Anda di halaman 1dari 31

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMKS Panca Dharma Balikpapan

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas/Semester : X /1

Materi Pokok : Indonesia Zaman Hindu dan Budha: Silang Budaya Lokal dan Global
Tahap Awal

Alokasi Waktu : 4 x 2 jam pelajaran (40 menit/jam)

A. Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menganalisis berbagai teori tentang  Memahami teori-teori masuknya agama dan
proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke Indonesia
kebudayaan Hindu dan Buddha ke
Indonesia

4.5 Mengolah informasi tentang proses  Menyajikan tulisan tentang proses masuknya
masuknya agama dan kebudayaan agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke
Hindu dan Buddha ke Indonesia Indonesia
serta pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini
serta mengemukakan-nya dalam
bentuk tulisan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Menunjukkan letak dari India, Indonesia dan Kalimantan Timur
 Memahami teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke
Indonesia
 Menyajikan tulisan tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan
Buddha ke Indonesia
Sikap yang akan dikembangkan:
 1. Aktif
 2. Kerja sama
 3. Toleran

D. Materi Pembelajaran
Indonesia Zaman Hindu dan Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal
1. Awal mula berkembangnya Agama Hindu
Asal-usul agama Hindu dimulai dari masuknya bangsa Arya ke India sejak 1500
SM, yang membuat pengaruh dalam tatanan kehidupan sosial masyarakatnya. Pengaruh
itu akibat integrasi antara bangsa Arya dengan bangsa Dravida, yang melahirkan sebuah
kebudayaan dalam agama Hindu. Bangsa Arya juga menulis kitab sebagai pedoman
keyakinan dan kepercayaan dari agama Hindu, seperti Reg Weda, Sama Weda, Yayur
Weda, dan Atharwa Weda. Adapun dalam Hindu, kepercayaannya bersifat politeisme
atau memuja banyak dewa, seperti Dewa Wisnu, Siwa, dan masih banyak lainnya.
Selain itu, para pemeluk Hindu mempunyai suatu kepercayaan dalam hal bersuci, di
mana mereka menganggap air Sungai Gangga dapat membersihkan segala dosa. Seiring
berjalannya waktu, ajaran Hindu mengalami perkembangan yang cukup pesat di India.
2. Awal mula berkembangnya agama Buddha
Pendiri agama Buddha adalah Sidharta Gautama yang merupakan anak
Raja Suddidhana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu, India. Semenjak kecil,
Gautama hidup di istana dengan segala kemewahan dan perlindungan ayahnya yang
seorang raja. Selama di istana, Gautama tidak pernah melihat bagaimana keadaan
rakyat yang hidup di luar benteng istana. Setelah beranjak dewasa, Gautama kemudian
keluar dari istana dan melihat bagaimana kehidupan rakyat.
Di luar istana, Gutama kemudian melihat bagaimana kehidupan yang
sebenarnya terjadi. Gautama kemudian memutuskan untuk menjadi pertapa untuk
menekan kehidupan duniawi. Namun, dalam perkembangannya, Gautama menilai
bahwa bertapa kurang mendapatkan manfaat yang besar. Gautama kemudian mencari
jalan tengah dan melakukan Majhima Patipada. Majhima Patipada merupakan
kompromi antara kehidupan duniawi yang terlalu memuaskan hawa nafsu dan
kehidupan bertapa yang menyiksa diri. Ia melakukan Majhima Patipada di bawah
sebuah pohon bodhi dan berjanji tidak akan meninggalkan posisinya hingga
menemukan kebenaran. Saat berusia 35 tahun, Gautama mendapatkan pencerahan dan
dikenal sebagai Buddha Gautama atau Buddha.
3. Teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha
Menurut para sejarawan, cara masuk dan proses penyebaran agama Hindu-
Buddha di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Masyarakat Nusantara Berperan Pasif
Orang India dan Tiongkok datang ke Nusantara, kemudian menyebarkan agama
Hindu-Buddha kepada masyarakat lokal.
2) Masyarakat Nusantara Berperan Aktif
Masyarakat Nusantara belajar langsung ke India dan China untuk mempelajari
agama tersebut secara mendalam kemudian kembali ke Nusantara sebagai penyebar
agama tersebut.
Dari dua cara tersebut, muncul empat teori tentang masuknya agama Hindu-
Buddha. Tiga teori menempatkan masyarakat Nusantara sebagai pihak yang berperan
pasif dan satu teori lainnya menempatkan masyarakat Nusantara sebagai pihak yang
berperan aktif.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
3. Model : PBL (Problem Based learning)

F. Media Pembelajaran
 Media :
 Powerpoint
Peta

 Alat/Bahan :
 Spidol
 papan tulis
 Laptop
 Infocus

G. Sumber Belajar
 Buku Sejarah Indonesia Siswa Kelas X, Kemendikbud, tahun 2016
 Multimedia interaktif dan Internet

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1: 2X 40 menit

Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu


Kegiatan

Kegiatan Guru:

Pembuka Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai pembelajaran. 15 Menit
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin.
Memberitahukan tentang tujuan pembelajaran
pada tatap muka 1
Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas yaitu materi tentang Indonesia Zaman
Hindu dan Buddha
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pembelajaran pada tatap muka yaitu tes awal,
pembagian peserta didik dalam kelompok diskusi
heterogen (berdasarkan jenis kelamin), presentasi
perwakilan kelompok, tugas.

Apersepsi
Mengingatkan kembali materi pertemuan yang
lalu yaitu “Hasil-hasil dan Budaya Masyarakat
Praaksara di Indonesia”
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.

Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi dipahami dan dikerjakan
dengan baik dan sungguh-sungguh, maka
peserta didik diharapkan dapat:
1. Menunjukkan letak dari Negara India,
Indonesia, Kalimantan Timur dan jalur
masuknya Agama Hindu & Budha ke
Indonesia.
2. Menganalisis keunggulan dan kelemahan
dari masing-masing teori masuknya Agama
Hindu dan Buddha ke Indonesia.
3. Mempresentasikan hasil analisis dari teori-
teori masuknya Agama Hindu dan Buddha ke
Indonesia
Kegiatan Menanya

Inti Peserta didik diberi motivasi yang akan dilaksanakan


pada pertemuan ini dengan cara: Guru bertanya apa
saja yang diketahui dan yang sudah dipelajari peserta
didik tentang Agama Hindu dan Buddha

Mengamati
1. Peserta didik memperhatikan dan menyimak
penjelasan tentang Sejarah dan teori-teori
masuknya Agama Hindu dan buddha ke Indonesia
2. Guru menyampaikan secara garis besar tentang
materi Sejarah dan teori-teori masuknya Agama
Hindu dan Budha ke Indonesia yang akan
dipelajari siswa disajikan dalam bentuk presentasi
Power Point 55 Menit

Mengorganisasikan
1. Sebelum peserta didik masuk dalam kelompok,
guru memberikan tes pengetahuan awal untuk
peserta didik dengan menunjukkan letak dari Negara
India, Indonesia dan Kalimantan Timur
2. Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok
heterogen (Berdasarkan jenis kelamin), masing-
masing kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik.

Mengamati
Peserta didik masuk dalam kelompok belajar
mencermati dan mengerjakan LKPD, dan apabila ada
yang belum jelas, peserta didik dapat bertanya kepada
guru.
Menalar
1. Peserta didik melakukan diskusi antar anggota
kelompok untuk mencari solusi terkait
permasalahan dalam lembar LKPD dengan
menggunakan HP.
2. Guru berkeliling di tiap kelompok dan bertugas
sebagai fasilitator kelompok bila peserta didik
mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKPD

Mengkomunikasikan
1. Perwakilan kelompok maju di depan kelas untuk
menyampaikan hasil diskusi
2. Peserta didik yang lain mencermati hasil diskusi
kelompok yang maju di depan.
3. Setelah selesai presentasi kelompok yang lain
memberikan sanggahan dan menyampaikan
kelemahan dari jawaban kelompok yang maju di
depan

Penghargaan kelompok
Penghargaan diberikan untuk kelompok yang telah
maju dan mengajukan sanggahan

Catatan: Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap sosial siswa

Kegiatan Peserta didik dipandu guru melakukan ice breaking


Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan
hasil dari kelompok yang telah maju
2. Untuk memberi penguatan materi yang telah di
pelajari, guru memberikan arahan untuk 10 Menit
mencari referensi terkait materi yang telah
dipelajari baik melalui buku- buku di
perpustakaan atau mencari di internet.
3. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk
materi pada pertemuan berikutnya
4. Proses pembelajaran ditutup dengan doa
penutup yang dipimpin oleh salah satu peserta
didik

Pertemuan 2: 2 x 40 menit

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu

Kegiatan Guru:

Pembuka Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin.
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas yaitu materi lanjutan dari pertemuan
sebelumnya 15 Menit
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada tatap
muka ke 2

Apersepsi
 Mengingatkan kembali peserta didik materi yang
sudah dipresentasikan kelompok sebelumnya
 Mengaitkan materi yang dipresentasikan
kelompok sebelumnya dengan materi kelompok
yang akan presentasi hari ini
Kegiatan Inti Menanya
Peserta didik diberi motivasi yang akan
dilaksanakan pada pertemuan ini dengan cara:
bertanya kepada siswa apa saja yang diketahui dari
materi pertemuan sebelumnya dan yang
dipresentasikan kelompok sebelumnya
Mengamati
Peserta didik memperhatikan dan menyimak
presentasi dari kelompok lainnya 50 Menit
Menalar
1. Peserta didik perwakilan kelompok
menyampaikan sanggahannya terhadap
kelompok yang presentasi
2. Guru mengajak siswa untuk melakukan ice
breaking
Penghargaan kelompok
1. Peserta didik mendapat pujian dari guru atas
presentasi dan kerja kelompok mereka
2. Guru mengevaluasi dan membahas secara
keseluruhan hasil diskusi kelompok yang telah
disampaikan oleh perwakilan kelompok masing-
masing

Catatan: Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap sosial siswa


1. Peserta didik dipandu guru bersama-sama
Kegiatan
menyimpulkan materi yang telah dipelajari
Penutup
dengan merespon pertanyaan guru yang
sifatnya menuntun dan menggali 15 Menit
2. Peserta didik merefleksi penguasan materi
yang telah dipelajari dengan membuat catatan
mandiri
3. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk
materi pada pertemuan berikutnya
4. Proses pembelajaran ditutup dengan doa
penutup yang dipimpin oleh salah satu peserta
didik.

I. Penilaian
1. Penilaian : Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan

Aspek Indikator Teknik Instrumen


Sikap Butir Sikap: Observasi Lembar Pengamatan
Sikap, Lampiran 4a
Aktif
Bekerjasama
Toleran

Pengetahuan Diskusi Uraian. Lampiran 4b

Keterampilan Presentasi Uraian, Lampiran 4c

2. Tindak Lanjut Penilaian:


a. Remedial
Pada kegiatan remedial guru memberikan pemahaman kepada siswa yang belum
mencapai KKM, diantaranya dengan cara:
1) Meminta siswa untuk membuat rangkuman materi yang belum tuntas
2) Meminta siswa untuk bertanya kepada teman yang sudah tuntas tentang materi
yang belum tuntas atau tutor sebaya
3) Memberikan Lembar Kerja untuk dikerjakan oleh siswa yang belum tuntas
b. Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai atau
melampaui KKM, diantaranya dengan cara :
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberikan tugas pengayaan untuk
dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran
2) Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri /
individual
J. Lampiran-lampiran:

a) Lampiran 1 : Materi Ajar


b) Lampiran 2 : LKPD
c) Lampiran 3 : Media
d) Lampiran 4 : Instrumen Penilaian
e) Lampiran 5: Program Remedia dan Pengayaan

Balikpapan, November 2022

Kepala Sekolah Guru Mapel

Susiarti, S.Pd Y Chandra Adya Anggana, S.Pd


Lampiran 1: Materi Ajar

1. Awal Mula Lahirnya Agama Hindu Di Dunia


Asal mula agama Hindu di dunia dimulai dari masuknya Bangsa Arya ke India sejak
1500 SM. Masuknya Bangsa Arya ke India membawa perubahan yang sangat besar dalam
tata kehidupan masyarakat India. Perubahan tersebut terjadi karena Bangsa Arya
mengadakan integrasi kebudayaan dengan Bangsa Dravida dan selanjutnya integrasi ini
melahirkan agama Hindu.
Bangsa Arya mulai menulis kitab-kitab suci Weda. Kitab suci ini dituliskan dalam 4
bagian seperti Reg Weda, Sama Weda, Yayur Weda dan Atharwa Weda. Peradaban dan
kehidupan bangsa Hindu jelas terdapat juga dalam kitab Brahmana atau dalam kitab
Upanisad. Ketiga kitab inilah yang menjadi dasar pemikiran dan dasar kehidupan orang-
orang Hindu. Asal-usul agama Hindu ditindaklanjuti dengan adanya perubahan corak
kehidupan di India. Corak kehidupan masyarakat Hindu tersebut dibedakan atas 4 kasta,
diantaranya :
Kasta Brahmana: Keagamaan.
Kasta Ksatria: Pemerintahan.
Kasta Wacyd (Waisya): Pertanian dan perdagangan.
Kasta Cudra (Sudra): Kaum pekerja kasar.

Kepercayaan Bangsa Hindu bersifat politeisme (memuja banyak dewa). Di dalam


pemujaan terhadap dewa itu sering dibuatkan patung-patung yang disesuaikan dengan
peranan dewa tersebut di dalam kehidupan manusia. Patung-patung itu merupakan simbol
dari dewa-dewa yang disembahnya seperti misalnya Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta,
Dewa Wisnu sebagai Dewa Pelindung, dan Dewa Siwa sebagai Dewa Pelebur atau
Pembinasa. Ketiga dewa itu diberi nama Tri Murti. Tri Murti sendiri berarti yang Maha
Kuasa. Sedangkan dewa-dewa lainnya yang dipuja seperti Dewi Saraswati sebagai Dewi
Kesenian dan Ilmu Pengetahuan, Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan, dan lain sebagainya.

Umat Hindu beranggapan bahwa, tempat suci adalah tempat bersemayamnya para
dewa, sehingga umat Hindu terbiasa mengadakan ziarah ke tempat-tempat suci untuk
memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi umat di dunia. Umat Hindu berziarah ke
tempat-tempat suci seperti Kota Benares, sebuah kota yang dianggap sebagai kota tempat
bersemayamnya Dewa Pelabur (Dewa Siwa). Di samping itu, Sungai Gangga juga dianggap
suci dan keramat oleh umat Hindu. Menurut kepercayaan merka, air dari Sungai Gangga
akan dapat menyucikan segala dosa betapapun besarnya. Begitu pula tulang dan abu orang
mati yang sudah dibakar dibuang ke dalam Sungai Gangga, agar orang yang meninggal
masuk ke dalam surga.

2. Asal usul Agama Buddha

Agama Buddha diketahui berdasarkan penelitian ilmiah yang dilakukan para


ilmuwan dengan memanfaatkan berbagai objek pengamatan seperti peninggalan sejarah,
cerita-cerita kuno, dan apa yang tertulis dalam berbagai kitab masa lampau. Dari penelitian
tersebut diketahui bahwa agama Buddha terlahir di abad ke-6 SM di Nepal. Orang yang
menjadi pencetusnya adalah seorang ksatria bernama Siddharta Gautama. Agama ini
muncul dari perpaduan berbagai kebudayaan seperti kebudayaan helinistik (Yunani),
kebudayaan Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Agama ini juga muncul karena
adanya reaksi terhadap hadirnya agama Hindu yang muncul lebih awal.

Dari Nepal, agama Buddha menyebar dengan cepat mengalahkan penyebaran


agama Hindu ke berbagai daerah di India, hingga ke seluruh benua Asia. Hingga kini, agama
Buddha sudah menjadi agama mayoritas di beberapa negara seperti Thailand, Kamboja,
Singapura, Myanmar, dan Taiwan.

Buddha mencapai masa kejayaan di zaman pemerintahan Raja Ashoka (273-232


SM) yang menetapkan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Pada zaman raja Ashoka
banyak dibangun bangunan-bangunan yang sangat berharga bagi Agama Buddha seperti
stupa dan tugu-tugu yang terkenal dengan sebutan Tiang-Tiang Ashoka.

Dalam perjalanannya yakni setelah 100 tahun meninggalnya Sang Buddha,


agama Buddha terpecah menjadi 2 aliran. Perpecahan tersebut terjadi karena adanya
penafsiran yang berbeda dari masing-masing kubu. Ke dua aliran tersebut adalah aliran
Buddha Hinayana dan aliran Buddha Mahayana. Aliran buddha Hinayana mempunyai sifat-
sifat tertutup, dalam artian aliran yang berpendapat bahwa setiap orang hanya dapat
mengejar pembebasan dari samsara untuk dirinya sendiri. Sedangkan aliran buddha
Mahayana mempunyai sifat-sifat terbuka, dalam arti setiap umat manusia berhak menjadi
seorang Buddha sehingga pengaruhnya dapat membebaskan dirinya dan orang lain dari
samsara (kesengsaraan).

Ke semua aliran agama Buddha, baik Hinayana maupun Mahayana berpegang


pada kitab Tripitaka sebagai kitab suci. Dalam kitab ini tercatat ajaran dan sabda dari sang
Buddha yang kemudian dijadikan pedoman hidup bagi penganut agama Buddha. Kitab
Tripitaka sendiri terbagi menjad 3 buku yaitu Sutta-Pitaka yang berisi khotbah dari
sang Buddha, Vinaya-Pitaka yang berisi peraturan dan tata tertib bagi para biksu, dan
Abhidhamma-Pitaka yang berisi ajaran hukum metafisik dan psikologik.

Agama Buddha mengenal 4 hari raya keagamaan dalam satu tahun. Keempatnya
antara lain Hari Raya Waisak, Kathina, Asadha, Magha Puja. Kendati memiliki 4 hari besar
keagamaan, di Indonesia mungkin kita hanya akrab dengan hari raya Waisak saja. Hari raya
Waisak sebagai satu-satunya hari besar keagamaan agama Buddha yang menjadi hari libur
nasional ini adalah hari yang digunakan sebagai peringatan 3 peristiwa penting dalam
kepercayaan umat Buddha. Ketiga peristiwa penting tersebut antara lain peringatan
kelahiran Sang Buddha, hari penerangan sempurna bagi Sang Buddha, dan hari wafatnya
Sang Buddha.

3. Teori-teori Masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia

Teori-Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu Budha. Mengkaji proses


masuknya pengaruh agama Hindu dan agama Budha ke wilayah Nusantara, memang
memerlukan analisis yang cukup dalam. Hal tersebut dikarenakan belum terdapat
kesepakatan yang bulat diantara para ahli mengenai siapa yang membawa kebudayaan
tersebut ke Nusantara. Secara garis besar, peneliti membagi proses masuknya budaya
Hindu-Buddha menjadi dua. Pendapat pertama bertolak dari anggapan bahwa bangsa
Indonesia berlaku pasif dalam proses ini. Para pendukung konsep pertama ini selalu
beranggapan bahwa telah terjadi kolonisasi oleh orang-orang India. Teori yang termasuk
dalam kelompok pendapat pertama antara lain: Teori Brahmana, Teori Ksatria, Waisya, dan
Sudra. Pendapat kedua yang muncul lebih akhir memberikan peranan aktif kepada bangsa
Indonesia. Yang termasuk dalam dalam pendapat kedua ini adalah Teori Arus Balik. Untuk
dapat memahami maksud dari proses masuknya Hindu-Buddha kamu dapat membaca
modul ini sampai selesai karena di dalamnya berisi tentang teori masuknya Agama Hindu-
Buddha tersebut selamat membaca

a) Teori Brahmana Van Leur mengajukan keberatan baik terhadap teori ksatria atau pun
teori Waisya. Keberatan pertama adalah mengenai kolonisasi. Suatu kolonisasi yang
melibatkan penaklukan oleh golongan ksatria tentunya akan dicatat sebagai suatu
kemenangan. Namun, catatan itu tidak ditemukan dalam sumber-sumber tertulis di India.
Di Indonesia pun tidak ditemukan prasasti-prasasti sebagai bukti adanya penaklukan.
Selain itu, suatu kolonisasi selalu disertai oleh pemindahan segala unsur masyarakat dari
tanah asal. Misalnya, sistem kasta, kerajinan, bentuk rumah, tata kota, bahasa, pergaulan,
dan sebagainya. Dalam kenyataannya apa yang terdapat di Indonesia berbeda dengan
yang terdapat di India. Kalaupun ada pedagang-pedagang India yang menetap, mereka
bertempat tinggal di perkampungan-perkampungan khusus. Sampai sekarang masih
ditemukan Kampung Keling di beberapa tempat di Indonesia barat. Mereka yang
menetap di perkampungan khusus itu kedudukannya tidak berbeda dengan rakyat biasa
di tempat itu. Hubungan mereka dengan penguasa hanyalah dalam bidang perdagangan,
sehingga tidak dapat diharapkan adanya pengaruh budaya yang membawa perubahan-
perubahan dalam bidang tata negara dan agama. Hal ini menjadi lebih jelas, karena
sebagian besar pedagang itu adalah pedagang keliling yang berasal dari kalangan
masyarakat biasa. Mengingat unsur-unsur budaya India yang terdapat dalam budaya
Indonesia, van Leur cenderung untuk memberikan peranan penyebaran budaya India
pada golongan brahmana. Para brahmana datang atas undangan para penguasa Indonesia,
sehingga budaya yang mereka perkenalkan adalah budaya golongan brahmana.
Sayangnya dari teori brahmana Van Leur itu masih belum jelas pada yang mendorong
terjadinya proses tersebut. Ia berpendapat bahwa dorongan itu adalah akibat kontak
dengan India melalui perdagangan. Bukan hanya melalui orang-orang India yang datang,
tetapi mungkin juga karena orang-orang Indonesia melihat sendiri kondisi di India.
Terdorong oleh keinginan untuk dapat bersanding dengan orang-orang India dengan taraf
yang sama dan terdorong pula untuk meningkatkan kemakmuran negerinya, mereka pun
mengundang Brahmana. Para brahmana ini kemudian melakukan upacara vratyastoma,
yakni upacara inisiasi yang dilakukan oleh para kepala suku agar menjadi golongan
ksatria. Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Paul Wheatly bahwa
para penguasa lokal di Asia Tenggara sangat berkepentingan dengan kebudayaan India
guna mengangkat status sosial mereka.
b) Teori Ksatria R.C. Majundar berpendapat bahwa munculnya kerajaan Hindu di
Indonesia disebabkan oleh peranan kaum ksatria atau prajurit India. Para prajurit India
diduga mendirikan koloni-koloni di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara pada
umumnya. Namun, teori ksatria yang dikemukakan oleh R.C. Majundar tidak didukung
oleh data yang memadai. Selama ini belum ada bukti arkeologis yang menunjukkan
adanya ekspansi prajurit India ke Indonesia.
c) Teori Waisya Pendapat lain yang masih berpegang pada anggapan adanya kolonisasi,
memberikan peranan utama pada golongan lain. Teori yang pada awalnya diajukan oleh
Krom ini memberikan peranan utama kepada golongan pedagang (Waisya). Krom tidak
sependapat bahwa golongan ksatria merupakan golongan terbesar di antara orangorang
India yang datang ke Indonesia. Hal ini karena orang-orang itu datang untuk berdagang
maka golongan terbesar tentulah golongan pedagang. Mereka menetap di Indonesia dan
kemudian memegang peranan dalam penyebaran pengaruh budaya India melalui
hubungan mereka dengan penguasapenguasa Indonesia. Krom mengisyaratkan
kemungkinan adanya perkawinan antara pedangang-pedagang tersebut dengan wanita
Indonesia. Perkawinan merupakan salah satu saluran penyebaran pengaruh kebudayaan
yang penting. Selain memberikan peranan pada golongan yang berbeda, teori Krom
mempunyai perbedaan lain jika dibanding dengan teori ksatria. Berdasarkan pengamatan
berbagai aspek budaya Indonesia-Hindu, Krom berpendapat bahwa unsur Indonesia
dalam budaya tersebut masih sangat jelas. Ia menyimpulkan bahwa peranan budaya
Indonesia dalam proses pembentukan budaya India di Indonesia sangat penting. Hal itu
tidak mungkin dapat terjadi jika bangsa Indonesia hidup di bawah tekanan seperti yang
digambarkan oleh teori ksatria. Teori Krom mendapatkan banyak penganut di kalangan
peneliti. Akan tetapi dengan adanya kemajuan-kemajuan dalam penelitian, tumbuh pula
pendapat yang beranggapan bahwa teori ini masih kurang memberikan peranan pada
bangsa Indonesia. Walaupun Krom telah melihat adanya peranan yang penting dari
budaya Indonesia, tetapi masih terdapat kesan bahwa proses itu tidak sepenuhnya
ditentukan oleh bangsa Indonesia.
d) Teori Sudra Teori Sudra dikemukakan oleh van Faber. Menurut teori ini, di India
banyak terjadi perang. Dengan demikian, banyak pula tawanan perang. Indonesia
dijadikan sebagai tempat pembuangan bagi tawanan-tawanan perang. Para tawanan
perang itulah yang menyebarkan kebudayaan Hindu di Indonesia.
e) Teori Arus Balik Bosch sesuai pendirian dengan van Leur. Bertolak dari sifat unsur-
unsur budaya India yang diamatinya dalam budaya Indonesia. Ia juga berpendapat bahwa
proses indianisasi di Indonesia dilakukan oleh kelompok cendekiawan dalam masyarakat
yaitu para administrator atau clerk. Untuk mengamati proses yang terjadi antara budaya
Indonesia dan India, Bosch menggunakan istilah penyuburan. Ia melihat dua jenis proses
penyuburan. Penyuburan pertama dan kemungkinan telah terjadi lebih dahulu adalah
proses melalui pendeta agama Buddha. Awal hubungan dagang antara Indonesia dan
India bertepatan pula dengan perkembangan pesat dari agama Buddha. Biksu-biksu
agama tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalur-jalur perdagangan tanpa
menghiraukan kesulitan-kesulitannya. Mereka mendaki pegunungan Himalaya untuk
menyebarkan agamanya di Tibet. Dari Tibet kemudian melanjutkan dakwahnya ke utara
hingga akhirnya sampai ke Cina. Kedatangan mereka biasanya telah diberitakan terlebih
dahulu. Setelah mereka tiba di tempat tujuan biasanya mereka berhasil bertemu dengan
kalangan bangsawan istana. Dengan penuh ketekunan para biksu itu mengajarkan agama
mereka. Selanjutnya dibentuklah sebuah sanggha dengan biksu-biksunya. Melalui biksu
ini timbul suatu ikatan dengan India, tanah suci agama Buddha. Kedatangan biksu-biksu
India di berbagai negeri ternyata mengundang arus balik biksu dari negeri-negeri itu ke
India. Para biksu kemudian kembali dengan membawa kitab-kitab suci, relik dan kesan-
kesan. Bosch menyebut gejala sejarah ini sebagai gejala arus balik. Aliran agama lain
dari India yang meninggalkan pengaruh di Indonesia adalah agama Hindu. Berbeda
dengan agama Buddha, para brahmana agama Hindu tidak dibebani kewajiban untuk
menyebarkan agama Hindu. Hal ini karena pada dasarnya seseorang tidak dapat menjadi
Hindu, tetapi seseorang itu lahir sebagai Hindu. Dengan konsep seperti, proses hinduisasi
di Indonesia menjadi semakin menarik, karena tidak dapat dipungkiri orang-orang
Indonesia pasti awalnya tidak dilahirkan sebagai Hindu, tetapi dapat beragama Hindu.
Untuk dapat menjelaskan fenomena ini harus dilihat terlebih dahulu watak khas agama
Hindu. Agama Hindu pada dasarnya bukanlah agama untuk umum dalam arti bahwa
pendalaman agama tersebut hanya mungkin dilakukan oleh golongan brahmana.
Beranjak dari kenyataan ini, terdapat berbagai tingkat keketatan pelaksanaan prinsip
tersebut. Hal itu tergantung dari aliran sekte yang bersangkutan. Adapun sekte agama
Hindu yang terbesar pengaruhnya di Jawa dan Bali adalah sekte Siwa-Siddhanta. Aliran
Siwa-Siddhanta sangat esoteris. Seseorang yang dicalonkan untuk menjadi seorang
brahmana guru harus mempelajari kitab-kitab agama selama bertahun-tahun dan setealh
diuji baru dizinkan menerima inti ajarannya langsung dari seorang brahmana guru.
Brahmana inilah yang selanjutnya membimbingnya hingga ia siap untuk ditasbihkan
menjadi brahmana guru. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siqa dan
dapat menerima kehadirannya dalam tubuhnya pada upacara-upacara tertentu. Dalam
keadaan demikian ia dianggap dapat merubah air menjadi amrta. Brahmana itu lantas
diundang ke Indonesia. Mereka melakukan upacara khusus dapat menghindukan
seseorang (vratsyastoma). Pada dasarnya kemampuan mereka inilah yang menyebabkan
raja-raja Indonesia mengundang para brahmana ini. Mereka mendapat kedudukan yang
terhormat di kraton-kraton dan menjadi inti golongan brahaman Indonesia yang
kemudian berkembang. Penguasaan yang luas dan mendalam mengenai kitab-kitab suci
menempatkan mereka sebagai purohita yang memberi nasehat kepada raja, bukan hanya
di bidang keagamaan tetapi juga pemerintahan, peradilan, perundang-undangan dan
sebagainya.
Lampiran 2 : LKPD

Lembar Kerja Peserta Didik

Materi Pokok : Indonesia Zaman Hindu dan Buddha

Alokasi waktu : 30 menit

Kompetensi Dasar : 3.5 dan 4.5

Hari/Tanggal :

Kelas :

Nama Kelompok : Dibuat tabel

Anggota Kelompok : 1.

2.

3.

4.

Tujuan Pembelajaran

 Memahami teori-teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha ke


Indonesia
 Menyajikan tulisan tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan
Buddha ke Indonesia

Kerjakan soal berikut dengan cara berdiskusi bersama anggota kelompokmu, setelah itu
presentasikan di depan kelas.

1. Ada 4 macam teori masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, yaitu:
a) Teori Brahmana
b) Teori Ksatria
c) Teori Waisya
d) Teori Arus Balik
Pilih salah satu dari teori masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia dan cari
keunggulannya. Kerjakan secara berkelompok!

2. Carilah kelemahan-kelemahan dari selain teori yang kalian pilih!


Lampiran 3: Media Powerpoint
Lampiran 4a : Instrumen Penilaian (Sikap)

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas / Semester : X AKL / I

Tahun Pelajaran : 2022/2023

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Indonesia Zaman Hindu dan Budha

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok
tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara
terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.

1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah
yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Kelas : X AKL

Waktu Pengamatan :

Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Sikap
No Nama Siswa
Aktif Bekerjasama Toleran

KB B SB KB B SB KB B SB

1 Alda Alma

2 Charmia Dewi

3 Intan Nova Putri A

4 Jefri Sumbu

5 Maisya Dwi Lestari

6 Nanda Meilany P

7 Pandu Rama Yudha S

8 Putri Sabina Zaenab

9 Rahmalia Nur Azizah

10 Rani Ramadhan

11 Rina Anggraeni

12 Riska Ayuni

13 Risma Alya Damayanti

14 Surya Chikam Gemilang S

15 Yuliana

Keterangan:

SB : Sangat baik KB: Kurang Baik

B : Baik
Lampiran 4b : Instrumen Penilaian (Pengetahuan)

KISI – KISI SOAL

Sekolah : SMKS Panca Dharma Balikpapan Jumlah Soal : 2 soal

Mata Pelajaran : Sejarah Waktu : 30 menit

Bentuk Soal : Uraian Penulis : Y Chandra Adya A

No. Kompetensi IPK Materi Indikator Soal Nomor


Dasar Soal
1. 3.5 Menganalisis Memahami teori- Indonesia Mendiskusikan teori- 1
berbagai teori teori masuknya Zaman Hindu teori masuknya Hindu
tentang proses agama dan dan Budha: dan Buddha ke
masuknya agama kebudayaan Hindu Silang Budaya Indonesia
dan kebudayaan dan Buddha ke Lokal dan
Hindu dan Buddha Indonesia Global Tahap
ke Indonesia Awal
2. 4.5 Mengolah Menyajikan tulisan Indonesia Menyajikan tulisan 2
informasi tentang tentang proses Zaman Hindu perjalanan bangsa India
proses masuknya masuknya agama dan Budha: hingga sampai ke
agama dan dan kebudayaan Silang Budaya Indonesia
kebudayaan Hindu Hindu dan Buddha Lokal dan
dan Buddha ke ke Indonesia Global Tahap
Indonesia serta Awal
pengaruhnya pada
kehidupan
masyarakat
Indonesia masa
kini serta
mengemukakan-
nya dalam bentuk
tulisan
Soal

1. Pilih salah satu dari teori masuknya Agama Hindu dan Buddha ke Indonesia dan
cari keunggulannya

2. Carilah kelemahan-kelemahan dari selain teori yang kalian pilih

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Lampiran 4.c: Instrumen Penilaian (Keterampilan)

Instrumen Penilaian Presentasi


Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan
Ketepatan siswa menggunakan
5
teknologi

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali
skor ideal (100)
Lampiran 5.a : Program Remedial

PROGRAM REMEDIAL

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Remedial

Kerjakan soal berikut dengan cara bertanya kepada siswa yang sudah tuntas!

1. Teori Brahmana di prakarsai oleh...


a) Van Leur
b) C.C.Berg
c) Dr. N. J. Krom
d) F. D. K Bosch
e) H. J Sneevliet

2. Menurut teori Ksatria, agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh kaum...


a) Brahmana
b) Raja
c) Waisya
d) Sudra
e) Pribumi

3. Kitab Weda ditulis dengan Bahasa Sansekerta yang hanya dipahami oleh kaum...

a) Pedagang

b) Waisya

c) Sudra

d) Brahmana

e) Ustadz

4. Negara tempat awal mula dari Agama Hindu adalah…


a) India
b) Indonesia
c) China
d) Nepal
e) Bhutan

5. Teori arus balik dicetuskan oleh...


a) F. D. K Bosch
b) Van Leur
c) C. C.Berg
d) Moens dan Bosch
e) DR. N. J Krom

Pedoman Penskoran:
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Remedial

No Soal Kunci Jawaban Skor

1 A (Van Leur) 20

2 B (Raja) 20

3 D (Brahmana) 20

4 A (India) 20

5 A ((F. D. K Bosch 20

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai Akhir = × 100
100
Lampiran 5.b : Program Pengayaan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Pengayaan

Kerjakan soal berikut dengan cara belajar kelompok!

1. Jelaskan tentang lahirnya agama Buddha!

2. Apakah bukti masuknya agama Hindu ke Indonesia?

Pedoman Penskoran:

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

No Soal Kunci Jawaban Skor


1 Pembawa agama Buddha adalah Sidharta 50
Gautama. Sidharta menganggap bahwa sistem
kasta dapat memecah belah masyarakat. Oleh
karena itu, untuk mencari pencerahan, ia
meninggalkan istana dan bertapa di bawah pohon
(semacam pohoh beringin). Di sana Sidharta
Gautama akhirnya mendapakan Bodhi, yaitu
semacam penerangan atau kesadaran yang
sempurna. Sidharta Gautama kemudian dikenal
sebagai Sang Buddha, artinya seseorang yang
telah mendapat pencerahan.
2 Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada 50
abad ke-4 Masehi, hal ini dpaat diketahui dengan
adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala
pada abad ke-4 Masehi di Kerajaan Kutai.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai Akhir = × 100
100

Anda mungkin juga menyukai