Anda di halaman 1dari 58

MODUL AJAR

PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

Disusun Oleh :
Ni Gusti Sayu Ratna Dewi, S.Pd.
Fase D (Kelas VII)

MGMP KABUPATEN BADUNG


KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BADUNG
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

MODUL AJAR PAH FASE D


MODUL AJAR
PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
FASE D (KELAS VII)

SEJARAH

Disusun Oleh :
Ni Gusti Sayu Ratna Dewi, S.Pd.

Modul ini dirancang dengan Mengintegrasikan Pembelajaran


Berdiferensiasi dan Penerapan Profil Pelajar Pancasila yang
digunakan sebagai contoh dan tidak mutlak harus digunakan pada
Satuan Pendidikan.

MODUL AJAR PAH FASE D


RANCANGAN PEMBELAJARAN

PEMETAAN PEMBELAJARAN KELAS VII


Jumlah Asesmen Jumlah Jumlah
Capaian Pembelajaran
JP JP (JP) Pertemuan
Menganalisis Upaweda sebagai pedoman 16 2 14 7
kehidupan di lingkungan keluarga.
Memahami Ātmān sebagai sumber hidup 16 2 14 7
setiap makhluk.
Memahami ajaran Tri Hita Karana untuk 16 4 12 6
Mencapai kebahagiaan hidup.
Memahami bentuk dan fungsi upakara 18 2 16 8
Dalam Agama Hindu.
Memahami peninggalan sejarah Hindu 20 4 16 8
di Indonesia.
JUMLAH 86 14 72 36

INFOGRAFIS ATP

MODUL AJAR PAH FASE D


INFORMASI UMUM

Nama Ni Gusti Sayu Ratna Dewi, S.Pd.


Satuan Pendidikan SMP Negeri 3 Kuta Utara
Dimensi Profil Pelajar Dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu
Pancasila mengembangkan karakter mandiri saat melakukan penelusuran
bahan pustaka dan membuat infografik. Di samping itu peserta
didik juga diharapkan mengembangkan karakter bernalar kritis
terutama saat membuat kajian terhadap terhadap hasil
informasi yang sudah dikumpulkan.
Fase / Kelas / Semester D / VII / Ganjil
Estimasi Waktu 5 x Pertemuan (1 x Pertemuan = 40 Menit x 2)
Profil Peserta Didik Siswa regular (kinestestik, audio dan visual)
Elemen Sejarah

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir fase setelah mempelajari materi pembelajaran, Peserta didik dapat menganalisis
kontribusi sejarah Hindu dalam perkembangan kekinian. Peserta didik dapat menjadikan
sejarah sebagai sumber pembelajaran positif pada kehidupan kekinian dan berupaya
melestarikan peninggalan sejarah dan kebudayaan Hindu di Indonesia.

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN KRITERIA KETERCAPAIAN


ASESMEN
PEMBELAJARAN TUJUAN
 Menguraikan dan Pada akhir pembelajaran dari Awal :
menganalisis modul ini, peserta didik Dapat dilakukan dengan diskusi, tanya
peninggalan sejarah diharapkan mampu menunjukkan jawab, kuesioner, kuis dsb untuk
Hindu di Indonesia kemampuan : mengecek pengetahuan dan keterampilan
untuk menguatkan 1. Menyebutkan jenis-jenis prasyarat untuk belajar tentang
kebudayaan peninggalan sejarah agama peninggalan sejarah agama Hindu di
nasional. Hindu yang ada di Indonesia. Indonesia.
 Menganalisis 2. Menjelaskan karakteristik
hikmah dan peninggalan sejarah agama Proses :
melestarikannya Hindu di Indonesia. Uji pemahaman dan praktik me-

MODUL AJAR PAH FASE D


agar berkontribusi 3. Menggambarkan masing- laksanakan pembelajaran yang
positif pada masing peninggalan sejarah berhubungan dengan peninggalan sejarah
kehidupan kekinian. agama Hindu yang ada di agama Hindu di Indonesia. Selanjutnya
Indonesia secara lebih rinci. peserta didik diberikan pengayaan pada
4. Menceritakan secara singkat materi yang perlu diperdalam.
sejarah peninggalan agama
Hindu yang ada di Indonesia. Akhir :
5. Menguraikan hikmah di balik Memastikan ketercapaian pemahaman
peninggalan sejarah Hindu peserta didik (dapat dengan penugasan
yang ada di Indonesia. menyusun penjelasan, membuat
infografis, rekaman, video, dll sesuai
gaya belajar masing-masing). Uji
ketercapaian terkait dengan materi jenis-
jenis peningalan sejarah agama Hindu di
Indonesia, karakteristik peninggalan
sejarah agama Hindu di Indonesia,
penjelasan masing-masing peninggalan
sejarah agama Hindu di Indonesia, cerita
singkat peninggalan sejarah agama
Hindu di Indonesia, menganalisis
hikmah yang terkandung dalam
peninggalan sejarah Hindu di Indonesia

Pendokumentasian hasil pengamatan


guru terhadap perkembangan sikap
peserta didik berhubungan dengan :
 keyakinan
 kejujuran
 menghargai waktu
 mengharagai kehidupan pada alam
sekitar
 kegiatan pembiasaan

SARANA PRASARANA

Sarana dan Prasarana yang digunakan pada modul ini adalah :

Buku Siswa
Video Pembelajaran
Laptop / computer,
LCD
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Ruang kelas dengan pengaturan tempat duduk untuk kelompok kecil

MODUL AJAR PAH FASE D


6. ASESMEN AWAL

Untuk mengecek pengetahuan dan keterampilan prasyarat untuk belajar tentang peninggalan-
peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia, guru mengecek sejauh mana
pemahaman/pengalaman peserta didik dalam hal mengetahui peninggalan sejarah agama Hindu di
Indonesia, guru memberikan kuis atau bentuk asesmen lain yang berisi pertanyaan-pertanyaan
singkat sesuai konten materi, seperti:

Instrumen: saja jenis peningggalan


1. Apa saja jenis peninggalan Sejarah agama Hindu di indonesia ?
2. Bagaimana karakteristik peninggalan sejarah di indonesia ?
3. Bagaimana sejarah peninggalan sejarah agama Hindu di indonesia ?
4. Bagaimana cerita singkat sejarah peninggalan sejarah agama Hindu di indonesia ?
5. Bagaimana menganalisis hikmah peninggalan sejarah agama Hindu di indonesia ?

Hasil Asesmen Awal


No Soal Nilai
No Nama Tindak Lanjut
1 2 3 4 5
1 Wahyu Diajar di kelas sesuai gaya belajar
2 Nyoman Pembimbing teman sebaya
3 dst Dst..

Pemetaan Penguasaan Kompetensi Peserta didik hasil asesmen awal


No Kompetensi / Konten Materi Tercapai (…%) Belum Tercapai
(…%)
1 Mampu menyebutkan jenis-jenis peningalan sejarah agama
Hindu di Indonesia
2 Mampu menjelaskan karakteristik peninggalan sejarah
agama Hindu di Indonesia
3 dst

7. LANGKAH PEMBELAJARAN

Langkah-langkah atau pun urutan pertemuan pembelajaran berikut ini tidak kaku. Setelah guru
melakukan asesmen awal kepada peserta didik, guru dapat menyesuaikan waktu dan kegiatan
pembelajaran, dimulai dari kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik.

MODUL AJAR PAH FASE D


PERTEMUAN KE-1

TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN

Menguraikan dan menganalisis peninggalan Pada akhir pembelajaran dari modul ini, peserta
sejarah Hindu di Indonesia untuk menguatkan didik memiliki kemampuan :
kebudayaan nasional. 1. Menyebutkan jenis-jenis peninggalan sejarah
agama Hindu yang ada di Indonesia.

ASESMEN

BENTUK KEGIATAN

Produk / Unjuk Peserta didik mampu menyebutkan jenis-jenis peningalan sejarah agama
Kerja Hindu yang ada di Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan Bali.

RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Awal (15 Menit)

1. Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik peserta didik dalam kelas, menyapa, berdoa,
absensi, dll.
2. Pembelajaran diawali dengan pretest pemanfatan quisis, game, pertanyaan-pertanyaan atau
teknik lain terkait konten materi yang akan dibahas.
3. Guru akan mencatat dan menggunakan informasi yang didapat dari permainan atau penilaian
awal tersebut, untuk memetakan pengetahuan awal dan kebutuhan belajar peserta didik tentang
peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia.
4. Guru menyampaikan apersepsi, pertanyaan pemantik atau mengingat materi sebelumnya
untuk mengantarkan kekonten materi
5. Guru menyampaikan langkah-langkah atau strategi yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran (tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian pembelajaran yang digunakan
Selama kegiatan pembelajaran).

Kegiatan Inti (55 Menit)

1. Guru membentuk kelompok belajar sesuai pemetaan kompetensi awal


2. Guru mengawali pembelajaran dengan menayangkan video pembelajaran terkait peninggalan
sejarah agama Hindu di Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=HL_R5L1aRvo.
3. Peserta didik mengamati dengan saksama video pembelajaran dan infografis yang disiapkan
oleh guru dan guru memberikan penjelasan singkat.

MODUL AJAR PAH FASE D


4. Peserta didik diarahkan untuk merencakan prosudur pengumpulan data/informasi dengan
menggali, berdiskusi, dan diajak menalar kritis merumuskan pertanyaan, masalah atau topik yang
akan di selidiki yang berkaitan tentang :
a. Apa saja jenis-jenis peninggalan sejarah agama Hindu di Kalimantan Timur?,
b. Apa saja jenis-jenis peninggalan sejarah agama Hindu di Jawa Barat?,
c. Apa saja jenis-jenis peninggalan sejarah agama Hindu di Jawa Tengah?,
d. Apa saja jenis-jenis peninggalan sejarah agama Hindu di Jawa Timur?,
e. Apa saja jenis-jenis peninggalan sejarah agama Hindu di Bali?
5. Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan informasi-informasi dari berbagai sumber
yang diperlukan seperti melalui kegiatan membaca PPT dan web, menonton video, mendengar
penjelasan guru untuk mencari jawaban pada Lembar Kerja yang diberikan oleh guru dan lain
sebagainya **.
6. Guru membimbing/menuntun siswa dalam menganalisis data/informasi atau hasil melalui
mendiskusikan materi dengan kritis secara berkelompok dengan gaya belajar masing-masing.
7. Peserta didik mengkomunikasikan/mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas secara
berkelompok sesuai gaya belajar masing-masing.
8. Peserta didik memverifikasi hasil karya yang dipresentasikan dengan data-data yang valid atau
teori yang berlaku.
9. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran terkait jenis-jenis
peninggalan sejarah agama Hindu di indonesia.

MODUL AJAR PAH FASE D


Catatan :
 Untuk memenuhi gaya belajar kinestetik, peserta didik saat menyebutkan jenis-jenis
peningalan sejarah agama Hindu yang ada di Indonesia dengan presentasi langsung,
menyajikan hasil produk yang dibuat dengan kartu atau menempelkan langsung hasil karyanya
di depan kelas.
 Untuk memenuhi gaya belajar audiotori peserta didik saat menyebutkan jenis-jenis
peningalan sejarah agama Hindu yang ada di Indonesia dengan menggunakan media audio,
rekaman audio dan menyajikan produk berupa audio.
 Untuk memenuhi gaya belajarvisual peserta didik saat menyebutkan jenis-jenis peningalan
sejarah agama Hindu yang ada di Indonesia menggunakan media gambar, slide PPT, grafis dan
menyajikan produk berupa poster ***.

Kegiatan Penutup (10 Menit)

1. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dan umpan balik untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap proses kegiatan yang sudah dilaksanakan
a. Apa bagian yang paling menarik dari pembelajaran hari ini? Mengapa?
b. Pengalaman baru apa yang kalian dapatkan dari pembelajaran hari ini?
c. Apa kesulitan yang kalian temui dalam pembelajaran hari ini? Mengapa?
d. Apa yang akan kamu lakukan agar hasil belajarmu lebih memuaskan di masa mendatang?
2. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah menunjukkan sikap disiplin dalam
pembelajaran dan menghasilkan projek terbaik.
3. Guru menyampaikan pembelajaran berikutnya dalam bentuk penugasan atau bentuk lain.
4. Guru menutup pelajaran dengan Parama Santih (Om Santhi ,Santhi ,Santhi Om).

Catatan:
1. **) Pada contoh ini mengambarkan kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan difrensiasi
Proses karena siswa sudah dipasilitasi dengan beberapa media sesuai gaya belajar masing-
masing seperti: media gambar, video, ppt, kartu pintar, dan media lainya)
2. Apabila Asesmen Awal pembelajaran sangat bervariasi, maka dari awal guru sudah merancang
pembelajaran terdifrensiasi dengan berbagai teknik, baik teknik tutor sebaya, bisa tugas mandiri
dan guru menemani/membimbing siswa yang belum memahami jenis-jenis peningalan sejarah
agama Hindu yang ada di Indonesia.

ASESMEN

1. Pemahaman Kognitif: Presentasi (individu)


Siswa mampu mampu menyebutkan jenis-jenis peningalan sejarah agama Hindu yang ada di
Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali dengan benar.

2. Proses : penilaian sikap, unjuk kerja, portofolio


a. Rubrik Penilaian Sikap Profil Pelajar Pancasila
No Dimensi Profil Indikator
1 Akhlak Mulia Jujur menyampaikan data atau informasi
Disiplin waktu
Menghargai orang lain
Meyakini ajaran agama yang dianut
2 Bernalar Kritis Mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi atau mengklarifikasi informasi atau
gagasan

MODUL AJAR PAH FASE D


Mengolah informasi dangan gagasan
Merefleksi pemikiran sendiri
3 Kreatif Memperkaya gagasan yang ada
Menghasilkan karya atau tindakan untuk menciptakan
sesuatu yang baru
Luwes dalam berpikir
Mencari alternatif solusi

b. Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Presentasi Mampu Mampu Mampu mempresenta-
(sesuai gaya belajar) mempresentasi-kan mempresenta-sikan sikan hasil
hasil pembelajaran hasil pembela-jaran pembelajaran dengan
dengan benar secara dengan benar secara benar secara substantif,
substantif, bahasa
substantif, baha-sa bahasa mudah
sulit dimengerti dan
disam-paikan dengan mudah dime-ngerti, dimengerti, dan disam-
tidak percaya diri. dan disampaikan de- paikan secara percaya
ngan kurang percaya diri.
diri.
Aktivitas Hadir, namun kurang Hadir dan terlibat Hadir dan terliba taktif
Pembelajaran terlibat aktif dalam cukup aktif dalam dalam kegiatan.
kegiatan kegiatan.
pembelajaran.
Penggunaan Alat Melakukan Melakukan dengan Melakukan dengan baik
dan Bahan setidaknya satu hal baik setidaknya dua hal tentang :
tentang : hal tentang : Menyiapkan,mengguna-
Menyiapkan, Menyiapkan, kan serta merapikan alat
menggu-nakan atau menggu-nakan atau dan bahan dengan baik
merapikan alat dan merapikan alat dan sesuai gaya belajar
bahan sesuai gaya bahan sesuai gaya masing-masing.
belajar masing- belajar masing-
masing. masing

c. Rubrik Penilaian Portofolio


Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Kualitas Melakukan Melakukan Melakukan dengan
pengerjaan (sesuai setidaknya satu hal setidaknya satu hal baik hal tentang :
gaya belajar) tentang : tentang : Pengerjaan lengkap,
Pengerjaan lengkap, Pengerjaan lengkap, pe-ngisian benar,
pe-ngisian benar,
pengisian benar, di- dikum-pulkan tepat
dikum-pulkan tepat
waktu. kumpulkan tepat waktu.
wak-tu.
Refleksi Refleksi mencakup Refleksi mencakup Refleksi mencakup
satu tentang : dua tentang : mini-mal tiga tentang :
Konsep yang Konsep yang dipela- Konsep yang di
dipelajari, jari, kemampuan pelajari, kemampuan
kemampuan yang yang dikuasai, proses yang dikua-sai, proses
dikua-sai, proses yang yang dilalui, dan yang dilalui, dan
dilalui, dan pandangan pribadi. pandangan pribadi.
pandangan pribadi.

MODUL AJAR PAH FASE D


PERTEMUAN KE-2

TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN

Menguraikan dan menganalisis peninggalan Pada akhir pembelajaran dari modul ini, peserta
sejarah Hindu di Indonesia untuk menguatkan didik diharapkan memiliki kemampuan :
kebudayaan nasional. 1. Menjelaskan karakteristik peninggalan sejarah
agama Hindu di Indonesia.

ASESMEN

BENTUK KEGIATAN

Produk / Unjuk Peserta didik mampu menjelaskan karakteristik peninggalan sejarah agama
Kerja Hindu di Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Awal (15 Menit)

1. Siswa dan Guru mengawali kegiatan dengan berdoa bersama, menyapa siswa yang hadir.
2. Pembelajaran diawali dengan pertanyaan-pertanyaan singkat terkait konten materi yang akan
dibahas, sekaligus melihat perkembangan hasil pembelajaran sebelumnya.
3. Guru akan mencatat informasi yang didapat dari penilaian awal tersebut, untuk lebih jauh
mengetahui kemampuan awal siswa, potensi dan gaya belajar siswa.
4. Guru menyampaikan apersepsi atau mengingat materi pembelajaran sebelumnya untuk
mengantarkan ke konten materi.
5. Guru menyampaikan langkah-langkah atau strategi yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran ke 2 (tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian pembelajaran yang digunakan
selama kegiatan pembelajaran).

Kegiatan Inti (55 Menit)

1. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menayangkan video pembelajaran terkait


karakteristik peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia https://www.youtube.com/watch?
v=DQo8-TDe2ns**
2. Peserta didik kemudian mengamati video pembelajaran dan infografis yang disajikan guru dan
guru memberikan penjelasan singkat.

MODUL AJAR PAH FASE D


3. Pendidik bersama peserta didik merumuskan pertanyaan, masalah atau topik yang akan diselidiki
berkaitan dengan karakteristik peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia
4. Peserta didik diarahkan untuk merencakan prosudur pengumpulan data/informasi dengan
menggali, berdiskusi, dan diajak menalar kritis merumuskan pertanyaan, masalah atau topik yang
akan di selidiki yang berkaitan tentang:
a. Bagaimana karakteristik peninggalan sejarah agama Hindu di Kalimantan Timur?,
b. Bagaimana karakteristik peninggalan sejarah agama Hindu di Jawa Barat?,
c. Bagaimana karakteristik peninggalan sejarah agama Hindu di Jawa Tengah?,
d. Bagaimana karakteristik peninggalan sejarah agama Hindu di Jawa Timur?,
e. Bagaimana karakteristik peninggalan sejarah agama Hindu di Bali?
5. Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan informasi-informasi dari berbagai sumber yang
diperlukan seperti melalui kegiatan membaca PPT dan web, menonton video, mendengar
penjelasan guru untuk mencari jawaban pada Lembar Kerja yang diberikan oleh guru dan lain
sebagainya **.
6. Guru membimbing/menuntun siswa dalam menganalisis data/informasi atau hasil melalui
mendiskusikan materi dengan kritis secara berkelompok dengan gaya belajar masing-masing.
7. Masing-masing kelompok menarik/membuat kesimpulan, dan masing-masing kelompok
mengkomunikasikan/mempresentasikan di depan kelas sesuai gaya belajar masing-masing
8. Peserta didik memverifikasi hasil pengolahan data yang dipresentasikan dengan data-data yang
valid atau teori yang berlaku.
9. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran terkait karakteristik
peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia

MODUL AJAR PAH FASE D


Kegiatan Penutup (10 Menit)

1. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dan umpan balik untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap proses kegiatan yang sudah dilaksanakan
a. Apa bagian yang paling menarik dari pembelajaran hari ini? Mengapa?
b. Pengalaman baru apa yang kalian dapatkan dari pembelajaran hari ini?
c. Apa kesulitan yang kalian temui dalam pembelajaran hari ini? Mengapa?
d. Hal penting apa yang didapatkan dalam pembelajaran hari ini?
2. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah menunjukkan sikap disiplin dalam
pembelajaran dan menghasilkan projek terbaik.
3. Guru menyampaikan pembelajaran berikutnya dalam bentuk penugasan atau bentuk lain.
4. Guru menutup pelajaran dengan Parama Santih (Om Santih, Santih, Santih Om).

Catatan:
**) Pada contoh ini guru mengarahkan murid untuk mencari iderefrensi dari berbagai media
seperti Buku Siswa, artikel, lingkungan, media teks, audio, video, dan internet. Murid dibebaskan
memilih dan menggunakan media yang nyaman baginya. Ini salah satu contoh integrasi media
berdasarkan karakteristik murid dan penerapan MERDEKA BELAJAR.

ASESMEN

1. Pemahaman Kognitif : Tes tulis (individu)


Peserta didik mampu menjelaskan karakteristik peninggalan sejarah agama Hindu di Kalimantan
Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

2. Proses : penilaian sikap, unjuk kerja, portofolio


a. Rubrik Penilaian Sikap Profil Pelajar Pancasila
No DimensiProfil Indikator
1 Akhlak Mulia Jujur menyampaikan data atau informasi
Disiplin waktu
Menghargai orang lain
Meyakini ajaran agama yang dianut
2 Bernalar Kritis Mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi atau mengklarifikasi informasi atau
gagasan
Mengolah informasi dangan gagasan
Merefleksi pemikiran sendiri
3 Kreatif Memperkaya gagasan yang ada
Menghasilkan karya atau tindakan untuk menciptakan
sesuatu yang baru
Luwes dalam berpikir
Mencari alternatif solusi

b. Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Presentasi Mampu Mampu Mampu mempresenta-
(sesuai gaya belajar) mempresentasi-kan mempresenta-sikan sikan hasil
hasil pembelajaran hasil pembela-jaran pembelajaran dengan

MODUL AJAR PAH FASE D


dengan benar secara dengan benar secara benar secara substantif,
substantif, bahasa substantif, baha-sa bahasa mudah
sulit dimengerti dan mudah dime-ngerti, dimengerti, dan disam-
disam-paikan dengan dan disampaikan de- paikan secara percaya
tidak percaya diri.
ngan kurang percaya diri.
diri.
Aktivitas Hadir, namun kurang Hadir dan terlibat Hadir dan terliba taktif
Pembelajaran terlibat aktif dalam cukup aktif dalam dalam kegiatan.
kegiatan kegiatan.
pembelajaran.
Penggunaan Alat Melakukan Melakukan dengan Melakukan dengan baik
dan Bahan setidaknya satu hal baik setidaknya dua hal tentang :
tentang : hal tentang : Menyiapkan,mengguna-
Menyiapkan, Menyiapkan, kan serta merapikan alat
menggu-nakan atau menggu-nakan atau dan bahan dengan baik
merapikan alat dan merapikan alat dan sesuai gaya belajar
bahan sesuai gaya bahan sesuai gaya masing-masing.
belajar masing- belajar masing-
masing. masing

c. Rubrik Penilaian Portofolio


Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Kualitas Melakukan Melakukan Melakukan dengan
pengerjaan (sesuai setidaknya satu hal setidaknya satu hal baik hal tentang :
gaya belajar) tentang : tentang : Pengerjaan lengkap,
Pengerjaan lengkap, Pengerjaan lengkap, pe-ngisian benar,
pe-ngisian benar,
pengisian benar, di- dikum-pulkan tepat
dikum-pulkan tepat
waktu. kumpulkan tepat waktu.
wak-tu.
Refleksi Refleksi mencakup Refleksi mencakup Refleksi mencakup
satu tentang : dua tentang : mini-mal tiga tentang :
Konsep yang Konsep yang dipela- Konsep yang di
dipelajari, jari, kemampuan pelajari, kemampuan
kemampuan yang yang dikuasai, proses yang dikua-sai, proses
dikua-sai, proses yang yang dilalui, dan yang dilalui, dan
dilalui, dan pandangan pribadi. pandangan pribadi.
pandangan pribadi.

MODUL AJAR PAH FASE D


PERTEMUAN KE-3

TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN

Menguraikan dan menganalisis peninggalan Padaakhirpembelajarandarimodulini,pesertadidik


sejarah Hindu di Indonesia untuk menguatkan diharapkan memilikikemampuan :
kebudayaan nasional. 1. Menggambarkan masing-masing peninggalan
sejarah agama Hindu yang ada di Indonesia
secara lebih rinci.

ASESMEN

BENTUK KEGIATAN

Produk / Unjuk Peserta didik mampu menggambarkan masing-masing peninggalan sejarah


Kerja agama Hindu yang ada di Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Bali secara lebih rinci.

RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Awal (15 Menit)

1. Siswa dan Guru mengawali kegiatan dengan berdoa bersama, menyapa siswa yang hadir.
2. Pembelajaran diawali dengan kuis terkait konten materi yang akan dibahas, sekaligus melihat
perkembangan hasil pembelajaran sebelumnya.
3. Guru akan mencatat informasi yang didapat dari penilaian awal tersebut, untuk lebih jauh
mengetahui kemampuan awal siswa, potensi dan gaya belajar siswa.
4. Guru menyampaikan apersepsi atau mengingat materi pembelajaran sebelumnya untuk
mengantarkan ke konten materi.
5. Guru menyampaikan langkah-langkah atau strategi yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran ke 3 (tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian pembelajaran yang digunakan
selama kegiatan pembelajaran).

Kegiatan Inti (55 Menit)

1. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menayangkan gambar-gambar peninggalan pada


video pembelajaran terkait peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=fGctQ_WFDGA**
2. Peserta didik kemudian diajak untuk berpikir kritis, mengamati video pembelajaran dan beberapa
gambar peninggalan yang disajikan guru dan membaca buku teks agama Hindu kelas VII
Halaman 125-131 dengan cermat.

MODUL AJAR PAH FASE D


3. Pendidik bersama peserta didik merumuskan pertanyaan, masalah atau topik yang akan diselidiki
berkaitan dengan masing-masing peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia.
4. Peserta didik diarahkan untuk merencakan prosudur pengumpulan data/informasi dengan
menggali, berdiskusi, dan diajak menalar kritis merumuskan pertanyaan, masalah atau topik yang
akan di selidiki yang berkaitan tentang:
a. Bagaimana masing-masing peninggalan sejarah agama Hindu di Kalimantan Timur?,
b. Bagaimana masing-masing peninggalan sejarah agama Hindu di di Jawa Barat?,
c. Bagaimana masing-masing peninggalan sejarah agama Hindu di di Jawa Tengah?,
d. Bagaimana masing-masing peninggalan sejarah agama Hindu di di Jawa Timur?,
e. Bagaimana masing-masing peninggalan sejarah agama Hindu di di Bali?
5. Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan data / informasi-informasi dari berbagai
sumber yang diperlukan seperti melalui kegiatan membaca PPT dan web:
https://blog.edukasystem.com/kerajaan-hindu narasumber (tokoh agama), menonton video,
mendengar penjelasan guru untuk mencari jawaban pada Lembar Kerja yang diberikan oleh guru
dan lain sebagainya **
6. Guru membimbing/menuntun siswa dalam menganalisis data/informasi atau hasil melalui
mendiskusikan materi dengan kritis secara berkelompok dengan gaya belajar masing-masing.
7. Masing-masing kelompok menarik/membuat kesimpulan, dan masing-masing kelompok
mengkomunikasikan/mempresentasikan di depan kelas sesuai gaya belajar masing-masing.
8. Peserta didik memverifikasi hasil pengolahan data yang dipresentasikan dengan data-data yang
valid atau teori yang berlaku.
9. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran terkait masing-masing
peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia.

KegiatanPenutup(10menit)

MODUL AJAR PAH FASE D


1. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dan umpan balik untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap proseskegiatanyangsudah dilaksanakan.
a. Hal apa yang paling disukai dari pembelajaran hari ini? Mengapa?
b. Pengalaman baru apa yang kalian dapatkan dari pembelajaran hari ini?
c. Apa kesulitan yang kalian temui dalam pembelajaran hari ini? Mengapa?
d. Pengetahuan apa yang didapatkan dalam pembelajaran hari ini? Apa Tindakan
selanjutnya?
2. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah belajar dengan sunggguh-sungguh dan
kreaktif dalam pembelajaran.
3. Guru menyampaikan pembelajaran berikutnya dalam bentuk penugasan atau bentuk lain.
4. Guru menutup pelajaran dengan Parama Santih (Om Santih, Santih, Santih Om).

Catatan:
**) Pada contoh ini guru mengarahkan murid untuk mencari ide refrensi dari berbagai media
seperti Buku Siswa, artikel, lingkungan, media teks, audio, video, dan internet. Murid dibebaskan
memilih dan menggunakan media yang nyaman baginya. Ini salah satu contoh integrasi media
berdasarkan karakteristik murid dan penerapan MERDEKA BELAJAR.

ASESMEN

1. Pemahaman Kognitif: Testulis (individu)


Siswa mampu menggambarkan masing-masing peninggalan sejarah agama Hindu di Kalimantan
Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali secara lebih rinci.

2. Proses: penilaian sikap, unjuk kerja, portofolio


a. Rubrik Penilaian Sikap Profil Pelajar Pancasila
No DimensiProfil Indikator
1 Akhlak Mulia Jujur menyampaikan data atau informasi
Disiplin waktu
Menghargai orang lain
Meyakini ajaran agama yang dianut
2 Bernalar Kritis Mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi atau mengklarifikasi informasi atau
gagasan
Mengolah informasi dangan gagasan
Merefleksi pemikiran sendiri
3 Kreatif Memperkaya gagasan yang ada
Menghasilkan karya atau tindakan untuk menciptakan
sesuatu yang baru
Luwes dalam berpikir
Mencari alternatif solusi

b. Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Presentasi Mampu Mampu Mampu mempresenta-

MODUL AJAR PAH FASE D


(sesuai gaya belajar) mempresentasi-kan mempresenta-sikan sikan hasil
hasil pembelajaran hasil pembela-jaran pembelajaran dengan
dengan benar secara dengan benar secara benar secara substantif,
substantif, bahasa substantif, baha-sa bahasa mudah
sulit dimengerti dan
mudah dime-ngerti, dimengerti, dan disam-
disam-paikan dengan
tidak percaya diri. dan disampaikan de- paikan secara percaya
ngan kurang percaya diri.
diri.
Aktivitas Hadir, namun kurang Hadir dan terlibat Hadir dan terliba taktif
Pembelajaran terlibat aktif dalam cukup aktif dalam dalam kegiatan.
kegiatan kegiatan.
pembelajaran.
Penggunaan Alat Melakukan Melakukan dengan Melakukan dengan baik
dan Bahan setidaknya satu hal baik setidaknya dua hal tentang :
tentang : hal tentang : Menyiapkan,mengguna-
Menyiapkan, Menyiapkan, kan serta merapikan alat
menggu-nakan atau menggu-nakan atau dan bahan dengan baik
merapikan alat dan merapikan alat dan sesuai gaya belajar
bahan sesuai gaya bahan sesuai gaya masing-masing.
belajar masing- belajar masing-
masing. masing

c. Rubrik Penilaian Portofolio


Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Kualitas Melakukan setidaknya Melakukan setidaknya Melakukan dengan
pengerjaan (sesuai satu hal tentang : satu hal tentang : baik hal tentang :
gaya belajar) Pengerjaan lengkap, Pengerjaan lengkap, Pengerjaan lengkap,
pe-ngisian benar, pengisian benar, di- pe-ngisian benar,
dikum-pulkan tepat
kumpulkan tepat wak- dikum-pulkan tepat
waktu.
tu. waktu.
Refleksi Refleksi mencakup Refleksi mencakup Refleksi mencakup
satu tentang : dua tentang : mini-mal tiga tentang :
Konsep yang Konsep yang dipela- Konsep yang di
dipelajari, jari, kemampuan yang pelajari, kemampuan
kemampuan yang dikuasai, proses yang yang dikua-sai, proses
dikua-sai, proses yang dilalui, dan yang dilalui, dan
dilalui, dan pandangan pandangan pribadi. pandangan pribadi.
pribadi.

MODUL AJAR PAH FASE D


PERTEMUAN KE-4

TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN

Menguraikan dan menganalisis peninggalan Pada akhir pembelajaran dari modul ini, peserta
sejarah Hindu di Indonesia untuk menguatkan didik diharapkan memiliki kemampuan :
kebudayaan nasional. 1. Menceritakan secara singkat sejarah
peninggalan agama Hindu yang ada di
Indonesia.

ASESMEN

BENTUK KEGIATAN

Produk / Unjuk Peserta didik mampu menceritakan secara singkat sejarah peninggalan agama
Kerja Hindu yang ada di Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan Bali.

RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Awal (15 Menit)

1. Siswa dan Guru mengawali kegiatan dengan berdoa bersama, menyapa siswa yang hadir.
2. Pembelajaran diawali dengan pertanyaan-pertanyaan singkat terkait konten materi yang akan
dibahas, sekaligus melihat perkembangan hasil pembelajaran sebelumnya.
3. Guru akan mencatat informasi yang didapat dari penilaian awal tersebut, untuk lebih jauh
mengetahui kemampuan awal siswa, potensi dan gaya belajar siswa.
4. Guru menyampaikan apersepsi atau mengingat materi pembelajaran sebelumnya untuk
mengantarkan ke konten materi.
5. Guru menyampaikan langkah-langkah atau strategi yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran ke 4 (tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian pembelajaran yang digunakan
selama kegiatan pembelajaran).

Kegiatan Inti (55 Menit)

1. Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi dan mengingat pembelajaran sebelumnya
dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik dengan media
interaktif.
2. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menayangkan link materi terkait sejarah
peninggalan agama Hindu di indonesia
https:/ / id.wikipedia.org/ wiki/ Hindu_di_Indonesia**
3. Peserta didik kemudian mengamati video pembelajaran dan beberapa tabel yang disajikan oleh
guru dan guru memberikan penjelasan singkat.

MODUL AJAR PAH FASE D


4. Peserta didik mengajukan pertanyaan atau merumuskan pertanyaan, masalah atau topik yang
akan diselidiki berkaitan dengan sejarah peninggalan agama Hindu di indonesia seperti:
a. Bagaimana cerita singkat sejarah peninggalan di Kalimantan Timur ?
b. Bagaimana cerita singkat sejarah peninggalan di Jawa Barat?
c. Bagaimana cerita singkat sejarah peninggalan di Jawa Tengah?
d. Bagaimana cerita singkat sejarah peninggalan di Jawa Timur?

MODUL AJAR PAH FASE D


e. Bagaimana cerita singkat sejarah peninggalan di Bali?
5. Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan data / informasi-informasi dari berbagai
sumber yang diperlukan seperti melalui kegiatan membaca PPT dan web, menonton video,
mendengar penjelasan guru untuk mencari jawaban pada Lembar Kerja yang diberikan oleh guru
dan lain sebagainya**
6. Guru membimbing / menuntun siswa dalam mengasosiasi/ menganalisis data/informasi yang di
kumpulkan melalui mendiskusikan materi dengan kritis secara berkelompok dengan gaya belajar
masing-masing.
7. Peserta didik bersama kelompok berdiskusi untuk membuat kesimpulan dan mengomunikasikan
hasil kesimpulan melalui presentasi di depan kelas
8. Masing-masing kelompok memberikan tanggapan mendebat/mempertanyakan hasil diskusi
kelompok lain yang telah di presentasikan.
9. Peserta didik memverifikasi hasil pengolahan data yang dipresentasikan dengan data-data yang
valid atau teori yang berlaku.
10. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran terkait sejarah agama
Hindu di indonesia.

Kegiatan Penutup (10 Menit)

1. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dan umpan balik untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap proses kegiatan yang sudah dilaksanakan
a. Apa bagian yang paling menarik dari pembelajaran hari ini?
b. Pengalaman baru apa yang kalian dapatkan dari pembelajaran hari ini?
c. Apa kendala-kendala dalam kegiatan pembelajaran hari ini? apa yang mesti di lakukan?
d. Strategi apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki hasil pembelajaran hari ini?
2. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah menunjukkan sikap disiplin dalam
pembelajaran dan menghasilkan projek terbaik.
3. Guru menyampaikan pembelajaran berikutnya dalam bentuk penugasan atau bentuk lain.
4. Guru menutup pelajaran dengan Parama Santih (Om Santih, Santih, Santih Om).

Catatan:
**) Pada contoh ini guru mengarahkan murid untuk mencari ide refrensi dari berbagai media
seperti BukuSiswa, artikel, lingkungan, media teks, audio, video, dan internet. Murid dibebaskan
memilih dan menggunakan media yang nyaman baginya. Ini salah satu contoh integrasi media
berdasarkan karakteristik murid dan penerapan MERDEKA BELAJAR.

ASESMEN

1. Pemahaman Kognitif : Tes tulis (individu)


Menceritakan secara singkat peninggalan sejarah agama Hindu yang ada di di Kalimantan Timur,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali

2. Proses: penilaian sikap, unjuk kerja, portofolio


a. Rubrik Penilaian Sikap Profil Pelajar Pancasila
No DimensiProfil Indikator
1 Akhlak Mulia Jujur menyampaikan data atau informasi
Disiplin waktu
Menghargai orang lain
Meyakini ajaran agama yang dianut
2 Bernalar Kritis Mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi atau mengklarifikasi informasi atau

MODUL AJAR PAH FASE D


gagasan
Mengolah informasi dangan gagasan
Merefleksi pemikiran sendiri
3 Kreatif Memperkaya gagasan yang ada
Menghasilkan karya atau tindakan untuk menciptakan
sesuatu yang baru
Luwes dalam berpikir
Mencari alternatif solusi

b. Rubrik Penilaian Unjuk Kerja


Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Presentasi Mampu Mampu Mampu mempresenta-
(sesuai gaya belajar) mempresentasi-kan mempresenta-sikan sikan hasil
hasil pembelajaran hasil pembela-jaran pembelajaran dengan
dengan benar secara dengan benar secara benar secara substantif,
substantif, bahasa
substantif, baha-sa bahasa mudah
sulit dimengerti dan
disam-paikan dengan mudah dime-ngerti, dimengerti, dan disam-
tidak percaya diri. dan disampaikan de- paikan secara percaya
ngan kurang percaya diri.
diri.
Aktivitas Hadir, namun kurang Hadir dan terlibat Hadir dan terliba taktif
Pembelajaran terlibat aktif dalam cukup aktif dalam dalam kegiatan.
kegiatan kegiatan.
pembelajaran.
Penggunaan Alat Melakukan Melakukan dengan Melakukan dengan baik
dan Bahan setidaknya satu hal baik setidaknya dua hal tentang :
tentang : hal tentang : Menyiapkan,mengguna-
Menyiapkan, Menyiapkan, kan serta merapikan alat
menggu-nakan atau menggu-nakan atau dan bahan dengan baik
merapikan alat dan merapikan alat dan sesuai gaya belajar
bahan sesuai gaya bahan sesuai gaya masing-masing.
belajar masing- belajar masing-
masing. masing

c. Rubrik Penilaian Portofolio


Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Kualitas Melakukan Melakukan setidaknya Melakukan dengan
pengerjaan (sesuai setidaknya satu hal satu hal tentang : baik hal tentang :
gaya belajar) tentang : Pengerjaan lengkap, Pengerjaan lengkap,
Pengerjaan lengkap, pengisian benar, di- pe-ngisian benar,
pe-ngisian benar,
kumpulkan tepat wak- dikum-pulkan tepat
dikum-pulkan tepat
waktu. tu. waktu.
Refleksi Refleksi mencakup Refleksi mencakup Refleksi mencakup
satu tentang : dua tentang : mini-mal tiga tentang :
Konsep yang Konsep yang dipela- Konsep yang di
dipelajari, jari, kemampuan yang pelajari, kemampuan
kemampuan yang dikuasai, proses yang yang dikua-sai, proses
dikua-sai, proses dilalui, dan pandangan yang dilalui, dan
yang dilalui, dan pribadi. pandangan pribadi.
pandangan pribadi.

MODUL AJAR PAH FASE D


PERTEMUAN KE-5

TUJUAN PEMBELAJARAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN

 Menganalisis hikmah dan melestarikannya Pada akhir pembelajaran dari modul ini, peserta
agar berkontribusi positif pada kehidupan didik diharapkan memiliki kemampuan :
kekinian. 1. Menguraikan hikmah di balik peninggalan
sejarah Hindu yang ada di Indonesia.

ASESMEN

BENTUK KEGIATAN

Produk / Unjuk Peserta didik mampu menganalisis hikmah di balik peninggalan sejarah Hindu
Kerja yang ada di Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Bali.

RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Awal (15 Menit)

1. Siswa dan Guru mengawali kegiatan dengan berdoa bersama, menyapa siswa yang hadir.
2. Pembelajaran diawali dengan pertanyaan-pertanyaan singkat terkait konten materi yang akan
dibahas, sekaligus melihat perkembangan hasil pembelajaran sebelumnya.
3. Guru akan mencatat informasi yang didapat dari penilaian awal tersebut, untuk lebih jauh
mengetahui kemampuan awal siswa, potensi dan gaya belajar siswa.
4. Peserta didik menyimak review kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan
sebelumnya dan kaitan antara materi yang dipelajari saat ini dengan sebelumnya.
5. Guru menyampaikan lankah-langkah atau strategi yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran ke 5 (tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian pembelajaran yang digunakan
selama kegiatan pembelajaran).

Kegiatan Inti (55 Menit)

1. Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menayangkan cuplikan video edukasi yang
berkaitan dengan hikmah di balik peninggalan sejarah Hindu yang ada di Indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=-NW7RJXkeTc, https://www.youtube.com/watch?
v=0WekE7dUMkQ.
2. Peserta didik mengamati video edukasi terkait materi dan mendapatkan umpan balik dari guru
mengenai kemampuan berpikir kritis dan berargumentasi terkait tayangan video yang telah
disajikan.
3. Peserta didik kemudian diarahkan untuk memahami infografis yang disajikan guru dan guru
memberikan penjelasan singkat.

MODUL AJAR PAH FASE D


4. Peserta didik mengajukan pertanyaan atau merumuskan pertanyaan yang berkaitan:
5. Peserta didik mengajukan pertanyaan atau merumuskan pertanyaan, masalah atau topik yang
berkaitan dengan kitab Arthasastra dan Ayurweda seperti :
 Bagaimana menganalisis hikmah di balik peninggalan sejarah Hindu yang ada di
Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali?
6. Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan data/informasi-informasi dari berbagai
sumber yang diperlukan seperti melalui kegiatan membaca PPT dan web, menonton video,
mendengar penjelasan guru untuk mencari jawaban pada Lembar Kerja yang diberikan oleh
guru dan lain sebagainya **
7. Guru membimbing/menuntun siswa dalam mengasosiasi/menganalisis data/informasi yang di
kumpulkan melalui mendiskusikan materi dengan kritis secara berkelompok dengan gaya
belajar masing-masing.
8. Guru membimbing/menuntun siswa dalam menghasilkan produk dengan memberikan
kebebasan pada siswa sesuai kesukaan yang telah ditentukan untuk membuat
produk/mempresentasikan hal-hal yang berhubungan dengan hikmah di balik peninggalan
sejarah Hindu yang ada di Indonesia *.
9. Peserta didik menyampaikan hasil produknya di depan kelas secara berkelompok berdasarkan
MODUL AJAR PAH FASE D
kesepakatan yang telah ditentukan dalam kelompok (bermain peran, berbasis video, grafis dan
bercerita).
10. Masing-masing kelompok boleh mendebat/mempertanyakan hasil/produk kelompok lain yang
telah di presentasikan.
11. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran terkait hikmah di balik
peninggalan sejarah Hindu yang ada di Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Bali.

Kegiatan Penutup (10 Menit)

1. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dan umpan balik untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap proses kegiatan yang sudah dilaksanakan
1. Apa bagian yang paling menarik dari pembelajaran hari ini?
2. Nilai positif yang kalian dapatkan dalam pembelajaran hari ini?
3. Apa kesulitan yang kalian temui dalam pembelajaran hari ini?
4. Hal penting apa yang membuat kalian paling semangat dalam pembelajaran hari ini?
2. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah menunjukkan sikap disiplin dalam
pembelajaran dan menghasilkan projek terbaik.
3. Guru menyampaikan pembelajaran berikutnya dalam bentuk penugasan atau bentuk lain.
4. Guru menutup pelajaran dengan Parama Santih (Om Santih, Santih, Santih Om).

Catatan:
**) Pada contoh ini guru mengarahkan murid untuk mencari ide refrensi dari berbagai media
seperti BukuSiswa, artikel, lingkungan, media teks, audio, video, dan internet. Murid dibebaskan
memilih dan menggunakan media yang nyaman baginya. Ini salah satu contoh integrasi media
berdasarkan karakteristik murid dan penerapan MERDEKA BELAJAR.

ASESMEN

1. Pemahaman Kognitif: Tes tulis (individu)


Siswa mampu mampu menganalisis hikmah di balik peninggalan sejarah Hindu yang ada di
Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

2. Proses: penilaian sikap,unjuk kerja, portofolio


a. Rubrik Penilaian Sikap Profil Pelajar Pancasila
No DimensiProfil Indikator
1 Akhlak Mulia Jujur menyampaikan data atau informasi
Disiplin waktu
Menghargai orang lain
Meyakini ajaran agama yang dianut
2 Bernalar Kritis Mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi atau mengklarifikasi informasi atau
gagasan
Mengolah informasi dangan gagasan
Merefleksi pemikiran sendiri
3 Kreatif Memperkaya gagasan yang ada
Menghasilkan karya atau tindakan untuk menciptakan
sesuatu yang baru
Luwes dalam berpikir
Mencari alternatif solusi

MODUL AJAR PAH FASE D


b. Rubrik Penilaian Unjuk Kerja
Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Presentasi Mampu Mampu Mampu mempresenta-
(sesuai gaya belajar) mempresentasi-kan mempresenta-sikan sikan hasil
hasil pembelajaran hasil pembela-jaran pembelajaran dengan
dengan benar secara dengan benar secara benar secara substantif,
substantif, bahasa
substantif, baha-sa bahasa mudah
sulit dimengerti dan
disam-paikan dengan mudah dime-ngerti, dimengerti, dan disam-
tidak percaya diri. dan disampaikan de- paikan secara percaya
ngan kurang percaya diri.
diri.
Aktivitas Hadir, namun kurang Hadir dan terlibat Hadir dan terliba taktif
Pembelajaran terlibat aktif dalam cukup aktif dalam dalam kegiatan.
kegiatan kegiatan.
pembelajaran.
Penggunaan Alat Melakukan Melakukan dengan Melakukan dengan baik
dan Bahan setidaknya satu hal baik setidaknya dua hal tentang :
tentang : hal tentang : Menyiapkan,mengguna-
Menyiapkan, Menyiapkan, kan serta merapikan alat
menggu-nakan atau menggu-nakan atau dan bahan dengan baik
merapikan alat dan merapikan alat dan sesuai gaya belajar
bahan sesuai gaya bahan sesuai gaya masing-masing.
belajar masing- belajar masing-
masing. masing

c. Rubrik Penilaian Portofolio


Skor
Aspek
1 Poin 2 Poin 3 Poin
Kualitas Melakukan Melakukan Melakukan dengan
pengerjaan (sesuai setidaknya satu hal setidaknya satu hal baik hal tentang :
gaya belajar) tentang : tentang : Pengerjaan lengkap,
Pengerjaan lengkap, Pengerjaan lengkap, pe-ngisian benar,
pe-ngisian benar,
pengisian benar, di- dikum-pulkan tepat
dikum-pulkan tepat
waktu. kumpulkan tepat waktu.
wak-tu.
Refleksi Refleksi mencakup Refleksi mencakup Refleksi mencakup
satu tentang : dua tentang : mini-mal tiga tentang :
Konsep yang Konsep yang dipela- Konsep yang di
dipelajari, jari, kemampuan pelajari, kemampuan
kemampuan yang yang dikuasai, proses yang dikua-sai, proses
dikua-sai, proses yang yang dilalui, dan yang dilalui, dan
dilalui, dan pandangan pribadi. pandangan pribadi.
pandangan pribadi.

MODUL AJAR PAH FASE D


8. ASESMEN SUMATIF

Lampiran 1 Asesmen
Teknik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

KISI–KISI SOAL

Level Bentuk No
No CP Materi Indikator Soal
Kognitif Soal Soal
1 Memahami Sejarah Disajikan pernyataan, Peserta L1 PG 1,2
peninggalan didik dapat menyebutkan
sejarah Hindu di peninggalan agama Hindu di
Indonesia. Kalimantan Timur
2 Diuraikan pernyataan, Peserta L1 PG 3,4
didik dapat menyebutkan
peninggalan agama Hindu di Jawa
barat
3 Diuraikan pernyataan, Peserta L1 PG 5,6
didik dapat menyebutkan
peninggalan agama Hindu di Jawa
Tengah
4 Disajikan dan diuraikan L1 PG 7,8
pernyataan, Peserta didik dapat
menyebutkan peninggalan agama
Hindu di Jawa Timur
5 Diuraikan pernyataan, Peserta L1 PG 9,10
didik dapat menyebutkan
peninggalan agama Hindu di Bali
6 Disajikan pernyataan, peserta L1 PG 11
didik dapat menyebutkan
karakteristik peninggalan agama
Hindu di Kalimantan Timur
7 Disajikan pernyataan, Peserta L1 PG 12
didik dapat menyebutkan
karakteristik peninggalan agama
Hindu di Jawa Barat

8 Diuraikan pernyataan, Peserta L1 PG 13


didik dapat menyebutkan
karakteristik peninggalan agama
Hindu di Jawa Tengah
9 Diuraikan pernyataan, Peserta L1 PG 14
didik dapat menyebutkan
karakteristik peninggalan agama
Hindu di Jawa Timur
10 Diuraikan pernyataan, Peserta L1 PG 15
didik dapat menyebutkan
karakteristik peninggalan agama
Hindu di Bali.

MODUL AJAR PAH FASE D


11 Disajikan pernyataan, Peserta L2 PG 16
didik dapat menjelaskan sejarah
peninggalan agama Hindu di
Kalimantan Timur.
12 Diuraikan pernyataan, Peserta L2 PG 17
didik dapat menjelaskan sejarah
peninggalan agama Hindu di Jawa
Barat
13 Diuraikan pernyataan, Peserta L2 PG 18
didik dapat menjelaskan sejarah
peninggalan agama Hindu di Jawa
Tengah
14 Diuraikan pernyataan, Peserta L2 PG 19
didik dapat menjelaskan sejarah
peninggalan agama Hindu di Jawa
Timur.
15 Disajikan pernyataan, Peserta L2 PG 20
didik dapat menjelaskan sejarah
peninggalan agama Hindu di Bali

Soal Pilihan Ganda


Berikan tanda centang (X) pada huruf A, B, C, atau D. pada jawaban yang paling benar!.

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan peninggalan agama Hindu di Kalimantan


Timur
No Pernyataan
1 Lapangan suci untuk memuja dewa siwa disebut Waprakeswara. Waprakeswara adalah
peninggalan kerajaan Kutai di....
a. Bali
b. Kalimantan timur
c. Jawa Timur
d. Jawa Tengah

2 Yupa adalah tiang batu bertulis yang berfungsi sebagai pengikat hewan kurban, dan
kurban dalam agama hindu disebut....
a. Yadnya
b. Peleburan
c. Tri Hita Karana
d. Pembunuhan

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan peninggalan agama Hindu di Jawa barat
No Pernyataan
3 Carita Parahiyangan Bogor, Jabar Abad ke-̜ Tarumanagara. Carita Parahiyangan
merupakan nama suatu naskah sunda kuna yang dibuat pada akhir abad ke-16, yang
menceritakan sejarah Tanah Sunda.
Pernyataan diatas termasuk peninggalan....
a. Prasasti
b. Candi
c. Karya Sastra
d. Arca

4 Pada masa pemerintahan Raja Purnawarman yang ke 22 menggali sungai gomati selama
21 hari dekat sengai Chandrabaga dan ditutup dengan penyerahan 1000 ekor sapi/lembu
kepada kaum Brahmana.

MODUL AJAR PAH FASE D


a. Karya Sastra
b. Kitab Suci
c. Candi
d. Prasasti

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan peninggalan agama Hindu di Jawa Tengah
No Pernyataan
5 Candi Dieng terletak di Jawa Tengah sebagai salah satu peninggalan Hindu, pegunungan
Dieng. Candi Dieng diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-8 hingga awal abad ke-9
Masehi yang merupakan candi Hindu beraliran ....
a. Brahmana
b. Siwa
c. Waisya
d. Budha

6 Candi Cheto merupakan candi Hindu, peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit
(abad ke-15). Laporan ilmiah pertama tentang keberadaan candi Cetho dibuat oleh Van
de Vlies pada tahun .... masehi
a. 1842 Masehi
b. 1560 Masehi
c. 1367 Masehi
d. 1452 Masehi

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan peninggalan agama Hindu di Jawa Timur
No Pernyataan
7 Candi Singosari merupakan salah satu peninggalan kerajaan singasari, kerajaan
singhasari yang diciptakan sebagai bentuk penghormatan kepada raja yang membawa
Singhasari pada puncak kejayaan, yaitu Raja....
a. Raja Kutai
b. Raja Tarumanegara
c. Raja Kertanegara
d. Raja Majapahit

8 Kitab Negara Kertagama Karangan Mpu Prapanca merupakan peninggalan Karyasastra


Kerajaan....
a. Mataram
b. Kutai
c. Singosari
d. Majapahit

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan peninggalan agama Hindu di Bali.


No Pernyataan
9 Prasasti Blanjong ditemukan di daerah Sanur. Prasasti Blanjong menggunakan bahasa
bali kuno berangka tahun 835 Masehi. Prasasti Blanjong diperkirakan dibuat pada jaman
Raja….
a. Sri Maharaja SriwijayaMahadewi
b. Ratu Sri Unggrasena
c. Anak Wungsu
d. Sri Kesari

10 Pada Candi Gunung Kawi terdapat kalimat, “Atas perannya yang gemilang itu,
kemudian dianggap rakyatnya sebagai penjelmaan Dewa Hari.” Raja yang dimaksud
dalam hal ini adalah….
a. Anak Wungsu
b. Sri Ugrasena
c. Airlangga
d. Marakata

MODUL AJAR PAH FASE D


Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan karakteristik peninggalan agama Hindu di
Kalimantan Timur.
No Pernyataan
11 Bukti Raja Mulawarman menganut agama Hindu berkarakteristik/sekta Siwa
ditunjukkan pada peninggalan….
a. Yupa
b. Muarakaman
c. Saila Prasasti
d. Waprakeswara

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan karakteristik peninggalan agama Hindu di


Jawa Barat.
No Pernyataan
12 Bukti Raja Purnawaman menganut agama Hindu berkarakteristik/sekta Wisnu
ditunjukkan pada peninggalan berupa prasasti….
a. Tugu
b. Jambu
c. Ciaruteun
d. Kobon kopi

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan karakteristik peninggalan agama Hindu di


Jawa Tengah
No Pernyataan
13 Bukti kerajaan di Jawa Tengah menganut agama Hindu berkarakteristik/sekta Tri Murti
yang pada prasastinya berisi atribut Dewa Tri Murti ditunjukkan pada prasasti….
a. Canggal
b. Tukmas
c. Sojomerto
d. Dinoyo

Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan karakteristik peninggalan agama Hindu di


Jawa Timur
No Pernyataan
14 Bukti kerajaan di Jawa Timur menganut agama berkarakteristik Hindu yang memuliakan
Maharsi Agastya sebagai Orang Suci yang menyebarkan agama Hindu pertama kali di
Indonesia terdapat pada prasasti….
a. Canggal
b. Ngantang
c. Sojomerto
d. Dinoyo

Indikator: Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik peninggalan agama Hindu di


Bali
No Pernyataan
15 Bukti kerajaan di Bali menganut agama berkarakteristik Hindu “Atas perannya yang
gemilang itu, Anak Wungsu kemudian dianggap rakyatnya sebagai penjelmaan Dewa
Hari.” hal ini ditunjukkan pada prasasti….
a. Candi Lawang
b. Candi Gunung kawi
c. Prasasti Blanjong
d. Prasasti Ngantang

Indikator: Peserta didik dapat menjelaskan sejarah peninggalan agama Hindu di


Kalimantan Timur
No Pernyataan
16 Kerajaan Tarumanagara berkembang sekitar pertengahan abad ke 5 di jawa barat dengan
diketemukan tujuh buah prasasti yang disebut….
a. Panjalu

MODUL AJAR PAH FASE D


b. Saila Prasasti
c. Waprakeswara
d. Candrasangkala

Indikator: Peserta didik dapat menjelaskan sejarah peninggalan agama Hindu di Jawa
Barat
No Pernyataan
17 Agama Hindu berkembang di Indonesia pada abad ke-͑ Masehi di kalimantan Timur.
Pada saat itu, Kalimantan Timur merupakan wilayah dari Kerajaan Kutai dengan rajanya
yang bernama ….
a. Kudungga
b. Aswawarman
c. Mulawarman
d. Purnawarman

Indikator: Peserta didik dapat menjelaskan sejarah peninggalan agama Hindu di Jawa
Tengah.
No Pernyataan
18 Sebelum Sanjaya berkuasa di Mataram Kuno, di Jawa sudah berkuasa seorang raja
bernama Sanna. Menurut prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M, diterangkan
bahwa Raja Sanna telah digantikan oleh….
a. Sanjaya
b. Dyah Lokapala
c. Raja Rakai Pikatan
d. Rakai Panangkaran

Indikator: Peserta didik dapat menjelaskan sejarah peninggalan agama Hindu di Jawa
Timur.
No Pernyataan
19 Sejarah kerajaan di Jawa Timur dihiasi dengan pertikaian keluarga Kerajaan Mataram
yang terus berlanjut hingga pada masa pemerintahan Mpu Sindok pada tahun 929
Masehi. Pertentangan yang tidak pernah selesai menyebabkan Mpu Sindok
memindahkan ibu kota kerajaan dari Medang ke Daha (Jawa Timur) dan kemudian
mendirikan sebuah dinasti baru yang disebut…..
a. Dinasti Ken Arok
b. Dinasti Sanjaya
c. Dinasti Saylindra
d. Dinasti Isyanawangsa

Indikator: Peserta didik dapat menjelaskan sejarah peninggalan agama Hindu di Bali
No Pernyataan
20 Kerajaan Balai yang pertama kali mempergunakan gelar Warmadewa adalah raja….
a. Sang Ratu Sri Unggrasena
b. Anak Wungsu
c. Marakata
d. Sri Kesari

Pensekoran:

Sekor yang di peroleh x 100


Sekor Maksimal

MODUL AJAR PAH FASE D


Lampiran 2 Rubrik Penilaian Produk
Teknik Penilaian : Praktik

Kisi-Kisi Soal Praktik


No Capaian Pembelajaran Materi Indikator Capaian Teknik Asesmen

1 Memahami peninggalan Sejarah Peserta didik mampu Pratik


sejarah Hindu di Indonesia menceritakan sejarah
peninggalan
agama Hindu di
Kalimantan Timur,
Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa
Timur, dan Bali.

Soal:
Ceritakanlah secara singkat sejarah peninggalan agama Hindu yang ada di Kalimantan
Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali !

Pensekoran Penilaian gaya belajar Kinestestik

I. Kelancaran presentasi (fuency) 1 = tidak lancar ; 2 = kurang lancar ; 3 = lancar


II. Tata Bahasa (pronounciation) 1 = tidak baik ; 2 = kurang baik ; 3 = baik
III. Intonasi / gesture (intonation) 1 = tidak sesuai ; 2 = kurang sesuai ; 3 = sesuai
IV. Penguasaan materi (diction)1 = tidak tepat ; 2 = kurang tepat ; 3 = tepat

a. Instrumen Penilaian : Skala penilaian, Lembar pengamatan

No Name Fluency Pronouncia Intonation Diction Skill’ss Code


Score
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 core
1
2
3
4
5
6
dst

Kriteria / Code:
 90 – 100 = A (Excellent)
 77  89 = B (Good)
 66  76 = C (Fair)
 < = 65 = D (Poor)

Pensekoran Penilaian gaya belajar Visual

I. Kelancaran presentasi 1 = tidak lancer ; 2 = kurang lancer ; 3 = lancar


II. Ketepatan gambar / grafis 1 = tidak baik ; 2 = kurang baik ; 3 = baik
III. Keindahan 1 = tidak sesuai ; 2 = kurang sesuai ; 3 = sesuai

MODUL AJAR PAH FASE D


IV. Penguasaan materi 1 = tidak tepat ; 2 = kurang tepat ; 3 = tepat

b. Instrumen Penilaian : Skala penilaian, Lembar pengamatan

No Name I II III IV Score Skill’ss Code


1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 core
1
2
3
4
5
dst

Kriteria / Code:
 90 – 100 = A (Excellent)
 77  89 = B (Good)
 66  76 = C (Fair)
 < = 65 = D (Poor)

Pensekoran Penilaian gaya belajar Audiotori

I. Kelancaran presentasi 1 = tidak lancer ; 2 = kurang lancer ; 3 = lancar


II. Kejelasan suara 1 = tidak jelas ; 2 = kurang jelas ; 3 = jelas
III. Tata Bahasa 1 = tidak sesuai ; 2 = kurang sesuai ; 3 = sesuai
IV. Penguasaan materi 1 = tidak tepat ; 2 = kurang tepat ; 3 = tepat

c. Instrumen Penilaian :Skala penilaian, Lembar pengamatan

No Name I II III IV Skill’ss Code


1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Sco core
re
1
2
3
4
5
dst

Kriteria / Code:
 90 – 100 = A (Excellent)
 77  89 = B (Good)
 66  76 = C (Fair)
 < = 65 = D (Poor)

Catatan: Asesmen Sumtif bisa diberikan setelah menyelesaikan beberapa Tujuan pembelajaran
(sumatif lingkup materi) dan atau diakhir semester, akhir tahun dan akhir Fase.

MODUL AJAR PAH FASE D


Lampiran 3 Remedial dan Pengayaan

PROGRAM REMEDIAL

Program Remedial dilakukan setelah menyelesaikan pembelajaran dalam satu


Kompenetesi dalam CP dan Peserta didik belum mencapai Ketuntasan sesuai tujuan Pembelajaran
yang telah ditentukan, sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut:

A. Langkah-langkah Remedial

Permasalahan pada Permasalahan pada Materi Permasalahan pada Strategi


Keunikan Peserta Didik Ajar (CP) Pembelajaran

Dilakukan dalam jam Dilakukan diLuar Jam Belajar Efektif


Belajar Efektif yang telah dirancang

Menyesuaikan dengan Menyiapkan alternative Menyesuaian Strategi


karakteristik Peserta Didik contoh-contoh terkait Pembelajaran
materi ajar

Identifikasi Keberhasilan

MODUL AJAR PAH FASE D


B. Rancangan Pelaksanaan Remedial Kelas VII Semester 1

Capaian
TP Pelaksanaan Remedial
Pembelajaran (CP)

Memahami  Menyebutkan jenis- Metode:


peninggalan sejarah jenis peningalan Melakukan penjelasan ulang dan memberikan
Hindu di Indonesia. sejarah agama Hindu contoh-contoh yang lebih kongkrit yang ada
yang ada di Indonesia. disekitar anak dengan pendekatan keunikan individu
 Menjelaskan (membaca, mengamati, mendengar, menemukan)
karakteristik
peninggalan sejarah Perencanaan:
agama Hindu di 1. Dilakukan diluar jam belajar efektif yang telah
Indonesia. ditentukan sesuai program semester.
 Menggambarkan 2. Menyiapkan media dan alat pendukung.
masing-masing
peninggalan sejarah ProsesPelaksanaan:
agama Hindu yang ada  Guru memulai pembelajaran dengan mengajak
di Indonesia secara peserta didik bermain peran dengan
lebih rinci. memperhatikan potensi siswa -masing-masing.
.
 Setelah peserta didik merasa nyaman, merdeka
dan minatnya meningkat dalam mengikuti
kegiatan, kemudian guru masuk kedalam materi
ajar (Sejarah).
 Langkah selanjutnya, guru memberikan
penjelasan ulang dengan jarak yang lebih dekat
dan menggunakan media-media yang relevan
sesuai gaya belajar masing-masing, kinestetik,
visual dan audio yang membantu capaian proses
pembelajaran.
 Peserta didik disuguhkan gambar-gambar kitab
suci,vidio, bahan bacaan untuk merangsang
pembelajaran (stimulus).
 Peserta didik bisa menanya, berdiskusi dan
menulisapa yang telah ia dapatkan sesuai
pengamatan yang telah dilakukan
 Guru meminta peserta didik untuk menjelaskan
kembali apa yang telah dilakukan, dipelajari,
didiskusikan (berpikirkritis, gotong royong).
 Peserta didik menyampaikan apa yang telah
dipelajari, dan mencoba memberikan
penyimpulan dari apa yang telah di diskusikan.

Penilaian diagnotis:
Guru melakukan identifikasi keberhasilan secara
langsung terhadap pemahaman peserta didik, selama
pelaksanaan pembelajaran remedial dengan
bertanya.“Apa yang tadi kita lakukan?”“ Apa saja
yang telah dipahami oleh mu”“ Jadi apa saja jenis
peninggalan sejarah agama Hindu di Indonesia?”“
Bgaimana karakteristik peninggalan sejarah agama
Hindu di Indonesia?”“ Bagaimana gambaran

MODUL AJAR PAH FASE D


masing-masing peninggalan sejarah agama Hindu
yang ada di Indonesia?”“

Apabila peserta didik berhasil memenuhi


kompetensi yang diharapkan, beri penguatan:
nonverbal (senyuman, acungan jempol, tepuk
tangan), verbal (“bagus”,“hebat”) atau pemberian
reward (benda-benda yang menyenangkan bagi
peserta didik.

Gurumelakukan penilaian melalui tes formatif


terkait dengan materi.

MODUL AJAR PAH FASE D


C. Pelaksanaan Remedial

KEGIATA PEMBELAJARAN
NO Indikator Ketercapaian PENILAIAN
TP <20% ( Tugas 20% 50% >50% Pemb.Ulag
Individu /
Bimbingan (Tugas Kelompok /
khusus) tutorial lteman
sebaya)

1  Menyebutkan jenis- Tugas Pembelajara  Pembelaja Tes Formatif


jenis peningalan mandiri teman sebaya ran Ulang disusun lebih
sejarah agama Hindu Tidak  Pembelajara mudah.
yang ada di Terstruktur n Teman
Indonesia. Sejawat
 Menjelaskan
karakteristik
peninggalan
sejarah agama
Hindu di
Indonesia.
 Menggambarkan
masing-masing
peninggalan
sejarah agama
Hindu yang ada di
Indonesia secara
lebih rinci.

MODUL AJAR PAH FASE D


PROGRAM PENGAYAAN

Program Pengayaan dilakukan setelah menyelesaikan pembelajaran dalam satu


Kompenetesi dalam CP dan diberikan kepada peserta didik yang sudah mencapai Ketuntasan Tujuan
Pembelajaran yang telah ditentukan, dengan langkah-langkah sebagai berikut

A. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Identifikasi Minat dan Gaya Belajar


Peserta Didik

Penekanan pada Fase D Penekanan pada CP Penekanan pada


Kompetensi CP

Dilaksanakan dalam pembelajaran sesuai perencanaan dengan memperhatikan


gaya dan minat belajar

Asesmen

MODUL AJAR PAH FASE D


B. Rancangan Pelaksanaan Pengayaan

Kompetensi CP Indikator Ketercapaian


Pelaksanaan Program Pengayaan
Tujuan Pembelajaran

Menguraikan sejarah  Peserta didik dapat Metode:


perkembangan menceritakan secara Guru melakukan program pengayaan
agama Hindu di singkat sejarah dengan metode penugasan dan peningkatan
perkembangan agama hasilp roduk.
Indonesia dan
Hindu di Indonesi
menganalisis  Peserta didik dapat Perencanaan:
hikmahnya agar menguraikan hikmah Dilakukan diluar Jam Tatap Muka.
berkontribusi positif di balik peninggalan
pada kehidupan sejarah Hindu yang Pelaksanaan:
ada di Indonesia. Peserta didik diberi peran lebih
kekinian
dibandingkan dengan teman yang lain,
seperti diminta memimpin member contoh
teman serta menjadi tutor sebaya.

Penilaian Otentik:
Penilaian otentik dilakukan dengan
membuat rekaman / dokumentasi proses
aktivitas peserta didik, membuat deskripsi
(produk).

C. Pelaksanaan Pengayaan

Pelaksanaan Pengayaan diberikan terhadap peserta didik yang telah menuntaskan


pembelajaran agar mampu mengembangan potensinya secara oftimal dengan pemamfaatan sisa
waktu yang dimilikinya, melaui pemberian tugas, pemberian klipingdan menjadi tutor sebaya dikelas,
dengan format sebagai berikut:

NILAI
NO NAMA BENTUK PENGAYAAN
PH
1 ………………………………… ………… 1. Belajar Kelompok
…………………………………. …………. 2. Belajar mandiri
. 3. Pembelajaran berbasis tema
4. Membuat Prodak Profil
Pelajar Pancasila
5. Mencari sumber-sumber
laintentang pemecahan masalah
dalam materi

MODUL AJAR PAH FASE D


Lampiran 4 Ringkasan Materi:

A. Peninggalan Sejarah Agama Hindu di Kalimantan Timur


Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa peninggalan sejarah agama Hindu di
Indonesia begitu banyak jenis dan bentuknya. Sejarah agama Hindu di Indonesia mulai tercatat
sejak masa Kerajaan Kutai, untuk itu kita pun akan mempelajari peninggalan sejarah Hindu
diawali dari masa Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.
Agama Hindu berkembang di Indonesia pada abad ke-4 Masehi di kalimantan Timur.
Pada saat itu, Kalimantan Timur merupakan wilayah dari Kerajaan Kutai dengan rajanya yang
bernama Mulawarman. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya tujuh buah yupa. Yupa
memberikan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu. Yupa didirikan untuk
memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Raja Mulawarman. Keterangan lain menyebutkan
bahwa Raja Mulawarman melakukan yadnya di suatu tempat suci untuk memuja Dewa Siwa.
Tempat tersebut dikenal dengan nama Waprakeswara.
Amatilah gambar di bawah ini!

Gambar 5.2 Prasasti Yupa


Sumber: id.wikipedia.org/Meursault2004 (2007)

Prasasti Yupa pada gambar di atas merupakan salah satu bukti perkembangan sejarah
agama Hindu di Indonesia, tepatnya di Kalimantan Timur. Perhatikan gambar yupa di atas dan
deskripsikan apa saja isi dari prasasti yupa tersebut.

Peninggalan sejarah Hindu pada zaman Kerajaan Kutai yang utama berupa prasasti yang
disebut yupa. Yupa adalah tiang batu bertulis. Yupa juga dijadikan sebagai tugu peringatan dari
upacara kurban. Yupa ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Prasasti Yupa ditulis
dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Kerajaan Kutai diperkirakan berkembang sekitar
abad ke-4 Masehi atau tahun 400 Masehi.
Hal yang menarik dalam prasasti Yupa adalah keterangan mengenai kakek Mulawarman
yang bernama Kudungga. Kudungga yang memiliki arti penguasa lokal, sudah mulai mendapat
pengaruh Hindu-Buddha dan daerahnya berubah menjadi sistem kerajaan. Walaupun sudah
mendapat pengaruh Hindu-Buddha namanya tetap Kudungga, berbeda dengan puteranya yang
bernama Aswawarman dan cucunya yang bernama Mulawarman.
Salah satu di antara yupa tersebut memberi informasi penting tentang silsilah Raja
Mulawarman. Diterangkan bahwa Kudungga mempunyai putra bernama Aswawarman. Raja
Aswawarman dikatakan seperti Dewa Ansuman (Dewa Matahari). Raja Aswawarman mempunyai
tiga anak, tetapi yang terkenal adalah Mulawarman. Raja Mulawarman dikatakan sebagai raja
terbesar di Kutai. Ia pemeluk agama Hindu-Siwa yang setia. Tempat sucinya dinamakan
Waprakeswara. Ia juga dikenal sebagai raja yang sangat dekat dengan kaum Brahmana dan rakyat.
Raja Mulawarman sangat dermawan. Ia mengadakan kurban emas dan 20.000 ekor lembu untuk
para Brahmana. Oleh karena itu, sebagai rasa terima kasih dan sebagai peringatan terhadap
upacara kurban tersebut, para Brahmana mendirikan sebuah yupa yang diberi nama Prasasti
Muarakaman.

MODUL AJAR PAH FASE D


Gambar 5.3 Prasasti Muarakaman V
Sumber: museumnasional.or.id/Koleksi Museum Nasional (2019)

Dari penjelasan di atas kalian tentu dapat disimpulkan bahwa bukti pekembangan agama
Hindu di Kalimantan Timur jaman Kerajaan Kutai dapat dilihat dari Prasasti Yupa (tiang batu
bertulis), dan tempat/lapangan suci untuk memuja dewa siwa yang disebut Waprakeswara. Jadi
kerajaan Kutai memeluk agama Hindu dengan menekan pemujaannya kepada Dewa Siwa.

B. Peninggalan Sejarah Agama Hindu di Jawa Barat


Peninggalan sejarah agama Hindu di Jawa Barat ditemukan pada zaman Kerajaan
Tarumanagara yang diperkirakan berkembang pada pertengahan abad 5 atau tahun 500 Masehi.
Amati gambar di bawah ini dengan saksama!

Gambar 5.4 Prasasti Tugu


Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id/MNI (2019)

Gambar di atas adalah salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanagara yang bernama prasasti
Tugu yang dimusiumkan di Musium Nasional Jakarta. dalam prasasti tersebut banyak dijelaskan
mengenai Raja Purnawarman.

MODUL AJAR PAH FASE D


Sejarawan Edi Suhardi Ekajati berpendapat bahwa kerajaan tertua di Indonesia adalah
Kerajaan Salakanagara. Namun sejarah secara umum mengungkapkan kerajaan tertua adalah
Kutai Martadipura, di Kalimantan Timur. Hal ini disebabkan karena Kerajaan Salakanagara
memiliki sumber yang minim, sehingga para peneliti tidak berani mempertanggungjawabkan
keabsahan data yang didapat di lapangan.
Kerajaan Salakanagara bertempat di Jawa Barat dan diperkirakan berdiri pada abad 2
Masehi. Akan tetapi, karena bukti dan data mengenai kerajaan Salakanagara sangat sedikit, maka
kerajaan yang menjadi bukti perkembangan Hindu di Jawa Barat adalah Kerajaan Tarumanagara,
yang berdiri pada abad ke-4 sampai abad ke-7 Masehi.
Kerajaan Tarumanagara terletak tidak jauh dari Pantai Utara Jawa bagian barat.
Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan, letak pusat Kerajaan Tarumanagara diperkirakan
berada di antara Sungai Citarum dan Cisadane. Hal tersebut dapat dilihat dari namanya, yaitu
Tarumanagara. Kata taruma mungkin berkaitan dengan kata tarum yang artinya nila. Kata tarum
dipakai sebagai nama sebuah sungai di Jawa Barat, yakni Sungai Citarum. Sedangkan berdasarkan
Prasasti Tugu, diperkirakan pusat Kerajaan Tarumanagara ada di daerah Bekasi. Kerajaan
Tarumanagara memiliki peninggalan berupa prasasti. Setidaknya ditemukan tujuh prasasti yang
menceritakan keberadaan Kerajaan Tarumanagara. Lima prasasti berada di Bogor, satu di Jakarta,
dan satu lagi di Banten. Adapun ketujuh prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara tersebut
adalah sebagai berikut.

1. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu, DKI Jakarta. Prasasti ini
menceritakan tentang penggalian Sungai Candrabhaga sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya banjir. Perhatikan isi Prasasti Tugu berikut.

Dulu (kali yang bernama) Candrabhaga telah digali oleh Maharaja yang mulia dan
mempunyai lengan kencang dan kuat, (yakni Raja Purnawarman), untuk mengalirkannya ke
laut, setelah (kali ini) sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta
Yang Mulia Raja Purnawarman yang berkilauan-kilauan karena kepandaian dan
kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja, (maka sekarang) beliau
memerintahkan pula menggali kali yang permai dan berair jernih, Gomati namanya, setelah
kali itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pandeta Nenekda (Sang
Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal delapan paroh gelap bulan
Phalguna dan selesai pada tanggal 13 paroh terang bulan Caitra, jadi hanya dalam 21 hari
saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 busur (± 11 km). Selamatan baginya dilakukan oleh
brahmana disertai persembahan 1.000 ekor sapi”.

Dari isi prasasti Tugu tersebut dapat disimpulkan bahwa pada masa pemerintahan Raja
Purnawarman yang ke-22, terjadi penggalian sungai Gomati didekat sungai Candrabhaga,
selama 21 hari dan diakhiri dengan mempersembahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum
Brahmana.

2. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulang,
Bogor. Prasasti ini terdiri atas 2 bagian, yaitu Inskripsi (batu bertulis) A yang pahatannya terdiri
atas empat baris tulisan berakasara Pallawa dan Bahasa Sanskerta, dan Inskripsi (batu bertulis)
B yang terdiri atas satu baris, tulisannya tidak dapat dibaca dengan jelas. Inskripsi ini disertai
pula gambar sepasang telapak kaki.
Inskripsi (batu bertulis) A berisi sebagai berikut:

“Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang
Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.

Beberapa sarjana telah berusaha membaca inskripsi (batu bertulis) B, namun hasilnya
belum memuaskan. Inskrispi (batu bertulis) B ini dibaca oleh J.L.A. Brandes sebagai Cri Tji
aroe? Eun waca (Cri Ciaru?eun wasa), sedangkan H. Kern membacanya Purnavarmmapadam
yang berarti “telapak kaki Purnawarman”.

MODUL AJAR PAH FASE D


Gambar 5.5 Prasasti Ciaruteun
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id/Indrawan Dwisetya Suhendi (2018)

Dari keterangan prasasti Ciaruteun dapat disimpulkan bahwa Raja Purnawarman


menganut agama Hindu aliran Wisnu (Waisnawa) yang terdapat pada Inskripsi (batu bertulis)
A.

3. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu terletak di sebuah Bukit (pasir) Koleangkak, Desa Parakan Muncang,
Nanggung, Bogor. Terdapat dua baris tulisan dengan Aksara Pallawa dan Bahasa Sansekerta.
Isinya sebagai berikut:

“Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya, adalah pemimpin manusia yang
tiada taranya, yang termashur Sri Purnawarman, yang sekali waktu (memerintah) di
Tarumanegara dan yang baju zirahnya yang terkenal tiada dapat ditembus senjata musuh. Ini
adalah sepasang telapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur musuh, hormat
kepada para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging musuh-musuhnya”.

Gambar 5.6 Prasasti Jambu


Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id/Indrawan Dwisetya Suhendi (2018)

Prasasti ini menjelaskan bahwa Raja Purnawarman adalah seorang raja yang gagah,
berani, mengagumkan, dan bersikap jujur terhadap segala tugasnya. Beliau merupakan
pemimpin yang tidak ada taranya dan termasyur di dunia.

4. Prasasti Kebonkopi

MODUL AJAR PAH FASE D


Prasasti Kebonkopi ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruetun Hilir, Cibungbulang,
Bogor. Prasastinya dipahatkan dalam satu baris yang diapit oleh dua buah pahatan telapak kaki
gajah Airawata, tunggangan dewa Indra. Isi dari prasasti kebonkopi adalah sebagai berikut.

“Di sini tampak sepasang telapak kaki...... yang seperti (telapak kaki) Airawata, gajah
penguasa Taruma (yang) agung dalam...... dan (?) kejayaan”.

Gambar 5.7 Prasasti Kebonkopi


Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id/Indrawan Dwisetya Suhendi (2018)

Pada prasasti ini terdapat sepasang telapak kaki gajah. Menurut para arkeolog, prasasti ini
istimewa, karena ada telapak kaki gajah yang menggambarkan telapak kaki Raja Purnawarman.
Dalam agama Hindu, gajah merupakan hewan sakral yang menjadi alat transportasi Dewa
Indra.

5. Prasasti Muara Cianten


Prasasti Muara Cianten terletak di Muara Kali Cianten, Kampung Muara, Desa
Ciaruteun Hilir, Cibungbulang, Bogor. Inskripsi ini dipahatkan dalam bentuk “aksara” yang
menyerupai sulur-suluran, dan oleh para ahli disebut aksara ikal.

Gambar 5.8 Prasasti Muara Cianten


Sumber: disparbud.jabarprov.go.id/Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. Jabar (2012)

6. Prasasti Pasir Awi


MODUL AJAR PAH FASE D
Prasasti Pasir Awi ditemukan di sebuah bukit bernama Pasir Awi, di kawasan perbukitan
Desa Sukamakmur, Jonggol, Bogor. Inskripsi prasasti ini tidak dapat dibaca karena inskripsi ini
lebih berupa gambar (piktograf) dari pada tulisan. Di bagian atas inskripsi terdapat sepasang
telapak kaki.

Gamba 5.9 Prasasti Pasir Awi


Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id/Dit. PCBM (2018)

7. Prasasti Cidanghiang
Prasasti Cidanghiang terletak di tepi Kali Cidanghiang, Desa Lebak, Munjul, Banten
Selatan. Terdapat dua baris tulisan beraksara Pallawa dengan bahasa Sanskerta. Isi dari Prasasti
Cidanghiang adalah sebagai berikut.

“Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja dunia,
Yang Mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja-raja.

Gambar 5.10 Prasasti Cidanghiang


Sumber: Pande (2021)

C. Peninggalan Sejarah Agama Hindu di Jawa Tengah


Untuk mengetahui peninggalan Hindu di Jawa tengah, kita dapat mempelajarinya melalui
peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Kuno. Terdapat beberapa prasasti yang berkaitan dengan
Kerajaan Mataram Kuno, di antaranya Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Klura, dan
Prasasti Kedu atau Prasasti Balitung. Di samping beberapa prasasti tersebut, sumber sejarah untuk
Kerajaan Mataram Kuno juga berasal dari berita Cina.

1. Kerajaan Mataram Kuno


Sebelum Sanjaya berkuasa di Mataram Kuno, di Jawa sudah berkuasa seorang raja
bernama Sanna. Menurut prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M, diterangkan bahwa
Raja Sanna telah digantikan oleh Sanjaya. Raja Sanjaya adalah putra Sanaha, saudara
perempuan dari Sanna. Sanjaya tampil memerintah Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 717-

MODUL AJAR PAH FASE D


780 M. Ia melanjutkan kekuasaan Sanna. Sanjaya kemudian melakukan penaklukan terhadap
raja-raja kecil bekas bawahan Sanna yang melepaskan diri.
Setelah itu, pada tahun 732 M Raja Sanjaya mendirikan bangunan suci sebagai tempat
pemujaan. Bangunan ini berupa lingga dan berada di atas Gunung Wukir (Bukit Stirangga).
Bangunan suci itu merupakan lambang keberhasilan Sanjaya dalam menaklukkan raja-raja lain.
Setelah Raja Sanjaya wafat, beliau digantikan oleh putranya bernama Rakai Panangkaran.
Panangkaran mendukung adanya perkembangan agama Buddha.
Dalam Prasasti Kalasan yang berangka tahun 778, Raja Panangkaran telah memberikan
hadiah tanah dan memerintahkan membangun sebuah candi untuk Dewi Tara dan sebuah biara
untuk para pendeta Buddha. Tanah dan bangunan tersebut terletak di Kalasan. Prasasti Kalasan
juga menerangkan bahwa Raja Panangkaran disebut dengan nama Syailendra Sri Maharaja
Dyah Pancapana Rakai Panangkaran. Raja Panangkaran kemudian memindahkan pusat
pemerintahannya ke arah timur. Kerajaan Mataram Kuno daerahnya bertambah luas.
Kehidupan agama berkembang pesat tahun 856.
Rakai Pikatan turun takhta dan digantikan oleh Kayuwangi atau Dyah Lokapala.
Kayuwangi kemudian digantikan oleh Dyah Balitung. Raja Balitung merupakan raja terbesar.
Ia memerintah pada tahun 898-911 M dengan gelar Sri Maharaja Rakai Wafukura Dyah
Balitung Sri Dharmadya Mahasambu. Pada pemerintahan Balitung, bidang-bidang politik,
pemerintahan, ekonomi, agama, dan kebudayaan mengalami kemajuan.

Gambar 5.11 Candi Prambanan

2. Peninggalan Sejarah Kerajaan di Jawa tengah.


a. Peninggalan Berupa Candi
1) Candi Prambanan
UNESCO menyatakan bahwa Candi Prambanan merupakan warisan dunia. Prambanan
dibangun atas perintah Raja Rakai Pikatan. Di sekitar candi Prambanan terdapat Candi Siwa,
Candi Hamsa, Candi Wisnu, Candi Nandi, Candi Garuda, dan dua buah Candi Apit yang
semuanya berada di halaman pertama. Delapan candi penjaga arah mata angin dan terdapat
pula kurang lebih 200 candi perwara yang mengelilingi inti pusat.

2) Candi Siwa
Candi Siwa merupakan candi terbesar di komplek Candi Prambanan. Candi Siwa
mempunyai empat ruangan. Ruang utama berisi patung Siwa sebagai mahadewa. Di sebelah
utara terdapat Roro Jonggrang atau Siwa sebagai Durga Mahesasuramawardini, dan di
bagian timur terdapat patung Ganesa. Pada dinding Candi Siwa terdapat relief Ramayana.
Relief tersebut menceritakan tentang titisan Wisnu dan kisah Rama menyeberang ke lautan.

MODUL AJAR PAH FASE D


Gambar 5.12 Candi Siwa Prambanan
Sumber: Pande (2021)

3) Candi Brahma
Candi Brahma ini hanya mempunyai satu ruangan. Dalam ruangan tersebut terdapat arca
Dewa Brahma yang berkepala empat dan bertangan empat. Terdapat juga relief yang
menggambarkan epik Ramayana. Pada bagian ini diceritakan tentang Rama menyerang
Alengka dan Sinta membakar diri.

Gambar 5.13 Candi Brahma Prambanan


Sumber: Pande (2021)

4) Candi Arjuna
Candi Arjuna adalah sebuah kompleks Candi Hindu peninggalan dari abad ke-7 hingga abad
ke-8 yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dibangun pada tahun 809 M, Candi Arjuna merupakan salah satu dari delapan kompleks
candi yang ada di Dieng. Ketujuh candi lainnya adalah Semar, Gatotkaca, Punta Deva,
Srikandi, Sumbadra, Bima dan Dwarawati. Di kompleks candi ini terdapat 19 candi, namun
hanya 8 yang masih berdiri. Saat ini bangunan-bangunan candi dalam kondisi
yang memprihatinkan. Batu-batu candi ada yang telah rontok, sementara di beberapa bagian
bangunan terlihat retakan yang memanjang selebar 5 cm.

MODUL AJAR PAH FASE D


Gambar 5.14 Candi Arjuna
Sumber: Pande (2021)

5) Candi Dieng
Candi Dieng terletak di Jawa Tengah sebagai salah satu peninggalan Hindu, Pegunungan
Dieng. Candi Dieng merupakan candi Hindu beraliran Siwa yang diperkirakan dibangun
pada akhir abad ke-8 hingga awal abad ke-9 Masehi.

Gambar 5.15 Candi Dieng


Sumber: Pande (2021)

6) Candi Cetho
Candi Cetho merupakan candi Hindu, peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit
(abad ke-15). Laporan ilmiah pertama tentang keberadaan candi Cetho dibuat oleh Van de
Vlies pada tahun 1842 Masehi. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian yang
berhubungan dengan keberadaan candi ini. Ekskavasi atau penggalian untuk kepentingan
rekonstruksi candi ini dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia
MODUL AJAR PAH FASE D
Belanda. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten
Karanganyar.

Gambar 5.16 Candi Cetho


Sumber: viva.co.id/ardierawk, U-Report (2014)

7) Candi Sukuh
Sekilas, candi bercorak Hindu ini terlihat seperti Piramid. Selain bentuknya yang unik, candi
ini cukup menarik perhatian karena bentuk relief dan arcanya yang berbeda dari yang
lainnya. Pada tahun 1995, situs Candi Sukuh diusulkan ke UNESCO sebagai salah satu situs
warisan dunia.

Gambar 5.17 Candi Sukuh


Sumber: sworld.co.uk/Agueda Vasquez (2020)

b. Peninggalan berupa Prasasti


1) Prasasti Tukmas
Suburnya peradaban agama Hindu di Jawa Tengah dapat kita ketahui dengan ditemukannya
Prasasti Tukmas. Prasasti ini ditulis dengan Huruf Pallawa, berbahasa Sanskerta dengan tipe
tulisan yang berasal dari tahun 650 Masehi. Prasasti Tukmas memuat gambar-gambar atribut
Dewa Tri Murti, seperti trisula lambang Dewa Siwa, kendi lambang Dewa Brahma, dan
cakra lambang Dewa Wisnu. Prasasti ini juga menjelaskan tentang adanya sumber mata air
yang jernih dan bersih yang dapat disamakan dengan Sungai Gangga.

MODUL AJAR PAH FASE D


Gambar 5.18 Prasasti Tukmas
Sumber: Pande (2021)

2) Prasasti Canggal
Pada Prasasti Canggal ditemukantulisan ”Sruti Indria Rasa” menggunakan angka tahun
Candrasangkala. Sruti berarti 4, Indria berarti 5, dan Rasa berarti 6, Dari keterangan tersebut
diperkirakan Prasasti Canggal dibangun tahun 654 tahun Saka atau tahun 732 Masehi.
Disebutkan pula bahwa Raja Sanjaya mendirikan lingga sebagai tempat pemujaan Siwa
bertempat di Bukit Kunjarakunja. Di Gunung Wukir terdapat candi induk dengan 3 buah
Candi Perwara. Di dalam candi induk terdapat yoni sebagai alas lingga. Raja Sanjaya adalah
putra Sanaha, saudara perempuan Raja Sima. Sanjaya adalah penerus dari kerajaan Mataram
di Jawa Tengah.

Gambar 5.19 Prasasti Canggal


Sumber: Pande (2021)

3) Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto adalah salah satu peninggalan Hindu yang beraliran Siwais, dan
diperkirakan berkembang sekitar abad ke-8. Diperkirakan Dapunta Syailendra yang berasal
dari Sriwijaya menurunkan Dinasti Syailendra yang berkuasa di Jawa bagian tengah.

MODUL AJAR PAH FASE D


Gambar 5.20 Prasasti Sojomerto
Sumber: Pande (2021)

D. Peninggalan Sejarah Agama Hindu di Jawa Timur


Sejarah kerajaan di Jawa Timur dihiasi dengan pertikaian keluarga Kerajaan Mataram
yang terus berlanjut hingga pada masa pemerintahan Mpu Sindok pada tahun 929 Masehi.
Pertentangan yang tidak pernah selesai menyebabkan Mpu Sindok memindahkan ibu kota
kerajaan dari Medang ke Daha (Jawa Timur) dan kemudian mendirikan sebuah dinasti baru yang
disebut Dinasti Isyanawangsa.

1. Kerajaan Hindu di Jawa Timur


Peninggalan sejarah agama Hindu di Jawa Timur tidak pernah lepas dengan sejarah tiga
kerajaan besar di Pulau Jawa, yaitu Kerajaan Kediri, Kerajaan Singhasari, dan Kerajaan
Majapahit. Untuk itu, mari kita pelajari terlebih dahulu mengenai kerajaan-kerajaan tersebut.

a. Kerajaan Kediri
Kehidupan politik pada awal Kerajaan Kediri ditandai dengan perang saudara antara
Samarawijaya yang berkuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang berkuasa di Jenggala.
Mereka tidak dapat hidup berdampingan. Pada tahun 1052 M terjadi peperangan perebutan
kekuasaan di antara kedua belah pihak. Pada tahap pertama Panji Garasakan dapat
mengalahkan Samarawijaya, sehingga Panji Garasakan berkuasa. Di Jenggala kemudian
berkuasa rajaraja pengganti Panji Garasakan. Tahun 1059 M yang memerintah adalah
Samarotsaha. Akan tetapi setelah itu tidak terdengar berita mengenai Kerajaan Panjalu dan
Jenggala. Baru pada tahun 1104 M tampil Kerajaan Panjalu dengan rajanya Jayawangsa.
Kerajaan ini lebih dikenal sebagai Kerajaan Kediri dengan Daha sebagai ibu kotanya.

b. Kerajaan Singhasari
Setelah pemerintahan Kediri berakhir, digantikan oleh Kerajaan Singhasari. Diperkirakan
Pusat pemerintahan Singhasari terletak di dekat Kota Malang, Jawa Timur. Kerajaan Singhasari
didirikan oleh Ken Arok. Ken Arok dapat menjadi raja, walaupun ia berasal dari kalangan
rakyat biasa.
Ketika bayi, Ken Arok ditinggalkan ibunya di sebuah makam. Bayi ini kemudian
ditemukan oleh seorang pencuri, bernama Lembong. Akibat dari pengaruh pendidikan dan
lingkungan keluarga pencuri, maka Ken Arok tumbuh dan berkembang menjadi seorang
penjahat yang sering menjadi buronan pemerintah Kediri. Suatu ketika Ken Arok berjumpa
dengan pendeta Lohgawe. Ken Arok mengatakan ingin menjadi orang baik-baik. Kemudian
dengan perantaraan Lohgawe, Ken Arok diabdikan kepada seorang Akuwu (bupati) Tumapel,
bernama Tunggul Ametung.

MODUL AJAR PAH FASE D


Setelah beberapa lama mengabdi di Tumapel, Ken Arok mmpunyai keinginan untuk
memperistri Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Timbul niat buruk Ken Arok untuk
melenyapkan Tunggul Ametung agar dapat menikah dengan Ken Dedes. Akhirnya niat
tersebut, ia wujudkan dengan menggunakan keris Mpu Gandring. Ken Arok menggantikan
sebagai penguasa di Tumapel dan memperistri Ken Dedes.
Pada saat itu Tumapel merupakan daerah bawahan Raja Kertajaya dari Kediri. Ken Arok
ingin menjadi raja, maka ia merencanakan menyerang Kediri. Pada tahun 1222 M, Ken Arok
dengan dukungan para pendeta, melakukan serangan ke Kediri. Raja Kertajaya dapat
ditaklukkan oleh Ken Arok dalam pertempurannya di Ganter, Malang. Setelah Kediri berhasil
ditaklukkan, maka seluruh wilayah Kediri dipersatukan dan lahirlah Kerajaan Singhasari. Ken
Arok tampil sebagai raja pertama. Ken Arok sebagai raja bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabumi.

c. Kerajaan Majapahit.
Setelah Kerajaan Singhasari runtuh, berdirilah Kerajaan Majapahit yangkekuasaannya
berpusat di Jawa Timur. Kerajaan Majapahit berdiri sekitar abad ke-14 sampai dengan abad ke-
15 M. Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam
Wuruk dengan Mahapatih yang memiliki cita-cita besar untuk menyatukan Nusantara yang
bernama Gajah Mada.
Menurut Kakawin Nagarakertagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit
meliputi Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara,
Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian Kepulauan Filipina. Majapahit juga
memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan
bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.

2. Peninggalan Sejarah di Jawa timur.


a. Peninggalan berupa prasasti
1) Prasasti Hantang atau Ngantang (1135 M)
Prasasti Hantang memuat tulisan yang berbunyi” Panjalu jayati”, yang artinya Panjalu menang.
Prasasti ini dibuat untuk mengenang kemenangan Panjalu atas Jenggala. Jayabaya telah berhasil
mengatasi berbagai kekacauan di kerajaan.

Gambar 5.21 Prasasti Hantang


Sumber: munas.kemdikbud.go.id/Fachri (2019)

2) Prasasti Dinoyo
Prasasti Dinoyo ditulis mempergunakan Huruf Kawi (Jawa Kuno) dengan Bahasa Sanskerta.
Terdapat tulisan angka tahun 760 Masehi. Dikisahkan bahwa pada abad ke-8, kerajaan yang
berpusat di Kanjuruan dipimpin oleh raja bernama Dewa Simha. Beliau menggantikan ayahnya
MODUL AJAR PAH FASE D
sebagai raja, yang bernama Raja Gajayana. Raja Gajayana mendirikan sebuah tempat pemujaan
untuk memuliakan Maharsi Agastya. Arca Maharsi Agastya pada mulanya terbuat dari kayu
cendana, kemudian diganti dengan arca batu hitam.

Gambar 5.22 Prasasti Dinoyo


Sumber: Pande (2021)

b. Peninggalan berupa karya sastra (kesusastraan)


1) Kitab Baratayuda
Kitab Baratayudha diperkirakan ditulis pada jaman Jayabaya, untuk memberikan gambaran
mengenai terjadinya perang saudara di antara Panjalu melawan Jenggala. Perang saudara itu
diibaratkan seperti perang antara Kurawa dengan Pandawa, yang masing-masing merupakan
keturunan Barata.

2) Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Mpu Triguna. Diperkirakan ditulis pada jaman Raja Jayaswara.
Kitab Kresnayana menceritakan tentang kisah perkawinan antara Kresna dan Dewi Rukmini.

3) Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana diperkirakan ditulis pada jaman Raja Kameswari oleh Mpu Darmaja. Isinya
menceritakan tentang sepasang suami istri Smara dan Ratih yang menggoda Dewa Siwa yang
sedang bersemadi. Smara dan Ratih dikutuk dan mati terbakar oleh api (dahana) oleh kesaktian
Dewa Siwa. Akan tetapi, kedua suami istri itu dihidupkan lagi dan menjelma sebagai
Kameswara dan permaisurinya.

4) Kitab Lubdaka
Kitab Lubdaka ditulis oleh Mpu Tanakung, diperkirakan ditulis pada jaman Raja Kameswara.
Isinya menceritakan tentang seorang pemburu yang bernama Lubdaka. Ia selalu berburu dan
membunuh mahluk hidup di hutan. Suatu ketika ia secara tidak sengaja mengadakan pemujaan
kepada Siwa. Berkat pemujaanya tersebut, rohnya yang semestinya masuk neraka, menjadi
masuk surga.

5) Kitab Calon Arang


Calon Arang termasuk kesusastraan kuno yang menggunakan bahasa jawa tengahan.
Kesusastraan ini dapat dimasukkan ke dalam zaman Majapahit II. Kitab Calon Arang
menceritakan tentang Calon Arang yang dibunuh oleh Mpu Bharadah atas suruhan Raja
Airlangga. Kitab Calon Arang ini juga mengisahkan tentang pembelahan Kerajaan Kediri oleh
Mpu Bharada atas suruhan Raja Airlangga.

MODUL AJAR PAH FASE D


c. Peninggalan berupa candi
1) Candi Kidal
Candi Kidal dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Raja Anusapati dari
Singhasari. Beliau memerintah selama 20 tahun (1227-1248). Candi Kidal secara arsitektur,
kental dengan budaya Jawa Timur. Candi ini telah mengalami pemugaran pada tahun 1990.
Candi kidal juga memuat cerita mitologi yang berisi pesan moral pembebasan dari perbudakan.
Sampai sekarang kondisi candi masih terjaga dan terawat.

Gambar 5.23 Candi Kidal


Sumber: Pande (2021)

2) Candi Lawang (Kabupaten Boyolali)


Dalam bahasa Jawa, Wringin Lawang berarti ‘Pintu Beringin’. Gapura agung ini terbuat dari
bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter. Diperkirakan dibangun pada
abad ke-14 Masehi. Candi ini bergaya candi bentar atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur
seperti ini diduga muncul pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali.
Ada sebuah inskripsi bertuliskan “ju thi ka la ma sa tka” di ambang pintu candi. Di tengah
candi terdapat sebuah yoni dalam kondisi baik. Temuan lain di sekitar candi, diantaranya
sebuah arca Agastya, arca Durga bertangan delapan (disimpan di Museum Radya Pustaka, di
Solo), pecahan makara, dan simbar.

Gambar 5.24 Candi Lawang


Sumber: Pande (2021)

MODUL AJAR PAH FASE D


3) Candi Singosari
Candi Singosari merupakan salah satu peninggalan Hindu yang terletak di Jawa Timur. Candi
Singosari merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari Kerajaan Singhasari yang
diciptakan sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Kertanegara, yaitu raja yang membawa
Singhasari pada puncak kejayaan. Terletak di daerah Singosari, Kabupaten Malang. Candi
Hindu ini dibangun pada sekitar tahun 1300 M. Oleh karena jaraknya yang tidak jauh dan
mengarah pada Gunung Arjuna, maka fungsinya diperkirakan masih berkaitan dengan aktivitas
para pertapa dan ritual keagamaan di gunung tersebut.

Gambar 5.25 Candi Singosari dan mengarah pada


Sumber: Pande (2021)

E. Peninggalan Sejarah Agama Hindu di Bali


Perhatikan Gambar berikut!

Gambar 5.26 Pulau Bali.


Sumber: Pande (2021)

Pernahkah kalian melihat peta di atas? Tepat sekali, peta di atas adalah peta Provinsi Bali.
Pemeluk agama Hindu terbesar di Indonesia saat ini berada di Provinsi Bali. Sekarang simaklah
peninggalan sejarah agama Hindu apa saja yang ada di Bali.

MODUL AJAR PAH FASE D


Agama Hindu mulai berkembang di Bali pada abad ke-8 atau sekitar 800 masehi.
Perkembangan agama Hindu di Bali dapat dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti Blanjong di
daerah Sanur. Prasasti Blanjong menggunakan bahasa Bali Kuno berangka tahun 835 Masehi.
Dalam Prasasti Blanjong disebutkan nama seorang raja, yaitu Sri Kesari Warmadewa. Raja Bali
yang pertama kali memakai gelar Warmadewa adalah Raja Sri Kesari. Sejak itu, raja-raja di Bali
bergelar Warmadewa. Raja penerus Sri Kesari Warmadewa diantaranya adalah Sang Ratu Sri
Unggrasena. Pada tahun 905 Saka, muncul seorang raja bergelar Sri Maharaja Sriwijaya
Mahadewi yang diduga putri Raja Sriwijaya dari Sumatera.
Setelah berakhir pemerintahan Sri Maharaja Sriwijaya Mahadewi muncul seorang raja
bernama Dharma Udayana Warmadewa yang memerintah bersama permaisurinya yang bergelar
Sri Gunapria Darmapatni. Dari perkawinan ini, lahirlah tiga orang putra yaitu Airlangga,
Marakata, dan Anak Wungsu. Airlangga memerintah di Jawa Timur menggantikan
Dharmawangsa Teguh. Dua orang putra lainnya, Marakata dan Anak Wungsu menggantikan
ayahnya menjadi raja di Bali.
Raja Marakata yang bergelar Marakata Pankaja Sthanotungga Dewa memerintah pada
tahun 933-944 Saka atau 1011-1022 M. Pada masa pemerintahan beliau, dibuatlah prasasti yang
berangka tahun 944 Saka. Prasasti tersebut berisi kata-kata sumpah (Sapata) yang menyebutkan
nama Dewa-Dewa Hindu.
Raja Marakata digantikan oleh Anak Wungsu, yang memerintah tahun 971-999 Saka atau
tahun 1049-1077 M. Pada masa pemerintahan beliau banyak dibuat prasasti. Prasasti-prasasti
peninggalan Raja Anak Wungsu berjumlah 22 prasasti.
Dalam penulisan prasasti disebutkan sebagai saksinya adalah para pegawai tinggi dan
para pendeta Siwa dan Buddha. Dalam prasasti yang dikeluarkan pada tahun 993 Saka, disebutkan
pada sapatannya “Untuk Hyang Anggasti Maharsi dan para Dewa yang lainnya”.
Raja yang terakhir yang memerintah di Bali adalah Raja Paduka Sri Astasura Bhumi
Banten yang memerintah tahun 1332–1343 M. Beliau dikenal dengan Raja Bedaulu. Gajah Mada
datang ke Bali dan menaklukkan kerajaan Bali pada masa itu. Pemerintahan di Bali digantikan
oleh rajaraja yang dikirim dari Majapahit, raja yang pertama memerintah Bali yang dikirim dari
Majapahit adalah Raja Krisna Kepakisan.
Pusat pemerintahan yang pada mulanya di Desa Samprangan dipindahkan ke Gelgel.
Pada jaman pemerintahan Dalem Waturenggong didampingi oleh Purohita yang bernama Dang
Hyang Nirartha. Pendeta ini terkenal dengan usahanya menata kembali keagamaan di Bali, yakni
agama Hindu.
Berikut beberapa peninggalan sejarah agama Hindu di Bali.

• Prasasti Blanjong
Prasasti Blanjong ditemukan di daerah Sanur. Prasasti Blanjong menggunakan Bahasa Bali Kuno
berangka tahun 835 Masehi. Prasasti Blanjong diperkirakan dibuat pada jaman Raja Sri Kesari,
karena pada prasasti tersebut dituliskan nama Sri Kesari yang pertama kali mempergunakan gelar
Warmadewa.

Gambar 5.28 Candi Gunung Kawi


Sumber: Pande (2021)

MODUL AJAR PAH FASE D


• Candi Gunung Kawi
Raja Anak Wungsu dikenal sebagai raja yang welas asih terhadap rakyatnya. Beliau dalam
menjalankan pemerintahannya senantiasa memikirkan kesempurnaan dunia yang dikuasainya.
Beliau juga berhasil mewujudkan kerajaan yang aman, damai, dan sejahtera. Saat itu penganut
agama Hindu dapat hidup berdampingan dengan agama Buddha. Anak Wungsu sempat pula
membangun sebuah kompleks percandian di Gunung Kawi (sebelah selatan Istana Tampak Siring)
Candi tersebut merupakan peninggalan terbesar di Bali. Atas perannya yang gemilang itu, Anak
Wungsu kemudian dianggap rakyatnya sebagai penjelmaan Dewa Hari (Dewa Kebaikan).

Gambar 5.27 Prasasti Blanjong.


Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali (2019)

MODUL AJAR PAH FASE D


Referensi
I Gusti Agung Made Swebawa. 2021. Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas
VII. Jakarta: Puskurbuk Kemendikbud ristekdikti.

Mengetahui, Kuta Utara, 30 Juni 2023


Kepala SMP Negeri 3 Kuta Utara Guru Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti

Ni Nyoman Ayu Suciati, S.Si., M.Pd Ni Gusti Sayu Ratna Dewi, S.Pd.
NIP. 19810316 200801 2 026 NIP. -

MODUL AJAR PAH FASE D

Anda mungkin juga menyukai