RPP Mahabharata Baru Lengkap Siap Print Untuk Spendu
RPP Mahabharata Baru Lengkap Siap Print Untuk Spendu
( Pertemuan ke-1)
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Discovery Learning siswa memiliki pengetahuan dan membentuk
kerjasama yang efektif, saling memberikan informasi serta mendengan dan menggunakan ide-
ide dari siswa yang lain dalam menjelaskan Pengertian Mahabharata dan Bagian-Bagian Asta
Dasa Parwa dengan tepat dan benar serta memiliki sopan santun dalam menjelaskan
pengertian dan Bagian-bagian Mahabharata
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Berdiferensiasi
Pendahuluan 1. Guru memberi salam panganjali Diferensiasi Konten
(15 Menit) umat (Om Swastyastu),
menanyakan keadaan Murid, dan
mengecek keadiran murid
2. Guru dan murid berdoa sebelum
memulai pelajaran
3. Guru bersama kelas membuat
kesepakatan kelas (guru/salah
satu murid membacakan hasil
kesepakatan belajar kelas
4. Guru menyampaikan materi yang
akan dipelajari
(Apersepsi)
Pengerian Mahabrata dan
bagian-bagian Asta Dasa
Parwa
5. guru memberikan gambaran
tentang pengertian Mahabharata
dan bagian-bagian Asta Dasa
parwa
Generalization/Menarik
Kesimpulan
6. Guru dan Murid melakukan
diskusi kelas/tanya jawab/
atas presentasi dan
tanggapan kelompok,
kemudian guru memberikan
peneguhan dan perbaikan
sehingga diperoleh sebuah
kesimpulan yang menagarah
pada tujuan pembelajaran
Penutup 1. Guru bersama Murid Diferensiasi
(15 Menit) melakukan refleksi dan proses dan
umpan balik utuk produk
mengetahui tingkat
pemahaman Murid
terhadap proses kegiatan
yang sudah dilaksanakan
dengan mengakomodir
profil belajar.
2. Guru mengingatkan Murid
untuk mengumpulkan hasil
pekerjaannya secara
mandiri pada pertemuan
berikutnya berupa tulisan
(murid Visual) , Gambar
(murid kinestetik) rekaman
suara, maupun rekaman
video (murid auditori)
3. Guru menyampaikan materi
pertemuan berikutnya
(cerita singkat dalam
Parwa-parwa mahabharata)
4. Guru bersama Murid
melakukan teknik Stop
sekaligus menutup
pembelajaran dengan doa
bersama
2. Penilaian Pengetahuan
Tes mengelompokkan gambar yang sesuai dengan ajaran pengertian Mahabharata dan
bagian-bagian mahabharata
3. Penilaian Keterampilan
Rubrik penilaian :
Menyebutkan secara lisan pengertian Mahabharata dan bagian-bagian Mahabharata
melalui dengan kalimat sederhana.
Pedoman Penilaian :
Nilai = Skor diperoleh x 100
Skor maksimal
A. Pendahuluan
Itihāsa adalah suatu bagian dari kesusastraan Hindu yang menceritakan kisah-kisah
epik/kepahlawanan para Raja dan ksatria Hindu pada masa lampau dan dibumbui oleh filsafat
agama, mitologi, dan makhluk supernatural. Itihāsa berarti “kejadian yang nyata”. Itihāsa yang
terkenal ada dua, yaitu Ramayana dan Mahābhārata.
Kitab Itihāsa disusun oleh para Rsi dan pujangga India masa lampau, seperti misalnya
Rsi Walmiki dan Rsi Vyāsa. Cerita dalam kitab Itihāsa tersebar di seluruh daratan India sampai
ke wilayah Asia Tenggara. Pada zaman kerajaan di Indonesia, kedua kitab Itihāsa diterjemahkan
ke dalam bahasa Jawa kuna dan diadaptasi sesuai dengan kebudayaan lokal. Cerita dalam kitab
Itihāsa diangkat menjadi pertunjukkan wayang dan digubah menjadi kakawin.
Itīhāsa merupakan Kitab yang tergolong Smerti pada bagian Upangaweda. Kata Itihasa
berasal dari 3 bagian yaitu iti + ha + asa (iti = begini, ha = tentu, asa = sudah terjadi) jadi kata
Itihasa artinya sudah terjadi begitu. Namun dalam perkembangan yang terjadi sampai saat ini
khususnya diIndia kata Itihasa sering dihubungkan sebagai Sejarah. Sehingga Itihasa adalah
cerita berdasarkan latar sejarah yang memasukkan nilai-nilai ajaran Weda didalamnya.
Itīhāsa sering disebut juga sebagai Wiracarita, karena cerita ini dahulu sering diceritakan
melalui tradisi mulut ke mulut. Wiracarita (Wira=Laki, Pahlawan, Berani, Perwira; Carita=cerita)
jadi Wiracarita adalah Cerita kepahlawanan. Cerita kepahlawanan ini didasarkan pada latar
sejarah para raja, Namun nilai-nilainya tetap diambil dari Weda. Cerita ini adalah peristiwa
sejarah, dan mengandung makna yang dalam, dan mengandung ajaran yang ada pada cerita ini
sama seperti ajaran suci Weda. Karya Maharsi Wyasa hendaknya didegar terlebih bagi seorang
Brahmana.
Dari kreteria yang tersebut di atas maka Itihasa atau Wiracarita merupakan salah satu
model penjelasan dari Weda yang dilatarkan pada cerita sejarah yang terjadi. Hal tersebut
didasarkan atas bukti-bukti sejarah yang menunjukan bahwa tempat kejadian dalam Itihasa masih
ada. Contohnya yaitu Kuruksetra medan perang Pandawa dan Kurawa, Jembatan Situbanda
penyebrangan Rama ke Alengka dan masih banyak lagi yang lainnya.
Cerita dalam kitab Itihāsa tersebar di seluruh daratan India sampai ke wilayah Asia
Tenggara. Pada zaman kerajaan di Indonesia, kedua kitab Itihāsa diterjemahkan ke dalam bahasa
Jawa kuna dan diadaptasi sesuai dengan kebudayaan lokal. Cerita dalam kitab Itihāsa diangkat
menjadi pertunjukkan wayang dan digubah menjadi kakawin maupun prosa.
Kitab Mahābhārata berasal dari kata Maha berarti besar dan Bharata yang berarti raja-
raja dari dinasti Bharata. Jadi Mahābhārata adalah cerita agung dari keluarga Bharata.
Dalam perjalanannya Kitab Mahābhārata mengalami tiga tahap pengembangan
diantaranya :
Jaya Samhita oleh Wyasa 8.800 sloka
Bharata Samhita oleh Waisampayana 24.000 sloka
Mahābhārata Samhita oleh Suta Ugrasrwa 100.000 sloka
Selain berisi cerita kepahlawanan (wiracarita), Mahābhārata juga mengandung nilai-nilai
Hindu, mitologi dan berbagai petunjuk lainnya. Oleh sebab itu kisah Mahābhārata ini dianggap
suci, teristimewa oleh pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sansekerta
ini kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti perkembangan peradaban Hindu
pada masa lampau di Asia, termasuk di Asia Tenggara.
Di India ditemukan dua versi utama Mahābhārata yang agak berbeda satu dengan yang
lainnya. Kedua versi ini disebut dengan istilah "Versi Utara" dan "Versi Selatan". Biasanya versi
utara dianggap lebih dekat dengan versi yang tertua. Mahābhārata merupakan kisah epik yang
terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut Astadasaparwa. Rangkaian kitab
menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur
Pandawa dan Korawa (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata) sampai kisah
diterimanya Pandawa di surga.
Rubrik Penskoran:
Sikap Spritual Sikap Sosial
a. Indikator sikap spiritual “disiplin”: a. Indikator sikap sosial “jujur”
1) Disiplin melaksanakan doa sebelum 1) Tidak suka berbohong
dansesudah kegiatan pembelajaran 2) Selalu berbicara apa adanya
2) Disiplin mengucapkan salam agama 3) Jujur dalam berperilaku
Hindu setiap memulai pembelajaran. 4) Berani mengungkapkan kebenaran
3) Disiplin dalam mengucapkan doa
Dainika Upasana sebelum memulai b. Indikator sikap sosial “tanggung jawab”
belajar. 1) Selalu menyelesaikan tugas yang
4) Disiplin mengucapkan doa memulai diberikan pendidik
sesuatu. 2) Tidak bertele-tele dalam bekerja
3) Tepat waktu dalam mengumpulkan
b. Indikator sikap spiritual “tekun”: tugas
1) Tekun dalam mengucapkan doa 4) Datang tepat waktu ke kelas
sebelum dan selesai pelajaran
2) Tekun mengucapkan salam agama c. Indikator sikap sosial “peduli”
Hindu dalam kehidupan 1) Berpakaian rapi
3) Tekun mengucapkan doa Dainika 2) Menjaga ketertiban dan kebersihan
Upasana sebelum belajar 3) Memberikan kritik yang membangun
4) Tekun mengucapkan doa memulai 4) Rajin berpunia
pekerjaan.
Pemberian Nilai Skor:
a. Nilai 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
b. Nilai 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
c. Nilai 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
d. Nilai 1 = jika peserta didik melakukan salah satu kegiatan tersebut
PENILAIAN PENGETAHUAN
Tes Tulis
No. Bentuk Instrumen Jumlah Soal Jenis Tagihan
1. Pilihan Ganda 15 Penugasan / Penilaian Harian
2. Isian 10 Penugasan
3. Uraian 10 Penugasan / Penilaian Harian
I. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) huruf A, B, C atau D pada jawaban yang benar!
1. Weda Sruti menurut sifat isinya dibagi menjadi 3 bagian. Di bawah ini merupakan 3 bagian
Weda Sruti, kecuali…..
A. Bagian Mantra B. Bagian Brahmana
C. Bagian Aranyaka/ Upanisad D. Bagian Wedangga
2. Weda Smerti merupakan Weda yang ditulis dari ingatan yang bersumber dari Weda Sruti.
Di bawah ini merupakan salah satu kelompok Weda Smrti adalah …..
A. Catur Weda Samhita B. Brahmana
C. Upanisad D. Wedangga
3. Maha Rsi Manu membagi kitab Veda menjadi dua bagian yaitu Sruti dan Smrti, di bawah
ini merupakan kelompok Veda yang isi didalamnya ada kisah-kisah kepahlawanan para
ksatria Hindu pada masa lampau adalah ….
A. Purana B. Ayur Veda C. Itihasa D. Artha Sastra
5. Dalam Bhisma Parwa dijelaskan mengenai lima jenis yajna, salah satunya adalah bentuk
Yadnya dengan mengorbankan diri demi kepentingan dharma, Seperti halnya para
pahlawan kemerdekaan. Yajna ini dikenal dengan....
A. Dewa yajna B Tapa yajna
C. Swadyaya yajna D. Yoga yajna
6. Tokoh Karna digambarkan sebagai salah satu tokoh yang selalu setia dengan teman. Dalam
Pañca satya, setia terhadap teman disebut dengan...
A. Satya semaya B. Satya laksana
C. Satya mitra D. Satya wacana
7. Berikut merupakan Kitab suci Veda yang berisi wejangan Sri Kresna kepada Arjuna yaitu...
A. B. C. D.
8. Ajaran-ajaran Bhisma kepada Yudhistira mengenai moral dan tugas kewajiban seorang raja
tercantum dalam parwa ….
A. Salyaparwa B. Shantiparwa
C. Anusasanaparwa D. Karnaparwa
9. Gambar di bawah ini merupakan gambaran peristiwa yang ada pada …..
Pedoman Penskoran
Kunci Jawaban Pilihan Ganda
1. D
2. D
3. C
4. A
5. C
6. C
7. D
8. C
9. B
10. A
Jawaban Skor
Benar 1
Salah 0
Skor Maksimal Pilihan Ganda 10
PENILAIAN KETERAMPILAN
A. Proyek
1. Teknik : Proyek Presentasi
2. Bentuk Instrumen : Lembar Praktikum
3. Aspek Penilaian : Psikomotor (Presentasi)
4. Materi : Membuat presentasi parwa-parwa dalam Mahābhārata
5. Pedoman penskoran :
Kriteria dan Skor Jumlah
No. Nama peserta didik
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) Skor
1
2
3
4
5
Keterangan: Skor:
(a) = materi presentasi 10 = jika sempurna
(b) = penguasaan materi 9 = jika sangat baik
(c) = sistematika penyajian 7-8 = jika baik
(d) = kepercayaan diri dalam menyajikan materi 5-6 = cukup
(e) = kemampuan memanfaatkan media presentasi 1-4 = kurang baik
(f) = kemampuan menanggapi pertanyaan
(g) = penggunaan bahasa
SB (Sangat Baik) = 90 - 100 Nilai =
B (Baik) = 70 - 89 Jumlah Skor
×100
C (Cukup) = 50 - 69 70
D (Kurang) = 10 - 49
E (Sangat Kurang = 0 - 9
B. Produk
1. Teknik : Produk
2. Bentuk Instrumen : Lembar Produk
3. Aspek Penilaian : Psikomotor (Produk)
4. Materi : Membuat produk media papan untuk menempelkan kertas-kertas
yang berisi paparan tentang parwa-parwa dalam kitab
Mahābhārata dengan memanfaatkan barang bekas untuk
dipamerkan dan dipresentasikan di depan kelas
5. Pedoman penskoran :
Kriteria dan Skor
No. Nama peserta didik Jumlah Skor
(a) (b) (c) (d) (e)
1
2
3
4
5
Keterangan: Skor:
(a) = kesiapan alat 10 = jika sempurna
(b) = keuletan dalam pembuatan 9 = jika sangat baik
(c) = kerapian 7-8 = jika baik
(d) = proses pembuatan 5-6 = cukup
(e) = hasil akhir 1-4 = kurang baik
A. Kegiatan Pendahuluan
Guru mengucapkan panganjali dan Mūladhyaya Pūja
Guru mengabsen atau menulis peserta didik yang tidak mengikuti pelajaran, sekaligus
mendata yang nilainya belum memenuhi KKM dan yang sudah memenuhi/melebihi
KKM
Guru mengajak peserta didik mempersiapkan buku yang akan digunakan untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang nilainya belum KKM untuk
membaca materi sesuai indikator yang belum terpenuhi.
Bagi peserta didik yang nilainya sudah memenuhi/melebihi KKM, Guru memberikan
materi pengayaan berupa pendalaman materi tentang itihasa Māhabharata karya Vyasa.
Guru memberikan materi pengayaan pendalaman materi tentang itihasa Māhabharata
karya Vyasa dengan studi mandiri.
Bagi peserta didik yang nilainya belum KKM, maka guru memberikan tes atau ulangan
sesuai materi yang nilainya belum KKM. Peserta didik diberikan soal secara tertulis.
Setelah selesai melaksanakan remidial, maka peserta didik bisa mengikuti teman-
temannya melaksanakan kegiatan studi mandiri pendalaman materi tentang itihasa
Māhabharata karya Vyasa dengan bimbingan dan arahan Guru.
C. Penutup
Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan
Guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran
Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya
Guru menutup pertemuan Pūrṇādhyaya Pūja dan Paramaśāntiḥ