Kelas/Semester : X /1
Materi Pokok : Indonesia Zaman Hindu dan Budha: Silang Budaya Lokal dan Global
Tahap Awal
A. Kompetensi Inti
KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
4.5 Mengolah informasi tentang proses Menyajikan tulisan tentang proses masuknya
masuknya agama dan kebudayaan agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke
Hindu dan Buddha ke Indonesia Indonesia
serta pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini
serta mengemukakan-nya dalam
bentuk tulisan
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Menunjukkan letak dari India, Indonesia dan Kalimantan Timur
Memahami teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke
Indonesia
Menyajikan tulisan tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan
Buddha ke Indonesia
Sikap yang akan dikembangkan:
1. Aktif
2. Kerja sama
3. Toleran
D. Materi Pembelajaran
Indonesia Zaman Hindu dan Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal
1. Awal mula berkembangnya Agama Hindu
Asal-usul agama Hindu dimulai dari masuknya bangsa Arya ke India sejak 1500
SM, yang membuat pengaruh dalam tatanan kehidupan sosial masyarakatnya. Pengaruh
itu akibat integrasi antara bangsa Arya dengan bangsa Dravida, yang melahirkan sebuah
kebudayaan dalam agama Hindu. Bangsa Arya juga menulis kitab sebagai pedoman
keyakinan dan kepercayaan dari agama Hindu, seperti Reg Weda, Sama Weda, Yayur
Weda, dan Atharwa Weda. Adapun dalam Hindu, kepercayaannya bersifat politeisme
atau memuja banyak dewa, seperti Dewa Wisnu, Siwa, dan masih banyak lainnya.
Selain itu, para pemeluk Hindu mempunyai suatu kepercayaan dalam hal bersuci, di
mana mereka menganggap air Sungai Gangga dapat membersihkan segala dosa. Seiring
berjalannya waktu, ajaran Hindu mengalami perkembangan yang cukup pesat di India.
2. Awal mula berkembangnya agama Buddha
Pendiri agama Buddha adalah Sidharta Gautama yang merupakan anak
Raja Suddidhana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu, India. Semenjak kecil,
Gautama hidup di istana dengan segala kemewahan dan perlindungan ayahnya yang
seorang raja. Selama di istana, Gautama tidak pernah melihat bagaimana keadaan
rakyat yang hidup di luar benteng istana. Setelah beranjak dewasa, Gautama kemudian
keluar dari istana dan melihat bagaimana kehidupan rakyat.
Di luar istana, Gutama kemudian melihat bagaimana kehidupan yang
sebenarnya terjadi. Gautama kemudian memutuskan untuk menjadi pertapa untuk
menekan kehidupan duniawi. Namun, dalam perkembangannya, Gautama menilai
bahwa bertapa kurang mendapatkan manfaat yang besar. Gautama kemudian mencari
jalan tengah dan melakukan Majhima Patipada. Majhima Patipada merupakan
kompromi antara kehidupan duniawi yang terlalu memuaskan hawa nafsu dan
kehidupan bertapa yang menyiksa diri. Ia melakukan Majhima Patipada di bawah
sebuah pohon bodhi dan berjanji tidak akan meninggalkan posisinya hingga
menemukan kebenaran. Saat berusia 35 tahun, Gautama mendapatkan pencerahan dan
dikenal sebagai Buddha Gautama atau Buddha.
3. Teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha
Menurut para sejarawan, cara masuk dan proses penyebaran agama Hindu-
Buddha di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Masyarakat Nusantara Berperan Pasif
Orang India dan Tiongkok datang ke Nusantara, kemudian menyebarkan agama
Hindu-Buddha kepada masyarakat lokal.
2) Masyarakat Nusantara Berperan Aktif
Masyarakat Nusantara belajar langsung ke India dan China untuk mempelajari
agama tersebut secara mendalam kemudian kembali ke Nusantara sebagai penyebar
agama tersebut.
Dari dua cara tersebut, muncul empat teori tentang masuknya agama Hindu-
Buddha. Tiga teori menempatkan masyarakat Nusantara sebagai pihak yang berperan
pasif dan satu teori lainnya menempatkan masyarakat Nusantara sebagai pihak yang
berperan aktif.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
3. Model : PBL (Problem Based learning)
F. Media Pembelajaran
Media :
Powerpoint
Peta
Alat/Bahan :
Spidol
papan tulis
Laptop
Infocus
G. Sumber Belajar
Buku Sejarah Indonesia Siswa Kelas X, Kemendikbud, tahun 2016
Multimedia interaktif dan Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1: 2X 40 menit
Kegiatan Guru:
Pembuka Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai pembelajaran. 15 Menit
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin.
Memberitahukan tentang tujuan pembelajaran
pada tatap muka 1
Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas yaitu materi tentang Indonesia Zaman
Hindu dan Buddha
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pembelajaran pada tatap muka yaitu tes awal,
pembagian peserta didik dalam kelompok diskusi
heterogen (berdasarkan jenis kelamin), presentasi
perwakilan kelompok, tugas.
Apersepsi
Mengingatkan kembali materi pertemuan yang
lalu yaitu “Hasil-hasil dan Budaya Masyarakat
Praaksara di Indonesia”
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi dipahami dan dikerjakan
dengan baik dan sungguh-sungguh, maka
peserta didik diharapkan dapat:
1. Menunjukkan letak dari Negara India,
Indonesia, Kalimantan Timur dan jalur
masuknya Agama Hindu & Budha ke
Indonesia.
2. Menganalisis keunggulan dan kelemahan
dari masing-masing teori masuknya Agama
Hindu dan Buddha ke Indonesia.
3. Mempresentasikan hasil analisis dari teori-
teori masuknya Agama Hindu dan Buddha ke
Indonesia
Kegiatan Menanya
Mengamati
1. Peserta didik memperhatikan dan menyimak
penjelasan tentang Sejarah dan teori-teori
masuknya Agama Hindu dan buddha ke Indonesia
2. Guru menyampaikan secara garis besar tentang
materi Sejarah dan teori-teori masuknya Agama
Hindu dan Budha ke Indonesia yang akan
dipelajari siswa disajikan dalam bentuk presentasi
Power Point 55 Menit
Mengorganisasikan
1. Sebelum peserta didik masuk dalam kelompok,
guru memberikan tes pengetahuan awal untuk
peserta didik dengan menunjukkan letak dari Negara
India, Indonesia dan Kalimantan Timur
2. Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok
heterogen (Berdasarkan jenis kelamin), masing-
masing kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik.
Mengamati
Peserta didik masuk dalam kelompok belajar
mencermati dan mengerjakan LKPD, dan apabila ada
yang belum jelas, peserta didik dapat bertanya kepada
guru.
Menalar
1. Peserta didik melakukan diskusi antar anggota
kelompok untuk mencari solusi terkait
permasalahan dalam lembar LKPD dengan
menggunakan HP.
2. Guru berkeliling di tiap kelompok dan bertugas
sebagai fasilitator kelompok bila peserta didik
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKPD
Mengkomunikasikan
1. Perwakilan kelompok maju di depan kelas untuk
menyampaikan hasil diskusi
2. Peserta didik yang lain mencermati hasil diskusi
kelompok yang maju di depan.
3. Setelah selesai presentasi kelompok yang lain
memberikan sanggahan dan menyampaikan
kelemahan dari jawaban kelompok yang maju di
depan
Penghargaan kelompok
Penghargaan diberikan untuk kelompok yang telah
maju dan mengajukan sanggahan
Pertemuan 2: 2 x 40 menit
Kegiatan Guru:
Pembuka Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin.
Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas yaitu materi lanjutan dari pertemuan
sebelumnya 15 Menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada tatap
muka ke 2
Apersepsi
Mengingatkan kembali peserta didik materi yang
sudah dipresentasikan kelompok sebelumnya
Mengaitkan materi yang dipresentasikan
kelompok sebelumnya dengan materi kelompok
yang akan presentasi hari ini
Kegiatan Inti Menanya
Peserta didik diberi motivasi yang akan
dilaksanakan pada pertemuan ini dengan cara:
bertanya kepada siswa apa saja yang diketahui dari
materi pertemuan sebelumnya dan yang
dipresentasikan kelompok sebelumnya
Mengamati
Peserta didik memperhatikan dan menyimak
presentasi dari kelompok lainnya 50 Menit
Menalar
1. Peserta didik perwakilan kelompok
menyampaikan sanggahannya terhadap
kelompok yang presentasi
2. Guru mengajak siswa untuk melakukan ice
breaking
Penghargaan kelompok
1. Peserta didik mendapat pujian dari guru atas
presentasi dan kerja kelompok mereka
2. Guru mengevaluasi dan membahas secara
keseluruhan hasil diskusi kelompok yang telah
disampaikan oleh perwakilan kelompok masing-
masing
I. Penilaian
1. Penilaian : Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan
Umat Hindu beranggapan bahwa, tempat suci adalah tempat bersemayamnya para
dewa, sehingga umat Hindu terbiasa mengadakan ziarah ke tempat-tempat suci untuk
memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi umat di dunia. Umat Hindu berziarah ke
tempat-tempat suci seperti Kota Benares, sebuah kota yang dianggap sebagai kota tempat
bersemayamnya Dewa Pelabur (Dewa Siwa). Di samping itu, Sungai Gangga juga dianggap
suci dan keramat oleh umat Hindu. Menurut kepercayaan merka, air dari Sungai Gangga
akan dapat menyucikan segala dosa betapapun besarnya. Begitu pula tulang dan abu orang
mati yang sudah dibakar dibuang ke dalam Sungai Gangga, agar orang yang meninggal
masuk ke dalam surga.
Agama Buddha mengenal 4 hari raya keagamaan dalam satu tahun. Keempatnya
antara lain Hari Raya Waisak, Kathina, Asadha, Magha Puja. Kendati memiliki 4 hari besar
keagamaan, di Indonesia mungkin kita hanya akrab dengan hari raya Waisak saja. Hari raya
Waisak sebagai satu-satunya hari besar keagamaan agama Buddha yang menjadi hari libur
nasional ini adalah hari yang digunakan sebagai peringatan 3 peristiwa penting dalam
kepercayaan umat Buddha. Ketiga peristiwa penting tersebut antara lain peringatan
kelahiran Sang Buddha, hari penerangan sempurna bagi Sang Buddha, dan hari wafatnya
Sang Buddha.
a) Teori Brahmana Van Leur mengajukan keberatan baik terhadap teori ksatria atau pun
teori Waisya. Keberatan pertama adalah mengenai kolonisasi. Suatu kolonisasi yang
melibatkan penaklukan oleh golongan ksatria tentunya akan dicatat sebagai suatu
kemenangan. Namun, catatan itu tidak ditemukan dalam sumber-sumber tertulis di India.
Di Indonesia pun tidak ditemukan prasasti-prasasti sebagai bukti adanya penaklukan.
Selain itu, suatu kolonisasi selalu disertai oleh pemindahan segala unsur masyarakat dari
tanah asal. Misalnya, sistem kasta, kerajinan, bentuk rumah, tata kota, bahasa, pergaulan,
dan sebagainya. Dalam kenyataannya apa yang terdapat di Indonesia berbeda dengan
yang terdapat di India. Kalaupun ada pedagang-pedagang India yang menetap, mereka
bertempat tinggal di perkampungan-perkampungan khusus. Sampai sekarang masih
ditemukan Kampung Keling di beberapa tempat di Indonesia barat. Mereka yang
menetap di perkampungan khusus itu kedudukannya tidak berbeda dengan rakyat biasa
di tempat itu. Hubungan mereka dengan penguasa hanyalah dalam bidang perdagangan,
sehingga tidak dapat diharapkan adanya pengaruh budaya yang membawa perubahan-
perubahan dalam bidang tata negara dan agama. Hal ini menjadi lebih jelas, karena
sebagian besar pedagang itu adalah pedagang keliling yang berasal dari kalangan
masyarakat biasa. Mengingat unsur-unsur budaya India yang terdapat dalam budaya
Indonesia, van Leur cenderung untuk memberikan peranan penyebaran budaya India
pada golongan brahmana. Para brahmana datang atas undangan para penguasa Indonesia,
sehingga budaya yang mereka perkenalkan adalah budaya golongan brahmana.
Sayangnya dari teori brahmana Van Leur itu masih belum jelas pada yang mendorong
terjadinya proses tersebut. Ia berpendapat bahwa dorongan itu adalah akibat kontak
dengan India melalui perdagangan. Bukan hanya melalui orang-orang India yang datang,
tetapi mungkin juga karena orang-orang Indonesia melihat sendiri kondisi di India.
Terdorong oleh keinginan untuk dapat bersanding dengan orang-orang India dengan taraf
yang sama dan terdorong pula untuk meningkatkan kemakmuran negerinya, mereka pun
mengundang Brahmana. Para brahmana ini kemudian melakukan upacara vratyastoma,
yakni upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala suku agar menjadi golongan
ksatria. Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Paul Wheatly bahwa
para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India
guna mengangkat status sosial mereka.
b) Teori Ksatria R.C. Majundar berpendapat bahwa munculnya kerajaan Hindu di
Indonesia disebabkan oleh peranan kaum ksatria atau prajurit India. Para prajurit India
diduga mendirikan koloni-koloni di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara pada
umumnya. Namun, teori ksatria yang dikemukakan oleh R.C. Majundar tidak didukung
oleh data yang memadai. Selama ini belum ada bukti arkeologis yang menunjukkan
adanya ekspansi prajurit India ke Indonesia.
c) Teori Waisya Pendapat lain yang masih berpegang pada anggapan adanya kolonisasi,
memberikan peranan utama pada golongan lain. Teori yang pada awalnya diajukan oleh
Krom ini memberikan peranan utama kepada golongan pedagang (Waisya). Krom tidak
sependapat bahwa golongan ksatria merupakan golongan terbesar di antara orangorang
India yang datang ke Indonesia. Hal ini karena orang-orang itu datang untuk berdagang
maka golongan terbesar tentulah golongan pedagang. Mereka menetap di Indonesia dan
kemudian memegang peranan dalam penyebaran pengaruh budaya India melalui
hubungan mereka dengan penguasapenguasa Indonesia. Krom mengisyaratkan
kemungkinan adanya perkawinan antara pedangang-pedagang tersebut dengan wanita
Indonesia. Perkawinan merupakan salah satu saluran penyebaran pengaruh kebudayaan
yang penting. Selain memberikan peranan pada golongan yang berbeda, teori Krom
mempunyai perbedaan lain jika dibanding dengan teori ksatria. Berdasarkan pengamatan
berbagai aspek budaya Indonesia-Hindu, Krom berpendapat bahwa unsur Indonesia
dalam budaya tersebut masih sangat jelas. Ia menyimpulkan bahwa peranan budaya
Indonesia dalam proses pembentukan budaya India di Indonesia sangat penting. Hal itu
tidak mungkin dapat terjadi jika bangsa Indonesia hidup di bawah tekanan seperti yang
digambarkan oleh teori ksatria. Teori Krom mendapatkan banyak penganut di kalangan
peneliti. Akan tetapi dengan adanya kemajuan-kemajuan dalam penelitian, tumbuh pula
pendapat yang beranggapan bahwa teori ini masih kurang memberikan peranan pada
bangsa Indonesia. Walaupun Krom telah melihat adanya peranan yang penting dari
budaya Indonesia, tetapi masih terdapat kesan bahwa proses itu tidak sepenuhnya
ditentukan oleh bangsa Indonesia.
d) Teori Sudra Teori Sudra dikemukakan oleh van Faber. Menurut teori ini, di India
banyak terjadi perang. Dengan demikian, banyak pula tawanan perang. Indonesia
dijadikan sebagai tempat pembuangan bagi tawanan-tawanan perang. Para tawanan
perang itulah yang menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia.
e) Teori Arus Balik Bosch sesuai pendirian dengan van Leur. Bertolak dari sifat unsur-
unsur budaya India yang diamatinya dalam budaya Indonesia. Ia juga berpendapat bahwa
proses indianisasi di Indonesia dilakukan oleh kelompok cendekiawan dalam masyarakat
yaitu para administrator atau clerk. Untuk mengamati proses yang terjadi antara budaya
Indonesia dan India, Bosch menggunakan istilah penyuburan. Ia melihat dua jenis proses
penyuburan. Penyuburan pertama dan kemungkinan telah terjadi lebih dahulu adalah
proses melalui pendeta agama Buddha. Awal hubungan dagang antara Indonesia dan
India bertepatan pula dengan perkembangan pesat dari agama Buddha. Biksu-biksu
agama tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalur-jalur perdagangan tanpa
menghiraukan kesulitan-kesulitannya. Mereka mendaki pegunungan Himalaya untuk
menyebarkan agamanya di Tibet. Dari Tibet kemudian melanjutkan dakwahnya ke utara
hingga akhirnya sampai ke Cina. Kedatangan mereka biasanya telah diberitakan terlebih
dahulu. Setelah mereka tiba di tempat tujuan biasanya mereka berhasil bertemu dengan
kalangan bangsawan istana. Dengan penuh ketekunan para biksu itu mengajarkan agama
mereka. Selanjutnya dibentuklah sebuah sanggha dengan biksu-biksunya. Melalui biksu
ini timbul suatu ikatan dengan India, tanah suci agama Buddha. Kedatangan biksu-biksu
India di berbagai negeri ternyata mengundang arus balik biksu dari negeri-negeri itu ke
India. Para biksu kemudian kembali dengan membawa kitab-kitab suci, relik dan kesan-
kesan. Bosch menyebut gejala sejarah ini sebagai gejala arus balik. Aliran agama lain
dari India yang meninggalkan pengaruh di Indonesia adalah agama Hindu. Berbeda
dengan agama Buddha, para brahmana agama Hindu tidak dibebani kewajiban untuk
menyebarkan agama Hindu. Hal ini karena pada dasarnya seseorang tidak dapat menjadi
Hindu, tetapi seseorang itu lahir sebagai Hindu. Dengan konsep seperti, proses hinduisasi
di Indonesia menjadi semakin menarik, karena tidak dapat dipungkiri orang-orang
Indonesia pasti awalnya tidak dilahirkan sebagai Hindu, tetapi dapat beragama Hindu.
Untuk dapat menjelaskan fenomena ini harus dilihat terlebih dahulu watak khas agama
Hindu. Agama Hindu pada dasarnya bukanlah agama untuk umum dalam arti bahwa
pendalaman agama tersebut hanya mungkin dilakukan oleh golongan brahmana.
Beranjak dari kenyataan ini, terdapat berbagai tingkat keketatan pelaksanaan prinsip
tersebut. Hal itu tergantung dari aliran sekte yang bersangkutan. Adapun sekte agama
Hindu yang terbesar pengaruhnya di Jawa dan Bali adalah sekte Siwa-Siddhanta. Aliran
Siwa-Siddhanta sangat esoteris. Seseorang yang dicalonkan untuk menjadi seorang
brahmana guru harus mempelajari kitab-kitab agama selama bertahun-tahun dan setealh
diuji baru dizinkan menerima inti ajarannya langsung dari seorang brahmana guru.
Brahmana inilah yang selanjutnya membimbingnya hingga ia siap untuk ditasbihkan
menjadi brahmana guru. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siqa dan
dapat menerima kehadirannya dalam tubuhnya pada upacara-upacara tertentu. Dalam
keadaan demikian ia dianggap dapat merubah air menjadi amrta. Brahmana itu lantas
diundang ke Indonesia. Mereka melakukan upacara khusus dapat menghindukan
seseorang (vratsyastoma). Pada dasarnya kemampuan mereka inilah yang menyebabkan
raja-raja Indonesia mengundang para brahmana ini. Mereka mendapat kedudukan yang
terhormat di kraton-kraton dan menjadi inti golongan brahaman Indonesia yang
kemudian berkembang. Penguasaan yang luas dan mendalam mengenai kitab-kitab suci
menempatkan mereka sebagai purohita yang memberi nasehat kepada raja, bukan hanya
di bidang keagamaan tetapi juga pemerintahan, peradilan, perundang-undangan dan
sebagainya.
Lampiran 2 : LKPD
Hari/Tanggal :
Kelas :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
Tujuan Pembelajaran
Kerjakan soal berikut dengan cara berdiskusi bersama anggota kelompokmu, setelah itu
presentasikan di depan kelas.
1. Ada 4 macam teori masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, yaitu:
a) Teori Brahmana
b) Teori Ksatria
c) Teori Waisya
d) Teori Arus Balik
Pilih salah satu dari teori masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia dan cari
keunggulannya. Kerjakan secara berkelompok!
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Indonesia Zaman Hindu dan Budha
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok
tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah
yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Kelas : X AKL
Waktu Pengamatan :
Sikap
No Nama Siswa
Aktif Bekerjasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1 Alda Alma
2 Charmia Dewi
4 Jefri Sumbu
6 Nanda Meilany P
10 Rani Ramadhan
11 Rina Anggraeni
12 Riska Ayuni
15 Yuliana
Keterangan:
B : Baik
Lampiran 4b : Instrumen Penilaian (Pengetahuan)
1. Pilih salah satu dari teori masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia dan
cari keunggulannya
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Lampiran 4.c: Instrumen Penilaian (Keterampilan)
PROGRAM REMEDIAL
Kerjakan soal berikut dengan cara bertanya kepada siswa yang sudah tuntas!
3. Kitab Weda ditulis dengan Bahasa Sansekerta yang hanya dipahami oleh kaum...
a) Pedagang
b) Waisya
c) Sudra
d) Brahmana
e) Ustadz
Pedoman Penskoran:
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Remedial
1 A (Van Leur) 20
2 B (Raja) 20
3 D (Brahmana) 20
4 A (India) 20
5 A ((F. D. K Bosch 20
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai Akhir = × 100
100
Lampiran 5.b : Program Pengayaan
Pedoman Penskoran:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai Akhir = × 100
100