Anda di halaman 1dari 16

PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

TUGAS AKHIR MODUL 1 KB 3 PEDAGOGIK


- Kemukakan gagasan Ibu/Bapak dalam sebuah rancangan pembelajaran yang di
dalamnya memuat memuat keterampilan belajar abad 21, seperti unsur
strategi, metode dan media pembelajaran serta cara mengevaluasinya .

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Banjarmasin


Kelas / Semester : X/1
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Proses perkembangan agama dan kebudayaan Hindu Budha
Sub Materi Pokok : Teori-teori Masuknya Agama Hindu-Buddha di Indonesia
Pertemuan ke- : 14
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 dan KI 2 : Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”.Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkanperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif,dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalampergaulan dunia”.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri
serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.

B. KompetensiDasar (KD) danIndikatorPencapaianKompetensi (IPK)


KompetensiDasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.Menganalisis berbagai teori tentang 3.5.1. Menyebutkan berbagai teori
proses masuknya agama dan tentang proses masuknya agama
kebudayaan Hindu dan Budha dan kebudayaan Hindu dan
Budha ke Indonesia
3.5.2. Menjelaskan teori Brahmana
tentang masuknya Hindu Budha
ke Indonesia
3.5.3. Mampu menganalisis teori yang
paling mendekati kebenaran
tentang masuknya Hindu Budha
ke Indonesia
3.5.4. Menyimpulkan kelehihan dan
Hindu –Budha ke Indonesia serta kebudayaan Hindu-Buddha di
pengaruhnya pada kehidupan Indonesia
masyarakat Indonesia masa kini serta 4.5.4.Membuat laporan tertulis tentang
mengemukakanya dalam bentuk bukti pengaruh kebudayaan Hindu
tulisan – Budha di Indonesia

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran Discovery Learning siswa mampu Menganalisis berbagai teori


tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Budha serta Mengolah
informasi tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu –Budha ke Indonesia
serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakanya
dalam bentuk tulisan dan siswa mampu berprilaku jujur, bertanggung jawab, dan bangga
terhadap keragaman umat beragama di Indonesia.

D. Materi Pembelajaran
1. Teori-teori masuknya agama Hindu-Buddha di Indonesia
2. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

E. Pendekatan dan Model Pembelajaran


1. Metode kooperatif Learning ( diskusi, tanya jawab dan penugasan)
2. Model Discovery learning

F. Sumber, Alat dan media


a. Sumberbelajar : BukuSejarahPeminatan SMA kelas X kurikulum 2013
b. Bahan : Lembarkerjapesertadidik(LKPD)
c. Media/Alat : Powerpoint, Laptop, LCD
G. Kegiatan pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan AW
15
a. Memberi salam
b. Berdoa
c. Menyanyikan lagu kebangsan Indonesia Raya (Khusus untuk jam
pertama)
d. Mengondisikan siswa untuk belajar dengan situasi yang
meyenangkan
e. Mengingatkan kembali peserta didik terhadap pengetahuan
sebelumnya mengenai teori-teori masuknya agama hindu-Buddha
di Indonesiadalamlingkunganterdekat berdasarkan pengetahuan
siswa (tahukah kalian bagaimana proses masuknya agama
Hindu_Buddha di Indonesia)
f. Memotivasi siswa untuk belajar dengan baik menghargai akan
sejarah bangsa Indonesia
g. Menyampaikan manfaat mempelajari teori-teori masuknya agama
Hindu-Buddha di Indonesia serta pengaruh kebudayaan-
kebudayaan tersebut di masa kini
h. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
1. Memberikan Stimulus dan memotivasi siswa untuk bertanya 60
Meyajikan kepada kepada siswa mengenai permaslahan yang
berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, Contoh stimulus yang
diberikan dan merangsang siswa untuk bertanya adalah sebagai
berikut:
Coba Perhatikan gambar berikut
(Ditayangkan melalui LCD) Gambar apakah ini? Dan ada
dimana gambar ini?
Apa yang bisa kalian
jelaskan mengenai gambar
bangunan diatas?

Perhatikan gambar 2 berikut ini


Gambar peta disamping
menunjukkan peta
pesebaran agama Hindu-
Buddha bisakah kalian
menjelaskan dimulai dari
manakah berkembanganya
agama hindu-buddha
berdasarkan teori yang
telah berkembang

Langkah-langkah Penerapan metode kooperatif Learning


1. Tetapkan satu masalah/pertanyaan terkait dengan Kompetensi
Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran(teori masuknya agama
Hindu-Buddha di Indonesia).
2. Beri kesempatan pada peserta untuk berpikir sejenak tentang
masalah tersebut.
3. Bagikan kertas pada tiap peserta didik untuk menuliskan
pemecahan masalah/ jawaban (secara mandiri) lalu periksalah
hasil kerjanya.
4. Perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 2 orang dan
berdiskusi tentang jawaban masalah tersebut, lalu periksalah
hasil kerjanya.
5. Peserta didik membuat jawaban baru atas masalah yang
disepakati berdua, lalu
6. Selanjutnya perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 4
orang dan berdiskusi lalu bersepakat mencari jawaban terbaik,
lalu periksalah hasil kerjana.
7. Jawaban bisa ditulis dalam kertas atau lainnya, dan guru
memeriksa dan memastikan setiap kelompok telah menghasilkan
kesepakatan terbaiknya menjawab masalah yang dicari.
8. Guru mengemukakan penjelasan dan solusi atas permasalahan
yang didiskusikan tadi.
9. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

2. Mengumpulkan Data
1. Siswa mengumpulkan data dengan teman sebangku untuk
mendiskusikan masalah kelompok
2. Siswa bersama kelompok diskusi mengumpulkan data berupa
informasi-informasi yang terkait dengan masalah yang harus
di analisis baik dari buku paket maupun dari sumber internet
3. Selama siswa berdiskusi dengan kelompoknya, guru sebagai
fasilitator mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam diskusi
dan menanggapi jika ada kesulitan yang dihadapai oleh
kelompok

3. Memverifikasi Data
1. Setelah siswa dalam kelompok kecil berhasil megumpulkan
data-data dan menyimpulkan
2. Kelompok kecil bertemu dengan kelompok besar pada
permasalahan yang sama untuk memverifikasi jawaban dan
mendiskusikan
4. Menyimpulkan
1. Siswa bersama kelompok menyimpulkan hasil verifikasi
dengan menyimpulkan hasil diskusi
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Siswa dalam kelompok memepresentasikan hasil diskusi

3. Kegiatan Penutup
a. Menyimpulkan pembelajaran secara bersama 15
b. Merefleksi hasil pembelajaran
c. Menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis dan penugasan
c. Penilaian Ketrampilan : Unjuk Kerja (presentasi dan laporan)
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas siswa
b. Tes Tertulis/Penugasan : lembar Kerja
c. Unjuk Kerja : Lembar penilaian presentasi

3. Remidial
a. Tugas membuat Rangkuman dengan indikator yang tidak mampu dicapai
b. Tugas berupa tugas mandiri untuk mempelajari Materi dengan Indikator yang belum
dicapai
c. Tugas belajar bersama tutor sebaya menganai indikator yang belum dicapai

4. Pengayaan
a. Menjadi Tutor sebaya kepada teman yang belum mampu mencapai KKM pada
indikatornya
b. Diberikan pada siswa materi pada pertemuan selanjutnya sebagai pengetahuan
tambahan
Mengetahui, Banjarmasin, Juli 2019
Kepala SMA Negeri 6 Banjarmasin Guru Mata Pelajaran

Drs. H. KABERI, M.Pd Tria Sakti Lianti, S.Pd


NIP 19610829 198803 1 003 NIP. 19871001 201001 2 013

LAMPIRAN-LAMPIRAN RPP

1. Instrumen Penilaian Sikap


a. Penilaian Kompetensi Sikap
1) Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab,
kerjasama, dan proaktif
2) Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif
terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai
berikut;

CATATAN
PENTING
NO SISWA
TANGGAL NAMA KET.
. (Bisa positif
atau
negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst

3) Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan
diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam
rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).

2. Istrumen Penilaian Pengetahuan

1. Jelaskan teori-teori masuknya agama Hindu-Buddha d iIndonesia(Lots)


2. Dibawah ini adalah teori-teori yang menjelaskan masuk dan berkembangnya agama
Hindu-Buddha di Indonesia:HOTS
a. Teori Brahmana
b. Teori Ksatria / Teori Kolonosasi
c. Teori Waisya
d. Teori Sudra
e. Teori Arus Balik
Dari paparan diatas menurut kalian teori manakah yang paling lemah menurut
sumber bukti yang telah ditemukan?
3. Bandingkan kelebihan dan kelemahan teori-teori tentang masuknya Hindu-Budha ke
Indonesia (Hots)
4. Perhatikan gambar candi di bawah!

 Berdasarkan gambar diatas, bagaimana pendapat kalian tentang perbedaan fungsi dan
tujuan pembuatan candi bagi kebudayaan Hindu dan Budha?

No Pertanyaan Kunci Jawaban Skor


1. Sebutkan teori-teori tentang 1. Teori Brahmana 1
masuknya agama dan budaya Hindu- 2. Teori Ksatria
Buddha ke Indonesia 3. Teori Waisa
4. Teori Sudra
5. Teori Arus Balik
2. Jelaskan teori-teori masuknya 1. Teori Brahmana 3
agama Hindu-Buddha di di Teori Brahmana dikemukakan oleh
Indonesia Van Leur. Menurutnya, agama hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh
para pendeta ( pemuka agama ).
2. Teori Ksatria / Teori Kolonosasi
Teori Ksatria dikemukakan oleh
Majumdar, Moekerji dan Nehru.
Para ahli ini berpendapat bahwa
agama hindu masuk ke indonesia
karena dibawa oleh para prajurit 3
India yang melakukan ekspansi (
perluasan wilayah kekuasaan
kerajaan ).

3. Teori Waisya
Teori Waisya dikemukakan oleh
Krom. Menurutnya, masuknya agama
hindu di Indonesia dibawa oleh para
pedagang yang melakukan
perdagangan dan pelayaran ke 2
Indonesia. Hal ini dilandasi
keterangan bahwa Indonesia sudah
menjadi jalur pelayaran dan
perdagangan India-Cina sejak tahun
500 SM.
Dalam pelayaran dan perdagangan
inilah diperkirakan bahwa ara
pedagang singgah di wilayah
Indonesia dan menyebarkan agama
Hindu kepada masyarakat 2
Indonesia.
4. Teori Sudra
Teori ini dikemukakan oleh banyak
orang. Dalam teori ini dinyatakan
bahwa agama Hindu dibawa masuk
ke Indonesia oleh kaum Sudra
(kaum buruh dan pekerja kasar)
yang ingin merubah nasib mereka.
5. Teori Arus Balik
Teori ini di kemukakan oleh
G.Coedes Menurut teori ini, bangsa
indonesia bukan hanya menerima
kebudayaan, ilmu pengetahuan
serta ilmu agama. Namun, bangsa
Indonesia juga menjelajah dan
mencari ilmu agama ke negeri lain
yang kemudian menyebarkan ilmu
agama dan kepercayaan yang
mereka dapatkan tersebut kepara
masyarakat di wilayahnya setelah
mereka kembali ke tanah air atau
kampung halamannya.

Jumlah Skor 10
3. Mengapa teori Brahmana tidak 1. Karena teori ini menjelaskan bahwa 1
dapat dikatakan sebagai teori yang masuknya agama hindu –Buddha di
paling mendukung berkembanganya Indonesia itu di bawa oleh golongan
agama Hindu-Buddha di indonesia pendeta tetapi pada kenyataannya
jelaskan berdasarkan bukti yang golongan brahmana di dalam kitab
ada suci Wedha tidak di perbolehkan
untuk menyebrangi lautan.
Jumlah Skor 1
4. . Menjelaskan kelebihan dan 1.Teori Brahmana
kelemahan tentang masing-masing a. Kelebihan teori ini, Agama Hindu
teori masuknya Hindu dan Budha ke
adalah milik kaum brahmana 1
Indonesia
sehingga merekalah yang paling
tahu dan paham mengenai ajaran
agama Hindu. Urusan keagamaa 1
merupakan monopoli kaum
Brahmana bahkan kekuasaan
terbesar dipegang oleh kaum
Brahmana sehingga hanya kaum 1
Brahmnalah yang berhak dan
mampu menyiarkan agama Hindu
b. Kelemahan teori ini, Menurut 3
ajaran Hindu kuno, seorang
Brahmana dilarang untuk
menyeberangi lautan apalagi
meninggalkan tanah airnya, jika
ia melakukan hal tersebut maka
ia akan kehilangan hak akan
kastanya.

2. Teori Waisya
a. Kelebihan teori ini adalah karena
banyaknya sumber daya alam di
Indonesia membuat para
golongan Waisya tertarik untuk
bertransaksi jual beli, para
pedagang yang termasuk dalam
kasta Waisya tidak menguasai
bahasa Sanskerta dan huruf
Pallawa yang hanya dikuasai oleh
kasta Brahmana.
b. Kelemahan teori ini karena motif
mereka datang sekedar untuk
berdagang bukan untuk
menyebarkan agama Hindu dan
mereka juga tidak menguasai
Bahasa Sanskerta.

3. Teori Ksatria
a. Kelebihan teori ini, Menurut J.L.
Moens pada abad ke-5 banyak
para ksatria yang melarikan diri
karena peperangan di India. Para
Ksatria yang berasal dari
keluarga kerajaan mendirikan
kerajaan baru di Indonesia.
b. Kelemahannya, para Ksatria
tidakmenguasai bahasa
sanskerta dan huruf pallawa.
Apabila daerah Indonesia pernah
menjadi taklukkan kerajaan-
kerajaan India pasti ada
prasastinya. Sedangkan di
Indonesia tidak ada satupun
prasasti yang menjelaskan bahwa
daerah Indonesia pernah
menjadi taklukkan kerajaan-
kerajaan India.
4. Teori Sudra
a. Kelebihannya yaitu semua orang
yang ada pada kasta Sudra pasti
ingin memperbaiki hidup, salah
satu caranya adalah pergi
ketempat lain seperti Indonesia.
b. Kelemahannya, orang-orang yang
termasuk dalam kasta ini tidak
menguasai bahasa sanskerta dan
huruf pallawa serta mereka pada
umumnya tidak memiliki ilmu.

5. Teori Arus Balik


a. Kelebihan, ada kemungkinan
orang di Indonesia pergi ke India
untuk belajar agama Hindu dan
Budha, tujuannya agar dengan
ilmu yang mereka dapat dari
India, para bangsawan bisa mem-
buat kekuasaan di Indonesia
dengan mencontoh kebudayaan
Hindu-Budha di India.
b. Kelemahannya, pada teori ini
sepertinya tidak mungkin jika
orang Indonesia pergi ke India
untuk belajar agama dan budaya
Hindu Budha karena pada saat
itu masyarakat Indonesia masih
bersifat pasif.
4 Perhatikan gambar candi di bawah!  Perbedaan Fungsi Berdasarkan 1
fungsinya di masa silam, candi
Hindu dan Budha ternyata
memiliki perbedaan kegunaan.
Candi Hindu umumnya digunakan
sebagai makam dari raja-raja
kerajaan Hindu yang berkuasa,
sementara candi Budha umumnya
digunakan sebagai tempat
ibadah. Identifikasi fungsi ini
diketahui dari adanya fakta
bahwa sering ditemukannya abu
hasil sisa pembakaran jenazah
yang diperkirakan abu jenazah 1
para raja dalam candi Hindu.
.
 Perbedaan Struktur
Perbedaan candi Hindu dan
Budha juga akan terlihat dari
 Berdasarkan gambar struktur bangunannya. Bangunan
diatas, bagaimana pendapat candi Hindu biasanya terdiri dari
kalian tentang perbedaan 3 bagian, yaitu bhurloka,
fungsi dan tujuan bhurvaloka, dan svarloka.
pembuatan candi bagi Sementara bangunan candi Budha
kebudayaan Hindu dan terdiri dari 3 bagian yang disebut
Budha? kamadhatu, rupadhatu, dan
arupadhatu. Masing-masing bagian
candi Hindu dan Budha ini memiliki
filosofi yang juga berbeda-beda.
Pada candi Hindu, bhurloka (bagian
dasar) melambangkan dunia fana,
bhurvaloka (tubuh candi)
melambangkan dunia pemurnian,
dan svarloka (atap candi)
melambangkan dunianya para
dewa. Sementara pada candi
Budha, kamadhatu (bagian dasar)
melambangkan manusia yang
penuh dosa, rupadhatu (bagian
tengah) melambangkan kehidupan 1
manusia di dunia yang penuh
nafsu, dan arupadhatu (bagian
atas candi) melambangkan
manusia sudah mencapai nirwana.
3. Perbedaan Bentuk Puncak
Bentuk puncak antara candi Hindu
dan Budha secara fisik juga
terlihat berbeda. Bentuk puncak 1
candi hindu umumnya meruncing
dan disebut Ratna,
sementara bentuk puncak pada
candi Budha lebih tambun dan
disebut stupa.

 Perbedaan Bentuk
Puncak Bentuk puncak antara
candi Hindu dan Budha secara 1
fisik juga terlihat berbeda.
Bentuk puncak candi hindu
umumnya meruncing dan disebut
Ratna, sementara bentuk puncak
pada candi Budha lebih tambun
dan disebut stupa.
1
 Perbedaan Arca
Karena merupakan bukti fisik
dari 2 agama yang berbeda, maka
keberadaan arca-arca yang
menjadi hiasan dalam candi
Hindu dan candi Budha juga
berbeda. Candi hindu umumnya
dihiasi oleh arca-arca trimurti
atau 3 dewa utama dalam ajaran
Hindu yaitu Brahma, Wisnu, dan
Siwa, sementara candi Budha
umumnya dihiasi oleh arca-arca
Budha.

 Dari bentuknya, perbedaan candi


Hindu dan Budha juga dapat
dilihat. Candi Hindu umumnya
mempunyai bentuk yang lebih
ramping, sementara candi Budha
memiliki bentuk yang lebih
tambun. Anda bisa
membandingkan bentuk candi
Prambanan yang merupakan candi
Hindu dan bentuk candi
Borobudur yang merupakan candi
Budha.
 Perbedaan Bahan Pembuatan
Perbedaan candi Hindu dan
Budha juga bisa dilihat dari
bahan bangunan yang digunakan
keduanya. Candi hindu umumnya
menggunakan bahan berupa batu
merah yang tidak dibakar,
beberapa di antaranya bahkan
ada yang berupa batu bata biasa.
Sementara bangunan candi Budha
biasanya menggunakan
bahan batu andesit yang
dipotong sedemikian rupa.

Jumlah Skor 6
JUMLAH SKOR KESELURUHAN

Skor Penilaian :
Skor Perolehan
X 100
Skor Maksimal

3. Penilaian Ketrampilan
Rubrik Penilaian ketrampilan (Presentasi Kelompok)
a. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok

No Nama Komunikasi Mendengar Argumentasi Kontribusi Skor


1 - 4 1 – 4 1 – 4 1 - 4
1
2
3
4
5

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :


Skor Perolehan
X 100
Skor maksimal

Keterangan ;
a. Menkomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan atau
menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif
b. Mendengarkan dipahamin sebagai kemampuan pesertadidik untuk tidak menyela,
memotong, menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan
gagasanya
c. Berargumentasi menunjukan kemampuan peserta didik dalam melakukan argumentasi logis
ketika ada pihak yang bertanya atau memtantakan gagasannya
d. Berkontribusi kemampuan peserta didik memberi masukan gagasa-gagasan yang
mendukung atau mengarah pada penarikan kesimpulan termasuk didalamnya menghargai
perbedaan pendapat
Penilaian Presentasi

No Nama Siswa Menjelaskan Memvisualisasikan Merespon Jumlah


1-3 1-3 1-3 Skor

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor Perolehan X 100


Skor maksimal

Keterangan ketrampilan
1. Menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara
menyeluruh
2. Memvisualisasikan adalah kemampuann mengemas informasi seunik dan semenarik
mngkin
3. Merespon adalah kemampuan peserta didi menyampaiakn tanggapan atas pertanyaan,
bantahan dan sanggahan dari pihak lain secara empatik

Mengetahui, Banjarmasin, Juli 2019


Kepala SMA Negeri 6 Banjarmasin Guru Mata Pelajaran

Drs. H. KABERI, M.Pd Tria Sakti Lianti, S.Pd


NIP 19610829 198803 1 003 NIP. 19871001 201001 2 013
Lampiran 2

Materi Pembelajaran

Teori tentang Masuk dan Berkembangnya Kebudayaan


Hindu-Budha di Indonesia

Letak geografis kepulauan Indonesia telah menjadikan kepulauan Indonesia sebagai


jalur perdagangan Internasional. Kepulauan Indonesia menjadi daerah transit ( pemberhentian
) sebelum melanjutkan ke kedua bagian negara tersebut. Orang-orang Indonesia ternyata
ikut aktif juga dalam perdagangan tersebut sehingga terjadilah kontak hubungan di antara
keduanya (Indonesia - India dan Indonesia -Cina ). Hubungan itu akhirnya memberikan
pengaruh terhadap perkembangan masyarakat Indonesia selanjutnya.
Menurut sejarawan Van Lew dan Wotters, hubungan dagangan antara Indonesia dan
India lebih dahulu berkembang dari pada hubungan dagang antara Indonesia dan Cina. Namun,
sumber sejarah untuk mengungkapkannya sangat terbatas, yaitu melalui kitab-kitab sastra
dan sumber-sumber dari barat. Berdasarkan hal tersebut selanjutnya muncul beberapa teori
mengenai proses masuknya budaya Hindu-budha di indonesia.
. Masuknya Hindu Budha ke Indonesia pada awal abad ke 1 Masehi telah memberikan
banyak pengaruh terhadap perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Berbagai kerajaan Hindu
Budha yang berdiri di Nusantara pada masa silam misalnya, telah menjadi bukti tentang hal ini.
Nah, terkait dengan proses masuknya agama dan kebudayaan dua agama ini ke Indonesia, para
ahli sejarah telah memiliki teorinya masing-masing dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Berikut ini penjelasan tentang teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia
tersebut lengkap beserta bukti-bukti sejarahnya.

Sedikitnya ada 5 teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang berkembang saat ini.
Kelima teori tersebut yaitu teori Brahmana yang dicetuskan oleh JC. Van Leur, teori Ksatria
yang dicetuskan oleh F.D.K Bosch, teori Waisya yang dicetuskan oleh N.J Krom, teori Sudra
yang dicetuskan oleh van Faber, dan teori arus balik yang dicetuskan juga oleh F.D.K Bosch.

1. Teori Brahmana oleh JC. Van Leur


Teori Brahmana adalah teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukan oleh
JC. Van Leur. Teori ini menyatakan bahwa masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia adalah
karena peran para Brahmana India yang datang untuk menyebarkan agama mereka ke
Nusantara. Para brahmana tersebut diundang oleh raja-raja nusantara sebagai bentuk
legitimasi mereka agar dapat dianggap setingkat dengan raja-raja India.
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia ini didasari oleh pengamatan terhadap
prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia. Prasasti-prasasti tersebut
kebanyakan menggunakan literasi huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Di India, literasi
tersebut hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu, teori ini juga diperkuat kenyataan
bahwa, ajaran agama Hindu masa silam hanya boleh diajarkan oleh para Brahmana, termasuk
dalam menafsirkan segala isi yang terdapat dalam kitab Weda.
Kendati memiliki dasar yang kuat. Teori yang dikemukan Van Leur ini nyatanya juga
mendapat pertentangan dari beberapa ahli sejarah. Teori ini disebut tidak dapat menjelaskan
2 hal. Pertama, dalam kepercayaan Hindu kuno, para Brahmana diharamkan untuk menyebrangi
lautan, terlebih meninggalkan tanah airnya. Karena hal ini, tentu tidak mungkin Hindu dan
Budha disebarkan oleh para Brahmana. Kedua, bahasa Sansekerta adalah bahasa yang sangat
sulit dipelajari, sehingga untuk mempelajari Weda, raja-raja di Indonesia pasti membutuhkan
bimbingan kaum Brahmana India.

2. Teori Ksatria oleh F.D.K Bosch


Teori Ksatria adalah teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukan oleh
F.D.K Bosch. Teori ini menyatakan bahwa masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia adalah
karena peran para Ksatria India. Menurut Bosch, perang antar golongan yang terjadi di India
pada masa silam telah mendesak para prajurit yang kalah untuk meninggalkan India. Mereka
menyebar ke wilayah belahan dunia lainnya, termasuk ke kepulauan-kepulauan di Nusantara.
Mereka kemudian membentuk koloni-koloni di kepulauan Nusantara untuk kemudian hidup dan
menyebarkan agama yang mereka anut.
Teori ini memiliki beberapa kelebihan. Pertama, semangat mengarungi samudera dan
menaklukan daerah baru memang hanya dimiliki oleh jiwa para ksatria. Kedua, terdapat
hubungan baik yang terjalin antara kerajaan hindu budha di Nusantara dengan kerajaan-
kerajaan di India. Dan ketiga, adanya konflik perebutan kekuasaan di kerajaan-kerajaan
Nusantara mendorong peran para ksatria untuk memainkan keahliannya.
Sementara itu, ada satu kekurangan dari teori ini yaitu ia tidak bisa menjelaskan
bagaimana para Ksatria mengajarkan Hindu Budha sementara mereka tidak menguasai huruf
Pallawa dan bahasa Sansekerta yang menjadi literasi khusus dari Kitab Weda.

3. Teori Waisya oleh N.J Krom


Teori Waisya adalah teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukan oleh
N.J Krom. Teori ini menyatakan bahwa masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia adalah
karena peran Waisya yang melakukan aktivitas perdagangan di Nusantara. Krom menyebutkan
bahwa para pedagang India di masa silam banyak yang melakukan pernikahan dengan orang asli
Indonesia. Sebagian dari mereka kemudian menetap dan aktif menyebarkan agamanya ke
masyarakat lokal. Lewat interaksi tersebut, hindu Budha kemudian dikenal dan dianut
masyarakat Nusantara.
Teori ini didukung oleh adanya kenyataan bahwa, di masa silam memang banyak para
pedagang India yang datang ke Indonesia untuk melakukan aktivitas perdagangan. Namun,
teori ini juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama, para waisya tidak menguasai Pallawa dan
Sansekerta. Kedua, mereka tidak berkewajiban melakukan pengajaran agama. Dan ketiga, bila
memang hindu budha disebarkan oleh para Waisya, seharusnya yang menjadi pusat kebudayaan
kedua agama ini terletak di kota-kota perdagangan.

4. Teori Sudra oleh van Faber


Teori Sudra adalah teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukan oleh van
Faber. Teori ini menyatakan bahwa masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia adalah karena
peran kasta Sudra India yang datang ke Indonesia untuk mengubah nasibnya. Mereka yang
sebelumnya bekerja sebagai pekerja kasar dan budak datang ke Indonesia untuk mencari
perbaikankehidupan.
Kendati demikian, teori ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, kaum Sudra tidak
memiliki penguasaan terhadap kitab Weda. Kedua, mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan dan
keberanian. Dan ketiga, kaum budak biasanya dalam penguasaan tuannya sehingga tidak
mungkin mereka datang ke Indonesia tanpa perintah dan pengawasan tuannya.
5. Teori Arus Balik oleh F.D.K Bosch
Teori arus balik yang menyatakan bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu Budha
di Indonesia tidak terlepas dari peran serta aktif masyarakat lokal untuk menimba ilmu agama
ke India. Bosch selaku pencetus teori ini meyakini bahwa para intelektual dari kaum Brahmana
dan Ksatria datang ke nusantara untuk menyebarkan Hindu Budha. Ketertarikan masyarakat
terhadap ajaran yang disampaikan membuat banyak orang Indonesia yang pergi ke India untuk
menimba ilmu. Sekembalinya dari India, mereka kemudian menyebarkan pengetahuan mereka
kemasyarakat yang lain.
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia ini didukung oleh adanya prasasti Nalanda
yang mengungkapkan bahwa raja Sriwijaya, Bala Putradewa yang meminta raja India untuk
membuat sebuah Wihara di Nalanda sebagai tempat untuk para tokoh Sriwijaya menimba ilmu
agama.

F.D.K Bosch

Selanjutnya, F.D.K Bosch punya pendapat lain. Teori yang dikemukakan oleh Bosch ini
dikenal dengan teori Arus Balik. Menurut teori ini, yang pertama kali datang ke Indonesia
adalah mereka yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Buddha, yaitu para
intelektual yang ikut menumpang kapal-kapal dagang. Setelah tiba di Indonesia, mereka
menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang
tertanik untuk mengikuti ajarannya tersebut. Pada perkembangan selanjutnya banyak orang
Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berkunjung dan belajar agama Hindu-Buddha di
India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya kepada masyarakat
Indonesia yang lain. Bukti-bukti darl pendapat tersebut adalah adanya prasasti Nalanda yang
menyebutkan bahwa Balaputradowa (raja Sriwijaya) telah merninta kepada raja di India untuk
membangun wihara di Nalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu para tokoh dan Sriwijaya.
Permintaan raja Sniwijaya itu ternyata dikabulkan. Dengan demikian, setelah para tokoh atau
pelajar itu menuntut ilmu di sana, mereka kembali ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya
menyebarkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai