dan aspal cair. Industri petroleum menghasilkan minyak bumi. Minyak bumi sendiri merupakan
senyawa hidrokarbon yang menjadi komoditi industri maupun perdagangan yang sangat penting bagi
dunia. Minyak bumi digunakan sebagai salah satu sumber energi yang paling utama. Minyak bumi akan
disuling dan menghasilkan berbagai senyawa hidrokarbon yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, seperti bensin, petroleum eter, minyak tanah, gas elpiji, minyak pelumas, lilin, dan aspal.
Minyak bumi yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui harus dimanfaatkan
dengan baik. Selain dampak positif yang diberikan, sayangnya hasil pembakaran minyak bumi
memberikan dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan.
Berasarkan teks, Jawablah pertanyaan soal nomor 1 sampai dengan nomor 3 berikut ini!
2. Berdasarkan paragraf, berikut ini yang tidak didapat dari pemisahan komponen dalam minyak
bumi adalah .... (lebih dari satu jawaban)
A. bensin
B. minyak goreng
C. gas LPG
D. biosolar
E. aspal
4. air bersuhu 250C, setelah serbuk larut suhu larutan yang terbentuk terukur sebesar 300C. Jika Ar Ca
= 50; C = 12; dan O = 16). Nyatakan pernyataan berikut ini benar atau salah!
Pernyataan Benar Salah
reaksi pelarutan serbuk kalsium klorida dalam air tergolong peristiwa eksoterm √
Pada proses tersebut terjadi penyerapan panas oleh sistem dari lingkungan √
Perubahan entalpi reaksi yang terjadi bertanda (-) √
5. Perhatikan informasi berikut:
1. Pada pembentukan gas amonia dilepaskan sejumlah kalor
2. Jika ke dalam tabung berisi larutan dimasukan padatan X, sesaat setelah padatan X larut,
tabung terasa lebih dingin.
3. Reaksi zat A dan zat B berlangsung menurut persamaan termokimia:
A + B → C ∆H = -
4. Reaksi P + Q → R + S digambarkan dalam grafik berikut:
Berdasarkan informasi tersebut, yang tergolong peristiwa eksoterm terdapat pada informasi nomor
…..
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
6. Di antara reaksi-reaksi berikut, yang tergolong reaksi pembentukan adalah .... (lebih dari satu
jawaban)
A. MgO + H2O → Mg(OH)2
B. Ca + Cl2 → CaCl2
C. 2NH3 + CO→ CO(NH2)2 + H2
D. CO (g) + ½ O2 → CO2
E. N2 + O2 → 2NO
Ahmad melakukan eksperimen pelarutan 50 g padatan kalsium dalam 100 mL larutan HCl sehingga
terjadi reaksi menurut persamaan:
Ca (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + H2 (g)
Hasil eksperimennya ditampilkan pada tabel berikut!
Bentuk padatan Konsentrasi Suhu Laju pembentukan gas
Eksperimen
kalsium HCl reaksi H2
0
1 bongkahan 0,2 M 35 C 4 x 10-3 M s-1
0
2 serbuk 0,2 M 35 C 4 x 10-2 M s-1
0
3 butiran 0,2 M 25 C 2 x 10-2 M s-1
0
4 kepingan 0,2 M 25 C 8 x 10-3 M s-1
9. Faktor yang mempengaruhi perbedaan laju reaksi pada eksperimen 1 dan 2 adalah ....
A. luas permukaan bidang sentuh padatan kalsium
B. suhu
C. konsentrasi
D. suhu dan konsentrasi
E. massa padatan kalsium
10. Jika dilakukan eksperimen ke-5 dengan menggunakan serbuk kalsium dan konsentrasi HCl 0,5 M
dan suhu 450C , maka laju reaksinya diperkirakan ....
A. lebih besar dari 4 x 10-3 M
B. lebih besar dari 2 x 10-2 M
C. lebih besar dari 4 x 10-2 M
D. lebih kecil dari 4 x 10-3 M
E. lebih kecil dari 2 x 10-2 M
11. Untuk setiap kenaikan suhu 240C laju reaksi meningkat menjadi tiga kali lebih besar. Jika diketahui
pada suhu 270C reaksi berlangsung selama 27 menit, maka pada suhu 990C reaksi berlangsung
selama....
A. 1 menit
B. 2 menit
C. 3 menit
D. 6 menit
E. 9 menit
12. Data reaksi 25 gram logam Fe dengan 50 mL HCl sebagai berikut :
13. Kenaikan suhu umumnya mempercepat reaksi. Alasan yang tepat untuk menjelaskan hal tersebut adalah
….
A. energi kinetik dari molekul-molekul menurun
B. kenaikan suhu menghasilkan reaksi dapat balik
C. kecepatan masing-masing molekul menjadi sama
D. energi kinetik dari molekul-molekul meningkat
E. kenaikan suhu memperkecil energi aktivasi
14. Katalis akan memepercepat laju reaksi, hal itu disebabkan oleh….
A. konsentrasi pereaksi bertambah
B. jumlah partikel pereaksi bertambah
C. energi aktivasi reaksi berkurang
D. fraksi mol berenergi lebih besar dari energi pengaktifan
E. volum pereaksi bertambah
[H2] [NO] V
M M (M/dtk)
1 0,15 0,1 0,025
2 0,15 0,2 0,1
3 0,30 0,2 0,2
4 0,05 0,6 0,3