PIO 3 Rekrutmen, Seleksi Dan Penempatan Modul
PIO 3 Rekrutmen, Seleksi Dan Penempatan Modul
(PSI 305)
MODUL 3
REKRUTMEN, SELEKSI DAN PENEMPATAN
DISUSUN OLEH
AISYAH RATNANINGTYAS, S.Psi., M.Psi
Bagi sebuah perusahaan, pelaksanaan rekrutmen dan seleksi karyawan merupakan tugas
yang sangat penting, krusial, dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena
kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan perusahaan sangat tergantung pada
bagaimana prosedur rekrutmen dan seleksi dilaksanakan. Tidak heran jika perusahaan-
perusahaan berkualitas menetapkan prosedur rekrutmen yang cukup ketat. Mulai dari mencari,
menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dengan karakteristik tertentu seperti
yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia.
Pada bagan di bawah ini menggambarkan proses yang biasanya dilakukan oleh
Organisasi/Perusahaan untuk mendapatkan anggota yang sesuai dengan kebutuhan Organisasi.
Organisasi sehat harus memiliki supply yang mantap dalam sumber daya manusia :
1. Mengisi lowongan mereka yang pensiun/resign
2. Mengisi posisi bila ada perubahan/ ekspansi organisasi
3. A good recruiting the people
4. Human Resources Plans yang mempertimbangkan kebutuhan organisasi : people &
supply of people to hire
Forecasts of human resources demand biasanya dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-
masing kategori job, misal:
Definisi rekrutmen menurut Siagian (dalam Agamns, 2019) adalah “Proses mencari,
menemukan, dan menarik pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi”. Sedangkan
menurut Hasibuan (dalam Agamns, 2019) “Penarikan adalah usaha untuk mencari dan
mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu
perusahaan”. Sedangkan menurut Schermerhorn (dalam nn, 2009), rekrutmen sendiri
merupakan serangkaian proses untuk penarikan sekelompok kandidat guna mengisi posisi
yang lowong dalam sebuah perusahaan ataupun instansi.
Rekrutmen merupakan serangkaian kegiatan dengan tujuan utama untuk mencari dan
memikat para pelamar pekerjaan dengan memberikan mereka motivasi untuk bisa
memperlihatkan kemampuan dan pengetahuan mereka demi menutupi kekurangan posisi
yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian dalam sebuah perusahaan ataupun
suatu instansi.
Proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan berakir bila lamaran-lamaran (aplikasi)
mereka diserahkan. Dapat disimpulkan bahwa rekrutmen merupakan proses mendapatkan
sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan utama di lingkungan
suatu organisasi atau perusahaan. Berarti rekrutmen merupakan langkah pertama dalam
rangka menerima seseorang dalam suatu lembaga atau organisasi.
Proses perekrutan yang efektif akan mampu mampu menghadirkan sumber daya
manusia terbaik dan mampu menarik perhatian dari orang-orang yang punya kemampuan
dan keterampilannya khusus untuk memenuhi spesifikasi pekerjaan yang butuhkan.
Dalam proses pertama untuk mendapatkan calon pekerja yang efektif dan sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan, sebuah perusahaan atau instansi akan menghadapi beberapa
proses, dari mulai menentukan kualifikasi pelamar sampai akhirnya pelamar tersebut akan
diangkat menjadi karyawan dalam perusahaan anda. Tujuan utama dari rekrutmen sendiri
sebenarnya bukan hanya untuk menghasilkan sejumlah orang tertentu saja, ternyata tujuan
rekrutmen juga harusnya mampu untuk memikat para pelamar yang kompeten bagi
perusahaan atau instansi tersebut dengan mengacu kepada kemampuan atau ability,
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 3 / 15
kecocokan antara persyaratan pekerjaan dengan pengetahuan dan motifasi yang merujuk
kepada kecocokan antara karakteristik pekerjaan dengan kepribadian si pelamar.
C. Seleksi
Munandar (2001), mengatakan bahwa Proses seleksi & penempatan merupakan proses
peramalan dengan cara menilai atau menaksir kemungkinannya untuk memenuhi persyaratan
yang diperlukan oleh perusahaan. Ayu (2015) memaparkan definisi Seleksi dari beberapa
tokoh, diantaranya yang dikemukakan oleh Dale Yoder, merupakan proses ketika calaon
karyawan dibagi menjadi 2 bagian yaitu yang akan diterima atau yang ditolak. Sementara itu,
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 6 / 15
pendapat ahli lain yang dikutip yaitu dari Malayu Hasibuan, yang menjelaskan bahwa seleksi
merupakan suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang akan diterima atau ditolaj
untuk menjadi karyawan perusahaan dan seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari
setiap perusahaan bersangkutan.
Menurut Sedarmayanti seleksi adalah kegiatan menentukan dan memilih tenaga kerja yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Seleksi bertujuan memutuskan masalah apakah
seorang pelamar diterima bekerja atau tidak. Tugas seleksi ialah menilai sebanyak mungkin
calon untuk memilih seseorang atau sejumlah orang (sesuai dengan jumlah yang diperlukan)
yang paling memenuhi persyaratan pekerjaan yang ditetapkan semula. Pada seleksi sejumlah
calon dinilai sejauh mana kesesuaian mereka (sejauh mana mereka memenuhi persyaratan
pekerjaan yang telah ditetapkan semula) dengan suatu pekerjaan.
a. Promosi jabatan, yaitu pemindahan pegawai dari satu jabatan ke tingkat jabatan
yang lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya.
b. Transfer atau rotasi pekerjaan adalah pemindahan bidang pekerjaan pegawai kepada
bidang pekerjaan lainnya tanpa mengubah tingkat jabatannya.
c. Demosi jabatan adalah penurunan jabatan pegawai dari satu jabatan ke tingkat
jabatan yang lebih rendah atas dasar kondite dan prestasi kerjanya atau akibat
terjadinya penyederhanaan struktur organisasi.
Tes-tes penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang relatif obyektif
tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan para pelamar lainnya dan para karyawan
sekarang. Tes-tes penerimaan merupakan berbagai peralatan bantu yang menilai kemungkinan
padunya antara kemampuan, pengalaman dan kepribadian pelamar dan persyaratan jabatan. Ada
bermacam-macam jenis tes penerimaan. Setiap tipe tes mempunyai kegunaan yang terbatas, dan
mempunyai tujuan yang berbeda. Secara ringkas, berbagai tipe tes dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Tes-tes Psikologis (Psychological Test)
Estenberg dalam Sugiyono (2010: 233) mengemukakan tiga jenis wawancara, yaitu:
a. Wawancara terstruktur (structured interview)
Interviewer telah menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap
responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.
b. Wawancara semistruktur (semistructure interview)
Efektivitas Seleksi
Murphy and Barham (2002) dalam Nabi (2014), menjelaskan bahwa rekrutmen sangat
penting, karena keefektifan dari seleksi secara langsung tergantung dari seberapa besar dan
berkualitasnya jumlah pelamar. Sedangkan sistem seleksi yang efektif menurut Budiantoro
(2009), pada dasarnya memiliki tiga sasaran, yaitu: 1. Keakuratan, artinya kemampuan dari
proses seleksi untuk secara tepat dapat memprediksi kinerja pelamar. 2. Keadilan, artinya
memberikan jaminan bahwa setiap pelamar yang memenuhi persyaratan diberikan kesempatan
yang sama di dalam sistem seleksi. 3. Keyakinan, artinya taraf orang-orang yang terlibat dalam
proses seleksi yakin akan manfaat yang diperoleh.
D. Penempatan SDM
Langkah terakhir yang dilakukan oleh Organisasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
SDMnya yaitu Penempatan. Penempatan (placement) adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu
Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan
karyawan yang kompeten yang dibutukan perusahaan, karena penempatan yang tepat dalam
posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan dalam mencapai
tujuan. Penempatan kerja merupakan hal yang menarik untuk diperhatikan, karena nantinya
akan berhubungan dengan berbagai kepentingan organisasi maupun kepentingan pegawai itu
sendiri. Tugas dari penempatan adalah untuk menilai para calon dan untuk mencocokkan
kualifikasi mereka dengan persyaratan yang telah ditetapkan semula dari setiap pekerjaan.
Penempatan karyawan berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu
(Rivai dan Sagala (dalam Wijaya dan Suana, 2013). Penempatan karyawan merupakan
pencocokan atau membandingkan kualifikasi yang dimiliki dengan persyaratan pekerjaan, dan
sekaligus memberikan tugas, pekerjaan kepada calon karyawan untuk dilaksanakan (Ardana
dalam Wijaya dan Suana, 2013). Karyawan yang ditempatkan pada posisi tertentu harus
memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efesien.
Proses penempatan pegawai yang tidak tepat akan menyebabkan kinerja yang kurang optimal
(Naliebrata dalam Wijaya dan Suana, 2013).
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat di simpulkan
bahwa penempatan SDM adalah kebijaksanaan sumber daya manusia untuk menentukan
posisi/jabatan seseorang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya agar dapat melaksanakan
pekerjaannyadalam suatu jabatan secara efektif dan efisien.
Dalam penempatan karyawan, perusahaan harus memperhatikan hal – hal berikut (Tohari
dalam nn, 2019):
1. Adanya kecakapan yang dimiliki calon karyawan yang akan ditempatkan juga
kemampuan untuk bekerja sama dengan karyawan lain
2. Adanya uraian jabatan yang jelas mengenai jabatan yang lowong tersebut
3. Adanya kebijakan penempatan karyawan yang baku pada jabatan
LATIHAN SOAL
Jawablah pertanyaan di bawah ini.
1. Apa bedanya Rekrutmen dengan Seleksi?
2. Mengapa perlu dilakukan pertimbangan yang matang dalam menentukan media atau tempat
yang akan dilakukan pemasangan iklan loker dan sumber mendapatkan para kandidat untuk
suatu posisi yang kosong di Perusahaan?