UMKM Bale Sawah La Pari menyediakan data untuk
laporan ini melalui wawancara dan pengamatan di lokasi tersebut.

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 HASIL
IV.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Bale Sawah La Pari. Sejarah Rumah
Makan Bale Sawah La Pari dimulai ketika Pak Eko Susilo dan Erlis Seniwati
memutuskan untuk mendirikan rumah makan di sebidang tanah dekat rumah mereka
yang berbatasan langsung dengan lahan sawah. Mereka menyewa lahan sawah untuk
menciptakan sebuah tempat makan dengan konsep pedesaan yang unik.
Tanggal 12 Agustus 2022, Bale Sawah La Pari resmi dibuka untuk pertama
kalinya dengan 6 karyawan yang mendukung operasionalnya. Proses pembuatan
makanan dilakukan di rumah pemilik sebagai bagian integral dari konsep unik yang
diusung oleh Bale Sawah La Pari.
Meskipun masih dalam tahap pengembangan, Bale Sawah La Pari terus
mendapatkan perhatian masyarakat dan meningkatkan popularitasnya berkat citarasa
autentik dan pelayanan ramah yang menjadi daya tarik utama. Kesuksesan ini bukan
hanya menciptakan jejak berarti dalam industri kuliner lokal, tetapi juga memotivasi
pemilik untuk terus meningkatkan fasilitas dan menyajikan pengalaman kuliner yang
semakin berkualitas.
IV.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih (Chester I. Bernard, 2013). Adapun struktur organisasi yang
terdapat pada UMKM Bale Sawah La Pari :

13
Dalam struktur organisasi pada rumah makan Bale Sawah La Pari memiliki
pembagian tugas sesuai dengan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Pemilik:
 Pengambilan keputusan strategis dan pengawasan operasional.
 Analisis keuangan, pengelolaan anggaran, dan pemantauan keuangan.
 Mencari peluang pertumbuhan dan manajemen hubungan bisnis.
2. Kasir:
 Menerima pembayaran, mencatat transaksi, dan memberikan struk.
 Menjaga keamanan dan keseimbangan kas di kasir.
 Memberikan pelayanan pelanggan yang baik.
3. Bagian Dapur:
 Persiapan bahan makanan, memasak, dan penyajian menu.
 Memantau dan mengelola stok, serta pemesanan bahan baku.
 Menjaga kebersihan dan sanitasi di area dapur.
4. Pramusaji:
 Melayani pelanggan dengan ramah dan memberikan informasi menu.
 Menjaga kebersihan dan tata letak meja serta area pelanggan.
 Berkomunikasi dengan dapur untuk pesanan yang tepat waktu.
5. Barista:
 Persiapan dan penyajian minuman sesuai standar kualitas.
 Memantau stok bahan minuman dan melakukan pemesanan.
 Berkontribusi dalam pengembangan menu minuman dan inovasi penyajian.
 Berkoordinasi dengan pramusaji untuk menyajikan minuman bersamaan dengan
hidangan.

14
IV.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai Pada UMKM Bale Sawah
La Pari
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, berikut sistem penjualan tunai
yang terjadi dalam sistem penjualan tunai di Bali Sawah La Pari ;
Proses dimulai ketika pelanggan tiba. Pramusaji menyambut pelanggan
dengan menawarkan menu, dan mencatat pesanan pelanggan. Pesanan kemudian
diserahkan kepada kasir, yang melakukan pengentrian pesanan melalui aplikasi Moka.
Hasil entrian pesanan dicetak dan diteruskan ke bagian dapur. Di sana, tim dapur dan
barista bekerja sama untuk menyiapkan pesanan. Setelah selesai, pramusaji
mengambil pesanan dari dapur dan menyajikannya kepada pelanggan. Setelah
pelanggan menyelesaikan makanannya, pembayaran dilakukan di kasir. Kasir
menerima pembayaran, mencetak struk pembayaran untuk pelanggan, dan
mengupdate informasi pembayaran pada aplikasi Moka. Seluruh transaksi secara
otomatis tercatat dalam sistem. Pemilik Bali Sawah La Pari dapat dengan mudah
melihat laporan harian atau mingguan melalui aplikasi Moka. Laporan tersebut
mencakup rincian penjualan, dan performa menu. Dengan informasi ini, pemilik dapat
membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi operasional dan
memaksimalkan pendapatan restoran.
Flow of Document penjualan tunai Bale Sawah La Pari :

IV.2 PEMBAHASAN
IV.2.1 Perancangan SIA Penjualan Tunai
Dari penjelasan sistem penjualan tunai yang terjadi di Bale Sawah La Pari,
terungkap bahwa UMKM Bale Sawah La Pari menghadapi kelemahan dalam
pengendalian internal kasir. Keadaan ini menyebabkan kasir terlibat dalam praktik
manipulasi pada aplikasi Moka yang digunakan. Kurangnya bagian admin untuk
mengotorisasi salinan struk penjualan menciptakan kesempatan bagi kasir untuk
melakukan manipulasi transaksi, kecurangan, dan meningkatkan risiko kehilangan uang.

15
Penyelenggaraan Standartd Operating Procedure (SOP) pada UMKM Bale Sawah La
Pari dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketidaksempurnaan ini, dengan
meningkatkan pengawasan dan meminimalisir risiko terjadinya praktik manipulasi di
bagian kasir.
Berikut adalah usulan desain sistem informasi penjualan yang disusun oleh
peneliti.:
Pelanggan datang lalu. Pramusaji (Bagian Penjualan) menawarkan menu kepada
pelanggan, kemudian mencatat Surat Order Pesanan. Pramusaji menyerahkan Surat
Order Pesanan kepada bagian Kasir untuk melakukan entri pesanan pada aplikasi Moka.
Hasil entri pesanan dicetak dan diteruskan ke bagian dapur. Setelah juru masak
menyiapkan makanan dan Barista menyiapkan minuman, pramusaji mengantarkan
pesanan dan membawa kembali Surat Order Pesanan. Bila pelanggan selesai makan,
pramusaji akan mencatat tambahan pesanan yang diambil oleh pelanggan (jika ada).
Kemudian pramusaji akan mencatat ulang pesanan pada Surat Order Pesanan. SOP
pertama dan kedua diserahkan ke bagian dapur dan barista untuk menyiapkan pesanan
tambahan, sedangkan SOP ketiga diserahkan ke bagian kasir untuk melakukan
pembayaran. Bila pesanan telah jadi, pelanggan mengambil ke bagian kasir, lalu
melakukan pembayaran sudah membayar, kasir akan menghasilkan struk penjualan
sebanyak 2 rangkap. Bagian kasir akan menyerahkan struk penjualan pertama untuk
pelanggan dan struk penjualan kedua diserahkan ke bagian admin. Bagian admin akan
menggunakan struk penjualan kedua tersebut untuk membuat laporan pendapatan
(penjualan) sebanyak 2 rangkap. Laporan pendapatan pertama beserta struk penjualan
akan dibuat arsip oleh bagian admin, kemudian laporan pendapatan kedua akan
diserahkan ke pemilik. Laporan pendapatan yang diterima oleh pemilik akan diperiksa
oleh pemilik untuk menganalisa dan mengontrol penjualan, selanjutnya laporan
pendapatan tersebut akan disimpan oleh pemilik.

16
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Onaolapo, A. A., & Odetayo, T. A. (2012). Effect of accounting information system on


organisational effectiveness: a case study of selected construction companies in Ibadan,
Nigeria. American Journal of Business and Management, 1(4), 183–189.

Bernard, Chester I. (2013) Perilaku Organisasi. Jakarta: Pustaka Raya.

Komala, A. R. (2012). The influence of the accounting managers’ knowledge and the top
managements’ support on the accounting information system and its impact on the
quality of accounting information: A case of Zakat Institutions in Bandung. Journal of
Global Management, 4(1), 53– 73.

Krismiaji.(2005). Sistem Informasi Akuntansi, Unit Penerbit dan Percetakan Akademi


Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta.

Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi (4th ed). Salemba Empat.

Nugroho Wijayanto, Sistem Informasi Akuntansi (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama,


2004)

Rahim, S. A. A., Nawawi, A., & Salin, A. S. A. P. (2017). Internal control weaknesses in a
cooperative body: Malaysian experience. In Int. J. Management Practice (Vol. 10, Issue
2).

Romney Marshall B., & Steinbart, P. J. (2021). Accounting Information System (14ed.).
Person

Sa’adah, W. C., & Lasiyono, U. (2019). Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada
Home Industry Keripik Usus “Ella“ di Larangan-Candi, Sidoarjo. Publikasi Ilmiah
Akuntansi, 1(1), 1120–1126.

17
Sidiq, U., & Choiri, M. M. (2019). Metode penelitian kualitatif di bidang pendidikan.
Ponorogo: CV Nata Karya.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D, penerbit Alfabeta,
Bandung.

Hall, James A., 2009. Accounting Information System. Jakarta: Salemba Empat.

18

Anda mungkin juga menyukai